• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INFLASI, DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA PERIODE TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INFLASI, DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA PERIODE TAHUN"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INFLASI, DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA

PERIODE TAHUN 1989-2018

Oleh Nadhifa Fauziah NIM: 11160840000016

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INFLASI, DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA

PERIODE TAHUN 1989-2018

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh: Nadhifa Fauziah NIM: 11160840000016

Di Bawah Bimbingan Pembimbing I

Najwa Khairina, S.E., M.A. NIP: 198711132018012001

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin Tanggal 27 Bulan Juli Tahun Dua Ribu Dua Puluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa :

1. Nama : Nadhifa Fauziah

2. NIM : 11160840000016

3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, dan Jumlah Penduduk Terhadap Pengangguran di Indonesia Periode Tahun 1989-2018

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 Juli 2020

1. Dr. Lukman, M.Si

NIP: 196406072003021001 (_______________)

Penguji I

2. Deni Pandu Nugraha, SE., M.Sc.

NIDN. 2012108503 (_______________)

(4)

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nadhifa Fauziah

NIM : 11160840000016

Jurusan : Ekonomi Pembangunan Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 24 Februari 2021

Nadhifa Fauziah NIM. 11160840000016

(5)
(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama : Nadhifa Fauziah

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 31 Mei 1998

3. Alamat : Jl. Pangkalan Jati VI RT 005 / RW 005 No. 35 Kelurahan Cipinang Melayu Kecamatan Makasar Jakarta Timur, 13620

4. Telepon : 0822-1013-5807

5. Email : ndffzh31@gmail.com

II. Riwayat Pendidikan

1. TK Al-Kautsar 2003 - 2004

2. SDN Jatiwaringin XXIV 2004 - 2010

3. MTs N 42 Jakarta 2010 - 2013

4. MAN 9 Jakarta 2013 - 2016

5. UIN Syrif Hidayatullah Jakarta 2016 - 2021 III. Pengalaman Organisasi

1. Koordinator Departemen Keputrian Ikatan Remaja Masjid Fathullah 2. Kooodinator Akhwat Divisi Kestari Humed Lembaga Tahfizh Qur’an

Syahid (LSO dari Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

3. Sekretaris Departemen Sosial Jaringan Antar Remaja Masjid Ikatan Remaja Masjid Fathullah

4. Sekretaris II OSIS MAN 9 Jakarta 5. Anggota Paskibra MAN 9 Jakarta

6. Anggota Majelis Perwakilan Kelas (MPK) MTs N 42 Jakarta 7. Anggota Paskibra MTs N 42 Jakarta

IV. Pengalaman Kepanitiaan dan Volunteer

1. Volunteer Divisi Registrasi acara Global Money Week Indonesia 2019 2. Panitia Divisi Sekretaris acara Festival Fathullah se-Jabodetabek 2019

(7)

vii

3. Panitia Divisi Humas acara Musyawarah Umum Anggota Ikatan Remaja Masjid Fathullah (IRMAFA) 2018

4. Panitia Divisi Humas acara Rekrutmen dan Masa Ta’aruf Anggota Ikatan Remaja Masjid Fathullah (IRMAFA) 2018

5. Panitia Divisi Acara dalam acara Jambore Remaja Masjid se-Tangerang Selatan 2018

V. Pengalaman Kerja

1. Fundraiser Sahabat Ramadhan 1441 H / 2020 M di Dompet Dhuafa 2. Fundraiser Sahabat Tebar Hewan Kurban (THK) 1441 H / 2020 M di

Dompet Dhuafa VI. Seminar

1. Kegiatan Webinar Collaboration Series ke-2 dengan tema “Tinjauan Kebijakan Moneter di Masa Pandemi Covid-19” diselenggarakan oleh UNS, UIN JAKARTA, UNSIL, dan UBT tahun 2020.

2. Seminar“Research In Pandemic Situation” diselenggarakan oleh PLP dan DEMA FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2020

3. Kegiatan Pelatihan Literasi Informasi dengan tema “We Want to be Literate Student” diselenggarakan oleh FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2018

4. Seminar Nasional “Menjawab Peluang dan Tantangan Perkembangan Financial Technology di Indonesia” diselenggarakan oleh HMJ Ekonomi Pembangunan FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2018

5. Seminar Company Visit “Road to Bank Indonesia” diselenggarakan oleh HMJ Ekonomi Pembangunan FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017

6. Seminar “Recent Issues in Public Finance” diselenggarakan oleh Jurusan Ekonomi Pembangunan FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017

(8)

viii

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of economic growth, inflation, and population on unemployment in Indonesia in the 1989-2018 period. The type of data used in this study is a time series using the Ordinary Least Square (OLS) method. The research results obtained by the author indicate that simultaneously the variables of economic growth, inflation, and population have a significant effect on unemployment in Indonesia in the 1989-2018 period. While partially the economic growth variable has a negative and significant effect on unemployment in Indonesia for the 1989-2018 period, the inflation variable has a negative coefficient value and does not significantly influence unemployment in Indonesia for the 1989-2018 period, and the population variable has a positive and significant impact on unemployment in Indonesia for the period 1989-2018.

(9)

ix ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan jumlah penduduk terhadap pengangguran di Indonesia periode tahun 1989-2018. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian yang didapatkan oleh penulis menunjukkan bahwa secara simultan variabel pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan jumlah penduduk berpengaruh secara signifikan terhadap pengangguran di Indonesia periode tahun 1989-2018. Sedangkan secara parsial variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap pengangguran di Indonesia periode tahun 1989-2018, variabel inflasi memiliki nilai koefisien negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengangguran di Indonesia periode tahun 1989-2018, dan variabel jumlah penduduk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengangguran di Indonesia periode tahun 1989-2018.

Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Jumlah Penduduk, dan Pengangguran.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan keluarganya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi yang diteliti oleh penulis yaitu “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, dan Jumlah Penduduk Terhadap Pengangguran di Indonesia Periode Tahun 1989-2018”.

Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Selama penyusunan skripsi ini, terdapat berbagai pihak yang membantu penulis.Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah SWT memberikan pahala, kemudahan dan kelancaran dalam segala urusan serta balasan atas kebaikan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya adalah :

1. Kepada keluarga penulis terkhusus untuk kedua orang tua, Ayahanda Abdul Haris dan Ibunda Saidah serta abang yaitu Risnu Fazrin yang mana telah banyak memberikan do’a, semangat, dan dukungan baik dalam bentuk material maupun non material yang tiada hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Selain itu, kepada keluarga besar Alm. H. Akib dan Alm. H. Dasuki yang juga selalu memberikan do’a dan dukungan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. 2. Kepada Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP.,

CRMP., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajaran.

3. Kepada Ibu Najwa Khairina, S.E., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing, membantu, serta memberikan motivasi kepada penulis dalam upaya

(11)

xi

menyelesaikan skripsi. Semoga Ibu dan keluarga selalu diberikan kesehatan, perlindungan, dan kebahagiaan oleh Allah SWT.

4. Kepada Bapak Aizirman Djusan, M.Sc.Econ. selaku dosen pembimbing akademik yang telah meluangkan waktunya, memberikan dukungan, arahan, dan motivasi kepada penulis dari semester satu hingga dapat menyelesaikan skripsi.

5. Kepada Bapak M. Hartana Iswandi Putra, M.Si dan Bapak Deni Pandu, M.Sc. selaku Kepala Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah banyak membantu, memberikan arahan, dan dukungan kepada penulis selama masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi selama masa pandemi Covid-19.

6. Kepada seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas ilmu dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.

7. Kepada seluruh teman seperjuangan angkatan 2016 Jurusan Ekonomi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan do’a, dukungan, bantuan, serta motivasi kepada penulis dari semester satu hingga saat ini.

8. Kepada sahabat NADESA, yaitu Dewita dan Tessia yang telah menjadi tempat ternyaman untuk berbagi cerita mengenai kehidupan, banyak membantu, memberikan do’a, semangat, dan motivasi semenjak di Asrama Putri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga saat ini.

9. Kepada sahabat Asrama Putri, yaitu Nacin, Sarah, Yolan, dan Tika yang telah membuat kenangan manis sejak penulis tinggal di Asrama Putri UIN Jakarta dan merubah penulis menjadi manusia yang lebih baik lagi.

10. Kepada sahabat BALALA yaitu Isty, Bimo, Tiara, Tessia, Ade, Fadilah, Febi, Dina, Imip, Ica, Desy, dan Ali yang telah banyak membantu, memberikan do’a, dan kenangan manis selama penulis berkuliah.

11. Kepada sahabat IRMAFA, yang telah menjadi bagian keluarga bagi penulis selama penulis tinggal di Ciputat, menjadi tempat ternyaman untuk

(12)

xii

berbagi cerita, telah banyak memberikan motivasi, dan kenangan manis kepada penulis.

12. Kepada sahabat LTQ Syahid 23 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak memberikan do’a, dukungan, dan motivasi kepada penulis. 13. Kepada sahabat KKN TRANSTERIA 125 dan seluruh masyarakat Desa

Pasir yang telah banyak memberikan motivasi, pelajaran hidup, dan kenangan manis kepada penulis.

14. Kepada sahabat MAYIS, yaitu Tika, Salma, Neneng, Syafa, Rifah, Dian, Kummy, Agus, Dayat, Bagus, Musa, Asep, Irvan, Ucup, dan Opi yang telah menjadi bagian keluarga bagi penulis serta banyak memberikan motivasi, do’a, dan semangat kepada penulis.

15. Kepada sahabat penulis lainnya, yaitu Robith, Robby, Kak Hammam, Kak Alya, Kartika, Maulidya, Kak Qite, Dadun, Dida, Nida, dan seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih telah menjadi tempat ternyaman untuk berbagi cerita, memberikan dukungan, bantuan, do’a, dan semangat kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan pada skripsi ini, maka dari itu penulis menghanturkan permohonan maaf. Oleh karena itu, penulis menerima kepada pembaca apabila ingin memberikan saran dan kritik mengenai skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk banyak pihak.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, 24 Februari 2021

(13)

xiii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I ... 1 PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 7 C. Tujuan Penelitian ... 8 D. Manfaat Penelitian... 8 BAB II ... 9 TINJAUAN PUSTAKA... 9 A. Landasan Teori ... 9 B. Penelitian Terdahulu... 42 C. Kerangka Pemikiran ... 48 D. Hipotesis ... 49 BAB III... 50 METODOLOGI PENELITIAN ... 50 A. Jenis Penelitian ... 50 B. Lokasi Penelitian ... 50

C. Metode Pengumpulan Data ... 50

(14)

xiv

1. Uji Asumsi Klasik ... 51

a. Uji Normalitas ... 51 b. Uji Multikoliniaritas ... 52 c. Uji Heteroskedastisitas ... 52 d. Uji Autokorelasi ... 52 2. Uji Hipotesis... 53 a. Uji F ... 53 b. Uji t ... 53 c. Koefisien Determinasi (R2) ... 53

E. Operasional Variabel Penelitian... 54

BAB IV ... 57

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 57

B. Temuan Hasil Penelitian ... 66

C. Pembahasan ... 76

BAB V ... 83

SIMPULAN DAN SARAN ... 83

A. Simpulan ... 83

B. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Jumlah Penduduk, dan

Pengangguran di Indonesia Tahun 2013-2018 ... 3

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 42

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian ... 54

Tabel 4.1 Data Penganggurandi Indonesia Tahun 1989-2018 (%) ... 59

Tabel 4.2 Data Pertumbuhan Ekonomidi Indonesia Tahun 1989-2018 (%) ... 61

Tabel 4.3 Data Inflasidi Indonesia Tahun 1989-2018 (%) ... 63

Tabel 4.4 Data Jumlah Penduduk di Indonesia Tahun 1989-2018 (Juta Jiwa) ... 65

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 68

Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 69

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 70

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva Demand Pull Inflation ... 23

Gambar 2.2 Kurva Cost Push Inflation ... 24

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 48

Gambar 4.1 Peta Negara Indonesia... 57

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Kornelius, dkk. (2016:20) menyatakan bahwa perekonomian yang baik merupakan harapan besar dari seluruh Negara-negara di dunia. Maka untuk mencapai perekonomian yang baik tersebut Negara perlu melakukan beberapa cara, salah satunya adalah menekan masalah sosial ekonomi. Masalah sosial ekonomi dapat dilihat dari besar atau kecilnya tingkat pengangguran di Negara tersebut. Jika tingkat pengangguran terus meningkat maka itu menandakan bahwa neraca ketenagakerjaan di Negara tersebut sedang tidak baik.

Menurut Sadono Sukirno (2004) pengangguran merupakan suatu kondisi tenaga kerja yang tidak memiliki pekerjaan atau tenaga kerja yang telah mencari pekerjaan namun belum memperoleh pekerjaan. Sedangkan menurut Isti Qomariyah (2013) pengangguran adalah kondisi angkatan kerja yang belum memperoleh suatu pekerjaan namun sedang berusaha mencari pekerjaan. Pengangguran merupakan masalah kompleks yang dihadapi di Negara maju maupun Negara berkembang, salah satunya Negara Indonesia. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya pengangguran diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan jumlah penduduk.

Pertumbuhan ekonomi merupakan tolak ukur yang menjadi indikator keberhasilan perekonomia di suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan dalam menghasilkan suatu barang dan jasa (Kornelius, dkk.,

(18)

2

2016: 20). Dalam menghasilkan produk tersebut maka dibutuhkan beberapa faktor, yaitu sumber daya manusia (SDM) yang merupakan faktor terpenting selain modal dan sumber daya alam (SDA). Artinya jika pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatakan di suatu Negara maka produksi barang dan jasa meningkat. Dengan meningkatnya produksi barang dan jasa maka kebutuhan sumber daya manusia juga ikut meningkat. Sebaliknya, jika pertumbuhan ekonomi tersebut menurun, maka dapat mengurangi kegiatan produksi barang dan kebutuhan sumber daya manusia juga mengalami penurunan atau pengurangan. Dengan mengurangi sumber daya manusia ini maka akan menimbulkan terjadinya pengangguran.

Inflasi adalah suatu kondisi di mana terjadinya kenaikan harga biaya produksi yang berlaku dalam suatu perekonomian. Kenaikan biaya produksi tersebut mendorong terjadinya penggunaan faktor produksi (tenaga kerja) mengalami penurunan (Indra Suhendra dan Bayu Hadi Wicaksono, 2016: 3). Inflasi merupakan suatu kondisi di mana turunnya nilai barang dan jasa yang terjadi karena naiknya harga barang dan jasa secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Inflasi yang tinggi mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menurun, sehingga menyebabkan tingkat pengangguran meningkat. Ketika inflasi tinggi maka harga-harga barang disemua perusahaan meningkat, selanjutnya perusahaan mengambil suatu kebijakan dalam mengurangi biaya produksi barang yaitu dengan mengurangi tenaga kerja atau pemutusan hubungan kerja (PHK). Dengan mengurangi tenaga kerja otomatis angka pengangguran akan bertambah. Menurut Adrian Sutawijaya (2012: 86)

(19)

3

pemerintah diharapkan membuat kebijakan serta memikirkan bagaimana caranya untuk dapat mengendalikan terjadinya inflasi, karena selain akan berdampak pada meningkatnya tingkat pengangguran, inflasi yang tinggi juga dapat mengakibatkan utang luar negeri menjadi meningkat, timbulnya ketidakstabilan politik, tabungan domestik menjadi menurun, dan membuat tidak seimbangnya distribusi pendapatan.

Penduduk merupakan seseorang yang bertempat tinggal atau berdomisili di suatu wilayah dalam jangka waktu yang cukup lama (M Amirul Muminin dan Wahyu Hidayat, 2017: 375). Jumlah penduduk yang terus menerus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun mengakibatkan tumbuhnya angkatan kerja baru ditiap tahunnya yang mana hal tersebut akan diikuti dengan meningkatnya persaingan yang tinggi. Selain itu di Negara berkembang seperti Indonesia ini, lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas sehingga membuat kesempatan tenaga kerja untuk memperoleh suatu pekerjaan pun semakin sedikit,yang pada akhirnya angka pengangguran meningkat.

Tabel 1.1

Data Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Jumlah Penduduk, dan Pengangguran di IndonesiaTahun 2013-2018 Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%) Inflasi (%) Jumlah Penduduk (Juta Jiwa) Pengangguran (%) 2013 5,6% 8,38% 251.8 6,24% 2014 5,0% 8,36% 255.1 5,94% 2015 4,8% 3,35% 258.4 6,18% 2016 5,03% 3.02% 261.6 5,61% 2017 5,07% 3,61% 264.6 5,50% 2018 5,17% 3,13% 267.7 5,34%

(20)

4

Pada tahun 2014 perekonomian Indonesia mengalami moderasi pertumbuhan, yang diakibatkan oleh tidak sesuainya perkiraan dinamika ekonomi global dan penerapan kebijakan stabilisasi oleh Bank Indonesia dan Pemerintah. Pertumbuhan ekonomi pada 2014 sebesar 5,0% lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5,6% pada 2013, namun angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Association of South East Asian Nation (ASEAN) yang rata-rata sebesar 4,7% (Laporan Perekonomian Indonesia, 2013).

Sejalan dengan penurunanpertumbuhan ekonomi tersebut, tingkat inflasi pada 2014 sedikit lebih rendah mencapai 8,36% di mana masih tetap terkendali dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 8,38%. Namun demikian, angka pengangguran mengalami sedikit peningkatan dari 5,70% pada Februari 2014 menjadi 5,94% pada Agustus 2014. Tingkat pengangguran tersebut meningkat diakibatkan oleh tingkat penyerapan tenaga kerja yang menurun sebesar 1%. (Laporan Perekonomian Indonesia, 2014).

Pada tahun 2015,inflasi mengalami penurunan sebesar 3,35%, atau berada dalam kisaran target 4±1%. Perkembangan inflasi ini dipengaruhi oleh konsistensi kebijakan moneter dalam menjaga stabilitas makroekonomi yang disertai koordinasi dengan Pemerintah. Namun, dengan perkembangan inflasi tersebut tidak membuat perekonomian Indonesia dikatakan ikut membaik, melainkan mengalami penurunan sebesar 4,8% yang dipengaruhi oleh penurunan ekspor dan perlambatan permintaan domestik. Menurunnya pertumbuhan ekonomi menimbulkan dampak pada kesejahteraan dan kondisi

(21)

5

ketenagakerjaan, yaitu tingkat pengangguran mengalami peningkatan mencapai 6,2% atau meningkat dari 7,5 juta jiwa menjadi 7,6 juta jiwa yang diakibatkan oleh kurangnya penyerapan tenaga kerja. (Laporan Perekonomian Indonesia, 2015).

Pada tahun 2016, inflasi tercatat lebih rendah yaitu dari 3,35% pada 2015 menjadi 3,02% pada 2016 yang dipengaruhi oleh konsistensi kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi sesuai dengan sasaran dan ini menjadi inflasi terendah dalam tujuh tahun terakhir. Perkembangan tersebut membuat pertumbuhan ekonomi tumbuh menjadi 5,03% dan diiringi dengan dengan menurunnya tingkat pengangguran terbuka dari 6,18% pada 2015 menjadi 5,61% yang dipengaruhi oleh kenaikan pekerja penuh waktu. (Laporan Perekonomian Indonesia, 2016).

Pada tahun 2017, meskipun inflasi mengalami peningkatan, namun peningkatan tersebut tetap terkendali dalam sasaran 4,0±1% yakni sebesar 3,61% yang artinya pencapaian sasaran inflasi tersebut berhasil selama tiga tahun berturut-turut. Terkendalinya inflasi pada tahun 2017 didorong oleh perkembangan faktor domestik dan eksternal seperti pasokan pangan yang terjaga, nilai tukar stabil, harga komoditas global rendah, dan sebagainya. Perkembangan pertumbuhan ekonomi juga terus membaik di tahun 2017 yakni 5,07% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5,03% dan tingkat pengangguran mengalami penurunan menjadi 5,50%, kondisi tersebut dipengaruhi oleh kenaikan kerja penuh waktu dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). (Laporan Perekonomian Indonesia, 2017).

(22)

6

Perekonomian Indonesia pada 2018 semakin membaik di tengah terjadinya ketidakpastian dan melambatnya pertumbuhan perekonomian global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 mencapai 5,17% di mana merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak tahun 2013, hal tersebut ditopang oleh permintaan domestik dan daya beli yang tetap terjaga.

Ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global tersebut, memberikan tekanan kepada neraca pembayaran Indonesia. Akibatnya nilai tukar rupiah mengalami tekanan hingga Oktober 2018. Namun, dikondisi meningkatnya nilai tukar rupiah, tercatat bahwa tingkat inflasi pada 2018 tetap rendah dan terkendali dalam sasaran 4,0±1% yaitu sebesar 3,13%, sehingga pencapaian sasaran inflasi tersebut berhasil selama empat tahun berturut-turut. Disisi lain, tingkat pengangguran pada 2018 juga mengalami penurunan dari 5,50% pada 2017 menjadi 5,34% pada 2018. (Laporan Perekonomian Indonesia, 2018).

Berdasarkan data tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut yaitu dari lima tahun terakhir mengalami penurunan dari 5,94% menjadi 5,34%, yang mana angka tersebut sudah mengalami peningkatan atau menuju arah yang lebih baik dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun jika dicompare atau dibandingkan dengan negara-negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), tingkat pengangguran terbuka di Indonesia masih berada pada tingkat tertinggi.

Sedangkan mengenai jumlah penduduk, terlihat pada tabel 1.1 yaitu data jumlah penduduk yang diperoleh dari World Bank bahwa pertumbuhan

(23)

7

jumlah penduduk dari tahun 2013 sampai tahun 2018 terus mengalami peningkatan yaitu dari 251.806.402 juta jiwa menjadi 267.663.435 juta jiwa, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah meningkatnya angka kelahiran.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai pengangguran di Indonesia. Oleh karena itu, penulis mengajukan judul : “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, dan Jumlah Penduduk Terhadap Pengangguran di Indonesia Periode Tahun 1989– 2018”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran di Indonesia periode tahun 1989–2018?

2. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap pengangguran di Indonesia periode tahun 1989– 2018?

3. Bagaimana pengaruh jumlah penduduk terhadap pengangguran di Indonesia periode tahun 1989–2018?

4. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan jumlah penduduk terhadap pengangguran di Indonesia periode tahun 1989 – 2018?

(24)

8 C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran di Indonesia periode tahun 1989– 2018.

2. Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap pengangguran di Indonesia periode tahun 1989– 2018.

3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah penduduk terhadap pengangguran di Indonesia periode tahun 1989– 2018.

4. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan jumlah penduduk terhadap pengangguran di Indonesia periode tahun 1989 – 2018.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi dunia akademis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi perpustakaan, untuk referensi perbandingan terhadap objek penelitian yang sama khususnya tentang pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan jumlah penduduk terhadap penganggurandi Indonesia.

2. Bagi Pemerintah

Agar pemerintah lebih memerhatikan kembali masalah pengangguran dan sebagai bentuk untuk pengambilan suatu kebijakan terkait dalam mengatasi masalah pengangguran di Indonesia.

(25)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pertumbuhan Ekonomi

a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Hasyim Ali Ibrahim (2016) pertumbuhan ekonomi merupakan perubahan pada situasi perekonomian suatu Negara secara berkepanjangan untuk menuju kondisi yang lebih baik lagi selama periode tertentu. Di dalam pertumbuhan ekonomi diperlukan tiga komponen dasar, yaitu sebagai berikut :

1) Teknologi yang maju.

2) Menggunakan teknologi secara efisien dan intensif.

3) Persediaan barang yang meningkat secara berkepanjangan. Menurut Asfia Murni (2006) pertumbuhan ekonomi adalah masalah ekonomi yang bersifat jangka panjang dan istilah pertumbuhan ekonomi digunakan untuk mendeskripsikan masalah mengenai peningkatan atau kemajuan ekonomi dalam suatu Negara. Suatu perekonomian dapat dikatakan berkembang apabila terjadinya peningkatan pada jumlah produk barang dan jasanya yang menggambarkan adanya perkembangan pada output per kapita dan standar hidup masyarakat yang meningkat. Menurut Sadono Sukirno (2004) pertumbuhan ekonomi adalah kegiatan ekonomi yang

(26)

10

mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan menyebabkan meningkatnya pendapatan nasional riil.

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Penyebab adanya kemajuan ekonomi disuatu Negara membuat para ahli ekonomi menciptakan teori-teori mengenai pertumbuhan ekonomi di antaranya sebagai berikut :

1) Teori Pertumbuhan Klasik

Menurut Sadono Sukirno (2004) terdapat empat elemen yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi menurut pandangan Klasik, yaitu: luas tanah dan kekayaan alam, jumlah penduduk, jumlah persediaan barang-barang modal, dan teknologi yang digunakan.

(a) Pandangan Adam Smith

Menurut Smith terdapat dua unsur penting dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Pada pertumbuhan output total terdapat tiga unsur pokok yang memengaruhi yaitu sumber-sumber alam, jumlah penduduk, dan jumlah modal. Sumber-sumber alam yang terbatas membuat pertumbuhan ekonomi tergantung dengan batas banyaknya sumber alam itu. Maka agar pertumbuhan output tercapai, sumber-sumber alam ini harus dimanfaatkan oleh tenaga kerja dan modal. Sedangkan penduduk yang merupakan

(27)

11

unsur pasif pada proses pertumbuhan, apabila kebutuhan tenaga kerja bertambah dan tingkat upah subsistensi maka penduduk akan bertambah. Jadi, peran terbesar dalam pertumbuhan ekonomi adalah modal.

(b) Pandangan David Ricardo

Teori Ricardo ini tidak jauh berbeda dengan teori Adam Smith, bedanya terletak pada penggunaan alat analisis distribusi pendapatan dalam mekanisme pertumbuhan dan peranan sektor pertanian yang lebih jelas. Menurut Ricardo terdapat beberapa ciri-ciri perekonomian, yaitu : kemajuan teknologi dalam jangka panjang, jumlah tanah terbatas, sektor pertanian yang dominan, tenaga kerja berubah sesuai dengan perubahan tingkat upah alamiah, dan akumulasi modal terjadi apabila keuntungan pemilik modal lebih dari keuntungan minimal. (c) Pandangan Schumpeter

Pandangan Schumpeter lebih membahas mengenai pentingnya peranan pengusaha dalam membangun pertumbuhan ekonomi. Para pengusaha tersebut adalah kelompok yang akan terus-menerus melakukan inovasi dalam kegiatan ekonomi, seperti: meningkatkan produksi barang, memperluas pasar, mempromosikan barang

(28)

12

terbaru, melakukan inovasi dalam organisasi, dan mengoptimalkan sumber bahan mentah yang baru.

(d) Pandangan Harrod-Domar

Teori ini merupakan teori yang melengkapi analisis Keynes yaitu mengenai kegiatan ekonomi dan tenaga kerja. Teori Harrod-Domar ini mengarah pada syarat yang dibutuhkan pertumbuhan ekonomi dapat berkembang dengan baik dalam jangka waktu yang panjang. Terdapat beberapa asumsi dalam teori ini, yaitu : berkeinginan untuk menabung, pendapatan nasional seimbang dengan besarnya tabungan masyarakat, perekonomian terdiri dari dua sektor (rumah tangga dan perusahaan), perekonomian dalam keadaan full employment dan barang-barang modal digunakan secara penuh.

2) Teori Pertumbuhan Neo-Klasik (a) Pandangan J. E. Meade

Profesor J. E. Meade dari Universitas Cambridge membangun suatu model pertumbuhan ekonomi neo-klasik yang dirancang untuk menjelaskan bagaimana bentuk paling sederhana dari system ekonomi klasik akan berperilaku selama proses pertumbuhan ekonomi (Jhingan M. L., 2012).

(29)

13 (b) Pandangan Solow-Swan

Teori ini mirip dengan model Harrod-Domar, terdapat empat asumsi dalam model Solow-Swan ini, yaitu: tenaga kerja, keinginan menabung, tabungan diinvestasikan, dan fungsi produksi bagi tiap periode. Pertumbuhan ekonomi menurut model ini didasarkan pada anggapan dari analisis klasik yaitu bergantung pada pertambahan faktor-faktor produksi, tenaga kerja, akumulasi modal, dan kemajuan teknologi.

c. Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi 1) Faktor Penawaran (Supply Factors)

(a) Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia merupakan tolak ukur dalam menentukan ukuran dan kualitas tenaga kerja, selain itu menjadi faktor terpenting dalam proses pembangunan, dikarenakan cepat atau lambatnya proses pembangunan tergantung bagaimana kualitas sumber daya manusianya. (b) Sumber Daya Alam (SDA)

Sumber daya alam yang dimaksud adalah kekayaan laut, hasil utan, mineral, tambang, dan kesuburan tanah. Tidak menjamin keberhasilan apabila dalam proses pembangunan hanya terdapat sumber daya alamnya saja, namun harus didukung dengan kemampuan sumber daya

(30)

14

manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.

(c) Sumber Daya Modal

Sumber daya modal merupakan jumlah nilai dari lahan bangunan, bahan, peralatan dan sebagainya untuk membantu manusia dalam pendayagunaan sumber daya alam. Dalam kelancaran pembangunan ekonomi, sumber daya modal yang berupa barang-barang modal sangat penting karena dapat meningkatkan produktivitas.

(d) Kewirausahaan

Kewirausahaan dapat memudahkan dalam mengurangi biaya dan meningkatkan produksi karena kewirausahaan tersebut berhubungan dengan inovasi yang membantu dalam memecahkan masalah inefisiensi.

(e) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan Iptek yang semakin maju dapat mendorong percepatan proses pembangunan, dikarenakan sistem pekerjaan yang mengalami perubahan dari yang bermula menggunakan tangan manusia kemudian digantikan dengan mesin. Sehingga hal tersebut berdampak pada aspek efisiensi, kualitas, dan kuantitas yang kemudian berakibat laju pertumbuhan perekonomian menjadi cepat.

(31)

15

2) Faktor Permintaan (Demand Factors)

Permintaan bergantung pada kapasitas pasar, tingkat pendapatan konsumen, selera, dan kebutuhan. Faktor penawaran harus diikuti oleh perubahan permintaan agar menghasilkan insentif yang cukup bagi perekonomian. Jika permintaan lebih kecil dari penawaran, maka investasi akan menurun, sehingga timbulnya pengangguran, mengurangi stimulus kemajuan teknologi, dan akhirnya laju perekonomian menjadi lambat. 3) Faktor non-ekonomi (Noneconomic Factors)

Kebudayaan disuatu bangsa menurut para ahli ekonomi mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Faktor budaya ini dapat sebagai pendorong proses pembangunan namun dapat pula menjadi penghambat proses pembangunan. Budaya yang menjadi pendorong pembangunan seperti: kerja keras, kerja cerdas, jujur, dan sebagainya. Sedangkan budaya yang menjadi penghambat pembangunan seperti: sikap boros, anarkis, korupsi, dan sebagainya.

d. Kebijakan Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi

Kestabilan politik dan ekonomi merupakan syarat penting yang perlu dipenuhi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Di samping itu, kebijakan pembangunan pemerintah dan pendekatan kebijakan pembangunan yang sesuai dengan sumber-sumber yang

(32)

16

tersedia, sangat penting perannya di dalam usaha untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi (Sadono Sukirno, 2004). 1) Kebijakan Diversifikasi Kegiatan Ekonomi

Negara berkembang merupakan Negara pertanian tradisional yang produktivitasnya masih sangat rendah, sehingga berdampak pada rendahnya pendapatan per kapita. Oleh karena itu, perlu melakukan beberapa cara untuk memajukan perekonomian di Negara berkembang tersebut, yaitu : melakukan inovasi dalam kegiatan ekonominya agar produktivitas semakin meningkat, mengembangkan sektor manufaktur dalam kegiatan ekonomi yang baru, dan mengembangkan sumber daya alam seperti di sektor utama dan sektor jasa.

2) Mengembangkan Infrastruktur

Perkembangan infrastruktur haruslah seimbang dengan pembangunan ekonomi, karena semakin maju suatu perekonomian maka semakin banyak infrastruktur yang dibutuhkan. Dengan demikian, mengembangkan infrastruktur harus dengan jangka waktu yang panjang dan disesuaikan dengan kemajuan ekonomi yang telah ada serta diwujudkan di masa depan.

(33)

17

3) Meningkatkan Tabungan dan Investasi

Pendapatan masyarakat yang rendah akan diikuti oleh rendahnya tabungan masyarakat. Suatu pembangunan memerlukan tabungan yang besar untuk membiayai investasi. Jika investasi rendah maka itu berdampak pada menghambatnya pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, meningkatkan tabungan masyarakat dan investasi merupakan syarat penting dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. 4) Meningkatkan Taraf Pendidikan Masyarakat

Pendidikan merupakan suatu investasi yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Masyarakat dan individu yang memperoleh pendidikan akan memperoleh manfaat dibandingkan peningkatan dalam taraf pendidikan. Individu yang memperoleh pendidikan maka pendapatan yang diperoleh akan tinggi. Semakin tinggi pendidikan, maka semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh.

5) Mengembangkan Institusi yang Mendorong Pembangunan Pembangunan ekonomi harus dilakukan secara terus-menerus dan diikuti oleh pengembangan institusi-institusi yang memberi dukungan pada pengembangan kegiatan ekonomi. Langkah yang perlu dilakukan adalah pemerintah perlu menggeser prioritas kegiatannya dari menjalankan administrasi Negara kepada suatu institusi yang mempercepat pertumbuhan

(34)

18

ekonomi, mengembangkan institusi-institusi yang membantu kegiatan pembangunan ekonomi, dan mengembangkan institusi pendidikan.

6) Merumuskan dan Melaksanakan Perencanaan Ekonomi

Setiap perencanaan ekonomi perlu menentukan tindakan-tindakan dan tujuan pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai. Terdapat beberapa hal dalam perencanaan pembangunan, yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai, tingkat tabungan dan investasi yang perlu diwujudkan, peranan sektor swasta dan pemerintah dalam mencapai tujuan tersebut, mengembangkan kegiatan ekonomi diberbagai sektor dan wilayah, dan jumlah perbelanjaan dan sumber keuangan yang digunakan dalam mewujudkan tujuan pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan.

e. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran Menurut Siti Delvi Jarniati (2017: 4) hubungan pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran dapat dijelaskan dengan menggunakan hukum okun. Penelitian yang dilakukan oleh Arthur Okun menyatakan adanya hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran, yang artinya apabila tingkat pengangguran semakin tinggi maka tingkat pertumbuhan ekonomi akan semakin rendah.

(35)

19

Menurut Mudrajat Kuncoro (2018) dalam teori ekonomi atau biasa dikenal hukum okun (Okun’s law), yaitu hukum yang diperkenalkan oleh Arthur Okun (1962), menyatakan adanya hubungan negatif yang linier antara pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran: 1% kenaikan tingkat pengangguran akan menyebabkan menurunnya pertumbuhan ekonomi sebesar 2% atau lebih.

Pertumbuhan ekonomi biasanya diikuti dengan terciptanya lapangan pekerjaan yang baru. Saat perekonomian tumbuh, artinya produksi barang dan jasa ikut mengalami pertumbuhan. Apabila hal tersebut terjadi, maka kebutuhan akan tenaga kerja untuk memproduksi suatu barang dan jasa pun ikut bertambah. Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran mempunyai keterkaitan yang kuat karena penduduk yang bekerja berkontribusi dalam menghasilkan produk, sedangkan pengangguran tidak memberikan kontribusi.

2. Inflasi

a. Definisi Inflasi

Inflasi adalah salah satu isu perekonomian yang menjadi pusat perhatian oleh para ekonom. Suatu kondisi dikatakan inflasi apabila terjadinya kenaikan harga secara umum dan berkepanjangan. Namun apabila terdapat satu atau dua jenis barang yang mengalami kenaikan harga dan bersifat sementara seperti pada menjelang hari raya, bencana, dan sebagainya maka itu bukan disebut sebagai inflasi (Ali Ibrahim Hasyim, 2016).

(36)

20

Sedangkan menurut Imsar (2018: 149) inflasi merupakan terjadinya penurunan nilai barang dan jasa atau kenaikan harga-harga secara umum dan terjadi dalam jangka waktu yang lama yang mengakibatkan menurunnya nilai uang.

Dari definisi tersebut, terdapat tiga komponen untuk melihat telah terjadinya inflasi yaitu sebagai berikut :

1) Terjadinya kenaikan harga yang berlangsung secara terus menerus, namun bukan terjadi pada satu waktu saja.

2) Kenaikan harga yang dimaksud adalah kenaikan harga secara umum (seluruh komoditi) dan bukan hanya beberapa komoditi saja.

3) Suatu waktu harga-harga yang meningkat tersebut cenderung turun atau naik dibanding sebelumnya, namun tetap memperhatikan kecenderungan harga yang meningkat.

b. Teori Inflasi

Terdapat tiga kelompok yang memberikan teori penyebab terjadinya inflasi, teori tersebut diantaranya :

1) Teori Kuantitas

Teori kuantitas terjadi karena adanya perubahan jumlah uang yang beredar dengan perubahan harga barang serta harapan masyarakat mengenai kenaikan harga di masa yang akan datang.

(37)

21 2) Teori Keyness

Teori Keyness mengatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup melebihi batas kemampuan ekonominya. Para pelaku ekonomi melakukan perebutan dalam memperoleh barang dan jasa yang lebih besar dibandingkan yang disediakan. Proses perebutan tersebut menimbulkan permintaan agregat terhadap barang dan jasa melebihi jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dan menimbulkan kenaikan harga.Yang dimaksud dengan golongan masyarakat di sini adalah:

(a) Pemerintah yaitu melakukan pencetakan uang baru dengan tujuan menutup defisit anggaran belanja dan belanja negara.

(b) Pengusaha swasta yaitu menambah investasi baru dengan kredit yang mereka peroleh dari bank.

(c) Pekerja atau buruh yaitu menuntut kenaikan upah melebihi pertambahan produktivitas.

3) Teori Strukturalis

Teori strukturalis atau biasa disebut teori inflasi jangka panjang karena menyoroti sebab-sebab inflasi yaitu dari struktur ekonomi. Pertumbuhan akan kebutuhan barang tidak sebanding dengan ketersediaan produksi barang, sehingga terjadi kenaikan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa. Selanjutnya

(38)

22

adalah kenaikan harga-harga barang, sehingga terjadi inflasi (Boediono, 1985).

c. Jenis-Jenis Inflasi

Inflasi dapat digolongkan berdasarkan tingkat laju inflasi dan sumber atau penyebab inflasi, yaitu :

1) Jenis inflasi berdasarkan tingkat laju inflasi

(a) Inflasi sedang (Moderate inflation), yaitu jenis inflasi ini kenaikan harga-harganya berjalan secara lambat (laju inflasinya antara 7-10%).

(b) Inflasi menengah (Galloping inflation), yaitu jenis inflasi ini kenaikan harga-harganya cukup besar dan dapat menimbulkan dampak serius pada perekonomian. Hal tersebut ditandai dengan menghilangnya nilai uang dengan cepat, sehingga masyarakat lebih memegang barang daripada uang. Tingkat laju inflasinya antara 20-100%). (c) Inflasi tinggi (Hyper inflation), yaitu jenis inflasi ini

sangat berbahaya dan mematikan dalam kegiatan perekonomian masyarakat dikarenakan tingkat inflasi pada jenis ini sangat tinggi yaitu di atas 100%.

2) Jenis inflasi berdasarkan sumber atau penyebabnya

(a) Demand pull inflation (inflasi tarikan permintaan), yaitu inflasi yang terjadi akibat dari adanya kenaikan pada permintaan agregat (AD). Inflasi ini biasanya terjadi pada

(39)

23

masa perekonomian sedang berkembang pesat. Inflasi tarikan permintaan ini dapat dijelaskan melalui gambar grafik di bawah ini :

Gambar 2.1

Kurva Demand Pull Inflation

(b) Cost push inflation (inflasi dorongan biaya), yaitu inflasi yang terjadi akibat adanya kenaikan biaya produksi secara berkepanjangan. Kenaikan biaya produksi ini berawal dari kenaikan harga input seperti kenaikan harga bahan bakar minyak, tarif listrik, bahan baku, dan sebagainya. Inflasi dorongan biaya ini dapat dijelaskan melalui gambar grafik di bawah ini : P2 P1 Y2 Y1 AD AD1 AS Harga PN E1 E 0

(40)

24

Gambar 2.2

Kurva Cost Push Inflation

(c) Imported inflation, inflasi juga dapat bersumber dari kenaikan harga-harga barang impor yang mempunyai peranan penting dalam setiap kegiatan produksi.

d. Dampak Inflasi

Inflasi yang tinggi menimbulkan beberapa dampak, yaitu sebagai berikut :

1) Perdagangan dan pengusaha dalam negeri menjadi buruk, itu disebabkan oleh produk-produk domestik yang tidak mampu bersaing dengan produk luar dikarenakan harga produk yang tinggi sehingga kegiatan impor meningkat dan ekspor menurun. 2) Kondisi neraca pembayaran memburuk, itu disebabkan oleh

tingkat ekspor yang menurun sedangkan tingkat impor meningkat sehingga menyebabkan aliran dana yang masuk dan keluar negeri tidak seimbang.

P2 P1 Y1 Y2 AD AS1 AS Harga PN 0

(41)

25

3) Akibat terjadinya inflasi biaya produksi menjadi meningkat, selain itu kegiatan investasi menjadi beralih pada kegiatan yang kurang meningkatkan produk nasional sehingga para pengusaha menjadi rugi.

4) Akibat terjadinya inflasi harga menjadi tidak menentu sehingga para pemilik modal lebih memilih menanamkan modalnya dalam bentuk bangunan, rumah, dan pembelian tanah, yang kemudian berdampak pada menurunnya kegiatan ekonomi dan menurunnya investasi produktif.

Adapun dampak buruk inflasi yang ditinjau dari tingkat kesejahteraan masyarakat yaitu :

(a) Memperburuk dalam pembagian kekayaan, dikarenakan orang-orang yang memiliki kekayaan dalam bentuk uang dan berpenghasilan tetap bisa jatuh miskin.

(b) Mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang

(c) Menurunkan pendapatan riil sehingga orang-orang yang berpenghasilan tetap merugi.

e. Kebijakan Mengendalikan Inflasi

Terdapat beberapa kebijakan yang dapat mengendalikan inflasi, yaitu : 1) Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang mengubah dan mengendalikan pemasukan serta pengeluaran pemerintah melalui anggaran penerimaan dan belanja Negara (APBN),

(42)

26

kebijakan ini dilaksanakan oleh departemen ekonomi dan keuangan.Bentuk kebijakan fiskal dalam jangka pendek yaitu : (a) Membuat perubahan mengenai sistem pajak dan jumlah

pajak yang ditetapkan.

(b) Membuat perubahan mengenai pengeluaran pemerintah. Sedangkan Bentuk kebijakan fiskal dalam jangka panjang yaitu : (a) Kebijakan fiskal diskresioner, yaitu kebijakan yang fokus

dalam membuat perubahan pada sistem yang ada.

(b) Kebijakan penstabilan otomatik, yaitu menjalankan sistem pajak yang telah ada.

2) Kebijakan moneter adalah kebijakan yang mengatur dan mengendalikan jumlah uang yang beredar, kebijakan ini dilaksanakan oleh bank sentral. Kebijakan yang bersifat kuantitatif yaitu :

(a) Open-market operation (Operasi pasar terbuka), adalah menjual atau membeli obligasi pemerintah.

(b) Kebijakan tingkat diskonto, adalah menetapkan tingkat bunga.

(c) Reserve requirement (Kebijakan cadangan wajib), adalah menetapkan cadangan wajib untuk deposito bank dan lembaga keuangan lainnya.

(43)

27

f. Hubungan Inflasi Terhadap Pengangguran

Seorang Profesor di London School of Economics, AW Phillips tahun 1958, membuat artikel tentang adanya hubungan antara kenaikan tingkat upah dan pengangguran di Inggris pada tahun 1861-1957. Hasil studi lapangan tersebut memperoleh hubungan negatif antara presentase kenaikan upah dengan pengangguran.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Susan A. Yehosua, dkk. (2019: 29) bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran. Penelitian tersebut sesuai dengan teori kurva Phillips yaitu mendeskripsikan hubungan antara tingkat inflasi dengan pengangguran dalam jangka pendek. Diperoleh hasil penelitian yang dilakukan Phillips tersebut yaitu terdapat hubungan negatif antara inflasi dengan pengangguran. Artinya ketika tingkat inflasi meningkat maka dapat menurunkan tingkat pengangguran dan sebaliknya ketika tingkat inflasi menurun maka dapat menaikkan tingkat pengangguran. Namun pernyataan tersebut bukan berarti pemerintah lebih memilih untuk meningkatkan inflasi saja dengan tujuan agar tingkat pengangguran menurun ataupun sebaliknya.

Karena apabila pemerintah lebih memilih untuk menurunkan tingkat pengangguran yaitu dengan cara membuka lapangan pekerjaan secara luas maka otomatis banyak masyarakat yang sebelumnya tidak bekerja akhirnya memperoleh pekerjaan, yang selanjutnya mereka memiliki pendapatan (uang). Dengan begitu uang yang beredar

(44)

28

dimasyarakat pun akan ikut meningkat, yang mana ini menjadi salah satu faktor pendorong adanya inflasi atau tingkat inflasi menjadi meningkat. Kemudian apabila inflasi tersebut terus menerus meningkat yang mana hingga melewati batas wajar, maka itu berdampak besar bagi perekonomian di Negara tersebut yaitu mengakibatkan harga barang meningkat dan nilai mata uang menjadi sangat rendah.

Sebaliknya, jika pemerintah memilih menurunkan tingkat inflasi yang mana tingkat pengangguran akan meningkat, maka hal tersebut juga akan menimbulkan dampak besar. Menurut Asfia Murni (2006) tingkat pengangguran yang tinggi mengakibatkan dampak negatif bagi kestabilan ekonomi maupun terhadap kestabilan sosial dan politik seperti pertumbuhan ekonomi menjadi turun, kesejahteraan masyarakat turun, tingkat kriminalitas meningkat, dan sebagainya.

Oleh karena itu, dari penjelasan di atas menurut peneliti pemerintah tidak bisa sekaligus memperbaiki (menaikkan atau menurunkan) tingkat inflasi dan tingkat pengangguran secara bersamaan, karena keduanya saling berpengaruh dan memiliki dampaknya masing-masing, artinya pemerintah hanya bisa memilih salah satu di antara keduanya yaitu hanya meningkatkan inflasi untuk menurunkan tingkat pengangguran atau memilih sebaliknya.

Kurva Phillips ini hanya berlaku pada saat tingkat inflasi ringan dan dalam jangka pendek. Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan

(45)

29

harga yang membuat suatu perusahaan meningkatkan jumlah produksinya untuk mendapatkan laba. Namun apabila yang terjadi adalah hyper inflation, maka kurva Phillips tidak berlaku lagi.

3. Jumlah Penduduk a. Definisi Penduduk

Penduduk merupakan seseorang yang bertempat tinggal atau berdomisili di suatu wilayah dalam jangka waktu yang cukup lama (M Amirul Muminin dan Wahyu Hidayat, 2017: 375). Sedangkan menurut Dibyo Soegimo dan Ruswanto (2009) dalam bukunya menjelaskan penduduk merupakan semua orang yang bertempat tinggal di suatu Negara atau wilayah geografis Republik Indonesia dalam jangka waktu 6 bulan atau lebih dan bertempat tinggal kurang dari 6 bulan, namun memiliki tujuan untuk menetap. Jumlah penduduk di suatu Negara dapat diketahui dengan beberapa cara, yaitu dengan sensus penduduk, registrasi, dan survey.

Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengangguran. Apabila pertumbuhan penduduk terus menerus mengalami peningkatan,maka hal tersebut akan mengakibatkan meningkatnya jumlah angkatan kerja baru, yang kemudian akan diikuti dengan meningkatnya persaingan yang tinggi. Di Negara berkembang seperti Indonesia ini, lapangan pekerjaan yang tersedia lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan penduduknya, sehingga kesempatan angkatan kerja untuk memperoleh suatu

(46)

30

pekerjaan pun semakin sedikit, yang pada akhirnya angka pengangguran meningkat.

Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: kelahiran, kematian, dan migrasi yang terdiri atas emigrasi dan imigrasi.Menurut Dibyo Soegimo dan Ruswanto (2009) terdapat 3 klasifikasi pertumbuhan penduduk, yaitu:

1) Pertumbuhan penduduk termasuk cepat, yaitu apabila pertumbuhan 2% lebih dari jumlah penduduk tiap tahun.

2) Pertumbuhan penduduk termasuk sedang, yaitu apabila pertumbuhan antara 1% - 2%.

3) Pertumbuhan penduduk termasuk lambat, yaitu apabila pertumbuhan itu antara 1% atau kurang.

Pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu dinyatakan dengan persen.

JP = Penduduk tahunt – Penduduk tahunt-1 x 100%

Penduduk tahunt-1

Keterangan :

JP = Jumlah Penduduk

Penduduk tahunt = Jumlah Penduduk Tahun Sekarang

(47)

31 b. Teori Kependudukan

1) Aliran Malthusian (Thomas Robert Malthus)

Malthus adalah orang pertama yang mengemukakan tentang penduduk. Dalam “Essay on Population”, Malthus beranggapan bahwa bahan makanan penting untuk kelangsungan hidup, nafsu manusia tak dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk jauh lebih baik dari bahan makanan. Teori Malthus menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sedangkan pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti hitung, pada kasus ini di mana terdapat permasalahan meledaknya jumlah penduduk dikota yang tidak diimbangi dengan ketersediaan pangan pun berkurang, hal ini merupakan perimbangan yang kurang menguntungkan jika kita kembali kepada teori Malthus.

Teori Malthus jelas menekankan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan jumlah penduduk menurut deret ukur terhadap persediaan bahan makanan menurut deret hitung. Teori Malthus tersebut sebetulnya sudah mempersoalkan daya dukung lingkungan dan daya tamping lingkungan. Tanah sebagai suatu komponen lingkungan alam tidak mampu menyediakan hasil pertanian untuk mencukupi kebutuhan jumlah penduduk yang terus bertambah dan makin banyak. Daya dukung tanah sebagai komponen lingkungan menurun,

(48)

32

karena beban manusia yang makin banyak. Jumlah penduduk harus seimbang dengan batas ambang lingkungan, agar tidak menjadi beban lingkungan atau mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan, dengan menampakkan bencana alam berupa banjir, kekeringan, gagal panen, kelaparan, wabah penyakit, dan kematian.

Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan penduduk dan manusia antara lain preventive checks (penundaan perkawinan, mengendalikan hawa nafsu, dan pantangan kawin), positive checks (bencana alam, wabah penyakit, kejahatan, dan peperangan). Robert Malthus mengemukakan beberapa pendapat tentang kependudukan, antara lain :

(a) Penduduk (tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan akan berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi.

(b) Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan makanan jauh lebih lambat (deret hitung) dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (deret ukur).

(49)

33

2) Aliran Marxist (Karl dan F. Angel)

Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (apabila tidak dibatasi penduduk akan kekurangan makanan). Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu Negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja (seperti di Negara kapitalis) Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan pembatasan penduduk. Negara-negara yang mendukung teori Malthus umumnya adalah Negara berekonomi kapitalis seperti Amerika Serikat, Prancis, Australia, Kanada, dan sebagainya. Sedangkan Negara-negara yang mendukung teori Marxist umumnya adalah Negara-negara berekonomi sosialis seperti Eropa Timur, Tiongkok, Korea, Rusia, dan Vietnam.

Dasar pegangan Marxist yaitu beranjak dari pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Perbedaan pandangan Marxist dan Malthus yaitu pada “Natural Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi kecepatan pertumbuhan penduduk. Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu Negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja (seperti di Negara kapitalis). Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah

(50)

34

manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan pembatasan penduduk.

3) Aliran Neo Malthusian (Gareth Hardin dan Paul Ehrlich)

Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali. Kelompok ini menyokong aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini sangat menganjurkan untuk mengurangi jumlah penduduk dengan menggunakan cara-cara “preventif checks” yaitu menggunakan alat kontrasepsi. Tahun 1960an dan 1970an foto-foto telah diambil dari ruang angkasa dengan menunjukkan bumi terlihat seperti sebuah kapal yang berlayar dengan persediaan bahan bakar dan bahan makanan yang terbatas. Pada suatu saat kapal ini akan kehabisan bahan bakar dan bahan makanan tersebut sehingga akhirnya malapetaka menimpa kapal tersebut. Tahun 1871 Ehrlich menulis buku “The Population Bomb” dan kemudian direvisi menjadi “The Population Explotion” yang berisi :

(a) Sudah terlalu banyak manusia di bumi (b) Keadaan bahan makanan sangat terbatas

(c) Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat Aliran ini dilengkapi oleh Meadow (1997) melalui buku “The Limit to Growth” ia menarik hubungan antara variabel lingkungan (penduduk, produksi, pertanian, produksi industri, sumber daya alam) dan populasi. Tapi walaupun begitu,

(51)

35

malapetaka tidak dapat dihindari hanya manusia cuma menunggunya, dan membatasi pertumbuhannya sambil mengelola alam dengan baik. Kritikan terhadap Meadow umumnya dilakukan oleh sosiolog yang menyindir Meadow karena tidak mencantumkan variabel sosial-budaya dalam penelitiannya. Karena itu Mesarovie dan Pastel (1974) merevisi gagasan Meadow dan mencantumkan hubungan lingkungan antar kawasan. (Edmund Conway, 2015).

c. Hubungan Jumlah Penduduk Terhadap Pengangguran

Jumlah penduduk memiliki pengaruh terhadap pengangguran. Menurut penelitian yang dilakukan oleh M Amirul Muminin dan Wahyu Hidayat R (2017) bahwa jumlah penduduk dan pengangguran memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pengangguran. Hal ini sesuai dengan teori Malthus, diartikan bahwa pada masyarakat modern yaitu semakin meningkatnya jumlah penduduk maka akan meningkatkan tenaga kerja, namun hal ini tidak diimbangi dengan kesempatan kerja yang ada. Karena jumlah kesempatan kerja yang sedikit tersebut mengakibatkan manusia saling bersaing dalam memperoleh pekerjaan dan tenaga kerja yang tersisih dalam persaingan tersebut akan menjadi golongan penganggur (Dian Prastiwi dan Herniwato Retno Handayani, 2019).

(52)

36 4. Pengangguran

a. Definisi Pengangguran

Menurut N. Gregory Mankiw, dkk. (2013) pengangguran merupakan seseorang yang berhenti bekerja untuk sementara waktu atau sedang mencari pekerjaan. Seseorang yang tidak masuk dalam kedua kategori tersebut (tidak termasuk ke dalam angkatan kerja) adalah mahasiswa penuh waktu, ibu rumah tangga, atau pensiunan itu Artinya ketiga kategori tersebut tidak disebut sebagai pengangguran. Dalam ketentuan pemerintah Indonesia, penduduk yang sudah memasuki usia kerja adalah minimal 15 hingga 65 tahun. Namun, tidak semua penduduk yang memasuki usia tersebut disebut sebagai angkatan kerja, contohnya seperti mahasiswa, ibu rumah tangga, penerima pendapatan (pensiunan). Ketiga kategori tersebut tidak disebut pengangguran karena masuk ke dalam penduduk yang tidak aktif dalam kegiatan ekonomi.

Menurut Sadono Sukirno (2008) pengangguran merupakan kondisi seseorang yang termasuk ke dalam angkatan kerja ingin memperoleh pekerjaan namun belum mendapatkan pekerjaan. Pengangguran diakibatkan oleh ketidakseimbangan pada pasar tenaga kerja.

(53)

37 b. Jenis-Jenis Pengangguran

Menurut Ali Ibrahim Hasyim (2016) dalam bukunya Ekonomi Makro, untuk membedakan jenis-jenis pengangguran, ada dua cara menggolongkannya, yaitu :

1) Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya

(a) Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment) Pengangguran friksional atau biasa disebut pengangguran normal merupakan pengangguran yang terjadi dikarenakan tenaga kerja yang berpindah atau meninggalkan pekerjaannya dari satu tempat kerja ke tempat kerja lain yang gaji maupun keahliannya lebih sesuai, maka tenaga kerja yang sedang mencari pekerjaan ini untuk sementara menjadi penganggur dan mereka inilah yang termasuk ke dalam golongan pengangguran friksional.

(b) Pengangguran Siklikal (Syclical Unemployment)

Pengangguran siklikal merupakan pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan perekonomian yang naik turun. Pada saat harga komoditas primer yang dijadikan sebagai bahan baku industri turun, maka perusahaan akan mengurangi produksi komoditas dan pekerjanya atau bahkan menutup usahanya. Dengan demikian,

(54)

38

kemunduran ekonomi dapat meningkatkan tingkat pengangguran.

(c) Pengangguran Struktural (Structural Unemployment) Pengangguran struktural merupakan pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi. Penyebab terjadinya kemunduran perusahaan dalam perekonomian di suatu Negara biasanya dikarenakan beberapa faktor, seperti tingginya biaya produksi, tidak mampu akan bersaing dengan perusahaan lain, terdapat barang baru yang kualitasnya lebih baik, dan sebagainya. Dengan demikian, mengakibatkan produksi dari perusahaan tersebut menurun, sehingga perusahaan mengurangi pekerjanya dan pekerja tersebut menjadi penganggur.

(d) Pengangguran Teknologi (Technological Unemployment) Pengangguran teknologi merupakan pengangguran yang terjadi akibat perkembangan aneka ragam teknologi. Dahulu industri-industri masih menggunakan tenaga manusia untuk memproduksi suatu barang, namun dikarenakan zaman yang terus berkembang dan teknologi yang semakin canggih, membuat industri-industri beralih ke tenaga mesin untuk memproduksi barang yang mana

(55)

39

lebih efisien. Dengan demikian, perusahaan mengurangi tenaga kerjanya, yang kemudian menjadi penganggur. 2) Pengangguran Berdasarkan Cirinya

(a) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)

Angkatan kerja yang meningkat dan terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia membuat minimnya kesempatan angkatan kerja untuk memperoleh pekerjaan, yang kemudian mereka menjadi penganggur. Keadaan tersebut dinamakan pengangguran terbuka. Selain itu, pengangguran terbuka dapat pula disebabkan oleh menurunnya kegiatan produksi karena pengurangan tenaga kerja yang diakibatkan oleh lemahnya perekonomian. (b) Pengangguran Tersembunyi (Disguised Unemployment)

Pengangguran tersembunyi atau biasa disebut pengangguran terselubung yaitu pengangguran yang disebabkan oleh banyaknya jumlah tenaga kerja dalam satu jenis pekerjaan, sedangkan dengan mengurangi jumlah tenaga kerja tersebut tidak mengurangi jumlah produksi.

(c) Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment)

Pengangguran musiman ini biasanya terdapat pada sektor pertanian dan perikanan. Dalam sektor pertanian, musim tanam dan musim panen itu membutuhkan waktu

(56)

40

yang cukup lama untuk ditunggu. Dalam masa-masa menunggu tersebut apabila para petani tidak melakukan pekerjaan lain, maka hal tersebut membuat mereka menjadi menganggur. Pengangguran seperti ini disebut pengangguran musiman.

(d) Pengangguran Setengah Menganggur (Under Unemployment)

Pengangguran setengah menganggur merupakan tenaga kerja yang jam kerjanya jauh lebih sedikit, biasanya mereka bekerja hanya satu sampai dua hari dalam seminggu atau satu sampai empat jam sehari.

c. Dampak Terjadinya Pengangguran

Tingkat pengangguran yang tinggi dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik terhadap kestabilan ekonomi maupun terhadap kestabilan sosial dan politik. Tingkat pengangguran yang semakin tinggi menyebabkan pendapatan yang diterima masyarakat sedikit. Apabila Aggregate Deman (AD) menurun maka akan menurunkan aktivitas dunia usaha, sehingga produksi mengarah ke arah yang lebih rendah dan Aggregate Supply (AS) turun. Akhirnya tingkat harga menjadi naik dikarenakan jumlah produk yang tersedia dan ingin ditawarkan semakin sedikit. Rendahnya AS menyebabkan perusahaan mengurangi tenaga kerja, yang kemudian hal tersebut mendorong tingkat pengangguran semakin tinggi (Asfia Murni, 2006).

(57)

41

1) Dampak Terjadinya Pengangguran Terhadap Perekonomian (a) Pertumbuhan ekonomi menjadi turun, dikarenakan daya

beli masyarakat yang menurun sehingga menimbulkan kurang minatnya para pengusaha untuk berinvestasi. (b) Tingkat kesejahteraan masyarakat menurun, dikarenakan

masyarakat mengalami kehilangan mata pencahariannya. (c) Gross National Product (GNP) aktual yang dicapai lebih

rendah dibandingkan Gross National Product (GNP) potensial, dikarenakan faktor produksi tidak digunakan secara optimal

(d) Pemasukan pemerintah dalam bentuk pajak berkurang, dikarenakan rendahnya tingkat kegiatan ekonomi.

2) Dampak Terjadinya Pengangguran Terhadap Kestabilan Sosial dan Politik

(a) Pengangguran yang tinggi dapat menimbulkan berbagai masalah sosial dalam kehidupan masyarakat, seperti pencurian, penipuan, penyalahgunaan obat terlarang, kegiatan ekonomi illegal dan sebagainya. Selain itu, pengangguran yang tinggi juga dapat berpengaruh pada aspek psikologis, yaitu masyarakat mengalami depresi dan berupaya untuk melakukan bunuh diri.

(b) Pengangguran yang tinggi juga dapat menimbulkan masalah politik, yaitu munculnya rasa ketidakpuasan

(58)

42

masyarakat terhadap pemerintah yang berkuasa, sehingga munculnya kritik dan tuntutan oleh masyarakat yang disertai demonstrasi yang pada akhirnya kondisi politik di Negara tersebut menjadi tidak kondusif.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan bahan referensi penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Judul Penulis

(Tahun) Hasil Persamaan Perbedaan

1. Pengaruh PDRB, UMK, Jumlah Penduduk, dan Inflasi Terhadap Jumlah Pengangguran di 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2011-2017. Niken Dwi Lestari dan Nenik Woyanti (2020).

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa secara parsial PDRB dan jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap jumlah pengangguran. Sedangkan UMK berpengaruh negatif terhadap jumlah pengangguran dan Inflasi tidak berpengaruh positif terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten/Kota Jawa Tengah.

Meneliti pengaruh jumlah penduduk, inflasi, dan sama-sama melihat dari ruang lingkup pertumbuhan ekonomi terhadap jumlah pengangguran. Meneliti pengaruh UMK terhadap jumlah pengangguran di 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Menggunakan data panel.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh pertumbuhan penduduk secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, (2) pengaruh

Grafik Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Jumlah Penduduk Miskin Di Indonesia Tahun 2010 - 2014. Sumber: BPS

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INFLASI, PENGANGGURAN, DAN PENDIDIKAN TERHADAP KEMISKINAN PROVINSI INDONESIA..

Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian dari Iswara (2016), yang menyimpulkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan dan positif terhadap

Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian dari Iswara (2016), yang menyimpulkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan dan positif terhadap

Sebagai indikator ekonomi yang mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu negara, pendapatan per kapita di hitung secara berkala (Periodik) biasanya satu

terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur, oleh karena itu dalam usaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka cara yang dapat dilakukan adalah

Variabel bebas inflasi dan tingkat pengangguran tidak sepenuhnya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung sebesar 3,678 lebih kecil