• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT. Keywords: break even point analysis, short-term profit planning ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRACT. Keywords: break even point analysis, short-term profit planning ABSTRAK"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Akuntansi 2014 Universitas Siliwangi | 1 PERANAN ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM EFEKTIFITAS

PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK

(Studi Kasus untuk Produk Plywood pada Pabrik Kayu CV. Restu Pertami)

GISTA RISMAYANI (103403094) E-mail: gista.rismayani@student.unsil.ac.id

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya

ABSTRACT

This research aims for to know how break even point analysis and planning of short-term profits at the Timber Manufacture CV. Restu Pertami Tasikmalaya and to know about the role of break even point analysis in efektiveness short-term profit planning. The method used in this research is qualitative descriptive method with approach of case studies on Timber Manufacture CV. Restu Pertami Tasikmalaya. The Technical data analysis used qualitative data analysis. The research concludes that, with the break even point analysis to know how influence to the earnings if there is a change fee and sales volumes and the company could know how much sales that must be maintained for at least the company did not loss and how much sales that must be achieved for profit planning could be effective. Based on the result of these studies could be concluded that the break even point analysis had a role in short-term profit planning

Keywords: break even point analysis, short-term profit planning

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana analisis break even point dan perencanaan laba jangka pendek pada pabrik kayu CV. Restu Pertami Tasikmalaya dan untuk mengetahui bagaimana peranan analisis break even point dalam efektifitas perencanaan laba jangka pendek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada pabrik kayu CV. Restu Pertami. Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian bahwa, dengan analisis break even point perusahaan dapat mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap laba jika terjadi perubahan terhadap biaya dan volume penjualan, perusahaan juga dapat mengetahui berapa penjualan minimal yang harus dipertahankan perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kerugian, dan berapa jumlah penjualan yang harus dicapai agar perencanaan laba dapat berjalan efektif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis break even point berperan dalam efektifitas perencanaan laba jang ka pendek.

(2)

Jurnal Akuntansi 2014 Universitas Siliwangi | 2 PENDAHULUAN

Perusahaan industri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan produk. Dalam kegiatan usahanya, perusahaan tentunya menginginkan laba. Ketatnya persaingan antara industri menjadi tolak ukur bagi perusahaan untuk menetapkan harga jual, volume penjualan, biaya-biaya serta mengusai pangsa pasar yang ditujunya demi mencapai laba yang diinginkan. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang (Mulyadi, 2001 : 225).

Supaya perusahaan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, perusahaan harus dapat melakukan perencanaan dengan baik dan memproyeksikan secara cermat harga jual, volume penjualan, dan biaya untuk masa yang akan datang. Oleh karena itu, perlu adanya suatu alat perencanaan dalam pengambilan keputusan. Salah satu alat perencanaan yang bisa digunakan oleh perusahaan adalah Analisis Break Even Point (Analisis BEP). Analisis BEP merupakan suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba (dengan kata lain labanya sama dengan nol). (Mulyadi, 2001:232).

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meniliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu system

(3)

Jurnal Akuntansi 2014 Universitas Siliwangi | 3 pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penilitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Mohamad Nazir, 2003: 54)

Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis variabel yang akan diteliti yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah Analisis Break Even Point dan menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah Perencanaan Laba Jangka Pendek.

Tabel 1.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Aspek yang diteliti Analisis Break Even

Point (X)

Analisis break even point adalah suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba (dengan kata lain labanya sama dengan nol).(Mulyadi,2001:232)  Harga Jual  Volume Penjualan  Biaya tetap  Biaya variabel Efektifitas Perencanaan Laba Jangka Pendek (Y)

Penyusunan gambaran finansial dan operasional rinci kegiatan-kegiatan yang direncanakan dalam rangka menetapkan tujuan yaitu laba yang mencakup selama satu tahun

 Perencanaan Pendapatan

 Perencanaan Biaya

(4)

Jurnal Akuntansi 2014 Universitas Siliwangi | 4 Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pendekatan studi kasus dengan melakukan pengumpulan data untuk mendapatkan keterangan-keterangan mengenai aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan melakukan penelitian lapangan (field research) yang dilakukan secara langsung pada objek penelitian, sehingga dapat diketahui kondisi perusahaan dengan cara observasi dan wawancara. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperoleh data yang bersumber pada dokumen serta catatan perusahaan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan data yang akan diteliti atas keadaan sebenarnya, juga untuk dipelajari dan di analisa baik dokumen yang sudah tersedia maupun yang melalui proses penelitian dahulu. Peneliti pun melakukan peneltian kepustakaan dengan melihat literatur yang berkaitan dengan pokok bahasan penelitian sehingga dapat dipakai sebagai dasar analisis.

Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang telah berhasil dikumpulkan akan diolah dan dianalisa dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

2. Pengolahan data

3. Memisahkan unsur biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variable

4. Memisahkan unsur biaya semivariabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel dengan menggunakan metode kuadrat terkecil yang menganggap bahwa

(5)

Jurnal Akuntansi 2014 Universitas Siliwangi | 5 hubungan biaya dengan volume kegiatan berbentuk hubungan garis lurus dengan persamaan garis regresi Y= a + bX

Keterangan:

Y=Biaya semi variabel

X=Volume kegiatan a = Biaya tetap b = Biaya variabel ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ (Mulyadi, 2005:474)

5. Menganalisis break even point 2013

6. Memproyeksikan untuk tahun 2014 berdasarkan simulasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan didasarkan pada fenomena-fenomena dan data dari tahun sebelumnya untuk dibuat perencanaan laba

7. Menganalisis break even point tahun 2014

(6)

Jurnal Akuntansi 2014 Universitas Siliwangi | 6 Analisis Break Even Point pada Pabrik Kayu CV. Restu Pertami

Berdasarkan data yang telah diolah peneliti dari data perusahaan, untuk data margin kontribusi diperoleh dari hasil perhitungan penjualan dikurangi dengan biaya variabel dan kemudian untuk perhitungan laba operasional tahun 2013 diperoleh dari perhitungan margin kontribusi dikurangi biaya tetap. Penyajian hasil margin kontribusi dan laba operasional pada pabrik kayu CV. Restu Pertami tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 1.2 sebagai berikut:

Tabel 1.2

CV. Restu Pertami Tasikmalaya Margin Kontribusi Tahun 2013 Keterangan 2013 % Penjualan Rp 12.039.416.000,00 100% Biaya variabel Rp 8.186.250.362,00 68% Laba Kontribusi Rp 3.853.165.638,00 32% Biaya tetap Rp 131.194.632,00 1% Laba Operasional Rp 3.721.971.006,00 31%

Perhitungan Break Even Point 2013 Impas dalam unit:

(7)

Jurnal Akuntansi 2014 Universitas Siliwangi | 7

(Darsono dan Ari Purwanti, 2010:182)

Impas dalam rupiah:

(Darsono dan Ari Purwanti, 2010:182)

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan penulis, BEP pada tahun 2013 yang harus dicapai sebesar Rp 409.983.225,00 atau 5024,61 unit. Berdasarkan data realisasi yang dicapai perusahaan pada tahun 2013, menunjukkan perusahaan telah mencapai titik break even point dimana penjualan yang dicapai oleh perusahaan mencapai Rp 12.039.416.000,00 dengan perolehan laba operasional sebesar Rp3.721.971.006,00. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, realisasi yang telah dicapai oleh perusahaan untuk tahun 2013 sedikit lagi memenuhi target penjualan yang telah ditentukan pada awal periode.

Perencanaan Laba Jangka Pendek pada CV. Restu Pertami

Berdasarkan hasil wawancara dan simulasi yang dilakukan dengan manajemen perusahaan, untuk periode tahun 2014 CV. Restu Pertami

(8)

Jurnal Akuntansi 2014 Universitas Siliwangi | 8 merencanakan adanya kenaikan laba operasional sebesar 10% dari tahun 2013. CV. Restu Pertami memperkirakan jumlah harga bahan baku meningkat 5% dan volume produksi meningkat sebesar 10% dimana harga jual rata-rata untuk 2014 dianggap tetap yaitu Rp 83.000,00/unit. Harga bahan penolong untuk periode tahun 2014 diperkirakan akan meningkat sebesar 5% . untuk tahun 2014, perusahaan akan meningkatkan gaji manajer masing-masing sebesar 5% dari tahun 2013

 Perhitungan peningkatan volume produksi

110% x 147572 unit = 162329 unit

 Perhitungan hasil penjualan:

Rp. 83.000 x 162329 unit = Rp 13.473.307.000,00

 Perhitungan biaya variabel: Bahan baku:

105% x Rp 3.775.206.694,00 = Rp 3.963.967.029

Bahan penolong:

105% x Rp 3.705.614.550,00 = Rp 3.890.895.278,00

 Perhitungan biaya tetap:

(9)

Jurnal Akuntansi 2014 Universitas Siliwangi | 9 105% x Rp 36.000.000 = Rp 37.800.000,00

Gaji bag. pemasaran:

105% x Rp 36.000.000 = Rp 37.800.000,00

Biaya tetap = Rp 75.600.000,00

Berdasarkan hasil perhitungan dari simulasi yang dilakukan oleh manajer, penjualan untuk tahun 2014 direncanakan mencapai 162329 unit atau Rp 13.473.307.000,00. Biaya variabel meningkat sebesar Rp 7.854.862.307 dan biaya tetap meningkat sebesar Rp 75.600.000,00

Berikut adalah perencanaan laba tahun 2014 CV. Restu Pertami dapat dilihat pada tabel 1.3

Tabel 1.3

CV. Restu Pertami Tasikmalaya Margin Kontribusi Tahun 2014 Keterangan Tahun 2014 % Penjualan Rp 13.473.307.000,00 100% Biaya variabel Rp 8.560.291.424,00 64% Laba Kontribusi Rp 4.913.015.576,00 36% Biaya tetap Rp 134.794.632,00 1% Laba Operasional Rp 4.778.220.944,00 35%

(10)

Jurnal Akuntansi 2014 Universitas Siliwangi | 10 Peranan Analisis Break Even Point dalam Efektifitas Perencanaan Laba Jangka Pendek

Untuk perencanaan tahun 2014, manajemen menggunakan data 2013 sebagai acuan untuk perencanaan laba. Berikut disajikan dalam table 4.11 perbandingan data realisasi 2013 dengan perencanaan tahun 2014

Tabel 1.4

CV. Restu Pertami Tasikmalaya Margin Kontribusi

Tahun 2013-2014

Keterangan 2013 (Realisasi) 2014 (Target) Penjualan Rp 12.039.416.000,00 Rp 13.473.307.000,00 Biaya variabel Rp 8.186.250.362,00 Rp 8.560.291.424,00 Margin Kontribusi Rp 3.853.165.638,00 Rp 4.913.015.576,00 Biaya tetap Rp 131.194.632,00 Rp 134.794.632,00 Laba Operasional Rp 3.721.971.006,00 Rp 4.778.220.944,00

Perhitungan Break Even Point 2014 Impas dalam unit:

Impas dalam rupiah:

(11)

Jurnal Akuntansi 2014 Universitas Siliwangi | 11 Berdasarkan perhitungan BEP 2014 yang dilakukan penulis, agar perusahaan tidak menderita rugi, minimal perusahaan dapat menjual produk sebanyak 4453,70 unit atau Rp 369.705.518,4,00. Angka tersebut menjadi tolak ukur bagi perusahaan untuk mengusahakan produknya dapat terjual minimal 4691,59 unit atau Rp 389.453.187,00. Artinya, dengan mencapai BEP tersebut perusahaan dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan dengan demikian dikatakan labanya sama dengan nol.

Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan simulasi pembuktian dalam gambar 4.1 Pendapatan penjualan 4453,70 x Rp 83.000 = Rp 369.657.100 Biaya Variabel 4453,70 x Rp 52734,23625 = (Rp 23.4862.468) Laba Kontribusi Rp 134.794.632 Biaya Tetap (Rp 134.794.632) Laba 0

Gambar 4.1 Simulasi Pembuktian

Berdasarkan hasil perhitungan untuk proyeksian tahun 2014, laba yang ditargetkan dapat tercapai sebesar Rp 4.778.220.944,00 apabila pendapatan penjualan mencapai Rp 13.473.307.000,00. Artinya, apabila perusahaan ingin perencanaan laba berjalan efektif, manajemen harus mengusahakan supaya dapat menjual produk sebesar Rp 13.473.307.000,00 atau 162329 unit.

PENUTUP

(12)

Jurnal Akuntansi 2014 Universitas Siliwangi | 12 Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan baik secara teori maupun kenyataan yang terdapat di perusahaan, maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu:

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan baik secara teori maupun kenyataan yang terdapat di perusahaan, maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu:

1) Analisis break even point belum diterapkan di CV. Restu Pertami;

2) Perencanaan laba jangka pendek pada CV. Restu Pertami dilakukan berdasarkan perkiraan dan fenomena yang terjadi dari bulan-bulan sebelumnya dan berdasarkan faktor-faktor lainnya yang tidak penulis teliti; 3) Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan manajemen dari data tahun 2013,

peranan analisis break even point dalam efektifitas perencanaan laba jangka pendek menunjukkan adanya suatu peranan yakni dengan menggunakan analisis tersebut, CV. Restu Pertami dapat mengetahui dampak dari perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan terhadap laba. Dengan dilakukannya analisis break even point ini, perusahaan dapat mengetahui berapa volume penjualan yang harus dicapai agar tidak menderita rugi. Selain itu, CV. Restu Pertami dapat mengetahui pada volume penjualan berapa perusahaan harus menjual agar perencanaan laba yang ditetapkan dapat efektif.

(13)

Jurnal Akuntansi 2014 Universitas Siliwangi | 13 Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun saran tersebut adalah:

1) Bagi CV. Restu Pertami

Untuk dapat memberikan informasi yang relevan bagi perusahaan, sebaiknya perusahaan melakukan pemisahan biaya variabel dan biaya tetap dalam proses pelaporannya sehingga perusahaan dapat melakukan analisis break even point. Dengan analisis break even point, perusahaan akan mendapatkan informasi mengenai:

 Penjualan minimum yang diperoleh perusahaan sehingga perusahaan harus mencapai titik penjualan minimum agar tidak menderita rugi.

 Penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan yang diinginkan.

 Perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh sehingga dapat diketahui perubahan tingkat BEP setiap periodenya

2) Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian yang sama, sebaiknya mencoba melakukan penambahan variabel lain yang diteliti. Selain itu, dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian hanya satu produk saja, diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian analisis break even point untuk multi produk. Kemudian, diharapkan untuk peneliti selanjutnya melakukan penelitian pada perusahaan yang go public yakni yang sudah menerapkan analisis break

(14)

Jurnal Akuntansi 2014 Universitas Siliwangi | 14 even point sehingga penelitinya selanjutnya dapat meneliti tentang pengaruh penetapan break even point di suatu perusahaan karena disini peneliti sekarang melakukan simulasi berdasarkan fenomena pada perusahaan yang belum menerapkan analisis break even point.

DAFTAR PUSTAKA

Adolph Matz, Milton F. Usry dan Lawrence H. Hammer. 1996. Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian, Edisi 9. Jilid 2. Alih bahasa Alfonsus Sirait dan Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga

Danang, Sunyoto. 2013. Ekonomi Manajerial, Konsep Terapan Bisnis. Yogyakarta: CAPS

_______________. 2013. Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis, Teori dan Kasus. Yogyakarta: CAPS

Darsono dan Ari Purwanti. 2010. Penganggaran Perusahaan, Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media

Euis, Rosidah. 2013. Akuntansi Biaya. Bandung: Mujahid Press

Garrison, Noreen, Brewer. 2006. Manajerial Accounting, 11th Edition. New York. McGraw-Hill Companies

Halimatus Sya’diyah. 2011. Peranan Analisis Biaya Volume Laba dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek. Pada Melinda Batik Tali Tasikmalaya. Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial, Edisi 8. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat

Henry, Simmamora. 2012. Akuntansi Manajemen, Edisi 3. Riau: Star Gate Publisher

________________. 2000. Akuntansi Biaya Pengambilan Keputusan Bisnis, Edisi 2. Yogyakarta: YKPN

Joko Pratomo. 2008. Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba. Pada Pabrik Gula Kebon Agung Malang. Skripsi dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang.

(15)

Jurnal Akuntansi 2014 Universitas Siliwangi | 15 Kautsar R. Salman. 2013. Akuntansi Biaya, Pendekatan Product Costing. Jakarta:

Akademia Permata

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat

_______ 2005. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: YKPN

Mohammad, Nazir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

SN Maheshwari, SK Maheshwari. 2009. Text Book Accounting for Management. New Delhi. Vikas

Soemarso S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 5. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Supriyono. 2000.Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan, Edisi 2. Buku 2. Yogyakarta: BPFE.

Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan: Teori, konsep dan Aplikasi. Edisi 1. Yogyakarta : Ekonisia.

Thomas, Sumarsan. 2013. Sistem Pegendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja. Edisi 2. Jakarta: Indeks

Welsch, Glenn A., Ronald W. Hiltong, Paul N. Gordon. 2000. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba, edisi pertama. Alih bahasa Purwatiningsih dan Maudy Warouw. Jakarta: Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah survei tahunan CyberSource Corp yang dirilis pada tahun 2006 peringkat Indonesia sebagai negara yang paling berisiko ketiga di dunia untuk transaksi online,

Modal adalah salah satu kata kerja bantu atau helping verb yang menambah makna struktural atau makna semantik terhadap kata kerja yang memiliki makna lebih terhadap kata

Dengan mengesampingkan kepercayaan … preferensi … tradisi … logika melalui analogi … kesepakatan melalui pemikiran yang seksama, saya benar-benar mengetahui

8 Ibid.. ibunya jika adanya pengakuan sedangkan anak zina dan anak sumbang sekali-kali tidak dapat diakui. Melihat ketentuan yang terdapat dalam Pasal 283 dan Pasal

Data yang harus dibawa untuk diverifikasi adalah semua dokumen asli yang sesuai dokumen yang telah diupload oleh penyedia jasa atau data kualifikasi yang diisi melalui pengadaan

Kewenangan untuk melakukan kegiatan fundraising zakat hanya ada pada Baitul Mal Aceh, dijelaskan dalam Qanun Pasal 1 poin (14) “Zakat adalah bagian dari harta yang wajib

Value (PBV). Hipotesis keempat didukung. 5) Secara ketepatan model penelitian ini menunjukkan bahwa Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Kebijakan

Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah: untuk mengetahui apakah penerapan strategi pembelajaran problem based learning efektif