• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 01 A Latar Belakang 01 Tujuan Instruksional Umum 02 Tujuan Instruksional Khusus. 02

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 01 A Latar Belakang 01 Tujuan Instruksional Umum 02 Tujuan Instruksional Khusus. 02"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ……… 01

A Latar Belakang ……… 01

Tujuan Instruksional Umum……… 02

Tujuan Instruksional Khusus ………. 02

BAB II PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR……….. 03

A. Tujuan dan Ruang Lingkup Izin……….. 03

1. Izin pemanfaatan tenaga nuklir untuk keperluan .. ………. 04

2. Izin pembangunan dan pengoperasian instalasi antara lain …. 04 3. Izin pemanfaatan bahan nuklir……… 04

B. Persyaratan Izin………. 05

1. Persyaratan Umum……… 05

2. Persyaratan Khusus……….. 05

C. Tata Cara Memperoleh Izin……….. 06

D Biaya Izin……….. 06

E Jangka Waktu Izin………. 07

F Izin Berakhir………. 07

G. Perubahan Izin……….. 07

BAB III. PERSYARATAN PERIZINAN BERDASARKAN JENIS PEMANFAATAN 09 A. Izin Impor Pesawat Sinar-X . ………. 09

B. Izin Impor Zat Radioaktif... 10

C. Izin Penyimpanan ……… 12 1. Zat Radioaktif... 12 2. Pesawat Sinar-X ... 13 D. Crawler ... 13 1. Zat Radioaktif ... 13 2. Pesawat Sinar-X... 16 E. Fotoflourografi ... 19 1. Zat Radioaktif... 19 2. Pesawat Sinar-X ………... 21 3. Logging. ……….. 24 4. Gauging ... 27 a. Zat Radioaktif ... 27 b. Pesawat Sinar-X ………. 29 F. Penelitian………. 31

1. Zat Radioaktif Tertutup……….. 31

2. Zat Radioaktif Terbuka ... 33

3. Pesawat Sinar-X……….. 35

4. Diagnostik ... 38

5. Terapi (Teletherapy dan Brachitherapy)... 40

6. Kedokteran Nuklir... 43

G. Izin Penyimpanan ……….. 46

1. Pesawat Sinar–X ……….. 46

2. Zat Radioaktif ... 46

H. Izin Impor Alat – Alat Kesehatan Dan Instalatir ... 48

1. Importir Pesawat Sinar-X ………. 48

2. Importir Zat Radioaktif ……….. 49

Bab IV. SANKSI ADMINISTRATIF……… 53

BAB V. SURAT IZIN BEKERJA (SIB ) PETUGAS PROTEKSI RADIASI…... 54

A. Dasar hukum ………. 54

B. Pemberian Surat Keterangan sebagai SIB Sementara …………. 56 C. Persyaratan Ujian Lisensi Petugas Proteksi Radiasi (PPR) baru 57 BAB VI. PETUNJUK PELAKSANAAN KERJA ( JUKLAK ) DENGAN

(2)

RADIOAKTIF DAN ATAU SUMBER RADIASILAINNYA………. 60

Bab I. Pendahuluan ………... 60

Bab II. Prinsip dasar Proteksi Radiasi……….. 60

Bab III. Pelaksanaan Pekerjaan……….. 61

Bab IV. Penanggulangan Keadaan Darurat ………. 62

(3)

PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Pemanfaatan tenaga nuklir di bidang industri, medis, penelitian dan lain-lain dari hari kehari sudah sangat meluas di Indonesia dan semakin meningkat baik dari segi jumlah maupun jenis peralatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Selain dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan non tenaga nuklir, pemanfaatannya akan dapat menimbulkan bahaya jika faktor keselamatan tidak diperhatikan.

Demi keselamatan, keamanan, ketentraman, kesehatan pekerja dan anggota masyarakat dan perlindungan terhadap lingkungan hidup, pemanfaatan tenaga nuklir harus dilakukan secara tepat dan hati-hati serta ditujukan untuk maksud damai dan keuntungan bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat harus lebih besar dari resiko yang ditimbulkannya. Untuk itu setiap kegiatan yang berkaitan dengan tenaga nuklir harus diatur dan diawasi dengan sangat ketat mengingat potensi bahaya yang ditimbulkannya baik untuk pekerja radiasi, masyarakat maupun untuk lingkungan hidup.

Pengawasan tenaga nuklir di Indonesia untuk pertama kalinya dilakukan pada Tahun 1964 dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 31 Tahun 1964 tentang “ Ketentuan- ketentuan Pokok Tenaga Atom”. Dengan perkembangan zaman dan makin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pemanfaatan tenaga nuklir, banyak ketentuan dalam Undang-undang tersebut yang sudah tidak sesuai lagi, misalnya wewenang pelaksanaan dan pengawasan atas penelitian pemanfaatan tenaga nuklir yang diberikan dalam satu badan sehingga fungsi pengawasan tidak optimal. Oleh karena itu, dipandang perlu dibuat undang–undang baru tentang ketenaganukliran untuk menggantikan Undang-undang Nomor 31 Tahun 1964. Dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 wewenang pelaksanaan dan pengawasan dipisahkan dalam dua lembaga yang berbeda untuk menghindari tumpang tindih kegiatan pemanfaatan dan pengawasan dan sekaligus mengoptimalkan pengawasan yang ditujukan untuk lebih meningkatkan keselamatan nuklir.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tersebut dibentuk Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) sebagai badan pengawas dan Badan Tenaga Nuklir Nasional ( BATAN) sebagai badan pelaksana.

Dalam Undang- undang Nomor 10 Tahun 1997 ditetapkan antara lain :

Pasal 4 Ayat (1) menyebutkan bahwa Pemerintah membentuk Badan Pengawas yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden, yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir, selanjutnya di dalam ayat (2) menyebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Pengawas menyelenggarakan peraturan, perizinan dan inspeksi.

Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti mata pelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan prosedur perizinan pemanfaatan tenaga nuklir

(4)

Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mengikuti pelajaran ini peserta diharapkan mampu untuk :  Mengetahui sistem perizinan pemanfaatan tenaga nuklir

 Mengetahui persyaratan dan tata cara memperoleh izin pemanfaatan tenaga nuklir  Mengetahui persyaratan mendapatkan Surat Izin Bekerja Petugas Proteksi Radiasi  Mengetahui masa berlaku dan berakhirnya izin pemanfaatan tenaga nuklir

BAB II.

PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

Dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997, Pasal 1 ayat 4 menyebutkan definis Pemanfaatan adalah kegiatan yang berkaitan dengan tenaga nuklir yang meliputi penelitian, pengembangan, penambangan, pembuatan, produksi, pengangkutan, penyimpanan, pengalihan, ekspor, impor, penggunaan, dekomisioning dan pengelolaan limbah radioaktif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat

Selanjutnya Pasal 17 ayat (1) menetapkan bahwa setiap pemanfaatan tenaga nuklir wajib memiliki izin , kecuali dalam hal-hal tertentu yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Dan Pasal 17 ayat (3) menetapkan syarat-syarat dan tata cara perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

A. Tujuan dan Ruang Lingkup Izin. Tujuan utama sistem perizinan adalah :

1. Untuk mengetahui dimana saja kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir dilaksanakan di Indonesia, agar dengan demikian kegiatan tersebut dapat diawasi dan dipantau sehingga tidak timbul dampak negatif terhadap pekerja , masyarakat dan lingkungan hidup.

2 Untuk mengetahui apakah pemohon izin benar-benar mampu melaksanakan dengan aman dan selamat kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir yang direncanakannya.

Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2000 tentang Perizinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir adalah yang mengatur antara lain tentang persyaratan dan tata cara

memperoleh izin, jangka waktu izin, kewajiban pemegang izin, inspeksi.

Ruang lingkup perizinan pemanfaatan tenaga nuklir menurut Pasal 17 ayat (1) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 meliputi :

(5)

a. Medis /kesehatan ( diagnostik, terapi, kedokteran nuklir )

b. Industri (radiografi, gauging, logging, analisa, fluoroskopi bagasi , dll ) c. Penelitian (fisika, kimia, biologi, pertanian, hidrologi ,dll).

2. Izin pembangunan dan pengoperasian instalasi antara lain : a. Irradiator;

b. Akselerator; c. Radioterapi;

d. Produksi radioisotop;

e. Pengelolaan limbah radioaktif . 3. Izin pemanfaatan bahan nuklir.

Dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2000 dijelaskan :

a. Setiap orang atau badan yang akan memanfaatkan tenaga nuklir wajib mendapat izin dari BAPETEN

b. Izin diberikan setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan .

c. Pemanfaatan tenaga nuklir dengan aktivitas dan paparan radiasi sangat rendah yang tidak membahayakan masyarakat , pekerja dan lingkungan hidup,

dikecualikan dari kewajiban izin

d. Aktivitas dan paparan radiasi sangat rendah yang dikecualikan dari kewajiban mendapat izin diatur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Kepala BAPETEN 019/Ka- BAPETEN/IV–00 tentang Pengecualian dari Kewajiban Memiliki Izin Pemanfaatan Tenaga Nuklir

B. Persyaratan Izin

1. Persyaratan Umum

Pasal 3 PP No. 64 Tahun 2000 menetapkan bahwa persyaratan umum untuk memperoleh izin pemanfaatan tenaga nuklir adalah :

a. Mempunyai izin usaha atau izin lain dari instansi yang bersangkutan ; b. Mempunyai fasilitas yang memenuhi persyaratan keselamatan ;

c. Mempunyai petugas ahli yang memenuhi kualifikasi untuk pemanfaatan tenaga nuklir;

d. Mempunyai peralatan teknis dan peralatan keselamatan radiasi yang diperlukan untuk pemanfaatan tenaga nuklir ; dan

e. Mempunyai prosedur kerja yang aman bagi pekerja , masyarakat dan lingkungan hidup .

(6)

2. Persyaratan Khusus

Selanjutnya Pasal 4 menetapkan disamping persyaratan umum tersebut, untuk instalasi yang mempunyai potensi dampak radiologik tinggi diperlukan yaitu : a. Menyampaikan dokumen Laporan Analisis Keselamatan (LAK);

b. Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL); c. Memenuhi persyaratan konstruksi.

Sedangkan persyaratan khusus untuk izin pemanfaatan bahan nuklir adalah a. mempunyai sistem pertanggungjawaban dan pengawasan bahan nuklir; b. mempunyai sistem proteksi fisik bahan nuklir.

C. Tata Cara Memperoleh Izin

Dalam Pasal 5 dijelaskan hal-hal sebagai berikut :

1. Permohonan izin diajukan kepada BAPETEN dengan mengisi formulir yang telah ditentukan .

2. BAPETEN melakukan penilaian terhadap permohonan izin tersebut.

3. Keputusan penilaian permohonan izin diberikan paling lama 14 (empat belas) hari setelah semua kelengkapan permohonan izin diterima dan memenuhi semua persyaratan.

4. Untuk instalasi yang mempunyai dampak radiologi tinggi, keputusan penilaian permohonan izin diberikan paling lama 60 (enam puluh) hari setelah semua kelengkapan permohonan izin diterima dan memenuhi semua persyaratan . 5. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (3) dan (4), BAPETEN

belum menerbitkan keputusan, maka dianggap izin disetujui.

6. Izin sebagaimana dimaksud ayat (5) wajib diterbitkan dan mulai berlaku sejak berakhirnya jangka waktu sebagaimana ayat (3) dan (4).

7. Untuk memeriksa kebenaran permohonan izin, BAPETEN dapat melakukan verifikasi.

D. Biaya Izin

Menurut Pasal 6 tentang biaya izin ditetapkan sebagai berikut : 1. Setiap izin yang diterbitkan BAPETEN dikenakan biaya .

2. Besarnya biaya ditentukan berdasarkan tujuan pemanfaatan tenaga nuklir 3. Besarnya biaya ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

(7)

Karena adanya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 dan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997, maka biaya izin ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 134 Tahun 2000 yang telah diubah dengan PP No. 48 Tahun 2001.

E. Jangka Waktu Izin

Dalam Pasal 7 dijelaskan tentang jangka waktu izin sebagai berikut :

1. Izin yang diterbitkan berlaku untuk jangka paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang .

2. Jangka waktu izin yang diterbitkan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala BAPETEN .

F. Izin Berakhir

Dalam Pasal 8 dijelaskan bahwa izin yang dimiliki Pemegang Izin akan berakhir karena :

1. Jangka waktunya berakhir ;

2. Pemegang izin perorangan meninggal dunia; 3. Badan pemegang izin bubar;

4. Dicabut oleh BAPETEN.

Catatan :

Izin yang berakhir karena dicabut oleh BAPETEN dapat disebabkan antara lain : 1. izin sudah dibekukan karena alasan keselamatan tetapi pemegang izin tetap

beroperasi ;

2. telah terjadi kecelakaan radiasi sehingga menimbulkan korban luka parah dan atau meninggal dunia ;

3. terjadinya penyimpangan dari tujuan pemanfaatan tenaga nuklir .

G. Perubahan Izin

Dalam Pasal 9 dijelaskan perihal perubahan data perzinan sebagai berikut :

1. Apabila terjadi perubahan data perizinan sebelum izin berakhir, pemegang izin harus segera mengajukan permohonan perubahan terhadap izin yang sudah diterbitkan .

2. Apabila perubahan menyangkut :

(8)

b. Perubahan pemegang izin yaitu apabila terjadi pengalihan kepemilikan perusahaan atau instalasi, tidak termasuk perubahan nama pejabat dalam perusahaan atau instalasi harus diajukan sebagai permohonan izin baru. 3. Instalasi yang mengalami perubahan tersebut diatas tidak boleh dioperasikan

(9)

BAB III.

PERSYARATAN PERIZINAN BERDASARKAN JENIS PEMANFAATAN

Penjabaran persyaratan perizinan tergantung pada jenis pemanfaatannya, yang meliputi:

A. Izin Impor Pesawat Sinar-X . 1. Permohonan izin baru

Permohonan izin baru diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani diatas meterai Rp 6.000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan :

a. Fotokopi izin usaha atau izin lainnya dari instansi yang bersangkutan. Izin usaha dapat berupa akte pendirian perusahaan dan SIUP yang menunjukkan jenis kegiatan usaha yang sesuai, dengan melampirkan tentang nama dan jenis pesawat sinar-X yang akan diimpor.

b. Spesifikasi teknik pesawat sinar-X dari pabrik, disertai dengan sertifikat yang memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.

c. Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) dari Petugas Proteksi Radiasi yang masih berlaku

d. Surat pernyataan PPR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

e. Fotokopi sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi.

f. Fotokopi bukti pelayanan film badge/TLD dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi sejumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin.

g. Bukti pengesahan dari BAPETEN terhadap petunjuk pelaksanaan kerja (Juklak) pemasangan pesawat sinar-X yang dibuat oleh Petugas Proteksi Radiasi (PPR).

2. Permohonan izin perpanjangan.

Permohonan izin perpanjangan diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas meterai Rp.6.000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan :

a. Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) dari Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku

b. Surat pernyataan PPR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

c. Fotokopi sertifikat kalibrasi Surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi

(10)

d. Fotokopi hasil evaluasi film badge/TLD dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi sesuai jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin

e. Laporan distribusi pesawat sinar-X pertriwulan selama setahun.

f. Laporan hasil pengukuran paparan radiasi dan uji fungsi pesawat sinar-X yang dipasang.

B. Izin Impor Zat Radioaktif 1. Permohonan Izin Baru

Permohonan izin baru diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani diatas materai Rp 6.000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan :

a. Fotokopi izin usaha atau izin lainnya dari instansi yang bersangkutan. Izin usaha dapat berupa akte pendirian perusahaan dan SIUP yang menunjukkan jenis kegiatan usaha yang sesuai, dengan melampirkan nama dan jenis radioaktif yang akan diimpor.

b. Spesifikasi teknik dari pabrik dan sertifikat yang memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan

c. Surat Pernyataan Pengembalian Limbah dari pemohon disertai surat keterangan dari pemasok/pabrik bersedia menerima limbah radioaktif d. Denah tempat penyimpanan sementara zat radioaktif yang memenuhi syarat *

.

e. Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) dari Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku.

f. Surat pernyataan PPR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

g. Fotokopi sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi.

h. Fotokopi bukti pelayanan film badge/TLD dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi sesuai jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin.

i. Bukti pengesahan dari BAPETEN terhadap petunjuk pelaksanaan kerja (Juklak) yang dibuat oleh Petugas Proteksi Radiasi (PPR).

2. Permohonan Izin Perpanjangan.

Permohonan izin perpanjangan diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas materai Rp.6.000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan :

(11)

a. Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) dari Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku

b. Surat pernyataan PPR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

c. Fotokopi sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi.

d. Fotokopi hasil evaluasi film badge/TLD dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi sesuai jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin.

e. Laporan distribusi zat radioaktif pertriwulan selama setahun .

Catatan

Setiap pemasukan zat radioaktif ke Indonesia harus mendapat persetujuan BAPETEN Untuk mendapatkan persetujuan pemasukan tersebut dokumen - dokumen yang harus dilampirkan adalah:

a. Shipper’s Declaration for Dangerous Goods b. Airway Bill

c. Invoice. d. Packing list

C. Izin Penyimpanan

1. Zat Radioaktif

a. Permohonan Izin Baru

Permohonan izin penyimpanan diajukan dengan mengisi formulir permohonan izin secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas meterai Rp 6.000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan :

1) Denah tempat penyimpanan zat radioaktif sementara yang memenuhi syarat *.

2) Surat pernyataan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

3) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku.

4) Fotokopi sertifikat kalibrasi surveyemeter yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis energi radiasi yang digunakan.

(12)

5) Bukti pengesahan dari BAPETEN terhadap Petunjuk Pelaksanaan Kerja (Juklak) Penyimpanan yang dibuat PPR.

b. Permohonan Izin Perpanjangan.

Permohonan perpanjangan izin Penyimpanan diajukan dengan mengisi formulir permohonan izin secara lengkap dan benar yang ditandatangani diatas meterai Rp 6.000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan:

1) Surat pernyataan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

2) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku.

3) Fotokopi sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi. Surveyemeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi radiasi yang digunakan.

2. Pesawat Sinar-X

Izin penyimpanan diberikan apabila pesawat disimpan sementara atau rusak tetapi masih dalam perbaikan untuk dipakai lagi (untuk pesawat yang sudah rusak berat dan tidak akan dipergunakan lagi disarankan untuk dihapuskan dari data izin dengan menyampaikan bukti penghapusannya).

Tata cara mengajukan izin penyimpanan pesawat sinar-X adalah dengan mengisi formulir permohonan izin penyimpanan secara lengkap dan benar yang ditandatangani diatas meterai Rp.6000,- (enam ribu rupiah).

D. Crawler 1. Zat Radioaktif

a. Permohonan Izin Baru

Permohonan izin baru diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas materai Rp 6000,- (enam ribu rupiah). Dan melampirkan:

1) Fotokopi Izin Usaha atau izin lainnya dari instasi yang bersangkutan, Izin Usaha dapat berupa akte pendirian perusahaan dan SIUP yang menunjukan jenis kegiatan usaha yang sesuai.

(13)

2) Spesifikasi teknik peralatan dari pabrik dan sertifikat yang memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.

3) Dokumen pemasukan zat radioaktif yang disetujui BAPETEN, yang meliputi: Air Way Bill (udara)/Bill of lading, Invoice, Packing list, dan Shipper’s declaration for dangerous goods.

4) Sertifikat zat radioaktif termasuk pengontrol (stopper) Crawler, yang meliputi:

a) Sertifikat zat radioaktif yang berisi: (1) Uji kontaminasi (wipe test) (2) Uji kebocoran (leak test)

b) Tabel peluruhan yang mencantumkan: No. seri zat radioaktif dan Aktivitas zat radioaktif

5) Surat Pernyataan Pengembalian Limbah dari pemohon disertai surat keterangan dari pemasok.

6) Rancangan tempat penyimpanan zat radioaktif yang memenuhi syarat. 7) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi (PPR), AR dan

OR yang masih berlaku.

Untuk PPR, AR dan OR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

a) Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau pemegang izin.

b) Hasil pemeriksaan kesehatan, meliputi mata, darah dan kulit. c) Fotokopi hasil evaluasi film badge dari instasi/perusahaan terakhir

sebelumnya.

8) Surat pernyataan PPR, AR dan OR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan masih bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

9) Sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBIN-BATAN atau Instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi yang digunakan.

10) Fotokopi bukti pelayanan film badge/TLD badge dari P3KRBIN-BATAN atau Instansi lain yang terakreditasi sesuai dengan jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin.

11) Bukti pengesahan dari BAPETEN terhadap Petunjuk Pelaksanaan Kerja (Juklak) yang dibuat oleh Petugas Proteksi Radiasi.

(14)

b. Permohonan Izin Perpanjangan

Permohonan Izin Perpanjangan diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas materai Rp. 6000,- (enam ribu rupiah). Dan melampirkan:

1) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi (PPR), AR dan OR yang masih berlaku.

Untuk PPR, AR dan OR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

a) Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau pemegang izin.

b) Hasil pemeriksaan kesehatan, meliputi mata, darah dan kulit.

c) Fotokopi hasil evaluasi film badge dari instasi/perusahaan terakhir sebelumnya.

2) Surat pernyataan PPR, AR dan OR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan masih bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

3) Sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBIN-BATAN atau Instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi yang digunakan.

4) Fotokopi hasil evaluasi flm badge/TLD badge dari P3KRBiN-BATAN atau Instansi lain yang terakreditasi.

5) Tindak lanjut rekomendasi hasil inspeksi BAPETEN.

c. Pergantian zat radioaktif

Apabila zat radioaktif radiasi diganti pada saat izin dan persyaratan masih berlaku, permohonan diajukan dengan melampirkan:

1) Dokumen pemasukan zat radioaktif yang disetujui BAPETEN, yang meliputi: Air Way Bill (udara)/Bill of lading, Invoice, Packing list, dan Shipper’s declaration for dangerous goods.

2) Sertifikat zat radioaktif termasuk pengontrol (stopper) Crawler, yang meliputi:

 Sertifikat zat radioaktif yang berisi: (1) Uji kontaminasi (wipe test) (2) Uji kebocoran (leak test)

3) Tabel peluruhan yang mencantumkan: No. seri zat radioaktif dan Aktivitas zat radioaktif.

(15)

2. Pesawat Sinar-X

a. Permohonan Izin Baru

Permohonan izin baru diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas materai Rp 6000,- (enam ribu rupiah). Dan melampirkan:

1) Fotokopi Izin Usaha atau izin lainnya dari instasi yang bersangkutan, Izin Usaha dapat berupa akte pendirian perusahaan dan SIUP yang menunjukan jenis kegiatan usaha yang sesuai.

2) Spesifikasi teknik pesawat sinar-X dari pabrik, disertai dengan Sertifikat kesesuaian standar yang berlaku.

3) Dokumen pemasukan pesawat sinar-X yang disetujui BAPETEN yang meliputi: Air Way Bill (udara)/Bill of lading atau EMKL (laut), Invoice, Packing list, Shipper Declaration for Dangerous Goods.

4) Data pengontrol crawler (stopper) yang meliputi: a) Sertifikat zat radioaktif yang berisi:

(1) Uji kontaminasi (wipe test) (2) Uji kebocoran (leak test)

b) Tabel peluruhan yang mencantumkan: No. seri zat radioaktif, Aktivitas zat radioaktif dan Tanggal aktivitas

5) Foto copy SIB PPR, AR dan OR yang masih berlaku.

Untuk PPR, AR dan OR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

a) Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau pemegang izin.

b) Hasil pemeriksaan kesehatan, meliputi mata, darah dan kulit.

c) Fotokopi hasil evaluasi film badge dari instasi/perusahaan terakhir sebelumnya.

6) Surat pernyataan PPR, AR dan OR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan masih bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

7) Sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBIN-BATAN atau Instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi yang digunakan.

8) Fotokopi bukti pelayanan film badge/TLD badge dari P3KRBIN-BATAN atau Instansi lain yang terakreditasi. sesuai dengan jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin.

9) Bukti pengesahan dari BAPETEN terhadap Petunjuk Pelaksanaan Kerja (Juklak) yang dibuat oleh Petugas Proteksi Radiasi.

(16)

b. Permohonan Izin Perpanjangan

Permohonan Izin Perpanjangan diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas materai Rp. 6000,- (enam ribu rupiah). Dan melampirkan:

1) Fotokopi SIB PPR, AR dan OR yang masih berlaku.

Untuk PPR, AR dan OR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

2) Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau pemegang izin.

3) Hasil pemeriksaan kesehatan, meliputi mata, darah dan kulit.

4) Fotokopi hasil evaluasi film badge dari instasi/perusahaan terakhir sebelumnya.

5) Surat pernyataan PPR, AR dan OR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan masih bekerja pada instansi/ perusahaan pemohon.

6) Sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBIN-BATAN atau Instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi yang digunakan.

7) Fotokopi hasil evaluasi film badge/TLD badge yang terakhir dari P3KRBIN-BATAN atau Instansi lain yang terakreditasi.

8) Tindak lanjut rekomendasi hasil inspeksi BAPETEN.

c. Pergantian Tabung Sinar-X

Apabila Tabung Sinar-X diganti pada saat izin dan persyaratan masih berlaku, permohonan diajukan dengan melampirkan:

1) Spesifikasi teknik pesawat sinar-X dari pabrik, dan sertifikat yang memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.

2) Dokumen pemasukan pesawat sinar-X yang disetujui BAPETEN yang meliputi: Air Way Bill (udara)/Bill of lading atau EMKL (laut), Invoice, Packing list,Shipper Declaration for Dangerous Goods.

3) Keterangan/status tabung pesawat sinar -X lama

E. Fotoflourografi

Fotoflourografi adalah suatu kegiatan Radiografi yang dalam pelaksanaannya tidak menggunakan film untuk menganalisa/evaluasi hasil radiografi.

(17)

1. Zat Radioaktif

a. Permohonan Izin Baru

Permohonan izin baru diajukan dengan mengisi formulir permohonan izin pemanfaatan secara lengkap dan benar ditandatangani diatas meterai Rp 6000,- .Dan melampirkan:

1) Fotokopi Izin Usaha atau izin lainnya dari instasi yang bersangkutan, Izin Usaha dapat berupa akte pendirian perusahaan dan SIUP yang menunjukan jenis kegiatan usaha yang sesuai.

2) Spesifikasi teknik peralatan dari pabrik dan sertifikat yang memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.

3) Dokumen pemasukan zat radioaktif yang meliputi: Air Way Bill (udara)/Bill of lading, Invoice, Packing list, Shipper’s declaration for dangerous.

4) Data zat radioaktif yang meliputi: a) Sertifikat zat radioaktif yang berisi:

(1) Uji kontaminasi (wipe test). (2) Uji kebocoran (leak test).

b) Tabel peluruhan yang mencantumkan: Nomor seri zat radioaktif dan Aktivitas zat radioaktif.

5) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku.

Untuk PPR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan.

a) Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau pemegang izin.

b) Hasil pemeriksaan kesehatan, meliputi mata, darah dan kulit.

c) Foto copy hasil evaluasi film badge dari instasi/perusahaan terakhir sebelumnya.

6) Surat pernyataan PPR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan masih bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

7) Sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBIN-BATAN atau Instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi radiasi yang digunakan.

8) Fotokopi bukti pelayanan film badge/TLD badge dari P3KRBIN-BATAN atau Instansi lain yang terakreditasi sesuai dengan jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin.

(18)

9) Bukti pengesahan dari BAPETEN terhadap Petunjuk Pelaksanaan Kerja (Juklak) yang dibuat oleh Petugas Proteksi Radiasi.

b. Permohonan Izin Perpanjangan

Permohonan Izin Perpanjangan diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas materai Rp. 6000,- (enam ribu rupiah). Dan melampirkan:

1) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku.

Untuk PPR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan.

a) Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau pemegang izin.

b) Hasil pemeriksaan kesehatan, meliputi mata, darah dan kulit.

c) Foto copy hasil evaluasi film badge dari instasi/perusahaan terakhir sebelumnya.

2) Surat pernyataan PPR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan masih bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

3) Sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBIN-BATAN atau Instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi radiasi yang digunakan.

4) Fotokopi hasil evaluasi film badge/TLD badge dari P3KRBIN-BATAN atau Instansi lain yang terakreditasi.

5) Tindak lanjut rekomendasi hasil inspeksi BAPETEN.

c. Pergantian zat radioaktif

Apabila zat radioaktif radiasi diganti pada saat izin dan persyaratan masih berlaku, permohonan diajukan dengan melampirkan:

1) Dokumen pemasukan zat radioaktif yang meliputi: Air Way Bill (udara)/Bill of lading, Invoice, Packing list, Shipper’s declaration for dangerous.

2) Data zat radioaktif yang meliputi: a) Sertifikat zat radioaktif yang berisi:

(1) Uji kontaminasi (wipe test). (2) Uji kebocoran (leak test).

b) Tabel peluruhan yang mencantumkan: Nomor seri zat radioaktif dan Aktivitas zat radioaktif.

(19)

3) Keterangan/status zat radioaktif lama atau yang diganti.

2. Pesawat Sinar-X

a. Permohonan Izin Baru

Permohonan izin baru diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas materai Rp 6000,- (enam ribu rupiah). Dan melampirkan:

1) Fotokopi Izin Usaha atau izin lainnya dari instasi yang bersangkutan, Izin Usaha dapat berupa akte pendirian perusahaan dan SIUP yang menunjukan jenis kegiatan usaha yang sesuai.

2) Spesifikasi teknis peralatan pesawat sinar-X dari pabrik

3) Dokumen pemasukan pesawat sinar-X yang meliputi: Air Way Bill/Bill of lading atau EMKL, Invoice, dan Packing list.

4) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku.

Untuk PPR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

a) Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau pemegang izin.

b) Hasil pemeriksaan kesehatan, meliputi mata, darah dan kulit.

c) Fotokopi hasil evaluasi film badge dari instasi/perusahaan terakhir sebelumnya.

5) Surat pernyataan PPR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan masih bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

6) Sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBIN-BATAN atau Instansi lain yang terakreditasi.. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi radiasi yang digunakan.

7) Fotokopi bukti pelayanan film badge/TLD badge dari P3KRBIN-BATAN atau Instansi lain yang terakreditasi. sesuai dengan jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin.

8) Bukti pengesahan dari BAPETEN terhadap Petunjuk Pelaksanaan Kerja (Juklak) yang dibuat oleh Petugas Proteksi Radiasi.

b. Permohonan Izin Perpanjangan

Permohonan Izin Perpanjangan diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas materai Rp. 6000,- (enam ribu rupiah). Dan melampirkan:

(20)

1) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku.

Untuk PPR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

a) Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau pemegang izin.

b) Hasil pemeriksaan kesehatan, meliputi mata, darah dan kulit.

c) Fotokopi hasil evaluasi film badge dari instansi/perusahaan terakhir sebelumnya.

2) Surat pernyataan PPR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan masih bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

3) Sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari

P3KRBiN-BATAN atau Instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi radiasi yang digunakan.

4) Fotokopi hasil evaluasi film badge/TLD badge yang terakhir dari P3KRBiN-BATAN atau Instansi lain yang terakreditasi.

c. Pergantian Tabung Sinar-X

Apabila Tabung Sinar-X diganti pada saat izin dan persyaratan masih berlaku, permohonan diajukan dengan melampirkan:

1) Spesifikasi teknis peralatan pesawat sinar-X dari pabrik dan sertifikat yang memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.

2) Dokumen pemasukan pesawat sinar-X yang meliputi: Air Way Bill/Bill of lading atau EMKL, Invoice, dan Packing list.

3) Keterangan/status tabung pesawat sinar -X lama

d. Biaya Izin

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 134 Tahun 2000 besarnya biaya izin yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

1) Izin baru : Rp 300.000 ( per unit per 1 tahun ) 2) Izin perpanjangan : Rp 300.000 ( per unit per 1 tahun )

3) Keterlambatan paling lama 30 ( tiga puluh ) hari sejak izin berakhir dikenakan denda sebesar 25 % (dua puluh lima persen ) dari besarnya biaya izin .

4) Keterlambatan yang melebihi 30 ( tiga puluh ) hari kalender dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku .

(21)

5) Biaya izin atas perubahan data ( revisi ) yang tercantum dalam izin dikenakan biaya tambahan sebesar 25 % (dua puluh lima persen ).

3. Logging.

a Permohonan Izin Baru

Permohonan izin baru diajukan dengan mengisi formulir permohonan izin secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas meterai Rp 6000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan :

1) Fotokopi Izin Usaha atau izin lainnya dari instansi yang bersangkutan, Izin Usaha dapat berupa Akte Pendirian Perusahaan dan SIUP yang menunjukkan jenis kegiatan usaha yang sesuai.

2) Fotokopi spesifikasi teknik peralatan dari pabrik dan sertifikat yang memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.

3) Dokumen pemasukan zat radioaktif yang disetujui BAPETEN, meliputi : Air Way Bill/Bill of Lading, Invoice, Packing List dan Shipper’s declaration for dangerous goods.

4) Sertifikat Zat Radioaktif yang meliputi: a) Nomor seri zat radioaktif

b) Uji kebocoran (leak test)

c) Uji kontaminasi (wipe test/smear test)

5) Surat Pernyataan Pengembalian Limbah dari pemohon disertai surat keterangan dari pemasok.

6) Surat Pernyataan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

7) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) dari Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku. Untuk PPR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

a) Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau Pemegang Izin.

b) Hasil pemeriksaan kesehatan, meliputi mata, darah dan kulit.

c) Foto copy hasil evaluasi film badge dari instansi/perusahaan terakhir sebelumnya.

8) Fotokopi sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi radiasi yang digunakan

(22)

9) Fotokopi bukti pelayanan film badge/TLD badge dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi, sesuai dengan jumlah pekerja radiasi yang dicantumkan dalam izin.

10) Bukti pengesahan dari BAPETEN terhadap Petunjuk Pelaksanaan Kerja (Juklak) yang dibuat oleh PPR.

b. Permohonan Izin Perpanjangan

Permohonan perpanjangan izin di ajukan dengan mengisi formulir permohonan izin secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas meterai Rp 6000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan :

1) Surat Pernyataan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

2) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) dari Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku. Untuk PPR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

a) Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau Pemegang Izin.

b) Hasil pemeriksaan kesehatan, meliputi mata, darah dan kulit.

c) Fotokopi hasil evaluasi film badge dari instansi/perusahaan terakhir sebelumnya.

3) Fotokopi sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi radiasi yang digunakan

4) Fotokopi hasil evaluasi film badge/TLD badge dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi.

5) Tindak lanjut rekomendasi hasil inspeksi BAPETEN

c. Biaya Izin

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 134 Tahun 2000 besarnya biaya izin yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

1) Izin baru : Rp 80.000 ( per unit per 2 tahun ) 2) Izin perpanjangan : Rp 80.000 ( per unit per 2 tahun )

3) Keterlambatan paling lama 30 ( tiga puluh ) hari sejak izin berakhir dikenakan denda sebesar 25 % (dua puluh lima persen ) dari besarnya biaya izin .

4) Keterlambatan yang melebihi 30 ( tiga puluh ) hari kalender dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku .

(23)

5) Biaya izin atas perubahan data ( revisi ) yang tercantum dalam izin dikenakan biaya tambahan sebesar 25 % (dua puluh lima persen ).

(24)

4. Gauging

a. Zat Radioaktif

1) Permohonan Izin Baru

Permohonan izin baru diajukan dengan mengisi formulir permohonan izin secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas materai Rp 6000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan:

a) Fotokopi Izin Usaha atau izin lainnya dari instansi yang bersangkutan, Izin Usaha dapat berupa Akte Pendirian Perusahaan dan SIUP yang menunjukkan jenis kegiatan usaha yang sesuai.

b) Fotokopi spesifikasi teknik peralatan dari pabrik dan sertifikat yang memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.

c) Dokumen pemasukan zat radioaktif yang disetujui BAPETEN, meliputi: Air Way Bill/Bill of lading, Invoice, Packing List dan Shipper’s declaration for dangerous goods.

d) Fotocopi Sertifikat Zat Radioaktif yang meliputi: (1) Nomor seri zat radioaktif

(2) Uji kebocoran (leak test)

(3) Uji kontaminasi (wipe test/smear test)

e) Surat pernyataan pengembalian limbah dari pemohon dan disertai surat keterangan dari pemasok.

f) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) dari Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku. Untuk PPR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

(1) Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau Pemegang Izin.

(2) Hasil pemeriksaan kesehatan, meliputi mata, darah dan kulit. (3) Fotokopi hasil evaluasi film badge dari instansi/perusahaan

terakhir sebelumnya.

g) Surat pernyataan PPR di atas kertas segel atau materai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

h) Fotokopi Sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi radiasi yang digunakan.

(25)

i) Fotokopi bukti pelayanan film badge/TLD badge dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi, sesuai dengan jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin.

j) Bukti pengesahan dari BAPETEN terhadap Petunjuk Pelaksanaan Kerja (Juklak) yang dibuat PPR.

2) Permohonan Izin Perpanjangan

Permohonan Perpanjangan Izin diajukan dengan mengisi formulir permohonan izin secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas materai Rp 6000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan :

a) Surat pernyataan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) di atas kertas segel atau materai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

b) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) dari Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku. Untuk PPR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

(1) Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau Pemegang Izin.

(2) Hasil pemeriksaan kesehatan, meliputi mata, darah dan kulit. (3) Fotokopi hasil evaluasi film badge dari instansi/ perusahaan

terakhir sebelumnya.

c) Fotokopi sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau instansi yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi radiasi yang digunakan.

d) Fotokopi hasil evaluasi film badge/TLD badge dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi.

e) Tindak lanjut rekomendasi hasil inspeksi BAPETEN

b. Pesawat Sinar-X

1) Permohonan Izin Baru

Permohonan izin baru diajukan dengan mengisi formulir permohonan izin secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas materai Rp 6000,- (enam ribu rupiah), serta melampirkan :

a) Izin Usaha atau izin lainnya dari instansi yang bersangkutan, Izin Usaha dapat berupa Akte Pendirian Perusahaan dan SIUP yang menunjukkan jenis kegiatan usaha yang sesuai.

(26)

b) Spesifikasi teknik pesawat sinar-X dari pabrik dan sertifikat yang memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.

c) Dokumen pemasukan pesawat sinar X yang disetujui BAPETEN, meliputi : Air Way Bill/Bill of lading, Invoice, dan Packing List.

d) Surat pernyataan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) di atas kertas segel atau materai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

e) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) dari Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku. Untuk PPR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

(1) Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau Pemegang Izin.

(2) Hasil pemeriksaan kesehatan, meliputi mata, darah dan kulit. (3) Foto copy hasil evaluasi film badge dari instasi/perusahaan

terakhir sebelumnya.

f) Fotokopi sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi radiasi yang digunakan

g) Fotokopi bukti pelayanan film badge/TLD badge dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi, sesuai dengan jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin.

h) Bukti pengesahan dari BAPETEN terhadap Petunjuk Pelaksanaan Kerja (Juklak) yang dibuat PPR.

2) Permohonan Izin Perpanjangan

Permohonan Perpanjangan Izin diajukan dengan mengisi formulir permohonan izin secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas materai Rp 6000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan :

a) Surat pernyataan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) di atas kertas segel atau materai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

b) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) dari Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku. Untuk PPR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

(1) Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau Pemegang Izin.

(27)

(3) Fotokopi hasil evaluasi film badge dari instansi/perusahaan terakhir sebelumnya.

c) Fotokopi sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi radiasi yang digunakan.

d) Fotokopi hasil evaluasi film badge/TLD badge dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi.

e) Tindak lanjut rekomendasi hasil inspeksi BAPETEN.

3) Biaya Izin

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 134 Tahun 2000 besarnya biaya izin yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

a) Izin baru : Rp 80.000 ( per unit per 2 tahun ) b) Izin perpanjangan : Rp 80.000 ( per unit per 2 tahun )

c) Keterlambatan paling lama 30 ( tiga puluh ) hari sejak izin berakhir dikenakan denda sebesar 25 % (dua puluh lima persen ) dari besarnya biaya izin .

d) Keterlambatan yang melebihi 30 ( tiga puluh ) hari kalender dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku .

e) Biaya izin atas perubahan data ( revisi ) yang tercantum dalam izin dikenakan biaya tambahan sebesar 25 % (dua puluh lima persen ).

F. Penelitian

1. Zat Radioaktif Tertutup a Permohonan Izin Baru

Permohonan izin baru diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas meterai Rp 6000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan :

1) Izin Usaha atau izin lainnya dari instansi yang bersangkutan, Izin Usaha dapat berupa Akte Pendirian Perusahaan dan SIUP yang menunjukkan jenis kegiatan usaha yang sesuai.

2) Spesifikasi teknik peralatan dari pabrik dan dan sertifikat yang memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.

3) Dokumen pemasukan zat radioaktif yang disetujui BAPETEN, meliputi: Air Way Bill/Bill of Lading, Invoice, Packing List dan Shipper’s declaration for dangerous goods.

(28)

c) Nomor seri zat radioaktif d) Uji kebocoran (leak test)

e) Uji kontaminasi (wipe test/smear test)

5) Surat pernyataan pengembalian limbah dari pemohon disertai keterangan dari pemasok.

6) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) dari Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku. Untuk PPR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

a)

Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau Pemegang Izin.

b)

Hasil pemeriksaan kesehatan, meliputi mata, darah dan kulit.

c)

Foto copy hasil evaluasi film badge/TLD dari instansi/perusahaan terakhir sebelumnya.

7) Surat pernyataan PPR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon. 8) Fotokopi sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari

P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi radiasi yang digunakan. 9) Fotokopi bukti pelayanan film badge/TLD badge dari P3KRBIN-BATAN

atau instansi lain yang terakreditasi sesuai dengan jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin.

10) Bukti pengesahan dari BAPETEN terhadap Petunjuk Pelaksanaan Kerja (Juklak) yang dibuat oleh PPR.

b Permohonan Izin Perpanjangan

Permohonan Perpanjangan Izin diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas meterai Rp 6000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan :

1)

Surat pernyataan PPR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- (enam ribu rupiah) bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

2)

Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) dari Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku. Untuk PPR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

a)

Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau Pemegang Izin.

(29)

c)

Fotokopi hasil evaluasi film badge/TLD dari instansi/ perusahaan terakhir sebelumnya.

3)

Fotokopi sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi radiasi yang digunakan.

4)

Tindaklanjut rekomendasi hasil inspeksi BAPETEN.

2. Zat Radioaktif Terbuka a Permohonan Izin Baru

Permohonan izin diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas meterai Rp 6000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan :

1) Izin Usaha atau izin lainnya dari instansi yang bersangkutan, Izin Usaha dapat berupa Akte Pendirian Perusahaan dan SIUP yang menunjukkan jenis kegiatan usaha yang sesuai.

2) Dokumen pemasukan zat radioaktif yang disetujui BAPETEN, meliputi: Air Waybill/Bill of Lading, Invoice, Packing List dan Shipper’s declaration for dangerous goods.

3) Data zat radioaktif yang meliputi : nama dan senyawanya, aktivitas, tanggal aktivitas dan jumlah pemakaian dalam satu tahun.

4) Metode pengelolaan limbah zat radioaktif cair.

5) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) dari Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku. Untuk PPR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

a)

Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau Pemegang Izin.

b)

Hasil pemeriksaan kesehatan, meliputi mata, darah dan kulit.

c)

Fotokopi hasil evaluasi film badge/TLD dari instansi/ perusahaan

terakhir sebelumnya.

6) Surat pernyataan PPR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- (enam ribu rupiah) bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

7) Fotokopi sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi radiasi yang digunakan

(30)

8) Fotokopi bukti pelayanan film badge/TLD badge dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi sesuai dengan jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin.

9) Bukti pengesahan dari BAPETEN terhadap Petunjuk Pelaksanaan Kerja (Juklak) yang dibuat PPR.

b Permohonan Izin Perpanjangan

Permohonan perpanjangan izin diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas meterai Rp 6000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan :

8) Surat pernyataan PPR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- (enam ribu rupiah) bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

9) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) dari Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku. Untuk PPR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

a)

Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau Pemegang Izin.

b)

Hasil pemeriksaan kesehatan, meliputi mata, darah dan kulit.

c)

Fotokopi hasil evaluasi film badge/TLD dari instansi/ perusahaan terakhir sebelumnya.

10) Fotokopi sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi radiasi yang digunakan.

11) Fotokopi bukti pelayanan film badge/TLD badge dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi sesuai dengan jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin.

12) Tindaklanjut rekomendasi hasil inspeksi BAPETEN

3. Pesawat Sinar-X

a Permohonan Izin Baru

Permohonan izin diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas materai Rp 6000,- (enam ribu Rupiah) dengan melampirkan :

(31)

1)

Izin Usaha atau izin lainnya dari instansi yang bersangkutan, Izin Usaha dapat berupa Akte Pendirian Perusahaan dan SIUP yang menunjukkan jenis kegiatan usaha yang sesuai.

2)

Spesifikasi teknik pesawat sinar-X dari pabrik disertai dengan sertifikat yang memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.

3)

Dokumen pemasukan pesawat sinar-X yang disetujui BAPETEN, meliputi : Air Waybill/Bill of lading, Invoice, dan Packing List.

4)

Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) dari Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku. Untuk PPR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

 Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau Pemegang Izin.

 Hasil pemeriksaan kesehatan, meliputi mata, darah dan kulit.

 Fotokopi hasil evaluasi film badgeTLD dari instasi/perusahaan terakhir sebelumnya.

5)

Surat pernyataan PPR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,-(enam ribu rupiah) bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

6)

Fotokopi sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis dan energi radiasi yang digunakan.

7)

Fotokopi bukti pelayanan film badge / TLD badge dari P3KRBiN-BATAN

atau instansi lain yang terakreditasi sesuai dengan jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin.

8)

Bukti pengesahan dari BAPETEN terhadap Petunjuk Pelaksanaan Kerja (Juklak) yang dibuat PPR.

b Permohonan Izin Perpanjangan

Permohonan Perpanjangan Izin diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas meterai Rp 6000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan :

3) Fotokopi Surat Izin Bekerja (SIB) dari Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang masih berlaku. Untuk PPR yang pindah dari instansi/perusahaan lain harus menyertakan:

a)

Surat keterangan berhenti bekerja dibuat Pengusaha Instalasi atau Pemegang Izin.

(32)

c)

Fotokopi hasil evaluasi film badge / TLD dari instansi/ perusahaan terakhir sebelumnya.

4) Surat pernyataan PPR di atas kertas segel atau meterai Rp. 6000,- (enam ribu rupiah) bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi/perusahaan pemohon.

5) Fotokopi sertifikat kalibrasi surveymeter yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi. Surveymeter yang diajukan harus sesuai dengan jenis energi dan sumber radiasi yang digunakan.

6) Untuk pesawat sinar-X yang baru agar dilampirkan :

a)

Spesifikasi teknik pesawat sinar-X dari pabrik disertai dengan sertifikat yang memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.

b)

Dokumen pemasukan pesawat sinar-X yang disetujui BAPETEN,

meliputi : Air Way Bill/Bill of Lading, Invoice, dan Packing List

7) Fotokopi hasil evaluasi film badge/TLD badge yang terakhir dari P3KRBiN-BATAN atau instansi lain yang terakreditasi.

8) Tindaklanjut rekomendasi hasil inspeksi BAPETEN.

c Biaya Izin

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 134 Tahun 2000 besarnya biaya izin yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

1) Izin baru :

a)

Instansi Pemerintah : Rp 150.000 ( per izin per 2 tahun )

b)

Instansi swasta : Rp 300.000,- ( per izin per 2 tahun ) 2) Izin perpanjangan :

a)

Instansi Pemerintah : Rp 150.000 ( per izin per 2 tahun )

b)

Instansi swasta : Rp 300.000,- ( per izin per 2 tahun ) 3) Keterlambatan paling lama 30 ( tiga puluh ) hari sejak izin berakhir

dikenakan denda sebesar 25 % (dua puluh lima persen ) dari besarnya biaya izin .

4) Keterlambatan yang melebihi 30 ( tiga puluh ) hari kalender dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku .

5) Biaya izin atas perubahan data ( revisi ) yang tercantum dalam izin dikenakan biaya tambahan sebesar 25 % (dua puluh lima persen ).

(33)

4. Diagnostik

a Permohonan Izin Baru

Permohonan izin baru diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani diatas materai Rp 6.000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan:

1) Fotokopi Izin pelayanan kesehatan dari Dinas Kesehatan setempat (tidak berlaku untuk RS Pemerintah)

2) Dokumen pemasukan pesawat sinar-X. Pesawat harus diimpor oleh importir yang telah mempunyai izin dari BAPETEN.

3) Spesifikasi teknis pesawat sinar X dari pabrik, disertai dengan Sertifikat uji kebocoran dari pabrik .yang memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan

4) Berita acara uji fungsi dan hasil pengukuran paparan radiasi disekitar ruang instalasi radiasi yang dilakukan oleh Petugas Proteksi Radiasi (PPR) instalatir yang memasang alat tersebut dan telah mempunyai izin dari BAPETEN

5) Denah ruangan dengan ukuran minimum 4 x 3 x 2,8 m tidak termasuk ruang operator dan tebal dinding 15 cm beton atau 25 cm tembok atau setara 2 mm Pb. Untuk pesawat sinar-X gigi minimum 3 x 2 x 2,8 m 6) Fotokopi ijazah dan SIB ( Surat Izin Bekerja ) PPR ( Petugas Proteksi

Radiasi ) .

7) Fotokopi ijazah dan atau sertifikat penataran radiologi untuk pekerja radiasi.

8) Surat pernyataan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) diatas segel atau materai Rp.6000,- ( enam ribu rupiah ) bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi / perusahaan pemohon

9) Fotokopi bukti pelayanan film badge dari BPFK Depkes atau P3KR BiN BATAN atau instansi lain yang terakreditasi sesuai jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin

b. Permohonan Izin Perpanjangan.

Permohonan izin perpanjangan diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas materai Rp.6.000,- (enam ribu rupiah ) dengan melampirkan :

(34)

1) Denah ruangan dengan ukuran minimum 4 x 3 x 2,8 m tidak termasuk ruang operator dan tebal dinding 15 cm beton atau 25 cm tembok atau setara 2 mm Pb. Untuk pesawat sinar-x gigi minimum 3 x 2 x 2,8 m

2) Fotokopi ijazah dan SIB ( Surat Izin Bekerja ) PPR ( Petugas Proteksi Radiasi ) .

3) Fotokopi ijazah dan atau sertifikat penataran radiologi untuk pekerja radiasi. 4) Surat pernyataan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) diatas segel atau materai

Rp.6000,- ( enam ribu rupiah ) bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi / perusahaan pemohon

5) Fotokopi hasil evaluasi film badge yang terakhir diterima dari BPFK Depkes atau P3KRBiN BATAN atau Instansi lain yang terakreditasi.

6) Tindak lanjut rekomendasi hasil inspeksi BAPETEN.

c. Biaya Izin

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 134 Tahun 2000 besarnya biaya izin yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

1) Izin baru :

a)

Instansi Pemerintah : Rp 40.000 ,-( per unit per 2 tahun )

b)

Instansi swasta : Rp.80.000,- ( per unit per 2 tahun ) 2) Izin perpanjangan :

a)

Instansi Pemerintah : Rp 40.000 ,-( per unit per 2 tahun )

b)

Instansi swasta : Rp.80.000,- ( per unit per 2 tahun )

3) Keterlambatan paling lama 30 ( tiga puluh ) hari sejak izin berakhir dikenakan denda sebesar 25 % (dua puluh lima persen ) dari besarnya biaya izin . 4) Keterlambatan yang melebihi 30 ( tiga puluh ) hari kalender dikenakan sanksi

sesuai dengan ketentuan yang berlaku .

5) Biaya izin atas perubahan data ( revisi ) yang tercantum dalam izin dikenakan biaya tambahan sebesar 25 % (dua puluh lima persen ).

5. Terapi (Teletherapy dan Brachitherapy) a. Permohonan izin baru

Permohonan izin baru diajukan dalam dua tahap :

(35)

a) Gambar disain ruangan (blue print/cetak biru) skala 1:50 dengan penampang lintang minimum 3 buah penampang disertai dengan perhitungan ketebalan dinding

b) Data teknis dan spesifikasi peralatan antara lain : merek alat, tipe dan nomor seri, aktifitas, sertifikat alat dan sumber yang memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.

c) Dokumen Program Jaminan Kualitas (PJK) tahap konstruksi

2) Permohonan izin pemanfaatan radioterapi diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani di atas materai Rp 6000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan:

a) Fotocopy Izin usaha / pelayanan kesehatan dari Dinas Kesehatan setempat (tidak berlaku untuk RS pemerintah)

b) Dokumen pemasukan peralatan terapi yang disetujui BAPETEN meliputi Air Way Bill/Bill Of Lading, Invoice,Packing List dan Shipper’s Declaration for Dangerous Goods .

c) Surat pernyataan pengembalian limbah dari pemohon disertai surat keterangan dari pemasok .

d) Berita Acara uji fungsi alat tersebut dari instalatir yang berkemampuan /kompeten dan sudah mempunyai izin dari BAPETEN serta hasil pengukuran paparan radiasi disekitar ruang instalasi radiasi yang dilakukan Petugas Proteksi Radiasi (PPR).

e) Fotokopi ijazah / Surat Izin Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi yang masih berlaku.

f) Fotokopi ijazah dan sertifikat penataran Radioterapi untuk pekerja radiasi

g) Surat pernyataan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) diatas segel atau materai Rp.6000,- ( enam ribu rupiah ) bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi / perusahaan pemohon

h) Fotokopi Sertifikat kalibrasi Surveymeter dan keluaran radiasi/ out put sumber radiasi terapi yang masih berlaku dari P3KR BIN BATAN atau nnstansi lain yang terakreditasi.

i) Fotokopi bukti pelayanan film badge dari BPFK Depkes atau P3KRBIN BATAN atau instansi lain yang terakreditasi. sesuai jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin.

j) Program Jaminan Kualitas (PJK) dan Laporan Analisis Keselamatan (LAK) yang harus mendapat persetujuan BAPETEN

(36)

k) Bukti pengesahan dari BAPETEN terhadap petunjuk pelaksanaan kerja (Juklak) Proteksi Radiasi yang dibuat oleh Petugas Proteksi Radiasi.

b. Permohonan Izin Perpanjangan.

Permohonan izin perpanjangan diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani diatas materai Rp 6.000,- (enam ribu rupiah).dengan melampikan :

1) Fotokopi ijazah / Surat Izin Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi yang masih berlaku.

2) Fotokopi ijazah dan sertifikat penataran Radioterapi untuk pekerja radiasi

3) Surat pernyataan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) diatas segel atau materai Rp.6000,- ( enam ribu rupiah ) bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi / perusahaan pemohon

4) Fotokopi Sertifikat kalibrasi Surveymeter dan keluaran radiasi/ out put sumber radiasi terapi yang masih berlaku dari P3KR BIN BATAN atau nnstansi lain yang terakreditasi..

5) Fotokopi hasil evaluasi film badge dari BPFK Depkes atau P3KRBIN BATAN atau instansi lain yang terakreditasi. sesuai jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin

6) Untuk sumber baru agar dilampirkan :

a) Dokumen pemasukan peralatan terapi yang disetujui BAPETEN meliputi Air Way Bill/Bill Of Lading, Invoice,Packing List dan Shipper’s Declaration for Dangerous Goods .

b) Surat pernyataan pengembalian limbah dari pemohon disertai surat keterangan dari pemasok .

c) Berita Acara uji fungsi alat tersebut dari instalatir yang

berkemampuan /kompeten dan sudah mempunyai izin dari BAPETEN serta hasil pengukuran paparan radiasi disekitar ruang instalasi radiasi yang dilakukan Petugas Proteksi Radiasi (PPR). 7) Tindak lanjut rekomendasi hasil inspeksi BAPETEN.

(37)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 134 Tahun 2000 besarnya biaya izin yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

1) Izin baru :

a) Instansi Pemerintah : Rp 400.000 ,-( per unit per 2 tahun ) b) Instansi swasta : Rp.800.000,- ( per unit per 2 tahun ) 2) Izin perpanjangan :

(a) Instansi Pemerintah : Rp 400.000 ,-( per unit per 2 tahun ) (b) Instansi swasta : Rp.800.000,- ( per unit per 2 tahun ) 3) Keterlambatan paling lama 30 ( tiga puluh ) hari sejak izin berakhir

dikenakan denda sebesar 25 % (dua puluh lima persen ) dari besarnya biaya izin .

4) Keterlambatan yang melebihi 30 ( tiga puluh ) hari kalender dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku .

5) Biaya izin atas perubahan data ( revisi ) yang tercantum dalam izin dikenakan biaya tambahan sebesar 25 % (dua puluh lima persen ).

6. Kedokteran Nuklir.

a. Permohonan Izin Baru

Permohonan izin baru diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani diatas materai Rp 6.000,- (enam ribu rupiah) dengan melampirkan:

1)

Fotokopi Izin usaha / pelayanan kesehatan dari Dinas Kesehatan setempat (tidak berlaku untuk RS pemerintah)

2)

Gambar/denah instalasi secara keseluruhan (Ruang kerja termasuk pengelolaan limbah) , yang meliputi Ukuran, tebal dan bahan dinding serta sarana kerja dan sistem keselamatan

3)

Dokumen pemasukan /pengiriman zat radioaktif yang telah disetujui BAPETEN.

4)

Data zat radioaktif yang meliputi nama dan senyawanya, aktivitas dan jumlah pemakaian dalam satu tahun

5)

Fotokopi ijazah dan Surat Izin Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi ( PPR ) yang masih berlaku .

6)

Fotokopi ijazah dan sertifikat penataran Kedokteran Nuklir untuk pekerja radiasi

7)

Surat pernyataan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) diatas segel atau materai Rp.6000,- ( enam ribu rupiah ) bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi / perusahaan pemohon

(38)

8) Fotokopi sertifikat kalibrasi alat ukur radiasi dan kontaminasi yang masih berlaku dari P3KR BiN BATAN atau nnstansi lain yang terakreditasi..

9) Fotocopi bukti pelayanan film badge dari BPFK Depkes atau P3KR BiN BATAN atau nnstansi lain yang terakreditasi sesuai jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin ...

10) Bukti pengesahan dari BAPETEN terhadap petunjuk pelaksanaan kerja (Juklak) Proteksi Radiasi yang dibuat oleh Petugas Proteksi Radiasi ( PPR ).

b Permohonan Izin perpanjangan.

Permohonan perpanjangan izin diajukan dengan mengisi formulir secara lengkap dan benar yang ditandatangani diatas materai Rp 6.000,- (enam ribu rupiah)dengan melampikan :

1) Data zat radioaktif yang meliputi nama dan senyawanya, aktivitas dan jumlah pemakaian dalam satu tahun

2) Fotokopi ijazah dan Surat Izin Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi (PPR)yang masih berlaku .

3) Fotokopi ijazah dan sertifikat penataran Kedokteran Nuklir untuk pekerja radiasi

4) Surat pernyataan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) diatas segel atau materai Rp.6000,- ( enam ribu rupiah ) bahwa yang bersangkutan bekerja pada instansi / perusahaan pemohon

5) Fotokopi sertifikat kalibrasi alat ukur radiasi dan kontaminasi yang masih berlaku dari P3KRBiN-BATAN atau nnstansi lain yang terakreditasi 6) Fotokopi hasil evaluasi film badge dari BPFK Depkes atau

P3KRBiN-BATAN atau nnstansi lain yang terakreditasi sesuai jumlah pekerja radiasi yang akan dicantumkan dalam izin

7) Laporan penggunaan zat radioaktif pertahun 8) Tindak lanjut rekomendasi hasil inspeksi BAPETEN.

c Biaya Izin

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 134 Tahun 2000 besarnya biaya izin yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Model terpadu dalam penyelenggaraan peradilan pidana dapat dikaji dalam sistem peradilan pidana di Jepang yang memiliki karakteristik : a.adanya sistem pendidikan

Menganalisis penerapan pembelajaran aktif metode Musyahadul Aflam dalam meningkatkan ketrampilan berbicara pada mahasiswa program intensif semester II IDIA

Namun deformasi kecil ternyata juga dapat menahan proses rekristalisasi menjadi lebih lama dimana hasil yang didapat tidak signifikan.[11] Dalam hal ini Sellars[12] telah

Selama ini sistem kompensasi dalam bentuk bonus di PT.Kosmindah Wangi memberikan bonus kompensasi setiap tahunnya untuk para karyawan yang memiliki kinerja baik dengan yang

Dari paparan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui dan mempelajari apakah LPS berpengaruh terhadap tingkat keparahan asma pada hewan coba Rattus

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tepung porang yang diperoleh dari , petani tradisional porang Kabupaten Nganjuk Jawa Timur dengan pencucian

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Karena sebab itulah peneliti mengambil judul “Analisis Perbandingan dalam Perlindungan Nasabah di Lembaga Keuangan Perbankan Dan Lembaga Keuangan Non