• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kreatifitas Guru Paud Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kreatifitas Guru Paud Dalam Kegiatan Belajar Mengajar"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 13

Kreatifitas Guru Paud Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Cucu Sopiah

FIP IKIP Veteran Semarang Email : cucu_sopiah@ymail.com

ABSTRAK

Kreativitas Guru PAUD sebagai faktor penting dalam pembelajaran pada PAUD mempengaruhi proses pembelajaran. Berbagai faktor dan bagaimana perkembangan kreatifitas itu terbentukagar kreativitas guru dapat ditingkatkan perlu dikaji. Metoda penelitian kualitatf memberikan analisis mendalam terhadap terbentuknya kreativitas guru dan pengkajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut antara lain faktor internal dan eksternal dari Guru PAUD, adapun yang menjadi aspek kreatifitas Guru PAUD dalam kegiatan pembelajaran adalah fluency, flexibility, originality, dan redifination. Semua aspek tersebut ikut mempengaruhi bagaimana kreativitas Guru PAUD dalam kegiatan proses belajar mengajar. Keterbukaan seorang guru PAUD harus lebih terbuka dengan pengetahuan yang baru, agar dapat mengetahui informasi-informasi terbaru yang dapat diaplikasikan untuk KBM, selain itu Guru PAUD juga harus memiliki keyakinan diri yang baik pada setiap karyanya yang menjadikan Guru PAUD lebih percaya diri pada hasil yang dia buat sendiri, kemampuan bereksplorasi juga diperlukan agar dapat memperoleh prodak yang baru dalam KBM dengan membuat hasil karya yang baru dalam bentuk media, metode dan cara penanganan pada anak saat proses KBM, penghargaan psikologis yang diberikan kepala sekolah dan lingkungan diperlukan bagi Guru PAUD agar dapat meningkatkan kreativitasnya dalam KBM, selain itu pemberian waktu dan dorongan yang penuh untuk bereksplorasi dengan berimajinasi sangat diperlukan untuk Guru PAUD agar dapat menghasilkan ide dan gagasan baru dalam KBM.

Kata Kunci : Kreativitas Guru, Kegiatan belajar Mengajar PENDAHULUAN

Kreativitas guru dalam proses belajar mengajar mempunyai peranan penting dalam peningkatan mutu hasil belajar siswanya. Kreativitas sering kali diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, baik yang benar-benar baru maupun modifikasi atau perubahan dengan mengembangkan hal-hal yang sudah ada. Bila dikaitkan dengan kreativitas guru, guru yang bersangkutan mungkin menciptakan suatu strategi mengajar yang benar-benar baru dan orisinil (asli ciptaan sendiri), atau dapat saja merupakan modifikasi dari berbagai strategi yang ada sehingga menghasilkan bentuk baru.

Oleh karena itu untuk menunjang proses belajar dalam kegiatan belajar mengajar maka diperlukan kreativitas guru dalam menyajikan proses belajar mengajar terkait dengan metode, media dan cara-cara penanganan anak didik yang memiliki masalah. Seperti contoh untuk mendukung kegiatan belajar mengajar guru yang kreatif dituntut untuk membuat suatu media dalam bentuk alat peraga yang menarik dan multiguna sesuai dengan karakteristik perkembangan anak. Oleh karena itu guru pendidik anak usia dini

▸ Baca selengkapnya: contoh kegiatan gugus paud

(2)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 14 harus dapat menemukan berbagai cara agar dapat menyajikan keseluruhannya dengan cara berbeda dan tentunya harus dapat menyenangkan untuk anak usia dini. Menurut Cece Wijaya (1991:189), salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah menumbuhkan kreativitas guru. Guru pendidik anak usia dini harus dapat menemukan berbagai cara agar dapat menyajikan keseluruhannya dengan cara berbeda dan tentunya harus dapat menyenangkan untuk Anak Usia Dini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Kreativitas Guru PAUD pada proses pembelajaran, mengetahui faktor apa saja yang membentuk seorang guru PAUD menjadi seorang guru yang kreatif serta untuk mengetahui bagaimana perkembangan kreatifitas yang terbentuk dalam diri guru PAUD.

KAJIAN PUSTAKA Pengertian Kreativitas

Candra (1994) menguraikan bahwa kreativitas merupakan kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan unik, berbeda orisinil, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna. Lebih lanjut, Delpeni (Rahmawati, 2000) memberikan makna mengenai kreativitas tidak hanya kemampuan untuk bersikap kritis pada dirinya sendiri. Kreativitas merupakan kemampuan menciptakan hubungan yang baru dan tindakan yang tepat untuk menghadapi situasi baru.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas

Soemardjan (1983) menyatakan tumbuh dan berkembangnya kreativitas dipengaruhi pula oleh banyak faktor terutama adalah karakter yang kuat, kecerdasan yang cukup dan lingkungan kultural yang mendukung. Sedangkan Munandar (1988) menyebutkan bahwa perkembangan kreativitas dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :

a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari atau terdapat pada diri individu yang bersangkutan. Faktor ini meliputi keterbukaan, locus of control yang internal, kemampuan untuk bermain atau bereksplorasi dengan unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep-konsep, serta membentuk kombinasi -kombinasi baru berdasarkan hal -hal yang sudah ada sebelumnya.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu yang bersangkutan. Faktor-faktor ini antara lain meliputi keamanan dan kebebasan psikologis, sarana atau fasilitas terhadap pandangan dan minat yang berbeda, adanya penghargaan bagi orang yang kreatif, adanya waktu bebas yang cukup dan kesempatan untuk menyendiri, dorongan untuk melakukan berbagai eksperimen dan kegiatan - kegiatan kreatif, dorongan untuk mengembangkan fantasi kognisi dan inisiatif serta penerimaan dan penghargaan terhadap individual.

▸ Baca selengkapnya: contoh absensi guru paud

(3)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 15 Sahlan dan Maswan (1988) menyebut faktor jenis kelamin, usia, pendidikan, pengalaman dan faktor usaha sangat mempengaruhi timbul dan berkembangnya kreativitas pada seseorang.

Faktor - faktor yang menghambat Kreativitas

Menurut Munandar (1999) terdapat beberapa hal yang dapat menghambat pengembangan kreativitas yaitu:

a. Evaluasi, menekankan salah satu syarat untuk memupuk kreativitas konstruktif ialah pendidik tidak memberikan evaluasi atau setidaknya menunda pemberian evaluasi sewaktu anak sedang asyik berkreasi.

b. Hadiah, pemberian hadiah dapat merubah motivasi intrinsik.

c. Persaingan (kompetisi), persaingan terjadi apabila siswa merasa bahwa pekerjaannya akan dinilai terhadap pekerjaan siswa lain dan bahwa yang terbaik akan menerima hadiah.

d. Lingkungan yang membatasi. Munandar (1999) menambahkan :

a. Kendala dari rumah Menurut Amabile (dalam Munandar, 1999) lingkungan keluarga dapat menghambat kreativitas anak dengan tidak menggunakan secara tepat empat pembunuh kreativitas yaitu evaluasi, hadiah, kompetisi dan pilihan atau lingkungan yang terbatas.

b. Kendala dari sekolah

c. Kendala konseptual, Adams (dalam Munandar, 1999) menggunakan istilah conceptual blocks yaitu dinding mental yang merintangi individu dalam pengamatan suatu masalah serta pertimbangan cara-cara pemecahannya. Kendala itu memiliki dua sifat yaitu eksternal dan internal.

1. Kendala yang bersifat eksternal antara lain: a) Kendala kultural dan

b) Kendala lingkungan dekat (fisik dan sosial) 2. Kendala yang bersifat internal antara lain:

a) Kendala perceptual

b) Kendala emosional, kendala ini mewarnai dan membatasi

c) Kendala imajinasi, hal ini menghalangi kebebasan dalam menjajaki dan memanipulasi gagasan-gagasan.

d) Kendala intelektual, hal ini timbul bila informasi dihimpun atau dirumuskan secara tidak benar

(4)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 16

Aspek-aspek kreativitas

Menurut Suryabrata (1998) ciri sifat itu diantaranya adalah sifat mandiri, keberanian mengambil resiko, minat yang luas serta dorongan ingin tahu yang kuat. Dalam kreativitas banyak aspek yang berpengaruh dalam mengembangkan kreativitas yang juga dapat membedakan antara individu satu dengan yang lainnya, seperti yang dikemukakan menurut Munandar (1999) meliputi ciri -ciri aptitude dan non-aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berpikir :

a. Fluency, yaitu kesigapan, kelancaran, kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan. b. Flexibility, yaitu kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam cara dalam

mengatasi masalah.

c. Originality, yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.

d. Redifination, yaitu kemampuan untuk memutuskan batasan-batasan dengan melihat dari sudut lain dari pada cara-cara yang lazim.

Kegiatan Belajar Mengajar

Fathurronman dan Sutikno (2007: 5) mengartikan bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Disimpulkan bahwa belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga pada diri peserta didik terjadi proses belajar. Di dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatanyang paling pokok. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara professional.

Faktor Pendukung Proses Belajar Mengajar

Sinergi perubahan tingkah laku tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi hasil belajar. Secara sistematik digambarkan komponen yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar sebagai berikut:

Gambar 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar Sumber: Abin Syamsuddin (2002: 161)

INSTRUMENTAl INPUT (Sarana) Guru, Metode, Teknik, Program, Media RAW INPUT Siswa IQ, Bakat, Motivasi, Kematangan, Sikap, Emosi EXPECTED OUT PUT (Hasil Belajar) perilaku kognitif, perilaku afektif PBM ENVIRONMENTAL INPUT (Lingkungan) Sosial, Fisik, Kultural, dll

(5)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 17 a. Raw input, yaitu kondisi keberadaan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Beberapa hal yang terkait dengan raw input adalah: kapasitas dasar siswa, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan dan kesiapan, sikap dan kebiasaan.

b. Instrumental input, yaitu sarana dan prasarana yang terkait dengan proses pembelajaran. Hal ini terkait dengan kualitas, kelengkapan dan penggunaannya. Guru, metode, teknik, program, media, bahan dan sumber belajar, program dan lain-lain termasuk dalam instrumental input.

c. Environmental input, komponen yang satu ini merujuk pada situasi dan keberadaan lingkungan, baik fisik maupun budaya dimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan. d. Expected out put, merujuk pada rumusan normatif yang harus menjadi milik siswa

setelah melaksanakan proses pembelajaran. Rumusan komponen ini harus dijabarkan dalam rumusan yang lebih operasional, baik yang menggambarkan aspek kognitif, afektif dan ataupun psikomotor.

Bagan Kerangka Teori

e.

f.

g. h. i. j. k. l. METODE PENELITIAN

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda kualitatif. Metoda ini dipilih B karena dalam penelitian ini menggunakan pendekatan subjektif dimana peneliti berusaha menjelaskan perilaku manusia agar dapat dipahami (Mulyana, 2001, h. 32).

Fenomena yang Diungkap

Penelitian ini ingin mengetahui dan menganalisis mengenai peran Kreativitas Guru dalam kegiatan belajar mengajar di PAUD yang membantu untuk mencapi keberhasilan dalam pembelajaran, memahami faktor-faktor yang dapat menunjang kreatifitas guru PAUD

KREATIVITAS

Faktor Internal  Keterbukaan

 Locus Of Control

 Eksplorasi

 Membentuk Kombinasi Baru

Faktor Eksternal  Kebebasan psikologis

 Sarana atau fasilitas

 PenghargaanWaktu yang cukup

 Dorongan untuk melakukan berbagai eksperimen

 Dorongan untuk melakukan berbagai eksperimen

KBM

Menarik dan menyenangkan Menyenangkan

(6)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 18 dalam kegiatan belajar mengajar, maka fenomena yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah :

a. Latar belakang subjek. b. Faktor Internal dari subjek c. Faktor Eksternal dari Subjek

Subjek Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka pemilihan subjek dalam penelitian ini adalah dengan tehnik purposif, yaitu pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan kriteria tertentu dan sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu subjek penelitian adalah pendidik PAUD yang sudah mempunyai pengalaman mengajar.

Metoda Pengumpulan data

Berdasarkan dari uraian di atas, maka pengumpulan data menggunakan : a. Wawancara mendalam

Pedoman wawancara yang digunakan meliputi :

1) Latar belakang subjek, meliputi tentang : identitas, tentang keluarga, situasi.

2) Faktor Eksternal dari subjek meliputi yaitu faktor yang berasal dari atau terdapat pada diri individu yang bersangkutan. Faktor ini meliputi keterbukaan, locus of control yang internal, kemampuan untuk bermain atau bereksplorasi dengan unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep-konsep, serta membentuk kombinasi -kombinasi baru berdasarkan hal -hal yang sudah ada sebelumnya.

3) Faktor eksternal dari subjek, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu yang bersangkutan. Faktor-faktor ini antara lain meliputi keamanan dan kebebasan psikologis, sarana atau fasilitas terhadap pandangan dan minat yang berbeda, adanya penghargaan bagi orang yang kreatif, adanya waktu bebas yang cukup dan kesempatan untuk menyendiri, dorongan untuk melakukan berbagai eksperimen dan kegiatan - kegiatan kreatif, dorongan untuk mengembangkan fantasi kognisi dan inisiatif serta penerimaan dan penghargaan terhadap individual.

b. Observasi

Observasi adalah proses dimana peneliti secara berlanjut melihat perilaku publik / subjek penelitian dan tidak bermaksud memberikan analisis.

Metode Analisis data

Moleong (2000, h. 5) mengatakan bahwa dalam menganalisa data, penelitian kualitatif menggunakan analisa secara induktif. Mulyana (2001, h. 156-157) menjelaskan lebih jauh mengenai induksi adalah proses dimana peneliti mengumpulkan data kemudian mengembangkan teori dari data tersebut, yang disebut grounded theory. Peneliti perlu mengujinya berulang kali karena semuanya masih berupa hipotesis karena dari hasil

(7)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 19 penelitian awal disebut sebagai hipotesis. Hal ini berbeda dengan penelitian objektif yang diwali dengan perumusan hipotesis yang kemudian diuji di lapangan.

Kriteria dan Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam menentukan keabsahan data yang diperoleh, diperlukan suatu tehnik pemeriksaan yang berdasarkan dari sejumlah kriteria tertentu.

Moleong (2000, h. 173) menyebutkan bahwa terdapat beberapa tehnik dalam mengukur keabsahan dan kebenaran hasil penelitian, yaitu : derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Selanjutnya Moleong menjelaskan beberapa cara untuk melakukan pemeriksaan keabsahan data yaitu : triangulasi, uraian rinci, dan auditing.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara dari seluruh subjek diperoleh bahwa pada subjek 1 (AY) Subjek selalu diberikan waktu dan dorongan untuk bereksplorasi yang cukup dari kepala sekolah untuk menggali imajinasinya, sehingga Subjek dapat bereksplorasi dengan membuat hasil karya yang baru untuk KBM, keterbukaan dengan keyakinan diri yang baik pada diri subjek harus diberikan dororongan, penuh karena dari keyakinan diri itulah yang dapat memunculkan kreativitas pada diri subjek, tidak hanya itu penghargaan dari kepala sekolah dan rekan-rekan guru menjadikan subjek memiliki keyakinan diri untuk mengembangkan kreativitasnya.

Pada Subjek 2 (DL), subjek memiliki keterbukaan dengan keyakinan diri yang baik, sehingga subjek dapat bereksplorasi dengan waktu yang cukup untuk membuat hasil karya yang baru, waktu dan dorongan untuk bereksplorasi dari kepala sekolah dan dari lingkungan memberikan penghargaan dan dukungan penuh pada diri subjek untuk dapat berimajinasi, keterbukaan dengan keyakinan diri yang baik yang dimiliki diri subjek menjadikan subjek menjadi pribadi yang kreatif.

Pada subjek 3 (LE), subjek senang bereksplorasi dengan membuat media dan hasil karya yang baru karena subjek memiliki keterbukaan dengan keyakinan diri yang baik, oleh karena itulah sebjek selalu diberikan penghargaan dari kepala sekolah dan lingkungannya atas kreativitas yang di milikinya, selain itu Subjek diberikan waktu dan dorongan untuk bereksplorasi untuk berimajinasi. Sehingga subjek dapat mengembangkan kreativitasnya dalam KBM.

KESIMPULAN

Dari hasil analisis dan pembahasan pada hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap tiga orang subjek yang dalam rangka meneliti tingkat kreativitas dalam kegiatan belajar mengajar di PAUD, maka dapat disimpulkan bahwa :

(8)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 20 Berdasarkan hasil wawancara dengan Subjek 1 (AY) ditemukan bahwa Subjek akan kreatif dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar apabila subjek diberikan kesempatan waktu, dorongan, dan penghargaan untuk bereksplorasi, dari eksplorasinya tersebut subjek dapat membuat perencanaan pembelajaran yang kreatif, membuat media dan metode pempelajaran kreatif dalam KBM.

Sedangkan pada Subjek 2 (DL), Keterbukaan yang dimiliki subjek terhadap pengetahuan baru yang didapat dari teman dan rekan kerjanya Subjek menghargai setiap masukan yang diberikan teman dan rekan gurunya tetapi subjek lebih meyakini kemampuan yang dimilikinya untuk mendapatkan ide-ide atau gagasan yang dimilikinya, selain itu waktu, dorongan dan penghargaan yang diberikan oleh kkepala sekolah dan rekan kerja membuat subjek dapat mengasah kemampuan kreativitasnya dengan mengahasilkan media, metode dan penanganan yang kreatif terhadap kegiatan belajar mengajar.

Pada Subjek 3 (LE), kemampuan bereksplorasi yang dimiliki subjek dapat menghasilkan ide-ide baru dalam membuat media dan metode dalam kegiatan KBM, selain itu pemberian penghargaan psikolagis dari kepala sekolah yang diberikan terhadap aspirasi keyakinan diri yang dimiliki oleh subjek membuat subjek lebih dapat meningkatkan kreativitasnya dalam KBM.

Dari hasil observasi dan wawancara dari ketiga subjek maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa Kreativitas Guru PAUD dalam kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi Subjek tersebut dapat menjadi pribadi yang kreatif diantaranya yaitu keterbukaan seorang guru PAUD harus lebih terbuka dengan pengetahuan yang baru, agar dapat mengatahui informasi-informasi terbaru yang dapat diaplikasikan untuk KBM, selain itu Guru PAUD juga harus memiliki keyakinan diri yang baik pada setiap karyanya yang menjadikan Guru PAUD lebih percaya diri pada hasil yang dia buat sendiri, kemampuan bereksplorasi juga diperlukan agar dapat memperoleh prodak yang baru dala KBM dengan membuat hasil karya yang baru dalam bentuk media, metode dan cara penanganan anak saat proses KBM, penghargaan psikologis yang diberikan kepala sekolah dan lingkungan diperlukan bagi Guru PAUD agar dapat meningkatkan kreativitasnya dalam KBM, selain itu pemberian waktu dan dorongan yang penuh untuk bereksplorasi dengan berimajinasi sangat diperlukan untuk Guru PAUD agar dapat menghasilkan ide dan gagasan baru dalam KBM.

SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap ketiga subjek mengenai kreativitas Guru PAUD dalam Kegiatan Belajar mengajar Pimpinan Lembaga PAUD disarankan dapat lebih dapat memberikan dorongan, penghargaan, waktu yang untuk meningkatkan kreativitasnya. Selain Lembaga juga harus

(9)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 21 dapat menyediakan sarana dan prasarana untuk tercapainya membentuk Sumber daya manusia yang berkualitas khususnya untuk Guru anak usia dini.

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin, M. 2002. Psikologi Kependidikan:Perangkat Sistem Pengajaran

Modul. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Candra, J. 1994. Bagaimana Menanam, Membangun dan mengembangkan. Yogyakarta: Kanisius.

A, Cece, Wijaya .1991. Kemmpuan dasar guru dalam proses belajar mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Fathurohman, P dan Sutikno, S. 2007. Belajar Mengajar, Bandung: PT Refika Aditama. Munandar, U.dkk. 1988. Laporan Penelitian; Standarisasi Tes Kreativitas Figural.

Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jurusan Psikologi & Pendidikan. Munandar, U 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta

dan Dep. Pendidikan dan Kebudayaan.

Mulyana,D. 2001. Metodologi penelitian Kualitatif: Paradigma baru II Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, L.2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rahmawati, S. 2000. Mencetak Anak Cerdas Kreatif. Jakarta: Kompas.

Soemarjan, S 1980. Kemiskinan Struktural dan pembangunan: Pengantar, dalam Alfian, et. Al.( eds) Kemiskinan Struktural. Jakarta : yayasan ilmu-ilmu sosial.

Suryabrata, S. 1998. Metodologi Penelitian. Cetakan sebelas. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Gambar

Gambar 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar  Sumber: Abin Syamsuddin (2002: 161)

Referensi

Dokumen terkait

Terkait dengan uraian tersebut, telah dilakukan penelitian dengan tujuan mencari mikroba potensial efektif berasal dari limbah kulit kayu mangium.. Ini merupakan

Pada kajian ini menunjukkan bahwa pengelolaan zakat masih belum terkelola dengan baik dan zakat merupakan tanggang jawab moral dari seorang muslim untuk membantu

• Ukuran asosiasi pada tabel parsial disebut dengan conditional

Film ini termasuk salah satu film yang bermasalah karena dalam penayangan nya melanggar ketentuan yang diatur dalam Pasal 26 Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia

Sistem informasi yang sudah dibuat ini memudahkan pemilik dan pegawai apotek untuk melakukan perncarian informasi tentang data stok obat dan data transaksi penjualan. Sistem

Perlakuan pemberian Pupuk Organik Cair dengan konsentrasi 15 ml/l + pupuk NPK 50% dosis anjuran cenderung lebih baik mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman padi Ciherang

Telah diperiksa dan diteliti oleh pembimbing untuk dipertahankan di depan Tim penguji Karya Tulis Ilmiah dengan judul ”PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemelimpahan, keragaman, dan daya parasitasi berbagai jenis parasitoid hama penggulung daun pisang Erionota thrax di Kabupaten