ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2015
pada acara :
KONSULTASI PUBLIK DALAM RANGKA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN
2013-2018
disampaikan oleh :
bappeda - 2
PENYUSUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2015
BACKGROUND STUDY RPJMN 2015-2019
1. Posisi Strategis Sumatera Di Koridor Nasional, Regional dan Global :
Secara geostrategis, Sumatera merupakan gerbang ekonomi nasional ke pasar Eropa, Afrika, Asia Selatan, Asia Timur dan Australia (MP3EI).
Sumatera merupakan salah satu pintu gerbang Indonesia (ekspor-impor) untuk negara ASEAN.
70% lahan penghasil kelapa sawit Indonesia berada di Sumatera sehingga Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia dengan memproduksi 43% CPO sejak tahun 2007.
Sumatera menghasilkan 65% produksi karet Nasional sehingga memposisikan Indonesia sebagai negara kedua terbesar penghasil karet alami di dunia (28%).
85% karet di Sumatera merupakan komoditi ekspor Indonesia untuk dunia. Sumatera merupakan sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan
Lumbung Energi Nasional.
52,4 miliar ton batubara berada di Sumatera, dengan 90% cadangannya berada di Sumatera Selatan.
bappeda - 4
PENYUSUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2015
2. Sumatera Selatan Dalam Koridor Sumatera MP3EI :
Palembang merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Pusat Kegiatan Ekonomi Koridor Sumatera.
3 (tiga) kawasan pengembangan ekonomi di Sumatera Selatan adalah Kawasan Tanjung Api-Api/Tanjung Carat (batubara), Kawasan Muara Enim (kelapa sawit) dan Kawasan Pendopo (batubara).
Sumatera Selatan adalah salah satu Klaster Industri, di samping Sumut dan Riau.
Sumatera Selatan merupakan simpul perkebunan karet, di samping Sumatera Utara, Riau dan Jambi.
Sumatera Selatan merupakan simpul perkebunan sawit, di samping Sumatera Utara, Riau, Jambi dan Lampung.
Sumatera Selatan merupakan simpul pertambangan batubara.
Pengembangan infrastruktur pelabuhan, listrik, kereta api dan infrastruktur pendukung lainnya.
PENYUSUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2015
3. Sumatera Selatan Dalam Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera :
Pusat Kegiatan Nasional adalah Palembang, sementara Pusat Kegiatan Wilayah adalah Lubuk Linggau, Muara Enim, Lahat, Prabumulih, Sekayu, Kayuagung dan Baturaja.
4 (empat) Kawasan Andalan di Sumatera Selatan adalah :
o Palembang dan sekitarnya: perikanan dan kelautan, industri, industri lanjutan, industri kreatif.
o Muara Enim dan sekitarnya: perkebunan kelapa sawit, industri lanjutan, perikanan dan kelautan, pariwisata.
o Lubuk Linggau dan sekitarnya: perkebunan kelapa sawit, perkebunan karet.
o Danau Ranau dan sekitarnya: perikanan dan kelautan, perkebunan kopi, hortikultura, pariwisata, industri kreatif.
o Pengembangan infrastruktur air, transportasi dan infrastruktur pendukung lainnya.
bappeda - 6
PENYUSUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2015
4. Permasalahan Pulau Sumatera :
Ketimpangan tingkat perekonomian antar provinsi wilayah Pesisir Timur dan Barat.
Ketimpangan nilai investasi di wilayah Pesisir Timur dan Pesisir Barat.
Nilai tambah pertambangan non migas (batubara, bijih besi, timah) masih rendah.
Hasil komoditas pertanian dan perkebunan (kelapa sawit, karet) masih rendah. Pemanfaatan potensi perikanan belum optimal.
Belum optimalnya pengembangan potensi pariwisata
Tingkat pengangguran masih cukup tinggi dan kualitas SDM yang tidak merata Ketidakmerataan infrastruktur, khususnya infrastruktur transportasi yang
kurang merata dan memadai.
Kapasitas dan kualitas pelayanan pelabuhan terutama untuk kegiatan pertambangan dan perkebunan.
Minimnya pasokan tenaga listrik dan keterbatasan sumber daya air Meningkatnya potensi bencana alam.
Berkurangnya lahan perkebunan, pertanian dan hutan.
PENYUSUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2015
• PERTUMBUHAN EKONOMI • PENINGKATAN PAD • KEMISKINAN • PENGANGGURAN DAN KESEMPATAN KERJA• KESENJANGAN (ICOR) DAERAH • GINI RATIO
KONDISI
SUMSEL
SDA : PERTANIAN
(SAWAH, KARET, SAWIT) PERIKANAN BATUBARA GRATIS INFRASTRUKTUR TEROBOSAN-TEROBOSAN FISIK PERLU DIOPTIMALKAN
VS
bappeda - 8
PENYUSUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2015
VISI PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA SELATAN 2013-2018
Visi :
“Sumatera Selatan Sejahtera, Lebih Maju dan Berdaya
Saing Internasional”
Misi:
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi (produktivitas).
2. Memantapkan stabilitas daerah (stabilitas).
3. Meningkatkan pemerataan yang berkeadilan (ekuitabilitas).
4. Meningkatkan pengelolaan lingkungan yang lestari dan
PENYUSUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2015
STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH 2013-2018
• Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi (Produktivitas) :
o Sisi pengeluaran dan sisi produksi
• Memantapkan Stabilitas Daerah (Stabilitas) :
o Menjaga stabilitas harga dan nilai tukar
o Mencegah konflik sosial
o Stabilitas politik
• Meningkatkan Pemerataan Yang Berkeadilan (Ekuitabilitas) :
o Peningkatan Partisipasi Dan Perluasan Pemanfaat
o Peningkatan SDM Yang Berkualitas Berbasis Kompetensi
o Penanggulangan kemiskinan
• Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Yang Lestari dan
Penanggulangan Bencana (Sustainabilitas):
o Pengelolaan Hutan dan Lahan Gambut
o Mengendalikan Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan
o Pengelolaan DAS Terpadu
STRATEGI
1. Reorientasi : Penguatan Tugas Pelayanan Melalui Penguatan SDM
Aparat Pemerintah Yang Bersih, Berwibawa dan “PEDE” (Professional,
Entrepreneurship, Discipline, Entity) dengan mengoptimalkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan inovasi
2. Reposisi :
•
Merubah Paradigma Pemerintah Daerah Dari Pelaksana Menjadi
Perencana, Pelaksana, dan Pembiaya Pembangunan
•
Pemda Harus Mampu Mengambil Alih Peran dan Fungsi Pusat di
Daerah Secara Bijak dan Bertanggung Jawab
•
Pemda Harus Mampu Membangun Jejaring Yang Luas Dengan
Seluruh Stakeholder
3. Revitalisasi : Pemda Sebagai Perencana, Pelaksana, dan Pengendali
Pembangunan Harus Membuat Peta Jalan (Road Map) Pembangunan.
PENYUSUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2015
1) Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat.
2) Pendidikan, Kesehatan dan Sosial Budaya.
3) Penanggulangan Kemiskinan.
4) Pembangunan Pertanian.
5) Infrastruktur dan Energi.
6) Investasi dan Pengembangan Usaha.
7) Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana.
8) Pengembangan Wilayah.
bappeda - 12
PENYUSUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2015
SASARAN PEMBANGUNAN :
1) Pertumbuhan ekonomi 6-7 % per tahun, menurunkan tingkat pengangguran terbuka hingga sekitar 2-3 persen pada akhir 2018, penurunan angka kemiskinan menjadi sekitar 6-8 persen, tingkat inflasi yang terkendali berkisar 3-4 persen. 2) Pendidikan : meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan dan
meningkatkan mutu dan kompetensi pendidikan.
3) Kesehatan : peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan 4) Pangan : meningkatnya ketahanan pangan
5) Infrastruktur : semakin mantapnya jalan provinsi, angkutan kereta api, sungai, laut dan udara yang lancar dan aman, terbangunnya kawasan Tanjung Api-Api, pasokan listrik dan air bersih, pengelolaan persampahan, sanitasi dan telekomunikasi.
6) Energi : ketahanan energi melalui diversifikasi energi, penggunaan energi terbarukan, dan meningkatnya efisiensi konsumsi energi.
7) Lingkungan hidup : pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan, perbaikan mutu lingkungan hidup, turunnya laju kerusakan lingkungan, meningkatnya kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Unsur-unsur Pokok Tema RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015
TEMA RKPD PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015
1.
Pemantapan Ekonomi Daerah :
• Peningkatan nilai tambah produksi daerah;
• Peningkatan ketahanan ekonomi;
• Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif;
• Pemantapan infrastruktur.
2. Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Yang Berkeadilan :
• Pembangunan SDM;
• Penurunan kemiskinan dan pengangguran;
• Mitigasi bencana;
• Peningkatan kesejahteraan rakyat lainnya.
3. Pemeliharaan Stabilitas Sosial dan Politik :
• Membaiknya kinerja birokrasi dan pemberantasan korupsi;
• Memantapkan penegakan hukum, pertahanan, dan pelaksanaan
Pemilukada 2015.
bappeda - 14
TEMA RKPD PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015
Tema :
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH POTENSI DAERAH
Sub Tema :
1. Pemantapan pengembangan sumber daya manusia, meliputi :
AGENDA RKPD PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2015
Peningkatan Kualitas SDM Aparatur;
Pemerataan Tenaga Kesehatan dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan; Peningkatan Kualitas dan Relevansi Pendidikan Menengah (Kejuruan);
Perluasan Akses Ke Pendidikan Menengah Dan Tinggi.
2. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran, yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama
masyarakat perdesaan, meliputi :
Optimalisasi implementasi 4 (empat) Klaster Penanggulangan Kemiskinan secara terpadu dan menggunakan “single data” yang melibatkan pemerintah dan seluruh pihak terkait (misalnya memanfaatkan CSR);
Efektivitas Pengalokasian Anggaran Pembangunan berbasis kewilayahan;
bappeda - 16
3. Peningkatan produktivitas dan nilai tambah pertanian dan energi
melalui hilirisasi industri pengolahan yang berwawasan lingkungan,
meliputi :
AGENDA RKPD PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2015
Peningkatan Produksi melalui Intensifikasi Pertanian yang berwawasan lingkungan;
Kontinuitas ketersediaan bahan mentah (baku);
Tindaklanjut atas implementasi UU Minerba tentang larangan ekspor bahan mentah di tingkat daerah;
4. Optimalisasi hasil kajian pusat-pusat inovasi dan pengembangan
daerah dalam menghasilkan keunggulan daerah yang sesuai dengan
potensi khas daerah, meliputi :
Peningkatan implementasi hasil kajian inovasi yang mempunyai daya ungkit peningkatan perekonomian;
Peningkatan kualitas dan optimalisasi hasil kajian pusat-pusat inovasi yang berbasis SD lokal;
5. Percepatan penanganan konflik lahan dan batas wilayah, meliputi :
AGENDA RKPD PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2015
Optimalisasi pelaksanaan RAD Gangguan Keamanan Sumatera Selatan untuk penyelesaian konflik lahan;
Penanganan Batas Wilayah
No Segmen Panjang Jumlah
(Km) Pilar
1 Ogan Ilir dengan Palembang 27 27
2 Muara Enim dengan Palembang 6 6
3 Banyuasin dengan Palembang 54 54
4 OKU dengan OKU Timur 105 105
5 Lahat dengan Empat Lawang 70 70
6 Musi Banyuasin dengan Musi Rawas 82 82 7 Musi Banyuasin dengan Musi Rawas Utara 83 83
8 Banyuasin dengan PALI 10 10
9 Prabumulih dengan PALI 10 10
bappeda - 18
No Segmen Batas (Km) Panjang Selesai (Km) Sudah Selesai (Km) Belum
1 Ogan Ilir dng Muara Enim 128 38 90
2 Ogan Ilir dng Banyuasin 27 7 20
3 OKI dng Banyuasin 214 202 12
4 Muara Enim dng Lahat 183 138 45
5 Muara Enim dng Prabumulih 117 20 97
6 Muara Enim dng Ogan Komering Ulu 143 113 30
7 Muara Enim dng Musi Rawas 35 0 35
8 Musi Banyuasin dng Banyuasin 299 198 101
9 Musi Rawas dng Empat Lawang 30 25 5
10 Lahat dng Musi Rawas 54 10 44
11 Lahat dng Pagar Alam 90 30 60
12 Lubuklinggau dng Musi Rawas 52 45 7
13 Ogan Ilir dng Ogan Komering Ulu 27 23 4 14 Ogan Ilir dng Ogan Komering Ilir 92 10 82
15 Ogan Ilir dng Prabumulih 7 0 7
16 Ogan Komering Ulu dng OKU Selatan 93 38 55
17 Banyuasin dng Muara Enim 70 10 60
18 OKU Timur dng OKU Selatan 28 26 2
19 Ogan Ilir dng OKU Timur 45 22 23
Permasalahan Pengembangan Industri Hilir
Lapangan Usaha 2010 2011 2012
1 Pertanian 17,7 17,2 16,6 2 Pertambangan dan Penggalian 21,7 22,5 21,3 3 Industri Pengolahan 22,0 20,6 20,1 1. Industri Migas 9,50 8,28 8,08 a. Pengilangan minyak bumi 9,50 8,28 8,08 b. Gas alam cair 0 0 0 2. Industri Bukan Migas 12,50 12,3 12,03 a. Makanan, minuman & tembakau 6,15 6,18 6,08 b. Tekstil, barang kulit & alas kaki 0.09 0,09 0,09 c. Barang kayu & hasil hutan lainnya 1,11 1,03 1,03 d. Kertas dan barang cetakan 0,01 0,01 0,01 e. Pupuk, kimia & barang dari karet 4,62 4,52 4,32 f. Semen & barang galian non logam 0,31 0,31 0,31 g. Logam dasar besi & baja 0,07 0,07 0,07 h. Alat angkutan, mesin & peralatannya 0,13 0,12 0,12 i. Barang lainnya 0 0 0 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,5 0,5 0,5 5 Bangunan 6,9 7,7 8,1 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 12,9 13,0 13,6 7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,6 4,7 5,0 8 Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan 3,5 3,6 3,7 9 Jasa-Jasa 10,2 10,3 11,1
Total 100 100 100
Permasalahan Pengembangan Industri Hilir
Industri Berbasis Hasil Tambang Industri Pengolahan Hasil Pertanian
Industri Berbasis SDM & Pasar Domestik
Memerlukan teknologi tinggi dan energi besar (padat
energi)
Diperlukan skala besar agar dapat berproduksi lebih efisien Investasi di sektor pengolahan
hasil tambang perlu biaya besar
Perlu pasokan bahan baku jangka panjang
Pemain baru sulit bersaing di pasar global yang bersifat
captive
Kebutuhan domestik untuk produk turunan relatif kecil terhadap ketersediaan bahan baku
Pasar ekspor produk hilir lebih kompetitif
Negara importir
mengenakan tarif lebih tinggi pada produk hasil industri Margin laba pengolahan
biasanya lebih rendah dari sektor hulu
Kualitas SDM perlu ditingkatkan
Mesin dan alat produksi relatif tertinggal
Kemampuan product
development sangat rendah
sehingga tidak mampu menciptakan merk handal Ketergantungan tinggi pada
bahan baku & bahan penolong impor.
PERSOALAN KHUSUS HILIRISASI INDUSTRI
RAPAT KOORDINASI TEKNIS SKPD
SESUAI DENGAN RANCANGAN RKP DAN
RENSTRA K/L
MENGACU PADA FOKUS DAN PRIORITAS
ADA BERITA ACARA YANG DITANDATANGANI SKPD TEKNIS DAN BAPPEDA BAIK PROVINSI MAUPUN
KAB/KOTA
MENYEPAKATI :
1. KEPASTIAN DAN KETEPATAN JENIS DAN LOKASI KEGIATAN;
2. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN DENGAN KERJASAMA ANTAR DAERAH 3. SHARING PEMBIAYAAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
4. KEGIATAN YANG DIDANAI APBN
RAKORNIS
bappeda - 22
PENGEMBANGAN POTENSI KHAS DAERAH
KESEIMBANGAN WILAYAH • KONSUMSI RT (UMKM) • PERDAGANGAN ANTAR DAERAH • INVESTASI • GOVERNMENT SPENDING PERTUMBUHAN EKONOMI