• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERHA TIKAN kebutuhan untuk mengembangkan dan membina pengembangan sumber daya manusia perminyakan dan sumber daya energi;

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REPUBLIK INDONESIA. MEMPERHA TIKAN kebutuhan untuk mengembangkan dan membina pengembangan sumber daya manusia perminyakan dan sumber daya energi;"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

DAN

DEPARTEMEN PERMINYAKAN DAN ENERGI NEGARA MERDEKA PAPUA NUGINI

TENT ANG

KERJASAMA DI Bl DANG PENGEMBANGAN SUM BER DA YA MANUS IA PERMINYAKAN DAN SUMBER DAYA ENERGI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Republik Indonesia (MEMR) dan Departemen Perminyakan dan Energi, Negara Merdeka Papua Nugini, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

BERMAKSUD untuk memperkuat hubungan persahabatan antara dua negara di bidang pengembangan sumber daya manusia khususnya perminyakan dan sumber daya energi;

MEMPERHA TIKAN kebutuhan untuk mengembangkan dan membina pengembangan sumber daya manusia perminyakan dan sumber daya energi;

MENGAKUI pentingnya membangun mekanisme, yang memberikan kontribusi untuk penguatan kerja sama di bidang kepentingan bersama dan kebutuhan untuk melaksanakan program khusus kolaborasi dan pertukaran di bidang sumber daya manusia perminyakan dan sumber daya energi;

(2)

MERUJUK pada Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Papua Nugini mengenai Kerjasama Teknik, yang ditandatangani di Port Moresby pada 5 Juni 1979;

MERUJUK pada Memorandum Sating Pengertian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Papua Nugini mengenai Kerja Sama Pengembangan Sumber Daya Minyak Bumi dan Energi, yang ditandatangani di Jakarta pada 17 Juni 2013;

BERDASARKAN pada hukum dan peraturan yang berlaku di negara masing-masing;

TELAH MENCAPAI kesepakatan-kesepakatan sebagai berikut:

PASAL 1 Tujuan

Tujuan Memorandum Saling Pengertian (MSP) ini adalah untuk membentuk suatu kerangka untuk mengembangkan kerjasama Pihak dalam konteks kebijakan berlaku untuk setiap Pihak dan sesuai dengan ketersediaan sumber daya dan mencakup hal-hal seperti yang dijelaskan dalam lingkup kegiatan.

PASAL 2 Lingkup Kegiatan

Lingkup pengembangan sumber daya manusia yang potensial antara Para Pihak untuk bekerja sama meliputi:

1. Kegiatan pelatihan dan pendidikan; 2. Pengembangan kurikulum;

3. Pelatihan untuk pengembangan infrastruktur; 4. Pemagangan untuk pelatihan petrokimia; 5. Pertukaran ahli-ahli;

6. Publikasi tulisan ilmiah bersama;

(3)

PASAL 3 Pelaksanaan

Para Pihak wajib menentukan lingkup spesifik kerjasama dan kegiatan yang terkait dengan kesepakatan bersama. Rincian ketentuan yang berhubungan dengan bentuk dan metode, kewajiban keuangan serta kondisi lingkup kerja sama yang disepakati dituangkan dalam perjanjian pelaksanaan terpisah yang akan dibuat antara Para Pihak.

PASAL 4 Pelaksana

Pelaksana bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan mengembangkan lingkup kerja sama yang dituangkan dalam MSP ini;

1. Untuk MEMR, pelaksananya adalah Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Republik Indonesia.

2. Untuk Negara Merdeka Papua Nugini pelaksananya adalah Departemen Perminyakan dan Energi.

PASAL 5

Hak Kekayaan lntelektual

1. Setiap kekayaan intelektual yang dibawa oleh salah satu Pihak untuk pelaksanaan MSP ini akan tetap menjadi milik Pihak tersebut.

2. Hak kekayaan intelektual yang dihasilkan dari kegiatan dalam MSP ini akan dikenakan perjanjian tersendiri yang disepakati antara Para Pihak.

PASAL 6 Batasan Personil

Setiap warga negara salah satu Pihak yang terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan MSP ini di wilayah Pihak lain harus menghormati dan tidak

(4)

negara tuan rumah, dan akan menghindari kegiatan yang tidak konsisten dengan maksud dan tujuan MSP ini.

PASAL 7 Kerahasiaan

1. Setiap Pihak harus mematuhi kerahasiaan dokumen, informasi dan data lainnya yang diterima atau diberikan secara langsung atau tidak langsung kepada Pihak lain dalam MSP ini.

2. Jika salah satu Pihak berkeinginan untuk mengungkapkan kegiatan rahasia dalam MSP ini kepada pihak ketiga, Pihak yang mengungkapkan harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Pihak lain sebelum pengungkapan dapat dilakukan.

3. Para Pihak setuju bahwa ketentuan Pasal ini akan terus mengikat antara para Pihak, meskipun MSP ini berakhir.

4. Ketentuan Pasal ini tidak mengurangi hukum dan peraturan di masing-masing negara Para Pihak.

PASAL 8

Penyelesaian Perbedaan

Segala perbedaan yang dihasilkan dari atau tidak ditentukan dalam MSP ini akan diselesaikan secara damai melalui konsultasi dan negosiasi antara Para Pihak, berdasarkan kepentingan bersama. kesetaraan, kerja sama dan saling mempercayai.

PASAL 9 Amandemen

Ketentuan dalam MSP ini dapat diubah setiap saat dengan persetujuan tertulis Para Pihak. Perubahan tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari MSP ini.

(5)

PASAL10

Pemberlakuan, Durasi, dan Pemberhentian

1. MSP ini berlaku sejak tanggal penandatanganan oleh kedua Pihak. 2. Kecuali diputuskan oleh kedua Pihak, MSP ini berlaku selama lima (5)

tahun, dan dapat diperpanjang untuk periode berikutnya dengan persetujuan tertulis dari Para Pihak,

3. MSP ini dapat diakhiri oleh salah satu pihak dengan memberikan pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya mengenai keinginannya untuk mengakhiri MSP ini paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum tanggal pengakhiran dimaksud.

4. Penghentian MSP ini tidak akan mengurangi penyelesaian program atau

proyek yang sedang berjalan yang disepakati oleh para Pihak.

SEBAGAI BUKTI, para penandatangan di bawah ini telah menandatangani

MSP ini.

DIBUAT di Port Moresby pada dua belas Mei 2015 dalam dua salinan asli,

dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa lnggris, semua naskah berkekuatan sama. Dalam kasus perbedaan penafsiran MSP ini, naskah Bahasa lnggris yang berlaku.

UNTUK KEMENTERIAN ENERGI DAN SU MB ER DAY A MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SUDIRMAN SAID

MENTER! ENERGI DAN SUMBER DA YA MINERAL

UNTUK DEPARTEMEN MINYAK DAN ENERGI

NEGARA MERDEKA PAPUA NUGINI

(6)

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN

THE MINISTRY OF ENERGY AND MINERAL RESOURCES OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

AND

THE DEPARTMENT OF PETROLEUM AND ENERGY OF THE INDEPENDENT STATE OF PAPUA NEW GUINEA

ON

COOPERATION IN THE FIELD OF HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT PETROLEUM AND ENERGY RESOURCES

The Ministry of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia (MEMR) and the Department of Petroleum and Energy of the Independent States of Papua New Guinea, hereinafter referred to as "the Parties";

DESIRING to strengthen the friendly relations between the two countries in the field of human resources development particularly in petroleum and energy resources;

CONSIDERING the need to develop and foster human resources development for petroleum and energy resources;

RECOGNIZING the importance of establishing a mechanism, that contributes to the strengthening of cooperation in the field of mutual interest and the need to carry out specific programs of collaboration and exchange in the field of hum~ resources development for petroleum and energy resources;

(7)

REFERRING to the Agreement between the Government of the Republic of

Indonesia and the Government of Papua New Guinea concerning Technical

Co-operation, signed in Port Moresby on 5 June 1979;

REFERRING

to the Memorandum of Understanding between the

Government of the Republic of Indonesia and the Government of the

Independent State of Papua New Guinea concerning Cooperation in

Petroleum and Energy Resources Development, signed in Jakarta on 17

June 2013;

PURSUANT to the prevailing laws and regulations in their respective

countries;

HAVE REACHED the following understanding:

ARTICLE 1 Objective

The purpose of this Memorandum of Understanding (MoU) is to establish a framework whereby cooperation might be developed between the Parties within the context of the policies applicable to each Party and subject to the

availability of resources and covering such matters as described in the scope

of Activities.

ARTICLE 2 Scope of Activities

The potential human resources development areas in which the Parties seek

to cooperate includes:

1. Training and education activities;

2. Curriculum development;

3. Coaching for training infrastructure development;

4. Internships for petrochemical training; 5. Exchange of experts;

(8)

6. Joint scientific writing and publication

;

7. Other activities as mutually agreed by the Parties.

ARTICLE 3

Implementation

The Parties will determine specific area of cooperation and its related

activities by mutual consent. The detailed provision

relating

to forms and

methods, financial obligations as well as the condition of the agreed area of

cooperation will be set forth in a separate implementing arrangement to be

concluded between the Parties.

ARTICLE 4

Executing Agencies

The official agencies responsible for the implementation and to develop the

potential areas of cooperation identified under this MoU are;

1. For MEMR shall be the Head of Education and Training Agency of

Energy and Mineral Resources

,

Ministry of Energy and Mineral

Resources of the Republic of Indonesia

;

2. For the Independent State of Papua New Guinea shall be the

Department of Petroleum and Energy of the

Independent

States of

Papua New Guinea.

ARTICLE 5

Intellectual Property Rights

1. Any intellectual property brought by one Party for the

implementation

of

this MoU will remain the property of that Party.

2. Any

intellectual

property rights resulting from activities under this MoU

(9)

ARTICLE 6

Limitation of Personnel

Any nationals of a Party engaged

in

activities under this MOU in the territory

of the other Party shall respect and not interfere with the political

independence

,

sovereignty

,

and territorial

integrity

of the

latter,

and avoid any

activities inconsistent with the purpose and object

i

ves of this MOU

.

ARTICLE 7 Confidentiality

1

.

Each Party will undertake to observe the confidential

i

ty and secrecy of

documents

,

information and other data received or supplied d

i

rectly or

indirectly to the other Party under this MoU.

2. If either of the Party wishes to disclose confidential information under this

MoU to any third party

,

the disclosing Party will obtain prior consent from

the other Party before any disclosure can be made;

3. The Parties accept that the provision of this Article shall continue to have

effect between the Parties, notwithstanding the termination of this MoU.

4. The provisions of this Article shall not prejudice the prevailing laws and

regulations of the Parties

'

respective countries

.

ARTICLE 8

Settlement of Differences

Any differences resulting from or anything unspecified in this MoU shall be

resolved amicably through consultation and negotiation between the Parties

,

based on mutual benefit, equality

,

cooperation and mutual trust.

(10)

ARTICLE 9

Amendment

The provisions in this MoU may be amended at any time with the mutual

written consent of the Parties. Such amendments shall form an integral part of this MoU.

ARTICLE 10

Come Into Effect, Duration, and Termination

1.

This MoU will come into effect on the date of signing.

2. Unless otherwise decided by both Parties, this MoU is valid for five (5) years, and may be extended for another period by mutual written consent of the Parties.

3. This MoU may be terminated by either Party by giving written notification to the other Party of its intention to terminate this MoU at least

60

(sixty) days prior to the intended date of termination.

4. The termination of this MoU will not prejudice the completion of any on-going programs or projects agreed by the Parties under this MoU.

IN WITNESS WHEREOF, the undersigned have signed this MoU.

DONE at Port Moresby on twelfth of May

2015

in two original copies, in Indonesian and English languages, all texts being equally authentic. In case of divergence of interpretation of this MoU, the English text shall prevail.

FOR THE MINISTRY OF ENERGY AND MINERAL RESOURCES OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

SUDIRMAN SAID

MINISTER FOR ENERGY AND MINERAL RESOURCES

FOR THE DEPARTMENT OF

PETROLEUM AND ENERGY OF THE INDEPENDENT STATE

OF PAPUA NEW GUINEA

HON. OBE LLB MP

MINISTER FOR FOREIGN AFFAIRS

Referensi

Dokumen terkait

12 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 47 f ahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6

[r]

iv) Betul tuan dah kuat. Tetapi sampai bila tuan boleh jamin tuan dapat kekalkan prestasi tuan? Ibarat enjin kereta makin lama makin merosot prestasi, perlu diservis. Sama juga

Emulsi dilapisi pada permukaan luar screen secara merata, kemudian balikkan screen dan lapisi juga permukaan bagian dalam sehingga kita memiliki lapisan emulsi yang cukup

Krisis ekonomi dunia berpunca dari salah pengurusan kewangan dan senario politik domestik selepas pilihan raya umum kedua belas, adalah harga yang perlu dibayar oleh negara,

Bima dikenal dengan nama Mbojo yang berasal dari kata babuju yaitu tanah yang tinggi yang merupakan busut jantan yang agak besar, tempat bersemayamnya raja-raja ketika

Persamaan dengan penelitian ini adalah subjek penelitian yaitu kepala sekolah sebagai salah satu pemangku kepentingan (stakeholder) dan variabel yang digunakan untuk

AP.2 Asesmen setiap hari oleh dokter untuk pasien akut (SOAP).. PP.2.1 Ukurankeberhasilan dari