• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan. menggunakan pendekatan Research & Development (R&D).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III. METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan. menggunakan pendekatan Research & Development (R&D)."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

38

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan

Dalam pelaksanaan proses penelitian dan pengembangan ini peneliti akan

menggunakan pendekatan Research & Development (R&D). Pengertian dari

penelitian dan pengembangan merupakan proses atau serangkaian

langkah-langkah untuk mengembangkan bukan hanya produk-produk yang baru akan

tetapi dapat juga digunakan untuk menyempurnakan produk lama (Nana S.

Sukmadinata, 2005:164).

Produk yang dikembangkan tidak harus selalu berupa produk berbentuk

benda cetak seperti bahan ajar, media pembelajaran, modul ataupun LKS.

Produk juga dapat berupa metode pembelajaran, model pembelajaran, maupun

instrumen pembelajaran.

Peneliti akan menggunakan model penelitian ADDIE (Analyze, Design,

Development, Implementation, Evaluation). Model ADDIE dipilih karena

model ini disusun secara terprogram dengan urutan langkah kegiatan yang

sistematis. Hal ini sangat membantu dalam upaya pemecahan masalah proses

pembelajaran berkaitan dengan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan

dan karakteristik siswa. Model ini dapat juga diimplementasikan untuk

pengembangan produk seperti bahan ajar, modul, dan juga video pembelajaran.

Sehingga model ADDIE ini cocok digunakan dalam pengembangan bahan ajar

(2)

Model ADDIE memliki 5 langkah dalam proses pengembangan produk,

langkah-langkah tersebut adalah :

Gambar 3.1 Tahapan Model ADDIE (Sumber: Diadaptasi dari Tegeh.dkk 2014: 42)

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Tahap pengembangan menggunakan model ADDIE memilki 5 tahapan,

diantaranya adalah :

a. Tahap I, Analisis (Analyze)

Pada tahap pertama ini, terlebih dahulu akan dilakukan analisis yang

meliputi kompetensi pembelajaran serta analisis karakteristik siswa. Hal

ini bertujuan agar bahan ajar yang dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan. Hasil analisis dapat diperoleh dari kegiatan wawancara dan

observasi bersama guru kelas V beserta siswa.

Kegiatan analisis yang dilakukan berupa analisis mengenai materi

pembelajaran yang membutuhkan bahan ajar tambahan, karakter siswa

kelas V, penanaman karakter yang diperlukan untuk siswa, serta bahan ajar

Analyze

Design

Development Evaluate Implementation

(3)

seperti apa yang tepat untuk dikembangkan. Setelah melakukan observasi

dan wawancara, maka diperoleh hasil sebagai berikut ini :

a) Materi pembelajaran yang dirasa oleh guru memerlukan bahan ajar

tambahan terdapat pada Tema 7 Subtema 2 yaitu Peristiwa

Kebangsaan Seputar Proklamasi Kemerdekaan.

b) Siswa di kelas V, memiliki beberapa permasalahan karakter yaitu

sering berkata kasar dan suka memukul temannya.

c) Melalui hasil wawancara bersama dengan siswa kelas V, sebagian

besar menyukai komik.

b. Tahap II, Perancangan (Design)

Pada tahap kedua ini hal-hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti

adalah mendesain bahan ajar yang akan dikembangkan. Terdapat unsur

penting dalam merancang pembelajaran diantaranya adalah peserta didik,

tujuan, metode, dan evaluasi. Setelah selesai melakukan analisis terhadap

kebutuhan, peneliti akan mulai merancang bahan ajar yang akan

dikembangkan. Perancangan bahan ajar dimulai dari penyusunan materi,

tujuan, hingga evaluasi yang akan digunakan.

c. Tahap III, Pengembangan (Development)

Pada tahap ini peneliti mulai mengembangkan bentuk bahan ajar

menjadi prototype produk pengembangan. Semua kegiatan yang telah

dilakukan oleh peneliti seperti analisis kebutuhan dan karakteristik siswa

serta desain produk diwujudkan ke dalam bentuk prototype.

(4)
(5)

Gambar 3.2 Bagian Buku Bahan Ajar

Setelah produk bahan ajar selesai dikembangkan, maka langkah

selanjutnya adalah validasi. Validasi dilakukan oleh validator yang terdiri

dari ahli materi, ahli media dan ahli bahasa. Hasil dari validasi oleh para

ahli digunakan untuk mengevaluasi serta dapat dijadikan pedoman dalam

memperbaiki bahan ajar yang telah dikembangkan. Jika bahan ajar sudah mendapatkan kategori “SangatValid” barulah dapat diimplementasikan di

(6)

d. Tahap IV, Implementasi (Implementation )

Hasil dari pengembangan bahan ajar perlu diujicobakan secara

langsung di lapangan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

keefektifan dan keterterapan dari bahan ajar tersebut. Keefektifan bahan

ajar dapat dilihat dari ketercapaian tujuan dan kompetensi yang telah

ditetapkan. Selain itu juga berkenaan dengan sejauh mana produk

pengembangan bahan ajar mampu menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan, menantang dan memotivasi belajar peserta didik.

Implementasi bahan ajar yang pada awalnya akan dilakukan di SDN

Lowokwaru 4, pada kelas 5 dengan jumlah siswa sebanyak 37. Akan tetapi

dikarenakan adanya pandemi Covid-19 maka proses tahapa implementasi

akan disesuaikan dengan protokol kesehatan serta sistem belajar dirumah

yang diberlakukan oleh pemerintah.

e. Tahap V, Evaluasi ( Evaluation)

Terakhir adalah evaluasi, pada tahap ini peneliti mengumpulkan data

yang terkait dengan seluruh proses penelitian. Tujuan evaluasi adalah

digunakan untuk penyempurnaan produk bahan ajar yang telah

dikembangkan serta mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Dikarenakan adanya kebijakan dari pemerintah untuk belajar di rumah,

maka penelitian akan dilaksanakan pada rumah salah satu siswa. Dengan siswa

berjumlah 10 orang yang akan dibagi menjadi 2 kelompok. Penelitian akan

(7)

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data yang diperlukan dalam penelitian dan pengembangan

guna menggunakan beberapa teknik, diantaranya adalah :

a. Observasi

Observasi merupakan teknik untuk mengumpulkan data dengan cara

melakukan pengamatan secara langsung. Kegiatan yang diamati dapat

berupa proses kegiatan belajar mengajar ataupun perilaku siswa dalam

mengikuti pembelajaran (Sukmadinata, Nana Syaodih.2005:220).

Kegiatan observasi akan dilakukan pada siswa kelas V untuk

mengetahui permasalahan pada proses pembelajaran serta masalah

karakter siswa. Hal-hal terkait yang akan diobservasi adalah perilaku siswa

selama mengikuti proses pembelajaran..

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik untuk pengumpulan data yang

dilakukan secara lisan. Biasanya wawancara dilakukan dengan tatap muka

secara langsung bisa dilaksanakan secara individu dengan individu

ataupun individu dengan kelompok (Sukmadinata, Nana

Syaodih.2005:216).

Kegiatan wawancara akan dilakukan bersama dengan Guru Wali Kelas

dan juga murid kelas V. Pertanyaan yang akan diajukan kepada guru

adalah mengenai bahan ajar yang digunakan, kesesuaian bahan ajar, serta

(8)

c. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data secara tidak langsung.

Karena pertanyaan dari peneliti akan disusun menjadi sebuah angket,

kemudian akan diberikan pada responden untuk dijawab (Sukmadinata,

Nana Syaodih.2005:216). Ada dua macam angket yang akan digunakan

yaitu angket penilaian bahan ajar berbasis komik dan angket penilaian

bahan ajar berbasis komik.

Angket penilaian bahan ajar berbasis komik akan diisi oleh tim Ahli

yaitu Pak Kuncahyono sebagai Ahli Pembelajaran, Ahli Materi beserta

Ahli Bahasa yaitu Ibu Maharani. Sedangkan untuk mengetahui tingkat

keterterapan bahan ajar akan ada angket penilaian guru kelas dan angket

siswa

d. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat proses

penelitian, dengan cara mengumpulkan foto dan dokumen yang memiliki

keterkaitan.

E. Instrumen Penelitian

Adapun kisi-kisi dari instrumen penelitian yang akan digunakan adalah

sebagai berikut :

1. Lembar Observasi

Instrumen pengumpulan data pada lembar observasi yang digunakan

meliputi beberapa aspek. Diantaranya adalah penggunaan bahan ajar, dan

karakteristik siswa saat mengikuti ataupun di luar jam pembelajaran

(9)

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi Awal

Aspek Indikator

Kondisi Fisik Lingkungan Sekolah Ruang Kelas

Pembelajaran Bahan Ajar Yang Digunakan Suasana Belajar

Kelengkapan Bahan Ajar 2. Wawancara

Sebagai pedoman wawancara yang akan dilakukan bersama dengan

guru dan juga siswa, maka dibuatlah kisi-kisi pertanyaan seputar

permasalahan yang akan diteliti. Berikut ini adalah kisi-kisi pedoman

wawancara untuk guru kelas dan juga siswa :

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara dengan Guru

Aspek Indikator

Materi Kompetensi Pembelajaran Kesulitan Dalam Mengajar

Materi Yang Membutuhkan Bahan Ajar Tambahan Bahan Ajar Bahan Ajar Yang Digunakan

Kesesuaian Bahan Ajar Bahan Ajar Yang Diharapkan

Karakter siswa Karakter Siswa Selama Proses Pembelajaran

Indikator tersebut akan dijabarkan dalam berbagai pertanyaan yang

memudahkan kegiatan wawancara bersama guru kelas. Hal ini bertujuan

agar ketika wawancara dilakukan, guru kelas dapat memberikan informasi

yang diperlukan.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara dengan Siswa

Aspek Indikator

Materi Kesulitan Dalam Belajar Bahan Ajar Bahan Ajar Yang Digunakan

Bahan Ajar Yang Diharapkan Komik Pendapat Siswa Mengenai Komik

Indikator tersebut akan dijabarkan dalam berbagai pertanyaan yang

akan diajukan selama kegiatan wawancara keada siswa. Hal ini bertujuan

agar ketika wawancara dilakukan, siswa dapat memberikan informasi yang

(10)

3. Angket Penilaian Bahan Ajar Berbasis Komik

Angket akan diberikan kepada validator sebagai instrumen penilaian

terhadap bahan ajar berbasis komik. Validator ahli yang akan menilai

bahan ajar ini diantaranya adalah ahli materi, ahli bahasa serta ahli

pembelajaran.

Berikut ini adalah kisi-kisi untuk validator :

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Bahan Ajar Oleh Ahli Materi

Aspek Indikator

Materi Kesesuaian Indikator Dengan KD Kesesuaian Tujuan Dengan Indikator

Kesesuaian Muatan Pembelajaran Dengan Sub Tema Penyajian Materi Penyusunan Materi Secara Sistematis

Kemudahan Memahami Materi

Evaluasi Materi Kesesuaian Latihan Soal Dengan Materi

Kejelasan Petunjuk Dalam Pengisian Latihan Soal

Indikator dijabarkan lagi menjadi poin-poin yang akan divalidasi oleh

Ahli Materi. Materi yang terdapat pada bahan ajar akan dinilai kelayakan

dan kelengkapannya. Hasil penilaian akan digunakan sebagai acuan dalam

revisi produk.

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Bahan Ajar Oleh Ahli Pembelajaran

Aspek Indikator

Tampilan Visual Sampul/Cover

Keseimbangan Tata Letak Gambar Penyajian Materi Kesesuaian materi

Indikator dijabarkan lagi menjadi poin-poin yang akan divalidasi oleh

Ahli Pembelajaran. Media yang dikembangkan berupa bahan ajar akan

dinilai meliputi tampilan serta tampilan visual serta penyajian materi pada

bahan ajar. Hasil penilaian akan digunakan sebagai acuan dalam revisi

(11)

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Bahan Ajar Oleh Ahli Bahasa

Aspek Indikator

Bahasa Kesesuaian Bahasa dengan Kaidah Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Bahasa Dapat Dipahami dengan Mudah Kesesuaian Bahasa Menggunakan Istilah yang Tepat

Bahasa Sesuai dengan Tingkatan Usia Siswa

Indikator dijabarkan lagi menjadi poin-poin yang akan divalidasi oleh

Ahli Bahasa. Aspek utama yang akan dinilai adalah Bahasa dan

Kesesuaian Bahasa pada bahan ajar. Hasil penilaian akan digunakan

sebagai acuan dalam revisi produk.

4. Angket Penilaian Guru Kelas

Angket ini dugunakan agar guru kelas dapat menilai bahan ajar yang

telah dikembangkan.

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Bahan Ajar untuk Guru Kelas

Aspek Indikator

Materi Kesesuaian Indikator Dengan KD Kesesuaian Tujuan Dan Indikator Kesesuaian Materi

Penyajian Materi Kesesuaian Materi Dengan Lingkungan Siswa Melibatkan Siswa Secara Aktif

Indikator dijabarkan lagi menjadi poin-poin yang akan divalidasi oleh

guru kelas. Aspek utama yang akan dinilai adalah materi dan kesesuaian

materi pada bahan ajar. Hasil penilaian akan digunakan sebagai acuan

dalam revisi produk.

5. Angket Penilaian Bahan Ajar Untuk Siswa

Angket ini digunakan oleh peneliti untuk mengetahui pendapat siswa

mengenai bahan ajar yang telah dikembangkan. Angket penilian bahan

ajar untuk siswa diberikan setelah siswa menggunakan bahan ajar berbasis

komik, sebagai responden. Angket penilaian untuk siswa menggunakan “Ya” atau “Tidak” untuk menjawab setiap pertanyaan pada lembar

(12)

Adapun kisi-kisi dari angket penilaian belajar siswa adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Bahan Ajar untuk Siswa

Aspek Indikator

Tampilan Visual Sampul/Cover

Kejelasan Media Gambar Tampilan Gambar Bahan Ajar Kemenarikan Bahan Ajar

Materi pembelajaran

Indikator akan dijabarkan lagi menjadi poin-poin pertanyaan yang akan

diajukan kepada siswa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

ketertarikan siswa terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua

macam yaitu kualitatif dan kuantitatif, yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Analisis data kualitatif dari hasil observasi dan wawancara yang telah

dilakukan di SDN Lowokwaru IV Malang bersama dengan guru kelas

dan siswa kelas 5. Hasil dari observasi dan wawancara ini digunakan

sebagai pedoman dalam mengembangkan produk bahan ajar.

Sementara itu, kritik dan saran dari para ahli yaitu ahli media, ahli

bahasa, ahli materi serta guru kelas digunakan sebagai perbaikan

pengembangan bahan ajar.

2. Analisis data kuantitatif didapatkan dari hasil angket penilaian bahan

ajar. Data diperoleh dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli media,

ahli pembelajaran, ahli bahasa, ahli materi, penilaian dari guru kelas,

serta penilaian siswa terhadap bahan ajar. Teknik analisis data ini akan

(13)

Tabel 3.9 Kriteria Penilaian Skala Likert

No Skor Kriteria

1. Skor 4 Baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat 2. Skor 3 Cukup baik/cukup menarik/cukup layak/cukup

mudah/cukup sesuai/cukup tepat

3. Skor 2 Kurang baik/kurang menarik/ kurang layak/ kurang mudah/ kurang sesuai/ kurang tepat

4. Skor 1 Tidak baik/tidak menarik/ tidak layak/ tidak mudah/ tidak sesuai/ tidak tepat

Teknik analisis data yang digunakan untuk penilaian terhadap bahan

ajar dilakukan dengan acuan rumus sebagai berikut :

P = ∑ 𝑥

∑ 𝑥𝑖× 100%

Keterangan :

P = Presentase

∑x = Jumlah jawaban responden dalam satu item

∑xi = Jumlah nilai ideal dalam satu item

100% = Konstanta

Adapun cara mengubah data kuantitatif (skor penilaian) ke data

kualitatif (kategori penilaian) dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.10 Konversi skor penilaian ke kategori penilaian

Tingkat Pencapaian Tingkat Validitas Keterangan 85,01%-100,00% Sangat Valid Dapat digunakan tanpa revisi

70,01%-85,00% Cukup Valid Dapat digunakan, namun perlu revisi

50,01%-70,00% Kurang Valid Disarankan tidak dipergunakan karena revisi besar

01,00-50,00% Tidak Valid Tidak boleh dipergunakan (Sumber : Akbar, 2013: 41)

Pedoman tersebut digunakan untuk menentukan kriteria kelayakan

bahan ajar komik. Bahan ajar komik dapat digunakan apabila hasil

penilaian dari para validator dengan tingkat validitas Valid atau Sangat

Gambar

Gambar 3.1 Tahapan Model ADDIE  (Sumber: Diadaptasi dari Tegeh.dkk 2014: 42)
Gambar 3.2 Bagian Buku Bahan Ajar
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi Awal
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Bahan Ajar Oleh Ahli Materi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Karagenan dari ekstrak alga merah yang dikombinasikan dengan madu dapat diformulasikan menjadi wound dressing bentuk hidrogel, formula F1 adalah basis terbaik

Pada resistensi semi terbuka dilakukan dengan protes kepada pengurus, melakukan sindirian kepada pelaku pelanggaran, tidak menghiraukan saat diberi teguran, dan ikut

Uji fitokimia dilakukan untuk mendeteksi senyawa flavonoid, alkaloid, steroid, tanin dan saponin, sedangkan aktivitas antioksidan diketahui dengan uji DPPH bagian tanaman tanaman ex

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pendidikan karakter melalui kisah Nabi Muhammad SAW di SDIT Nur Hidayah Surakarta dapat ditarik kesimpulan bahwa: a)

Pada taraf signifikasi a = 0,05 dan dk = 8 maka t hitung > L tabel , dengan demikian H0 ditolak dan Hb diterima, artinya terdapat pengaruh dari perawatan kulit wajah

Ketentuan Lampiran dalam Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 2 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Blitar Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah

Menurut Suharsimi Arikunto (2010), rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 atau 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Adapun

Validasi desain produk dilakukan oleh 4 pakar ahli (ahli media, ahli materi, ahli pembelajaran, dan ahli bahasa). Revisi Desain: langkah selanjutnya adalah