• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN BANGUNAN BARU PADA GALANGAN KAPAL KLASTER JAWA MENGGUNAKAN MATRIK RISIKO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN BANGUNAN BARU PADA GALANGAN KAPAL KLASTER JAWA MENGGUNAKAN MATRIK RISIKO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN BANGUNAN BARU PADA GALANGAN

KAPAL KLASTER JAWA MENGGUNAKAN MATRIK RISIKO

Minto Basuki, A.A Wacana Putra

Jurusan Teknik Perkapalan

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Abstrak

Tujuan utama dari penelitian ini adalah melakukan penilaian risiko pada pekerjaan bangunan baru diperusahaan galangan kapal Nasional. Secara geografis, sebaran perusahaan galangan kapal di Indonesia dibagi menjadi klaster Jawa, klaster Sumatera, Batam dan Karimun, klaster Kalimantan dan Sulawesi. Pada penelitian ini, dilakukan penilaian risiko pekerjaan bangunan baru di galangan klaster Jawa. Analisis dilakukan menggunakan data-data yang direkam pada proses bangunan baru kapal tanker ukuran 3.500 DWT, 6.500 DWT dan 17.500 DWT yang dikerjakan oleh perusahan galangan kapal nasional. Model penilaian risiko dikelompokan menjadi kegiatan desain, kegiatan pengadaan material dan kegiatan produksi. Penentuan peringkat risiko didasarkan terminologi probabilitas terjadinya kegagalan dan dampak terjadinya kegagalan yang disusun dalam matrik risiko. Menggunakan matrik risiko, pekerjaan

hull outfitting, hull construction dan machinery outfitting masuk kategori risiko tinggi. Kategori risiko

tinggi perlu dilakukan proses mitigasi untuk menurunkan peringkat risiko. Kata kunci: Matrik risiko, Klaster, Peringkat risiko, Mitigasi risiko PENDAHULUAN

Perusahaan galangan kapal dunia akan menjadi perhatian internasional seiring dengan pertumbuhan ekonomi China sejak tahun 2003. Perusahaan galangan kapal Korea juga salah satu yang menikmati, hal ini salah satunya dapat dilihat dari pertumbuhan order sampai 236% pada perusahaan galangan kapal selama lima tahun terakhir, dan setelah tahun 2003 order tumbuh 5,2% pertahun. Pada tahun 2006, 496 juta CGT order bangunan baru dimenangkan Korea 38,3%, China 29,6% dan Jepang 13,9% (Lee et al., 2007).

Menurut Basuki dan Widjaja (2008), ada beberapa alasan mengapa perusahaan galangan kapal harus dikembangkan, antara lain: nilai ekonomis perusahaan galangan kapal, dimana secara global memiliki nilai yang sangat besar; perusahaan galangan kapal adalah industri induk dari industri pendukung. Berkembangnya perusahaan ini akan turut mengembangkan industri lain yang akan memberikan efek rantai yang besar kepada proses industrialisasi dalam suatu negara. Sebagai bayangan, dalam pembangunan sebuah kapal, 50%-70% biaya yang dikeluarkan adalah pembelian bahan baku dan peralatan. Disamping itu perusahaan galangan kapal merupakan industri padat karya yang mampu menciptakan lapangan kerja cukup besar dengan nilai tambah yang cukup tinggi. Dengan berkembangnya perusahaan ini, akan mendukung kemandirian sektor pertahanan dengan pembuatan alat pertahanan di dalam negeri akan dapat dicapai.

Menurut data yang dikeluarkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), jumlah kapal baru yang diklaskan pada klas BKI mulai tahun 2008 sampai tahun 2013 sebanyak 3165 kapal. Dari jumlah tersebut, 40% tipe kapal tongkang, 36% tipe kapal tunda, 7% tipe general cargo, 3% tipe kapal

crew boat, 1% tipe kapal supply vessel, 3% tipe kapal tanker dan 10% tipe kapal lain-lain. Untuk

(2)

Tabel 1. Jumlah Kapal Baru Klas BKI

No. Tahun Penerimaan Klas Baru Jumlah Kapal Terdaftar

1 2008 258 11.281 2 2009 219 12.436 3 2010 430 13.257 4 2011 695 14.754 5 2012 794 16.167 6 2013 769 17.622

Sumber: Annual Report BKI tahun 2013

Melihat Tabel 1, diatas, jumlah penerimaan klas baru masih belum banyak dan

penerimaan klas baru ini masih didominasi oleh tipe tongkang dan kapal tunda.

Peningkatan jumlah kapal terdaftar juga terus mengalami peningkatan, hal ini sejalan

dengan azas cabotage yang diterapkan pemerintah. Tipe kapal yang lain dan berukuran

yang cukup besar belum banyak diklasifikasikan pada BKI. Pangsa pasar untuk tipe

kapal yang lain harus bisa direbut oleh galangan kapal nasional dan galangan kapal

harus bisa bersaing untuk membangun tipe-tipe kapal yang ukurannya lebih besar.

Kondisi ini juga bisa dilihat dari proses penawaran pembangunan kapal tanker 6.500

DWT yang dilakukan oleh perusahaan galangan kapal nasional dibanding dengan

perusahaan dari luar negeri, seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Perbandingan Penawaran Bangunan Baru

No. Perusahaan Waktu (bulan) dan Unit Indek Harga

1 Nasional 1 22 (1 unit) 1,00

2 Nasional 2 22 (1 unit) 1,07

3 Nasional 3 21, 23 (2 unit) 1,00

4 PMA Singapore 1 18, 20 (2 unit) 0,93

5 PMA Singapore 2 15 (1 unit) 1,05

6 China 15, 17 (2 unit) 0,77

7 Malaysia 16, 18 (2 unit) 1,01

8 Jepang 11 (1 unit) 1,10

Sumber: Ma’ruf, SENTEKPAN 2014.

Beberapa pekerjaan bangunan baru yang dilakukan di PT. XYZ hampir semuanya mengalami ketidaktepatan dalam penyerahan kapal. Melihat kondisi tersebut, PT. XYZ mengalami kerugian yang cukup banyak, akibat kena denda keterlambatan dan kerugian lain akibat beberapa proyek bangunan baru tidak bisa dilanjutkan. Kerugian lain yang tidak bisa diukur dengan uang adalah kepercayaan dari pihak lain yang hilang, antara lain, kepercayaan dari pihak pemilik kapal, kepercayaan dari pihak perbankan, hal ini akan menurunkan kinerja perusahaan. Kerugian akibat keterlambatan proyek ini sebenarnya bisa dikurangi, apabila proses penilaian risiko sebagai bagian antisipasi dapat diterapkan dan dijalankan dengan baik. Diawal proyek, setidaknya proses penilaian rsiko seharusnya sudah dilakukan.

Pada proses pembangunan kapal yang dilakukan di PT. XXX pada proyek pembangunan 2 kapal tanker 6.500 DWT milik PT. Pertamina, satu kapal sudah diserahkan kepada pemilik kapal. Hal yang sama juga terjadi pada proses pembangunan kapal sejenis (kapal seri) dan kapal ini juga berpotensi mengalami keterlambatan penyerahan, karena proyek ini juga sudah keluar dari

(3)

jadwal semula (Basuki dan Kurniawan, 2013). Kondisi serupa juga terjadi pada proyek yang lain, contohnya proyek MV. Sam Proper (Basuki dan Novendi, 2010).

Proyek pembangunan 2 kapal tanker 3.500 DWT pesanan PT. Pertamina yang dikerjakan di PT. ABC juga mengalami nasib yang sama. Satu kapal belum selesai dikerjakan, padahal proyek seharusnya diserahkan pada bulan Agustus 2012 (Basuki dan Choirunisa, 2012). Kondisi ini berpotensi menimbulkan kerugian yang akan dialami oleh perusahaan, baik dari faktor jadwal, faktor biaya dan kinerja perusahaan yang bisa memicu ketidakpercayaan masyarakat.

METODE PENELITIAN Tahap 1: Kaji Literatur

Penelitian ini dibangun oleh beberapa bidang ilmu yang mendukung, antara lain ilmu manajemen, ilmu statistik, ilmu perkapalan dan bidang teknologi produksi pembangunan kapal. Kaji literatur diperlukan untuk menentukan permasalahan, metode yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu dan gap penelitian yang akan dilakukan. Kaji literatur yang dilakukan meliputi metode dan hasil yang telah dilakukan para peneliti pada bidang manajemen risiko, bidang enterprise risk management, bidang probabilistic risk assessment, dan bidang penilaian risiko khusus pada perusahaan galangan kapal.

Tahap 2: Penyusunan Model

Tahap penyusunan model dilakukan dengan mengembangkan dan menerapkan konsep produksi berbasis risiko. Konsep produksi berbasis risiko dikembangkan sebagai konsep awal dalam penilaian risiko proses pembangunan kapal baru. Konsep produksi berbasis risiko dikembangkan untuk menilai risiko dan tingkat risiko serta metode evaluasi serta penanganan risiko. Proses pembangunan kapal secara umum dibagi menjadi 3 kegiatan, yaitu proses desain, proses pengadaan material dan proses produksi sendiri. Ketiga proses tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, sehingga tidak bisa berdiri sendiri. Masing-masing bagian harus bisa bersinergi dengan baik, karena masing-masing kegiatan akan memunculkan risiko dan tingkat risiko yang sangat berbeda. Ketiga kegiatan masing-masing juga mempunyai sub proses kegiatan dan mempunyai hazard serta potensi risiko sendiri.

Model risiko yang dikembangkan dalam konsep Produksi Berbasis Risiko meliputi: model utama, model desain, model material dan model produksi. Masing-masing model dapat dilhat pada gambar 1 sampai gambar 4.

New Building Project

Design ---Weight ...% Material ---Weight ...% Production ---Weight ...% Probability of risk occurrence design Probability of risk occurrence material Probability of risk occurrence production Total probability of risk occurrence Consequences of risk occurrence Total risk Performace factor Cost factor Schedule factor

(4)

Design ---Weight ....% Basic design _______________ Weight ….% Key plan _______________ Weight ….% Yard plan _______________ Weight ….% Production drawing _______________ Weight ….% Documentation _______________ Weight ….% Probability of risk occurrence basic design Probability of risk occurrence key plan Probability of risk occurrence yard plan Probability of risk occurrence production drawing Probability of risk occurrence documentation Total probability of risk occurrence design

Gambar 2. Model Desain.

Material ---Weight ….% Hull construction _______________ Weight ….% Paint material _______________ Weight ….% Hull outfitting _______________ Weight ….% Machinery outfitting _______________ Weight ….% Electric outfitting _______________ Weight ….% Probability of risk occurrence hull construction Probability of risk occurrence paint material Probability of risk occurrence hull outfitting Probability of risk occurrence machinery outfitting Probability of risk occurrence electric outfitting Total probability of risk occurrence material

Gambar 3. Model Material.

Production ---Weight ….% Hull construction _______________ Weight ….% Leak test _______________ Weight ….% Hull outfitting _______________ Weight ….% Machinery outfitting _______________ Weight ….% Electric outfitting _______________ Weight ….% Probability of risk occurrence hull construction Probability of risk occurrence leak test Probability of risk occurrence hull outfitting Probability of risk occurrence machinery outfitting Probability of risk occurrence electric outfitting Total Probability of risk occurrence production Work preparation and

general _______________ Weight ….% Painting and corrosion control _______________ Weight ….%

Spare part and inventory _______________ Weight ….% Probability of risk occurrence work preparation and general Probability of risk occurrence painting and corrosion control Probability of risk occurrence spare part and inventory

(5)

Tahap 3: Penyusunan Matrik Risiko

Tahap penyusunan matrik risiko didasarkan dari hasil analisis model yang dikembangkan pada tahap 3. Matrik risiko didasarkan pada ukuran matrik 5 x 5, sumbu tegak merupakan probabilitas terjadinya kegagalan dan sumbu mendatar merupakan dampak terjadinya kegagalan.

HASIL dan PEMBAHASAN Analisis Model Utama

Model jejaring utama dikembangkan dengan menggunakan prinsip bahwa, proses pembangunan kapal terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kegiatan atau proses desain, kegiatan atau proses pengadaan material dan kegiatan atau proses produksi. Ketiga proses tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya, kalau satu proses terlambat, maka proses yang lainnya juga akan terhambat dan berpotensi terjadinya keterlambatan proses pembangunan kapal. Nilai bobot masing-masing proses didapatkan dari data yang dikolekting oleh perusahaan galangan kapal. Nilai bobot ini akan berbeda untuk proses pembangunan kapal yang berbeda dan untuk perusahan galangan kapal yang berbeda pula, tergantung dari basis data yang dimiliki oleh perusahaan galangan kapal. Probabilitas terjadinya kegagalan dihitung berdasarkan probabilitas untuk masing-masing titik simpul VaR (Value at Risk) dan probabilitas Bayesian. Nilai tersebut dapat dilihat seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Probabilitas VaR (Value at Risk) dan Probabilitas Bayesian Jejaring Utama Proses Pembangunan Kapal Tanker.

Komponen Probabilitas VaR Probabilitas Bayesian Desain (termasuk tes model

kapal)

0,017 0,05

Material 0,217 0,65

Produksi 0,100 0,30

Total 0,334 1,00

Analisis Model Desain

Model jejaring kedua yang dikembangkan adalah model jejaring untuk desain. Model jejaring desain merupakan pengembangan dari model jejaring utama, model jejaring desain terdiri dari subproses kegiatan basic design, key plan, yard plan, production drawing dan kegiatan

documentation. Masing-masing subproses kegiatan ini saling berkaitan satu dengan yang

lainnya, satu subproses kegiatan terhambat dan terlambat, maka akan mempengaruhi subproses yang lainnya. Subproses kegiatan dari model jejaring desain, juga sangat berpengaruh pada proses pengadaan material dan proses produksi. Probabilitas terjadinya kegagalan dihitung berdasarkan probabilitas untuk masing-masing titik simpul VaR (Value at Risk) dan probabilitas Bayesian. Probabilitas tersebut dapat dilihat seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Probabilitas VaR (Value at Risk) dan Probabilitas Bayesian Jejaring Desain Tanker. Komponen/Sub Komponen Probabilitas VaR Probabilitas Bayesian

Basic design 0,0005 0,15 Key plan 0,0008 0,25 Yard plan 0,0010 0,30 Production drawing 0,0008 0.25 Documentation 0,0002 0,05 Total 0,0033 1,00

(6)

Analisis Model Material

Model jejaring ketiga yang dikembangkan adalah model jejaring untuk material. Model jejaring material merupakan pengembangan dari model jejaring utama, pada model jejaring material terdiri dari subproses kegiatan hull construction, paint material, hull outfitting, machinery

outfitting dan kegiatan electric outfitting. Masing-masing subproses kegiatan ini saling berkaitan

satu dengan yang lainnya, satu subproses kegiatan terhambat dan terlambat, maka akan mempengaruhi subproses yang lainnya. Subproses kegiatan model jejaring material, juga sangat berpengaruh pada proses desain dan proses produksi. Probabilitas terjadinya kegagalan dihitung berdasarkan probabilitas untuk masing-masing titik simpul VaR (Value at Risk) dan probabilitas Bayesian. Nilai tersebut dapat dilihat seperti pada Tabel 5.

Tabel 5. Probabilitas VaR (Value at Risk) dan Probabilitas Bayesian Jejaring Material Tanker. Komponen/Sub Komponen Probabilitas VaR Probabilitas Bayesian

Hull construction 0,0110 0,26 Paint material 0,0020 0,04 Hull outfitting 0,0130 0,30 Machinery outfitting 0,0130 0,30 Electric outfitting 0,0040 0,10 Total 0,0430 1,00

Analisis Model Produksi

Model jejaring keempat yang dikembangkan adalah model jejaring untuk produksi. Model jejaring produksi merupakan pengembangan dari model jejaring utama, model jejaring produksi terdiri dari subproses kegiatan work preparation, hull construction, leak test, hull outfitting,

machinery system, electric outfitting, painting and corrosion control dan kegiatan spare part inventory. Masing-masing subproses mempunyai keterkaitan antara subproses satu dengan

subproses lainnya. Probabilitas terjadinya kegagalan dihitung berdasarkan probabilitas untuk masing-masing titik simpul VaR (Value at Risk) dan probabilitas Bayesian. Nilai tersebut dapat dilihat seperti pada Tabel 6.

Tabel 6. Probabilitas VaR (Value at Risk) dan Probabilitas Bayes Jejaring Produksi Tanker. Komponen/Sub Komponen Probabilitas VaR Probabilitas Bayes

Work preparation 0,0008 0,07 Hull construction 0,0048 0,39 Leak test 0,0006 0,05 Hull outfitting 0,0019 0,15 Machinery system 0,0025 0,20 Electric outfitting 0,0010 0,08

Painting and corrosion control 0,0006 0,05

Spare part inventory 0,0001 0,01

Total 0,0130 1,00

Penyusunan Matrik Risiko

Penentuan peringkat risiko didasarkan pada posisi koordinat pada matrik risiko, dalam hal ini diwakili oleh indek risiko. Indek risiko 2-3 pada peringkat risiko sangat rendah, indek risiko 4-6 pada peringkat risiko rendah, indek risiko 7 pada peringkat risiko moderat, indek risiko 7-8 pada peringkat risiko tinggi, indek risiko 9-10 pada peringkat risiko ekstrim. Dari kondisi tersebut (analisis model) diatas, kemudian disusun kriteria likelihood dan kriteria consequences seperti tabel 7.

(7)

Tabel 7. Maping Level Likelihood dan Level Consequences

Gambar 5. Matrik Risiko Proses Produksi Tanker. KESIMPULAN

Menggunakan peringkat risiko pada matrik risiko, kegiatan hull outfitting (produksi), machinery

outfitting (material), hull construction (produksi) masuk kategori tinggi. Kegiatan-kegiatan yang

termasuk kategori malapetaka, kategori tinggi dan kategori menegah harus dilakukan proses mitigasi. Proses mitigasi dilakukan dengan menggeser dan menurunkan dampak terjadinya risiko.

M271 M272 M271 M272 M271 M272 M271 M272

Basic design 3.870 4.050 3.87 4.05 Unlikely Unlikely Insignificant Insignificant

Key plan 0.602 0.630 1.81 1.89 Rare Rare Insignificant Insignificant

Yard plan 0.731 0.765 2.19 2.30 Rare Rare Insignificant Insignificant

Production

drawing 0.602 0.630 1.81 1.89 Rare Rare Insignificant Insignificant Documentation 0.129 0.135 0.26 0.27 Rare Rare Insignificant Insignificant

Hull construction 8.084 8.460 80.84 84.60 Possible Possible Major Major

Paint material 1.462 1.530 11.70 12.24 Unlikely Unlikely Minor Minor

Hull outfitting 1.376 1.440 28.90 30.24 Unlikely Unlikely Moderate Moderate

Machinery

outfitting 9.546 9.990 76.37 79.92 Possible Possible Major Major Electric outfitting 0.731 0.765 3.66 3.83 Rare Rare Insignificant Insignificant

Work preparation 0.602 0.630 1.20 1.26 Rare Rare Insignificant Insignificant

Hull construction 3.526 3.690 74.05 77.49 Unlikely Unlikely Major Major

Leak test 0.430 0.450 0.86 0.90 Rare Rare Insignificant Insignificant

Hull outfitting 9.546 9.990 124.10 129.87 Possible Possible Catastrophic Catastrophic

Machinery system 1.849 1.935 7.40 7.74 Unlikely Unlikely Insignificant Insignificant

Electric outfitting 2.924 3.060 20.47 21.42 Unlikely Unlikely Moderate Moderate

Painting and

corrosion control 0.430 0.450 3.01 3.15 Rare Rare Insignificant Insignificant Spare part

inventory 0.860 0.900 1.72 1.80 Rare Rare Insignificant Insignificant Level Likelihood Level Consequences Consequences (hari) Subproses Likelihood Model Desain Model Material Model Produksi Model Almost Certain E(5) Likely D (4) Possible C(3) 6,9 14 Unlikely B(2) 1,15 7,16 8 12 Rare A(1) 2,3,4,5,10,11,13, 17, 18

I(1) II(2) III(3) IV(4) V(5)

Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic

PETA PERINGKAT RISIKO, MATRIK RISIKO

R a n g k in g K e m u n g k in a n Rangking Akibat

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, M dan Widjaja, S, 2008, Studi Pengembangan Model Manajemen Risiko Usaha Bangunan Baru Pada Industri Galangan Kapal, Prosiding Seminar Nasional Teknologi

Produksi, Jurusan Teknik Perkapalan, FTMK ITATS.

Basuki, M. dan Novendi, I, 2010, Analisa Risiko Operasional Pada Proses Konversi Workboat Menjadi Supply Vessel Kapal MV. Sam Prosper I di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya,

Prosiding Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan (SENTA) 2010, FTK, ITS.

Basuki, M. dan Choirunisa, B, 2012, Analisa Risiko Proses Pembangunan Kapal Baru 3.500 LTDW White Product Oil Tanker – Pertamina di PT. Dumas Tanjung Perak Surabaya,

Jurnal Neptunus, Volume 18, Nomor 2, pp. 97-109, Edisi Juli 2012, Fakultas Teknik UHT. Basuki, M., dan Kurniawan, I., 2013, Analisis Risiko Pembangunan Kapal Baru 6.500 LTWD

Product Oil Tanker – Pertamina di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero), Penelitian

tidak dipublikasikan, Jurusan Teknik Perkapalan, Oktober 2013, ITATS.

Lee, E., Shin, J.G. and Park, Y, 2007, A Statistical Analysis of Engineering Project Risk in the Korean Shipbuilding Industry, Journal Ship Production, Volume 23, Number 4, pp. 223-230. Ma’ruf, B., 2014, Inovasi Teknologi Untuk Mendukung Program Tol Laut dan Daya Saing

Gambar

Tabel 1. Jumlah Kapal Baru Klas BKI
Gambar 1. Model Utama.
Gambar 2. Model Desain.
Tabel 3. Probabilitas VaR (Value at Risk)  dan Probabilitas Bayesian Jejaring Utama Proses  Pembangunan Kapal Tanker
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, meskipun antara variabel Perhatian Orang Tua dan Penyediaan Alat Permainan Edukatif (APE) menunjukkan nilai yang signifikan dan memiliki hubungan

Ketahanan korosi yang ada pada stainless ~steeldikarenakan sifat mereka yang mampu membentuk lapisan pasif pada permukaan logam, dimana lapisan ini memperlihatkan sifat proteksi

Faktor lain yang mungkin berperan adalah ketersediaan makanan yang tinggi purin, kawasan ubud terletak jauh dari pantai dan masyarakat ubud yang sebagian besar bermatapencaharian

Hubungan laki-laki- perempuan (suami-isteri) tidak ubahnya dengan hubungan ploretar dan borjuis, hamba dan tuan, atau pemeras dan yang diperas. Dengan kata lain,

Dengan demikian, simulasi V dapat digunakan untuk memperkirakan produksi enam bulan ke depan dengan prediktor data umur tanaman, pemupukan, dan penyinaran matahari pada 18

Berapa banyak cara memilih panitia yang terdiri dari 4 orang dengan jumlah pria lebih banyak daripada jumlah wanita?. MATEMATIK A DISKRIT

berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 116 Tahun 2012 tanggal 30 Januari 2OL2, telah diangkat dalam jabatan Ketua Jurusan Sastra lndonesia

tnmi daerah adalah perlu kepemimpinan yang kuat pada tingkat pertama dengan 5isi yang jelas" Selain itu tnmi daerah. memerlukan pr*esinalisme dalam