• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Dengan Organizational Citizenship Behaviour Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada SKPD Kabupaten Karanganyar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Dengan Organizational Citizenship Behaviour Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada SKPD Kabupaten Karanganyar)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR SEBAGAI

VARIABEL MODERATING

(Studi Empiris Pada SKPD Kabupaten Karanganyar)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

WAHYU NURCAHYO B200110121

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYH SURAKARTA

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR SEBAGAI

VARIABEL MODERATING

(Studi Empiris Pada SKPD Kabupaten Karanganyar)

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

WAHYU NURCAHYO B200110121

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Zulfikar, SE., M.Si NIK. 195803091957031001

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PERUBAHAN PENDAPATAN, REALISASI DANA ALOKASI KHUSUS DAN PERUBAHAN PEMBIAYAAN

TERHADAP SILPA

(Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se Jawa Tahun 2016)

Yang ditulis oleh: AFIDA HARDIANA

B200140176

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada Rabu, 31 Januari 2018 Dan Dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Andy Dwi Bayu

Bawono, SE., M.Si., Ph.D ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dr. Zulfikar, SE.,

M.Si. ( )

(Anggota 1 Dewan Penguji)

3. Drs. Atwal Arifin,

M.Si., Akt., CA. ( )

(Anggota 2 Dewan Penguji)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dr. Syamsudin, M.M NIDN. 0017025701

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat pernh ditulis oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya diatas, maka saya akan pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 3 Februari 2018 Penulis

Wahyu Nurcahyo B200110121

(5)

1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR SEBAGAI

VARIABEL MODERATING

(Studi Empiris Pada SKPD Kabupaten Karanganyar)

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dengan organizational citizenship behaviour sebagai variabel moderating. Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah komitmen organisasi, budaya organisasi, dan kepuasan kerja sebagai variable independen, sedangkan kinerja karyawan sebagai variable dependen dan organizational citizenship behaviour sebagai variabel moderating. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 44. analisis data menggunakan moderate regression analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya kerja dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sedangkan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hasil lain juga menunjukkan bahwa organizational citizenship behaviour bisa digunakan sebagai variabel moderating.

Kata Kunci: komitmen organisasi, budaya organisasi, kepuasan kerja, dan organizational citizenship behaviour.

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the factors that affect the performance of employee with organizational citizenship behaviour as the moderating variables. The examined factors of this research are organizational commitment, organizational culture and job satisfaction as the independent variables, while the performance of employee as the dependent variables, and organizational citizenship behaviour as the moderating variables.Sampling technique employed in this study is the purposive sampling with the total sample of 44. The data analysis uses moderate regression analysis. The result of the study shows that organizational culture and job satisfaction have any significant impact to the performance of employee, while the organizational commitment did not have any significant impact to the performance of employee. The other result shows that the organizational citizenship behaviour can use as the moderating variables.

Keywords: organizational commitment, organizational culture, job satisfaction and organizational citizenship behaviour.

1. PENDAHULUAN

Untuk mencapai kinerja yang baik tentunya memerlukan suatu komitmen yang kuat. Komitmen yang kuat akan menyebabkan individu berusaha mencapai tujuan organisasi, berfikiran positif dan berusaha berbuat yang

(6)

2

terbaik bagi organisasinya. Sebaliknya, bagi individu dengan komitmen yang lemah akan cenderung untuk mementingkan diri dan kelompoknya sehingga memungkinkan untuk melakukan slack (kesenjangan) terhadap pelaksanaan anggaran. Kekuatan dari komitmen sebuah organisasi mendorong terciptanya realiasi fungsi anggaran yang tidak hanya sekedar sebagai alat perencanaan semata, namun lebih jauh anggaran mampu menciptakan pengendalian bagi manajer dalam mengelola pendapatan maupun pengeluaran, koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja, dan motivasi (Hudiwinarsih, 2012).

Kinerja karyawan yang baik juga dipengaruhi dengan adanya budaya organisasi yang baik pula. Sedangkan budaya organisasi yang baik tentunya akan mempengaruhi kualitas pelayanan publik yang baik pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Tjiptono (2000: 75) dalam Desmiyawati dan Azlina (2012), yang mengemukakan bahwa kualitas playanan sendiri sebenarnya dipengaruhi oleh banyak aspek salah satunya adalah budaya organisasi dan cara pengorganisasiannya. Kreitner dan Kinicki dalam Koesmono (2005), menyatakan bahwa budaya orgainsasi adalah perekat social yang mengingat anggota dari organisasi. Budaya yang kuat akan mendukung perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Hafidah dn Herli (2014), budaya organisasi dapat dilihat dari perilaku orang-orang dalam organisasi tersebut terhadap kepatuhan dari nilai-nilai dan norma-norma yang ada. Proses pengembangan kepemimpinan bermaksud untuk mengembangkan pemimpin dan juga termasuk transfer budaya organisasi dan nilai-nilai akhirnya, sehingga menjadi berbagi bersama di antara semua anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Dalam suatu organisasi tentunya banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mencapai tujuannya, sedangkan jalannya organisasi dipengaruhi oleh perilaku banyak individu yang memiliki kepentingan masing-masing. Oleh sebab itu, budaya organisasi sangat penting, karena merupakan kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam organisasi. Kebiasaan tersebut mengatur tentang norma-norma perilaku yang harus diikuti oleh para anggota organisasi, sehingga menghasilkan budaya yang produktif. Budaya

(7)

3

yang produktif adalah budaya yang dapat menjadikan organiasi menjadi kuat dan tujuan perusahaan dapat tercapai (Desmiyawati dan Azlina,2012).

Menurut Mowday et.al., (1997) dalam Desmiyawati dan Azlina (2012) komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai organisasi. Individu yang berkomitmen tinggi akan berpandangan positif dan berusaha berbuat terbaik bagi perusahaan. Dalam melaksanakan hak dan kewajiban yang diamanatkan rakyat, pemerintah harus mempunyai rencana yang matang dalam mencapai tujuan. Salah satu tugas pemerintah dalam keuangan adalah membuat rencana keuangan yang dituangkan dalam anggaran (Hafidhah dan Herli, 2014).

Faktor lain yang turut mempengaruhi kinerja individu yang pada akhirnya membawa pada kinerja organisasional adalah organizational citizenship behaviour (OCB). OCB adalah perilaku karyawan atau pegawai yang melebihi tugas yang telah ditetapkan. Perilaku OCB ini diharapkan dapat meningkatkan keefektivan organisasi. Perilaku OCB di sektor publik diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi sektor publik (Prasetio et al., 2009). Menurut Darto (2014) menjelaskan bahwa OCB memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja individu pada organisasi pemerintahan, meskipun harus ada telaah yang lebih lanjut. Berdasarkan uraian tersebut peneliti mengambil judul penelitian ini yaitu: “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Dengan Organizational Citizenship Behaviour Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada SKPD Kabupaten Karanganyar)”.

2. METODE

2.1Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai SKPD Kabupaten Karanganyar. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai bagian keuangan SKPD Kabupaten Karanganyar. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan cara pemilihan

(8)

4

sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: SKPD Kabupaten Karanganyar yang berupa Badan dan Dinas, Karyawan SKPD Kabupaten Karanganyar bagian akuntansi dan keuangan.

2.2Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden, yaitu diperoleh langsung dari pegawai SKPD Kabupaten Karanganyar. Adapun teknik yang digunakan untuk memperoleh data menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden yang bekerja pada bagian akuntansi/penatausahaan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Karanganyar dengan memberikan batasan waktu sesuai dengan kesepakatan waktu yang telah disepakati bersama. Adapun kuesioner tersebut dapat dijadikan untuk mendapatkan informasi yang kemudian digunakan sebagai bahan penelitian.

2.3Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel dependen dalam penelitian adalah kinerja karyawan. Seluruh variabel diukur dengan menggunakan skala likert 5 point.

Indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja karyawan dalam penelitian ini adalah: ketepatan waktu dari hasil, kualitas dari hasil dan kehadiran. Variabel independen dalam penelitian ini diantaranya yaitu: komitmen organisasi, indikator yang digunakan dalam mengukur komitmen organisasi adalah sebagai berikut: affective commitment, continuance commitment, normative commitment. Budaya organisasi indikator yang digunakan adalah sebagai berikut: inovasi dan keberanian mengambil resiko, orientasi tim, keagresifan. Kepuasan kerja menurut Anthony dan David (1999), menyatakan untuk mengukur kepuasan kerja karyawan dapat digunakan indikator sebagai berikut : kepuasan dengan gaji (satisfaction with pay), kepuasan dengan prosmosi (satisfaction with promotion), kepuasan dengan penyelia (satisfaction with supervisor), kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri (satisfaction with work it self).

(9)

5 Variabel Moderating

Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Indikator yang digunakan dalam mengkur organizational citizenship behavior sesuai dengan Golembiewski (2001:297) dalam Darto (2014) yaitu: Altruism, Conscientiousness, Courtesy, Sportsmanship, Civic Virtue.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1

Hasil Analisis Moderate Regressioan Analysis (MRA)

Variabel Koefisien Regresi

thitung ttabel Sig Ket

Konstanta -2.589 -0.289 2,014 0.774

Komitmen Organisasi -0.242 -1.743 2,014 0.090 H1 ditolak

Budaya Organisasi 5.183 2.570 2,014 0.014 H2 diterima

Kepuasan Kerja -2.704 -2.246 2,014 0.031 H3 diterima

KO.OCB 0.005 2.377 2,014 0.023 H4 diterima

BO.OCB -0.078 -2.356 2,014 0.024 H5 diterima

KJ.OCB 0.049 2.361 2,014 0.024 H6 diterima

R2 = 0,548 Fhitung = 7,472 Adjusted R2 = 0,475 Sig = 0,000 Sumber : Data diolah 2017

3.1Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang pertama mendapatkan hasil bahwa variabel komitmen organisasi mempunyai nilai thitung (-1,743) lebih kecil dari pada ttabel (-2,014) atau dapat dilihat dari nilai signifikasi 0,090>0,05. Oleh karena itu H1 ditolak, sehingga komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Hasil ini dapat dijelaskan bahwa, komitmen organisasi itu sendiri adalah sikap loyal karyawan terhadap perusahaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini sikap loyal aparatur pemerintah tergolong rendah, dan ada keinginan untuk berpindah ketempat lain yang menawarkan pekerjaan dengan gaji yang lebih baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Murty dan Hudiwinarsih (2012) yang

(10)

6

menjelaskan bahwa komitmen organisasional tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi.

3.2Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja karyawan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang kedua mendapatkan hasil bahwa variabel budaya organisasi mempunyai nilai thitung (2,570) lebih besar daripada ttabel (2,014) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,014 < 0,05. Oleh karena itu, H2 diterima, sehingga budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Hasil ini dapat dijelaskan bahwa, budaya organisasi yang sudah ada di dalam suatu organisasi apabila ditunjang dengan aparatur atau karyawan yang senantiasa melaksanakan budaya tersebut, maka akan memberikan hasil yang baik untuk meningkatkan kinerja. Kinerja karyawan sangat didukung dengan budaya organisasi yang diterapkan dalam suatu organisasi. Organisasi dengan budaya yang disiplin, maka seluruh aparatur organisasi tersebut juga akan disiplin, karena apabila tidak melaksanakan budaya yang sudah ada aka nada sanksi atas tindakan tersebut, sehingga dengan tingkat disiplin yang ada akan menghasilkan kinerja yang diharapkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hafidhah dan Herli (2014) yang menjelaskan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja.

3.3Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja karyawan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang ketiga mendapatkan hasil bahwa variabel kepuasan kerja mempunyai nilai thitung (-2,246) lebih besar daripada ttabel (-2,014) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,0,31 < 0,05. Oleh karena itu, H3 diterima,sehingga kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Hasil ini dapat dijelaskan bahwa, karyawan atau aparatur pemerintah daerah yang memiliki kepuasan kerja akan senantiasa bertanggungjawab dengan pekerjaannya, sehingga kinerja yang dihasilkan akan memuaskan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian kurniawan dan Prastiwi

(11)

7

(2013) yang menjelaskan bahwa Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi publik.

3.4Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja karyawan Dengan Organizational Citizenship Behaviour Sebagai Variabel Moderating.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang keempat mendapatkan hasil bahwa variabel interaksi antara komitmen organisasi dengan organizational citizenship behaviour mempunyai nilai thitung (2,377) lebih besar daripada (2,014) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,023< 0,05. Oleh karena itu, H4 diterima, sehingga organizational citizenship behaviour bisa memoderasi komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan.

Hasil ini dapat dijelaskan bahwa, komitmen organisasi itu sendiri adalah sikap loyal karyawan terhadap perusahaan, apabila didukung dengan organizational citizenship behaviour (OCB) yang dapat meningkatkan stabilitas kinerja organisasi. Membantu tugas pegawai yang tidak hadir di tempat kerja atau mempunyai beban kerja berat akan meningkatkan stabilitas kinerja masing-masing unit. Pegawai yang conscientiousness cenderung mempertahankan tingkat kinerja yang tinggi secara konsisten, sehingga kinerja aparatur pemeritah meningkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan Darto, (2014) yang menyatakan bahwa OCB memiliki peran vital dalam meningkatkan kinerja indivdu di sektor publik. 3.5Pengaruh Budaya Organisasi terhadap kinerja organisasi aparatur

pemerintah daerah dengan organizational citizenship behaviour sebagai variabel moderating.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang kelima mendapatkan hasil bahwa variabel interaksi antara budaya organisasi dengan organizational citizenship behaviour mempunyai nilai thitung (-2,356) lebih besar daripada (2,014) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,024< 0,05. Oleh karena itu, H5 diterima, sehingga organizational citizenship behaviour bisa memoderasi budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.

(12)

8

Hasil ini dapat dijelaskan bahwa, budaya organisasi yang sudah ada di dalam suatu organisasi apabila ditunjang dengan aparatur atau karyawan yang senantiasa melaksanakan budaya tersebut, maka akan memberikan hasil yang baik untuk meningkatkan kinerja. Kinerja karyawan sangat didukung dengan budaya organisasi yang diterapkan dalam suatu organisasi. Organisasi dengan budaya yang disiplin, maka seluruh aparatur organisasi tersebut juga akan disiplin. Budaya organisasi yang sudah bagus dan ditunjang adanya organizational citizenship behaviour yang dimiliki aparatur pemerintah dapat meningkatkan stabilitas kinerja organisasi. Pegawai yang conscientiousness cenderung mempertahankan tingkat kinerja yang tinggi secara konsisten, sehingga kinerja aparatur pemeritah meningkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hafidhah dan Herli (2014) yang menjelaskan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja.

3.6Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja organisasi aparatur pemerintah daerah dengan organizational citizenship behaviour sebagai variabel moderating.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang keenam mendapatkan hasil bahwa variabel interaksi antara kepuasan kerja dengan organizational citizenship behaviour mempunyai nilai thitung (2,361) lebih besar daripada (2,014) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,024 < 0,05. Oleh karena itu, H6 diterima, sehingga organizational citizenship behaviour bisa memoderasi kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

Hasil ini dapat dijelaskan bahwa, karyawan atau aparatur pemerintah daerah yang memiliki kepuasan kerja akan senantiasa bertanggungjawab dengan pekerjaannya, sehingga kinerja yang dihasilkan akan memuaskan, ditunjang dengan adanya sikap organizational citizenship behaviour (OCB) yang ada pada diri individu yang dapat meningkatkan stabilitas kinerja organisasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan Darto, (2014) yang menyatakan bahwa OCB memiliki peran vital dalam meningkatkan kinerja indivdu di sektor publik.

(13)

9 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Kepuasan kerja berpengaruh terhadap terhadap kinerja karyawan. Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan organizational citizenship behavior sebagai variabel moderating. Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan organizational citizenship behavior sebagai variabel moderating. Kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan organizational citizenship behavior sebagai variabel moderating.

4.2 Saran

Untuk penelitian berikutnya disarankan peneliti memperluas jumlah sampel, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisir, Penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan data, akan lebih baik jika ditambahkan dengan survei langsung kepada responden yang menjadi sampel penelitian, sehingga data yang dikumpulkan akan lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Arif. 2007. Memahami Berfikir Kritis. [online]. Tersedia:

http://researchengines.com/1007arief3.html [7September 2017].

Anthony, Robert N., Hawkins., David F. 1999. Accounting 10th ed. Richard D Irwin, inc. USA.

Baihaqi, M.F. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening. Skripsi.Universitas Diponegoro. Semarang.

Cushway, Barry dan Derek Lodge. 1995. Organizational Behaviour and Design. Terjemahan. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Desmiyawati dan Wulan Witaliza. 2012. Pengaruh Komitmen Organisasi, Pengendalian Intern Dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Organisasi (Studi Empiris pada Rumah Sakit Swasta di Provinsi Riau). Pekbis Jurnal, Vol.4, No.1, Maret 2012: 26-33.

(14)

10

Desmiyawati, Zur Azlina. 2012. Pengaruh Komitmen Organisasi, Pengendalian Intern Dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Organisasi (Survey Pada Rumah sakit di Propinsi Riau). Pekbis Jurnal, Vol.4, No.2, Juli 2012: 124-130.

Fajrina, D.S. 2009. Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Fisher, G. Joseph. 1998. Contigency Theory. Management Control System and Firm Outcomes: Past Result and Future Directions, Behavioural Research in Accounting, Vol.10.

Gozhali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi 3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hafidhah dan Muhammad Herli. 2014. Pengaruh Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, dan Akuntabilitas Publik terhadap Kinerja Rumah Sakit di Kabupaten Sumenep. Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume IV, No.2, September 2014.

Referensi

Dokumen terkait

3.1.4 Memahami konsep kesebangunan, sifat dan unsur bangun datar, serta konsep hubungan antarsudut dan/atau garis, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah..

penelitian sehingga kompetensi guru dapat diketahui lebih dalam

Hasil penelitian ini antara lain: (1) ditemukan 9 jenis teks yaitu, teks laporan, teks laporan informatif, teks puisi, teks pantun, teks perintah/instruksi, teks panduan,

Dilihat dari mayoritas, kesiapan mahasiswa PTIK angkatan 2011 menjadi tenaga pendidik pasca program pengalaman lapangan pada aspek pedagogik (65%) menyatakan cukup

Metode puisi dalam menafsirkan Alquran telah menjadi metode yang baku dalam menafsirkan Alquran sesudah periode pertama (masa Nabi SAW dan sahabat) yang direpresentasikan pada

Jika suatu barisan yang terdiri dari n elemen yang ditempatkan dalam suatu array dan urutan yang diinginkan adalah urutan yang tidak turun (non decreasing) maka

Penelitian ini berjudul “Uji Potensi Beberapa Isolat Bakteri Pereduksi Sulfat Terhadap Perubahan Kemasaman Tanah Sulfat Masam dan Pertumbuhan Tanaman Jagung” yang merupakan

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan melalui penerapan model mind mapping berbantu media visual dapat meningkatkan pemahaman konsep IPS, keterampilan