• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sintesis dan Karakteristik Tio2 dan Sio2 Serta Aplikasinya terhadap Kadar Fe dalam Air Sumur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sintesis dan Karakteristik Tio2 dan Sio2 Serta Aplikasinya terhadap Kadar Fe dalam Air Sumur"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Wening Dwi Prastiwi 1), Khoironni Devi Maulana 1), Emas Agus Prastyo Wibowo 1), Navela Rahma Aji 1), Atik Setyani 1)

1)

Program Studi Kimia, FMIPA Universitas Negeri Semarang

e-mail: weningdwiprastiwi@gmail.com; dm.khoironni@students.unnes.ac.id;emasagus@ymail.com; rahmanavela@gmail.com; setyaniatikatric@gmail.com

ABSTRAK

Air merupakan kebutuhan yang terpenting dalam kehidupan manusia. Air berperan banyak dalam berbagai kegiatan manusia oleh karena itu kandungan yang ada di air harus bermanfaat bagi manusia. Banyak kandungan yang terdapat di air yang sangat bermanfaat, tetapi bayak juga kandungan air yang mungkin tidak bermanfaat bahkan bahaya jika digunakan oleh manusia, salah satunya yaitu kandungan logam berat terutama Fe (besi). Sehingga tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui penurunan kadar Fe (besi) dalam air sumur yang di lakukan dengan fotokimia dengan TiO2 dan SiO2 serta dapat mengidentifikasi karakteristik dari TiO2 dan SiO2. Sampel yang

digunakan yaitu air sumur 300 m dibagi menjadi tiga masing-masing 100 ml dengan perlakuan yang berbeda. Pada sampel 100 ml pertama tidak diberikan perlakuan dan juga penambahan. Sampel 100 ml kedua diperlakukan dengan penambahan SiO2 dan pengadukan selama 1 jam, dan

untuk sampel 100 ml ketiga diperlakukan dengan penambahan TiO2 dan pengadukan selama 1

jam. Ketiga sampel dengan perlakuan yang berbeda tersebut di analisis dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) di Laboratorium Kimia Universitas Negeri Semarang. Hasil penelitian Analisis menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) menunjukkan hasil kadar Fe meningkat pada saat penambahan SiO2 dan TiO2 terhadap sampel yang tidak

mendapatkan perlakuan tambahan. kadar Fe pada sampel yang tanpa penambahan sebanyak 0,206 mg/L, kemudian kadar Fe pada sampel yang ditambahkan SiO2 sebenyak 0,225 mg/L, dan kadar

Fe pada sampel dengan penambahan TiO2 sebanyak 0,214 mg/L. Hal ini dikarenakan bentuk TiO2

dan SiO2 berupa suspensi. Kelemahan sistem suspensi ini adalah pemisahan partikel TiO2

memerlukan waktu yang lama dan biaya yang sangat mahal,serta daya tembus sinar sinar UV yang terbatas karena absorbsi yang kuat oleh TiO2 (efek bayangan) dan spesies organik terlarut.

Kata Kunci: air sumur, TiO2, SiO2, Logam besi (Fe).

SYNTHESIS AND CHARACTERISTICS OF TiO2 AND SiO2 APPLICATION

TOWARD LEVELS OF Fe IN THE WELL WATER

ABSTRACT

Water is the most important need in human life. Also, water has many contributions in many human activities. Therefore, the existing content in the water must be beneficial for human. However, material contained in water may be beneficial yet dangerous for human as well, for instance heavy metals content, especially Fe (iron). The main objective of this study is to determine decreasing levels of Fe (iron) in the well water that is done by photochemical reaction using TiO2 and SiO2, and identify the characteristics of TiO2 and SiO2. Samples of well water

used is 300 ml divided into three part, and every part of 100 ml water will be given different treatment. First 100 mL sample is not given any treatment and addition. Second 100 mL samples treated with the addition of SiO2 and stirring for an hour, and the third sample of 100 mL is

treated with the addition of TiO2 and stirring for an hour. All of three samples with different

treatments are analyzed using AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) in the Chemistry Laboratory Semarang State University. The research result of analysis using AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) shows Fe content increased as the addition of SiO2 and TiO2 in the

samples than the sample without any additional treatment. Fe content in the sample without addition is 0.206 mg/L, while Fe content in the sample with addition of SiO2 is 0.225 mg/L, and

(2)

and SiO2 is a suspension. The weakness of this suspension system is the TiO2 particle separation

takes a long time, very expensive, and also limited UV rays penetrating power because of the strong absorption by TiO2 (shadow effect) and may dissolved organic species.

Keywords: well water, TiO2, SiO2, metals iron (Fe).

PENDAHULUAN

Air tanah adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah dalam lajur jenuh air. Lajur jenuh air ini merupakan lapisan tanah atau batuan yang mempunyai ruangan atau celahan di dalamnya, karena ruangannya saling berhubungan maka air yang terdapat di dalamnya dapat bergerak dan mengalir. Keterdapatan air di samping dari distribusi PDAM setempat terdapat juga air hujan, air sungai dan sebaran sumur galian.

Manusia membutuhkan air dalam semua aspek kehidupan, untuk memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air berperan pada semua proses dalam tubuh manusia, misalnya pencernaan, metabolisme, transportasi, mengatur keseimbangan suhu tubuh (Rahayu, 2004).

Dalam aliran air tanah, mineral-mineral dapat larut dan terbawa sehingga mengubah kualitas air tersebut. Air tanah sering mengandung unsur-unsur logam berat yang menyebabkan air berwarna kuning kecoklatan dan bercak-bercak pada pakaian serta dapat mengganggu kesehatan, yaitu bersifat toksis terhadap organ melalui gangguan secara fisiologisnya, misalnya kerusakan hati, ginjal dan syaraf. Jika kita mengkonsumsi air minum secara terus menerus dengan kandungan mangan, besi, magnesium, kalsium dalam jumlah melebihi baku mutu air maka dimungkinkan adanya akumulasi logam tersebut dalam tubuh. Oleh karena itu penulis mencoba melakukan metode fotokatalis TiO2 dan SiO2 untuk

mengetahui perbandingan banyaknya logam berat terutama besi (Fe) yang terkandung dalam air sumur setelah melakukan metode fotokatalis.

Fotokatalis adalah reaksi kimia yang berjalan dengan bantuan katalis dan katalis tersebut aktif ketika disinari cahaya matahari. Teknologi ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk pengolahan limbah cair. Proses ini dapat juga disebut proses oksidasi berkelanjutan

yang cocok untuk mengoksidasi zat warna. Proses oksidasi berkelanjutan ini berdasarkan pada pembentukan radikal hidroksi (OH ) yang merupakan oksidator kuat yang dapat mempromosikan mineralisasi total pada polutan organik (Faisal et al., 2007; Saquib et al., 2008; Singh et al., 2008; Silviyanti, I., 2012; 7XVVD¶DGDK GDQ $VWXWL

Untuk mengaktifkan katalis TiO2

dibutuhkan energi foton dengan panjang gelombang yang kecil. Material fotokatalis yang banyak menjadi fokus riset para peneliti dunia adalah Titanium Dioksida (TiO2). TiO2 merupakan senyawa dioksida

berwarna putih yang tahan karat dan tidak beracun dan juga merupakan salah satu katalis yang paling stabil, paling sering digunakan dibandingkan dengan katalis lainnya (Abdullah, 2011). Semikonduktor fotokatalisis menggunakan TiO2 sebagai

fotokatalis telah dilakukan untuk memecahkan berbagai masalah lingkungan, antara lain untuk pemurnian air dan udara, destruksi mikroorganisme seperti bakteri dan virus dalam aktivasi sel kanker, degradasi zat warna dan senyawa kimia beracun serta pembuatan gas hidrogen dari air (Rahmawati

et al., 2008).

Silika amorf memiliki densitas yang rendah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pendukung fotokatalis TiO2 menjadi

fotokatalis TiO2-SiO2 bertujuan untuk

meningkatkan efektifitas fotokatalisis dari TiO2. Pada fotokatalisis akan terjadi proses

fotoreduksi dan fotooksidasi. (Farisa N Puri, 2014) telah berhasil membuat fotokatalis TiO2-SiO2 dengan silika hasil ekstraksi dari

pasir kuarsa dan diaplikasikan untuk menurunkan kadar logam kromium (VI) hingga penurunan kadar mencapai 92,24%.

Penggunaan TiO2 dalam bentuk

suspensi menunjukkan bahwa senyawa intemediet ataupun produk yang bersifat tosik daoat diuraikan. Namun kelemahan sistem suspensi ini adalah pemisahan partikel TiO2 memerlukan waktu yang lama

dan biaya yang sangat mahal,serta daya tembus sinar sinar UV yang terbatas karena

(3)

absorbsi yang kuat oleh TiO2 (efek

bayangan) dan spesies organik terlarut. Beberapa peneliti telah mencoba mengurangi kelemahan sistem suspensi tersebut dengan cara melakukan imobilisasi TiO2 pada

bermacam-macam material penyangga, di antaranya fiber glass, karbon aktif, silica rubber dan plat titanium. Cara ini memiliki keunggulan, yaitu dapat mengurangi masalah pemisahan partikel katalis, sehingga dapat digunakan dalam sistem kontinyu (Bahnemann et al., 2002), (Wibowo et al., 2016).

Berdasarkan latar belakang tersebut, SHQHOLWL PHQJDQJNDW MXGXO ³ 6LQWHVLV GDQ Karakterisasi Fotokatalis TiO2 dan SiO2

WHUKDGDS $LU 6XPXU´ METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan analisis AAS

(Atomic Absorption Spectroscopy). Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan metode eksperimen untuk menganalisis air sumur yang belum dan yang sudah diperlakukan dengan penambahan SiO2 dan TiO2. Sampel dalam penelitian ini

adalah air sumur sebanyak 300 ml. Variabel yang diteliti adalah kadar logam berat Fe (besi). Jalannya penelitian yaitu menganalisis kadar logam berat Fe (besi) dalam air sumur sebelum diberi perlakuan dan penambahan SiO2 dan TiO2. Kemudian

air sumur ditambahakan SiO2 pada sampel

kedua dan penambahan TiO2 pada sampel

ketiga sebanyak 0,1 gram. Proses pengadukan masing-masing dilakukan selama 1 jam sampai SiO2 dan TiO2 larut

sempurna dalam air sumur. Setelah larut, larutan dimasukkan ke dalam botol kaca. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan analisis AAS (Atomic Absorption

Spectroscopy) di Laboratorium Kimia

FMIPA Unnes. Analisis AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) dipilih karena mudah untuk mengetahui kadar logam berat pada sampel air sumur. Melalui analisis AAS

(Atomic Absorption Spectroscopy) dapat diketahui kadar logam berat Fe (besi) dalam air sumur dengan tingkat ketelitian yang baik.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi TiO2 dan SiO2

Gambar 1. Uji Kristalinitas (a) TiO2

Menggunakan XRD

Pola refleksi pada difaktogram komposit TiO2 ditunjukkan pada 2à sebesar 25,31;

38,58; 48,34; 53,91; 62,72 yang merupakan ciri difraksi dari bidang kristal 101, 004, 200, 105 dan 204 TiO2 anatase (A) sesuai dengan

JCPDS No.21-1272 (Saraswati dan Nugraha, 2014) (Gambar 1).

Gambar 2. Morfologi SEM TiO2

Perbesaran 1000 X (Karakterisasi di LIPI Metalurgi)

Berdasarkan hasil SEM (Scanning

Electron Microscopy) di atas dapat

disimpulkan bahwa: Pada Gambar 2 dan 3, perbesaran SEM 1000 x dan 20000x terlihat bahwa material terlapis pada gambar 2 belum bagus dan masih menggumpal dan belum merata. Hal ini dikarenakan pengadukan yang kurang lama dan waktu aging yang hanya sebentar yang akan mempengaruhi struktur morfologi TiO2 yang

dihasilkan. Sedangkan pada Gambar 3 material SiO2 dari jerami padi sudah merata.

(4)

Gambar 3. Morfologi SEM SiO2

Perbesaran 20000 X (Karakterisasi di Institut Teknologi Bandung)

Hasil Analisis Kadar Fe dalam air sumur Fotokatalitik merupakan kombinasi proses fotokimia dan katalitik. Dalam hal ini diperlukan cahaya dan katalis untuk melangsungkan (mempercepat) transformasi kimia . Katalis pada proses ini lebih khas disebut sebagai fotokatalis dan memiliki kemampuan mengabsorb foton. Dengan demikian fotokatalitik dapat pula didefinisikan sebagai suatu proses yang terjadi berdasarkan pada kemampuan ganda dari suatu fotokatalis untuk mengabsorsi foton secara bersamaan.Beberapa semikonduktor seperti ZnO, TiO2, GaP, CdS,

SiC dan lain-lain dapat digunakan dalam reaksi fotokatalitik. Namun hingga saat ini TiO2 merupakan material yang dianggap

paling cocok digunakan untuk aplikasi lingkungan secara luas. Hal ini disebabkan TiO2 bersifat inert baik secara kimia maupun

biologi,tidak beracun,stabil terhadap korosi, serta harganya relatif murah (Andayani et al., 2001)

Air sumur adalah air tanah dangkal sampai kedalaman kurang dari 30 meter, air sumur umumnya pada kedalaman 15 meter dan dinamakan juga sebagai air tanah bebas karena lapisan air tanah tersebut tidak b erada di dalam tekanan.Untuk memenuhi kebutuhan air sumur yang bersih terdapat tiga parameter yaitu parameter fisik yang meliputi bau, rasa, warna dan kekeruhan.Parameter kedua adalah parameter kimia yang meliputi kimia organik

dan kimia anorganik yang mengandung logam seperti Fe, Cu, Ca dan lain-lain. Parameter ketiga adalah parameter bakteriologi yang terdiri dari koliform fekal dan koliform total (Waluyo, L, 2004)

Tabel 1: AAS (Atomic Absorption Spectroscopy)

Sampel Analyte Mean Tanpa perlakuan Fe 248,33 0,206 mg/L Penambahan SiO2 Fe 248,33 0,225 mg/L Penambahan TiO2 Fe 248,33 0,214 mg/L Berdasarkan uji AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) yang telah dilakukan di Laboratorium Jurusan Kimia FMIPA Univeritar Negeri Semarang yaitu pada air sumur asli yang tidak ada penambahan mengandung kadar logam sebanyak 0,206 mg/L, kemudian pada sampel air sumur yang di fotokatalis dengan SiO2 kadar logam Fe (besi) sebanyak 0,225

mg/L, dan sedangkan pada sampel ketiga yang difotokatalis dengan TiO2 memiliki

kadar logam sebanyak 0,14 mg/L. Dengan hasil yang tersebut hal ini dapat diketahui bahwa perlakuan fotokatalis dengan SiO2

dan TiO2 pada air sumur menyebabkan

kenaikan kadar logam Fe (besi) semakin meningkat. Pada fotokatalis menggunkan TiO2 meningkat sebesar 0,008 mg/L dari air

sumur yang tanpa perlakuan. Sedangkan pada fotokatalis menggunakan SiO2

meningkat dengan signifikan sebesar 0,019 mg/L dari air sumur yang tanpa perlakuan. Terjadinya peningkatan kadar Fe (besi) pada saat dilakukan perlakuan fotokatalis dengan SiO2 dan TiO2 ini disebabkan karena pada

serbuk SiO2 dan TiO2 ini memiliki

kandungan Fe (besi) dalam jumlah yang tidak begitu besar. Dari peningkatan yang signifikan setelah perlakuan fotokatalis dngan perbandingan air sumur yang tanpa perlakuan hal ini dapat ditarik satu hasil yaitu karakteristik SiO2 dan TiO2 melalui

sintesis terhadap air sumur bisa menambah kadar Fe (besi) . This is because a high TiO2

and SiO2 aggregation occurs and decrease

(5)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan SiO2 dan

TiO2 dapat meningkatkan kadar Fe (besi)

dalam air sumur berdasarkan analisis Setelah dilakukan analisis AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) diperoleh kadar Fe (besi) saat penambahan SiO2 sebesar 0,225

mg/L sedangkan penambahan TiO2 sebesar

0,214 mg/L. Penelitian ini menunjukkan bahwa sintesis SiO2 dan TiO2 terhadap air

sumur. Penelitian ini masih menggunakan teknik pengadukan manual dengan tangan sehingga untuk ke depannya dapat lebih dikembangkan lagi.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih kepada Emas Agus Prastyo Wibowo selaku pembimbing penelitian dan pihak Laboratorium Kimia Universitas Negeri Semarang sebagai penyedia fasilitas analisis AAS (Atomic Absorption Spectroscopy).

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M., Arutanti, O., Isnaeni, V.A., Fitria, I. Amalia., Maturi, A.H. dan Khairurijjal. 2011. Pengolahan Air Limbah dengan Material Struktur Nanometer, Jurnal Seminar Kontribusi Fisika, INV05.

Andayani, W., 2001. Degradasi Pentaklorofenol Dalam Air Secara Fotokatalitik Dengan Tio2 Yang Diimobilisasikan Pada Logam Titanium: Evolusi Senyawa Intermediet. Tesis Magister Ilmu Kimia. Program Pasca Sarjana FMIPA UI.

Bahnemann, D.W., Kholuiskaya, S.N., Dillert, R., Kulak, A.I, And Kokorin, A.I., Acid Catalyzed By Nanosized TiO2 articles. Applied Catalysis B : Enviromental, 36: 161-169.

Faisal, M.,Abu Tariq, M., Muneer, M. 2007. Photocatalysed Defradation of Two Selected Dyes in UV-Irradated Aqueous Suspensions ot Titania. Dyes and Pigments, 72: 233-239.

Rahayu, T. 2004. Karakteristik Air Sumur Dangkal di Wilayah Kartasura dan Upaya Penjernihannya. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, 5(2): 104-124.

Rahmawati, F., Wahyuningsih, S., dan Handayani, N. 2008. Modifikasi Permukaan Lapisan Tipis Semikonduktor TiO2 Bersubstrat

Grafit dengan Elektrodeposisi Cu.

Jurnal Kimia, 8(3): 331-336.

Saquib,M., Abu T.M., Haque, M.M., Munee, M. 2008. Photocatalytic Degradation of Disperse Blue 1 Using UV/TiO2/H2O2 Process. Journal of Environment Management, 88: 300-306.

Silviyanti, I. 2012. Pengolahan Zat Warna Tekstil Jingga Metil Menggunakan Bentonit Terpilar TiO2. Skripsi.

Jurusan Kimia Universitas Airlangga. Singh, H.K., Saquib, M., Haque, M.M.,

Muneer, M. 2008. Heterogeneous Photocatalysed Decolorization of Two Selected Dye Derivatives Neutral Res and Toluidine Blue In Aqueous Suspensions. Journal of Chemistry Engineering, 136: 77-81.

7XVVD¶DGDK GDQ $VWXWL 6LQWHVLV

Material Fotokatalis TiO2 untuk

Penjernihan Limbah Tekstil. Jurnal Fisika Unand 4(1): 91-96.

Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press. Halaman 109,134,132,142 -152,175-176

Aji, N. R., Wibowo, E. A. P., Ujiningtyas, R., Wirasti, H., & Widiarti, N. (2016). Sintesis Komposit TiO2-Bentonit dan

Aplikasinya untuk Penurunan BOD dan COD Air Embung UNNES. Jurnal Kimia VALENSI, 2(2), 114-119.

Gambar

Gambar 1. Uji Kristalinitas (a) TiO 2
Gambar 3. Morfologi SEM SiO2                               Perbesaran  20000  X  (Karakterisasi    di Institut Teknologi Bandung)

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan untuk MXGXO µ pengaruh motif pengguna media sosial twitter @goriau.com terhadap kepuasan followers dalam mendapatkan informasi di kota

Azizah Syabibi, Analisis Yuridis Kekuatan Surat Keterangan Ahli Waris Dari Kelurahan Dalam Menetapkan Ahli Waris Bagi Orang Islam, Karya Ilmiah Program pascasarjana

Bedasarkan pembahasan terhadap data yang diperoleh dari hasil penilitian secara keseluruhan tentang Deskripsi Kondisi Sosuial Ekonomi Kepala Keluarga Pemulung di

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan kadar COD limbah cair tapioka sintetis dengan photokatalitik menggunakan energy surya.. Sedangkan menfaat

Nilai toleransi pada materi pembelajaran, indikator sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama orang lain ditemukan 2 muatan pada tema 1 dan 3, sedangkan 1 muatan

Ukuran kekuasaan sebagai bentuk stratifikasi sosial lainnya yang penulis temukan pada novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala adalah sistem sosial yang terjadi

1) Untuk memudahkan keterjangkauan masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu di Kabupaten Musi Rawas maka dikembangkan Wilayah Rujukan. Target jumlah

Kendala-Kendala yang ditemukan dalam Pelaksanaan Remisi di dalam Sistem Pemasyarakatan Sebagai Pemberian Hak Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A