CAKRAW
ALA
HUKUA/I
Vol Vl No.2 Tahun 2011
INTEGRALISME
ISLAfuI
DAN BUDAYA LOKAL
Relevansi
Nilai-N,ai
Fiiosofis
tsudaya
Lampung
Bagi
Pembangunan Daerah
D o s en Fa kurtas us hur
uaafl
.tfl::::
Jlx:it,*
*,0.n
rnta n Lamp ungAbstract
This study reveals Integralism
of
Islam and Local Culture, whichfocused on the relevance of ph,osophicar varues
of
Lampung
cur-ture
for
pesawarandevelopment.
The approach
from the
stand-point ofcultural
philosophywill
beur"a io
explain the issuesthat
must
be
"understood" and
actuarizedin
daiiy rife. The
methodused
is
invorved observations,interviews
in
protbund way,
andsrudy documentation.
euaritative
anarysis ofjr,itosoprry
done by
interpreting,
comparing,and iinking
it,uo.y'witn
aata
that
hasbeen processed
and
appried. eppar:entry, i'ntegrarismof
Isramic and phirosophicar values of locarcurtureis
.ont"ainedin
Lampungcuiture that in essence is a fact and the
work
of the performers, soPiil pesenggiri as a
ph,osophy
oflife
growand deverop
in
society asa
'rocar genius' and 'rocarwisdom'
ofa nation is useful
for
thedevelopment of the region.
" n' -'n r -6i5;
Islam integrated,
rocal wisdom,piil pesenggiri,
and locar development
:
*ngantar
i:rpikir
firosofis daram kerangka membangun peradaban Isrammemerrukan r ; -:"131r)3n komprehensif tentang integrarisme
Isram dan budaya rokal. Mengingat
:
--:-'srle
budaya merupakan fakta sosial yangterintegrasi dengan
nilai-nilai
Islam.:
-;'.-''3r?
fenomena integrasiantar
budaya daram kehidupan masyarakat ternyata
:
-
::--r
rnemprihatinkan. Halini
dirasakan oleh berbagai pihak yang merasa peduli
:--:l:r
masa depanumat
Islam, masyarakatbangsa dan negara Indonesia serta
'
'
'
r
::3buciayaan daerah terutama pada era globar dan reformasidewasa ini. Datram
-
::--::lobai,
perkernbanganpemikiran
yang diajukan pos_strukturarisme adarah:i*--isilukurn
t
rmr.HsrrAs 'R*KLAMAST 45yocyA*oRTA
ssIURNAL
ILMIAH
CAKRAW ALA
t'{UKU&ft
Vol
Vl No. 2 Tahun 2011piuralisme, relativisme
mutlak dan
fragmentasi.
Kebersentuhanpemikiran
Baratdengan
pemikiran Islam
dewasa
ini
merupakan fenomena
yang
terjadi
secaradinamis. Lebih
dari itu,
umat Islamdituntut
untuk
memahami dinamika pemikiran-pemikiran yang berkembang cepat dan berdampakterhadap budaya lokal.Integralisme
dapat menyatukan semua yang psikologis, sosiologis, biologis,kosmologis
dan ontologis.Integralisme
merupakanfakta
sosial yangnyata
dalam kehidupan manusia. Ternyata fenomena integrasi antar budaya cenderung semakinhari
semakin
pudar.
Sehinggadiperlukan
perbaikan
nasib
masyarakat
bangsaserta nasib buda-ya-budaya daerah.
jika
integralismedikaji
dari aspek filsafatdi
erapostrnodernisme,
jelas
integralisme
menurut versinya adalah
sebuahpostmodernisme
rekonstruktif.
Integralisme Islam bisa digunakanuntuk
melakukan reformasi pernahaman keislaman yang postmodernis. Berdasar pemikiran itu, secarakonseptal integralisme Islam
dan budayalokal
dimaksud sebagaiakulturasi
nilai-nilai
islam
yang terkandung dalarn budaya
Lampung
yang pada
hakikatnyamerupakan
fakta dan hasil
karya budaya yang
tumbuh dan
berkembang dalammasyarakat
Lampung sekaligus sebagai
bagian integral
kebudayaan
nasional. Sehinggaintegralisme
Islam dan budaya Lampung merupakansuatu
'local genius'dan
sekaligus sebagar.'iccal
wisdam'bangsa
irangberguna bagi
pembangunan daerah.Dalam nrasyarakac
piurai terdapat
keaneka ragaman budaya, suku, bahasa,adat-isiiadat dan perrganl.t agay\\a yang meiupakan berkaFi dan kekayaan yang
paiut
disyukuri. Namun
krisis
diberbagai
bidang kehidupan
masyarakat
merupakanfenomerra
yang
terjadi
dalam bentuk
akumulasi
nilai-nilai hedonistih
ketidak
peciulian sosial,
erosi
ikatan-ikatan
kekeiuargaan
dan
kekerabatan,
bahkan rneluasnya dekadensi moral. Sikap menghalalkan segala cara dalam bidang ekonomi,politii<,
ideologi, sosial dan budaya sudah dianggap kewajaran. Konsekuensi logisdari hal
itu
berdampakterhadap melambat
nya
keberlangsungan pembangunan.Antisipasinya,
diperlukan
pengembangan konsep-konsep budayalokal
yang dapatditerapkan
dan
dikembangkan
sebagai
energi
bagi
pernbangunan.
Artinya,masyarakat membutulikan
kesattaran bersarnauntuk terus
rnencari
solusi-solusisosial dan budaya secara efektifdan berjangka panjang.
Buda,va
lokal
dapat dipahami sebagai kegiatan manusia secara fisik-material,kondisi
moral, mental
danspiritual, mulai
dari
proses usaha akanpenertiban
diri
sebagai
pribadi dan
kebersamaan
daiarn
kelcn'lpok masyarakat,
sehinggarnembudaya
dalam totalitas
kehidupan"
Jelasnya,budaya
Lampung
merupakan pengertian, pendapar atau paham, pandangan hidup, rancangan cita-cita yang telah adadipikiraE
masyarakatnya. Budayalokal
dimaksudkan sebagai budaya LampungFakultas Hukum
CAKRAW
ALA HUKUM
Vol Vl No.2 Tahun 2011
'
rng
bukan saja berasaldari
pendudukasli tetapi juga
budaya yang
dibawa
para:=nciatang dimana
terjadi akulturasi
secara dinamis.oleh
karena
itu,
budaya lokal::lam
masyarakat Lampung adalah esensi atauhakikat
suatu budaya yang bersifat
.bstrak
karena
didasarkan atas pandangandan
pengalamanhidup
manusia yang::rbeda
satu
sama rainnya.Meski terdapat
budaya Lampungbersifat
plurar
dan
:-namis,
tetapi
akulturasi
yang
terjadi
dapat
bersinergi
dan
berguna
bagi::mbangunan
daerah.Penelitian
kualitatif
filsafati
ini
objek
materianya kebudayaan Lampung; dan
-
r;ek
forma tentang Integralisme Islam dannilai-nilai
filosofis dalam Budaya Lokal.
'::masalahan
penelitianyaitu:
(1J Apakahnilai-nilai
Islam terintegrasi dengannilai-:-iai
filosofis
budaya lokar sebagai firsafathidup bagi
masyarakat Lampung ?; (2)
!:gaimana
hakikatnilai-nilai
Islam yang terintegrasi dengan upacara adat Lampung:'-am
hubungan dengan sikruskehidupan
manusia, aramdan
lingkungannya. (3Jiagaimanakah rerevansi
nilai-nilai
firosofis budaya Lampung dengan pembangunan I esarvaran.
Hetode Penelitian
Penelitian
kualitatif
bidangfilsafat
ini
dilakukanuntuk
memahami fenomena' :
sial
dari
pandangan pelakunya.Penelitian
deskriptif kualitatif
pada
dasarnya:::akar
pada
latar
aramiah
atau natural
sebagaikesatuan
yang utuh,
dengan
-":nsandalkan
manusia sebagaiinstrumen
penelitian. Metodedeskriptif
digunakan-:':.1k menielaskan dan mengarahkan sasaran penelitian
sebagai ,.usaha menemukan
-=:'i-i, bersifat deskriptif, lebih mementingkan
proses daripada hasil, membahas studi
:=rgan fokus
rancanganpenelitian
disepakati
oleh peneriti
maupun
objek
dan-::saran
penelitian.
Metodeini
dapat
digunakanuntuk
meneliti suatu
objeh
baik::irrpa
nilai-nilai
budaya manusia, sistempemikiran
filsafat,nilai-nilai
etika,
nilai: ria'', seni, sekelompok manusia, peristiwa
atau objek budaya lainnya.
Metode
yang
sesuaiuntuk
menjelaskan permasalahanpenelitian
itu
adalah.:cmenologi.
Sebab fenomenologi menganalisis jalan-jalanterjadinya
pengalaman:.rn-,un?I. Menentukan
syarat-syarat
dan
kaedah-kaedah
bagi
koherensi
dan
':eutuhan
macam-macamjenis
pengalaman,dan
kesesuaiannyasatu
sama
lain.Fenomenoiogi sebagai pendekatan sangat
relevan
untuk
mengkaji suatu
budaya s:bagai azas atau landasan mengenai cara bagaimanamateri
pengetahuan diperoleh:an
ciisusunmenjadi
suatu tubuh
pengetahuan.Disamping
itu
digunakan
juga':-' etode interpretasi untuk n-renangkap
makna konsep-konsLp oan pemikiran filosofis
):cara
logis dan sistematis.Fakultas Uufum
-.I ;:RSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA 57
EAKRAWALA
HUKUAfr
Voi
Vl No. 2 Tahun 201LProses pengumpulan data diiakukan derigan cara: [aJ rnencatat data pada
kartu
data
mencatat dan menangkap keselurulianinti
sari
data kemudian mencatat padakartu
data,
dengan menggunakankalimat
yang disusun oleh
peneliti sendiri.
[b) Mencatat data secara quotasi,yaitu
mencatat datadari
sumber data secara langsung dan secara persis. (c) Mencatat data secara sinoptifu yaitu mencatat datadari
sumberdata
denganmembuat
ikhtisar
atau
summary. Selainitu,
data diorganisir
dengancara memberikan kode
padasetiap
sub-sistem data, sesuai dengan klasifikasinya masing-masing.Selanjutnya
dilaku-
kan
pengorganisasiandan
pengolahan
datamelaiui
tahapan:
[1J
Reduksi data,yaitu
ciarakralitatif
dari
kepustakaan berupadata-data
verbal, dalam suatu uralan yang
paniang
cianlebar, yang
kemudiandiseleksi
dan
direduksi
tanpa
mengubah
esensi
maknanya,
serta
ditentukanmaknanya sesuai dengan
ciri-ciri
objek
formal
filosofis.
{2)
Klasifikasi
data,dilakukan seteiah direduksi dan kemudian dilakukan klasifikasi data.
Klasifikasi itu
dilakukan dengan cara mengelompokkan berdasar objekformal
penelitian, aksiologi,epistemologi dalam filsafat budaya Lampung, ontologi dan lainnya.
(3)
Display data, yang mengorganisasikan data-data sesuai dengan peta peneiitian. Display data dapatjuga
dilakukan
denganmembuat
netwarksatau
skematisasiyang
terkait
dengankonteksnya.
Anaiisis
data diiakiikan
dengan
menera1lkanmetcde
sebagaiberikut:
t1]
Metode
Verstehen, yang d-igu*a,i;anpaiia tahap
pengull'lpulandaia
mengingat datayang dikmpulkari herupa dat:i
ve,r.balatau :rcni;erbai dalam berrtuk simbol,
makarnetode
ini
dipakai
pada
taraf
pemahamansimbolik
sebagaiuraian yang
diberi
makna
secarailmiah. [2J
Metode
interpretasi,
dalam setiap pengumpulan
data,peneliti
sekaligus melakukan analisis. Metode
ini
digunakan
pada
waktu
pengumpulan data,
untuk
menunjukkan arci,
mengungkapkanserta
mengatakanesensi
makna filosofis
yangterkandung dalam data
secaraobjekif. Jika ada
dataverbal
dalam
bentuk
bahasa asing,maka
proses anaiisis
interpretasi
dilakukan dengan mengalihkan maknadari
bahasa asing tersebut ke dalam bahasa Indonesiamelalui
proses parafrase.(3J
Metode Hermeneutika, digunakanuntuk
merrangkapmakna
esensiai, sesuaiiiengan
konteksnya.Tingkat
penangkapanmakna
esensialdilakukan
pada
waktu
perosespengrimpulan data. Berikutnya
data
ditafsirkan,sehingga esensi makna dapat ditangkap dan dipahami sesuai dengan konteks
waktu
sekarang.
[4j
Metode
abstraksi,jika
akan
;nengungkap konsep-konsep metafisisontologis, maka harus
menggunakanmetode
abstraksi,
yang
digunakan untuk
rnengung- kapkan makna substansial ontologis, yaitu makna pada tingkat hakikatnya.
{4]
Metode
Induktii
merupakan
cara
menyimpulkan berdasar
data yang
telahdikumpul
kan. Froses penyimpulan dilakukan denganinduktif
aposteriori, agar dapatdiw'ujud kan suatu konstmksi
teoritis,
derrganmelalui
pengetahuanintuitif,
untuk
Fakultas Hukum
CAKRAW
ALA HUKUM
VolVl No.2 Tahun 2011
menernukan suatu kejelasan konstruksi iogis. [5.] Metode
heuristik
digunakan untukmengungkap suatu
pemikiran
atauialan baru.
Dalam hubungan dengan penelitian tentangnilai-nilai
filosofis, terutama yang terkandung dalam upacara adatbudaya Lampung dan relevansinya bagi pembangunan pesawaran.
Hasil dan Pembahasan
1. Makna Filsafat,
Nilai
dan BudayaLokal
Kata 'filsafat' berasal dari bahasa Yunani philosophia, asal
kata
phileinberarti
'cinta"
'mencintai,
danphilos
artinya
'pecinta' atau
,teman,.Istilah
sophosberarti
bijaksana' sedangkan sophia
artinya
'kebijaksanaan'. philosophosberarti
.pencinta kebijaksanaan' (lover of wisdom).r Filsafat dalam bahasa Indonesiamemiliki
padanan katafalsafah
[ArabJ, phitosophy frnggrisJ, philosophia(Latin],
philosophie (]erman,
Perancis, BelandaJ. Semua
istilah
itu
bersumber pada
istilah
yunani
philosophia.selanjutnya, dalam
bahasaIndonesia lazimnya disebut
filosuf
yaitu
orang
yang
bijaksana dan
cinta
kebijaksanaan. Dalamarti
lebih
luas, "filsafat mengandungarti:
[1J
kerajinan,
(z)
kebenaranpeftama,
(3)
pengetahuanyang
ruas,[4J
kebajikan intelektual,[5)
pertimbangan yang sehat,{6)
kecerdikan dalam memutuskan hal-hal prakti5"'z Intinya, filsafat bermakna mencari keutamaan mental dan kebenaran yang hakiki dalam hidup dan kehidupan manusia.Makna
filsafat
dapatdikaii dari
aspek;filsafat
sebagaisuatu
sikap, filsafat
sebagai
suatu
metode,
filsafat
sebagai
kelompok
persoalan,
filsafat
sebagaisekelompok
teori
atau sistem pemikiran, filsafat sebagai analisis Iogis tentang bahasadan
penjelasan
makna istilah,
dan
filsafat
sebagai usaha
untuk
memperolehpandangan
yang
menyeluruh.
Filsafat
sebagai
suatu sikap dapat
merupakantanggapan dan sikap terhadap
problem
alamdan
kehidupan manusia secara luas,tenang dan
mendalarn.Dalam
pribadi
seseorangmembutuhkan
keseimbanganpribadi,
pengendaliandiri,
dan sikaptidak
emosional. Kondisisemacam
itu
dapatmenumbuhkan
sikap
dewasa secarafilsafat
dalamarti
memiliki
sikap menyelidikisecara
kritis,
obiektif, rasional, terbuka,toleran
dan seialu bersedia meninjau suatuproblem dari semua sudut pandang.
Istilah nilai
dalam kajian filsafat dipakaiuntuk
menunjuk kata benda abstrakyang
artinya
'keberhargaan'(worth)
atau 'kebaikan,fgoodnes), dan kata kerja yang
artinya
suatu tindakan kejiawaantertentu
dalam menilai atau melakukan penilaian.1 Tim Dosen Filsafat Ilmu
Fakurtas Firsafat uGM, Fitsafot lrmu, Liberty,yogyakarta, 2003, hal. 1B
2 lbid., hai. 18
Fakultas Hukum
uNrvERSrrAS pRoKLAMASi 45
yocyAKARTA
s9CAKRAWALA HUKUiE
Voi
Vl No.2 Tahun 2011\iilaiadalahsuatukemampuanyangdipercayaiyangadapadasuatubendayang
rnenyebabkanmenarikrninat,"."o,,ngataukelompok'}adi,nilaiadalahkualitas
yangmelekatpadaSuatuobjek,bukaoblekitusendiri.3JikadikajiieLrihlaniut,bagi
kalangan
materialis
memandangbahwa
hakikat nilai
yang
tertinggi
adalah nilai
material,
kalangan hedonis berpandangan,nilai tertinggi
adalahnilai
kenikmatan'Sesuatu
itu
mengandungnilai jika
ada sifat atau kualitas yangmelekat pada sesuatu
itu.
Berarti
"pada hakikatnya
sesuatuitu
bernilai bagi dirinya sendiri'
terutama
dalam
pandangan objektivisme. Segala Sesuatuitu
pada hakikatnyabernilai,
hanyanilaimacamapasajayangac;;sertabagaimariahubungannilaitersebutdengan
n1anusia".4 Secara aksiologis' menurut Notonagoro:
...ni}ai-nilaiaksioiogisdariPancasilatermasuknilaikerohanian,tetapinilai.nilai
kerohanianyangmengakuinilaimaterialdannilaivital.Nilai.nilaiPancasilayang
tergolongkerohanianjuganilai.nilailainSecaralengkapdanharmonis,yaitu:nilai
material,nilaivitai,nilaikebenaran,nilaikeindahan,nilaimoral,maupunnilai
kesucianyangsecarakeseluruhanbersifatsistematik.hirarkis,yangmenempatkansila pertamaKetuhananYangMahaEsasebagaihasisn,vasampaisi}akelimayaituKeadilansosial sebagai tuiuannYa""5
Kata budaya cialam bahasa inggris ciisebu:
'cuiture'yalig aftinya reiatif
rumit
oan banrvak
tecri,
kosep rlan.lefin,s;.l1rarti
kaiian budaya setragai satu upayauntuk
rlemanalTll peii:agai
peru,uaha,nyang
sedang
terja<i;.Metnartg
disadari,
istilah
,,buciaya',itusendiritiaaknisa.didetinisrkansecarapasti,meskikenyataannya,
budaystelah
rnenjadi salah satu kategoriteoritis
dan substantifmengenai koneksi
danrelasiyangsangatsignifikandanbergunabagipembangunan.Memahamiarti
budaya secara
konsepual,
dapat
mengacu
pada pendapat
Raymond
william
menawarkan tiga definisitentang'culture'
atau'budaya' dalamarti
yang sangat luas'
.,Pertama,budayadapatdigunakanuntukmengacupada..suatuprosesumum
perkembanganintelektual,spiritual,danestetis.Kedua,budayabisaberarti
,,pandangan hiduptertentu
dari masyarakat, periode atau kelompok tertentll', Ketiga,budayabisameru]ukkepada,'katyaciarrpraktik-praktikintelektual,terutama
aktivitas
artistik".6Berarti
ka]ian b*ctaya rnerneriukanteori
budaya yang demikiankayadandapatdikaliSecaraparsialmaupunsistemik.Secarateoritik,budaya
sebagaioblekkajiandapatdigantidengarrpopulasiorganismesebagaiunitdasar
:'-^""";;;"'""t'.*'i;tatif
aiaans l'ilsafat'[Yogvakarta: Paradigr'a' 2005J' hal'123+ ibid.
:
i?11;il;"*
Ti"ri
suaoyadan
Budaya pop, Mer,.;etakan Lanskap Konseptual cutturat studies' [YogYakarta Qalam' 2A]3',' hal' 2-3Fakultas
Hukerrn
6U,; t'. i i-.nS'r
^
S P RO i(LAiJl AS I 4 5 !" O G Y A'(a'FTA
JU[{$AL
ILMIAH
CAKRAW
ALA
HUKUiA
Vol
Vl No. 2 Tahun 2011analisis. Pergeseran budaya sebagai mekanisme adaptasi manusia agak
diturunkan
martabatnya sehingga hanya keiihatan sebagai 'salah satustrategi'
dalam perilakumanusia. Konsep budaya
dapat
dipahami berdasar
teori
kebudayaan
yangdikemukakan para ahli, diantaranya Edward B. Taylor, mendefinisikan:
"budaya" sebagai
keseluruhankornpleks,
yang
didalamnya
termasuk
irmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, tradisi dan semua kemampuan yangdibutuhkan manusia. Istilah kebudayaan adakalanya digunakan untuk menerangkan semua kreatifitas manusia dalam semua bidang usahanya.
Ia
adalah penciptaan,penerbitan,
dan
pengoiahannilai-nilai
insani. Secara istilah, budaya dapat jugad iartikan sebagai peradaban {c iv il iz atio n).7
Dalam konteks
lebih
luas, pembentukan kebudayaandimulai
dari
konsepsi,yakni
suatu pemahaman atau kemampuanuntuk
menggunakan logika dan bahasa. Konsepsi merupakan gagasan-gagasanorisinal
yang ada secara potensialdi
dalamjiwa
manusia yang sehat jiwa,pikiran
dan pisiknya. Mernang pada hakikatnya:Kebudayaan adalah proses
kreatif
diri
manusiayang aktual dalam
menjawab tantanganyang
dihadapinya, sehinggaia
dapat
melampauidunia
tubuhnya, meiepaskandiri
dari
dorongan-dorongan darah daging tubuhnya, menuju prosespencerahan spiritual yang agungdengan menghayati makna kehidupan rohaninya
yang dalam
sepanjang kehidupannya,yang
sesungguhnyatelah
mendasari I<ehidupannyasendiri,
sehingga manusiamampu
melakukan perubahan danpenciptaan sesuatu yang iebih baru iagi, sebagai sarana pertemuannya dengan tenaga
gaib yang mencerahkan
dan
menjadi sumber kreatifnya. Karenaiu,
secara etik kebudayaan tidak bebas niiai, dan kebudayaan pun mengalami proses jatuh bangun, yang rnenjadi simbul jatuh bangunnya kemanusiaan itu sendiri.eSubstansi kebudayaan sebagai 'makna' dalam
hidup
dan kehidupan manusiamerupakan suatu bentukan yang sarat
nilai
yang mengakomodasikan kepentinganpara pihak yang terlibat. Untuk
itu
dibutuhkan kesadaran bersama untuk melakukanperubahan sistematis
menuju sistem
sosial
yang lebih
dinamis
denganmengedepankan
nilai-nilai
teologis,
nilai-niiai
moral-etis-estetisyang
mendorong percepatan pembangun an berbasis moral dan etika, sehinggaterwujud
masyarakatmadani.
Antisipasi
terhadap
praktek
kekerasan,korupsi, kolusi dan
nepotismedalam
berbagai bentuk, diperlukan
tidak
sekedar
kritik
dan
penegakan hukumsecara benar dan konsisten,
tetapi lebih dari
itu
diperlukan
penekanandari
semuapihak agar dilahirkan
adaptasi sistem
untuk
mampu
memainka.nfungsi
secara7
Musa Asy'ari, Menggagas Revolusi Kebudayaan Tanpa Kekerasan,[Yogyakarta: LESFI, 2002), hal. 19
B Ibid.,20
Fakultas Hukum
uNivERSrrAS
'R.KLA.MAST
45
yocyAKARTA
6LII.]ITNAL
ILMIAH
CAKRAW ALA
I.{UKUfifr
Vol Vl No.2 Tahun 2011kontektual
baik dalamarti
lokalitas maupun historisitas.Menelusuri
teori
kebudayaan,
ternyata
mentalitas
dan
pembangunanmasyarakat
dapat dipahami
dari
mengerti tentang struktur-struktur
konsepsi,identifikasi
gagasan-gagasan,persepsi,
klasifikasi, dan
penafsiran
yang dimiliki
pelaku
budaya sebagai sistemmental
yang dilandasimoral,
spiritual
dankultural,
yang berfungsi
untuk
dipedomani dan mengarahkan perilaku sosial pada kehidupanyang lebih baik dan sernpurna. Pemahaman yang mendasar seperti
itu
sangat penting bagi masyarakat yang sedang rnembangun, mengingat "persoalanmoral
dan agama sebagai dasar strategi pei:rbangunan yang menyeluruh, dalam upaya menuju ke satumasyarakat yang sejahtera, seimbang
material
danspiritual
masihjauh
dan penuhdengan
liku-liku yang
rumi1".eJika
moral dan
agamamerupakan dasar
strategi pembangunanberarti
persoalanitu
perlu dikaji
secara fungsi-onal
dan pragmatis sehingga dapat diposisikan dalam rencana strategis pembangunan, yang diarahkanuntuk
menuju
masyarakat
madani. Karena demikian kompleks
dan
rumitnya
persoaian-persoaian
sosial dan
kebudayaandalarn
realitas
ragam budaya
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Berdasarteori itu
dapat dideskripsikan melaluipenelitian filosofis
suatu
karya
budaya
sebagaisuatu sistem
nilai,
sebagaimana dikem u-kan Koentj araningrat:Wujtd
dimensr ke'luclal'aaridapat iibeclakan
menjadiriga
macam,yaitu
:
[1j
Wujucl i<ebuda'raar-r i.'ang hen:paniiai.i:ii;li,
;-,;itu gagasa;r ki:r.:sep, sertapikiran
n:a:ltisia. WujaC kebud-a,vaair iersei:'ul bersifat ahstrak,
iirlak
dapatdiildra, dal
wujud
itu
seringdisebut
sei:agaisistem
budaya.[2)
wujud
kebudayaan yangberupa
kompieks
aktivitas
yaitu
berupa
aktivitas
manusia
yang
salingberinteraksi
sehingga bersifat kongkret dan dapat diindra dan wujudini
disebutsistem sosial. Sistem sosial
ini
tidak
dapat dipisahkan dengan sistem budaya. [3)Wujud kebudayaan yang ketiga adalah berupa benda-benda budaya. Dalam aktivitas
serta interaksi budaya manusia tidak dapat lepas dari benda-benda kongkret sebagai sarana, terutama dalam mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut meng
hasilkan berbagai bentuk dalarrr
wujuri
benda budayauntuk
berbagai keperluan daiam hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik r1a-rkcngkrit
ini sering juga disebutsebagai kebudayaan fisik.lc
Ketiga wT rjud kebudayaan tersebut senantiasa merniiiki keterkaitan, namun yang
merupakan
essensinilai-nilai
suatu
kebudayaan adalahberupa sistem
niiai
ataue
iliuretna,.rr.i. Muhini. tWoral dan Religilvlenurut Emile Durkeim & Henri Bergson, [yogvakarta: Kanisius, 1994), ti" 15
10 Koentjaraningrat, Kebudattaan l',fentctlitet
rictn Pembangunan, {Jakarta: Gramedia, 19g5J, h.6
Fakultas Hukum
;-JN!VERS:J-;ASPROKLAfuiASI45YOGYAK,/\,RTA 6.2
CAKRAW
ALA HUKUM
VolVl No.2 Tahun 2011
wuiud
kebudayaanyang berupa nilai-nilai,
gagasan-gagasanserta
pikiran-pikiran.Sistem trudaya yang beruapa
nilai-nilai
ie:rsebut pada hakikatnya merupakan dasarfilosofis suatu kebudayaan rnasyarakat.
Wujud
danUnsur
KebudayaanMenurut kerangka Kluckhohn yang
dikutip
Koentjaraningrat,semua sistem
nilai-budaya dalam
semua kebudayaandi
dunia
itu,
sebenarnya mengenai lima
masalah pokok dalarn kehidupan manusia, yaitu:
1'
Masaiah mengenai hakikat dari hidup manusia (selanjutnya disingkatMHJ;
2'
Masalah mengenai hakikat dari karya manusia [selanjutnya disingkatMKJ;
3'
Masalah mengenaihakikat
dari
kedudukan manusia dalamruang
waktu [se]anjutnya disingkat MW),4'
Masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya [selanj utnya disingkat MA) ;5.
Masalah mengenaihakikat dari
hubungan
manusia dengansesamanya
(selanjutnya disingkat MIvtr) ;
Cara berbagai kebudayaan
di
duniaitu
mengkonsepsikan masalah-masalahuniversal
tersebut
di
atas
itu
bisa
berbeda-beda,walaupun kemungkinan untuk
bervariasi
itu
terbatas
acianya. Misarnya mengenai masalahpertama (MHJ,
ada
kebudayaan yang memandang
hidup
manusiaitu
pada hakikatnya suatu har yangburuk
dan menyedihkan, dan karenaitu
harusdihindari.
Kebudayaan-kebr,dayaan
yang
terpengaruh oleh
agamaBuddha misalnya dapat disangka mengk,nsepsikan
hidup
sebagai
suatu
har
yang buruk.
pora-pora kerakuan manusia
akan
iEementingkan segala usaha untuk menuju ke arah
tujuan untuk bisa memadam kan
hidup
itu
[nirvana=meniup habis], dan
rneremehkan segala keiakuanyang
hanyamengekalkan rangkaian kelahiran
kembali
fsamsara]. Adapun
kebudayaan_kebudayaan
lain
memandanghidup
rnanusiaitu
pada hakikatnya
buruk
tetapiFakuttas Hrtiiim
uNrvERSrrASpRoKLAMASr4syocv,A*^RTA. 6g
CAKRAWALA
I-{UKUffi
Voi Vl No.2 Tahun 2011manusia dapat
mengusahakanuntuk
menjadikan
hidup
suatu
hal
yang
baik
dan rnenggembirakan.Mengenai masalah
kedua
[MKJ,
ada
kebudayaan-kebudayaan yang memandang karya manusiaitu
pada hakikatnya bertujuanuntuk
memungkinkannyahidup;
kebudayaan
lain
menganggaphakikat
dari
karya
manusia
itu
untuk
rnemberikan-
nya
suatu kedudukan
yang
penuh kehorrnatan dalam
masyarakat;sedangkan kebudayaan
lain lagi
menganggaphakikat karya
manusiaitu
sebagaisuatll
gerak hidup
yang harus menehasilkanlebih
banyakkarya lagi.
Selanjutnya,mengenai
masalah i<etiga [IviWJ,a*a
ke'nudayaan-kebu<iayaanyang
memandangpenting dalam kehiciupan manusia
itu
rnasa lampau. Dalam kebuciayaan-kebudayaanserupa
itu,
orang akan lebih sering mengambil pedoman dalam kelakuannyacontoh-contoh dan
kejadian-kejadi- an dalam masa yang lampau. Sebaliknya, banyak pulakebudaya- an yang hanya mempunyai suatu pandangan
waktu
yang sempit.warga
dari
suatu kebudayaan serupaitu
tidak
akan memusingkandiri
denganmemikirkan
zarnan
yang lampau
maupun masa
yang akan
datang. Mereka
hidup
menurut
keadaan
yang ada pada
masa sekarang
ini.
Kebudayaan-kebudayaanlain
lagimalahan
justru
mententingkan pandangair
yang berorientasi sejauh
mungkinterhadap masa yang akan data-rrg. Dalarn kebudayaan serilpa
itu
perencanaan hidupnienjadi
suatu
hal
yan;;
amai
penting.
Masaia.h keerrrpat[MA), ada
kebudayaan-kebudayaan
yang
memandangaiarn
iiu
suatu
hai
3iangbegitu
dahsyat, sehingga r.aantisia pada liaicikatnya llan5ia bjsar bersifat menyei-ah silia tanpa ada banyak yangtiapat
diusahakannya. Sebaiiknya, banyakpiiia
kebucla3raanlain
yang memandang alamitu
sebagai suatu hal yang bisa dilawan oleh manusia, dan mewajibkan manusiauntuk
selalu berusaha menaklukan alam. Kebudayaanlain lagi
menganggap bahwa i;ranusiaitu
hanya bisa berusaha mencari keselarasan dengan alam.Mengenai masalah
kelima [MM),
ada kebudayaan-kebudayaanyang
amat mernentingkan hubunganvertikal
antara manusia dengan sesamanya. Dalam polakelakuannya, manusia
yang
hidup
dalam suatu
kebudayaan
serupa
itu
akanberpedoman kepada
tokoh-tokoh pemimpini
orang-orang senior,atau
orang-orangatasan. Kebudayaan
iain lebiii
me;nentlngkan hi;hunganhorizontal
antara manusiadengan sesamanya. Orang daiarn suaru kebudayaan serupa
itu
akan amat merasatergantung kepada sesamanya, dan usaha
untuk
memelihara hubungan baik dengantetangga dan sesamanya merupakan suatu
hal
yang dianggap amatpenting
dalamhidup. Kebudayaan-kebudayaan yang amat mementingkan individualisme serupa itu,
meniiai tinggi
anggapan bairwa manusiaitu
harusberdiri
sendiri
dalam hidupnya,dan
sedapat n:ur-tgkin mencapaitujuannya
dengansedikit
mungkin bantuan
darisrang iain.
Kondisi semacamitu
dikenal
dengan bahasa 'kemandirian', yang harusFakultas Hukum
CAKRAW
ALA HUKU,tt
Vol
VlNo.2 Tahun 2011
ditumbuh
kembangkandari
dalarndiri
masing-masing. Secara skematiskerangka
lima masalah dasar
itu
digambarkan pada taber di bawah ini.Kerangka Kluckhohn
Mengenai Lima Masalah DasarDalam Hidup
YangMenentukan
orientasi
Nilai
Budaya ManusiaPerspektif
kebudayaanyang
bersifat
dinamis menunjukkan konsepsi
dangagasan-gagasan yang merupakan rangkaian pengalaman dan
aktivitas
masyarakatyang
berkesinambungan
dalam proses
perubahan
sosial. pakar
ilmu
budaya
menyatakan:
""'
pandangandunia
adalah seperangkat gagasan mengenaisusunan
praktis
kehidupandi
duniaini
yang mengandung suatuteori
mengenai hubungan-hubungan sosial dan mengenai hubungan antarapribadi
dan masyarakat,,.11 pada bagianberikut
ditegaskan :Mr-ilder, Niels, Pribadi dan Masyarakat di
Jawa, f]akarta: Sinar Harapa n, r996),hal. 11
Hakikat Hidup [MH) Hidup
itu
Buruk Hidupitu
Baik Hidupitu
BurukHakikat Karya (MKl Karya
itu
UntukNafkah Hidup
Karya
itu untuk
Kedudukan, Kehormatan, dsb
Karya
itu untuk
menambah karya Persepsi Manusia Tentang Waktu IMW) Orientasi ke Masa Depan Orientasi ke Masa Lalu Orientasi ke Masa Depan Pandangan Manusia Terhadap Alam IMA) Manusia Tunduk Kepada AIam yang Dahsyat Manusia Berusaha Menjaga Keselarasan dengan Alam Manusia Berhasrat Menguasai Alam Hakikat Hubungan Manusia dengan Sesamanya
[MM]
Orientasi Kolateral IHorizontalJ, Rasa Ketergatungan pada Sesamanya (Berjiwa Gotong-royong) Orientasi Vertikal, Rasa Ketergantungan KepadaTokoh-tokoh Atasan dan Berpangkat
Individualisme
Menilai Tinggi Usaha Atas Kekuatan Sendiri
Fakti6a
HukumUNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
€t
EAKRAWALA
$..IUKU&AVol
Vl No.2Tahun 2011Penafsiran-penafsiran yang beraneka ragam
ini
akan terbentukoleh
orientasikognitif dasar yang sama, yang menyatakan
diri
daiam suatu mentalitas yang khas'Darisuattrpantlanganduniayangmenerangkansusunaneksistensisebenarnya Secaralogismengikutiperaturan.peraturankehidupan,yaituSuatuSistemmoral
yangberisikanpengetahuanmengenaibagaimanakehidupandijalanisecara
bijaksana dan teratur'1zKonsep tentang pandangan dunia
itu
dapat diarahkan pada persoalanmoral'
mentalitas, dan agar:a, yang pada dasarnya menlpakan
inti
kebudayaan, berada padaposisi senrrai dan
strategis dalam kerangka
membangunkehidupan
masyarakatberbudaya agar
lebih
bermakna
di
masa depan.
Hal
itu
dapat dipahami'
sebab,,hakikat
kebudayaan
adalah proses
kreatif
diri
manusia yang
aktual
dalam menjawab rantangan yang dihadapi- nya. Manusia yang berbudayalebih
menuniuk pada dimensi kuaiitas kemanusiaannya,terutama
dalamkaitan
dengan kemampuankonseptualdanjugaterletakpadakomitmennyayangtinggiterhadaptuntutan
moraiitas
kemanusiaan universal".13 Seialanhal
itu,
aktualisasi
nilai-nilai
agama dalarn masyarakat Lampung yang dikenal religius, tampak mereka menganut agamaIslam
{an
berada,p.p"dun.
Pengamalan aiaran agama menurut kadar pemahamanrlan
penghaYatan Siangdin"riiiu.
irrdikasin3,a,.ban3;ak
iiantara. mereka yang
aktif
dalani
kegiatan
keagamaandi
lingkungannya.
Ai:tu*iisasi
niiai-!1ilai
keagamaan i"nengambiibentukyalrgsifatn},a;ncli.iridualji,."iaupunkolektif"Kedrtanl,anrerupakanr::fleksi dari
keyakih3r-r 3$3fi13 ;ralrgberirtpiikasi
positif
dan sekaligus rregatif daiamkeiridupan sosiai budaYa-.
Budaya
lokal
dapat tiiartikan
sebagai
suatu
pandangan
hidup
yang berkembangdalam
suatukomunitas sosial dan
etnik tertentu
yang dibatasi
olehunsur
kedaerahan, geografis, dan pengalaman seiarah yangunik' oleh
karenanya'budaya
lokal tidak
dipandang sebagaidua
entitas yang
berhadapan' melainkansebagai
unsur'adonan'
yang membentukidentitas
suatu komunitas budaya' Dalampersektif filsafat
sosial,budaya
lokal
dapat dipahami
sebagaikegiatan
manusia secarafisik-materia!, kondisi
ryiorai, rnenta-l danspiritual, mulai
dari
proses usahaakan
peitertiban
iiri
se*agai pni:;;,Ji r.lan kesaclaran kebersamaan daiam kelompok -rnasyarakat sehingga mernbudayadalam
totaiitas
kehiciupan' Sebenarnya budaya lokal merupakan pengertian, pentlapat [pahami, rancangan [cita-cita) yang telah adadipikiran
rnanusia tentang buda;'ra. Budayalokal
dimaksudkan sebagai budaya yanghukan saja berasal dari penduduk as],i Lampung tetapi juga budaya yang dibawa para
pendatang dimana
terladi akulturasi
secaradinamis. ielas, budaya
lokal
adalah;:ri. I"Iusa, !-:)safat Islam tentang Kebudayaa'n' i.Yogyakarta: LESFI' 1999J' hal 59
:1is
;il
.- lDtQ.
r- Acr.'
Fakultas
Hukum
66JN!VERSITAS PROKI-A'fuJA.Si 45']OGYAKAR'iA,
JUIdNAL
ILMIAH
T
JI
I
CAKRAW ALA
HUKU&T
VolVl No. 2 Tahun 2011
esensi
atau hakikat
suatu
budayayang
bersifat
abstrak karena
didasarkan atas pandangan dan pengalaman hidup. Fendekatanteoritis
yang didasarkan pemikiranbudaya dalam perspektif filsafat, sebagairnana dikemukakan pakar: ""'analisis
kultural
(sosiologi interpretasiJadalah bahwa kehidupan sehari-hari membentang- kan dirinya dalam susunan yang berarti.
Hal sederhana
ini
berarti bahwa orang ingin dan perlu mengerti dan membenarkan perbuatan-perbuatannya serta tatanan masyara-kat dimana perbuatanitu
berlangsung. Mereka mendapati pengertian dan pembenaran
itu
dalam dunia pengetahuan yangdimiliki
bersama,yaitu kebudayaan mererka yang dapat dianaiisis
sebagai sistem persepsi, falsifikasi dan
penafsiran lain yang mereka
miliki.
Sistemitu
ada daram kepalanya sebagai suatu
model mental, yaitu suatu model pengenalan
yang berfungsi untuk memberi alasan
kepada kehidupan,,,r+
Terbentuknya budaya
lokal
karena manusia
menghadapi persoalan yangmembutuhkan
penyeresaian,terutama daram
mempertahankan
dan
megatasi masalah ekonomi, sosiar, poritik dan budaya yang sesuai dengan kepentinganpribadi
dan
kelompoknya.
oreh
sebab
itu,
rnanusia
membutuhkan
organisasi
gunamembangun konsensus tentang beberapa
nilai
dan norma yang membudaya daram komunitas iokai, sehingga menjadi tradisi; jika
hal
itu
diperoleh, manusia tetap dapathidup
dan bertahandi
dalam kelompoknya.Berarti
buiry,
Iokal
tidak
terlepas dari::ehidupan berkelompoh
sebabbudaya
merupakanunsur
pengorganisasiantara
individu
dan membentuk suatu kelompok.substansinya, pengelompokan manusia
liang mem-
bangun
dan
mempertahankaneksistensi
baik yang bersifat
materi
rnaupun
mental
merupakan budaya
lokal
yang
tumbuh dan
berkembang dalam
masyarakat.
2'
Aktuarisasi
Nilai-Nilai
Filosofis
danpembangunan pesawaran
Pelajaran
yang diperoleh
dari
pandangan masyarakattentang
aktualisasinilai-nilai
filosofis dan
relevansinyabagi
pembangunandi
kabupaten pesawarandapat
dicermati dari
persepsi pemuka adat,tokoh
masyarakat dan pemuka agamaYang memahami berbagai persoalan pembangunan daerah.
Bertitik
tolak dari kondisimasyarakat, mengingatkan
'bagi siapa
sajayang
diberi
amanaholeh
pemerintah ipenguasayang
berwenangJmemiliki
wawasan tentang
landasanmoral
untuk
bekerja
agar
mampu
mengedepankan
keadilan, kejujuran, kebenaran
dan
pemerataan
dalam
pengelolaan, pembangunan, supayatidak terjadi
pilih
kasih,1+ Mulder, Niels,
Op. Cit.,hal.
ll
raliutiai
nur<umUNIVERSITAS PROKLAMASi 45 YOGYA.KARTA 67
CAKRAW
ALP,
HUKUffi
Vol
Vl No. 2 Tahun 2011sehingga berakibat
tidak
populer
dan
menyengsarakan masyarakat.
Realitasrnenuniukkan,
bahlva
komunitas
lokal
yang tadinya menaruh harapan
terhadapkueh
pembangunan, setelah kabupatendefinitif
selama dua tahun,ternyata
selamapembangunan
berjalan rakyat
hanya sebagai penonton yangterpinggirkan. Akibat
pembangunan
yang lamban
dan
bermasalahhingga
tidak
berhasil, maka
hutangmenumpuk
di
berbagai bidang dan sektor, dan fenomenakorupsi
didugaterjadi
di sernuasektor yang
terlibat
dalam
pembangunan.Buktinya,
sudahlebih dari
duatahun
kabupaten Pesawarandefinitif
ternyata belum menunjukkan
adanyatanda-tanda pem-
L,angunanke
arah xenseiahterakan
\Narga masyarakat
setempat.Mernang
disadari
cleh
pernerintah
provinsi
}-anrpung bahrva pembangunan yanEJsentralistik
dantidak
melibatkan setiap
keputusanyang
diambil
bersama denganrakyat
itu
sebenarnya kesalahan yang mendasar. Keterlambatanitu
sudahterjadi
dan
itulah
cerita pedih pembangunan dua tahun diawaldefinitifnya
kabupaten barusebagai suatu tragedi sejarah sosial di daerah ini.
Pembangunan ekonomi berbasis
moral
dan budayalokal
yang didengungkanpara
akademisi dan penyimbangadat tadinya
tidak
dipandang sebelahmata
olehpenguasa;
sehingga mereka
tidak
dilibatkan
secara
partisipatif
sebagai
saranatlem{lkrasi
pembailg*nar:di
,laerair. Tetapi dai;rm perkelnbangan sekarang tampak;rul;ri
dilirik
oi.^itr
pr:mer:ntah kabupaten
untr;k
diiibatkan
dalam
prosespernbangunan.
Deirgan
peraairar:ran,
bahwa
upaj,/a
pengentasan
kemiskinanmerupakan salah
satri
aiararr
)iang
riipesankari
Al-eur,an ternyara
tak
kalahpentingnya
tiibanr:iingiiengan
peneguhanterus
flienerus keimanan
berdasar At-Tauhid bagi setiappribadi
muslim" Menuruttokoh
agamadi
Pesawaran, "contohnyaperintah
zakat
tidak
terpisahkan
dari perintah
sholat
bagi
orang yang
beriman.Artinya,
keteguhan iman seseorang dapatdinilai
seberapatinggi
perhatiannya padausaha memerangi kemiskinan
melalui pola baku
menunaikan zakat".15 Bersamaanitu,
tokoh
masyarakat
yang
juga
pegawai
negeri
menyatakan:
"Kesadaranmembangun berdasar
iman
dan taqwa berbasistauhid
merupakan keyakinan bagisetiap rnuslim yang taat. Membangun menjadi tanggung
jawab
setiap warga secara bersarna,untuk
menatap rnasa depan yangiebih
sejahtera danpenuh
kedamaian"Kiranya
ttrarga
memiliio
kesadaranatas dasar iman
tentu
pembngunan
dapatberhasil".16 Selain
itu,
beberapa warga yang berpandangan"integralisme
Islam dan budaSralokal berkontribusi positif
bagi
pernbangunansekiranya
nilai-nilai
luhur
dalarn budaya
itu
dipahami dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Meski15 f arid Viajei:, Kepaia Kantor iJrusa;r Agarna Kecam::tan
ji;nr 2009
t6 Muslih, Pega',vai Negeri
di
Pernerintah Kabupateniresarvaran, 2 Juii 20C9
fatuitai
XuXurnJN:iri:RSi-aAvcP,:ui,,LA,XiAS;i45v.'CGYA(AF.-IA 68
Padang Cermin, Wowancara, Pesawaran, 5
Pesarnraran, Wawancara, Gedong
CAKRAW
ALA HUKUM
Vol Vl No. 2 Tahun 2011persoalan
yang
mengemuka, diantaranyayaitu
masih
banyakwarga cli
pedesaanyang belum
merasakan pengaruhpembeniukan
kabupaten Fesawaranter
hadapkesejahteraan ralqyat".17
|elas
hal
itu
terkait
dengan kekuasaanyang
merupakan amanahrakyat
membutuhkan implementasi pemberdayaan sebagai sebuah prosesperubahan
agar
berrnakna.
Dengan
kata iain,
proses
pemberdayaan
sangattergantung pada dua
hal:
[1)
kekuasantidak
dapat
berubah,jika
kekuasantidak
dapat berubah maka pemberdayaan
tidak
mungkinterjadi
dengan cara apapu n; (2)kekuasaan
dapat ber- ubah
pengertiannya
yang dapat
di
perluas,
konsep
ini
menekan- kan pada pengertian bahwa kekuasan
tidak
statis, melainkan dinamis, dan pemberdayaan dapat dilaksanakan di berbagai komunitas lokal.Pemberdayaan masyarakat
berbasis
moral
dan budaya dibutuhkan untuk
membangkitkan kantong-kantong budaya lokal,kultural
masyarakat {mashadirulal
quwvtah), sehingga terbangun suatu masyarakat fwarga masyarakat pesawaran yang sadar tentang
jati
dirinyaj
untuk
melakukan tugasmulia
yangtidak
bisa dihindari,jika
komunitas
lokal
berperan
dan
teriibat
secaraaktif
dalam
memberdayakankomunitasnya sebagai
pemegang
kebijakan,
yang
tentu
sangat
bermanfaatdiantaranya:
[1J
komunitas
lokal
akan
berterimakasih kepada
para
pemegangkebijakan
karena
keberadaannya
diakui
sebagai
warga
yang
berguna
dan bermanfaat, wawasannya akan bertambah luas, demikian juga masyarakat lokal akanmengetahui
betapa penting dan
berharganya
orang berilmu
pengetahuan danberkernampuan menerapkan
teknologi
bagi pembangunan daerah.[2)
Budaya lokalyang tadinya
kurang
dihargai, sekarangsedikit
demi
sedikit
sudahmulai dilirik,
yakni
betapa pentingnya budayalokal
untuk
diberdayakan sebagaialat
penggerakpembangunan.
(31
Seteiah
komunitas
iokal
merasa
di
hargai
keberadaannyatentunya mereka berani melibatkan
ciiri untuk
mengambil bagian dalam
kiprah pembangunanyang mungkin sifatnya
datangdari
para
pengambil kebijakan yang sifatnya mobilisasi ataupun pem- berdayaan dari dalam yang sifatnya advokasi.Aktualisasi
nilai-nilai filosofis
sebagaihasil kerja
manusiayang
memiliki
iatidiri
dan
bermartabat
tentu
secara Iangsung
maupun
tidak
langsung
akanmembawa perubahan-perubahan
terutama pola
pikir
masyarakat,oleh
karenaitu
perlu
di
cari
upaya-upaya
strategis
dalam
memberdayakan
segala
potensi pembangunan yang adadi
daerah. Tegasnya, perumusan kebijakan pemberdayaanberdasar
filsafat
kebudayaan yangmeliputi
metafisika ontologis, epistemologi, danaksiologis akan
lebih
bermakna.Berarti
diharapkan adanya sumberdaya manusia yang berkemampuan dan berdaya saing di masa depan berdasar pada landasan yangkokoh, cara-cara yang dapat
diterima
segala komponen, serta mampu mengarahkanIiasa.r, Surrtan Tuan Raja, Tokoh Adat pubian, wawancara, pesawaran, 3 juli 2009
Fakultas Hukum
UNIVERS!TAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
CAKRAW,ALA
F.€L,'KUEEVol
Vl No"2 Tahun 2011
iercapainya
tuiuan
yang dicita-citakan
bersama.Hal
itu
tetap
mengacunilai-nilai
tilosofis
budaya lokatr vangteiah ditanamkan oleh
paratokoh
inasyarakatdengan
selalu
di
sesuaikan dengan perubahan dan kemajuan zamanuntuk
menegakkanjati
diri
manusia dankelompok
sosialdi
daerahtersebut.
Dalam pandangan beberapa pemuka adat dan tokoh masyarakat, berdasar analisis dapat dirumuskan:integrasi islam dan nilai-niiai filosofis dalam budaya iokal memiliki relevansi dan
memberi koniribusi positif bagi pembangunan daerah. Sebab,
budaya lokal dipahami sebagai hasil berfikir dan merasa manusia )iang tefwLrjuci- dalarn kehidupan
sehari-hari' wr:jud
nudayatak
iepasdari
situasi terxpat dan waktu dihasilkannyaunsul-kebudayaan tersebut. oleh karenanya, dalam kebudayaan dikenal adanya perubahan.
seperti
teriadinya penyem- purnaan sehingga ditemukan adanya perkembanganbudzrya bangsa-bangsa di dunia ini, dari tingkat yang paiing sederhana ke arah yang
iebih kompleks' Dengan terselenggarakan
pembangunan daerah dewasa ini, ternyata
ada
nilai-nilai filosofis
dalam budayalokal
yang bersifat
universal dikalangan komunitas lokal di pesawaran.lsProses perubahan kebudayaan yang
terjadi
secara dinamrs,didalamnya ada
unsur-unsur
budayalokai
yarig muclall berubah rian yaag sul:ar ber ubah. Berkaitan dengan ha]ini.
ter!:uki;
a'iia i:agiarr:nti
caiarn bucia;;'::lokai
yeiii3lrercliri dari
srsienrt:iicti buda3,a, key*kirtan kectao.,-t,i-tlrL:turig dictnggup )<*.ra.nto.i beberr;pa
acatyang
telah rr1apafi ,-ictfi teia?i ie!':;eit*i, i,,t*s
li
fftdiq)Jor;k,:tr:L{e:^nar.r.g i;agiai:
i::fi
kebridayaan su}it:err:baii, -cepijiij
ker'akrnan ?,ja{{ta,adat
isiiaciaa,ma.'ipun
sistem
nilai
budaya.sementara
itu,
wujud
kebudayaan
yang
merupakan bagian
luar/fisik
dari i:ebudayaan,seperti
alat-alat,rumah
adatyang
kayadengan
nilai-nilai
estetis atauhenda-benda hasi! seni bitdaya,ternyata dapai berubah dari masa ke masa.
Berdasar
Piil
pesenggrri sebagai firsafathidup
orang Lampung yang pertamaBeiuluk
Buadok,ternyata
komunitasadat
memiliki
gelar, yang biasadisebut adok
atau
nama kepangkatan dalamstruktur
masyarakat adat budaya agar
prilaku
danmoralnya selalu bisa dikuasai. dikendalikan dan dijaga
kehormatannya. Jika
merujuk
ke Ai-Qu-r'an, il.apai riijeiaskan dalaru siirah:1Ii .trmraa
ayaiz'yang
berbunyi:Artinya;
i"
Y'-isuf il/arganegara, SuntanPer-nirnpin, Tokch Adat pubian; Iskandar Dinata, Dalom
Saibatin Kedorrdoug; dan Firman Rusli, Trkoh Adat Saibatin; Wawancara, C"aong Tataan, a & 5 luli 2009
Fakultas Huku#
.J:.]iVE,qSITASPRCKLAIv1ASi43YSG!,.AI-<:RTA ?i}
CAKRAW
ALA
HUKUfl/t
Vol Vl No.2 Tahun 201i_
Katakanlah:"wahai
ruhan
yang
mempunyai kerajaan,
Engkauberikan
kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaandari
orangyang
Engkau kehendaki. Engkau
muriakan
orailg
yang
Engkau kehendakidan
Engkauhinakan orang
yang
Engkaukehendaki.
Di
tangan
Engkaulah segala kebajikan.Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa
atas
segaiasesuatlr,,.1e sungguh jelas, bahwa status sosial, kerajaan, kehormatan dan kehii-raan
sekalipun dapat diusahakan oleh
setiap
pribadi
manusia, namun kebajikan dan keputusanitu
semua atas Kuasa Allah
:.i^/t. sepenuhnya.
Makna
juluk
adok dipahami
sebagaiprinsip pribadi yang
mengharuskan seseorang agar
memiliki
hargadiri
dengan caraberpikir,
belajar menuntut
ilmu,
berakhlak
muria agar
terhomat, sehingga
dapat
merakukan
pengembangankepribadian berdasar potensi yang
dimiliki
dan merubahnya kearah yang lebih baik. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surat Ar_Ra,d ayat 11
:
)3-'ig*i!
t; b1i4
i,;
;*u
1"
rj
.;
ilil{
Artinya:
"... Sesungguhnya
Allah tidak
merobah
keadaan sesuatukaum
sehingga mereka--rerobah keadaan yang ada pada
diri
merekasendiri
...",20 Jelasnya
ayatini
memberipelajaran kepada
umat
manusia,jika
Allah
menghendaki keburukan kepada suatu::-un'l
dengan penyakit,kemiskinan atau
macam-macam cobaanyanglain
sebagaiakibat dari perbuatan buruk yang mereka keriakan
sendiri, maka tak ada seorangpun
yang dapat menolaknya dan sekali-kali
tak
ada pelindung bagi mereka selain AIIah Ta'ala sendiri' Tegasnya, Tuhan tidak akan merubahkeadaan mereka, selama mereka
tidak
merubah
sebab-sebabkemunduran
mereka. pemahamanayat
ini
demikianpenting bagi masyarakat yang sedang giat-giatnya membangun dewasa ini.
Fakta menunjukkan, Islam dan
nilai-nilai
filosofis
dalam budayalokal
tetapeksis dan
sulit
berubahdi
masa modernini
selama masihada peraku budaya yang
beriman berdasar
tauhid
dan
memiliki
keyakinan
atas
kebenarannya
sertamewujudkan adat-istiadat.
Ketika terjadi
perubahan
ke
arah
modernisasi
yangberciri
rasional, materialistis, dan egaliter,maka
nilai
budaya Lampung dihadapkan:ada
tantangan budaya nasionaldan global yang
memiliki nilai
dan
perwujudanbudaya yang pluralistik. sebagai budaya rokal, budaya Lampung yang Isrami memang
meliki niiai
universal, disampingnilai
lokalnya.Diantarania nilai
keuniversalnya
itu
rr
Departemen Agama,Rl', Al-Qur'an dan Terjemohnyo,
{lakarta,yayasan penyelenggara penterjemah
Al-Qur'an, t99t / 1992), hat. 7 9
:o
DepartemenAgama, Ibid.,hal.370 Fakultai flu(umuNrvERSrrAS pRoKLAMASi 45