• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penciptaan Video Seni Instalasi “Kanca Wingking”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penciptaan Video Seni Instalasi “Kanca Wingking”"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENCIPTAAN VIDEO SENI INSTALASI

“KANCA WINGKING”

PERTANGGUNGJAWABAN TERTULIS PENCIPTAAN SENI

Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat magister dalam bidang seni, minat utama seni videografi

Vani Dias Adiprabowo NIM 1320746411

PROGRAM PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

(2)

i

PERTANGGUNGJAWABAN TERTULIS PENCIPTAAN SENI

PENCIPTAAN VIDEO SENI INSTALASI

“KANCA WINGKING”

Oleh

Vani Dias Adiprabowo

NIM 1320746411

Telah dipertahankan pada tanggal 29 Juni 2015 di depan Dewan Penguji yang terdiri dari

Pembimbing Utama, Penguji Ahli,

Drs. M. Suparwoto, M. Sn Prof. Drs. Soeprapto Soedjono, MFA., Ph.D

Ketua Tim Penilai

Dr. Kurniawan Adi Saputro, M.A

Yogyakarta, ... Direktur,

Prof. Dr. Djohan, M.Si NIP 19611217 199403 1 001

(3)

ii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa karya seni dan pertanggungjawaban tertulis ini merupakan hasil karya saya sendiri, belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi manapun, dan belum pernah dipublikasikan.

Saya bertanggung jawab atas keaslian karya saya ini, dan saya bersedia menerima sanksi apabila di kemudian hari ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan isi persyaratan ini.

Yogyakarta, 21 Juni 2015 Yang membuat pernyataan,

Vani Dias Adiprabowo NIM 1320746411

(4)

iii

THE CREATION OF AN INSTALLATION VIDEO ART

“DOMESTIC COLLEAGUE”

Written Project Report Creative and Research Program

Graduate Program of Indonesia Institute of the Arts Yogyakarta, 2015 By Vani Dias Adiprabowo

ABSTRACT

Installation video art is a system of communication that could be a medium of delivery of messages as well as a form of expression of the maker. Video art tends to be free and able to be a culture of new media or new media art, not bound by elements of filmic especially the groove and chronology. Approach to experimentation in realizing a work of video art is getting freed in their processes to find the possibilities that could happen.

The creation of a installation video art "Domestic Colleague" is a concept creation video works that are getting a new form in conveying the idea of the idea of being a masterpiece. The video is not just limited to conventional documentation as a tool, but the video plays an important role in stimulating the process of creativity to get visually interesting. Visuals in the installation video art, there are six canals, which consists of two videos of Javanese women facial expressions which are combined with symbols and four dance videos about women's feelings.

"Domestic Colleague” is a restlessness of the author to tell stories about women who are constructed by the stigma of the Javanese community who has only been in the kitchen, a well and a mattress. The word sex in the public's perception of Indonesia in General seems not to stand on their own and tend to sound a porn. Gender (sex) in the social sciences is called gender or biological sciences leads to men and women. Video installation art tells the story of a female Javanese are constructed as domestic colleague which seems to want to get out of the predicament facing pressure.

(5)

iv

PENCIPTAAN VIDEO SENI INSTALASI

“KANCA WINGKING”

Pertanggungjawabaan Tertulis Program Penciptaan dan Pengkajian

Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2015 Oleh Vani Dias Adiprabowo

ABSTRAK

Video seni instalasi merupakan sistem komunikasi yang bisa menjadi medium penyampaian pesan serta wujud ekspresi dari pembuatnya. Video seni cenderung bebas dan mampu menjadi sebuah kultur media baru atau new media art, tidak terikat oleh elemen filmis terutama alur dan kronologi. Pendekatan eksperimentasi dalam mewujudkan sebuah karya video seni semakin membebaskan dalam berproses untuk mencari kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi.

Penciptaan Video Seni Instalasi “Kanca Wingking” adalah sebuah konsep penciptaan karya video yang mendapatkan bentuk baru dalam menyampaikan ide gagasan menjadi sebuah karya yang inovatif. Video tidak hanya sebatas sebagai alat dokumentasi secara konvensional, akan tetapi video berperan penting dalam merangsang proses kreatifitas untuk mendapatkan visual yang menarik. Visual dalam video seni instalasi ini terdapat enam kanal, yang terdiri dari dua video ekspresi wajah perempuan Jawa yang dikombinasi dengan simbol-simbol dan empat video tari tentang perasaan perempuan Jawa.

“Kanca Wingking” merupakan induk keresahan penulis untuk bercerita tentang perempuan Jawa yang dikonstruksi oleh stigma masyarakat Jawa hanya berada di dapur, sumur dan kasur. Kata kelamin dalam persepsi masyarakat Indonesia pada umumnya seolah tidak berdiri sendiri dan cenderung terdengar porno. Kelamin (sex) dalam ilmu sosial disebut gender atau dalam ilmu biologi mengarah kepada laki-laki dan perempuan. Video seni instalasi ini bercerita tentang perempuan Jawa dikonstruksi sebagai kanca wingking yang seolah-olah ingin keluar dari tekanan keadaan yang dihadapi.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah, nikmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya Tugas Akhir Penciptaan Video Seni Instalasi dengan judul “Kanca Wingking” sebagai persyaratan mengakhiri pendidikan jenjang S-2 Penciptaan Videografi pada Progam Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Djohan, M.Si selaku direktur PPs ISI Yogyakarta. 2. Drs. M. Suparwoto, M.Sn selaku pembimbing yang selalu

sabar dan selalu memberikan pencerahan dalam peluang berkarya.

3. Prof. Drs. Soeprapto Soedjono, MFA., Ph.D selaku penguji ahli yang merangsang penulis untuk terus belajar dan berkarya dengan baik.

4. Dr. Kurniawan Adi Saputro, M.A selaku ketua tim penilai yang pernah berbagi di diskusi rebon Kajian Budaya Media UGM. 5. Seluruh staf dan pegawai PPs ISI Yogyakarta.

6. Teman-teman videografi 2013 PPs ISI Yogyakarta yang selalu menjadi perangsang dan menginspirasi dalam berkarya.

7. Staf perpustakaan PPs ISI Yogyakarta yang selalu penulis sms ketika perpanjang pengembalikan buku.

8. Keluarga besar smekdor’s, Juliantono Hadi, SE., ST., M.Si dan Adam Kurniawan yang selalu saya repotkan dalam melakukan kegiatan dan saat proses penciptaan.

9. Mas Didik 797, Mas Thoha Seribu Bintang, Nissa Hertami, Hana Medita, Andi Wicaksono, Irham N. Anshari dan semua

(7)

vi

sahabat yang sudah mau menjadi teman berbagi dalam mewujudkan karya.

10.Orang tua tercinta M. Hadi dan Titik Setyawati yang selalu mendukung dan menfasilitasi dalam proses belajar.

11.Keluarga kecilku dr. Hera Hapsari dan putriku Bellvania Fathina Swayugama yang selalu menjadi pelipur dalam setiap proses yang penulis lakukan.

Saran dan kritik menjadi masukan yang sangat berarti untuk mewujudkan karya Tugas Akhir ini menjadi lebih baik.

Yogyakarta, 21 Juni 2015

Vani Dias Adiprabowo

(8)

vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN... i HALAMAN PERNYATAAN... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL... xi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Ide Penciptaan... 4

C. Keaslian/ Orisinalitas... 5

D. Tujuan dan Manfaat... 8

II. KONSEP PENCIPTAAN A. Kajian Sumber Penciptaan... 10

B. Landasan Penciptaan... 21

C. Konsep Perwujudan... 30

III.METODE/ PROSES PENCIPTAAN A. Metode Penciptaan... 38

B. Tahap-tahap Penciptaan... 40

IV.ULASAN KARYA... 52

V. PENUTUP A. Kesimpulan... 65

(9)

viii

B. Saran... 66 DAFTAR PUSTAKA... 67 LAMPIRAN... 70

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gb 1. Arti Orisinalitas... 5

Gb 2. Reproduksi Ken Dedes... 11

Gb 3. Patung Pradnya Paramitha... 13

Gb 4. Buddha... 15

Gb 5. Adegan Film Maya Daya Raya menit ke 03.09... 16

Gb 6. Adegan Film Maya Daya Raya menit ke 08.17... 16

Gb 7. Adegan Film Maya Daya Raya menit ke 05.38... 16

Gb 8. Peta Kata Bermain... 22

Gb 9. Peta Kata Kelamin... 22

Gb 10. Gambar Perspektif “Kanca Wingking”... 32

Gb 11. Gambar Tampak Belakang “Kanca Wingking”... 33

Gb 12. Gambar Tampak Depan “Kanca Wingking”... 34

Gb 13. Meja (yang akan menjadi kasur) ... 36

Gb 14. Papan (yang akan dibagi menajdi 3 bagian sketsa)... 37

Gb 15. Sisi depan bagian kiri dan kanan ruang pamer... 37

Gb 16. Simbol “Kanca Wingking”... 41

Gb 17. Perempuan Jawa (Annisa Hertami)... 42

Gb 18. Peralatan Sensor Sentuh... 43

Gb 19. Ilustrasi Keramaian Kendaraan Malam Hari... 44

Gb 20. Kamera Pada Posisi Merekam Gambar Bokeh... 45

Gb 21. Kamera Pada Posisi Merekam yang Diberi Gambar Simbol Di Depan Lensa... 45

Gb 22. Kamera EOS 60D... 46

Gb 23. Proses Produksi Visualisasi Tari dan Ekspresi Wajah... 47

Gb 24. Proses Pengisian Suara Dalang... 48

Gb 25. Proses Pemotongan Manekin... 48

Gb 26. Toplight Objek Orang Bersandar di Sofa... 50

Gb 27. Toplight... 50 Gb 28. Beberapa Tombol yang Terletak Pada Sisi Kiri dan Kanan

(11)

x

Manekin... 52

Gb 29. Beberapa Ekspresi Wajah Di Monitor Tabung Pengganti Kepala... 53

Gb 30. Empat Kanal Video“Kanca Wingking”... 55

Gb 31. Tarian Video “Kanca Wingking”... 56

Gb 32. Ekspresi wajah dan Simbol... 57

Gb 33. Bunga mawar Merah... 62

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir Penciptaan Videografi... 71 Tabel 2. Estimasi biaya tugas akhir penciptaan videografi... 71

(13)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelamin (sex) identik terdengar dengan suatu hal yang negatif dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia pada umumnya. Namun dalam hal ini penulis ingin mengajak merubah cara pandang atau persepsi visual terhadap kelamin tersebut, dengan melalui media manekin, bagaimana kelamin tersebut dimaknai dan dipandang melalui sebuah karya seni. Berdasarkan atas isu ketidakadilan gender yang menyebabkan kesenjangan peran antara perempuan dan laki-laki, akibatnya adalah adanya konstruksi sosial dalam masyarakat yang bias gender. Konsep perempuan Jawa sebagai kanca wingking berlaku sebagai seyogyanya atau ideal bagi budaya Jawa sehingga berkembang menjadi mitos. Meskipun demikian, kanca wingking atau menjadi orang yang berada di belakang tersebut tidak selalu lebih buruk atau lebih rendah. Kanca wingking dapat juga seperti seorang sutradara dalam filmnya yang dapat menentukan siapa yang boleh bermain dan akan seperti apa jadinya film itu nantinya.

Fenomena tentang perempuan Jawa tradisional tergambar dalam karya sastra yang ditulis oleh penulis laki-laki, dalam karyanya yang berjudul Sumarah (1975), Umar Kayam menghadirkan seorang wanita yang menemukan kebahagiaan dengan cara memasrahkan diri sepenuhnya pada lingkungannya, dengan mengabdikan diri sepenuhnya kepada sang suami. Juga dalam karya sastra berjudul Pengakuan Pariyem, Linus Suryadi (2009), seorang wanita melihat dan memahami dirinya sekedar sebagai pembantu yang sangat setia kepada sebuah keluarga ningrat dan di situ dia merasa telah menyatu dengan perannya. Peran tersebut merupakan pembuktian bahwa sebuah karya sastra juga mampu bicara banyak tentang gejala sosial. Persoalan gejala sosial dalam hal ini adalah keadilan gender yang dapat menjadi inspirasi dalam proses perwujudan pada karya. Kedua hal tersebut bisa menjadi titik di mana peran perempuan direfleksikan kedalam karya.

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

(14)

2

Selama ini masyarakat sering kali masih memandang wajah perempuan Jawa sebagai wajah ketertindasan. Dalam pandangan kaum feminis pada umumnya, kultur Jawa adalah sebuah kultur yang tidak memberi tempat bagi kesejajaran antara laki-laki dan wanita. Sebaliknya, kultur Barat modern, sekalipun masih mendapat protes kaum feminis di sana-sini, dianggap jauh lebih toleran dan memberi posisi yang lebih baik bagi wanitanya. Akan tetapi, jika kita melihat dalam realitas kekuasaan wanita Melayu secara lebih jeli (Melayu di sini adalah Asia Tenggara), lebih khusus lagi kultur Jawa, akan terlihat bahwa kekuasaan dapat hadir dari ketidakberdayaan dan ketertindasan. Hal tersebut bisa dilihat dari contoh kasus yang ada pada masyarakat Indonesia pada khususnya. Sebagai contoh kasus adalah Susi Pudjiastuti, yang pada akhir tahun 2014 namanya mencuat menjadi perbincangan banyak media seiring bursa calon menteri yang akan duduk dalam kepemimpinan Presiden yang baru.

Sosok Susi yang tidak seperti kebanyakan perempuan pada umumnya di Indonesia, mempunyai kebiasaan merokok, terdapat tatto dan berani menyuarakan apa yang menjadi kompetensinya. Dalam hal ini bahwa sosok Susi berani membongkar nilai-nilai yang ada. Susi yang berlatar belakang dari lulusan sekolah menengah pertama dan mengawali karirnya sebagai pengepul lobster, dipandang sebelah mata awalnya oleh masyarakat yang menilai bahwa sosok menteri harusnya dijabat oleh orang-orang yang mempunyai pendidikan yang tinggi. Di lain hal, Susi juga mengalami pergolakan dalam rumah tangganya, Susi mengasuh anak sendiri ketika ditinggalkan oleh mantan suaminya, kisah ini juga bisa menjadi titik di mana karya ini direfleksikan dari kisah batin Susi. Perjuangan hidup dari sisi lain yang Susi alami tersebutlah yang menjadi bagian-bagian inspirasi proses penciptaan karya.

Pada contoh kasus yang berbeda yang diungkapkan dalam buku Kuasa Wanita Jawa, Handayani dan Novianto (2004: 3-4), mengungkapkan tentang kisah sosok (alm.) Nyonya Siti Hartinah Soeharto (seiring disebut Tien Soeharto). Kisah tersebut kemudian penulis sarikan

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

(15)

3

hingga akhir paragraf ini. Dalam pandangan Barat, sosok Tien Soeharto dipandang sebagai wanita yang tidak terdidik, tertindas, tidak modern, tidak sejajar dengan suaminya yang pada saat itu menjadi presiden Republik Indonesia periode 1966-1973, 1973-1978, 1978-1983, 1983-1988, 1988-1993, dan 1993-1998 (enam kali masa jabatan). Ibu Tien sebagai sosok yang dianggap tersubordinat dalam kacamata Barat, akan tetapi Ibu Tien mampu mempengaruhi dan memberi pengaruh yang sangat besar terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh suaminya sebagai Presiden. Contoh kebijakan yang pernah dipengaruhi adalah persoalaan pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang ketika itu Ali Sadikin menjabat sebagai Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI). Dari kedua contoh kasus yang ada, bahwa dalam hal ini perempuan tidak bisa dipandang sebelah mata hanya karena terkadang dianggap sebagai pendamping yang tempatnya selalu di belakang dan dipandang lemah.

Hal lain sebagai pengalaman pribadi yang dijadikan latar belakang penciptaan adalah sebuah resistensi yang dialami penulis dalam menghadapi seorang perempuan sebagai pendamping hidup, di mana seorang perempuan tersebut yang akhirnya terkondisikan dan menjadi setara dengan cara bekerja. Perasaan sebagai seorang perempuan yang sudah bekerja dan merasa mengimbangi tersebutlah yang menjadi pemicu resistensi dengan cara terkadang menolak jika sedang lelah, bahkan melawan jika merasa lebih. Kondisi yang menjadi keresahan seperti ini sebetulnya menjadi inspirasi yang akhirnya penulis tuangkan dalam sebuah karya.

Perempuan sebagai tokoh sentral yang ada dalam penciptaan karya ini, merupakan wujud dari keinginan menampilkan sosok perempuan yang menjadi media untuk bercerita atau menceritakan keresahan yang timbul dari penulis maupun fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Perempuan Jawa yang cenderung lebih terkekang dengan aturan, tata krama dan lain sebagainya, diwujudkan sebagai perempuan Jawa yang mencoba ingin menceritakan apa yang dirasakannya melalui

simbol-UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

(16)

4

simbol, ekspresi wajah maupun tarian. Permainan simbol yang bercerita memang tidak seutuhnya akan diterima oleh penonton, karena tidak semuanya apa yang dirasakan oleh tokoh perempuan yang ingin disampaikan penulis sebagai pembuat karya, dalam karya tersebut mungkin belum pernah dirasakan dan dialami oleh penonton.

B. Rumusan Ide Penciptaan

Ide penciptaan didasarkan melalui pengamatan beberapa karya seniman yang membahas tentang tema yang menyerupai dan pengamatan terhadap fenomena perempuan Jawa yang kemudian menjadi sebuah inspirasi dalam proses penciptaan karya. Inspirasi tersebut adalah baik berupa karya audio visual, video seni instalasi maupun pembacaan buku yang berkaitan dengan materi penciptaan karya Tugas Akhir, karya sastra seperti Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi dan Sri Sumarah karya Umar Kayam seperti yang sudah tertulis di latar belakang. Selain itu juga melakukan pengamatan karya seni visual yang diawali dengan mengamati karya Jim Supangkat dengan judul Ken Dedes serta karya Nam Jum Paik tentang Budha yang melihat sosok dirinya. Dalam hal ini penulis melalui pendekatan sudut pandang konsep perempuan Jawa (Yogyakarta), ingin mengekspresikan gagasan tersebut kedalam bentuk karya video seni instalasi.

Melihat berbagai macam cara perempuan hadir dalam keseharian yang ada, baik secara gaya dalam hal berpakaian, cara berdandan, cara berkomunikasi, cara berperilaku, dan lainnya, hal tersebut membuat penulis tertarik untuk mencoba lebih jauh mengeksplorasi dan melakukan eksperimentasi tentang perempuan melalui sebuah karya seni audio visual, dalam hal ini adalah karya instalasi video seni. Karya Tugas Akhir Penciptaan Videografi “Kanca Wingking” mencoba mengajak untuk merubah cara pandang seseorang tentang pemaknaan seks secara harfiah, dengan melalui pendekatan konsep gender. Bagaimana perempuan akan

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

(17)

5

melihat objek perempuan yang direpresentasikan melalui karya seni tersebut dan begitu juga bagaimana laki-laki melihat objek perempuan.

Dalam perkawinan Jawa, istilah kanca wingking, yakni bahwa perempuan adalah teman di dapur, yang akan mewarnai kehidupan perkawinan pasutri Jawa. Istilah swarga nunut, neraka katut (ke surga ikut, ke neraka pun turut) juga menggambarkan posisi perempuan Jawa yang lemah sebagai seorang istri. Selain itu adanya istilah istri sebagai sigaraning nyawa (belahan jiwa), bukan hanya sekedar kanca wingking saja, akan tetapi juga memberikan gambaran posisi yang sejajar dan lebih egaliter terhadap perempuan Jawa. Saat ini memang telah terjadi pergeseran kedudukan dan relasi gender dalam masyarakat Jawa. Modernisasi, emansipasi perempuan, dan masuknya pengaruh budaya Barat telah menggeser pola relasi gender mengarah kepada persamaan derajat dan kedudukan.

Bagi penulis, hal ini sangat penting untuk diwujudkan dan di ekspresikan melalui sebuah karya seni video, bagaimana menuangkan ide kanca wingking (dapur, sumur, dan kasur) kedalam peran ekspresi tokoh yang dianalogikan bahwa dapur adalah sumber kesedihan, sumur sebagai simbol kesenangan, dan kasur sebagai sumber kenikmatan dan cara pandang seseorang ketika mendengar kata sex (kelamin-pria:wanita), cenderung menerima apa adanya atau taken for granted, oleh karena itu penulis mewujudkan sebuah karya tersebut agar menjadi lebih terarah untuk dimaknai secara utuh dengan maksud supaya bisa dibaca dari berbagai sudut pandang baik secara teknis, ilmiah atau literatur (teori) maupun nonilmiah.

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

(18)

6

C. Keaslian/ Orisinalitas

Gambar 1. Arti Orisinalitas

(sumber:http://m.artikata.com/arti-342997-orisinalitas.html, diunduh pada tanggal 7 Februari 2015).

Keaslian atau orisinalitas pada karya “Kanca Wingking” dalam penciptaan karya seni dapat diukur dan dilihat dari beberapa kriteria dasar sebagai berikut, yaitu: menyajikan informasi baru secara tertulis untuk pertama kalinya, memperluas kualifikasi atau mengelaborasi pada karya yang telah ada, melaksanakan sebuah karya asli yang dirancang dengan orang lain, mengembangkan produk baru atau memperbaiki yang sudah ada, menafsirkan ulang teori yang sudah ada mungkin dalam konteks yang berbeda, menunjukkan orisinalitas dengan menguji gagasan orang lain, melaksanakan pekerjaan empiris yang belum pernah dilakukan sebelumnya, menggunakan pendekatan metodologis yang berbeda untuk mengatasi masalah, sintesa informasi dalam suatu cara yang baru atau berbeda, memberikan interpretasi baru dengan menggunakan informasi yang ada atau dikenal, mengulangi penelitian dalam konteks lain misalnya negara yang berbeda, menerapkan ide-ide yang ada untuk bidang studi baru, mengambil teknik tertentu dan menerapkannya di daerah baru, mengembangkan alat atau teknik penelitian baru, mengambil pendekatan yang berbeda, misalnya perspektif lintas disiplin, mengembangkan portofolio kerja berdasarkan penelitian, menambah pengetahuan dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya, melakukan studi di daerah atau topik yang belum diteliti sebelumnya, memproduksi analisis kritis

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

(19)

7

dari sesuatu yang sebelumnya tidak diperiksa (Phillips dan Pugh, 1994: 61-62).

Selain kriteria orisinalitas yang tersebut, proses penciptaan selalu dituntut adanya nilai kebenaran (novelty) sebuah karya untuk menghindarkan dari unsur plagiat, menurut D. Lester dalam buku Plagiat-Plagiat di MIT (Massachusetts Institute of Technology) karya Ismet Fanany (1992: 12-13), bahwa plagiat pada dasarnya berarti “mengemukakan kata-kata atau pendapat orang lain sebagai kepunyaan kita sendiri”. Jay Silverman masih dalam Fanany (1992: 12-13), mengatakan pula bahwa penjiplakan berarti “menulis fakta, kutipan, atau pendapat yang didapat dari orang lain atau dari buku, makalah, film, televisi, atau tape tanpa menyebutkan sumbernya”. Begitu juga Joseph Gibaldi dan Walter S. Achtert masih dalam Fanany (1992: 12-13) mendefinisikan plagiat sebagai “menggunakan gagasan atau ungkapan-ungkapan orang lain di dalam tulisan kita tanpa menyebutkan sumbernya”. Ada dua hal yang penulis rangkum dari Fanany (1992: 12-13) hingga akhir paragraf ini, perlu diperhatikan di dalam ketiga definisi di atas, pertama, seseorang bersalah melakukan plagiat bukan saja kalau dia menyalin begitu saja seluruh buku atau artikel orang lain, tapi juga kalau dia menyalin gagasan orang lain atau ungkapan yang dipakai orang lain. Jadi pada dasarnya tidak boleh menggunakan:

- kata-kata (Lester)

- pendapat (Lester, Silverman) - fakta (Silverman)

- kutipan (Silverman)

- ungkapan-ungkapan (Gibaldi and Achtert) - gagasan (Gibaldi and Achtert)

yang didapat dari orang atau sumber lain tanpa mematuhi kaidah-kaidah yang sudah baku. Jadi, menggunakan kata-kata orang lain saja tidak boleh, walaupun satu atau dua kata.

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

(20)

8

Kedua, perlu diperhatikan pula bahwa definisi pertama di atas, berbeda dengan kedua definisi lainnya, tidak menyebutkan sumbernya. Perbedaan ini penting sekali. Ini berarti bahwa menyebutkan sumber saja belumlah membebaskan seseorang dari kesalahan plagiat. Soalnya, seperti akan terlihat nanti, dalam banyak hal seseorang tetap sama saja bersalahnya sekalipun sumbernya disebutkan. Ini menyangkut apa yang diperbuatnya dengan bahan yang didapatnya dari sumber tersebut. Dengan kata lain, persoalan plagiat tidaklah sesederhana dengan menyebutkan atau tidak menyebutkan sumber. Tapi ini menyangkut pula bagaimana kita menggunakan informasi dari sumber yang kita sebutkan itu.

Dalam karya penciptaan Tugas Akhir Videografi, penulis melihat karya seni video seperti karya Jim Supangkat dan Nam Jum Paik serta beberapa buku karya sastra Linus Suryadi dan Umar Kayam sebatas sebagai sumber referensi penciptaan. Dari sumber referensi tersebut yang membedakan adalah cara pandang terhadap objek, dalam hal ini adalah perempuan, baik secara teknis atau bentuk karya maupun non teknis, yaitu bagaimana penulis mewujudkan dan mengekspresikan karya video seni instalasi dengan dua media video, yang pertama adalah video yang disorot ke tembok dengan media proyektor dan yang kedua adalah video muncul pada tabung monitor, yang berfungsi sebagai pengganti kepala manekin sosok perempuan.

D. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dalam penciptaan karya Tugas Akhir Videografi adalah menciptakan karya video seni instalasi, yang didasarkan dengan penggabungan disiplin ilmu, yaitu antara ilmu pengetahuan teknologi dengan ilmu seni (IPTEKS) atau sebagai transdisiplin. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis moncoba menggugah penonton untuk lebih kritis dalam melihat karya yang berkaitan dengan “seks” dan fenomena gender. Selain itu, penulis juga ingin menggunakan sistem simbol yang menjadi gambaran dari suasana batin tokoh perempuan, yang diharapkan

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

(21)

9

memberikan dampak bagi penonton. Karya ini juga bertujuan untuk menciptakan dan menghasilkan karya seni video yang berkualitas sesuai dengan konsep dan gagasan.

Dengan adanya karya ini, juga untuk memberikan advokasi terhadap perempuan dengan sudut pandang yang penulis buat dalam bentuk karya seni video instalasi. Dengan mengangkat tema gender, juga bertujuan untuk memperluas apresiasi terhadap publik tentang karya seni video instalasi yang mempertontonkan bagaimana perempuan Jawa di representasikan melalui karya seni video. Adanya hal tersebut maka penulis juga bisa melakukan telaah mengenai dua hal, yaitu tentang gender yang mengarah terhadap fenomena sosial yang kedua adalah tentang perkembangan seni video di Indonesia pada khususnya.

Manfaat penciptaan Tugas Akhir Videografi yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kepekaan terhadap diri sendiri dan lingkungan sosial tentang fenomena gender dan memperkaya ide, baik melalui wujud karya video maupun tulisan dalam penciptaan Tugas Akhir Videografi dengan materi subjek gender serta memberikan pengalaman baru bagi diri sendiri dan penonton. Selain itu penciptaan ini juga dapat menambah karya pustaka seni video baik secara akademis, umum, seni, maupun pribadi. Penciptaan karya yang terinspirasi dari pengamatan fenomena gender tersebut dapat menjadi media ekspresi yang kreatif khususnya dalam penciptaan videografi. Fenomena gender dengan sudut pandang perempuan Jawa bermanfaat untuk mengapresiasi dan melestarikan tentang nilai-nilai budaya tradisi yang terkadang jarang tersentuh pada era saat ini.

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Gambar

Gambar 1. Arti Orisinalitas

Referensi

Dokumen terkait

Yang terpenting dari prarancangan ini adalah estimasi harga dari alat-alat, karena harga ini dipakai sebagai dasar untuk estimasi analisa ekonomi, sedangkan analisa

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel keuangan Rasio Likuiditas (Current Ratio), Rasio Leverage (Debt To Equity Ratio),

Kelurahan Limau Manih Kota Padang merupakan kawasan pertanian yang cukup luas, dimana umumnya petani menanam padi, jagung dan sayur – sayuran. Salah satu sayuran yang

Gerardus Polla, M.App.Sc., selaku Rektor Universitas Bina Nusantara dan terlebih kepada Bapak Siswono, S.Kom, MM., selaku Ketua Jurusan Sistem Informasi dan juga sebagai

Struktur sel bakteri yang terdapat di luar sel dan digunakan untuk : berenang / alat gerak dan sebagai alat untuk menempel pada permukaan objek.. (Pergerakan 3000 panjang tubuh /

ficuum dalam proses fermentasi selama tujuh hari pada media KBK menunjukkan perbedaan pada keempat perlakuan ukuran cacahan, yang dapat dilihat pada Tabel 1..

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan berkah dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “ Hubungan kadar