• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pola Akumulasi Logam Cu Ikan Bandeng Selama Periode Pertumbuhan di Tambak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Pola Akumulasi Logam Cu Ikan Bandeng Selama Periode Pertumbuhan di Tambak"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN KEMAJUAN

PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

Analisis Pola Akumulasi Logam Cu Ikan Bandeng

Selama Periode Pertumbuhan di Tambak

. Prof.Dr. Sri Mulyani ES, M.Pd 0013054901 Andin Irsadi, S.Pd, M.Si 0010037404 Ir. Nana Kariada TM, M.Si 0016036602

FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

(2)

2

HALAMAN PENGESAHAN

JudulPenelitian : AnalisisPolaAkumulasiLogam Cu IkanBandeng SelamaPeriodepertumbuhan di Tambak Kode/NamaRumpunIlmu : Lingkungan BidangUnggulan PT : PenelitianUnggulan PT TopikUnggulan : Konservasi KetuaPeneliti a. NamaLengkapdanGelar b..NIDN c. JabatanFungsional d. Program Studi e. No Hp f. AlamatSurel AnggotaPeneliti (1) a. NamaLengkap b. NIDN c. PerguruanTinggi AnggotaPeneliti (2) a. NamaLengkap b. NIDN c. PerguruanTinggi : : : : : : : : : : : :

Prof. Dr. Sri Mulyani ES, M.Pd 0013054901

GuruBesar Biologi 08122810575

nanik_kendeng@yahoo. com

Andin Irsadi, S.Pd, M.Si 0010037404

UniversitasNegeri Semarang

Ir. Nana Kariada TM, M.Si 0016036602 UniversitasNegeri Semarang Lama PenelitianKeseluruhan PenelitianTahunke BiayaKeseluruhan a. dana internal PT b. danainstitusi lain c. inkindsebutkan : : : : : 8 bulan 1 Rp. 27.500.000,- -

Duapuluhtujuhjuta lima ratusribu rupiah

Semarang, Agustus 2015 Mengetahui,

Ketua LP2M Unnes Ketua Peneliti,

Prof.Dr. TotokSumaryanto F, M.Pd Prof. Dr. Sri Mulyani ES, M.Pd

(3)

3

Analisis Pola Akumulasi Logam Cu Ikan Bandeng Selama Periode Pertumbuhan di Tambak

RINGKASAN

Akibat kerusakan pantai dan lahan mangrove di kawasan pesisir pantai Kota Semarang menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan wilayah pesisir. Penurunan kualitas lingkungan ini berpengaruh pada lingkungan tambak yang berada di wilayah pesisir pantai yang juga akan mempengaruhi kualitas ikan yang dipelihara di tambak-tambak di wilayah pesisir pantai. Ikan Bandeng merupakan salah satu hasil budidaya ikan di tambak yang banyak terdapat di daerah pantai atau pesisir.

Sampel dalam penelitian ini berupa:logam Cu pada air, sedimen serta ikan bandeng pada tambak penelitian yang sudah ditentukan. Kualitas lingkungan yang terdiri dari: DO, pH, salinitas dan suhu perairan. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekologi (ecological approach).Data bioakumulasi logam Cu dalam sedimen, air dan ikan bandeng dianalisis berdasarkan rumus FK dan BCF yang ada.

(4)

4

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Logam berat mempunyai pengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap mahlukhidup, karena itu keberadaannya dalam perairan harus diketahui untuk mengantisipasi bahaya yang ditimbulkan karena adanya logam berat. Mengingat logam berat dapatterakumulasi dalam tubuh suatu biota termasuk komoditas budidaya, maka akan sangatberbahaya jika produk hasil budidaya yang dikonsumsi manusia mengandung logamberat pada nilai toleransi yang tidak aman. Pada konsentrasi yang rendah, logam berat tidakberbahaya, tetapi pada konsentrasi yang tinggi akan memberikan akibat buruk bagibiota, bahkan bagi makhluk hidup dan lingkungannya.

Meskipun kadar logam berat dalam aliran sungai relatif kecil akan tetapi sangat mudah diserap dan terakumulasi secara biologis oleh tanaman atau hewan air dan akan masuk dalam sistem jaring makanan. Kandungan logam berat dalam biota air biasanya akan bertambah dari waktu ke waktu karena bersifat bioakumulatif, sehingga biota air dapat digunakan sebagai indikator pencemaran logam dalam perairan (Darmono, 1995). Adanya peningkatan kadar logam berat dalam air laut akan diikuti oleh peningkatan logam berat dalam tubuh ikan dan biota lainnya, sehingga pencemaran air laut oleh logam berat akan mengakibatkan ikan yang hidup di dalamnya tercemar. Qiao et al.,

(2007) dalam penelitiannya mengatakan, akumulasi logam total adalah yang terbesar dalam hati dan terendah dalam otot. Selanjutnya unsur-unsusr logam berat dapat masuk ke tubuh manusia melalui makanan dan minuman, serta pernafasan dan kulit.

Akibat kerusakan pantai dan lahan mangrove di kawasan pesisir pantai Kota Semarang menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan wilayah pesisir. Penurunan kualitas lingkungan ini berpengaruh pada lingkungan tambak yang berada di wilayah pesisir pantai yang juga akan mempengaruhi kualitas ikan yang dipelihara di tambak-tambak di wilayah pesisir pantai. Ikan Bandeng merupakan salah satu hasil budidaya ikan di tambak yang banyak terdapat di daerah pantai atau pesisir. Bandeng yang dipelihara di tambak sebagian besar dipelihara di lahan pasang surut (daerah mangrove). Pemeliharaan bandeng yang sehat mensyaratkan air dan tambak yang bersih serta tidak tercemar. Hal ini didasarkan pada kualitas dari lingkungan yang ada akan mempengaruhi dan menentukan kualitas bandeng yang dipelihara.

Banyak logam merupakan elemen biologis penting, tetapi mereka juga memiliki potensi toksisitas untuk biota jika konsentrasi mereka melampaui ambang batas

(5)

5

tertentu. Zn dan Cu merupakan logam esensial yang pada konsentrasi rendah merupakan elemen penting untuk pertumbuhan organisme, sedangkan Cd, dan Pb yang non-esensial elemen dan beracun bahkan pada tingkat yang rendah (Wen Qiu et al.,

2011). Dari penelitian pendahuluan Martuti (2013) di wilayah Tapak Semarang, diperoleh hasil, kadar Cu pada Sungai Tapak 0,013 – 0,037 ppm. Adanya logam berat pada perairan akan menentukan apakah perairan itulayak digunakan sebagai tempat melakukan kegiatan budidaya perairan atau tidak.

Menurut Moran (2004), Cu di perairan dapat berasal pipapipa, radiator, katalisdanelektroda dari industri, peralatan dapur sepertipanci dan wajan, pupuk, lapisanditabung katoda, pakan tambahan untuk hewan, atap/genting dari lingkungan permukimandan komponen arsitekturlainnya, komponenkendaraan bermotorsepertibantalan, ring, roda gigi, pestisida(algaecide, fungisida, pengawet kayu, bakterisida) serta batu baterai. Adanya Cu di perairan Tapak tersebut, dimungkinakan adanya beberapa industri dan persawahan di wilayah Tapak yang mencemari Sungai Tapak. Dari hasil observasi di lapangan dan masukan BLH Kota Semarang, saat ini terdapat kurang lebih 12 industri yang ada di sekitar Sungai Tapak. Industri-industri tersebut antara lain bergerak di bidang pengolahan kayu, bengkel, pengolahan keramik dan pengolahan makanan.

Tembaga (Cu) dapat mempengaruhi individu dan populasi organisme dalam ekosistem air.Pada manusia keracunan Cu secara akut dapat menyebabkan diare, serta gejala lebih lanjut dengan terjadinya pendarahan pada jalur gastrointestinal. Sedangkan keracunan Cu secara kronis dapat dilihat dengan adanya penyakit Wilson. Gejala dari penyakit Wilson adalah terjadinya hepatic cirrhosis, kerusakandan menurunnya kemampuan kerja otak, terjadinya penurunan kerja ginjal dan pengendapan Cu dalam kornea mata (Palar, 2004).

Dengan melihat latar belakang tersebut di atas, kiranya perlu untuk mengetahui kandungan logam Cu pada ikan bandeng yang dipelihara pada tambakdi wilayah Tapak Kelurahan Tugurejo Semarang. Dengan demikian akan diketahui tingkat kualitas perairan tambak serta kualitas bandeng yang dipelihara di lingkungan tambak tersebut.

B.

Perumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

(6)

6

1. Seberapa besar kandungan logam Cu dalam air dan sedimen pada tambak bandeng 2. Bagaimana pola akumulasi logam Cu ikan bandeng selama periode pertumbuhan

(7)

7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bioakumulasi Logam

Bioakumulasi sering diartikan sebagai akumulasi suatu bahan kimia dalam suatu makhluk hidup sampai suatu kepekatan yang lebih tinggi dari pada yang ada pada lingkungan hidupnya. Hal ini berkaitan dengan salah satu sifat bahan kimia yang terpenting dalam situasi-situasi yang mencakup suatu pengaruh biologis atau pemakaian adalah seberapa jauh bahan kimia itu diserap atau terbioakumulasi. Setelah masuk kedalamair, logamdapat teradsorpsi padapermukaan padat (sedimen), tetap larut atautersuspensi dalamair ataudiambil olehfauna. Hal yang sangat pentingdarilogamadalah keterkaitannya dengan keanekaragaman hayati dikarenakan adanya kecenderungan kemampuan organisme dalam mengakumulasi logam yang ada di lingkungannya (Shukla et al., 2007).

Proses perpindahan langsung dari air ke makhluk hidup disebut sebagai biokonsentrasi. Jadi perpindahan dari air ke biota tingkat tropik rendah, dari air ke biota air tingkat tropik lebih tinggi dan dari air menuju ke pemakan-pemakan penyaring di dalam lingkungan perairan digambarkan sebagai biokonsentrasi, dan perpindahan suatu bahan kimia xenobiotik dari makanan ke suatu makhluk hidup digambarkan sebagai biomagnifikasi.Perpindahan bahan-bahan kimia dari biota air tingkat tropik rendah ke biota air tingkat tropik lebih tinggi dalam lingkungan perairan dapat digambarkan sebagai biomagnifikasi (Conneldan Miller, 1995). Nesto et al., (2007) dalam penelitiannya mengatakan, bahwa sejumlah faktor seperti jenis kelamin, umur, musim, pemijahan periode, variabilitas habitat makanan dan paparan polutan, serta perbedaan filogenetik dalam mekanisme regulasi, dapat mempengaruhi penyerapan, retensi dan bioakumulasi jejak kontaminan dalam jaringan ikan.

Proses bioakumulasi logam berat pada ikan bisa terjadi secara fisis maupun biologis (biokimia). Proses fisis berupa menempelnya senyawa logam berat pada bagiadan tubuh, luar tubuh, insang dan lubang-lubang membran lainnya yang berasal dari air maupun dari senyawa yang menempel pada partikel. Proses biologis terjadi melalui proses rantai makanan dan tidak menutup kemungkinan terabsorbsinya logam berat yang sebelumnya hanya menempel. Dari penelitian Suseno et al., (2010), diperoleh hasil bahwa insang merupakan organ pertama yang bersentuhan dalam proses akumulasi melalui jalur air. Sedangkan Shukla et al. (2007) dalam penelitiannya

(8)

8

menyampaikan, bahwa toksisitas akut logampada ikan sering ditandai oleh kerusakan insang danhipersekresi lendir, berikutnyakematian terkait denganfisiologissekunder gangguan pernafasan, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan iondan asam-basa. Tingkat gangguan fisiologis tergantung pada penyerapan dan akumulasi logam.

B. Hubungan Logam dan Ikan

Biokonsentrasi merupakan proses perpindahan logam secara langsung dari air ke makhluk hidup. Perpindahan dari air ke biota tingkat tropik rendah, dari air ke biota air tingkat tropik lebih tinggi dan dari air menuju ke konsumen tingkat tinggi di dalam lingkungan perairan dinyatakan sebagai biokonsentrasi. Perpindahan bahan-bahan kimia dari biota air tingkat tropik rendah ke biota air tingkat tropik lebih tinggi dalam lingkungan perairan dapat digambarkan sebagai biomagnifikasi (Conneldan Miller, 1995).

Qiao-qiao et al., (2007) menyampaikan adanya kemampuan tubuh ikan dalam mengakumulasi logam berat tiap-tiap jaringan menunjukkan perbedaan yang signifikan. Tingkatakumulasi Cu pada limajaringan tubuh ikanmenunjukkan urutan sebagai berikut insang> ginjal>darah>hati>otot(Shukla et al., 2007). Adanya bioakumulasi logam berat pada ikan dapat menimbulkan resiko kesehatan terhadap manusia yang mengkonsumsinya. Karena otot dan kulit merupakan bagian terbesar dari ikan yang dikonsumsi. Adanya anomaliperilakudan kemudian kematian dariikan yangterkenaracunlogam berat(tembaga sulfat), hal inidapat dijelaskanbahwaefek toksik yang dimediasimelaluisistemsaraf yang terganggu, sehingga dapat mempengaruhihampir semuaaktivitaspenting dariorganisme, jalurdopaminergik danfungsi-fungsi terkait (Ezeonyejiaku et al., 2011).

C. Logam Berat Tembaga (Cu)

Logam berat Cu digolongkan kedalam logam berat essensial, artinya meskipun merupakan logam berat beracun, dibutuhkan oleh tubuh meskipun dalam jumlah sedikit. Mineral esensial adalah mineral yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk proses fisiologis, dan dibagi ke dalam dua kelompok yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar, yang terdiri atas kalsium, klorin, magnesium, kalium, fosforus, natrium, dan sulfur. Mineral mikro diperlukan tubuh dalam jumlah kecil, seperti kobalt, tembaga, iodin, besi, mangan, selenium, dan seng (Muhajirin et al., 2004; Arifin, 2008). Dalam keadaan normal, jumlah tembaga

(9)

9

(Cu) yang diperlukan untuk proses enzimatik biasanya sangat sedikit. Dalam keadaan lingkungan yang tercemar menghambat sistem enzim (enzim inhibitor), kadar Cu ditemukan pada jaringan beberapa spesies hewan air yang mempunyai regulasi sangat buruk terhadap logam. Pada binatang lunak (moluska) sel leukositi sangat berperan dalam sistem translokasi dan detoksikasi logam (Supriyanto et al., 2007).

Tembaga (Cu) merupakan mineral mikro karena keberadaannya dalam tubuh sangat sedikit namun diperlukan dalam proses fisiologis. Di alam, Cu ditemukan dalam bentuk senyawa Sulfida (CuS). Walaupun dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit, bila kelebihan dapat mengganggu kesehatan atau mengakibatkan keracunan (Arifin, 2008). Toksisitas Cu baru akan kelihatan bila logam tersebut masuk ke dalam tubuh organisme dalam jumlah besar atau melebihi nilai ambang batas (NAB). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa racun Cu mampu membunuh biota perairan. Pada hewan seperti kerang, bila dalam tubuhnya telah terakumulasi Cu dalam jumlah tinggi, maka bagian otot tubuhnya akan berwarna kehijauan. Hal ini dijadikan petunjuk apakah kerang yang hidup di suatu perairan masih layak untuk dikonsumsi atau tidak. Cu termasuk dalam logam essensial, dimana dalam kadar yang rendah dibutuhkan oleh organisme sebagai Koenzim dalam proses metabolisme tubuh, sifatnya racunnya baru muncul dalam kadar yang tinggi.

D. Ikan Bandeng

Ikan Bandeng (Chanos chanos) adalah ikan air payau yang mempunyai nilai ekonomis penting. Ikan ini banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional dan warung makan dalam keadaan segar maupun bentuk olahan dengan harga yang relatif murah. Ikan ini banyak dikonsumsi karena mempunyai nilai gizi yang tinggi serta rasa yang lezat. Ikan Bandeng dipelihara dalam tambak-tambak pasang surut (mangrove) yang banyak dijumpai di daerah sekitar Pantura. Ikan Bandeng juga dikenal sebagai trade mark kota Semarang, setelah diolah menjadi bandeng presto.

Jawa Tengah merupakan salah satu sentra budidaya bandeng di Indonesia, khususnya pantai utara Jawa Tengah. Sistem budidaya yang dilakukan di wilayah tersebut dengan memanfaatkan perairan payau dan pertambakan. Data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Tengah menyebutkan bahwa lahan yang potensial untuk budidaya laut di daerah Pantura diperkirakan mencapai 12.726 Ha. Dari potensi tersebut yang layak untuk budidaya bandeng adalah 6.975 Ha. Data produksi bandeng tahun 2009 sekitar 86.000 ton dan mengalami kenaikkan sebesar 14,54 %/tahun selama

(10)

10

kurun waktu lima tahun (2005-2009). Sedangkan pada tahun 2008 produksinya sebesar 73.000 ton (Prasetio et al, 2010).

Di tambak, ikan bandeng memakan klekap, yaitu suatu kehidupan kompleks (plant complex) yang tersusun dari berbagai jenis bakteri, algae hijau biru baik uniseluler maupun berfilamen dari familia Oscillatoria, semua jenis Diatomae dan potongan dari algae hijau. Dari kelompok hewan terdiri dari Protozoa, Entomostraca, Copepoda, cacing pipih, cacing bulat, serta berbagai jenis Molusca dan udang tingkat rendah yang bergabung dengan jenis tumbuhan dan membentuk biological complex

(Purnomo dan Muchyiddin, 2007).

E. Budidaya Bandeng di Tambak

Tambak budidaya bandeng, umumnya merupakan tambak tradisional, bukan tambak semi intensif atau tambak modern. Yang dimaksud tambak tradisional adalah, tambak yang berpematang tanah, drainase juga merupakan aliran arus air laut maupun tawar secara alami, dengan batang pohon api-api dan bakau di sana-sini. Tambak tradisional, mengandalkan pakan alami berupa zooplankton maupun phytoplankton. Meskipun hasilnyatidak setinggi tambak semi intensif dan terlebih tambak modern, namun tambak-tambak tradisional ini lebih ramah lingkungan, serta menghasilkan bandeng yang dagingnya lebih padat, dibanding bandeng yang dibesarkan dengan pelet (Anonim, 2011).

Umumnya air yang digunakan sebagai sumber pengairan tambak bandeng di wilayah pantai utara Jawa Tengah memiliki kualitas yang kurang baik, karena sebagai besar sumber air tawar pada wilayah-wilayah tersebut merupakan air irigasi untuk lahan pertanian yang umumnya memiliki unsur anorganik tinggi, terkontaminasi residu pestisida, dan limbah beberapa industri serta limbah domestik yang berada di bagian hulu.

(11)

11

BAB 3. TUJUAN DANMANFAAT PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis logam Cu dalam air dan sedimen pada tambak bandeng

2. Menganalisispola akumulasi logam Cu ikan bandeng selama periode pertumbuhan di tambak

B.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahun adalah dapat memberikan informasi mengenai kandungan logam Cu pada ikan bandeng selama periode pertumbuhannya di tambak.

2. Memberikan rekomendasi tentang cara pengelolaan ekosistem tambak yang bisa menjaga tingkat keamanan ikan bandeng yang dihasilkan

(12)

12

BAB 3. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Tapak Kecamatan Tugu Kota Semarang. Wilayah Tapak merupakan satu kawasan pesisir di Kota Semarang yang banyak terdapat ekosistem tambak bandeng yang banyak mensuplai kebutuhan bandeng di Kota Semarang dan kota-kota lainnya. Sedangkan untuk pengujian logam Cu pada air, sedimen, dan ikan bandeng, dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata SemarangApril - Juli 2015.

Gambar 1. Peta lokasi eksosistem tambak bandeng Wilayah Tapak Tugurejo Semarang

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini meliputi: air, sedimen, dan ikan bandeng dalam batasan wilayah tambak yang diteliti.

2. Sampel

Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini terdiri dari: air, sedimen, danikan bandeng (Chanos chanos). Sampel diambil secara time series setiap periode waktu 15 hari untuk dilakukan analisis logam Cu selama 60 hari. Sampel diambil secara randompada tambak yang sudah ditentukan.

(13)

13 C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam peneltian ini adalah deskriptif eksploratif. Penelitian deksriptif eksploratif adalah penelitian tentang suatu kondisi dengan membuat deskripsi dan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta mengkaji hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2011). Pada penelitian ini bertujuan mengkaji hubungan sebab akibat adanya logam Cu dalam media hidup bandeng (air dan media) terhadap kualitas ikan bandeng yang dipelihara pada tambak tersebut.

D. Faktor yang diteliti Penelitian

 kadar logam berat Cu dalam air

 kadar logam berat Cu dalam sedimen

 kadar logam berat Cu dalam ikan bandeng

 faktor lingkungan : suhu, salinitas, pH

C. Bahan dan Peralatan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:ikan bandeng, air dansedimen tambak, bahan-bahan kimia untuk pengujian ikan bandeng, kualitas air dan sedimen .

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. peralatan lapangan yang meliputi: termometer, pH meter, penggaris, plastik putih, kertas label

2. peralatan laboratorium : AAS, Tefflon bomb, oven, timbangan analitik, gelas ukur,

beaker glass, pipet

G. Teknik Pengambilan Sampel 1. Teknik Pengumpulan Data

Tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Uji Pendahuluan

Penelitian diawali dengan penelitian pendahuluan untuk memastikan parameter kualitas air dan lingkungan, serta kondisi tambak yang akan digunakan sebagai tempat memelihara ikan bandeng. Paramater tersebut meliputi:

(14)

14 b. Kadar Cu dalam sedimen.

c. Kadar Cu dalam ikan bandeng.

2. Pengumpulan data sekunder terkait penelitian.

Data kadar Cu wilayah Tapak tahun 2012, 2013 dan 2014 diperoleh dari penelitian pendahuluan di wilayah Tapak.

3. Menentukan lokasi penelitian.

Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada tambak berdasarkan peruntukkannya untuk budidaya bandeng

Tabel 1. Kadar logam Cu air, Sedimen, dan Ikan Bandeng

No Waktu Logam Cu (mg/Kg)

Air Sedimen Ikan Bandeng 1 Hari ke 1 8 ulangan 8 ulangan 8 ulangan 2 Hari ke 15 8 ulangan 8 ulangan 8 ulangan 3 Hari ke 30 8 ulangan 8 ulangan 8 ulangan 4 Hari ke 45 8 ulangan 8 ulangan 8 ulangan 5 Hari ke 60 8 ulangan 8 ulangan 8 ulangan

 Melakukan analisis laboratorium terhadap sampel yang sudah diperoleh di lapangan

 Pengolahan data dan pencarian referensi yang mendukung penelitian

 Penyusunan laporan penelitian 4. Pengumpulan Data Primer

a. Pengambilan sampel air

Pengambilan sampel air dilakukan dengan cara mengambil air tambak sebanyak 50 ml untuk dianalisis logam Cu di laboratorium. Selain logam Cu, dilakukan pengukuran kualitas lingkungan di lapangan yang terdiri dari pH, suhu, salinitas. Pengambilan sampel air diambil 8 kali ulangansecara random sampling untuk mewakili kondisi tambak.

b. Pengambilan sampel sedimen

Pengambilan sampel sedimen sebanyak 50 gr dengan 8 kali ulangan.Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling yang dapat mewakili kondisi tambak. Sampel sedimen yang sudah didapat selanjutnya dianalisis kandungan logam Cu di laboratorium.

(15)

15

- Sampel ikan bandeng ditentukan berdasarkan ukuran ikan bandeng siap tebar dengan umur ± 1,5 bulan (nener) ukuran ± 7 cm. Ikan bandeng ditebar di tambak dengan kepadatan 10 ekor/m2.

- Selanjunya setelah pemeliharaan ikan bandeng selama 15 hari, ikan bandeng ditangkap dengan menggunakan jaring tebar pada beberapa bagian tambak untuk mendapatkan sampel ikan. Ikan yang sudah diperoleh dengan random samplingselanjutnya disimpan dalam cool box untuk dianalisis kandungan logam Cu.

- Pengambilan sampel berikutnya adalah setelah ikan bandeng dipelihara diambil

time series dengan rentang waktu 15 hari selama60 hari, untuk dilakukan analisis logam Cu di laboratorium.

G. Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis dengan statistik deskriptif, yaitu untuk mengolah data kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui pengaruh kadar logam Cu dalam air dan sedimen terhadap kadar logam Cu dalam ikan bandeng selama periode pertumbuhan. Data yang diperoleh diukur pula Faktor Konsentrasi (FK), Bio Concentration Factor (BCF) dengan rumus sebagai berikut:

Faktor Konsentrasi (FK) = Rataan logam Cu dalam sedimen (mg/kg) Logam berat dalam air

Bio Concentration Factor (BCF)= Rataan logam berat dalam ikan bandeng Logam berat dalam air

Bio Concentration Factor (BCF)= Rataan logam berat dalam ikan bandeng Logam berat dalam sedimen

(16)

16

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian laboratorium terhadap kadar logam Cu di tambak wilayah Tapak, diperoleh hasil pada airantara 0,2-0,3 ppm (Tabel 1). Hasil ini menunjukkan bahwa konsentrasi Logam Cu di air sudah berada di atas ambang batas yang telah ditentukan Pemerintah. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, kadar Cu untuk biota laut 0,008 mg/L. Hasil ini lebih tinggi dari hasil penelitian Martuti dan Irsadi (2014) yang menyampaikan kadar logam Cu dalam perairan tambak wilayah Tapak antara 0,001 - 0,007 mg/L dan 0,005-0,037 mg/L pada sungai Tapak. Berdasarkan hasil penelitian Yusuf dan G. Handoyo (2004) di Pulau Tirangcawang Wilayah Tapak Semarang, diperoleh hasil logam berat Cu, Cd, Pb, Ni nilainya telah melebihi batas yang ditentukan dalam Baku Mutu Air Laut.

Keberadaan logam di wilayah Tapak ini dimungkinkan karena wilayah Tapak merupakan wilayah yang didominasi permukiman, pertanian dan industri yang menyebabkan wilayah Tapak mempunyai potensi resiko tercemar bahan-bahan berbahaya, termasuk logam. Berkembangnya industri di hulu Kali Tapak juga telah menyebabkan meningkatnya jumlah atau volume limbah cair serta menurunnya kualitas air sungai, yang menyebabkan badan air kali yang semula hanya bersumber dari mata air telah bercampur dengan limbah cair dari kegiatan industri. Air yang telah tercampur limbah industri ini menyebabkan permasalahan bagi para petani di Tapak dalam memenuhi kebutuhan pengairan sawah dan pertambakan yang berpengaruh terhadap produktivitasnya (Marjanto, 2005).

Tabel 1. Kandungan Logam Cu pada Air dan Sedimen Tambak Ikan beserta Perhitungan FK antara sedimen dengan air tambak bandeng

Hari ke

1 15 30 45 60

Sedimen 22.81 19.236 19.337 20.316 18.088

Air 0.03 0.029 0.02 0.03 0.029

FK 760.333 663.31 966.85 677.2 623.724

Kandungan logam Cu pada sedimen tambak di Wilayah Tapak dari waktu ke waktu penelitian berkisar antara 18,088-22,81 ppm (Tabel 1).Dari data table 1 tersebut dapat dilihat keberadaan logam Cu di lingkungan perairan cenderung menurun dari hari

(17)

17

pertama (22,81 ppm), kemudian berturut-turut menurun di hari ke 15 (19,236 ppm), 30 (19,337 ppm). Kandungan logam pada hari ke 45 cenderung sedikit meningkat dengan kadar 20,316 ppm, dan kembali menurun di hari ke 60 (18,088 ppm). Keberadaan logam Cu pada sedimen hal ini dimungkinkan karena adanya kemampuan sedimen dalam mengakumulasi logam dari lingkungannya. Adanya logam pada sedimen sangat tergantung pada baik buruknya kondisi perairan tersebut. Konsentrasi logam berat pada ekosistem mangrove berturut-turut menurun dengan urutan sebagai berikut: sediments > akar > batang > daun > buah > air laut (Saifullah et al., 2004 ). Konsentrasilogam berat ditemukan lebih tinggi padabutiran halusdaripadaukuran pasir pada fraksisedimen, hal ini ditunjukkan dengan tingginya Mn, Cu, Zn dan kandungan karbon organik dalam fraksi ukuran butiran halus (<63 µm). Adanya pencemaran logam di dalam sedimen terbatas pada konsentrasi total logam(Tam and Wong, 2000).

Perhitungan Faktor Konsentrasi (FK) antara kandungan logam dalam sedimen dengan kandungan logam dalam air tambak selama periode penelitian antara 623,724 – 966.85 (Tabel 1).Hal ini menunjukkan kemampuan sedimen dalam mengakumulasi bahan pencemar dalam suatu perairan. Hal ini dapatterjadi melalui proses akumulasi bahan-bahan yangtidak larut dalam air yang selanjutnya terendapkan.Tingginya kandungan Cu ini didugakarena kebanyakan senyawa Cu akan menetap danberikatan dengan partikel sedimen air maupun partikeltanah (Anonim, 2008).

Dalam penelitian Tam dan Wong (1999) mendapatkan hasil tanah mangrove memiliki kapasitas besar untuk menahan Cu, dimana pada akhir penelitian kadar Cu telah berkurang sebanyak > 40%. Pada ekosistem mangrove yang menerima beban pencemar dari perairan sekitarnya, secara signifikan sedimen mangrove akan memiliki konsentrasi jumlah Cu, Cd, Mn, dan Zn lebih tinggi dibandingkan kontrol, dengan konsentrasi tembaga yang lebih tinggi daripada logam berat lainnya. Konsentrasi logam tersebut menurun secara signifikan berdasarkan kedalaman tanah (Tam and Wong, 2000).

Berdasarkan hasil laboratorium logam Cu pada ikan bandeng di tambak selama periode penelitian selama 2 bulan, diperoleh hasil kandungan logam Cu cenderung meningkat. Pada hari pertama diperoleh hasil kandungan Cu 1,805 ppm, kemudian berturut turut pada hari ke 15, 30, 45 dan 60 sebesar: 1,165 ppm, 1,62 ppm, 3,117 ppm dan 3,396 ppm (Tabel 2).

(18)

18

Tabel 2.Kandungan Logam Cu pada Air, Sedimen dan Ikan, beserta BCF antara ikan dengan air dan sedimen tambak selama periode penelitian

Hari ke 1 15 30 45 60 Ikan 1.805 1.165 1.62 3.117 3.396 Air 0.03 0.029 0.02 0.03 0.03 BCF 60,167 40,172 81 103,9 113.2 Sedimen 22.81 19.236 19.337 20.316 18.088 BCF 0.079 0.061 0.084 0.153 0.188

Gambar 2.Kandungan Logam Cu pada Air, Sedimen dan Ikan di Tambak Selama Periode Penelitian

Dengan kandungan logam Cuantara 1.165 - 3.396 ppm tersebut menunjukkan hasil bahwa kandungan logam Cu pada ikan bandeng yang diteliti lebih kecil dibandingkan dengan ambang batas yang ditentukan oleh BPOM No.

03725/B/SK/VII/89Tahun 1989 sebesar 20 ppm.Tetapi adanya logam berat tersebut perlu mendapatkan perhatian, karena sifat logam yang akumulatif sangat berbahaya bagi manusia yang menkonsumsinya.Hal ini disebabkan karena adanya proses biomagnifikasi dalam jaringan tubuh manusia yang mengkonsumsi hasil perairan yang tecemar oleh logam berat. Manusia yang menduduki tingkat trofik tertinggi dari rantai makanan akan mengakumulasi logam Cu paling tinggi dibandingkan ikan.

Untuk perhitungan BCF antara ikan dan media air selama masa pertumbuhan antara 40,172-113,2, sedangkan BCF antara ikan dengan sedimen selama periode penelitian antara 0.061-0.188 (Tabel 2). Dari data BCF tersebut diperoleh hasil BCF antara ikan dengan air lebih tinggi dari pada ikan dengan sedimen. Hasil ini menunjukkan besarnya akumulasi logam Cu dari air media hidup ke tubuh ikan bandeng, dikarenakan ikan bandeng cenderung hidup di kolom air sehingga banyak terjadi kontak dengan air. Pada gambar 2 terlihat adanya grafik peningkatan

0 5 10 15 20 25 1 15 30 45 60 Air Sedimen Ikan

(19)

19

kadarlogam Cu dari waktu ke waktu penelitian, meskipun kadar Logam Cu dalam air relative konstan. Gambar grafik tersebut memperjelas adanya akumulasi logam dalam tubuh ikan.Akumulasi logam berat dapat terjadi karena prosesbiokonsentrasi dari air secara langsung maupun melalui prosesbiomagnifikasi melalui rantai makanan pada hewan air (Connell & Miller, 1995).

Proses bioakumulasi logam berat pada ikan bisa terjadi secara fisis maupun biologis (biokimia). Proses fisis berupa menempelnya senyawa logam berat pada bagiaan tubuh, luar tubuh, insang dan lubang-lubang membran lainnya yang berasal dari air maupun dari senyawa yang menempel pada partikel. Proses biologis terjadi melalui proses rantai makanan dan tidak menutup kemungkinan terabsorbsinya logam berat yang sebelumnya hanya menempel Sehingga apabila perairan tambak telah tercemar, maka diduga ikan bandeng yang dipelihara pun akan ikut tercemari (Prasetio

et al, 2010).Menurut Purnomo dan Muchyiddin (2007), proses akumulasi logam dalam jaringan ikan bandeng terjadi setelah absorpsi logam dari air atau melalui pakan yang terkontaminasi.Logamakan terbawa oleh sistem darah dan didistribusikan ke dalam jaringan.

Menurut Berniyanti dalam Ulfin (2001), akumulasi logam berat sebagai logam beracun pada suatu perairan merupakan akibat dari muara aliran sungai yang mengandung limbah. Meskipun kadar logam berat dalam aliran sungai itu relatif kecil akan tetapi sangat mudah diserap dan terakumulasi secara biologis oleh tanaman atau hewan air dan akan terlibat dalam sistem jaring makanan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya proses bioakumulasi, yaitu logam berat akan terkumpul dan meningkat kadarnya dalam tubuh organisme air yang hidup, termasuk ikan bandeng. Kemudian melalui transformasi akan terjadi pemindahan dan peningkatan kadar logam berat tersebut secara tidak langsung melalui rantai makanan. Proses rantai makanan ini akan sampai pada jaringan tubuh manusia sebagai satu komponen dalam sistem rantai makanan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hutagalung (1991) yang menyatakan, bahwa adanya peningkatan kadar logam berat dalam air laut akan diikuti oleh peningkatan logam berat dalam tubuh ikan dan biota lainnya, sehingga pencemaran air laut oleh logam berat akan mengakibatkan ikan yang hidup di dalamnya tercemar. Unsur-unsur logam berat dapat masuk ke tubuh manusia melalui makanan dan minuman, serta pernafasan dan kulit. Pemanfaatan ikan-ikan ini sebagai bahan makanan akan membahayakan kesehatan manusia. Sedangkan Qiao et al., (2007) menyampaikan,

(20)

20

bioakumulasi logam berat pada ikan dapat menimbulkan resiko kesehatanterhadap manusia yang mengkonsumsinya. Karena otot dan kulit merupakan bagian terbesar dari ikan yang dikonsumsi.Persentase kulit kering/basah dan otot ikan adalah 20%.

Kandungan logam berat dalam biota air biasanya akan bertambah dari waktu ke waktu karena bersifat bioakumulatif, sehingga biota air dapat digunakan sebagai indikator pencemaran logam dalam perairan (Darmono, 1995). Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Salami et al. (2008) yang mengatakan, semakin besar konsentrasi Cu di air, semakin besar besar pula konsentrasi Cu total di ikan. Konsentrasi Cu total pada tubuh ikan dipengaruhi oleh konsentrasi Cu pada organ-organ target ikan seperti hati, otot dan insang ikan. Kemampuan tubuh ikan dalam mengakumulasi logam berat tiap-tiap jaringan menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dalam hasil penelitiannya, bahwa ginjal dan hati menunjukkan nilai koefisien kadar yang lebih tinggi dari insang, otot dan kandung kemih (Qiao et al. 2007). Sedangkan menurut Wisnu dan Hartati (2000), bioakumulasi logam berat oleh ikan di lingkungan perairan dapat terjadi melalui tiga cara akumulasi, yaitu:

a. Akumulasi logam berat dari partikulat tersuspensi (termasuk sedimen) b. Akumulasi logam berat dari makanan ikan (sistem rantai makanan) c. Akumulasi dari logam berat yang terlarut dalam air

Terdapatnya Cu dalam ikan bandeng perlu mendapat perhatian yang khusus, meskipun Cu merupakan logam essensial, akan tetapi apabila berlebihan akan berdampak terhadap kesehatan manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin (2008) yang mengatakan, bahwa Tembaga (Cu) merupakan mineral mikro karena keberadaannya dalam tubuh sangat sedikit namun diperlukan dalam proses fisiologis. Di alam, Cu ditemukan dalam bentuk senyawa Sulfida (CuS).Walaupun dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit, bila kelebihan dapat mengganggu kesehatan atau mengakibatkan keracunan. Sedangkan Ashra (2012) dalam penelitiannya menyampaikan, meskipun logam berat dianalisis dalam tangkapan tidak menimbulkan risiko kesehatan secara langsung kepada manusian namun karena bioakumulasi dan meningkatnya / bertambahnya logam berat pada manusia adalah penting untuk menjaga kadar logam di lingkungan. Pendapat ini diperjelas oleh Darmono (1995) yang mengatakan, apabila ikan yang tercemar logam Cu dikonsumsi oleh manusia akan mengakibatkan pengaruh buruk bagi kesehatan manusia itu sendiri. Gejala yang timbul pada manusia akibat keracunan akut adalah mual, muntah, sakit perut, hemolisis, metrifisis, kejang dan akhirnya mati.Pada keracunan kronis, logam Cu tertimbun di

(21)

21

dalam hati dan menyebabkan hemolisis.Hemolisis terjadi karena tertimbunnya H2O2 dalam sel darah merah sehingga terjadi oksidasi dari lapisan sel, akibatnya sel menjadi pecah.

Keberadaan logam Cu dalam tubuh ikan, menurut hasil penelitian oleh Newman dan Mc lntosh (1991) disebabkan karena logam dalam air tidak menyebabkan adanya tindakan penghindaran oleh ikan. Dikatakan pula bahwa sekali logam berat tersebut masuk ke dalam tubuh ikan maka akan ditransportasikan ke seluruhbagian tubuh melalui aliran darah. Meskipun ditransportasikan ke seluruhtubuh, logam berat tidak segera terakumulasi ke dalam otot, tetapidengan pemaparan dengan waktu yang cukup lama maka logam beratakan ditransportasikan ke dalam otot.Clark (1989) mengemukakan, bahwa logam berat yang terdapat didalam perairan dapat masuk ke dalam tubuh ikan, dan lamanya perjalananmasuknya logam berat tersebut ke dalam tubuh ikan sangat bervariasi.Masuknya logam berat tersebut dapat melewati mulut dan alat pencernaanmakanan, permukaan insang atau melintas integumen. Oleh karena itu ikanyang hidup dalam perairan yang tingkat cemaran logam beratnya lebih tinggi maka jaringan tubuhnya akan mengandung kadar logam berat yanglebih tinggi pula.

(22)

22

BAB6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Untuk penyempurnaan hasil penelitian ini, tahapan selanjutnya yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan materi untuk bahan artikel jurnal terakreditasi 2. Menyiapkan meteri untuk bahan artikel seminar nasional

(23)

23

BAB 7. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan.

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka simpulan dari penelitian ini adalah :

1. Kandungan logam Cu pada peraiarn tambak antara 0,2-0,3 ppm dan sedimen antara 18,088-22,81 ppm. Kadar logam dalam air tersebut sudah berada di atas ambang batas yang telah ditentukan Pemerintah berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, kadar Cu untuk biota laut 0,008 mg/L. Untuk itu perlu mendapat perhatian adanya pencemaran logam Cu di tambak bandeng wilayah Tapak.

2. Kandungan logam Cu pada ikan di wilayah Tapak(1.165 - 3.396 ppm ) masihdi bawah ambang batas yang diijinkan BPOM No. 03725/B/SK/VII/89Tahun 1989 sebesar 20 ppm, tetapi harus tetap diwaspadai mengingatsifatnya yang akumulatif dan membahayakankesehatan manusia yang mengkomsumsinya.

B. Saran

Dalam penelitian ini disarankan agar Instansi yang terkait untuk bisa mewaspadai dan memperhatikan adanya logam berat di perairan dan ikan yang dipelihara di tambak wilayah pesisir.Hal ini terkait dengan kemampuan logam terakumulasi pada ikan atau manusia yang mengkonsumsinya. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui adanya jenis-jenis logam berat yang lain di perairan sungai, tambak maupun yang terakumulasi pada ikan bandeng.

(24)

24

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2008. Chemical properties of health effects of copper-enviromental effects of copper. http://www.lenntech.com/Periodic-chart-elements/Cu-en.htm#Atomic%20number.Diakses tanggal 2 Agustus 2015.5 pp.

Anonim. 2011. Budidaya Bandeng di Tambak Tradisional. Diunduh dari

http://foragri.wordpress.com/2011/06/28/budidaya-bandeng-di-

tambak-tradisional/

Ashraf, M. A; Maah, M. J. and Yusoff, I. 2012. Bioaccumulation of Heavy Metals in Fish Species Collected FromFormer Tin Mining Catchment. Int. J. Environ. Res., 6(1):209-218Arifin, 2008

Connel, DW dan Miller, G.J. 1995. Kimia Dan Ekotoksikologi Pencemaran. UI Press. Jakarta.

Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. UI Press. Jakarta.

Ezeonyejiaku, C.D., Obiakor, M.O. and Ezenwelu, C.O.. 2011. Toxicity of Copper Sulphate and Behavioral Locomotor Response of Tilapia (Oreochromis niloticus) and Catfish (Clarias gariepinus)Species. Online Journal of Animal and Feed Research. 1 ( 4): 130-134.

Hutagalung, H.P., 1991, Pencemaran Logam Berat Dalam Status Pencemaran Laut Indonesia dan TeknikPemantauannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi – LIPI. Jakarta, hal 45-59

Marjanto, W.D. 2005. Evaluasi Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup. Tesis. Program Pasca Sarjana, Undip. Semarang Martuti, NKT. 2001. Akumulasi Logam Berat Cd Pada Ikan Lunjar (Rasbora argyrotaenia), Wader (Barbodes balleroides) dan Nilem (Osteochillus hasseltii) di Kali Garang Semarang. Tesis. Program Pasca Sarjana. UGM, Yogyakarta.

Martuti, N.K.T. 2013. Kajian Dinamika Logam Berat Cu Pada Ekosistem Mangrove Untuk Perbaikan Kualitas Lingkungan Tambak Bandeng. Laporan Penelitian. Universitas Negeri Semarang Martuti dan Irsadi (2014

Martuti, NKT dan Irsadi, A. 2014.Peranan Mangrove Sebagai Biofilter Pencemaran Air Di Wilayah Tambak Bandeng Tapak, Semarang. J. Manusia dan Lingkungan 21 (2): 188-194.

Moran, K.D. 2004. Copper Sources in Urban Runoff and Shoreline Activities. TDC Environmental. USA

Muhajirin., E dan Ahmad, F. 2004. Akumulasi Logam Berat Pb, Cd, Cu, Zn dan Cr Dalam Sedimen di Muara Sungai Cisadane, Ciliwung dan Citarum, Teluk Jakarta. Jurnal Ilmiah Sorihi; III (01) 83-98.

(25)

25

Nazir, M. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Nesto, N; S. Romano; V. Moschino; M. Mauri; and L. Da Ros. 2007. Bioaccumulation and biomarker responses of trace metals and micro-organic pollutants in mussels and fish from the Lagoon of Venice, Italy. Marine Pollution Bulletin 55 : 469– 484

Newman, M.C and Mc Intosh, A.W. 1991. Advances in Trace Substances Research Metal Ecotoxicology Concepts and Applications. Lewis Publisher, Michigan.

Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Prasetio, AB., Albasri, H. dan Rasidi. 2010. Perkembangan Budidaya Bandeng di Pantai Utara Jawa Tengah (Studi Kasus: Kendal, Pati dan Pekalongan).

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. Hal. 123-137.

Purnomo, T dan Muchyiddin. 2007. Analisis Kandungan Timbal (Pb) pada Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk.) di Tambak Kecamatan Gresik. JurnalNeptunus, Vol. 14 (1) :68-77.

Salami, Indah RS; S Rahmawati; AP Kristijarti dan AT Yusuf. 2008. Pengaruh Logam Berat Tembaga Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus)dan Pengaruh Depurasinya. Jurnal Penelitian Perikanan 11 (1): 49-58Sualia et al., 2010

Shukla,Vineeta ; Monika Dhankhar; Jai Prakash and K.V. Sastry. 2007. Bioaccumulation of Zn, Cu and Cd in Channa punctatus.Journal of Environmental Biology 28(2) 395-397

Supriyanto C., Samin dan Kamal, Z. 2007. Analisis Cemaran Logam Berat Pb, Cu dan Cd Pada Ikan Air Tawar Dengan Metode Spektrometri Nyala Serapan Atom (SSA). Makalah Seminar Nasional III SDM Teknologi Nuklir. Yogyakarta 21-22 November 2007. ISSN 1978-0176. Diunduh dari http://jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-content/uploads/2008/06/13-supriyanto-hal-147-152.pdf, tanggal 3 Juli 2012.

Suseno, Heny; S. Hudiyono PWS; Budiawan dan S. Wisnubroto. 2010. Bioakumulasi Merkuri an Organik dan Metil Merkuri oleh Oreochromis mossambicus: Pengaruh Konsentrasi Merkuri An Organik dan Metil Merkuri Dalam Air. Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah. Vol. 13 No.1 Hal. 49-62

Qiao-qiao, Chi; Z. Guang-wei; A. Langdom. 2007. Bioaccumulation of Heavy Metals in Fishes From Tailu Lake China. Journal of Environmental Sciences. Vol. 19 No. 12 Hal. 1500-1502Saifullah et al., 2004

Ulfin, I. 2001. Penyerapan Logam Berat Timbal dan Cadmium dalam Larutan oleh Kayu Apu (Pistia stratiotes L).Majalah KAPPA 2 (1), Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.

Wen Qiu, Yao; Ke-Fu Yu; Gan Zhang and Wen-Xiong Wang. 2011. Accumulation and partitioning of seven trace metals in mangroves and sediment cores from three

(26)

26

estuarine wetlands of Hainan Island, China. Journal of Hazardous Materials190 : 631–638

Wisnu,MA dan A. Hartati. 2000. Penyerapan Logam Berat Merkuri Dan Kadmium Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Purifikasi. Vol. 1 No. 2 ITS, Surabaya.

Yusuf, M dan Handoyo, G. 2004. Dampak Pencemaran Terhadap Kualitas Perairan dan Strategi Adaptasi Organisme Makrobenthos di Perairan Pulau Tirangcawang Semarang. Jurnal Ilmu Kelautan; 9 (1): 12-42.

(27)

27

(28)

28 Lampiran 1. Hasil Laboratorium Sampel Penelitian

Tabel 1. Kandungan logam Cu pada air tambak pada periode waktu penelitian 90 hari

Ulangan Kandungan logam Cu (ppm) Pada Air Tambak Hari ke- 1 15 30 45 60 1 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 2 0.04 0.03 0.01 0.05 0.04 3 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02 4 0.02 0.03 0.01 0.04 0.03 5 0.03 0.03 0.03 0.03 0.04 6 0.03 0.03 0.01 0.02 0.02 7 0.03 0.03 0.01 0.03 0.02 8 0.03 0.02 0.03 0.02 0.03 Rata-rata 0.03 0.029 0.02 0.03 0.03

Tabel 2. Kandungan logam Cu pada sedimen tambak pada periode waktu penelitian 90 hari

Ulangan Kandungan logam Cu (ppm) Pada Sedimen Tambak Hari ke- 1 15 30 45 60 1 22.462 21.596 16.903 20.811 17.563 2 23.752 14.339 18.069 22.758 20.219 3 21.499 19.633 18.809 19.203 14.263 4 23.965 13.988 18.285 19.21 17.436 5 20.482 15.743 18.327 20.284 15.272 6 25.487 21.003 22.252 20.48 22.913 7 23.226 27.341 20.302 19.323 18.462 8 21.604 20.244 21.752 20.456 18.572 Rata-rata 22.81 19.236 19.3374 20.3156 18.0875

Tabel 3. Kandungan logam Cu pada ikan di tambak pada periode waktu penelitian 90 hari

Ulangan

Kandungan logam Cu (ppm) Pada Ikan Bandeng Hari ke- 1 15 30 45 60 1 2.464 1.038 1.922 3.287 2.555 2 1.885 0.956 2.682 3.136 8.212 3 2.521 1.313 1.831 2.869 3.143 4 1.469 0.904 1.534 2.566 1.417

(29)

29 5 1.831 1.023 2.299 2.734 3.014 6 1.469 1.242 1.083 3.686 5.203 7 1.334 1.586 0.712 3.925 1.298 8 1.469 1.258 0.899 2.729 2.329 Rata-rata 1.805 1.165 1.620 3.117 3.396

(30)

30 Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Persiapan tambak

Gambar 2. Tambak bandeng yang digunakan untuk penelitian

(31)

31

(32)

32

Gambar 7 dan 8. Pengukuran sampel ikan bandeng yang tertangkap

(33)

33

(34)

34 Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup Peneliti

1. Biodata Ketua

Nama : Prof. Dr. Sri Mulyani Endang Susilowati, MPd. Tempat/ tanggal lahir : Klaten, 13 Mei 1949

N I P : 194905131975012001

Pangkat / Golongan : Pembina Utama / IVe Jabatan Fungsional : Guru Besar pada FMIPA

Universitas Negeri Semarang (UNNES) Alamat Kantor : FMIPA UNNES

Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Telp./Fax. 024-8508012 / 024-85005 Alamat rumah : Kendeng IV/16 Semarang

Telp./ Fax. 024-8502574 / 024-8502574 HP. 08122810575 / 087831157475 E-mail: nanik_kendeng@yahoo.com

Riwayat Pendidikan

a. Sarjana Pendidikan Biologi IKIP Semarang, lulus tahun 1976 b Magister Pendidikan Biologi IKIP Malang, lulus tahun 1986

c. Doktor Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) IKIP Jakarta lulus tahun 1996

d. Short Visit Program ke University of Tasmania (Plant Science) th 1990 selama tiga bulan

e. Pelatihan LPTK tipe B bidang studi Biologi Sel di UGM tahun 1990.

Mata Kuliah yang Diampu:

a. Anatomi Tumbuhan (Mata Kuliah pokok) b. Pengantar Ilmu Lingkungan

c. Pencemaran Lingkungan d. Dasar-dasar AMDAL

e. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)

Pengalaman Penelitian (10 tahun terakhir):

1. Dampak Pelaksanaan Program Studi Biologi terhadap Kualitas Pembelajaran Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA UNNES (Dana SPL Jurusan Biologi th. 2006, Ketua).

2. Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa Biologi Pada Mata Kuliah Micro Teaching Dengan Menggunakan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) (Research Grant Tahun:2006, Anggota)

3. Kontribusi Perempuan dalam Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (DP2M th. 2007, Ketua).

4. Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (Jas) Model Lesson Study Untuk Meningkatkan Kualitas Perkuliahan Anatomi Tumbuhan (Dipa Unnes Th. 2008, Anggota).

5. Pengaruh Penggalian Pasir Terhadap Keanekaragaman Biota Sebagai Data Dasar Upaya Konservasi Di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali (Penelitian Dasar Tahun:2008, Ketua).

(35)

35

6. Pengembangan Model Pembelajaran IPA Terpadu dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) melalui Lesson Study untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru IPA SMP (Hibah Pasca tahun I, DP2M, tahun 2009, Ketua).

7. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati Semarang (DIPA UNNES tahun 2009, Anggota).

8. Mitigasi Bencana Alam Berbasis Pembelajaran Kebencanaan Alam Bervisi Science Environment Technology And Society Terintegrasi Dalam Beberapa Mata Pelajaran (Hibah Kompetitif Tahun:2009, Anggota).

9. Pengembangan Model Pembelajaran IPA Terpadu dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) melalui Lesson Study untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru IPA SMP (Hibah Pasca tahun II, DP2M, tahun 2010, Ketua).

10. Model Penataan Lahan untuk Meminimalisasi Bencana di Kelurahan Sukorejo Kecamatan Gunungpati Semarang (Dana dari MercyCorp Foundation, tahun 2010, Ketua)

11. Mitigasi Bencana Alam Berbasis Pembelajaran Kebencanaan Alam Bervisi Science Environment Technology and Society Terintegrasi dalam Beberapa Mata Pelajaran (Hibah Kompetitif Bacth II Tahun:2010, Anggota).

12. Pengembangan Model Pembelajaran Ipa Terpadu Dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (Jas) Dan Peningkatan Profesionalisme Guru Ipa Smp Melalui Lesson Study (Hibah Pascasarjana Tahun:2011, Ketua).

13. Kajian Literatur Dan Pengumpulan Data: SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN (RAINHARVESTING)DALAM RANGKA MENGURANGI KERENTANANTERHADAP PERUBAHAN IKLIM DI KOTA SEMARANG-INDONESIA (DANA DARI PEMDA TAHUN 2011, KETUA)

14. Pengembangan Model Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim Untuk Ketahanan Kawasan Rawan Bencana Kekeringan (Hibah Bersaing Tahun 2013, Ketua)

Publikasi Ilmiah (5 tahun terakhir):

1. Mitigasi Bencana Alam Berbasis Pembelajaran Bervisi Science Environment Technology and Society Jurnal: Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Standar: Nasional Terakreditasi No./Vol.: 1/8 Halaman: 51 - 60 Tahun: 2012, ISSN: 1693-1246

2. Pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berempatdengan bantuan catatan terbimbing materi pengelolaan lingkungan. Jurnal: Unnes journal of Biology Education Standar: Nasional Belum Terakreditasi No./Vol.: 11 Halaman: 44-49 Tahun: 2012, ISSN: 2252-6579

3. Analisis buku ajar IPA BIOLOGI yang banyak digunakan di SMP NEgeri Kabupaten Jepara Jurnal: Unnes journal of Biology Education Standar: Nasional Belum Terakreditasi No./Vol.: 21 Halaman: 86-90 Tahun: 2012, ISSN: 2252-6579

4. Pengaruh penerapan strategi divergent thinking terhadap kreativitas siswa Jurnal: Unnes journal of Biology Education Standar: Nasional Belum Terakreditasi No./Vol.: 21 Halaman: 64-71 Tahun: 2012, ISSN: 2252-6579 5. Kompetensi pedagogik dan kepribadian guru biologi bersertifikat pe didik di SMA

NEGERI 3 Semarang Jurnal: Unnes journal of Biology Education Standar: Nasional Belum Terakreditasi No./Vol.: 21 Halaman: 51-58 Tahun: 2012, ISSN: 2252-6579

(36)

36

6. Pengembangan alat evaluasi model peta konsep dalam pembelajaran inkuiri materi ekosistem Jurnal: Unnes journal of Biology Education Standar: Nasional Belum Terakreditasi No./Vol.: 31 Halaman: 57-64 Tahun: 2012, ISSN: 2252-6579 7. Mempelajari jaringan tumbuhan dengan Guided Discovery Learning dengan Index

Card Match Jurnal: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI Standar: Nasional Belum Terakreditasi No./Vol.: Nomor 2, Volime 3 Halaman: 169-176 Tahun: 2012, ISSN: 2085-6873

8. Efektivitas strategi Question Student Have dan Media Power Point pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan Jurnal: Unnes journal of Biology Education Standar: Nasional Belum Terakreditasi No./Vol.: 12 Halaman: 66-72 Tahun: 2013, ISSN: 2252-6579

9. Penerapan modul ekosistem berbasis konstruktivisme di SMP YPE Semarang Jurnal: Unnes journal of Biology Education Standar: Nasional Belum Terakreditasi No./Vol.: 22 Halaman: 140-146 Tahun: 2013, ISSN: 2252-6579 10.Efektivitas penerapan metode quantum teaching pada pendekatan JAS berbasis

karakter dan konservasi Jurnal: Unnes journal of Biology Education Standar: Nasional Belum Terakreditasi No./Vol.: 22 Halaman: 165-172 Tahun: 2013, ISSN: 2252-6579

11.Pengembangan rubrik penilaan portofolio proses sains siswa pada materi ekosistem Jurnal: Unnes journal of Biology Education Standar: Nasional Belum Terakreditasi No./Vol.: 32 Halaman: 295-302 Tahun: 2013, ISSN: 2252-6579 12.Pengembangan Modul Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Berbasis Karakter

untuk Menumbuhkan Wawasan dan Karakter Peduli Lingkungan Jurnal: Unnes Journal of Biolgy Education Standar: Nasional Belum Terakreditasi No./Vol.: Nomor 1 Volume 3 Halaman: 53-60 Tahun: 2014, ISSN: 2252-6579

13.Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Multimedia Book pada Materi Sistem Organisme Kehidupan di SMP Jurnal: Unnes Journal of Biology Education Standar: Nasional Belum Terakreditasi No./Vol.: Nomor 1 Volume 3 Halaman: 101 - 109 Tahun: 2014, ISSN: 2252-6579

14.Buku: Pemanenan Air Hujan Sebagai Upaya Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim. Penerbit FMIPA Unnes tahun 2015. ISBN: 978-602-10-3408-8

Pengabdian kepada Masyarakat

1. Bintek Pembuatan Silabi dan Perangkat Pembelajaran Berbasis Kompetensi di SD se Karimunjawa Kab. Jepara. (Dana Rutin th 2004)

2. Peningkatan Kemampuan Guru SD Mengajar IPA dengan Pendekatan Kontekstual dalam Rangka Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Kab. Blora. (Dana Pemkab Blora th. 2004)

3. Pendidikan Lingkungan Hidup bagi Guru SD se eks Karesidenan Banyumas (Dana Bappedal Propinsi Jawa Tengah th. 2004)

4. Bintek Mata Pelajaran Biologi Guru Sekolah Menengah (Dana Dinas Pendidikan Propinsi th. 2005)

5. Pendidikan Lingkungan Hidup bagi Guru SD se eks Karesidenan Kedu (Dana Bappedal Propinsi th. 2006).

6. Bntek PA untuk Guru SD se Jawa Tengah (Dinas Pendidikan Propinsi th. 2006) 7. Penerapan Pembelajaran Lingkungan yang Partisipatif Berbasis Kompetensi untuk

Menumbuhkan Kepedulian terhadap Lingkungan pada Siswa SD di Dieng (DIPA Unnes th. 2006)

(37)

37

8. Penyuluhan Cara Pengolahan Sampah Rumah Tangga di Kec. Banyumanik Kota Semarang (DIPA Unne th. 2006)

9. Pembelajaran Lingkungan Hidup dengan Tema Peran Siswa dalam Melestarikan Fungsi Lingkungan Hidup ( Dana DKLH Cilacap th. 2007)

10.TOT Pembuatan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran MIPA Bagi Guru Pamong KKG MI Propinsi Jateng (Kanwil Depag – LAPIS AusAID th 2007)

11.Penerapan Pembelajaran Lingkungan yang Partisipatif Berbasis Kompetensi untuk Menumbuhkan Kepedulian terhadap Lingkungan pada Siswa SD di Kecamatan Kaliori Kab. Rembang (DIPA Unnes th 2007)

12.Pembelajaran Lingkungan Berbasis ompetensi untuk Menumbuhkan Kepedulian Lingkungan Siswa SD di Kecamatan Cepogo Boyolali (DIPA Unnes th. 2008) 13.Pembuatan Pelengkap Busan dari Bahan Limbah Plastik Sebagai Usaha

Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Vucer th. 2009)

14.Model Penataan Lahan Untuk Meminimalisasi Bencana Di Kelurahan Sukorejo Kecamatan Gunungpati Semarang (Mercy Corps th. 2010).

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi

Semarang, September 2015

Sri Mulyani Endang Susilowati NIP. 194905131975012001

(38)

38 2. Biodata Anggota Penelitian

1 Nama Lengkap Andin Irsadi, S.Pd., M.Si.

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Jabatan Fungsional Lektor

4 NIP 197403102000031001

5 NIDN 0019740310004

6 Tempat dan Tanggal Lahir Kendal, 10 Maret 1974

7 E-mail andin_sha@yahoo.co.id

8 Nomor Telepon/Hp 081390739417

9 Alamat Kantor Jurusan Biologi FMIPA Unnes

Jl. Raya Sekaran Gunungpati Semarang 10 Nomor Telepon/Faks (024) 8508033/(024) 8508033

11 Lulusan yang Telah Dihasilkan

S-1= 30 orang; S-2= - orang; S-3= - orang

12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Morfologi Tumbuhan 2. Taksonomi Tumbuhan

3. Pendidikan Lingkungan Hidup

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi

IKIP Semarang Undip Semarang - Bidang Ilmu Pendidikan Biologi Manajemn

Sumber Daya Pantai - Tahun Masuk-Lulus 1993-1999 2002-2004 - Judul Skripsi/Tesis/Disertasi

Studi korelasi antara kemampuan

mempertelakan tumbuhan dengan kemampuan

mengklasifikasikan tumbuhan pada siswa SMA N Kendal Analisis pemanfaatan lahan pada daerah pembangunan pelabuhan niaga di pantai Kaliwungu Kendal - Nama Pembimbing/Promotor Drs. Sutardhi SD, MPd dan Dra Chasnah Prof. Dr. Sutrisno Anggoro dan Dr. Agus Hartoko

(39)

39

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp) 1. 2012 Peranan Mangrove SebagaiBiofilterPencemaran Air Di Wilayah TambakBandengTapak, Semarang DIPA PNBP 16.500.000, - 2. 2011 Pembangunan SistemAplikasi E-Biodiversity UntukPengelolaan Data Base KeanekaragamanHayatiKampusUnnes

DIPA PNBP

16.500.000, -

3. 2010 Pengembangan Herbarium Virtual SemarangenseSebagai Media Pembelajaran E-Learning I-MHERE 30.000.000, - 4. 2008 PeningkatanKualitasPerkuliahanTaksono miTumbuhanMelalui Lesson Study

DIPA PPNBP

5.000.000,-

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Pengabdian Kepada

Masyarakat Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp) 1. 2012 PelatihanPembuatanPerangkatPembelaja ranBermuatanNilai-NilaiKarakterBerbasisKonservasipada Guru SekolahDasar di KecamatanGunungpati Semarang DIPA 4.500.000 ,- 2. 2011 PemberdayaanIbu-IbuPkkUntukMeningkatkanPendapatan MelaluiDiversifikasiProdukBerbahanDa sarJahe Di KelurahanKalisegoroGunungpati Kota Semarang DIPA 4.000.000 ,-

3. 2009 PelatihanPenerapan Outdoor Learning Process Bagi Guru SekolahDasar Di KecamatanGunungpati

DIPA 3.250.000 ,-

4. 2008 Pelatihan Outdoor Laboratorary Learning melalui Lesson Study pada Guru-Guru SekolahDasar di KecamatanGunungpati

DIPA 5.000.000 ,-

(40)

40

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No Judul Artikel Ilmiah Nama

Jurnal Volume/Nomor/Tahun 1. Pengembangan nilai Karakter Konservasi Berbasis Pembelajaran Jurnal Penelitian Pendidikan

Vol 29/No. 2/Oktober 2012

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar

Waktu dan Tempat 1. Seminar Nasional Biologi Kualitaspembelajaranmateripeng elolaanlingkunganmelaluipendek atanjelajahalamsekitar (studikasus di SMPN 40 Semarang) Unnes, Semarang, 27 Februari 2010 2. Seminar Nasional Biologi PengembanganNilai-nilaiPendidikanKarakterBerbasis KonservasipadaSilabusdanAcara Perkuliahan Unnes, Semarang, 30 Oktober 2012

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman

Penerbit

- - - - -

H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir

No Judul /Tema Tahun Jenis Nomor

P/ID

- - - - -

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial lainnya yang Telah Diterapkan Tahun Tempat Penerapan Respon Masyarakat - - - - -

(41)

41

J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, sosial atau instansi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan

Tahun 1. Satyalencanakaryasatya

Xtahun

PresidenRepublik Indonesia 2014

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi

Semarang, September 2015 Anggota,

(42)

42 Anggota Penelitian 2.

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si 2 Jabatan fungsional Lektor Kepala

3 Jabatan struktural Kepala Pusat Kendudukan dan Lingkungan Hidup LP2M Unnes

4 NIP 196603161993102001

5 NIDN 0016036602

6 Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 16 Maret 1966 7 Alamat Rumah Jl. Menoreh II – 37 Semarang 8 Nomor Telepon/ Faks/ HP 024 – 70707305

9 Alamat kantor Jur. Biologi FMIPA Unnes, Gd D6 Lantai 1 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 10 Nomor Telepon/ Faks 024 – 8508033

11 Alamat Email nana.kariada@yahoo.co.id

12 Lulusan yang telah dihasilkan S1= 50 S2= S3= 13 Mata Kuliah yang Diampu 1 Pendidikan Lingkungan Hidup

2 Toksikologi Lingkungan

3 Dasar Dasar Pengolahan Limbah 4 Bioterapan

5 Ichtyologi

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi UNDIP UGM UNDIP

Bidang Ilmu Perikanan Ilmu Lingkungan Doktor Ilmu Lingkungan Tahun Masuk – Lulus 1984 – 1989 1998 – 2001 2011-.... Judul Skripsi/ Thesis/

Disertasi Penggunaan berbagai attractant dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan udang windu Akumulasi logam berat Cd pada ikan Lunjar, Wader dan Nilem di Kali Garang Semarang Dinamika Logam Cu Dalam Tambak Bandeng: InteraksiAntara Media Lingkungan, Avicennia

marina Dan Ikan Bandeng (Chanos chanos) Nama Pembimbing/ Promotor 1. Dr. S. Budi Prayitno, M.Sc 2. Ir. Sri Rejeki,

M.Sc 1. Pro. Dr. Sudarmaji, M.Sc 2. Dr. Cut Sugandawaty, M.Sc 1. PROF.Dr.Ir. Y. Budi Widianarko, M.Sc 2. Dr. Bambang Yulianto, DEA

(43)

43 C. Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp)

1 2010 Kualitas Udara Kampus Unnes Sekaran

DIPA UNNES

10.000.000,-

2 2010 Database Elektronik Tumbuhan Berbunga (Magnoliophyta) di Lingkungan Kampus Unnes

DIPA UNNES

10.000.000,-

3 2011 Tingkat Kualitas Udara Di Jalan Protokol Kota Semarang

DIPA UNNES

17.000.000,-

4 2011 Analisis Proximat dan Omega 3 Produk Telur Asin Dari Bebek Yang Diberi Pakan Limbah Udang

DIPA UNNES

15.000.000,-

5 2012 Peranan Mangrove Sebagai Biofilter Pencemaran Air Di Wilayah Tambak Bandeng Tapak, Semarang

DIPA UNNES

16.500.000,-

6 2012 Analisis Logam Berat Pb dan Cu Pada Bandeng di Tambak Wilayah Tapak, Semarang

DIPA UNNES

16.500.000,-

7 2012 Model Pembelajaran Kebencanaan Berbasis Komunitas Untuk Mitigasi Bencana Pada Kawasan Rawan Bencana di Jawa Tengah

DP2M 80.000.000,-

8 2013 Kajian Dinamika Logam Berat Cu Pada Ekosistem Mangrove

Untuk Perbaikan Kualitas Lingkungan Tambak Bandeng

DP2M 52.500.000,-

9 2013 Pengembangan Model Kota Hijau Untuk Meredam Cemaran Udara Sebagai Upaya Antisipasi Perubahan Iklim di Kota Semarang

DP2M 96.400.000,-

10 2014 Pengembangan Model Kota Hijau Untuk Meredam Cemaran Udara Sebagai Upaya Antisipasi Perubahan Iklim di Kota Semarang Tahun ke-2)

DP2M 80.000.000,-

11 2014 Potensi Avicennia marina Sebagai Fitoremidiasi logam Cu

Pada Tambak Bandeng Wilayah Tapak Semarang

DIPA Unnes 20.000.000.-

12 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Angka CPR dan TFR di Kota Pekalongan

BKKBN 40.000.000,-

13 2014 Model Penguatan Pangan Keluarga Melalui Budidaya Sayuran Organik Pada Lahan Sempit

DP2M 57.000.000,-

14 2014 Kajian Resiko Bencana Terintegrasi Iklim di kabupaten Pekalongan

Mercy Corp Indonesia

(44)

44 (Program API Perubahan)

15 2015 Bioakumulasi dan Siklus Biologi Logam Cu Pada Avicennia marina Wilayah Tapak, Semarang

DP2M 45.000.000,-

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp)

1 2010 Pemanfaatan Pekarangan Rumah

Sebagai “Kebun Bergizi” Untuk

Meningkatkan Gizi dan

Pendapatan Masyarakat

DIPA Unnes 4.000.000,-

2 2010 Kampanye “Melek Lingkungan

Bagi masyarakat sekitar Kampus Dalam Rangka Lustrum IX Unnes

DIPA Unnes 12.500.000,-

3 2010 Model Penataan Lahan untuk

Meminimalisasi Bencana di

Kelurahan Sukorejo Ke.

Gunungpati Semarang

Mercy Corp

Jakarta

126.300.000,-

4 2011 Pemberdayaan Masyarakat

Nelayan Tambakrejo Kelurahan Tanjung Mas Semarang Melalui Pelatihan Bengkel Servis Kapal Motor

DIPA Unnes 11.500.000,-

5 2011 Pengembangan Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) di Kampus Unnes Sekaran Gunungpati Semarang

CSR BNI 258.000.000,-

6 2012 Pengasapan Ikan Ramah

Lingkungan Di Tambakrejo

Kelurahan Tanjung Mas Kota Semarang

DIPA Unnes 15.000.000,-

7 2013 IbM Kelompok Usaha Pengolahan

Ikan Panggang di Semarang

IBM, DP2M 45.000.000,-

8 2013 Usaha Boga Melalui Diversifikasi

Makanan Berbahan Baku Potensi Lokal

DIPA Unnes 15.000.000,-

9 2014 IbM Kelompok Swadaya Masyarakat Dukuh Tapak tugurejo, Semarang

IbM DP2M Dikti 37.500.000,- 10 2014 Peningkatan Kualitas Produksi

Kolang Kaling Melalui Perbaikan Higienis Sanitasi Tempat Produksi

DIPA Unnes 15.000.000,-

11 2014 IbM Pengolahan Sampah di

Kecamatan Candisari Kota

Semarang

IbM D2M Dikti 45.000.000,-

12 2014 IbM Kelurahan Sukorejo Untuk

Mengatasi Kekurangan Air Pada

Gambar

Gambar 1.  Peta lokasi eksosistem tambak bandeng Wilayah Tapak Tugurejo Semarang
Tabel 1. Kadar logam Cu air, Sedimen, dan Ikan Bandeng
Tabel  1.  Kandungan  Logam  Cu  pada  Air  dan  Sedimen  Tambak  Ikan  beserta  Perhitungan FK antara sedimen dengan air tambak bandeng
Tabel 2.Kandungan  Logam  Cu pada Air, Sedimen dan  Ikan, beserta   BCF antara ikan  dengan air dan sedimen tambak selama periode penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari kedua proses migrasi tersebut didapatkan basil bahwa migras1 sebclwu stack mcmpw1yai kandungan spektnun speldrum 811lplitudo yang lebih buik yaitu sobcsar 25,24 742

Penelitian peran polimorfisme ApaI gen RVD terhadap kecepatan konversi sputum pada pasien TB paru telah dibuktikan oleh Babb et al , 2007 pada populasi campuran

Pada zaman modern,masalah makanan bukan lagi sekedar untuk pemenuh rasa lapar.Kebutuhan makan sudah dikaitkan dengan masalah kesehatan makanan yang kita kosumsi sehari-hari agar

Persentase jumlah penumpang yang membutuhkan transportasi umum yang menghubungkan daerah asal perjalanannya dengan Bandara Radin Inten II Lampung

Dalam tahap ini mencakup langkah- langkah sebagai berikut (1) Model pengembangan (desain produk), (2) Validasi desain, (3) Revisi desain, Hasil penelitian mengenai

Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai lima orang guru biologi dan lima orang kepala sekolah dari

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi makanan ke-2 jenis ikan pelagis besar tersebut berubah-ubah dan memiliki kemiripan terhadap 1 jenis makanan yaitu ikan malalugis