922 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
IBM PRODUKSI KUE TRADISIONAL DI PKK KELURAHAN TLOGO MAS MALANG Gumoyo Mumpuni Ningsih1), da Harun Rasyid2)
1Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang 2Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
Alamat Korespondensi ; Jl. Tlogo Suryo V/36 B RT 04/ RW 02 , Malang / 085815461174 Email : gumoyo.umm@gmail.com
ABSTRAK
IBM Produksi kue Tradisional ini sangat penting diterapkan pada masyarakat kota Malang dengan sasaran ibu ibu rumah tangga dengan tujuan agar Rumah tangga mereka meningkat pendapatannya, dan juga agar ada pangan lestari. Ibu ibu rumah tangga disini yaitu ibu ibu PKK yang masuk dalam PKK RT 03 RW 02, dan PKK RT 04 RW 02., yang berada di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowok Waru, kota Malang. Mereka adalah kelompok PKK yang ibu rumah tangganya menjadi pengangguran, karena mereka dulunya bekerja di pabrik kompor minyak tanah. Tetapi adanya pengalihan kompor minyak tanah menjadi kompor gas, akhirnya pabrik tutup dan akhirnya mereka tidak bekerja. Selain untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga, dengan adanya Ipteks Bagi Masyarakat yang berupa produksi kue tradisional ini diharapkan bisa mencukupi kebutuhan pangan keluarga. Pengabdian ini dilakukan selama 8 bulan. Metode pengabdian dilakukan dengan cara memberi pelatihan dan pendampingan pembuatan kue tradisional, manajemen produksi, manajemen keuangan dan manajemen pemasaran. Hasil Pengabdian menunjukkan bahwa ibu ibu PKK sangat senang diberi penyuluhan dan pelatihan. Mereka akhirnya bisa dan mampu mengerjakan pembuatan kue tradisional. Mereka akhirnya bisa mengetahui sudah mau melakukan manajemen produksi, dan mau mengadministrasi jumlah produksi. Mereka sudah mau melakukan manajemen keuangan . Mereka akhirnya juga bisa dan mau melakukan manajemen pemasaran.
Kata kunci : Produksi, Kue Tradisional, Manajemen produksi, manajemen pemasaran 1. PENDAHULUAN
Di tengah serbuan makanan cepat saji dan restoran modern, bisnis kue tradisional
sangat menjanjikan. Potensi pasarnya besar mengingat jumlah penduduk yang terus
meningkat. Makanan atau kue-kue tradisional tak pernah kehilangan pamor dan pasarnya.
Kue tradisional biasa disebut panganan lokal itu tak hanya bisa dijumpai di pasar tradisional
namun juga di pusat perbelanjaan modern seperti mal dan supermarket. . Maklum,
bagaimanapun rasa kue tradisional paling sesuai dengan lidah orang Indonesia. Peluang
bisnis kue tradisional masih terbuka lebar lantaran negara ini terdiri dari banyak daerah dan
beragam suku. Dan setiap daerah itu punya makanan tradisional dengan ciri khasnya.
Untuk bisnis kue tradisional itu tidak susah.. Bahan bakunya bisa diperoleh dari pasar
tradisional. Namun, jika ingin menjaga kualitas dan rasa, pengolah bisa mendatangkan
langsung bahan bakunya dari daerah asal makanan tradisional tersebut.
Kelurahan Tlogo mas Kecamatan Lowok Waru Kota Malang, sebelum tahun 2008,
merupakan daerah yang banyak industri kompor minyak tanahnya. Para ibu ibu rumah
tangga dan bapak bapak rumah tangga biasanya bekerja di pabrik pabrik kompor minyak
tanah. Namun sayangnya adanya kebijakan pemerintah mengenai penggnaan gas untuk
rumah tangga, membuat pabrik pabrik kompor minyak tanah tutup karena tidak ada lagi
yang beli kompor minyak tanah. Membuat para ibu ibu rumah tangga dan suaminya akhirnya
menganggur. Hal ini jika dibiarkan terus bisa membuat miskin rumah tangga. Untuk itulah
Ibu Ibu rumah tangga yang biasanya tergabung dalam organisasi PKK perlu diajari pelatihan
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 923
dan pendampingan pembuatan kue tradisional sampai pemasarannya, sehingga mereka
mampu melakukan usaha kue tradisional sehingga pendapatan rumah tangga meningkat dan
bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Dilihat dari segi aspek pasar dan pemasaran, pasar kue berprospek cerah karena setiap
hari banyak rumah tangga, banyak pelajar, banyak mahasiswa yang membeli kue tradisional.
Kue tradisional per buahnya dijual antara Rp 500,- hingga Rp Rp 2000,- per buah, sehingga
sangat terjangkau bagi semua kalangan. Prospek pemasarannya sangat cerah karena dekat
dengan sekolah sekolah dan perguruan tinggi perguruan tinggi yang sangat membutuhkan
kue untuk dikonsumsi waktu istirahat
Berdasarkan aspek produksi, setiap hari kue tradisional bisa diproduksi karena kue
tidak tergantuing pada musim. Namun sayang sampai sekarang belum ada yang
memproduksi karena tidak tau caranya yang benar dan variasi dari kue tradisional, yang
mereka kerjakan baru seadanya. Mereka tidak mau usaha produksi kue tradisional, karena
takut menanggung rugi.
Dari sisi manajemen usaha, manajemen usaha belaum ada yang melakukan karena
belum pernah, dan mereka ingin bisa. Manajemen usaha disini meliputi manajemen
produksi, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran.
Berdasarkan hasil analisi situasi dari berbagai aspek, permasalahan mitra adalah sebagai berikut :
a. Ingin memproduksi tetapi tak ada modal untuk membeli bahan b. Belum ada peralatan produksi.
c. Belum tahu cara membuat kue tradisional yang benar, baru seadanya. d. Belum ada manajemen keuangan
e. Belum ada manajemen pemasaran f. Belum ada manajemen produksi
Dalam menentukan prioritas penyelesaian masalah yang dihadapi oleh usaha mitra, maka pengusul bersama mitra melakukan kesepakatan dalam pelaksanaan program IbM. Adapun prioritas yang harus diselesaikan dari permasalahanahan mitra. Berdasarkan analisis situasi dan hasil diskusi dengan mitra, maka permasalahan mitra yang ingin segera dituntaskan masalahnya yaitu :
1. Baik Mitra I maupun mitra II semua igin diajari tekknologi pembuatan kue dan pemasarannya dan igin dibantu diberi modal, yaitu untuk memproduksi.Yaitu mereka menginginkan diberi modal berupa bahan baku dan peralatan produksi, seperti blender.
2. Manajemen produksi untuk pengendalian kualitas produksi. Standar operasional pembuatan kue sampai sekarang masih berproduksi apa adanya.
3. Manajemen pemasaran belum bisa. Padahal ujung tombak dari usaha adalah pada pemasaranya. 4. Belum bisa memanajemen keuangan. Mitra igin segera bisa mengelola keuangan sehingga bisa
mengetahui besarnya biaya dan penerimaan yang sesungguhnya, sehingga bisa menabung untuk membeli peralatan produksi maupun untuk mengembangkan usahanya.
Adapun luaran dari pengabdian ini adalah : a) adanya Teknologi tepat guna yaitu teknologi pembuatan kue tradisional, b) adanya manajemen produksi, c) adanya manajemen pemasaran, d) adanya manajemen keuangan dalam bisnis usaha kue tradisional, dan d) adanya makalah yang diseminarkan di pertemuan ilmiah nasional
2. Metode
Pengabdian dilakukan di PKK RT 03/ RW 02 dan PKK RT 04/RW 02 Kelurahan Tlogo Mas Kecamatan Lowok Waru Kota Malang. Pengabdian dilakukan selama 8 Bulan yaitu mulai Bulan April sampai bulan November 2017.
Adapaun pengabdiannnya dilakukan dengan cara :
Berdasarkan permasalahan dan kondisi mitra, maka solusi yang ditawarkan berikut ini :
924 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
b. Memberikan bantuan pelatihan dan pendampingan dalam pengendalian kualitas produksi. c. Memberikan pelatihan dan pendampingann dalam manajemen produksi
d. Memberikan pelatihan dan pendampingann dalam manajemen keuangan e. Memberikan pelatihan dan pendampingann dalam manajemen pemasaran
Keseluruhan aktivitas program pengabdian, akan dilaksanakan dengan metode yang sesuai dengan tujuan sehingga tujuan tercapai. Metode pelaksannan pengabdian ini melibatkan partisipasi mitra.
Berikut ini tabel metode kegiatan pendekatan dan partisipasi mitra dalam pelaksaan
pengabdian.
1) Pelatihan dan Penyuluhan pada Ibu Ibu PKK (mitra), tentang peralatan peralatan dan bahan bahan yang dibutuhkan dalam produksi tanaman atau budi daya tanaman secara vertikultur. 2). Memberikan bantuan teknologi dan modal berupa teknologi budadaya sayuran secara vertikultur dan bantuan bahan bahan budi daya seperti pralon, poli bag, benih, dan juga pupuk.
3) Pelatihan dan Pendampingan tentang budiyatanaman secara vertikultur, sehingga ibu ibu dapat melakukan budidaya tanaman secara vertikultur, minimal 5 jenis sayuran.
4) Pelatihan dan pendampaingan PKK tentang memanajemen produksi,
5) Penyuluhan dan pelatihan tentang membuat rencana usaha ( Bussiness Plan ), 6) Penyuluhan dan pelatihan tentang manajemen keuangan
7) Penyuluhan dan pelatihan tentang manajemen pemasaran
Supaya program pengabdian berjalan lancar dan tercapai targetnya, maka dilakukan evaluasi. Evalusi dilakukan tiap sebulan sekali. Adapun evaluasi yang akan dilakukan meliputi :
1. Monitoring kegiatan pelaksanaan pengabdian dan monitoring kegiatan pendampingan 2. Penjadwalan waktu pelaksanaan pengabdian
3. Memastikan semua proses dan seluruh tahapan pengabdian telah dilakukan sesuai dengan mekanisme yang telah disepakati
4. Mengendalikan kegiatan pengabdian agar seseuai dengan rencana yang telah ditetapkan 5. Menjaga kualitas pengabdian agar memenuhi criteria kinerja yang telah ditetapkan.
6. Memastikan mitra aktif melakukan latihan latihan sesuai yang diajarkan baik dalam produksi , manajemen peroduksi, manajemen keuangan, dan dalam manajemen pemasaran.
3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Produksi Kue Tradisional
Produksi kue tradisional merupakan usaha memproduksi kue, dimana kue ini merupakan makanan ringan khas nusantara. Kue adalah kudapan atau makanan ringan yang bukan makanan utama. Kue biasanya bercita rasa manis atau ada pula yang gurih dan asin. Kue seringkali diartikan sebagai makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung., Baik tepung beras , tepung sagu, tapioka, ataupun terigu. Kue tradisional Nusantara lazim ditemukan di Indonesia, Malaysia, singapura.,
serta belanda melalui hubungan sejarahnya dengan Indonesia. Kue dapat dimasak dengan cara
dikukus, dipanggang, atau digoreng. (Anonymous, 2017). https://id.wikipedia.org/wiki/Kue
Bahan tambahan pembuatan kue tradisional biasanya berupa gula pasir atau gula merah. Fungsi utama gula yaitu sebagai pemberi rasa manis dan sebagai pemberi warna. Gula merah memberi warna coklat muda sampai coklat tua. Selain gula, telur juga biasa digunakan untuk bahan tambahan kue tradisional. Seperti martabak manis, martabak asin, roti kukus, kue lumpur, dan lain lain. Telur juga membuat jajan pasar lebih bergizi dan rasanya lebih enak.
Bahan pengembang untuk menciptakan kue dengan cita rasa dan tekstur yang diinginkan. Kue mangkok, bikang ambon, bakpau, memerlukan bahan pengembang ragi, fermipan, atau ragi instant. Penggunaan ragi terlalu banyak, mengakibatkan kue cepat mengembang, tetapi sayangnya rasanya menjadi agak asam. Sebaliknya jika terlalu sedikit menggunakan ragi, maka mengakibatkan kue gagal mengembang.
Baking powder digunakan untuk menstabilkan adonan. Biasanya digunakan untuk kue yang
dikocok dengan telur dan gula. Misalnya digunakan pada kue bolu kukus. Penggunaan yang
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 925
berlebih membuat rasa kue menjadi getir. Sedangkan soda kue digunakan untuk kue dengan
adonan telur kocok. Berfungsi untuk menambah volume kue. Penggunaan yang berlebih
membuat warna kue seperti abu abu dan rasanya seperti sabun, ( Budi Sutomo, 2008) .
Penyuluhan dan pelatihan pembuatan kue tradsisional, dilakukan di PKK RT 03 /
RW 02 dan di PKK RT 04/ RW 02 , Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowok Waru Kota
Malang. Ibu ibu PKK sangat senang diajari pembuatan kue tradisional. Pada dasrnya mereka
agak bisa. Hanya saja mereka belum tahu ada banyak variasi untuk pembuatan suatu kue.
Misalnya sebelum penyuluhan mereka hanya bisa membuat pisang goreng. Tetapi setelah
penyuluhan akhirnya mereka bisa tahu bahwa pisang tidak hanya digoreng saja, tetapi bisa
divariasi menjadi pisang landak, pisang coklat, pisang keju, dan lain lain. Begitu juga dengan
kue dadar gulung. Mereka hanya tahu isinya parutan kelapa yang diberi gula merah. Setelah
penyuluhan akhirnya mereka tahu bahwa dadar gulung, isinya bisa variasi. Bisa didisi
dengan vla manis, bisa diisi dengan pisang yang diolesi coklat, dan lain lain. Banyak sekali
pertanyaan pertanyaan pada waktu penyuluhan dan pelatihan pembuatan kue tradisional.
Pertanyaan dari ibu ibu PKK pada waktu penyuluhan dan pelatihan di PKK di RT 03 dan
PKK RT 04 antara lain: a) bagaimana caranya agar kue bisa mengembang dengan baik, b )
bagaimana cara mengetahui bahwa kue sudah benar benar matang dan bisa tahan lama, c)
apakah ada bahan penggantinya apabila bahan kue tidak ada, d) bagaimana cara membuat
kue bikang agar terlihat bagus seperti bunga, e) bagaimana cara membuat kue awet tidak
mudah bau, f) bagaimana cara mengetahui bahwa kue tersebut tidak bau, g) apa saja variasi
kue yang berasal dari pisang, h) apa saja variasi dari kue dadar gulung, i) apa saja variasi
dari kue tahu, j) apa beda pewarna dari daun pandan dan dengan pewarna dari sintetis /
buatan, misalnya pada pembutan kue klepon, k) bagaiman cara mengetahui kue sudah boleh
masuk ke kemasan, l) apa saja variasi dari pembuatan kue donat, m) bagaimana mengetahui
kue mendut yang kita kukus sudah benar benar matang, n) berapa lamanya waktu mengukus
kue mendut ataupun nagasari, o) sebaiknya terigu yang digunakan untuk membuat roti terigu
yang mana, p) apa bedanya antara kue yang diberi pemanis asli seperti gula, dan kue yang
diberi pemanis buatan, q) kue pastel, sebaiknya diberi isi apa saja, r) bagaimana cara memilih
ubi kayu atau singkong yang baik, untuk bahan pembuatan kue.
Berikut ini dokumentasi penyuluhan IBM produksi Kue tradisional di PKK RT 03/ RW 04
dan PKK RT 04 / Rw 02
926 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk Gambar 1. Penyuluhan IBM Kue Tradisional
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 927 Gambar 3. Kue dan Ibu PKK yang akhirnya membuat kue tradisional untuk dijual
3.2. Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang
mempunyai peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuanorganisasiatauperusahaan,(Anonymous, 2016).
Aspek-aspek manajemen produksi yang diajarkan dalam pengabdian masyarakat disini meliputi ;
a) Perencanaan produksi
Bertujuan agar dilakukanya persiapan yang sistematis bagi produksi yang akan dijalankan. Keputusan yang harus dihadapi dalam perencanaan produksi:
1. Kue tradisional yang akan diproduksi . Misalnya kue lumpur, kue putu, kue bikang, kue
cucur, kue pisang coklat, kue dadar gulung, dan lain lain.
928 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
3. Jumlah kue yang diproduksi. Tergantung pada jumlah banyak sedikitnya kue yang akan
dijual, berdasarkan jumlah produksi yang terjual, dan tergantung pada adanya tenaga, waktu dan bahan kue yang dimiliki.
4. Bahan baku, yaitu bahan utama dalam pembuatan kue. Pilih bahan baku yang berkualitas.
5. Pengendalian produksi, meliputi jumlah kue, rasa kue, lama pemasakan, tekstur kue, warna
kue, aroma kue, dan lain lain. b). Pengendalian produksi
Bertujuan agar mencapai hasil yang maksimal demi biaya seoptimal mungkin. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain :
1. Menyusun perencanaan. Rencana membuat kue apa, siapa yang melakukan, darimana
bahan bakunya, berapa jumlah yang akan diproduksi, warnanya kue bagaimana, cara pembuatannya bagaimana, dikemas pakai apa, dan lain lain.
2. Membuat penjadwalan kerja. Kapan bahan dan alat disiapkan, kapan dibuat, dan kapan
dipasarkan, dan siapa yang harus melakukan.
3. Menentukan kepada siapa barang akan dipasarkan. Kue yang dibuat dipasarkan ke mana
dank e siapa. Dicatat jumlahnya kuenya pada masing masing tempat, setor berapa dan laku berapa, dan mencatat kejadian kejadian yang terjadi, pada masing masing tempat
pemasaran kue tersebut.
c) Pengawasan produksi
Bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Kegiatanya meliputi :
Menetapkan kualitas. Kualitas kue yang diproduksi.
1. Menetapkan standar barang. Meliputi jumlahnya kue, rasa kue, besarnya kue, warna kue,
dan lain lain.
2. Pelaksanaan produksi yang tepat waktu. Pelaksanaan produksi jika tidak tepat waktu maka
kualitas kue akan berkurang. Misalnya waktunyaharus dimasak, tapi jika sibuk akhirnya belum dimasak, maka akan bau kuenya.
Berdasarkan hasil penyuluhan, ibu ibu PKK sangat senamg diajari manajemen produksi, dan akhirnya mereka paham tentang manajemen produksi. Dapaun ibu ibu PKK yang akhirnya tertarik untuk usaha produksi kue tradisional, mereka akhirnya juga bisa memanajemen produksi. Meskipun harus berlatih berulang ulang utnuk menghasilkan kue yang berkualitas.
3.3.Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran dalam pengabdian ini masih sederhana. Manajemen pemasaran yang diajarkan dalam pengabdian ini yaitu meliputi bagaimana cara memasarkan awal. Kemana saja harus memasarkan. Berapa jumlah barang yang dipasarkan. Jam berapa barang harus dipasarkan dan berakhir sampai jam berapa. Kue apa yang harus dipasarkan, kegiatan apa saja yang dilakukan dalam memasarkan, bagaimana cara mengenalkan produk pada masyarakat, berapa harga pokok kue sehingga tidak rugi, berapa harga kue tersebut, bagaimana system pembayaran kue tersebut, hari hari dimana jumlah produksi laku banyak ataupun laku sedikit, dan lain lain.
Di dalam penyuluhan dan pelatihan manajemen pemasaran, ibu ibu PKK sangat senang diajari. Akhirnya mereka banyak yang menanyakan untuk kebutuhan mereka. Pertanyaan yang muncul, antara lain bagaimana cara menentukan jumlah produksi yang akan dijual kepada si A misalnya. Bagaimana cara menentukan apakah jumlah produksi ditambah atau dikurangi. Jika ditambah berapa jumlahnya, jika dikurangi berapa jumlahnya. Enaknya harga produksi sama apa beda tiap tempat. Enaknya besarnya pruduksi dan rasa produksi sama apa beda. Apa
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 929 pentingnya melihat jam jam pemasaran produksi, apa fungsi mencata jumlah produski tiap harinya, dan lain lain.
Manajemen pemasaran dalam pengabdian ini, oleh oleh ibu ibu PKK yang akhirnya mereka berproduksi kue, mereka asda yang benar benar melakukan pencatatan, namun ada juga yang hanya di ingat ingat saja. Namun rata rata mereka kebanyakan sudah melakukan manajemen pemasaran, yaitu dengan menerpkan jumlah kue yang diproduksi upaya tidak kekurangan dan tidak berlebih, dan berapa jumlah kue yang harus di detor, misalnya untuk warung A berapa jumlahnya, dan untuk warung B jumlahnya berapa. Mereka juga telah menerapkan kue yang harus dipasarkan. Tiap hari mereka membuat kue yang beda jenisnya, dan dalam sehari minimal dua jenis kue. Itu mereka terapkan untuk manajemen pemasaran.
3.4.
Manajemen KeuanganManajemen keuangan dalam pengabdian masayarakat ini juga masih sederhana. Memanajemen keuangan dalam pengabdian disni meliputi pengelolaan besarnya uang yang dibutuhkan untuk membeli bahan produksi kue. Selain itu juga mengelola besarnya uanag untuk membeli bahan bahan pengemas kue, seperti plastic, daun ataupun kertas, dan juga mika plastik. Mereka juga diajari menghargai tenaga kerja yang membuat kue, meskipun dikerjakan oleh sendiri dan dibantu keluarganya, maka harus diberi upah juga. Selanjutnya biaya untuk peralatan produksi, mereka diajari bahawa misalnya untuk kebutuhan peralatan bisa menghargai Rp 3.000,- sampai Rp 10.000,- tiap hari, untuk disimpan sebagai penggati bperalatan yang rusak, ataupun untuk menambah barang peralatan kue yang akan dibeli Mereka juga diajari tentang pemisahan uang untuk produksi kue dengan biaya kebuituhan rumah tangga. Mereka diajari untuk tertib tidak menggunakan dana produksi kue untuk kebutuhan rumah tangga. Jika dilanggar dikhawatirkan tidak ada modal untuk produksi kue. Bahkan malah tutup.
Ibu ibu PKK sangat senang diajari manajemen keuangan. Mereka akhirnya tahu dan paham pentingnya manajemen keuangan, keuangan untuk memproduksi kue dan untuk memasarkan kue. Pada prinsipnya besarnya uang yang dikeluarkan untuk produksi dan untuk memasarkan kue tidak melebihi besarnya nilai hasil penjualan kue ( penerimaan). Hal ini supaya memperoleh keuntungan. Hasil keuntungan sebagaian bisa diguanakan untuk memperbesar usaha dan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Ibu ibu PKK yang melakukan produksi kue untuk dijual unutk menambah pendapatan keluarga mereka, akhirnya mereka menerapkan manajmen keuangan.. Manajemen keuangan yang mereka terapkan baru sekedar mencatat administrasi keuangan berupa biaya biaya untuk produksi kue. Mereka belum menghitung besarnya biaya tenaga kerja pengiriman kue dan tranportasi pengirima kue. Dan mereka belum menerapkan tenaga harus diupah berapa. Mereka menganggap uang hasil penjualan dikurangi biaya produksi kue, itu mereka anggap untung.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengabdian maka dapat disimpulkan : ibu ibu PKK sangat senang diberi
penyuluhan dan pelatihan produksi kue tradisional. Mereka akhirnya bisa dan mampu membuat kue tradisional dengan beraneka kue, aneka rasa, dan aneka warna. Mereka sudah mau melakukan manajemen produksi, dan mau mengadministrasi jumlah produksi. Mereka juga akhirnya tahu dan mampu melakukan manajemen pemasaran yang masih sederhana. Mereka juga akhirnya tahu dan mampu melaksanakan manajemen keuangan dalam usaha produksi kue mereka.
930 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk Daftar Pustaka
[1] Anonymous, 2017. Kue Tradisional. https://id.wikipedia.org/wiki/Kue
[2] Anonymous, 2016). Manajemen Produksi. (https: //id. wikipedia.org/ wiki
/Manajemen_produksi)