• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK | Nggodulano | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4051 12979 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK | Nggodulano | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4051 12979 1 PB"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

52

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang

Pada Materi FPB Dan KPK

Heriyanto Nggodulano. A., Dasa Ismaimusa, dan Mustamin

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar kelas V SDN Tatarandang pada materi FPB dan KPK?. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar kelas V SDN Tatarandang pada materi FPB dan KPK melalui model pembelajaran tipe STAD. Jumlah siswa sebanyak 28 orang. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Rancangan penelitian mengikuti tahap penelitian yang mengacu pada modifikasi diagram Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu 1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi guru dan siswa, LKS, serta tes hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar, dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut dibuktikan oleh rata-rata hasil belajar siswa dari 8,3 pada siklus I menjadi 8,0 pada siklus II, ketuntasan klasikal 75% pada siklus I menjadi 89,3% pada siklus II. Demikian pula peningkatan daya serap klasikal dari 72,5% pada siklus I menjadi 80,4% pada siklus II, aktivitas siswa dan guru selama proses belajar mengajar rata-rata dalam kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar kelas V SDN Tatarandang pada materi FPB dan KPK.

Kata kunci: Model Pembelajaran Tipe STAD, Hasil Belajar Siswa

I. PENDAHULUAN

(2)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

53 (learning to learn), serta bagaimana bersosialisasi dengan sesama teman (learning to live together).

Dalam proses pembelajaran matematika tak selamanya apa yang diharapkan dapat tercapai sesuai tujuan. Sebagaimana dikemukakan Rohmiyati (2011) bahwa dalam proses pembelajaran matematika masih sering dijumpai adanya kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun mereka sebenarnya belum

mengerti tentang materi yang diajarkan. Tetapi ketika guru menanyakan kepada siswa tentang bagian materi yang belum dimengerti seringkali siswa hanya diam, dan

setelah guru memberikan soal latihan barulah guru mengerti bahwa sebenarnya ada bagian dari materi yang belum dimengerti siswa. Tentunya permasalahan tersebut mengakibatkan siswa kesulitan menyelesaikan soal matematika yang ditugaskan guru. Hal serupa terjadi di SDN Tatarandang, khususnya pada materi menentukan nilai FPB dan KPK, sebagian besar siswa masih kurang paham membedakan FPB dan KPK. Siswa cenderung keliru menyelesaikan soal, apalagi jika soal terdiri dari 3 bilangan. Siswa yang dapat memahami materi dominan pada siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedangkan yang lain semakin tertinggal. Rendahnya aktivitas siswa dimungkinkan karena penerapan model pembelajaran yang digunakan kurang tepat. Strategi belajar yang digunakan masih berpusat pada guru, sehingga tidak dapat membekali siswa dengan konsep-konsep matematika dan sikap yang berguna bagi kehidupan siswa untuk keperluan sehari-hari.

Melihat kenyataan yang ada di lapangan saat ini di kelas V SDN Tatarandang yang akan menjadi obyek penelitian, siswa kurang aktif dalam menyelesaikan

soal-soal menetukan FPB dan KPK disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah siswa merasa segan, malu bahkan takut untuk bertanya kepada guru. Namun

(3)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

54 Model pembelajaran untuk mengatasi kesulitan belajar matematika pada siswa sangat diperlukan. Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kooperatif tipe STAD merupakan singkatan dari Student Team Achivement Division. Dimana dalam pembelajaran ini siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok tiap anggota saling bekerja sama dan saling

membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Selama bekerja dalam satu kelompok, anggota kelompok diharapkan mampu mencapai ketuntasan materi yang

disajikan oleh guru dan bisa saling membantu teman dalam mencapai ketuntasan materi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang pada Materi FPB dan KPK”. Dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap, sehingga tidak mustahil memperoleh nilai yang memuaskan.

Adapun alasan peneliti untuk memilih judul tersebut adalah model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD belum pernah diterapkan di kelas V SDN Tatarandang, masalah yang akan dipecahkan merupakan masalah yang sangat mendasar, jika dilihat dari rendahnya nilai hasil belajar pada materi FPB dan KPK, dan masalah yang akan dipecahkan adalah masalah yang selama ini membuat peneliti ingin mencari jalan keluarnya. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah secara

berkelompok.

II. METODE PENELITIAN

(4)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

55 beberapa tahap, yaitu: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tatarandang. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V tahun ajaran 2014/2015 semester ganjil dengan jumlah siswa 22 orang, terdiri dari 11 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan observasi di kelas

V SDN Tatarandang dan mengadakan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilaksanakan penelitian. Tes awal yang diberikan berupa tes uraian

berjumlah 5 nomor.

Pada tahap ini peneliti menyusun perencanaan sebagai berikut :

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I yang terdiri dari 2 x pertemuan, dengan materi menentukan FPB

b) Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru

c) Mempersiapkan tes hasil belajar untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah pembelajaran model pembelajaran tipe STAD.

Pelaksanaan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dirancang : a) Kegiatan Awal

1) Menyampaikan apersepsi dan motivasi berupa tanya jawab.

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

1) Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar

yang akan dicapai. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali pertemuan,

tetapi dapat lebih dari satu.

2) Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu sehingga akan

diperoleh nilai awal kemampuan siswa.

3) Guru membentuk beberapa kelompok, dimana anggota kelompok mempunyai

kemampuan akademik yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika

mungkin, anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta

(5)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

56

4) Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah

diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antar

anggota lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan

utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan

materi. Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi

dasar yang diharapkan dapat dicapai.

5) Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual.

6) Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai

peningkatan hasil belajar individual dari nilai awal ke nilai kuis berikutnya.

c) Kegiatan Akhir

1) Menyimpulkan materi pelajaran sesuai tujuan pembelajaran. 1. Observasi

Observasi berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah proses dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan-hambatan yang muncul. Kegiatan observasi dibantu oleh observer. 2. Refleksi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis data yang diperoleh pada tahap observasi. Berdasarkan hasil analisa data dilakukan refleksi guna melihat kekurangan dan kelebihan yang terjadi saat pembelajaran diterapkan.

Kekurangan dan kelebihan ini dijadikan acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan siklus I, hanya saja sub materi yang berbeda dan beberapa hal yang dianggap kurang pada siklus I, diperbaiki pada siklus II dan disesuaikan dengan perubahan yang ingin dicapai. Hasil yang diperoleh pada siklus ini dikumpulkan serta dianalisis. Hasilnya digunakan untuk menetapkan suatu kesimpulan.

(6)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

57 a. Siswa: mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran.

b. Guru: mengamati aktivitas guru selama pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran tipe STAD.

Jenis Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1) Data kualitatif yaitu data yang hasil observasi aktivitas guru/peneliti dan data hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

2) Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa. Jenis data penelitian ini adalah:

1. Guru, data yang diperoleh dari hasil observasi saat pembelajaran berlangsung. 2. Siswa, data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas dan tes hasil belajar.

Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu :

a) Tes untuk mengetahui peningakatan hasil belajar siswa, yang diberikan di setiap akhir tindakan penelitian.

b) Observasi, dilakukan selama kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II berlangsung. Pelaksanaan observasi baik pada guru dan kepada siswa dilakukan dengan cara mengisi format observasi yang telah disiapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dan aktivitas guru pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

c) Wawancara terhadap siswa, dimaksudkan untuk menggali informasi yang lebih mendalam mengenai proses berpikir siswa karena ada kemungkinan dalam pekerjaannya, proses-proses berfikir siswa tidak semuanya tertuang, sehingga diperlukan adanya wawancara. Wawancara dilakukan setelah pelaksanaan tes

dengan jumlah siswa yang diwawancarai adalah 3 siswa. Pertanyaan diajukan dalam wawancara tergantung pada hasil pekerjaan siswa dan jawaban-jawaban

yang muncul dari pertanyaan sebelumnya.

Ada 2 (dua) analisis data yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu data data kuantitatif dan data kualitatif.

a. Analisis Data Kuantitatif

Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisa data kuantitatif yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa adalah :

(7)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

58

��� =

x 100%

Keterangan : X = Skor yang diperoleh siswa Y = Skor maksimal soal

DSI = Daya Serap Individu

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya serap individu sekurang-kurangnya 70% .

2) Ketuntasan Belajar Klasikal

��� =

∑ �∑ � x 100%

Keterangan :

N = Jumlah siswa yang tuntas

S = Jumlah siswa seluruhnya KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal

Suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase klasikal yang dicapai adalah 80%.

3) Daya Serap Klasikal

��� =

∑ �

∑ x 100%

Keterangan :

P = Skor yang diperoleh siswa

I = Skor ideal seluruh siswa DSK = Daya Serap Klasikal

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika presentasi daya serap klasikal sekurang-kurangnya 70%.

b. Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah mereduksi data, menyajikan data, dan Verifikasi data/Penyimpulan. Masing-masing data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Mereduksi Data

Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian.

(8)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

59 Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam tabel dan diberi nama kualitatif. Sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.

3) Verifikasi/ Penyimpulan

Penyimpulan adalah proses penampilan intisari, dari sajian yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang singkat

dan jelas.

Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini dapat dilihat dari beberapa

aspek yaitu:

a. Indikator Kuantitatif Pembelajaran

Dalam penelitian ini indikator pembelajaran diikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa pada materi FPB dan KPK di kelas V SDN Tatarandang mencapai daya serap individu lebih dari atau sama dengan 70 (sesuai dengan KKM mata pelajaran matematika di SDN Tatarandang) dan ketuntasan klasikal mencapai 80%. b. Indikator Kualitatif Pembelajaran

Indikator kualitatif dapat dilihat dari hasil analisis observasi aktivitas siswa dan guru. Analisis dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat keberhasilannya setelah meneliti. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika aktivitas siswa dan guru telah berada dalam kategori baik atau sangat baik.

Data hasil observasi siswa dan guru diperoleh melalui lembar observasi, kemudian dianalisis dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Persentase nilai rata-rata (NR)

=

� �ℎ � � �ℎ�

� � � � x 100%

90 % ≤ NR ≤ 100 % : Sangat baik 70 % ≤ NR < 90 % : Baik 60 % ≤ NR < 70 % : Cukup

50 % ≤ NR < 60 % : Kurang

(9)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

60 Tindakan siklus I ini menerapkan model pembelajaran tipe STAD. Materi yang diberikan adalah tentang FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dengan mengikuti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Kemudian dievaluasi menggunakan tes hasil belajar siswa setelah tindakan siklus I. Tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 September 2014 (KBM).

Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I dengan penerapan model pembelajaran tipe STAD di kelas V SDN Tatarandang, kegiatan

selanjutnya adalah pemberian tes hasil belajar. Bentuk tes yang diberikan adalah uraian dengan jumlah soal 4 butir. Secara ringkas hasil analisis tes siklus I dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Analisis Tes Tindakan Siklus I

No. Aspek Perolehan Hasil

1. persentase daya serap klasikal 72,5% dan persentase ketuntasan klasikal 75%. Hasil tersebut belum mencapai ketuntasan klasikal 80% berdasarkan indikator kinerja yang ditetapkan, sehingga perlu dilanjutkan pada siklus ke II

Hasil Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran mengikuti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran. Pada akhir pelaksanaan siklus II dilakukan tes hasil belajar. Tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 September 2014, dan didampingi oleh observer yang membantu mengamati peneliti

dan semua kegiatan siswa selama penelitian.

Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus II dengan

(10)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

61 diberikan adalah uraian dengan jumlah soal 4 nomor. Secara ringkas hasil analisis tes siklus II dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Analisis Tes Tindakan Siklus II

No. Aspek Perolehan Hasil

1. menunjukkan hasil yang sangat baik dengan persentase daya serap klasikal 80,4% dan persentase ketuntasan klasikal 89,3%. Hasil tersebut sudah memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan.

Pembahasan Siklus I

a. Aktivitas Siswa selama Penerapan Model Pembelajaran Tipe STAD

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil siswa dalam pembelajaran

matematika materi FPB dan KPK. Dalam model pembelajaran tipe STAD, guru yang lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri.

(11)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

62 (2) Masih terdapat anggota kelompok yang kurang aktif ketika mengerjakan LKS. Oleh sebab itu, guru mengarahkan siswa yang kurang aktif dan menekankan bahwa setiap tugas yang dikerjakan diberikan penilaian, agar semua siswa bekerjasama untuk mendapatkan nilai yang baik.

b. Hasil Belajar Siswa

Hasil tes akhir tindakan siklus I, diperoleh 21 orang siswa tuntas dari 28

jumlah siswa yang mengikuti tes, dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 75%, daya serap klasikal 72,5%, dan hasil belajar mencapai 7,3. Hasil tersebut bila

dibandingkan dengan nilai rata-rata sebelum penelitian, mengalami peningkatan, namun persentase ketuntasan klasikal belum mencapai 80% sehingga peneliti perlu melanjutkan ke siklus II. Terdapat 7 siswa belum tuntas secara individu dan rata-rata mereka keliru menjawab soal nomor 3 dan 4. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka direkomendasikan agar peneliti membimbing cara menyelesaikan soal dengan benar serta meminta siswa untuk lebih memperhatikan penjelasan guru.

Siklus II

a. Aktivitas Siswa selama Penerapan Model Pembelajaran Tipe STAD

Pada tindakan siklus II, dari data observasi terhadap aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan persentase dari siklus I ke siklus II disebabkan semua siswa aktif dalam kegiatan kelompok, siswa dapat mengerjakan kuis dengan baik, dan nilai penghargaan kelompok rata-rata dalam kriteria super. Model pembelajaran STAD merupakan pembelajaran yang dapat memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang di

ajarkan guru.

b. Hasil Belajar Siswa

(12)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

63 tidak tuntas dapat menyelesaikan soal karena diberikan latihan, bimbingan, dan diberikan kesempatan untuk bertanya pada saat jam istirahat.

Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa penelitian tindakan kelas ini secara keseluruhan semua kriteria aktivitas guru dan aktivitas siswa serta analisis tes hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar di kelas V SDN Tatarandang dalam

pembelajaran matematika pada materi FPB dan KPK dapat terjadi karena penggunaan model pembelajaran tipe STAD.

Berikut ini adalah grafik peningkatan persentase Ketuntasan Belajar Klasikal hasil analisis tes hasil belajar siswa siklus I ke siklus II.

Gambar 1. Peningkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa.

IV. PENUTUP

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis data pada penelitian ini yaitu penerapan model tipe STAD dalam pembelajaran matematika pada materi FPB dan KPK dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Tatarandang. Hal ini

ditunjukkan oleh peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari 8,3 pada siklus I menjadi 8,0 pada siklus II, ketuntasan klasikal 75% pada siklus I menjadi 89,3% pada

siklus II. Demikian pula peningkatan daya serap klasikal dari 72,5% pada siklus I menjadi 80,4% pada siklus II, aktivitas siswa dan guru selama proses belajar mengajar rata-rata dalam kriteria sangat baik.

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan di atas, diberikan beberapa saran sebagai berikut: (a) Agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang megintegrasikan kegiatan pembelajaran melalui penerapan model tipe STAD dapat terlaksana sesuai dengan waktu yang ditentukan, guru perlu mengadakan persiapan

75%

89.3%

65% 70% 75% 80% 85% 90% 95%

(13)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

64 yang lebih baik sebelum pembelajaran dimulai. (b) Guru diharapkan semakin meningkatkan kreatifitasnya dalam menciptakan suatu situasi yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jambi: Gaung Persada (GP) Press.

Gambar

Tabel 1. Analisis Tes Tindakan Siklus I
Tabel 2.  Analisis Tes Tindakan Siklus II
Gambar 1.  Peningkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa.

Referensi

Dokumen terkait

Cara mengatur jarak spasi di ms word - Memberikan spasi pada artikel yang ditulis di ms word bertujuan untuk memberikan jarak antara baris per baris dari setiap paragraf atau

Virtual lab dengan mata kuliah Logika dan Algoritma ini terdiri dari tiga kali pertemuan, di dalamnya terdapat modul yang berisi materi seperti teori dasar graf, pewarnaan graf

[r]

Pada hari Selasa tanggal Enam belas bulan Desember tahun dua ribu empat belas (16-12-2014), kami Pokja ULP Pengadaan Alkes Investasi Sisa DPK Oktober s.d Desember 2013 Rumah

[r]

RANCANG BANGUN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS GAME DENGAN INQUIRY TRAINING MODEL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMK.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Keluarga yang memiliki pendapatan lebih tinggi, memiliki tanaman dan ternak bervariasi cenderung tidak mengalami kekurangan makanan dan memiliki ketahanan pangan yang lebih

Kelemahan bahan dari eternit atau asbes tidak tahan terhadap goncangan dan benturan sehingga harus berhati-hati dalam proses pemasangan plafon supaya tidak