172 Lisna Rachmayanti, 2016
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING TYPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Adapun kesimpulan dan saran peneliti mengenai hasil pengamatan awal, dijelaskan sebagai berikut.
A. Kesimpulan
Judul yang diambil oleh peneliti adalah peningkatan aktivitas belajar siswa melalui metode cooperative learning type teams games tournament (TGT) dalam pembelajaran IPS. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII-12 di SMP Negeri 1 Bandung, kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut.
1. Merencanakan peningkatan aktivitas belajar siswa melalui metode
cooperative learning type teams games tournament (TGT) dalam
pembelajaran IPS dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu:
a. Menyusun dan mengkaji silabus pembelajaran IPS serta Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar di dalamnya.
b. Pemilihan SK/KD yang akan dikembangkan supaya mengetahui tindakan kedepannya, setelah pemilihan SK/KD peneliti menyusun RPP agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan terarah sesuai yang diharapkan oleh peneliti.
c. Menyiapkan game turnamen dan metode pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa di dalam kelas.
2. Pelaksanaan peningkatan aktivitas belajar siswa melalui metode cooperative learning type Teams Games Tournament (TGT) dari siklus I
sampai dengan siklus IV. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pendahuluan, dalam setiap siklus peneliti melakukan kegiatan pendahuluan seperti apresepsi dan memberikan motivasi kepada peserta didik agar peserta didik lebih terpacu ketika mengikuti pembelajaran.
173
Lisna Rachmayanti, 2016
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING TYPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
learning type Teams Games Tournament (TGT), dengan game berbeda
pada setiap siklusnya. Hal ini bertujuan agar peserta didik tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran IPS.
c. Penutup, dalam kegiatan ini peneliti beserta peserta didik membuat kesimpulan pada setiap kegiatan pembelajaran untuk kemudian membuat evaluasi.
3. Kendala yang dihadapi peneliti dalam peningkatan aktivitas belajar siswa melalui metode cooperative learning type Teams Games Tournament (TGT) antara lain adalah:
a. Pada awal memasuki kelas dan melakukan penelitian, peneliti kesulitan dalam mengkondisikan kelas. Pada awal siklus siswa masih ribut dan seringkali keluar masuk dengan berbagai alasan. Siswa kelas VIII-12 juga terbilang pasif menyulitkan peneliti untuk berinteraksi. b. Pada saat dilakukan penelitian siklus I, kelas sangat ribut dan tidak
kondusif. Pada pelaksanaan game dan turnamen siswa sulit dikendalikan, hal ini disebabkan langkah-langkah TGT yang diambil peneliti masih terdapat banyak kekurangan, sehingga harus diperbaiki disiklus berikutnya.
c. Pada pelaksanaan siklus I dan II siswa yang berpendapat tidak merata. Masih ada siswa yang mendominasi pembicaran sementara yang lainnya cenderung pasif.
d. Peneliti juga masih kesulitan untuk memotivasi siswa yang pasif untuk memiliki keberanian bertanya mauapun mengemukakan pendapat. e. Siswa yang sulit diingatkan dan cenderung ribut seringkali
mengganggu siswa lain yang sedang melaksanakan game turnamen. 4. Solusi dari kendala yang dihadapi peneliti peningkatan aktivitas belajar
siswa melalui metode cooperative learning type Teams Games Tournament (TGT) adalah sebagai berikut:
a. Guru selalu berusaha untuk selalu mengarahkan siswa, memacu siswa untuk bersuara dan memotivasi siswa agar aktif di dalam kelas.
174
Lisna Rachmayanti, 2016
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING TYPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Guru mengubah strategi dan langkah-langkah dalam menerapkan metode
cooperative learning type Teams Games Tournament (TGT).
d. Setiap siswa akan mengungkapkan pendapatnya, guru tidak diam tetapi selalu berusaha untuk mengarahkan contohnya memberikan kata kunci
agar siswa berani dan percaya diri.
Dengan demikian kendala-kendala yang dihadapi oleh guru lebih kepada
sulitnya memicu siswa untuk lebih aktif di dalam kelas, serta membuat kelas dapat
lebih kondusif agar siswa terfokus dalam pembelajaran. Solusi yang diambil dalam
permasalahan tersebut selalu dilakukan oleh guru seperti memicu beberapa siswa
yang sudah terlihat memiliki kemauan dan kemampuan dalam lisan agar siswa lain
dapat lebih termotivasi untuk lebih aktif di dalam kelas. Peneliti juga melakukan
perbaikan dalam langkah-langkah Teams Games Tournament (TGT). Setiap siklus,
peneliti mencari solusi serta mendiskusikannya dengan guru mitra untuk melakukan
perbaikan dalam siklus berikutnya. Agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
B.Saran
Dari penelitian ini peneliti memiliki beberapa saran dalam khususnya pada
mata pelajaran IPS di SMP. Adapun beberapa saran yang akan didapatkan dari
penerapan metode cooperative learning type Teams Games Tournament (TGT) ini
adalah sebagai berikut.
1. Bagi Guru
Guru harus menggunakan metode yang menarik dan bervariasi agar
pembelajaran dapat lebih menyenangkan dan memotivasi siswa untuk lebih aktif di
kelas. Dengan menggunakan metode cooperative learning type Teams Games
Tournament (TGT) dapat mengembangkan aktivitas belajar. Selain itu metode ini
diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga dapat pula meningkatkan mutu
pendidikan khusnya untuk mata pelajaran IPS di SMP.
2. Bagi Siswa
Dengan menerapkan metode ini, melalui metode cooperative learning type
175
Lisna Rachmayanti, 2016
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING TYPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belajar siswa di kelas VIII-12 SMPN 1 Bandung dalam menjawab, mengemukakan
pendapatnya, bergerak dan berbuat dan segala aktivitas-aktivitas lainya dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolah. Selain itu sebagai alternative untuk mengembangkan
pembelajaran IPS di sekolah dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas