• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN MUSIK KECERDASAN EMOSI DAN PE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN MUSIK KECERDASAN EMOSI DAN PE"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BASIC CONCEPTS IN MUSIC EDUCATION

Colwell, Richard J.(1991).Basic Concepts in Music Education, II.Colorado: University Press of Colorado

Apa yang membuat musik penting dan mendasar?

Dari sudut pandang pragmatis, pendidikan musik memberikan setidaknya tiga fundamental dan fungsi unik. Praktis dan fungsi yang berguna dari pendidikan musik adalah sebuah kebenaran dari musik sebagaimana bentuk seni. Dalam hal ini, mereka menggambarkan pertemuan dan persatuan nilai-nilai estetika dan instrumental. Kesemua hal dasar itu dapat diterapkan di bidang seni lain juga, meskipun dengan beberapa penekan dan interpretasi yang berbeda. Karena mereka adat dari seni, musik dan pengajar musik tidak perlu melakukan manipulasi untuk hasil akhir pembelajaran. Fungsi ini dapat berfungsi sebagai kerangka konseptual untuk pendidikan musik, menyediakan pondasi dan fokus kurikulum juga subtansi dari musik menjadi bagian dalam dasar pendidikan.

Untuk tujuan sekilas, konsep tesebut mendeskripsikan sebagai kebenaran yang mendasar yang dapat berfungsi sebagai alasan untuk mendirikan tempat untuk pendidikan musik di sekolah, merancang kurikulum dan pedoman tindakan serta upaya advokasi. Pendidikan umum seperti anjuran Harry Broudy, harus dipandang sebagai pembudidayaan kemampuan untuk mewujudkan nilai, maka fungsi-fungsi ini harus berada pada pusat pendidikan di musik.

Studi Musik Memberikan Bagian Penting dari Landasan Bagi peradaban manusiawi dengan mendorong semua siswa untuk menumbuhkan dan memperbaiki kepekaan mereka

Profesor Desain Teatoer dari Universitas San Diego, Beeb Salzer, menjelaskan bahwa seni menerapkan peraturan spesial dalam masyarakat seperti kita, yang didirikan pada rasionalitas yang linier serta humanism (kemanusiaan).

(2)

Susanne Langer menyebut proses ini sebagai “objektiviaksi” kehidupan subjektif (perwujudan kehidupan subjektif). Seperti halnya menimba ilmu dan menggambarkan bagian dari dunia pada segi keilmuan, seni juga melakukan hal yang sama dalam segi arstiskik. Musik mengekspresikan hal nyata yang tidak dapat diungkapkan dengan cara lain.

Melalui pendidikan musik, siswa dapat mengembangkan kecerdasan musikal mereka. Dalam mempertahan kognitif manusia, kecerdasan musikal diakui sebagai salah satu kecerdasan otonom. Fakta bahwa manusia dapat memikirkan suara, ritmis dan juga mengakuinya ke dalam pola dan bentuk untuk mendaptkan gambaran adalah kemampuan yang unik bagi makhluk hidup seperti kita. Hal itu memungkinkan kita untuk mengambil, merekam, menyimpan dan berbagi persepsi tentang kehidupan emosional yang mungkin luput dari kita.

Musik menempatkan kita untuk berhubungan dengan perasaan dan semangat kita sebagaimana berhubungan dengan perwujudan ekspresif ideal mereka dalam karya musik lama. Ketika kita menghalangi akses anak terhadap tipe ekspresif utama seperti musik, kita telah menghalangi mereka dari "makna bahwa musik membuat seuatu kemungkinan menjadi nyata". Sedangkan sekolah yang berjalan tanpa mengajarkan seni, merupakan budaya dari generasi modern barbarian.

Dalam pembelajaran kita menerima intuisi dari diri sendiri dan lainnya, wawasan dan perasaan, seni mengajarkan kita tentang hal yang lebih bernilai: Bagaimana menjadi Empati. Jika kita memiliki empati, kita dapat menilai orang lain dari sudut pandang. Kita dapat menempatkan diri pada posisi mereka. Untuk tingkat bahwa seni membangun empati, mereka mengembangkan rasa tenggung jawab dan bagian yang sangat penting dari pendidikan moral kita. Tanpa empati, kita tidak memliki rasa belas kasih untuk orang lain.

(3)

Studi tentang musik memberikan bagian penting dari landasan bagi peradaban manusiawi dengan membentuk dasar hubungan antara individu dan warisan budaya keluarga manusia.

Masyarakat amerika sekarang adalah miniature dunia. Multikultur adalah hal yang nyata dan musik menjadi salah satu cara yang paling luas dan dapat membujuk untuk mengekspesikannya. Musik menyediakan cara yang mendasar untuk mengerti diri sendiri dan orang lain.

Dalam duni pendidikan, sekolah yang tidak cukup menyediakan pendidikan musik berarti tidak menginvestasikan generasi mudanya dalam nilai-nilai tradisional masyarakat. Musik adalah ekspresi dari penciptaan, merefleksikan pikiran dan nilai-nilai mereka dalam lingkungan sosial di mana itu berasal. Musik yang kita dengar dapat mendeskripsikan siapa diri kita dan memberikan kita identitas sosial. Musik juga menyediakan dasar untuk identitas pemahaman. Musik adalah jalan awal manusia mengekspresikan karakter individual sosial mereka .

Musik memiliki kapasitas untuk menjenuhkan dan memuaskan yang menimbulkan tantangan bagi pendidikan musik. Kaum remaja kita harus diberikan kesempatan untuk mengakses berbagai macam musik yang kaya dari warisan mereka, bukan hanya satu bentuk atau gaya, namun harus bervariasi.

Direktur paduan suara, David Davies, mengatakan tentang para siswa bahwa, "Mereka mewakili anak-anak normal sehari-hari. Kami ingin musik menjadi penting untuk kehidupan mereka, tetapi tidak menjadi seluruh hidup mereka." Siswa-siswa ini tidak belajar musik untuk menjadi musisi. Mereka memperlajari musik adalah cara dasar untuk mengungkapkan karakter dan nilai-niali kepercayaan.

(4)

Studi tentang musik memberikan bagian penting dari landasan bagi peradaban manusiawi berdasarkan perabotan siswa dengan metafora estetika penting apa hidup yang terbaik mungkin.

Pendekatan seni /musik dan sejarah dalam pembelajaran dapat melibatikan kebiasaan pemikiran tertentu yang layak diperoleh. Proses pembuatan musik baik itu dalam bentuk membuat komposisi ataupun sebuah pertunjukan, siswa belajar bagaimana mengejar dan mewujudkan ide dalam bentuk nyata. Dalam proses penciptaan, mereka pasti membandingkan hasil kreasinya dengan gambaran / pendengaran dari tujuan mereka.

Individu yang telah mendapatkan pendidikan musik dapat berfikir dengan sudut pandang yang berbeda karena musik memberikan pelajaran terhadap siswa yaitu kerangka estetika dari refrensi yang dapat diterapkan secara luas. Singkatnya, estetika dalam musik menjadi estetik dalam hidup sehari-hari mereka.

Melalui belajar musik kita mengenali keindahan tatanan, kita mengerti perjuangan untuk mendapatkan sesuatu yang sempurna, kita mengapresiasi bagaimana detail seluruh elemen dapat membuat sesuatu penuh ekspresi dan bagaimana pentingnya tiap detail elemen tersebut. Konsep pemahaman ini tidak akan hilang karena pemahaman muncul saat penerapan pada pembelajaran. Jika sekolah tidak menyediakan pendidikan seni yang cukup kepada siswa, mereka menghalangi kesempatan yang dapat membuat mereka berfikir dan mengerjakan sesuatu dengan kerangka estetika.

Tujuan Pendidikan Musik

(5)

Pembelajaran musik di sekolah juga dapat membantu mengembangkan pemahaman toleransi dari materi yang diajarkan, misalnya dengan mengenal musik atau budaya dari negara lain (dapat juga dari provinsi lain). Atau mengembangkan patriotisme melalui cinta untuk musik nasionalistik. Jelas, ini adalah kemungkinan yang nyata dan, tak dapat disangkal, mereka dapat berkontribusi pada tujuan Pendidikan umum

Secara keseluruan buku ini menceritakan tentang dasar-dasar dari pendidikan musik, dengan sudut pandang pendidikan musik di Amerika. Buku ini menegaskan bahwa pendidikan musik sama pentingnya seperti pendidikan lain dan memiliki tujuan yang sama. Walaupun begitu pendidikan musik memiliki cara sendiri dalam mendidik anak. Pengenalan seni pada anak merupakan hal yang penting mengingat bahwa pendidikan seni / musik dapat mengenalkan keindahan/estetika dalam berkehidupan sehari-hari. Buku ini juga memuat poin-poin pendidikan musik yang dikaitkan dengan kepekaan diri, bagaimana membentuk hubungan dengan individu lain, keluarga atau budaya dan juga landsan estetika untuk anak.

Teori yang mendukung peneletian saya yang berjudul ”Pengaruh Pendidikan Musik di Sekolah Terhadap Tugas Perkembangan Diri dan Kecerdasan Emosional Siswa SMPN 4 Yogyakarta” adalah tentang alasan pentingnya pendidikan musik di sekolah. Pada buku ini ditegaskan bahwa sekolah yang tidak menyediakan pendidikan seni/musik merupakan contoh nyata budaya modern barbarian. Pendidikan musik bermanfaat untuk mengembangkan siswa dalam proses pendidikan. Pendidikan musik mengajarkan siswa untuk berempati, bersimpati dan menjadi pribadi yang peka dengan lingkungan sekitar. Buku ini juga menyebutkan bahwa pendidikan musik dapat berkontribusi pada bidang pendidikan lain.

FACING THE MUSIC

Schippers, Huib.(2010).Facing The Music.New York: Oxford University Press.

Pendidikan Musik Formal

(6)

1. Musik di sekolah untuk pendidikan umum, yang dibanyak negara memiliki program untuk mengenalkan musik kepada anak

2. Sekolah musik privat / umum, yang mendedikasikan ektrakurikuler musik untuk anak, remaja dan dewasa.

3. Lembaga musik atau sekolah musik apakah didalam atau di luar lingkungan sekolah

McCarthy dalam bukunya, Irish traditional music, menjelaskan institut penddidikan musikal sebagai pusat dari kekuatan budaya dan reproduksi. Nilai-nilai suatu kelompok, prioritas, dan hubungan dengan budaya leluhur yang terlihat di lembaga-lembaga tersebut. Mereka adalah resonansi tradisi musik dari masa lalu; mereka memberi energi saat ini oleh menciptakan ulang dan menggabungkan kembali tradisi dalam proses membentuk masa depan kehidupan individu, masyarakat, dan kehidupan budaya bangsa dan citra di luar negeri."

Pada dasar pendidikan musik paling formal terletak sebuah kurikulum yang ditentukan. "Kurikulum didasarkan pada asumsi filosofis tentang tujuan dan metode pendidikan," Dalam hal ini," kurikulum hanya pelaksanaan maksud dalam praktek pikiran, keinginan, dan keyakinan tentang apa yang seharusnya berlangsung dalam pendidikan.

Pendidikan musik yang formal dianggap masih mengikuti pengaruh abad kesembilan belas. Dapat digambarkan sebagai pandangan yang didominasi atomistic dan berdasarkan notasi, relative statis dalam pendekatan tradisi, keaslian dan konteks. Pembelaran seperti ini perlu ditinjau ulang sejauh mana pendidikan berguna di sekolah umum, sekolah musik, dan konservatori dan bagaimana interaksi dengan keanegaragaman musik baru.

Musik di Sekolah

Pada akhir abad kesembilan belas, pendidikan musik di Amerika Serikat tercermin seperti pendidikan pada umumnya. Sangat dipengaruhi oleh kemajuan pendidikan metodologi.

(7)

Kesesuaina pendidikan musik di sekolah untuk anak tergantung pada lingkungan masyarakat sekitar. Jika pendekatan pendidikan musik masiih berfokus pada musik klasik barat, pendidikan musik akan kesulitan untuk medapatkan tempat di masyarakat (sekolah merupakan bagian dari masyarakat). Hal ini dikarenakan pengalaman musik anak-anak yang pada masa ini mengenal musik dari berbagai macam media seperti Tv, film ataupun video game. Pengalaman musik anaklah yang akan lebih berperan dalam pendidikan musik pada anak itu sendiri.

Pendekatan yang layak untuk lingkungan sekolah multikulural adalah melalui perkenalan konsep musik dan nilai dari budaya yang berbeda-beda. Sebelum pendekatan ini dilaksanaan, diperlukan banyak tindakan, pemikiran, berdikusi dengan musisi ataupun guru musik dari budaya lain. Keterampilan dan sikap guru adalah hal yang penting dalam menyikapi keberagaman budaya melalui pendidikan musik agar tidak terjadi konflik antar budaya.

Di berbagai negara, pendidikan antarbudaya telah menjadi masalah yang serius. Salah satu solusinyanya adalah dengan pendidikan musik di sekolah. Ada beberapa cara yang telah dilakukan untuk mengenal budaya satu sama lain melalui pendidikan musik. Guru musik di sekolah yang memiliki masalah multicultural berperan sangat penting, yaitu mengenalkan budaya satu sama lain melalui musik-musik tiap budaya (siswa diberi tugas mandiri) yang kemudian saling berbagi antar siswa.

Pendidikan musik di sekolah membutuhkan lebih banyak tindakan yang harus dilakukan daripada mendownload lagu etnis dari internet, tetapi juga lebih bermanfaat memberikan siswa kesempatan untuk terlibat dalam dunia pendidikan musik di sekolah.

Keseluruhan buku ini berbicara tentang musik dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Musik dalam dunia pendidikan tidak terlepas dari kultur yang ada di sana. Saat ini US menjadi negara yang multikultur, untuk itu dirasa penting mengenal budaya-budaya yang ada melalui musik. Ada perbedaan pendapa tentang musik yang seharusnya didapat oleh anak, apakah musik kultur atau musik yang saat ini sudah termasuk dalam program tv bahkan video game.

(8)

pendidikan, bagaimana pendidikan musik sekolah seharusnya dilaksanakan dan mengenal tantangan yang terjadi ketika menyelenggarakan pendidikan musik di sekolah.

MUSIC PSYCHOLOGY IN EDUCATION

Hallam, Susan.(2006).Music Psychology in Education.London; Intitute of Education, University of London

Originalitas musik.

Musik didefiniskan sebagai hal yang universal dan ditemukan pada semua budaya. Beberapa orang berpendapat bahwa musik memiliki esensi kemanusiaan. Seperti bahasa, musik membedakan kita dari mahkluk hidup lain. Huron (2003) memberikan gambaran tentang posisi utama musik secara teoritis:

1. Pemilihan pasangan kinerja - musik mungkin muncul sebagai sebuah perilaku masa pacaran;

2. Kepaduan sosial - musik dapat membuat atau mempertahankan kepaduan sosial melalui promosi solidaritas kelompok dan kebajikan;

3. Upaya kelompok - musik dapat berperan dalam koordinasi pekerjaan kelompok; 4. Pengembangan Persepsi - musik dapat berkontribusi terhadap pengembangan

lebih umum dari persepsi suara;

5. Pengembangan keterampilan motorik - bernyanyi dengan gerakan dan (aktivitas) membuat musik lainnya memberikan kesempatan bagi penggalian keterampilan motorik;

6. Pengurangan konflik - musik dapat mengurangi konflik sesama dalam kelompok melalui kegiatan bersama tidak ada kemungkinan musik dapat memprovokasi argumen atau sengketa;

7. Memberikan waktu yang nyaman – musik dapat membuat diri menghindari keterlibatan situasi yang tidak nyaman, atau bahaya.

8. Komunikasi antar generasi – musik bisa saja berasalah dari berbagai ingatan yang berguna untuk menyampaikan informasi dari generasi ke generasi.

(9)

wilayah pemetaan diri. Pinker berpendapat bahwa musik terikat ke domain bahasa, pendengaran analisis kejadian, pemilihan habitat, emosi dan kontrol motorik, dan hanya memanfaatkan kapasitas yang telah berevolusi untuk mengamati daerah.

Fungsi musik pada masyarakat modern.

Musik memiliki beberapa fungsi yang bekerja pada individu, kelompok sosial dan masyarakat pada umumnya (Radocy and Boyle; 1988; Gregory, 1997). Sedangkan Merrriam mengungkapkan sepuluh fungsi utama musik yaitu (1) Ekspresi emosi; (2) Kenikmatan estetika; (3) Hiburan; (4) Komunikasi; (5) Representasi simbolis; (6) Respon fisik; (7) Menegakkan norma sosial; (8) Validasi lembaga sosial; (9) Ritual keagamaan dan (10) Stabilitas budaya.

Fungsi musik pada tingkat individu.

Musik berfungsi sebagai media ekspresi emosional. Ide atau emosi yang sulit diungkapkan melalui lisan akan lebih mudah diungkapkan melalui musik. Musik memicu respon fisik yang sekaligus dapat membantu relaksasi atau rangsangan aktivitas. Musik dapat memberikan individu suatu kenikmatan estetik dan sebuah hiburan. Kegiatan bermusik juga dapat merangsang keterampilan. Keberhasilan bermain musik dapat mempengaruhi peningkatan harga diri dan berfungsi sebagai stimulus intelektual. Keuntungan keterapilan dari bermain musik dapat meningkatkan keterampilan di bidang laing seperti keterampilan disiplin diri, koordinasi fisik dan termasuk konsentrasi.

Fungsi musik pada tingkat kelompok individu

Musik pada tingkat kelompok individu berfungsi sebagai sarana komunikasi. Komunikasi yang terjalin dalam aktivitas mencipta, mendengar, berbagi serta mendiskusikan musik. Pengalaman yang didapat dari aktivitas tersebut dapat memberikan identitas sosial pada setiap individu.

(10)

Ekspresi emosinal dapat juga penting dalam suatu kelompok, sebagai contoh, sekelompok siswa yang menyanyikan lagu bernada protes terhadap matapelajaran, atau sikap guru di mana mereka merasa ada hambatan. Atau untuk mengekspresikan rasa emosional lainnya seperti cinta, tidak hanya cinta yang romantis dari remaja tapi juga cinta kepada Tuhan, negara, sekolah atau lembaga.

Musik dalam dunia pendidikan

Pendidikan musik saat ini telah difokuskan pada pemahaman, mendengarkan, apresiasi, kinerja, kreativitas dan dikemas dalam suatu bentuk ‘Pendidikan seni umum’. Diberbagai negara, pendidikan musik di sekolah dilaksanakan dengan mempelajari notasi, mendengar kritis, sejarah musk, instrumen, musik dunia, belajar menulis musik, improvisasi, mengembangkan keterampilam dan kemampuan komunikasi. Namun masih terjadi banyak perdebatan apakah harus mempelajari musik tradisional atau musik popular barat.

Musik dalam dunia pendidikan sekolah, di beberapa tempat, dapat dimasukkan ke dalam kurikulum formal dengan membagi waktu dengan matapelajaran lain. Sedangkan ada pendapat bahwa pendidikan musik dapat masuk sebagai kegiatan ekstrakurikuler, dilaksanakan diluar jam belajar.

Musik dan Emosi

Ada banyak respon individu terhadap musik yang dipengaruhi oleh berbagai aspek seperti sosial budaya, sejarah dan pendidikan. Musik dapat mengaktifkan saraf yang belajar dari respon akan rasa takut. Sisi emosional manusia sangat tanggap terhadap sensor musical yang mempengaruhi otak untuk memberi perintah terhadap bagian-bagian tubuh. Seperti saat mendengar musik, spontan kaki kita akan bergerak sesuai dengan beat musik tersebut. Musik memiliki kekuatan dalam hal mempengaruhi suasana hati, emosi dan tingkat gairah.

(11)

Kemampuan musikal individu, respon terhadap musik, serta guru dan murid dalam dunia belajar musik.

Teori yang mendukung penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Musik di Sekolah Terhadap Tugas Perkembangan Diri dan Kecerdasa Emosional pada Siswa SMPN 4 Yogyakarta”adalah tentang mengenal posisi musik dalam kehidupan, fungsi musik untuk individu,kelompok individu, musik dalam dunia pendidikan dan pembahasan tentang musik dan emosi. hal tersebut merupakan penguat pendapat saya tentang musik mempengaruhi perilaku individu secara personal ataupun dalam kelompok sosial.

PSIKOLOGI MUSIK

Djohan.2009.Psikologi Musik.Yogyakarta: Best Publisher

Musik dan perilaku.

Musik adalah hal yang sangat dekat dengan manusia, terutama dalam hal perasaan. Musik dapat berperan sebagai media untuk mengungkapkan perasaan, dan juga dapat menggugah perasaan pendegarnya. Karena kedekatannya dengan kehidupan manusia, maka kajian tentang musik hampir selalu terkait dengan kajian tentang perilaku. Musik diyakini memiliki dampak khusus terhadap perilaku karena jenis musik tertentu dianggap dapat membawa respons yang berbeda dari perilaku manusia.

Organisasi Sosial

Musik bermanfaat, namun kalau manusia tidak musikal, itu lebih disebabkan oleh kebiasaan khusus dan bukan merupakan perilaku alamiah. Dalam kata lain, manusia memiliki perilaku musikal secara alami. Musikal dalam hal ini berarti seperti Bahasa dan bentuk intelejensi lain yang kita miliki, bermain (dan terus bermain) memiliki peran penting dalam mempertajam humanitas. Musisi (pemain, pendidik, terapis dan lain-lain) paham bahwa musik itu penting melalui pengalaman dan keterlibatan secara langsung.

Musik dan Emosi

(12)

penilaian emosi adalah keterlibatan personal dengan stimulus dan terjadinya perubahan perilaku terhadap stimulus itu. (Frijda, 1988).

Dalam mendengarkan musik, ada beberapa faktor yang perlu diperhitungkan seperti, kompleksitas, familiaritas dan kesenagnan baru. Sebuah musik dikatakan familiar bila musik tersebut dialami sebagai sesuatu yang menimbulkan perasaan senang dan nyaman.

Musk dan Intelegensi

Menurut Gardner, psikolog kognitif dari harvard University pada tahun 1983 mengembangkan teori intelegensi yang menyebutkan manusia memiliki 8 intelegensi dasar yang salah satunya adalah Intelegensi Musikal, yaitu kapasitas untuk merasa, mendiskriminasi, mentransformasi, dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik.

Terdapat tiga konsep utama mengenai pengaruh musik

1. Musik penting sebab merupakan sesuatu hal yang baik.

2. Musik merupakan bagian dari kehidupan serta salah satu keindahan budaya, selain terdapat nilai-nilai positif yang sangat berguna.

3. Dengan mengembangkan kemampuan musik maka akan dimiliki keunggulan-keunggulan yang menyertainya. Kegiatan latihan, mendengarkan, dan menghargai musik akan meningkatkan perkembangan kognitif, fisik, emosi dan sosial.

Musik dan pendidikan

Musik harus disejajarkan dengan Bahasa, matematika dan sains karena menurut John Ruskin, “Sebuah bangsa besar akan menulis otobiografinya dalam tiga manuskrip, yaitu perilaku bangsanya, bahasanya dan seni budaya”. Mantan Presiden USA, Ronald Reagan berkata, “Yang paling diingat dari sebuah peradaban adalah kesenian dan pikirannya…Mereka (anak-anak) harus diajari tentang kekayaan peninggalan budaya dan apresiasi bagaimana musik dapat memperkaya generasi muda dan masyarakat yang menghasilkannya”.

(13)

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, pengajaran musik tidak diawali dengan membaca notasi yang sebagaimana ini adalah tradisi belajar musik barat. Pengajaran musik lebih berorientasi kepada pengolahan rasa dan diawali dengan pendekatan aural (pendengeran). Dari pendekatan ini siswa mulai memainkan musik dengan mengimitasi, kemudian secara tidak langsung berimprovisasi dengan menambahkan atau mengurangi apa yang dipelajari.

Secara keseluruhan buku ini berbicara tentang musik yang dihubungkan dengan dunia psikologi. Musik dinilai dapat memberikan banyak manfaat untuk manusia diantaranya adalah hubungan musik dengan emosi, perilaku dan kemampuan kognitif individu.

Teori yang mendukung penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Musik di Sekolah Terhadap Tugas Perkembangan Diri dan Kecerdasa Emosional pada Siswa SMPN 4 Yogyakarta” adalah pembahasan tentang pengaruh musik terhadap perilaku, emosi, intelegensi dan juga musik dalam dunia pendidikan di indonesia. Hal tersebut membantu saya untuk lebih memahami peran musik untuk kehidupan individu.

CHILD AND ADOLESCENT DEVELOPMENT IN YOUR CLASSROOM Bergin, Christi Crosby., dan Bergin, David Allen. (2012). Child and Adolescent Development in Your Classroom. USA: Wadsworth Cengage Learning.

The Emotional Child

Masa Remaja, 13-19 tahun:

(14)

1. Hubungan baik dengan orang tua. Komunikasi pada fase yang dialami remaja berjalan dengan baik, dan Ibu selalu menjadi figur yang baik untuk anaknya. 2. Hubungan Buruk dengan orang tua. Ini adalah fase dimana remaja tidak

memiliki hubungan baik dengan orang tua, yang salah satunya disebabkan oleh faktor komunikasi sehingga figur utama mereka adalah teman atau pacar.

Secure attachment merupakan bentuk hubungan yang memliki karakteristik seperti keterbukaan, nyaman, dan menyenangkan.

Langkah untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap guru dan teman di sekolah (School Bonding)

1. Menumbuhkan hubungan baik antara siswa dan guru. Hal utama dalam school bonding adalah hubungan yang dekat. Siswa lebih suka berada di sekolah ketika mereka merasa bahwa guru memperhatikan mereka dan mengapresiasi hasil kerja mereka. (Green, Rhodes, Hirsch, Suarez-Orozco, & Camic, 2008; Gurman, Harachi, Abbott, Catalano, & Fleming 2008)

2. Mengenalkan hubungan dewasa lainnya, seperti bersama pelatih dan konselor (guru BK). Yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa percaya terhadap terhadap guru lain.

3. Menganjurkan untuk tetap selalu bersama dengan teman sebaya untuk waktu yang lama.

4. Membentuk kelompok belajar.

5. Jangan menerapkan disiplin yang terlalu ketat sehingga membuat siswa takut. 6. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler

7. Membantu siswa menjadi baik, suka menolong dan menerima satu sama lain.

Tempramen

Tempramen adalah sebuah karakteristik individu yang berkaitan dengan perbedaan pola emosi dan gairah. Tempramen mempengaruhi kelas. Anak yang tempramennya memenuhi ekspektasi guru mendapatkan nilai yang lebih baik, memiliki hubungan yang baik dengan guru dan teman, dan lebih menghargai diri mereka.

Summary of Age Trends in Attachment and Personality (Adolescence 13-19 Year)

Attachment Behavior Temprament

(15)

lebih dengan pendekatan bijak

Perasaan yang nyaman menghasilkan Kemandirian dan kepercayaan diri

Dibandingkan teman-teman, ibu masih tetap yang paling diutamakan

Remaja yang merasakan kasih sayang seperti saat bayi akan merasa nyaman pada masa remaja, kecuali jika terjadi sesuatu yang negative.

Sekolah menengah pertama cenderung membutuhkan anak-anak untuk bertemu lalu dipasangkan dan terikat satu sama lain dibandingkan pada sekolah dasar. Partisipasi pada kegiatan ekstrakurikuler menjadi penting.

Pengaman kasih sayang remaja berhubungan dengan kualitas hubungan yang romasntis.

berdampak pada perilaku masa remaja.

Tempramen hanya kesederhanaan yang stabil, kecuali disaat tertentu (extreme)

Perilaku penghambat masa balita umumnya bukan prediksi penghambat pada masa remaja.

Self-Control

Siswa yang sulit mengendalikan diri cenderung berprilaku menyimpang dan mendapat nilai rendah di kelas. Guru dapat meningkatkan kemampuan pengendalian diri siswa dengan berbagai cara, yaitu:

1. Mengurangi gangguan-gangguan di kelas.

(16)

sebaiknya meminta siswa tersebut untuk baris di depan. Jika diperlukan, guru bisa meminta siswa tersebut untuk memasukkan tangannya ke dalam saku. Latihan sederhana seperti ini mampu melatih pengendalian diri siswa.

3. Memberi cukup asupan glukosa kepada siswa. Anak-anak mampu mengendalikan diri mereka ketika mereka memiliki cukup persediaan glukosa di dalam tubuh mereka (Baumeister et al., 2007).

4. Memberikan kegiatan yang mengasah pengendalian diri siswa di pagi hari. Tingkat pengendalian diri seseorang cenderung lebih tinggi di pagi hari dibandingkan malam hari (Gailliot, 2008).

5. Melontarkan kalimat “Kamu sabar deh” untuk memuji siswa.

Kemampuan pengendalian diri dapat diasah dengan menanamkan sifat dan sikap disiplin.

Perkembangan Emosi

Kemampuan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosi dirinya sendiri, dan mengerti emosi orang lain, sehingga mencapai tujuan yang diinginkan. Emosi adalah reaksi subjektif terhadap suatu kejadian yang mengakibatkan psikologi dan perilaku seseorang berubah.

Remaja mengalami perubahan emosi lebih sering dibanding anak-anak. Biasanya emosi tersebut disebabkan oleh hubungan pertemanan, percintaan, keluarga, atau tekanan di sekolah (Gutman & Eccles, 2007; Seiffge Krenke et al., 2009). Ini menjelaskan kenapa remaja sulit mengendalikan suasana hati dan emosi. Remaja lebih sering mengalami kebosanan, kelelahan dan kepenatan. Mereka cenderung merasa tidak nyaman berada di tengah masyarakat. Mereka merasa kikuk dan kesepian.

Penyimpangan emosional:

Ada 2 jenis penyimpangan emosional. Externalizing disorders adalah penyimpangan emosi yang disebabkan oleh kemarahan dan sifat antisocial. Internalizing disorders adalah penyimpangan emosi yang disebabkan oleh kesedihan dan kecemasan.

(17)

memilih untuk mengekspresikan emosi positif dibanding emosi negatif untuk mengurangi perlawanan dan menumbuhkan perilaku pofitif (Barlett & DeSteno, 2006; Denham et al., 2003). Dapat dikatakan bahwa mereka memiliki kecerdasan sosial. Kemampuan untuk memahami emosi orang lain mempengaruhi kesuksesan di kelas. Siswa yang memiliki kemampuan ini cenderung tidak agresif, berprestasi, dan berhubungan baik dengan guru dan teman sebaya. Beberapa cara untuk mengasah kemampuan ini, yaitu:

1. Ajarkan siswa untuk berempati. Beritahu siswa bagaimana perasaan orang lain saat mereka salah berprilaku.

2. Sebarkan emosi positif ke dalam bahan ajar di kelas. Menjadi guru yang disenangi oleh siswa dapat menjadi contoh yang baik untuk siswa. Siswa bisa meniru perilaku menyenangkan yang dilakukan oleh guru favorit mereka.

3. Bantu siswa untuk mengendalikan emosi mereka. Ajarkan siswa untuk mengendalikan emosi mereka sendiri dan mengerti emosi orang lain.

Emotional Intelligence:

Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk berpikir cerdas tentang emosi dan menggunakan emosi tersebut untuk membuat proses berpikir itu menjadi lebih cerdas. Kadang diartikan sama dengan kemampuan emosional. (Mayer, Robert, & Barsade, 2008; Mayer & Saloveny, 1997, p.5).

Emotions and thought

Emosi mempengaruhi pikiran dalam beberapa cara, yaitu:

1. Emosi pusat perhatian. Siswa lebih tertarik terhadap sesuatu yang berhubungan dengan emosi mereka (Mather, 2007). Contohnya, siswa yang suka menanam buah-buahan akan memperhatikan materi pelajaran yang berhubungan dengan menanam buah.

2. Emosi membantu mengingat. Siswa cenderung lebih mudah mengingat seseuatu yang berhubungan dengan pengalaman emosi mereka (Kensinger, 2007).

(18)

Emosi memiliki efek berbeda-beda terhadap proses belajar dan berpikir. Berikut merupakan perbandingan emosi positif dan negative:

Emosi Positif

Emosi positif, seperti ketertarikan, kebahagiaan, atau semangat, membantu proses belajar dan kreatif. Siswa yang senang lebih produktif, tampil lebih baik, mengerjakan tugas dengan baik, dan lebih kreatif dalam memecahkan suatu masalah (Ashby, Isen, & Turken, 1999).

Emosi Negatif

Emosi negatif, seperti marah, sedih, dan bosan, menggaggu jalannya proses belajar. Ketika siswa merasakan emosi yang negatif, mereka kesulitan dalam mengerjakan tugas. Siswa yang sering marah cenderung merasa terganggu dan tidak mengerjakan tugas. Siswa yang sedih dan bosan cenderung kurang kreatif.

Adanya emosi positif di kelas dapat membantu proses belajar menjadi lebih efektif. Berikut adalah cara menumbuhkan emosi positif di kelas:

1. Bangun hubungan yang baik dan hangat antara guru dan siswa. Mengekspresikan emosi positif lebih baik daripada menerapkan disiplin ketat. 2. Berikan pujian saat siswa berhasil menyelesaikan suatu masalah yang sulit. 3. Bercanda dan bercengkrama dengan siswa.

4. Ciptakan permainan-permainan dimana siswa harus berpikir secara cepat. Permainan seperti itu mampu membuat siswa lebih semangat. Berpikir secara cepat menumbuhkan suasana hati yang baik (Pronin & Jacobs, 2008). Music dengan tempo cepat dapat meningkatkan emosi positif siswa.

Social Cognition

(19)

Keseluruhan buku ini mengungkapkan tentang perkembangan anak dan dan remaja sesuai dengan perilaku pada usianya. Menjelaskan beberapa poin seperti sisi emosional, tempramen, kontrol diri perkemangan emosi dan kognisi sosial. Buku ini lebih berfokus pada anak untuk pendidikan di kelas. Beguna bagi guru untuk mengetahui bagaimana perkembangan anak dan remaja, serta foktor-fakto yang mempengaruhi sikap pada anak dan remaja.

Terori yang berkaitan dan mendukung tentang penelitian saya yang berjudul Pengaruh Pendidikan Musik di Sekolah Terhadap Tugas Perkembangan Diri dan Kecerdasa Emosional pada Siswa SMPN 4 Yogyakarta” adalah teori tentang perkembangan sikap dan emosi remaja. Untuk mengetahui hal apa saja yang perlu dikenal pada remaja, agar mendapat gambaran apa saja hal yang wajar dan tidak wajar pada perilaku serta sisi emosional remaja.

LEADERSHIP: THE POWER OF EMOTIONAL INTELLIGENCE

(Goleman, Daniel.2011.Leadership: The Power of Emotional Intelligence.Northamton: More Than Sound LLC)

Developing Emotional Intelligence (Pengembangan Kecerdasan Emosional)

Neurogenesis merupakan hal yang fundamental untuk permasalahan kecerdasan. Neurogenesis adalah proses dimana setiap hari otak menghasilkan 10.000 sel indung yang dibagi menjadi dua, yaitu stu sel menjadi menjadi induk sel berikutnya dan yang lainnya bermigrasi ke mana pun sel itu dibutuhkan oleh otak. Neurogenesis menambah pemahaman kita bahwa otak terus membentuk ulang secara mandiri sesuai dengan pengalaman yang kita miliki. Kecerdasan otak berkembang sesuai kebiasaan. Biasanya diperlukan waktu tiga sampai enam bulan untuk mendapatkan pola kebiasaan yang baru (untuk membentuk kebiasaan).

Ada beberapa hal yang mempengaruhi kecerdasan emosional 1. Kesadaran diri

a. Kesadaran emosional diri.

(20)

emosi mereka atau memiliki keyakinan visi yang akan membimbing mereka.

b. Akurat dalam penilaian diri

Mengenali keterbatasan dan kelebihan, dapat menunjukkan rasa humor tentang diri sendiri. Mau belajar tentang kekurangan dan menerima kritik dan masukan. Tahu kapan harus meminta bantuan.

c. Percaya diri

Individu yang dapat menilai dirinya memungkinkan untuk bertindak sesuai dengan kelebihannya. Percaya dapat menyelesaikan tugas yang sulit. Mereka percaya bahwa percaya diri adalah jaminan untuk dapat berdiri sebagai pemimpin disuatu kelompok.

2. Menejemen Diri a. Kontrol diri

Individu yang memiliki pengendalian emosi diri yang baik dapat mengelola emosi yang mengganggu / dapat tetap tenang dalam tekanan tinggi (melewati masa krisis dalam kehidupan).

b. Transparansi

Keterbukaan kepada orang lain tentang perasaan, keyakinan, dan kejujuran. Berani mengakui kesalahan dan dapat menghadapi situasi dari perlakuan tidak etis.

c. Mudah Bergaul

Fleksibel dalam pergaulan, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki pemikiran luas dalam menghadapi realitas.

d. Prestasi

Memiliki standar pribadi yang tinggi yang dapat mendorong mereka terus mencari perbaikan diri. Memiliki tujuan yang terukur dan menantang, mampu menghitung resiko sehingga tujuan mereka layak dicapai.

e. Inisiatif

(21)

f. Optimis

Memandang apa yang ada di depan adalah hal yang positif. Yakin dengan harapan yang lebih baik dimasa depan.

3. Kesadaran Sosial a. Empati

Memahami sudut pandang orang lain dan merasakan secara emosional apa yang dirasa orang lain. Empati membuat individu dapat hidup rukun dengan orang yang berasal dari budaya atau latar belakang yang berbeda. b. Memberikan pelayanan

Menumbuhkan iklim emosional yang dapat menarik orang lain agar tidak perlu takut untuk meminta atau memberikan pertolongan. Berhati-hati dalam sikap, dan memastikan bahwa orang lain mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.

4. Manajemen Hubungan a. Inspirasi

Mampu menginspirasi dan menggerakkan orang lain untuk melakukan suatu tindakan yang juga menginspirasi. Membuat pekerjaan / tindakan yang dilakukan lebih menarik. Dapat mewujudkan apa yang diminta dari orang lain.

b. Pengaruh

Mampu meberikan pengaruh dan memiliki daya tarik untuk orang lain. Memiliki sesuatu yang meyakinkan bagi orang lain.

c. Mengembangkan orang lain.

Memiliki jiwa seperti pelatih yang mampu menggerakkan orang lain dan memahami tujuan, kekurangan dan kelebihan.

d. Manajemen konflik

Memahami perspektif yang berbeda kemudian dapat menemukan dan menunjukkan jalan tengah yang ideal (solusi).

e. Kerjasama Tim dan Kolaborasi

(22)

Buku dari Daniel Goleman ini secara garis besar menjelaskan tentang bagaimana individu berperan sebagai pemimpin untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain dalam suatu kelompok. Penjelasan tersebut berkaitan dengan kecerdasan emosional, yaitu bagaimana sikap individu dalam mengenal, memahami, mengelola emosi yang terdapat pada dirinya sendiri atau untuk bersosial. Dalam bab terakhir dijelaskan beberapa kriteria untuk menjadi individu yang baik, kaitannya dengan kecerdasan emosional.

Teori yang mendukung rencana penelitan saya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Musik di Sekolah terhadap Perkembangan Diri dan Kecerdasan Emosional Siswa di SMPN 4 Yogyakarta.” adalah tentang kriteria dari kecerdasan emosional. Bagaimana cara melihat kecerdasan emosional. Seperti rangkuman di atas, bahwa ada beberapa kriteria yang dapat menjadi penilaian seberapa besar kecerdasan emosional seseorang. Dari kriteria di atas dapat diadaptasi menjadi instrumen penelitian yang akan saya lakukan.

MERAIH SUKSES DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL

(Tridhonanto, Al.(2010).Meraih Sukses dengan Kecerdasan Emosional.Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo.)

Memahamai masa Remaja dan Kecerdasan Emosional

Fase remaja terjadi pada individu antara usia 12 – 18 tahun. Individu memasuki masa pubertas, yakni masa sebagai tolok ukur akan fase berikutnya karena terjadi tumpeng tindih peralihan fasi anak dan fase remaja. Jika terjadi kesulitan maka akan mengalami hambatan untuk perkembangan selanjutnya. Dalam masa ini remaja mengalami perubahan seperti system kerja hormone dalam tubuh sehingga membawa perubahan secara psikis terutama emosi dan perubahan bentuk fisik.

(23)

dapat menyesuaikan diri. Jika saja proses sekolah tidak mampu menampung gejolak energi, maka ia akan meluapkan kelebihan energinya untuk hal-hal yang idak dikehendaki yang bersifat destruktif seperti tawuran, kebut-kebutan di jalan raya, merusak sarana umum dan lain-lain.

Agar kelebihan energi tersebut tersalurkan dengan baik maka sebaiknya remaja mengerti dan mempunyai kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional akan tampak pada saat ia mampu mengungkapkan emosinya sendir, menampakkan kesan yang positif dari dirinya, berusaha beradaptasi dengan lingkungan, dan dapat melakukan control perasaan .

Kecerdasan adalah pemahaman dan kesadaran seseorang terhadap apa yang dialaminya atau sesuatu yang ada dalam pikirnannya, dari pikiran diubah menjadi pengalaman yang menjadi kata-kata atau angka. David Wechsler, psikolog modern, mengatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif.

Kecerdasan emosional menurut Goleman merupakan kemampuan lebih yang dimiki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan. Menurut Cooper dan Sawaf, kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh manusiawi. Howes dan Herald menegaskan bahwa kecerdaasan emosional merupakan komponen yang membuat orang menjadi pintar menggunakan emosi.

Wilayah Kecerdasan Emosional

Wilayah kecerdasan emosional dibagi menjadi lima wilayah utama, yaitu: 1. Kesadaran Diri

Kesadaran diri mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada wilayah ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan dan pemahaman tentang diri. Ketidakmapuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya dapat berakibat buruk bagi pengambilan keputusan masalah.

2. Mampu Mengelola Emosi

(24)

dengan menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sedangkan yang tidak dapat mengelola emosi akan terus-menerus bertarung melawan perasaan dan melarikan diri pada hal-hal negatif.

3. Memotivasi Diri

Kemampuan seorang dalam memotivasi diri dapat ditelusuri melalui berbagai hal, diantarnya:

a. Cara mengendalikan dorongan hati

b. Derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja sekarang c. Kekuatan berfikir positif

d. Optimism

Seorang yang memiliki kemampuan memotivasi diri akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.

4. Mampu berempati

Kemampuan alam perasaan seseorang untuk menempatkan diri ke dalam alam perasaan orang lain sehingga bisa memahami pikiran, perasaan dan perilakunya. Namun walaupun ia dapat memahami alam perasaan orang lain ia tetap berada diluar perasaan itu dan tetap mempertahankan perasaan dirinya.

5. Mampu menjalin sosial dengan orang lain

Seperti pada sifat hakiki manusia sebagai makhluk sosial, kemampuan ini dibuktikan dalam pergaulan dengan orang laim dan penampilan yang selaras dengan alam perasaannya sendiri.

Faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional

Faktor yang berpengaruh terhadapat keceerdasan emosional ketika perkembangan anak setelah dilahirkan adalah:

1. Faktor pengaruh lingkungan 2. Faktor pengasuh

3. Faktor pendidikan

(25)

Persepsi emosi merupakan sikap manusia ketika ia mengenali berbagai jenis emosi dari ekspresi, musik, warna dan cerita. Penertian emosi adalah suatu bentuk energi batiniah yang muncul dari pusat alam perasaan seseorang yang merupakan daya pendorong untuk menuju hidup yang lebih baik. Emosi dapat dibedakan menjadi dua jenis emosi, positif dan negatif. Emosi positif meliputi rasa senang, bahagia, lega dan puas. Emosi negatif meliputi perasaan sedih, takut, gelisah, malu dan marah. Namun ada juga emosi yang merupakan kombinasi positif dan negatif, meliputi rasa bersalah, cemburu, frustasi dan bingung.

Kesadaran emosi sangat penting sebab memiliki keterkaitan antara perasaan yang muncul dengan pemikiran dan perkataannya hal ini sangan mempengaruhi kegiatan dan perilakunya.

2. Pemahaman emosi

Ini adalah hal yang mendasar agar manusia dapat mengambil tindakan sebagai solusi yang dihadapi oleh orang lain yang memiliki masalah dengan emosinya. Perubahan tindakan dari kebisaan merupakan isyarat dari tubuh tentang perubahan emosi yang terjadi pada sesorang remaja. Dengan begitu dapat dicari apa yang menyebabkan emosi berubah dan memahami serta menangani agar tidak terjerumus ke dalam tindakan-tindakan yang negatif.

3. Pengelolaan emosi

Pengelolaan emosi pada remaja dapat dilakukan dnengan:

a. Menentukan batas-batas dengan melihat perilaku mana yang tidak tepat b. Menentukan sasaran. Menanyakan pada remana apa yang ingin dicapai dana

maslah apa yang berkaitan dengan hal tersebut c. Pemecahan masalah

d. Mengevaluasi pemecahan masalah

e. Memilih pilihan dalam pemecahan masalah

(26)

terdapat pada diri sendiri. Selain itu, buku ini juga menjelaskan bagaimana mengenali kecerdasan emosional sehingga remaja dapat mengelola emosi agar tidak mengganggu tugas perkembangan mereka. Masa remaja merupakan masa dimana individu memiliki kelebihan energi yang jika salah menyalurkannya akan berdampak buruk. Maka dari itu memahami kecerdasan emosional dapat membantu remaja melewati masa-masa transisi tersebut.

Teori yang mendukung untuk penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Musik di Sekolah terhadap Tugas Perkembangan Diri dan Kecerdasan Emosional Siswa SMPN 4 Yogyakarta” adalah tentang wilayah kecerdasan emosional, faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, teori tentang aspek-aspek kecerdasan emosional dan kaitannya dengan masa remaja 12 – 18 tahun (usia siswa smp 12 – 15 tahun).

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Ahmadi, H Abu dan Soleh, Munawar.2005.Psikologi Perkembangan.Jakarta: PT RINEKA CIPTA

a. Arti Perkembangan

Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju ke depan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulang. Perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju.

b. Fase Perkembangan

Pendapat-pendapat mengenai penahapan yang bermacam-macam secara gari besar dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:

1. Berdasarkan biologis

Beberapa ahli membuat penahapan mendasarkan diri pada keadaan atau proses biologis diantaranya:

(27)

Aristoteles menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai dewasa dalam tiga tahap:

 Tahap I : dari 0,0 sampai 7,0; masa anak kecil/masa bermain

 Tahap II : dari 7,0 sampai 14,0; masa anak, masa belajar, masa sekolah

 Tahap III : dari 14,0 sampai 21,0; masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.

 Kretschmer

Kretschmer menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai dewasa dalam tahap:

 Tahap I : dari 0,0 sampai 3,0; anak terlihat pendek dan gemuk

 Tahap II : dari 3,0 sampai 7,0; anak terlihat meninggi

 Tahap III : dari 7,0 sampai 13,0; anak terlihat pendek dan gemuk kembali

 Tahap IV : dari 13,0 sampai 20,0; anak kembali terlihat meninggi Pada tahap I dan III (fullung) anak menunjukkan sifat yang mirip dengan tempramen orang yang berkonstitusi piknik jadi seperti jiwanya terbuka, mudah bergaul, mudah di dekati dan sebagainya. Pada tahap II dan IV sifat-sifat orang lebih pada jiwa yang tertutup, sukar bergaul, sukar didekati, dan sebagainya.

 Freud

Freud menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai dewasa dalam tahap:

 Fase Oral : dari 0 -1; mulut sebagai daerah pokok aktivitas

 Fase Anal : tahapan terpusat pada fungsi pembuangan kotoran

 Fase Falis : dari 3 - 5; alat kelamin adalah organ terpenting

 Fase Laten : dari 5 – 12/13; implus-implus cenderung untuk ada dalam keadaan mengendap

 Fase Pubertas : dari 12/13 – 20; implus-implus menonjol kembali. Apabila dapat dipindahkan dan disublimasikan oleh das Ich

(28)

 Fase Genital : Individu telah mencapai fase ini siap untuk terjun ke dalam kehidupan masyarakat orang dewasa.

2. Berdasarkan didaktis/intrusional

Beberapa ahli yang mengungkapkan pendapat ini adalah

 Pendapat Comenius

Comenius merancang jenjang pendidikan yang disesuaikan dengan sifat khas individu dalam masa perkembangannya. Dipandang dari segi pendidikan, pendidikan yang lengkap bagi seseorang berlangsung dalam empat jenjang yaitu:

1. Sekolah Ibu, untuk anak-anak umur 0-6 tahun 2. Sekolah bahasa Ibu; untuk akan umur 6-12 tahun 3. Sekolah Latin, untuk remaja umur 12-18 tahun 4. Akademi, untuk pemuda-pemudi umur 18-24 tahun

Untuk masing-masing sekolah tersebut harus diberi bahan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan anak didik, harus dipergunakan cara-cara penyampaian yang sesuai dengan perkembangan.

 Pendapat Rousseau

Rousseau berpendapat bahwa tahap-tahap perkembangan adalah sebagai berikut:

1. Tahap I, 0 - 2; masa asuhan

2. Tahap II, 2 – 12; masa pendidikan jasmani dan latihan panceindera 3. Tahap III, 12 – 15; periode pendidikan akal

4. Tahap IV, 15 – 20; periode pendidikan watak dan pendidikan agama 3. Berdasarkan psikologis

Dalam bahasan psikologis, pendapat piaget adalah yang paling cepat dikenali. Menurut Piaget perkembangan digambarkan dengan melewati fase:

a. Masa usia pra-sekolah, 0 – 6 tahun

(29)

c. Masa Pra-Remaja

Berlangsung hanya dalam waktu singkat. Masa ini ditandai dengan sifat negatif dari remaja. Gejala yang terjadi adalah antara lain tidak tenang, kurang suka bekerja, kurang suka bergerak, lekas lemah, kebutuhan tidur besar.

1. Negatif dalam prestasi, baik prestasi jasmanai maupun mental

2. Negatif dalam sikap sosial, bentuknya ialah menarik diri dari masyarakat (negatif pasif), maupun agresif terhadap masyarakat (negatif aktif)

Hal tersebut di atas dinilai banyak ahli sebagai akibat dari perubahan-perubahan yang terjadi secara biologis, yaitu mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sehingga membawa perubahan secara radikal yang menimbulkan rasa ragu, kurang pasti, malu, jengkel, dan sebagainya.

d. Masa Remaja

Memuja adalah sifat remaja. Pada fase ini remaja sadar akan kesepian yang tidak dialami sebelumnya. Biasanya remaja merasa menderita karena merasa orang lain tidak mengerti dan memahami apa yang dirasakan. Setelah melewati masa itu, remaja memasuki fase membutuhkan teman yang dianggap dapat menolongnya. Pada fase ini remaja seperti mencari jati diri, mencari yang dianggapnya bernilai, pantas disanjung tinggi dan dipuja-puja. Remaja mengalami kegoncangan batin, sebab tidak mau lagi menggunakan pedoman hidup masa anak-anaknya, tapi belum menemukan pedoman hidup baru. Secara ringkas dapat dikatakan seperti ini: Karena tidak adanya pedoman, remaja merindukan sesuatu yang dianggap bernilai dan dapat dipuja. Tahap selanjutnya, remaja menemukan objek pemujaan yang semakin jelas, yaitu pribadi-pribadi yang dipandang mendukung nilai tertentu. Selanjutnya remaja telah dapat menghargai nilai-nilai lepas dari pendukungnya.

e. Sikap yang terjadi pada remaja

Laki-Laki Wanita

a. Aktif Memberi

b. Cenderung untuk memberikan perlindungan

c. Minatnya tertuju pada hal-hal

a. Pasif dan menerima

b. Cenderung untuk menerima perlindungan

(30)

yang bersifat intelektual abstrak

d. Berusaha memutuskan sendiri dan ikut berbicara

e. Sifat saklijk dan objektif

emosional dan konkret

d. Berusaha mengikuti, dan menyenangkan orang tua

e. Sikap personlijk subjektif

f. Sifat-sifat masa remaja

1. Menunjukkan timbulnya sikap positif dalam menentukan sistem tata nilai yang ada

2. Menunjukkan adanya ketenangan dan keseimbangan di dalam hidupnya

3. Mulai menyadari bahwa sikap aktif, mengkirtik waktu ia puber itu mudah tetapi sulit melaksanakannya

4. Ia mulai senang menghargai sesuatu yang bersifat historis dan tradisi, agama kultur, etis dan estetis, serta ekonomi

5. Dalam menentukan calon teman hidup, sudah tidak lagi berdasarkan nafsu seks belaka, tetapi juga atas dasar pertimbangan yang matang dari berbagai aspek. M 6. Mulai mengambil sikap hidup berdasarkan sistem nilai yang diyakininya

7. Memiliki rencana hidup yang jelas dan mapan

8. Pandangan dan perasaan yang semakin menyatu atau melebar antara erotik dan seksualitas, yang sebelumnya terpisah antara keduanya.

g. Sikap dan sifat Remaja 1. Menemukan pribadinya

Menyadari kemampuannya, kelebihan, kekurangannya sendiri, dapat menempatkan diri ditengah masyarakat tetapi tidak tenggelam dalam masyarakat.

2. Menentukan cita-citanya

Dari kesadaran dirinya, remaja mulai bisa menyusun apa yang akan dilakukan dimasa depan dengan mempertimbangkan hal-hal apa saja yang mungkin dapat mendukung dan menghambat.

3. Menggariskan jalan hidupnya

Ini adalah prinsip yang dipegang untuk mencapai cita-citanya. Prinsip ini harus kuat sehingga remaja dapat mendapatkan hal yang dicita-citakan.

(31)

Mengerti hal yang benar dan salah, yang dilarang atau tidak, baik atau buruk dan ia sadar bahwa ia harus menjauhi hal yang bersifat negatif dan mendekatkan diri pada hal-hal yang berdampak positif.

5. Menghimpun norma-norma sendiri

Dapat menentukan sendiri hal-hal yang berguna, dan menunjang usahanya untuk mencapai cita-cita, sejauh norma-norma itu tidak bertentangan dengan apa yang menjadi tuntutan masyarakat.

Secara keseluruhan buku ini berbicara tentang perkembangan manusia dari lahir hingga dewasa. Awal buku ini menjelaskan tentang pengertian psikologi perkembangan, sejarah dan metode psikologi, teori perkmebangan, periodisasi perkembangan. Buku ini juga menjelaskan secara rinci hal-hal apa yang terjadi pada setiap fase perkembangan.

Teori yang mendukung untuk penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Musik di Sekolah terhadap Tugas Perkembangan Diri dan Kecerdasan Emosional Siswa SMPN 4 Yogyakarta” adalah tentang teori-teori perkembangan, hal-hal apa saja yang terjadi perkembangan masa remaja sebagai landasan teori pada variable tugas perkembangan.

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA

Yusuf, Syamsu.2009.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan berikutnya; sementara apabila gagal, maka menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.

(32)

keterapilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.

Tugas Perkembangan pada masa remaja.

Masa ini adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa remaja ditandai dengan (1) berkembangnya sikap dependen kepada orang tua ke arah independen, (2) minat seksualitas dan (3) kecenderungan untuk merenung dan memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika dan isu-isu moral (Salzman dan Pikunas dalam Yusuf, 2009) Erikson berpendapat bahwa remaja merupakan masa berkembangnya identity. Indentity merupakan vocal point dari pengalaman remaja, karena semua krisis normatif yang sebelumnya telah memberikan kontribusi kepada perkembangan identitas. Anita E Woolfolk mengartikan identity sebgai suatu organisasian dorongan-dorongan (drives), kemampuan (abilities), keyakinan (beliefs) dan pengalaman individu ke dalam citra diri (image of self) yang konsisten. William key mengemukakan tugas perkembangan remaja sebagai berikut:

a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya

b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas

c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya

e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri

f. Memperkuat self kontrol atau kemampuan mengendalikan diri atas dasar skala nilai, prinsip ata falsafah hidup

g. Mampu meninggalkan reaksi penyesuain diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan.

Menurut Pikunas tugas perkembangan remaja diklasifikasikan sebagai berikut:

Dari Arah Ke Arah

KEMATANGAN EMOSIONAL DAN SOSIAL

(33)

2. Kaku dalam Bergaul

3. Peniruan buta terhadap teman sebaya 4. Kontrol orangtua

5. Perasaan yang tidak jelas tentang dirinya/orang lain

6. Kurang dapat mengendalikan diri dari rasa marah dan sikap permusuhannya

2. Luwes dalam bergaul

3. Interdependensi dan mempunyai self-esteem

4. Kontrol diri sendiri

5. Perasaan mau menerima dirinya dan orang lain

1. Menerima identitas seksualnya sebagai pria atau wanita

1. Menyenangi prinsip-prinsip umum dan jawabab yang final

2. Menerima kebenaran dari sumber otoritas

3. Memiliki banyak minat atau perhatian 4. Bersikap subjektif dalam menafsirkan

sesuatu

1. Membutuhkan penjelasan tentang fakta dan teori

2. Memerlukan bukti sebelum menerima 3. Memiliki sedikit minat/perhatian

terhadap jenis kelamin yang berbeda

1. Tingkah laku dimotivasi oleh aspirasi 2. Melibatkan diri atau mempunyai

perhatian terhadap ideologi dan etika 3. Tingkah laku dibimbing oleh

tanggung jawab moral

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Dari Salah satu fenomena dalam penelitian ini adalah dikarenakan fasilitas internet banking merupakan suatu inovasi dari kemajuan teknologi. Untuk diterimanya

ASUHAN KEBIDANAN PADA GANGGUAN SISTEM

 Tuntutan : Upah tidak dibayar selama 5 bulan, Upah dibawah UMK Kota Bekasi dan Uang Service tidak dibayar selama 10 Bulan. Pertamina Patra Niaga

        --  Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan Permainan dan olahraga Memprakte kkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana/ Aktivitas jasmani

sepanjang tahun 2016, XL Axiata terus menjalankan Agenda Transformasi yang berfokus pada peningkatan infrastruktur jaringan data yang lebih baik dan luas untuk memperkuat

Berbeda dengan hasil analisa kuantitatif pada Tabel 5.3, dalam Tabel 5.4 dimana air laut diolah dengan menggunakan filtrasi karet remah dan radiasi sinar UV

Istilah pertumbuhan biasa digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan ukuran fisik yang secara kuantitatif semakin lama semakin besar atau panjang. Istilah perkembangan

Hasil ini menunjukkan bahwa ayam broiler jantan maupun betina memperlihatkan pertumbuhan atau perkembangan tulang yang baik, dapat dilihat bahwa hasil rata- rata panjang tulang