xvii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Selat Malaka merupakan salah satu wilayah yang paling rentan di dunia karena menyimpan potensi besar untuk konflik politik dan bencana lingkungan. Selat Malaka termasuk salah satu kawasan keanekaragaman hayati yang amat penting (hotspot) di dunia yang dinamakan Sunda hotspot. Selat Malaka berbatasan dengan Thailand Selatan, Semenanjung Malaysia, Sumatra, Jawa, Borneo, membentuk Paparan Sunda (Sundaland) yang memiliki 5 % spesies tumbuhan endemik di dunia dan 2,6 % vertebrata (Gerke dan Evers, 2009). Perairan Selat Malaka juga mempunyai potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar atau cukup banyak. Selat Melaka adalah salah satu wilayah yang juga mempunyai sumberdaya perikanan paling beragam di dunia.
Sumberdaya perikanan adalah semua jenis ikan termasuk biota perairan lainnya. Sumberdaya ikan yang dibagi dalam ikan pelagis (pelagis kecil dan pelagis besar) dan ikan demersal. Sumberdaya ikan pelagis adalah jenis-jenis ikan yang hidup di permukaan atau dekat permukaan perairan. Sumberdaya ikan pelagis kecil yang paling umum ditangkap antara lain adalah ikan layang, kembung, selar, tamban, teri dan lain-lain.
Informasi yang diterima dari nelayan di perairan Selat Malaka Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai banyak dijumpai ikan pelagis kecil yaitu ikan tamban. Ketersedian ikan tamban (Sardinella albella) di daerah ini masih sangat banyak, sehingga secara ekonomis ikan tamban masih tergolong ikan ekonomis rendah sehingga pada saat nelayan mendapat hasil tangkapan
xviii
dalam jumlah yang besar, harga ikan tamban hanya mencapai Rp. 3000/kg. Ikan tamban di daerah ini ditangkap nelayan dengan menggunakan gillnet dengan mesh size 3,8 cm dan ukuran dari jaring yang digunakan adalah panjang 6 meter
dan lebar 11 meter. Nelayan di perairan ini menggunakan kapal dengan ukuran rata-rata 2 GT dengan jarak daerah penangkapan hanya 2 mil dari bibir pantai.
Rendahnya nilai ekonomis ikan tamban terkadang dianggap tidak menarik untuk dikaji atau diteliti. Rendahnya nilai ekonomis ikan tamban juga sering menjadi alasan tidak tersedianya data di instansi terkait mengenai ikan ini. Kajian mengenai pertumbuhan dan laju eksploitasi ikan tamban ini merupakan salah satu langkah awal yang dapat dilakukan dalam upaya pengumpulan informasi dasar biologi ikan tamban.
Hubungan panjang bobot ikan merupakan salah satu informasi pelengkap yang perlu diketahui dalam menduga pertumbuhan ikan. Pengukuran panjang dan bobot ikan bertujuan untuk mengetahui variasi panjang dan bobot tertentu dari ikan secara individual atau kelompok–kelompok individu sebagai suatu petunjuk
tentang kegemukan, kesehatan, produktivitas dan kondisi fisiologis termasuk perkembangan gonad. Analisa hubungan panjang bobot juga dapat mengestimasi faktor kondisi atau sering disebut dengan index of plumpness, yang merupakan salah satu hal penting dari pertumbuhan untuk membandingkan kondisi atau keadaan kesehatan relatif populasi ikan atau individu tertentu (Mulfizar, dkk., 2012). Manik (2009) menyatakan bahwa hubungan panjang dan bobot dengan pertumbuhan dan kondisi ikan, dimaksudkan untuk mengukur variasi panjang dan bobot tertentu dari ikan secara individual atau kelompok–kelompok individu
xix
sebagai suatu petunjuk tentang kegemukan, kesehatan, perkembangan gonad dan sebagainya.
Perumusan Masalah
Penangkapan ikan pelagis kecil (ikan tamban) dilakukan dari waktu ke waktu. Aktivitas penangkapan ikan tamban di perairan Selat Malaka dikhawatirkan menyebabkan perubahan potensi sumberdaya ikan tamban yang terdapat di perairan Selat Malaka. Terbatasnya informasi mengenai pertumbuhan dan laju eksploitasi ikan pelagis kecil khususnya ikan tamban menjadi dasar untuk melakukan penelitian tentang hal tersebut di perairan Selat Malaka, sementara informasi tersebut sangat dibutuhkan didalam pengelolaan perikanan secara berkelanjutan.
Berdasarkan deskripsi diatas, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pertumbuhan ikan tamban yang terdapat di perairan Selat Malaka Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai?
2. Bagaimana laju eksploitasi ikan tamban di perairan Selat Malaka Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai?
Kerangka Pemikiran
Aktivitas penangkapan yang dilakukan oleh nelayan perairan Selat Malaka dilakukan hampir setiap hari dengan hasil tangkapan ikan tamban yang melimpah, hal ini menyebabkan rendahnya harga jual ikan tamban dan dikhawatirkan dapat mengakibatkan overfishing. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan laju eksploitasi ikan tamban. Jika pertumbuhan dan laju
xx
Hasil tangkapan ikan tamban melimpah
eksploitasi ikan tamban sudah diketahui, maka dapat direkomendasikan pengelolaan sumberdaya ikan tamban. Kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pertumbuhan ikan tamban di perairan Selat Malaka Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai.
2. Untuk mengetahui laju eksploitasi ikan tamban di perairan Selat Malaka Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi data pertumbuhan dan laju eksploitasi ikan tamban di perairan Selat Malaka Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai dapat digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan ikan tamban di perairan Selat Malaka Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai.
Aktivitas penangkapan di Perairan Selat Malaka Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai
Overfishing Underfishing
Rekomendasi Pengelolaan
Harga jual rendah