• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMA Negeri 3 Salatiga T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMA Negeri 3 Salatiga T1 BAB II"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Kepemimpinan kepala Sekolah 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan

Secara umum pengertian kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang menggerakan perjuangan atau kegiatan yang menuju sukses. Kepemimpinan dapat juga di artikan sebagai proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. beberapa pengertian diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Wahjosumidjo (1987:11)

pengertian kepemimpinan menurut Wahjosumidjo adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: Kepribadian (personallity), kemampuan (abillity), dan kesanggupan (capibillity). kepemimpinan sebagai rangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut dan situasi.

b. Ardianto, Ismanto (2012)

Kepemimpinanan adalah kemampuan seseorang dalam memimpin, mengarahkan, mengendalikan baik orang-orang yang ada di kesatuannya ataupun fasilitas lain yang berbeda dalam wewenangnya.

(2)

teori ataupun dari pengalamannya dalam praktek selama menjadi pemimpin. Namun secara tidak disadari seorang pemimpin dalam memperlakukan kepemimpinannya menurut caranya sendiri, dan cara-cara yang digunakan itu merupakan pencerminan dari sifat-sifat dasar kepemimpinannya.

2.1.2 Kepala Sekolah

Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu "Kepala" dan "Sekolah" kata kepala dapat di artikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. jadi secara umum kepala sekolah dapat di artikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga dimana tempat menerima dan memberi pelajaran. Ibtisam Abu-Duhou (2002;101).

mengungkapkan bahwa "kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada di sekolah. sehingga dapat di dayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama. kepemimpinan kepala sekolah sangat luas sekali bagi satu individu. Sebuah solusi dapat diberikan dengan keterlibatan dan bantuan orang lain untuk memenuhi tugas dan tuntutan tak terbatas. sumber daya yang dikumpulkan kepala sekolah adalah suatu alternative praktis. suatu pendekatan bersama atau tim dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kepemimpinan"

Berdasarkan pengertian tersebut Kepemimpinan kepala sekolah berarti suatu bentuk komitmen para guru dan murid untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompentensinya dan bertujuan agar kualitas profesional untuk menjalankan dan memimpin sekolah untuk mau bekerja sama dalam mencapai tujuan sekolah bersama.

Menurut E. Mulyasa (2004:98), "Kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator, manejer, administrator dan

supervisior (EMAS)". Dalam perkembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat dan perkembangan zaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai leader, inovator, motivator dan enterpreneur disekolahnya.

(3)

para ahli kiranya unruk menjadi guru yang berkomptensi bukan sesuatu yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya sungguh-sungguh dan bertanggungjawab. Salah satu upaya mengoptimalkan kompentensi guru dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2000) mengemukakan bahwa "Kepala sekolah sebagai pengelolah memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi

profesional guru".

2.2 Motivasi kerja 2.2.1 Motivasi

Motivasi merupakan sebuah proses ketimbang sebuah hasil. Sebagai sebuah proses, kita tidak secara langsung mengobservasi motivasi, melainkan kita menyimpulkan motivasi dari berbagai tindakan dan verbalisasi artinya mempunyai keputusan pribadi yang didasarkann atas keinginan pribadi.. Hasibuan dalam Danang (2012:191) mengatakan motivasi adalah suatu perangsang keinginan daya gerak kemauan bekerja seseorang, setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Sedangkan Asa'ad dalam pasolog, Harbani (2010:140) motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.

Berdasarkan pendapat beberapa para ahli bahwa motivasi adalah dorongan psikoloigis yang timbul pada diri sendiri untuk berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. motivasi merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan peningkatan prestasi kerja dirinya. Motivasi dapat mempengaruhi prestasi kerja seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan tertentu. Keberhasilan pemimpin sekolah menimbulkan motivasi guru dalam bekerja dipengaruhi oleh pengetahuan dan kemampuannya menciptakan situasi kerja yang tenang dan teratur.

2.2.2 Hakekat Motivasi Kerja Guru

(4)

a. Faktor Intrinsik, yaitu faktor-faktor yang memuaskan dan timbul dari dirinya sendiri. Indikator intrinsik yaitu keinginan untuk berprestasi, untuk maju, memiliki kehidupan pribadi.

b. Faktor Ekstrinsik, yaitu faktor-faktor dari luar disini seorang guru yang akan mempengaruhi semangatnya dalam bekerja. Indikator ekstrinsik yaitu pekerjaan itu sendiri, status kerja, temapt pekerjaan, keamanan pekerjaan, gaji, atau penghasilan yang layak, pengakuan dan penghargaan kepercayaan melakukan pekerjaan, kepemimpinan yang baik dan adil, dan kebijaksanaan administrasi.

Dalam dunia kerja peranan motivasi sangat penting, orang akan bekerja lebih giat dan tekun apabila memiliki motivasi yang tinggi dalam dirinya. seorang pekerja merupakan bagian komponen yang berperan penting dalam suatu organisasi kerjanya. organisasi kerja memberi pengaruh tinggi terhadap tinggi rendahnya motivasi kerja seseorang.

Hackman dikutip oleh Steer dkk (1985:p 291-294) merinci ada 4 (Empat) bagian penting yang dapat meningkatkan motivasi kerja seseorang yaitu:

a) Dimensi inti dari pekerjaan

b) Keadaan kritis pekerjaan secara psikologis c) Hasil kerja dan kepribadian

d) Pertumbuhan kebutuhan individu yang semakin kuat.

Berdasarkan uraian ada sebagian kesamaan pendapat yang dapat diambil yaitu motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi dalam diri seseorang. Kebutuhan inilah yang mendorong seseorang untuk berbuat atau bertingkahlaku. Tinggi rendahnya motivasi di pengaruhi oleh banyak faktor diantaranya faktor yang berasal dari dalam diri individu maupun dari luar individu.

2.3 Kinerja Guru

2.3.1 Pengertian Kinerja

(5)

Disisi lain, kemampuan pemimpin dalam menggerakan dan memberdayakan pegawainya akan mempengaruhi kinerja. Istilah kinerja dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Prestasi kerja pada umumnya dipengaruhi oleh kecakapan, ketrampilan, pengalaman dan kesungguhan kerja dari tenaga kerja yang bersangkutan. Menurut Rivai (2005:14):

Kinerja merupakan terjemahaan dari kata performance yang didefinisikan sebagai hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu untuk melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran dan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Anwar A (2006:67) menyatakan bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Kinerja dalam suatu organisasi dapat dikatakan meningkat jika memenuhi indikator-indikator antara lain: kualitas kerja, ketepatan waktu, inisiatif, kecakapan, dan komunikasi yang baik".

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan dapat dinyatakan bahwa kinerja guru merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang guru dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya selama periode tertentu sesuai standar kompetensi dan kriteria yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut. Kinerja seorang guru merupakan bagian penting yang dapat menentukan tingkat kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pengajar yang merupakan hasil kerja dan dapat diperlihatkan melalui suatu kualitas hasil kerja, ketetapan waktu, inisiatif, kecepatan dan komunikasi yang baik.

2.3.2 Kinerja Guru

(6)

Kepribadian (3) Kompentensi sosial dan (4) Kompentensi Profesional. Keempat kompentensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru yaitu :

1. Kompentensi Pedagogik

Kompentesi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional dan intelektual. hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena siswa memiliki karakter, sifat dan interest yang berbeda. Berkenan dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan masing-masing dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan kemampuan di kelas dan harus mampu melakukan kegiatan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenan dengan aspek-aspek yang diamati adalah: 1) penguasaan terhadap karakteristik pesrta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultur, emosional dan intelektual. 2) Penguasaan terhadap teori bealajar dan prinsi-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3) Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. 4) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik. 5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. 6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki 7) Berkomunikasi secara efektif, empati dan santun dengan peserta didik. 8) Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian

(7)

dapat mempengaruhi ke arah proses itu sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan berlaku dalam masyarakat, 12 tata nilai termasuk norma, moral, estetika, dan ilmu pengetahuan mempengaruhi perilaku etik guru sebagai pribadi dan anggota masyarakat. Penerapan disiplin yang baik dalam proses pendidikan menghasilakan sikap mental, watak dan kepribadian siswa yang kuat. Guru dituntut harus mampu membelajarkan siswanya tentang disiplin, belajar membaca, mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana cara belajar, mematuhi aturan/tata tertib dan belajar bagaimana harus berbuat. Semuanya itu akan berhasil apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, guru harus mempunyai kemapuan yang berkaitan dengan kemantapan dan integritas kepribadian orang guru. Aspek-aspek yang diamati adalah: 1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia.

2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur berhaklak mulia dan teladan bagi paserta didik dan masyarakat. 3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa. 4) Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri. 5) Menjujung tinggi kode etik profesi guru.

3.Kompetensi Sosial

Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu dicontohi dan merupakan suritauladan dalam kehidupannya sehari-hari, guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Dengan dimilikinya kemampuan tersebut otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar sehingga jika da keperluan dengan orang tua siswa para guru tdiak akan mendapatkan kesulitan. Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerjasama, bergaul simpatik dan mempunyai jiwa yang menyenangkan, kriteria kinerja guru yang harus dilakukan adalah:

1. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisisk, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi.

(8)

3. Tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat. 4. Beradaptasi di tempat bertuga di seluruh wilayah RI 5. Memiliki keragaman sosial budaya.

6. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajran, guru mempunyai tugas mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran, guru harus selalu mengupdate dan menguasai mata pelejaran yang disajikan. Kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran dapat diamati dari aspek-aspek:

1. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar materi pelajarn / bidang pengembangan yang diampu.

3. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.

4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

2.3.3 Kerangka Pikir

2.3.3.1 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru SMA N 3 Salatiga

(9)

diduga ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya. artinya semakin tinggi guru mendapat semangat motivasi dari atasan (kepala sekolah) makan semakin tinggi kinerjanya. Dengan demikian terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja Guru.

2.3.3.2 Pengaruh Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru SMA Negeri 3 Salatiga

Seseorang melakukan kegiatan didasarkan atas kegiatan-kegiatan tertentu. Demikina pula anggota kelompok, staf atau pelaksanaan program melakukan kegiatan, pekerjaan atau bekerjasama dengan orang lain dilandasi oleh alasan-alasan khusus. Alasan-alasan-alasan itu mungkin untuk memenuhi kebutuhan, menyalurkan minat dan mencapai tujuan bersama.

Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi dari internal tersebut adalah "Motivasi". Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya gairah kerja guru, agar mau bekerja keras dengan menyumbangkan segenap kemampuan pikiran, keterampilan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Guru menjadi pendidik karena adanya motivasi untuk mendidik. Bila tidak punya motivasi makan ia tidak akan berhasil untuk mendidik atau jika dia mengajar karena terpaksa aja, karena tidak ada kemauan yang berasal dari dalam diri guru itu sendiri.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa program serfikasi , uji kompetensi, penilaian kinerja, dan penegembangan keprofesian memiliki peran sangat penting dalam upaya penegmbangan menuju guru profesional. Oleh karena itu guru sebagai sosok profesional harus memiliki kompetensi dan kinerja yang sesuai dengan tuntutan pekerjaannya. (Mulyasa, 2013:30).

2.3.3.3 Pengaruh antara Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru SMA N 3 Salatiga

(10)

guru ditentukan oleh faktor internal yaitu faktor yang berhubung dengan keadaan guru itu sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang berhubung dengan keadaan yang berada diluar diri guru.

Dari sekian faktor internal yang berkaitan dengan diri guru terdapat dua faktor dominan yang menurut penulis ikut menentukan kinerja guru yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru.

Kinerja guru merupakan tingkat keberhasilan guru di dalam melaksanakan tugas dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, maka dapat diduga terhadap hubungan positif secara bersama-sama antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja gurudalam menigkatkan kinerja guru. Dengan kata lain makin tinggi motivasi kerja maka makin tinggi pula kinerja seorang guru.

Berdasarkan keterangan variabel maka dapat dirumuskan model kerangka berpikir Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan Motivasi kerja dalam meningkatkan Kinerja guru sebagai berikut:

Model Hipotetik Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMA Negeri 3 Salatiga

Gambar 2.1 (X1)

(Y)

(11)

Keterangan :

X1 = Variabel bebas (Kepemimpinan Kepala Sekolah) mencangkup: Idealized influence, Intellectual stimulation, inspiration or motivasion , individual consideration, and charisma

X2 = Variabel bebas (Motivasi Kerja) mencangkup: Energi dari dalam diri untuk mengerakan potensi, dorongan kuat yang menyebabkan berubahnya perilaku seseorang, dorongan untuk menciptakan keinginan, dorongan akan memenuhi kebutuhan pribadi.

Y= Variabel Terkait (Kinerja Guru) melingkupi: perencanaan pengajaran, pelaksanaan proses pengajaran, pelaksanaan penilaian pengajaran, dan tindak lanjut penilaian.

= Menyatakan Pengaruh

2.3.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut. Maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tentang Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja dalam meningkatkan kinerja guru SMA N 3 Salatiga sebagai berikut :

1. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh siginifikan terhadap kinerja guru.

H0 : β = 0 H1 : β ≠ 0

2. Motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. H0 : β = 0

H1 : β ≠ 0

3. Kepemimpinan dan motivasi secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.

H0 : β1, β2 = 0 H1: β1, β2≠ 0

2.3.5 Definisi Operasional

(12)

yang diteliti, maka terlebih dahulu penulis akan menjelaskan definisi istilah yang terkandung dalam judul penelitian ini sehingga terdapat persamaan pandangan antara penulis dan pembaca. Adapun definisi-definisi operasional yang berhubung dengan penelitian ini yaitu :

2.3.5.1 Kinerja Guru

Kinerja guru adalah hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas dalam pembelajaran yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu dengan output yang dihasilkan tercermin baik kuantitas maupun kualitasnya. Agar dapat melihat kinerja diukur melalui kegiatan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan penilaian pembelajaran dan tindak lanjut hasil penilaian. Data tentang kinerja guru diungkapkan melalui guru sendiri sebagai sumber data dengan mengunakan metode angket.

2.3.5.2 Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah yaitu suatu perwujudan tingkahlaku dari seorang kepala sekolah yang digunakan untuk mempengaruhi bawahannya supaya mau mengerjakan tugasnya dengan senang hati untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan bersama, pengukurannya dengan indikator; (1) pengambilan keputusan, (2) pembagian tugas kepada bawahan, (3) inisiatif bawahan, (4) pemberian sanksi/hukuman, (5) pemberian penghargaan terhadap prestasi, (6) menjalin komunikasi, (7) monitoring pelaksanaan tugas, dan (8) rapat kerja.

2.3.5.3 Motivasi Kerja Guru

Menurut G.R. Terry (Malayu Hasibuan 2007 : 145) mengemukakan bahwa "motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan ”Sedangkan Ernest J. McCormick (1985:268) sebagaimana dikutip Anwar Prabu (2009:94) mengemukakan bahwa "Work motivation is defined as conditions which influence the arousal, direction, and maintenance of behaviors relevant in work settings".

(13)

seorang guru untuk melakukan pekerjaan dalam kegiatan belajar mengajar agar tercapai tujuan sesuai rencana.

Gambar

Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Untuk jangka panjang dalam rangka mempersiapkan masa depan gereja, maka salah satu hal yang dikembangkan oleh Majelis GKI Palsigunung untuk pemberdayaan anggota

hak untuk identitas dalam bentuk akta kelahiran guna memperoleh masa depan yang. baik dan berguna untuk bangsa

Merupakan faktor paling penting dalam kepemimpinan. Jelasnya, pada diri seorang pemimpin harus terdapat kematangan emosional yang berdasarkan kesadaran yang mendalam

Kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2)

e) Leader atau pemimpin, Kepala SMA Kristen 1 Salatiga menerapkan kepemimpinan Visioner yang harus dapat melaksanakan tugas dan mampu mengelola sumberdaya yang dimiliki

Kompetensi profesional, pekerjaan seorang guru merupakan suatu profesi yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.. Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan

Agung, (2015), Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru program bisnis dan manajemen di SMK Negeri se-kota semarang dengan motivasi kerja sebagai

Dari analisis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel motivasi sebesar -0.083 yang menunjukan bahwa dengan kenaikan satu satuan motivasi kerja akan