• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Unjuk Kerja Mesin Otto EFI Satu Silinder Berbahan Bakar Campuran Premium Metanol Dengan Menggunakan Supercharger Listrik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Unjuk Kerja Mesin Otto EFI Satu Silinder Berbahan Bakar Campuran Premium Metanol Dengan Menggunakan Supercharger Listrik"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Supercharger

Peranti yang satu ini cara kerjanya adalah memasok udara tambahan dengan mengikuti rotasi putaran mesin, semisal putaran mesin mencapai 6000 rpm, begitu halnya dengan Supercharger, Keuntungannya adalah Supercharger ini bisa mendongkrak tenaga di putaran bawah, otomatis respon mesin terhadap akselerasi meningkat, kelemahannya Supercharger hanya bisa mendongkrak tenaga di putaran bawah saja.Biasanya Supercharger diaplikasikan pada mobil-mobil yang mengusung mesin V8 keatas, memang supercharger bagus, tapi hanya untuk putaran awalnya saja.

Sebuah supercharger memampatkan asupan udara untuk tekanan atmosfer di atas yang meningkatkan densitas saluran udara masuk ke mesin. Daya dihasilkan ketika campuran udara dan bahan bakar dibakar di dalam sebuah silinder mesin. Jika udara dipaksa lebih banyak ke dalam silinder, maka bahan bakar lebih dapat dibakar dan kekuasaan yang lebih diproduksi dengan stroke masing-masing. Tentu-disedot mesin beroperasi dengan udara terkompresi pada tekanan atmosfer atau 1 bar. Ketika katup intake silinder terbuka, tekanan atmosfer mendorong udara ke dalam silinder ketika piston diturunkan. Ketika katup buang terbuka, piston mendorong gas buang keluar ke dalam sistem knalpot, lagi pada tekanan atmosfer normal. Karena baik asupan dan knalpot ujung sistem ini adalah pada tekanan udara yang sama, tidak ada aliran alami udara melalui sistem. Pada mesin tersebut, timing katup, timing camshaft & knalpot ukuran sangat penting untuk mendapatkan output daya maksimum.

(2)

harus digunakan untuk menggerakkan pompa konpresor, hasil bersih lebih total daya dari sistem. supercharger yang mencakup sistem memotong katup yang memungkinkan supercharger untuk ‘siaga’ ‘kekuatan tinggi’ ketika tidak diperlukan, mematikan tekanan dan memungkinkan mesin untuk menjalankan sebagai mesin naturally aspirated. Katup bypass dapat dipasang secara remote, atau langsung ke intake port.

Supercharger ditemukan pertama kali oleh kakak beradik philander dan francis marion roots dari amerika serikat, yang idenya adalah meniupkan angin pada tungku besi. Kemudian pada tahun 1885 gottlieb daimler dibuatlah piranti fungsional pertama kali. Supercharger membutuhkan sumber putaran untuk menggerakan komponennya, sumber putarannya biasanya diambil dari tenaga mesin. Keunggulan dari supercharger ini adalah efeknya lebih spontan, dari putaran rendah sudah terjadi kenaikkan tenaga.

Gambar 2.1 Supercharger [7]

2.2 Supercharger Elektrik

(3)

Caranya, dengan menawarkan supercharger listrik (electric supercharger). Tujuannya, agar mesin bekerja makin efisien. Supercharger atau turbocharger listrik bukalahn temuan baru. Di Indonesia alat sudah dipasarkan sejak awal 1990-an.

Supercharger ini biayanya lebih murah dibandingkan dengan versi mekanis atau yang diputar oleh mesin (drive belt). Pemasangannya pun dinilai lebih gampang karena tak banyak lagi modifikasi. Hebatnya lagi, supercharger ini ditarget untuk mesin yang berkapasitas kecil. Pasalnya, supercharger ini tidak mempengaruhi langsung kinerja mesin. Bisa bekerja pada seluruh kondisi kerja mesin.Di lain hal, supercharger konvensional, untuk memutarnya, dibutuhkan tenaga langsung dari mesin. Tepatnya, untuk memutarnya, turbocharger mengkonsumsi sebagian kecil tenaga yang dihasilkan mesin.

Turbocharger yang digerakkan oleh gas buang – energi diperoleh secara gratis – hanya lancar bekerja pada putaran sedang dan tinggi (di atas 2.500 rpm). Pada putaran rendah, dengan tekanan gas buang yang masih lemah, terjadi gejala

yang disebut “turbo lag”. Akibatnya, mesin kurang rensposif pada putaran rendah. Dengan supercharger, apalagi digerakkan oleh listrik (mengambil tenaga dari bateri 12 volt), sejak awal mesin bekerja udara tambahan sudah bisa dipasok ke dalam mesin. Dengan ini, tenaga atau torsi bisa diperoleh pada putaran lebih rendah. Hasilnya, selain irit bahan bakar, membuat mesin enak dan nyaman dikendarai di jalanan yang makin macet.

Diharapkan pula, dengan supercharger ini, penggunaan mesin ber-cc lebih kecil makin berkembang. Hal ini tidak hanya menguntungkan pemakai mesin dari konsumsi bahan bakar, harga juga bisa ditekan karena pajaknya lebih murah.

2.3 Metanol

(4)

jagung bisa memunculkan beberapa keuntungan politik. Secara umum, etanol juga lebih tidak beracun dan memiliki kandungan energi yang lebih tinggi, meskipun sebenarnya metanol lebih murah untuk diproduksi dan membutuhkan dana lebih sedikit untuk mengurangi emisi karbonnya. Meskipun begitu, untuk mengoptimalkan performa mesin, kesediaan bahan bakar, keuntungan politis dan kesehatan, campuran dari etanol, metanol, dan bensin sebaiknya digunakan bersamaan daripada hanya menggunakan ketiga jenis bahan bakar ini secara terpisah. Metanol dapat dibuat dari fosil atau sumber energi terbaharui lainnya.

Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus,

adala

paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol

industri.

Metanol diproduksi secara alami oleh metabolism Hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap metanol tersebut aka sinar terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida dan air adalah sebagai berikut:

2 CH3OH + 3 O2→ 2 CO2 + 4 H2O

(5)

dibakar dalam tungku untuk membentuk gas hidrogen dan kemudian, gas hidrogen dan karbon monoksida ini bereaksi dalam tekanan tinggi dengan bantuan adal

Metanol digunakan secara terbatas dalam dikarenakan metanol tidak mudah terbakar dibandingkan denga juga digunakan sebagai campuran utama untuk bahan bakar dalam konsentrasi tinggi adalah sifat oksida yang biasanya melindungi aluminium dari korosi:

6 CH3OH + Al2O3→ 2 Al(OCH3)3 + 3 H2O

Ketika diproduksi dari kayu atau bahan oganik lainnya, metanol organik tersebut merupaka

(100% bioalkohol) sebagai bahan bakar tanpa modifikasi. Metanol juga digunakan sebagai

2.4 Premium

(6)

Bensin diproduksi di mesin modern. Material ini nantinya akan menjadi campuran hasil akhir.

Semua bensin terdiri da antara 4 sampai 12 (biasanya disebut C4 sampai C12). Kini bensin sudah hampir mejadi kebutuhan pokok masyarakat dunia yang semakin dinamis. Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda menurut komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari Indonesia, bensin diperdagangkan dalam dua kelompok besar: campuran standar, disebut premium, dan bensin super.

Bensin memiliki berbagai nama, tergantung pada produsen da jenis bensin yang dikenal di

untuk kebutuhan balap mobil.

2.5 Campuran Premium-Methanol

(7)

Efek lain dari penggunaan methanol sebagai campuran pada bensin adalah naiknya angka oktan.

Table 2.1 RON campuran bensin-metanol [6]

% CH3OH

Motor bensin merupakan salah satu penggerak mula yang berperan penting sebagai tenaga penggerak. Motor bensin yang menggerakkan mobil penumpang, truk, sepeda motor dan jenis kenderaan lain saat ini merupakan perkembangan dan perbaikan mesin yang sejak semula dikenal mesin otto. Pada motor bensin untuk mendapatkan energi termal diperlukan proses pembakaran dengan menggunakan campuran bahan bakar dan udara di dalam mesin, sehingga motor bensin disebut juga sebagai motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine). Di dalam proses pembakaran ini gas hasil pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi

(8)

2.6.1 Motor Bensin Empat Langkah

Motor empat langkah adalah motor yang menghasilkan satu kali usaha dalam empat kali langkah torak atau dua kali putaran poros engkol. Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah langkah isap (pemasukan bahan bakar-udara), langkah kompresi (pemampatan), langkah ekspansi (usaha) dan langkah pembuangan. Cara kerja motor bensin 4 langkah ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.2 Cara kerja motor bensin 4 langkah [1]

Adapun siklus otto yang terjadi pada motor bensin empat langkah adalah sebagai berikut:

(9)

Proses – proses yang terjadi :

 Proses (0 – 1) = Langkah isap (udara murni) pada tekanan konstan.

Pada langkah isap, piston bergerak dari TMA menuju TMB. Saat piston bergerak turun, katup masuk dalam keadaan terbuka, sehingga campuran bahan bakar dan udara terhisap ke dalam silinder. Ketika piston mencapai TMB, katup masuk dalam keadaan tertutup, dapat dikatakan bahwa langkah isap selesai.

W0-1 = P0 (V1 – V2).

Proses (1 – 2) = Langkah kompresi isentropik.

Pada langkah kompresi, kedua katup (katup masuk dan katup buang) dalam keadaan tertutup. Piston bergerak naik dari TMB menuju TMA mendorong campuran bahan bakar dan udara dalam silinder, sehingga menyebabkan tekanan udara dalam silinder meningkat. Sebelum piston mencapai TMA campuran bahan bakar dan udara yang bertekanan tinggi dibakar oleh loncatan bunga api busi.

 Proses (2 – 3) = Proses pembakaran (pemasukan kalor pada volume konstan).

Pada proses ini kedua katup tertutup. Piston berada di TMA dan loncatan api busi yang bereaksi dengan campuran udara dan bahan bakar bertekanan tinggi akan menimbulkan pembakaran.

Qin = Cv (T3 – T2).

 Proses (3 – 4) = Langkah ekspansi (kerja)

Pada langkah kerja loncatan api busi yang bereaksi dengan campuran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi akan menimbulkan letusan. Letusan ini akan menghasilkan tenaga yang mendorong piston bergerak turun menuju TMB. Tenaga yang dihasilkan oleh langkah kerja diteruskan oleh poros engkol untuk menggerakan gigi transmisi yang menggerakkan gear depan.

 Proses (4 – 1) = Proses pembuangan (pengeluaran kalor) pada volume konstan.

Pada proses ini katup isap tertutup dan katup buang terbuka. Posisi piston berada di TMB.

Qout = Cv (T4 – T1).

(10)

Pada langkah pembuangan, piston bergerak naik dari TMB menuju TMA. Katup masuk dalam keadaan tertutup dan katup buang dalam keadaan terbuka. Gas sisa hasil pembakaran terdorong keluar menuju saluran pembuangan. Dengan terbuangnya gas sisa pembakaran, berarti kerja dari langkah – langkah mesin untuk satu kali proses kerja (siklus) telah selesai.

W1-0 = P1 (V2 – V1)

2.6.2 Performansi Mesin Otto

Bagian ini membahas tentang performansi mesin pembakaran dalam. Parameter mekanik yang termasuk dalam subbab ini adalah torsi, daya, perbandingan udara bahan bakar, konsumsi bahan bakar spesifik dan effisiensi dari pembakaran di dalam mesin

a. Torsi

Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja,

jadi torsi adalah suatu energi. Besaran torsi adalah besaran turunan yang

biasa digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan dari benda

yang berputar pada porosnya.. Apabila suatu benda berputar dan

mempunyai besar gaya sentrifugal sebesar F, benda berputar pada

porosnya dengan jari-jari sebesar r, dengan data tersebut torsinya dapat

dihitung dengan rumus :

T = F x r x Torsiblower ... (2.1)

Dimana : T = Torsi (Nm)

F = Gaya yang dihasilkan (N)

r = Jarak poros dengan titik gaya (m)

Pada mesin otto untuk mengetahui daya poros harus diukur atau

diketahui dulu torsinya. Torsi (torque) yang dihasilkan suatu mesin dapat

diukur dengan menggunakan dynamometer yang dikopel dengan poros

(11)

sebagai daya rem (Brake Power) karena alat ukur ini bertindak sebagai rem

dalam sebuah mesin yang diukur

.

b. Daya

Alat yang digunakan untuk mengukur torsi dinamakan

dynamometer , alat ini di kopel dengan poros output mesin. Cara kerja

dynamometer mirip dengan kerja sebuah rem yang dilekatkan ke poros

mesin, maka daya yang diukur dinamakan dengan daya rem ( brake

power ).

=

60000�� ... (2.2)

Dimana :� = Daya keluaran (KW)

N = putaran mesin (rpm)

T = Torsi (N.m)

c. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (specific fuel consumption, sfc)

Nilai ekonomis sebuah mesin ditunjukkan dengan seberapa besar jumlah bahan bakar yang dipakai untuk menghasilkan sejumlah daya selang waktu tertentu. Satuan untuk sfc adalah kg/jam, maka

���= ṁ�×103

�� ... (2.3)

dimana : Sfc = konsumsi bahan bakar spesifik (g/kW.h).

�̇f = laju aliran bahan bakar (kg/jam)

Besarnya laju aliran massa bahan bakar (�̇f) dihitung dengan persamaan berikut :

ṁ� =�������10−3

(12)

Dimana : sgf = spesific gravity

�� = volume bahan bakar yang diuji

�� = waktu untuk menghabiskan bahan bakar (detik)

d. Effisiensi Thermal

Energy yang dibangkitkan oleh piston akan lebih besar dari ekerja

yang terpakai. Hal ini dikarenakan adanya rugi-rugi mekanis yang

terdapat pada mesin itu sendiri. Maka perlu dicari kerja maksimum yang

dapat dihasilkan dari pembakaran sejumlah bahan bakar. Efisiensi ini

dipanggil dengan nama efisiensi termal brake.

�� = ������������������������������������ ... (2.5)

Laju panas yang masuk Q, dapat dihitung dengan rumus berikut :

� =ṁ�×��� ... (2.6)

Dimana, LHV = nilai kalor bawah bahan bakar (kj/kg)

Jika daya keluaran (�) dalam satuan kW, laju aliran bahan bakar �

dalam satuan kg/jam dan ηc = efisiensi pembakaran, maka:

�� = �̇��

.���.��× 3600 ... (2.7)

e. Rasio Udara - Bahan Bakar (AFR)

Energi yang masuk kedalam sebuah mesin ��� berasal dari

pembakaran bahan bakar hidrokarbon. Udara digunakan untuk

menyuplai oksigen yang dibutuhkan untuk mendapatkan reaksi kimia

didalam ruang bakar. Agar terjadinya reaksi pembakaran, jumlah oksigen

dan bahan bakar harus tepat. Yang dirumuskan sebagai berikut:

��� =��

�� = ṁ�

(13)

�� = ��(��.+��) ... (2.9)

Dimana: � = massa udara di dalam silinder per siklus (kg/cyl-cycle)

�� = massa bahan bakar di dalam silinder per siklus

ṁ� = laju aliran udara didalam mesin (kg/jam)

ṁ� = laju aliran bahan bakar di dalam mesin (kg/jam)

�� = tekanan udara masuk silinder (kpa)

�� = temperatur udara masuk silinder (k)

� = konstanta udara (Kj/Kg.k)

�� = volume langkah (displacement)(m3)

�� = volume sisa (m3)

f. Efisiensi Volumetris

Efisiensi volumetris adalah perbandingan antara jumlah udara yang masuk atau terisap sebenarnya ke dalam ruang bakar terhadap jumlah udara yang mengisi volume langkah pada suhu dan tekanan yang sama. Efisiensi volumetris merupakan salah satu proses penting yang menentukan berapa besar daya yang

dapat diperoleh dari sebuah mesin dengan jumlah maksimum udara yang dapat masuk ke dalam silinder setiap siklus. Lebih banyak udara berarti lebih banyak bahan bakar yang dapat dibakar dan lebih banyak energi dapat dikonversi menjadi daya. Idealnya, massa udara sama dengan kerapatan udara atmosfer setelah masuk ke dalam silinder tiap siklus. Namun, karena waktu siklus yang sangat pendek dan saluran masuk udara seperti karburator, intake manifold dan katup mengakibatkan banyak kerugian sehingga udara yang masuk ke dalam silinder lebih sedikit dari udara yang seharusnya (Willard W.P,1996). Efisiensi volumetris dihitung dengan rumus sebagai berikut :

=

ρ��×�� ... (2.10)

Dimana:

ma = massa udara di dalam silinder per siklus

(14)

Vd = volume langkah (displacement) (m3)

Untuk

ρ

=

��

��� ... (2.11)

2.7 Nilai Kalor Bahan Bakar

Reaksi kimia antara bahan bakar dengan oksigen dari udara

menghasilkan panas. Besarnya panas yang ditimbulkan jika satu satuan

bahan bakar dibakar sempurna disebut nilai kalor bahan bakar (Calorific

Value, CV). Bedasarkan asumsi ikut tidaknya panas laten pengembunan

uap air dihitung sebagai bagian dari nilai kalor suatu bahan bakar, maka

nilai kalor bahan bakar dapat dibedakan menjadi nilai kalor atas dan nilai

kalor bawah.

Nilai kalor atas (High Heating Value,HHV), merupakan nilai kalor

yang diperoleh secara eksperimen dengan menggunakan kalorimeter

dimana hasil pembakaran bahan bakar didinginkan sampai suhu kamar

sehingga sebagian besar uap air yang terbentuk dari pembakaran

hidrogen mengembun dan melepaskan panas latennya. Data yang

diperoleh dari hasil pengujian bom calorimeter adalah temperatur air

pendingin sebelum dan sesudah penyalaan. Selanjutnya untuk

menghitung nilai kalor atas, dapat dihitung dengan persamaan berikut:

Secara teoritis, besarnya nilai kalor atas (HHV) dapat dihitung bila

diketahui komposisi bahan bakarnya dengan menggunakan persamaan

Dulong :

HHV = (T2 – T1 – Tkp) × Cv ... (2.12)

(15)

HHV = Nilai kalor atas (kJ/kg)

T1 = Temperatur air pendingin sebelum penyalaan (0C)

T2 = Temperatur air pendingin sesudah penyalaan (0C)

Cv = Panas jenis bomkalorimeter (73529.6 Kj/kg0C)

Tkp = Kenaikan temperatur akibat kawat penyalaan (0.050C)

Sedankan nilai kalor bawah dihiung dengan persaman berikut

HHV = 33950 + 144200 (H2-�2

8) + 9400 S ... (2.13)

Dimana: HHV = Nilai kalor atas (kJ/kg)

C = Persentase karbon dalam bahan bakar

H2 = Persentase hidrogen dalam bahan bakar

O2 = Persentase oksigen dalam bahan bakar

S = Persentase sulfur dalam bahan bakar

Nilai kalor bawah (low Heating Value, LHV), merupakan nilai kalor

bahan bakar tanpa panas laten yang berasal dari pengembunan uap air.

Umumnya kandungan hidrogen dalam bahan bakar cair berkisar 15 %

yang berarti setiap satu satuan bahan bakar, 0,15 bagian merupakan

hidrogen. Pada proses pembakaran sempurna, air yang dihasilkan dari

pembakaran bahan bakar adalah setengah dari jumlah mol hidrogennya.

Selain berasal dari pembakaran hidrogen, uap air yang terbentuk

pada proses pembakaran dapat pula berasal dari kandungan air yang

memang sudah ada didalam bahan bakar (moisture). Panas laten

pengkondensasian uap air pada tekanan parsial 20 kN/m2 (tekanan yang

umum timbul pada gas buang) adalah sebesar 2400 kJ/kg, sehingga

besarnya nilai kalor bawah (LHV) dapat dihitung berdasarkan persamaan

berikut :

LHV = HHV – 2400 (M + 9 H2) ... (2.14)

(16)

Dimana: LHV = Nilai Kalor Bawah (kJ/kg)

M = Persentase kandungan air dalam bahan bakar

(moisture)

Dalam perhitungan efisiensi panas dari motor bakar, dapat

menggunakan nilai kalor bawah (LHV) dengan asumsi pada suhu tinggi

saat gas buang meninggalkan mesin tidak terjadi pengembunan uap air.

Namun dapat juga menggunakan nilai kalor atas (HHV) karena nilai

tersebut umumnya lebih cepat tersedia. Peraturan pengujian berdasarkan

ASME (American of Mechanical Enggineers) menentukan penggunaan nilai

kalor atas (HHV), sedangkan peraturan SAE (Society of Automotive

Engineers) menentukan penggunaan nilai kalor bawah (LHV).

2.8 Sistem Bahan Bakar Ijeksi (EFI)

2.8.1 Perkembangan Sistem Bahan Bakar Injeksi

(17)

sistem EFI dimaksudkan agar dapat meningkatkan unjuk kerja dan tenaga mesin yang lebih baik, akselarasi yang lebih stabil pada setiap putaran mesin, pemakaian bahan bakar yang ekonomis dan menghasilkan kandungan racun (emisi) gas buang yang lebih sedikit sehingga bisa lebih ramah terhadap lingkungan. Selain itu, kelebihan dari mesin dengan bahan bakar tipe injeksi ini adalah lebih mudah dihidupkan pada saat lama tidak digunakan, serta tidak terpengaruh pada temperatur di lingkungannya. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksi.

2.8.2. Prinsip Kerja Sistem EFI

Istilah sistem injeksi bahan bakar (EFI) dapat digambarkan sebagai suatu sistem yang menyalurkan bahan bakarnya dengan menggunakan pompa pada tekanan tertentu untukmencampurnya dengan udara yang masuk ke ruang bakar. Pada sistem EFI dengan mesin berbahan bakar bensin, pada umumnya proses penginjeksian bahan bakar terjadi di bagian ujung intake manifold/manifold masuk sebelum katup/klep masuk (inlet valve). Pada saat katup masuk terbuka,

yaitu pada langkah hisap, udara yang masuk ke ruang bakar sudah bercampur dengan bahan bakar. Secara ideal, sistem EFI harus dapat mensuplai sejumlah bahan bakar yang disemprotkan agar dapat bercampur dengan udara dalam perbandingan campuran yang tepat sesuai kondisi putaran dan beban mesin, kondisi suhu kerja mesin dan suhu atmosfir saat itu. Sistem harus dapat mensuplai jumlah bahan bakar yang bervariasi, agar perubahan kondisi operasi kerja mesin tersebut dapat dicapai dengan unjuk kerja mesin yang tetap optimal.

2.8.3. Dasar Sistem EFI

Secara umum, sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem utama, yaitu; a) sistem bahan bakar (fuel system), b) sistem kontrol elektronik (electronic control system), dan c) sistem induksi/pemasukan udara (air induction system).

(18)

sistem EFI (misalnya sensor-sensor), maka pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan udara yang sesuai Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksi dengan kondisi kerja mesin akan semakin sempurna.

2.9 Emisi Gas Buang

Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di

dalam

dikeluarkan melalu

Polutan dibedakan menjadi polutan primer atau sekunder.Polutan

primer seperti nitrogen oksida (NOx) dan hidrokarbon (HC) langsung

dibuangkan ke udara bebas dan mempertahankan bentuknya seperti pada

saat pembuangan. Polutan sekunder seperti ozon (O3) dan peroksiasetil

nitrat (PAN) adalah polutan yang terbentuk di atmosfer melalui reaksi

fotokimia, hidrolisis atau oksidasi. Adapun standarisasi emisi gas buang

berdasarkan peraturan menteri negara lingkungan hidup nomor 05 tahun

2006 tentang ambang batas emisi gas buang.[Lampiran].

2.9.1 Komposisi Kimia

Polutan dibedakan menjadi organik dan inorganik. Polutan organik

mengandung karbon dan hidrogen, juga beberapa elemen seperti oksigen,

nitrogen, sulfur atau fosfor, contohnya : hidrokarbon, keton, alkohol, ester

dan lain-lain. Polutan inorganik seperti : karbon monoksida (CO),

karbonat, nitrogen oksida, ozon dan lainnya.

Polutan dibedakan menjadi partikulat atau gas. Partikulat dibagi

menjadi padatan dan cairan seperti : debu, asap, abu, kabut dan spray,

partikulat dapat bertahan di atmosfer. Sedangkan polutan berupa gas

(19)

a. Partikulat

Polutan partikulat yang berasal dari kendaraan bermotor

umumnya merupakan fasa padat yang terdispersi dalam udara dan

membentuk asap. Fasa padatan tersebut berasal dari pembakaran tak

sempurna bahan bakar dengan udara, sehingga terjadi tingkat ketebalan

asap yang tinggi. Selain itu partikulat juga mengandung timbal yang

merupakan bahan aditif untuk meningkatkan kinerja pembakaran bahan

bakar pada mesin kendaraan.

Apabila butir-butir bahan bakar yang terjadi pada penyemprotan

kedalam silinder motor terlalu besar atau apabila butir–butir berkumpul

menjadi satu, maka akan terjadi dekomposisi yang menyebabkan

terbentuknya karbon–karbon padat atau angus. Hal ini disebabkan karena

pemanasan udara yang bertemperatur tinggi, tetapi penguapan dan

pencampuran bahan bakar dengan udara yang ada di dalam silinder tidak

dapat berlangsung sempurna, terutama pada saat–saat dimana terlalu

banyak bahan bakar disemprotkan yaitu pada waktu daya motor akan

diperbesar, misalnya untuk akselerasi, maka terjadinya angus itu tidak

dapat dihindarkan. Jika angus yang terjadi itu terlalu banyak, maka gas

buang yang keluar dari gas buang motor akan bewarna hitam.

b. Unburned Hidrocarbon (UHC)

Hidrokarbon yang tidak terbakar dapat terbentuk tidak hanya

karena campuran udara bahan bakar yang gemuk, tetapi bisa saja pada

campuran kurus bila suhu pembakarannya rendah dan lambat serta

bagian dari dinding ruang pembakarannya yang dingin dan agak besar.

Motor memancarkan banyak hidrokarbon kalau baru saja dihidupkan

atau berputar bebas (idle) atau waktu pemanasan.

Pemanasan dari udara yang masuk dengan menggunakan gas

buang meningkatkan penguapan dari bahan bakar dan mencegah

pemancaran hidrokarbon. Jumlah hidrokarbon tertentu selalu ada dalam

(20)

yang melalui celah antara silinder dari torak masuk kedalam poros

engkol, yang disebut dengan blow by gasses (gas lalu).Pembakaran tak

sempurna pada kendaraan juga menghasilkan gas buang yang

mengandung hidrokarbon. Hal ini pada motor diesel terutama disebabkan

oleh campuran lokal udara bahan bakar tidak dapat mencapai batas

mampu bakar.

c. Karbon Monoksida (CO)

Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senyawa

karbon monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna

dan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon

monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada

suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Gas ini akan

dihasilkan bila karbon yang terdapat dalam bahan bakar (kira–kira 85 %

dari berat dan sisanya hidrogen) terbakar tidak sempurna karena

kekurangan oksigen. Hal ini terjadi bila campuran udara bahan bakar

lebih gemuk dari pada campuran stoikiometris, dan terjadi selama idling

pada beban rendah atau pada output maksimum. Karbon monoksida

tidak dapat dihilangkan jika campuran udara bahan bakar gemuk. Bila

campuran kurus karbon monoksida tidak terbentuk.

d. Oksigen (O2)

Oksigen (O2) sangat berperan dalam proses pembakaran, dimana

oksigen tersebut akan diinjeksikan ke ruang bakar. Dengan tekanan yang

sesuai akan mengakibatkan terjadinya pembakaran bahan bakar. Dalam

ruang bakar, campuran udara dan bensin dapat terbakar dengan

sempurna apabila bentuk dari ruang bakar tersebut melengkung secara

sempurna. Kondisi ini memungkinkan molekul bensin dan molekul udara

dapat dengan mudah bertemu untuk bereaksi dengan sempurna pada

proses pembakaran. Tapi sayangnya, ruang bakar tidak dapat sempurna

(21)

seolah-olah bersembunyi dari molekul oksigen dan menyebabkan proses

pembakaran tidak terjadi dengan sempurna.

Normalnya konsentrasi oksigen di gas buang adalah sekitar 1.2% atau

lebih kecil bahkan mungkin 0%. Tapi kita harus berhati-hati apabila

konsentrasi oksigen mencapai 0%. Ini menunjukkan bahwa semua oksigen

dapat terpakai semua dalam proses pembakaran dan ini dapat berarti

bahwa AFR cenderung kaya. Dalam kondisi demikian, rendahnya

Gambar

Gambar 2.1 Supercharger [7]
Table 2.1 RON campuran bensin-metanol [6]
Gambar 2.2 Cara kerja motor bensin 4 langkah [1]

Referensi

Dokumen terkait

Evaporator adalah komponen pada sistem pendingin yang berfungsi sebagai penukar kalor, serta bertugas menguapkan refrigeran dalam sistem, sebelum dihisap oleh kompresor. Panas

Konsep ini, selain melibatkan semua personil dalam perusahaan, juga bertujuan untuk merawat semua fasilitas produksi yang dimiliki perusahaan.Data yang

usaha akuntansi manajemen untuk menghasilkan informasi bagi pemakai intern kemudian dihentikan dan diganti dengan penentuan harga pokok persediaan (inventory costing), yang

Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini ada dua kelas yaitu kelas VIII-a sebanyak 38 orang yang diajar menggunakan model TPS , dan kelas VIII-b sebanyak 38 orang sebagai

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa sistem pengelolaan administrasi dan sirkulasi bahan bacaan perpustakaan yang terdapat pada SMP Negeri 1 Tenggarong Seberang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi perpajakan berpengaruh mendorong manajemen laba bagi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sementara hasil

Dari analisis dan pembahasan data yang telah di uraikan pada bab 4 maka diperoleh kesimpulan bahwa berdasarkan teori Stimulus-Organism-Response yang dipakai dalam penelitian

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, diketahui bahwa terdapat permasalahan yang terjadi pada produksi ban vulkanisir di PT Inti Vulkatama yaitu