• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 692010050 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 692010050 Full text"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

8 1. Pendahuluan

SMA Kristen 1 Salatiga merupakan SMA tertua yang berada di kota Salatiga yang sampai saat ini masih dapat menunjukkan eksistensinya[1]. Dengan berlandaskan dedikasi, semangat pelayanan dan kasih, SMA ini terus berupaya berbenah diri untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang berprinsip “customer satisfaction” atau kepuasan pada pelanggan, sehingga harapan masyarakat akan pendidikan yang berkualitas dapat terpenuhi pada era persaingan yang semakin tinggi sekarang ini. Pada penelitian awal yang dilakukan melalui wawancara kepada pihak sekolah dapat disimpulkan bahwa, adanya upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sekolah diberbagai bidang menuntut diperbaruinya media promosi yang sesuai dengan perkembangan zaman. Media promosi yang digunakan sekolah selama ini masih menggunakan brosur, spanduk, dan video profil sekolah (2009) dalam bentuk CD, dinilai perlu dikembangkan lagi dengan media promosi yang baru untuk meningkatkan kualitas media promosi sekolah. Selain untuk memperbarui isi atau kontennya, video promosi diharapkan dapat menarik minat calon peserta didik untuk mengetahui lebih jauh mengenai SMA Kristen 1 Salatiga.

Dewasa ini, perkembangan teknologi komputer membawa perubahan besar dalam peradaban kehidupan manusia. Adanya perubahan ini berdampak kepada manusia untuk menjadi yang terbaik, termodern, dan terdepan. Demikian pula sama halnya dengan perkembangan komputer grafik, khususnya animasi 3D dapat dikatakan sangat pesat. Dalam waktu yang relatif singkat, penggunaan animasi 3D yang pada mulanya dipakai pada industri perfilman saja, sekarang dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan manuasia, salah satunya adalah implementasi animasi 3D untuk mempromosikan institusi pendidikan[2].

Teknik Modeling low poly merupakan pembuatan atau perancangan karakter 3D dengan jumlah kedetailan poligon terendah untuk mencapai tampilan terbaik. Dalam modelinglow poly, prinsip yang digunakan lebih menekankan akan jumlah poligon yang rendah dan tidak memenentingkan kedetailan bentuk suatu karakter. Hal ini bertujuan untuk mendukung keefektifitasan dari segi waktu yang dibutuhkan dalam melakukan proses rendering[3].

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, diperlukan suatu media promosi baru yang sesuai dengan perkembangan zaman untuk meningkatkan kualitas media promosi SMA Kristen 1 Salatiga. Dengan memanfaatkan perkembangan komputer grafik, maka yang dihasilkan dari penelitian ini adalah perancangan video promosi animasi 3D menggunakan teknik modeling low poly (Studi Kasus: SMA Kristen 1 Salatiga).

2. Tinjauan Pustaka

(2)

9

Perancangan Game Edukasi Animasi 3D Menggunakan Metode Low Poly. Game edukasi yang berbasis 3D dengan menggunakan metode low poly ini dibuat dengan menggunakan software Blender. Game ini dapat digunakan sebagai media alternatif pembelajaran 3D. Pembelajaran menggunakan media game membuat anak lebih tertarik dan bersemangat untuk belajar[5].

Pada penelitian media promosi SMA Kristen 1 Salatiga, menghasilkan video promosi animasi 3D menggunakan teknik modeling low poly. Video promosi yang ditampilkan dalam bentuk animasi yang disertai dengan visualisasi 3D yang mengesankan sekolah hijau dan audio yang menarik, dapat meningkatkan kualitas media promosi sekolah sehingga dapat memacu minat calon peserta didik untuk mengetahui lebih jauh mengenai SMA Kristen 1 Salatiga.

Komunikasi visual merupakan dasar dari berbagai kegiatan komunikasi sebagai proses penyampaian informasi atau pesan kepada pihak lain yang menggunakan unsur rupa (visual) pada berbagai media, seperti percetakan, televisi, film/ video, dua dimensi atau tiga dimensi, baik yang statis maupun bergerak. Komunikasi visual mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya[6].

Multimedia merupakan sebuah fungsi dari komputer mempresentasikan dan menggabungkan teks, grafik, suara, video, dan animasi sehingga user dapat berinteraksi, menciptakan, berkomunikasi, dan mengendalikan elemen-elemen tersebut[7].

Kata video berasal dari kata Latin, yang berarti "saya lihat". Video adalah teknologi pemrosesan sinyal elektronik yang mewakili gambar bergerak. Aplikasi umum dari teknologi video adalah televisi. Video juga dapat digunakan dalam aplikasi teknik, keilmuan, produksi, dan keamanan. Video merupakan salah satu media massa jenis elektronik yang berfungsi untuk menyampaikan informasi kepada audiens agar terjadi perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan[8].

Promosi merupakan suatu kegiatan dalam bidang pemasaran yang dilaksanakan oleh istitusi, baik itu institusi perusahaan maupun pendidikan, kepada pembeli atau konsumen yang memuat pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala sesuatu mengenai barang maupun jasa yang dihasilkan untuk konsumen. “Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang menonjolkan keistimewaan-keistimewaan produknya yang membujuk konsumen sasaran agar membelinya” [9]. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi merupakan kegiatan pemasaran kepada konsumen dengan menampilkan keistimewaan pada suatu produk yang akan ditawarkan, sehingga nilai lebih yang ada pada suatu produk dapat menarik minat para konsumen untuk membelinya.

(3)

10

animasi untuk memperjelas cerita. Storyboard, merupakan panduan utama dari proses produksi animasi berupa panel-panel yang berisi gambar karakter dan lingkungan pendukungnya. Kemudian dilakukan produksi meliputi modeling, yaitu proses pembuatan model atau obyek dalam bentuk 3D pada komputer. Texturing, proses pemberian warna pada objek yang telah dilakukan yang telah jadi. Animation, proses pembuatan animasi pada model yang perlu dianimasikan, baik itu karakter, pergerakan kamera, dan sebagainya. Lighting, merupakan proses pembuatan dan pemberian cahaya pada obyek 3D sehingga diperoleh kesan visual yang realistis. Rendering, merupakan proses pengkalkulasian pada model 3D yang telah diberi texture, animation, dan lighting. Setelah ini dilakukan proses compositing yaitu proses menggabungkan elemen gambar menjadi satu bagian utuh, yang kemudian dilakukan proses finalisasi, pengaturan kesinambungan dan penambahan sound.

Modeling low poly merupakan sebuah teknik pembuatan model 3D menggunakan bentuk dasar yang sudah tersedia seperti cube, cone, nurbs dan cylinder. Bentuk dasar obyek 3D yang sudah ada diubah menjadi bentuk yang diinginkan dengan cara memodifikasi bagian-bagian yang ingin dibentuk sedemikian rupa ataupun membuat pola tersendiri pada vertices yang ada pada bentuk dasar model 3D[11].

SMA Kristen 1 Salatiga merupakan SMA tertua yang berada di Kota Salatiga, didirakan pada tanggal 1 Juni 1951 oleh Perkumpulan Perguruan Kristen Jawa Tengah Utara (PPKJTU). Pada tanggal 30 September PPKJTU sekolah ini berubah nama menjadi Yayasan Perguruan Kristen (YPK) Salatiga sampai sekarang. Sebagai sekolah yang telah mewujudkan visi dan misinya selama 63 tahun, sekolah ini telah banyak meluluskan peserta didik, secara administrasi tercatat hampir 9000 alumni telah berhasil diluluskan. Dengan berprinsip “customer satisfaction” atau kepuasan pada pelanggan, SMA Kristen 1 Salatiga terus berbenah diri dalam meningkatkan kualitas pendidikan diberbagai bidang yang sesuai dengan tuntutan jaman.

3. Metode Penelitian

(4)

11

Gambar 1. Bagan Adaptive Strategy

a. Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, proses awal yang akan ditetapkan adalah pengumpulan data yang kemudian diproses menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, jenis data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Untuk data primer diperoleh berdasarkan observasi secara langsung, wawancara terhadap Dra. Kriswinarti selaku kepala sekolah dan Endro Febrianto Probo C, S. Kom. selaku tim promosi sekolah SMA Kristen 1 Salatiga, untuk mengetahui cara berpromosi sekolah yang dilakukan selama ini, dan informasi yang dibutuhkan dalam perancangan media promosi yang baru. Sedangkan data sekunder digunakan sebagai sarana pendukung perancangan media promosi yang baru dengan mempelajari buku, jurnal yang berkaitan dengan topik pembahasan yang sama, dan menonton video profil sekolah SMA Kristen 1 Salatiga yang kemudian dianalisa dan dijadikan sebagai referensi dalam merancang video promosi yang baru. Hasil dari pengumpulan data tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Promosi yang dilakukan oleh sekolah misalnya, melalui gereja-gereja untuk mendukung dalam doa dan mengumumkan kepada jemaat. Ambil bagian dalam pelayanan gerejawi (paduan suara) maupun aksi sosial di masyarakat seperti pengobatan gratis, kerja bakti, donor darah, alat tulis, sembako, dan sebagainya. Presentasi ke SMP di Salatiga dan sekitarnya oleh tim promosi, dan menjalin kerja sama dengan SMP tertentu sebagai sekolah pemasok (school provider).  Media promosi yang digunakan dalam berpromosi meliputi spanduk yang

dipasang di tempat-tempat strategis, penempelan brosur PPDB (penerimaan peserta didik baru) pada papan pengumuman gereja, profil sekolah dalam bentuk video compact disk berdurasi 10 menit dengan konten meliputi pengenalan kota Salatiga, ruang-ruang yang ada di sekolah (administrasi dan tata usaha, kepala sekolah, dan guru), fasilitas (moving class, laboratorium fisika, biologi, kimia, teknologi informasi, perpustakaan, dan internet), beberapa program khusus (donor darah dan outdoor study), dan beberapa pengembangan diri (basket dan kapoera). Dan profil sekolah dalam bentuk katalog untuk dibagikan kepada calon maupun peserta didik, melalui siswa dari luar kota.

(5)

12

Berikut ini merupakan hasil data visual dari pengumpulan data mengenai modeling low poly yang dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Referensi modeling low poly

b. Analisis Data

Setelah data-data yang diperoleh terkumpul, kemudian menetapkan langkah berikutnya yaitu analisa data. Analisa data kemudian diproses untuk mengambil hal-hal penting yang nantinya digunakan dalam perancangan video promosi yang baru. Hasil dari data verbal dapat disimpulkan bahwa:

 Media promosi yang sudah ada seperti brosur, spanduk, profil sekolah dalam bentuk video compact disk maupun katalog dinilai perlu dikembangkan lagi untuk menarik minat calon peserta didik. Sehingga dibutuhkan media promosi baru untuk menunjang media promosi sekolah yang dapat menjelaskan keunggulan SMA Kristen 1 Salatiga.

 Belum pernah ada video promosi SMA Kristen 1 Salatiga yang berbasis animasi 3D sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kualitas media promosi sekolah, dan diharapkan dapat menarik minat calon peserta didik untuk mengetahui lebih SMA Kristen 1 Salatiga.

 Prioritas informasi yang disampaikan terbatas pada hal-hal spesifik promosi, yang terfokus pada lokasi sekolah, latar belakang singkat, visi misi, strategi pembelajaran, kurikulum, program khusus, dan alamat jelas mengenai SMA Kristen 1 Salatiga.

 Penghargaan yang pernah diraih oleh sekolah sebagai sekolah hijau, menjadi acuan konsep dalam perancangan video promosi animasi 3D.

(6)

13

Gambar 3. Data visual sekolah hijau SMA Kristen 1

c. Perancangan

Tahap berikutnya yang ditetapkan adalah perancangan. Pada Gambar 4. dapat dilihat bagan secara keseluruhan dari proses perancangan animasi 3D.

Gambar 4. Bagan metode perancangan

(7)

14

menampilkan program khusus sekolah, dan diakhiri dengan menampilkan logo dan alamat lengkap sekolah.

Storyline merupakan pembuatan alur cerita animasi untuk memperjelas cerita. Karakter, environment atau lingkungan pendukung merupakan aspek penting yang harus ada dalam pembuatan storyline. Adapun storyline untuk merancang video promosi animasi adalah terdapat langit yang berawan kemudian muncul animasi tulisan SMA Kristen 1 Salatiga. Berikutnya memberikan informsi letak SMA Kristen 1 Salatiga seperti pada tampilan google maps, pada saat kamera close up ke lokasi sekolah, akan menampilkan ilustrasi foto sekolah. Selanjutnya tedapat animasi bermunculan satu persatu tanaman, pepohonan, batu-batuan yang diikuti dengan bangunan sekolah, setelah itu terdapat visualisasi sejarah singkat sekolah yang terdapat di atas bangunan sekolah. Berikutnya terdapat ilustrasi yang berisi tulisan visi sekolah dengan background bangunan sekolah, yang diikuti dengan animasi visualisasi seperti papan dengan penjelasan misi sekolah dengan background bangunan sekolah SMA Kristen 1 Salatiga. Kemudian terdapat animasi rumput-rumput yang muncul, pada bagian tengah yang dikelilingi rerumputan terdapat tulisan strategi pembelajaran. Setelah itu terdapat visualisasi dengan tulisan “moving class” dan berisi foto kelas dari moving class dan sepintas penjelasannya, yang diikuti dengan munculnya tulisan lima hari belajar yang disertai dengan penjelasan singkat tentang lima hari belajar. Scene berikutnya muncul animasi papan kayu disertai tulisan mata pelajaran muatan lokal, yang berisi bahasa daerah dan agrobisnis, muncul animasi kembali papan kayu yang disertai dengan tulisan multimedia dan bahasa mandarin. Setelah itu terdapat animasi papan kayu untuk mata pelajaran pengembangan diri, kemudian muncul papan yang berisi tulisan contoh beberapa pengembangan diri yang mulai dikembangkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga. Contoh pengembangan diri yang ditampilkan dengan tulisan misalnya karya ilmiah, dan untuk pengembangan diri yang ditampilkan dengan tulisan dan disertai foto misal adalah marching band, robotic dan broadcast. Setelah itu muncul penjelasan program khusus mengenai SMA Kristen 1 Salatiga, diantaranya poin pertama berisi penjaringan kesehatan, penyuluhan bahaya rokok, miras, narkoba. Poin ke dua live in, ke tiga peduli kasih, ke empat jumat bersih, ke lima bakti sosial, dan terakhir mewujudkan sekolah adiwiyata. Pada bagian terakhir muncul bangunansekolah dengan halaman sekolah sesuai dengan kondisi asli SMA Kristen 1 Salatiga. Setelah itu muncul logo SMA Kristen 1 Salatiga yang diikuti dengan penyampain informasi alamat sekolah secara jelas sebagai penutup dalam video promosi.

(8)

15

Gambar 5.Storyboard perancanganvideo promosi animasi 3D

Modeling, yaitu proses digitalisasi dari storyboard yang telah dibuat kemudian dilanjutkan dengan pembuatan obyek dalam bentuk 3D. Pemodelan yang dilakukan meliputi bangunan baru SMA Kristen 1 Salatiga, pepohonan, rumput-rumput, plang kayu, awan, letak map sekolah. Perancangan untuk proses modeling dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6.Proses modeling sekolah

(9)

16

Gambar 7. Proses texturing

Lighting, proses pemberian cahaya pada obyek 3D sehingga diperoleh kesan visual yang realistis, karena terdapat kedalaman, ruang dan bayangan obyek. Pencahayaan yang digunakan adalah sun atau cahaya matahari supaya obyek terlihat alami. Pada Gambar 8. dapat dilihat dari proses pencahayaan dengan menggunakan cahaya matahari. Kompleksitas pencahayaan diatur sesuai dengan keinginan.

Gambar 8. Proses lighting

Animating, proses penganimasian dilakukan baik terhadap karakter (bangunan rumah, dan papan keterangan), pergerakan kamera, dan sebagainya. Pembuatan animasi disesuakan dengan apa yang telah dibuat pada storyboard, menggunakan animasi frame by frame animation, dan menggunakan animasi seperti scaling, rotation, dan location. Pada Gambar 9. dapat dilihat contoh dari proses animasi.

Gambar 9. Proses penganimasian

(10)

17

penataan angle kamera. Dengan demikian, hasil animasi yang didapatkan akan terlihat menarik. Render setting yang dipakai menggunakan render animation, output gambar dibuat dalam format PNG. World background dibuat transparan, dengan tujuan supaya background dalam video nantinya dapat diatur lagi pada tahap compositing. Adapun dimensi resolusi render yang digunakan memiliki ukuran 720 x 576 pixels, yang merupakan standar PAL system.

Compositing, proses menggabungkan elemen gambar menjadi satu bagian utuh, kemudian dilakukan koreksi warna, pemberian warna background langit, penambahan teks dan foto-foto yang dipadukan dalam video. Tahap terakhir adalah adding sound, yang merupakan proses pemberian suara sebagai pendukung visual animasi yang dapat menghidupkan cerita dan suasana pada video promosi.

Font atau teks merupakan bagian penting dalan dunia desain komunikasi visual sebagai penjelas, unsur pendukung atau sebagai sajian utama yang digunakan dalam mengkomunikasikan secara visual. Pada perancangan ini terdapat tiga jenis teks yang dipakai, yaitu font impact, yang memiliki ciri yang tebal, tegas, dan itu semua berkaitan dengan legibility atau kejelasan keterbacaan. Font impact dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10.Font impact

Font Bebas Neue dapat dilihat memiliki ciri yang hampir sama terhadap font impact, di mana font ini sama-sama tidak memiliki kait. Pada font bebas neue memiliki tingkat ketebalan yang lebih tipis sehingga dapat lebih mudah dan jelas dibaca. Jenis huruf seperti mengesankan lebih tegas, bersifat funsional, dan modern. Font ini dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11.FontBebas Neue

Danpada Font Arial Rounded MT Bold merupakan jenis huruf yang tidak berkait, jaraknya yang tidak terlalu berdekatan membuat jenis huruf ini mudah untuk dibaca. Penggunaan huruf tanpa sudut yang tajam mengesankan ketidakkakuan pada huruf ini sehingga menjadi nyaman dilihat mengesankan tidak formal.

Gambar 12. Arial Rounded MT Bold

d. Evaluasi

(11)

18

Febrianto Probo C, S. Kom selaku guru dan bidang promosi SMA Kristen 1 Salatiga, memberikan tanggapan bahwa animasi yang dibuat sudah menarik, akan tetapi informasi yang disampaikan terutama pada aspek mata pelajaran pengembangan diri perlulah ditambah, dan adanya pembaruan visi misi sekolah, sehingga hal tersebut menjadi bagian yang penting dalam mempromosikan sekolah sekaligus mengenalkan visi misi yang baru. Setelah data dari evaluasi diperoleh berikutnya memproses dengan menambahkan atau memperbaiki informasi-informasi yang harus disampaikan dalam video promosi.

e. Pengujian

Setelah tahap evaluasi selesai dilakukan, kemudian menetapkan tahap berikutnya yang merupakan tahap terakhir dalam perancangan media promosi, yaitu pengujian. Tahap pengujian kemudian diproses untuk mengetahui tingkat keberhasilan hasil perancangan video promosi yang baru dengan memperoleh data kualitatif dan kuantitatif. Pengujian untuk memperoleh data kualitatif, dilakukan melalui wawancara kepada pihak sekolah yang meliputi kepala sekolah, tim promosi, dan ketua OSIS SMA Kristen 1 Salatiga. Sedangkan pengujian untuk memperoleh data kuantitatif dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada siswa/ siswi kelas IX sebagai calon peserta didik yang baru.

4. Hasil Perancangan

Pembahasan hasil perancangan video promosi yang telah dibuat, diuraikan sebagai berikut. Pada bagian awal video ini terdapat awan-awan, kemudian muncul tulisan SMA Kristen 1 Salatiga, melambangkan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga merupakan sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekristenan. Permulaan video ini dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Bagian awal video

Bagian ke dua dalam perancangan video ini terdapat scene yang menunjukkan letak sekolah SMA Kristen 1 Salatiga yang diperoleh berdasarkan referensi dari aplikasi google maps. Pergerakan icon yang melebar dan mengecil bertujuan sebagai tanda memberitahukan letak sekolah, yang disertai dengan foto sekolah SMA Kristen 1 Salatiga. Scene ini dapat di lihat pada Gambar 14.

(12)

19

Pada scene ke tiga dapat dilihat terdapat suatu tempat yang hijau kemudian muncul secara bersamaan rerumputan, dan diikuti munculnya batu-batuan, pepohonan, bangunan sekolah secara satu persatu. Sekolah yang dikelilingi rerumputan, pohonan memiliki arti bahwa SMA Kristen 1 Salatiga adalah sekolah yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya sebagai sekolah hijau. Setelah itu muncul tulisan yang berisikan sejarah singkat SMA Kristen 1 Salatiga. Pada bagian ini dapat ditunjukkan pada Gambar 15.

Gambar 15. Scenekedua bangunan sekolah

Bagian ke empat adalah menampilkan visi misi, yang lebih menekankan akan kepedulian terhadap lingkungan. Contoh dari visualisasi ini dapat dilihat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Visi dan misi sekolah

(13)

20

Gambar 17. Strategi pembelajaran SMA Kristen 1 Salatiga

Berikutnya menampilkan kurikulum yang ada pada SMA Kristen 1 Salatiga. Pada scene ini adalah kelanjutan dari scene sebelumnya, di mana terdapat rerumputan, bebatuan, pepohonan yang kemudian muncul tulisan kurikulum. Scene yang ditampilkan dalam video promosi ini dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Kurikulum SMA Kristen 1 Salatiga

Pada scene ke tujuh, menampilkan program khusus sekolah dalam rangka merealisasikan visi dan misi yang ada pada SMA Kristen 1 Salatiga yang dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19. Program khusus sekolah

(14)

21

disertai dengan menampilkan alamat lengkap SMA Kristen 1 Salatiga. Tampilan pada scene ini dapat dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20. Informasi mengenai sekolah

Pengujian pada video promosi animasi 3D menggunakan teknik modeling low poly (Studi kasus: SMA Kristen 1 Salatiga) dilakukan melalui dua cara pengujian, yaitu pengujian untuk memperoleh data kualitatif dan data kuantitaif. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara kepada pihak sekolah yang meliputi kepala sekolah, tim promosi, dan ketua OSIS SMA Kristen 1 Salatiga. Sedangkan pengujian untuk memperoleh data kuantitatif dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada siswa/ siswi kelas IX sebagai calon peserta didik baru. Tujuan pengujian tersebut yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari media promosi yang baru.

Pengujian untuk memperoleh data kualitatif melalui wawancara kepada Dra. Kriswinarti selaku kepala sekolah SMA Kristen 1 Salatiga berpendapat bahwa, secara keseluruhan video promosi yang disampaikan dengan animasi sudah menarik untuk ditonton, selain untuk meningkatkan kualitas media promosi sekolah, video promosi yang baru diyakini akan menarik minat calon peserta didik untuk mengetahui lebih jauh mengenai SMA Kristen 1 Salatiga. Citra sebagai sekolah hijau yang mengesankan kesegaran sudah tersampaikan melalui obyek-obyek animasi yang terdapat dalam video promosi.

Wawancara yang dilakukan terhadap Endro Febrianto Probo C, S. Kom. selaku tim promosi sekolah berpendapat bahwa, kelengkapan isi pada video promosi yang berdurasi kurang dari 3 menit sudah tersampaikan dengan jelas melalui animasi tersebut. Begitu juga kombinasi antara animasi dengan foto-foto yang ditampilkan sudah menarik, sehingga memungkinkan calon peserta didik mengetahui secara nyata kondisi ataupun kegiatan pada SMA Ktisten 1 Salatiga.

Wawancara kepada Maria Amelia, selaku ketua OSIS SMA Kristen 1 Salatiga sebagai perwakilan dari peserta didik berpendapat bahwa, video promosi dalam bentuk animasi diyakini dapat menarik minat calon peserta didik yang pada umumnya tertarik menonton film animasi, sehingga dapat terpacu untuk mengetahui lebih jauh informasi mengenai SMA Kristen 1 Salatiga. Berkaitan dengan informasi-informasi yang dimuat dalam video promosi ini juga sudah dapat tersampaikan secara jelas.

(15)

22

bagian ke dua memuat mengenai visualisasi dari video promosi yang terdapat pada nomor empat sampai enam. Adapun kriteria jawaban yang terdapat pada setiap pertanyaan diuraikan ke dalam lima opsi, yaitu sangat tidak setuju (A), tidak setuju (B), netral (C), setuju (D), dan sangat setuju (E). Daftar pertanyaan dan hasil perhitungan yang diberikan kepada responden dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tabel hasil pengisian kuesioner

No Pertanyaan Jawaban Total

A B C D E

Apakah font/ tulisan yang ditampilkan sudah

cukup jelas? 1 0 1 9 19 30

6

Secara keseluruhan, apakah video promosi yang baru dalam bentuk animasi ini menarik untuk ditonton?

0 0 0 16 14 30

Total 7 11 31 84 77 180

Dari hasil yang diperoleh kemudian dilakukan penghitungan menggunakan skala likert yang diperoleh menggunakan presentase dari masing-masing jawaban yang ada, adapaun rumus perhitungan adalah sebagai berikut[13]:

Tk = � � � � �� %

Keterangan:

Tk : Total keseluruhan jawaban (dalam %) Tj : Total dari setiap jawaban

(16)

23 Jawaban C diperoleh perhitungan dari:

� � % = , %

Jawaban D diperoleh perhitungan dari:

� � % = , %

Jawaban E diperoleh perhitungan dari:

� � % = , %

Diagram 1. Diagram Hasil Kuesioner Kuantitaif

Dari hasil penghitungan pada pengujian kuantitaif, maka dapat disimpulkan bahwa responden dengan presentase 3% pada jawaban A(sangat tidak setuju) diketegorikan ke dalam presentase yang relatif sedikit. Responden menilai bahwa secara kesuluruhan video promosi dalam bentuk animasi sudah menarik untuk ditonton, akan tetapi kurang jelasnya font yang ditampilkan membuat responden tidak mendapatkan informasi dari video promosi yang baru, sehingga respondenpun tidak ingin mengetahui lebih jauh mengenai SMA Kristen 1 Salatiga.

Pada jawaban B(tidak setuju) memperoleh presentase 5%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden memberikan tanggapan yang positif terhadap video promosi yang baru, akan tetapi untuk mendaftar di SMA Kristen 1 Salatiga responden memberikan tanggapan tidak setuju karena telah menentukan SMA lain sebagai alternatif dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kemudian responden dengan presentase 15% memilih jawaban netral, dikarenakan responden memiliki hal-hal lain yang menjadi pertimbangan dalam

3% 5%

15%

40% 37%

Kuesioner Kuantitaif

(17)

24

mengambil suatu keputusan, khususnya dalam menentukan SMA yang akan dituju. Hal tersebut berdampak, responden menjadi ragu-ragu untuk mengetahui lebih jauh mengenai SMA Kristen 1 Salatiga. Dan untuk animasi dan audio, responden memilih jawaban netral karena dinilai adanya kurang kesesuaian antara animasi dan audio yang digunakan dalam video promosi.

Responden yang memilih jawaban D(setuju) dengan presentase 40% merupakan presentase tertinggi diantara pilihan jawaban lainnya. Hal ini dinilai bahwa adanya informasi yang diperoleh dalam video promosi yang baru, memacu responden untuk mengetahui lebih jauh dan menarik minat mereka untuk mendaftar di SMA Kristen 1 Salatiga. Sedangkan dari segi visualisai dinilai bahwa, animasi dan audio yang digunakan pada video promosi ini menarik, dan font yang ditampilkan sudah cukup jelas sehingga responden memberikan penilaian bahwa secara keseluruhan, video promosi dalam bentuk animasi ini menarik untuk ditonton sehingga dapat dijadikan media promosi penunjang SMA Kristen 1 Salatiga.

Pada jawaban E(sangat setuju) dengan perolehan presentase sebesar 37% dapat disimpulkan bahwa, responden sangat mendapatkan informasi dari media promosi yang baru sehingga terpacu untuk mengetahui lebih jauh dan berminat untuk mendaftar di SMA Kristen 1 Salatiga. Dan secara keseluruhan, video promosi dalam bentuk animasi ini sangat menarik untuk ditonton dikarenakan responden tertarik perpaduan antara animasi dan audio yang digunakan dapat karena menghidupkan suasana dari animasi yang ditampilkan, begitu juga dengan kejelasan font yang ditampilkan dalam video promosi ini.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian, perancangan video promosi animasi 3D sudah memenuhi kebutuhan sebagai media promosi yang baru SMA Kristen 1 Salatiga yang inovatif, yang didukung dengan visualisasi animasi 3D, foto, teks, sound effect dan backsound yang menarik sehingga dapat meningkatkan kualitas media promosi sekolah. Video promosi digunakan sebagai solusi alternatif dalam menyampaikan informasi akan hal-hal spesifik promosi, sehingga penjelasan yang disampaikan dengan waktu yang relatif singkat mampu menarik minat calon peserta didik untuk mengetahui lebih jauh mengenai SMA Kristen 1 Salatiga.

6. Daftar Pustaka

1. SMA Kristen 1 Salatiga, http://smakristen1sltg.sch.id/ipdedufree/profil-sekolah. Diakses tanggal 19 Juni 2014

2. Bonafix, Dominicus Nunnun. 2005. Animasi 3D Profesional dengan Maya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

3. Derakhshani, Randi L., & Derakhshani, Dariush. 2012. Autodesk 3ds Max 2013 Essentials. Indiana: John Wiley & Sons, Inc.

(18)

25

5. Andy, Kristian. 2009. Pembuatan Game Edukasi Animasi 3D Menggunakan Metode Low Poly. Jurnal Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 6. Adya Brata, Atep. 2004. Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

7. Soeherman, Bonnie dan Halim, Cipta. 2008. Membuat Sendiri Klip Animasi Multimedia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

8. Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital-Dasar Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta: Penerbit Andi.

9. Fuad, M. dkk. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustakan Utama.

10.Zaharuddin, G. dkk. 2006. The making of 3D Animation Movie using 3DstudioMax. Bandung: Informatika Bandung.

11.Dariush Derakhshani, Randi Lorene Munn. 2008. Introducing 3ds Max 2008. Indiana: Wiley Publishing, Inc.

12.Jonathan, Sarwono, & Hary, Lubis. 2007. Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Gambar

Gambar 1. Bagan Adaptive Strategy
Gambar 3. Data visual sekolah hijau SMA Kristen 1
Gambar 5.  Storyboard perancangan video promosi animasi 3D
Gambar 7. Proses texturing
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis sidik ragam untuk jumlah buah menunjukkan bahwa pemberian pupuk tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah buah per pohon karena adanya

Fokus utama metode ini adalah kemampuan akademik siswa (academic achievement student). Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep

Berdasarkan data tanggal lahir dan informasi lainnya yang ada di dalam database setiap warga, sistem komputer akan dengan mudah memilih warga yang sudah

Modul ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran utama dalam program guru pembelajar bagi guru PJOK dan guru BK sebagai tindak lanjut dari Uji Kompetensi Guru

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan serta kesempatan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan

merupakan salah satu jenis ikan kakap yang banyak dicari oleh konsumen. sebagai bahan konsumsi masyarakat yaitu sebagai lauk-pauk harian

Fungsi komponen Matakuliah Umum (MKU) Kurikulum Pascasarjana bagi Program Magister adalah untuk membekali para mahasiswa agar memperoleh wawasan profesional yang lebih

Yang dimaksud dengan metode pembelajaran IPA Pada Kelas Tinggi di MI Al Fatah Kedawung dalam penelitian ini adalah metode yang digunakan guru dalam mata pelajaran IPA