BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Menurut Moh.Uzer Usman pembelajaran aktif adalah suatu strategi belajar mengajar yang lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar baik secara fisik, mental, intelektual maupun emosional. Pembelajaran aktif akan berjalan dengan baik apabila seorang guru dapat bertindak sebagai fasilitator yang baik dan selebihnya murid yang berperan aktif dalam proses belajar mengajar karena akan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi.
Namun pada kenyataannya peneliti menemukan kendala di SMA N 1 Karanggede, proses pembelajaran kurang begitu maksimal dan menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang ada mengenai keaktifan siswa, diperoleh keaktifan tergolong rendah. Aspek observasi keaktifan meliputi keturutsertaan siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya, siswa terlibat dalam pemecahan masalah, interaksi siswa dalam bertanya kepada siswa lain/guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah, melaksanakan diskusi kelompok, melatih diri dalam memecahkan soal/masalah. Keaktifan siswa rendah mengakibatkan proses pembelajaran kurang berjalan dengan maksimal dan mengakibatkan hasil belajar siswa tidak tercapai. Berdasarkan indikator keberhasilan pembelajaran yaitu hasil belajar lebih besar dari 75%.
Proses pembelajaran kurang maksimal dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu metode belajar yang digunakan adalah metode konvensional. Metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran, metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan (Djamarah,2006:97).
yang dapat mengatasi masalah tersebut. Untuk mengatasi kurang lengkapnya informasi yang ada didalam LKS peneliti menggunakan fasilitas internet sebagai tambahan informasi materi. Pada penelitian ini pemanfaatan internet sebagai pelengkap sumber informasi yang bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa. Internet sebagai sumber informasi memiliki banyak alat bantu yang disebut dengan aplikasi dalam menyebarluaskan informasi yang tersimpan dalam data basenya. Adapun alat bantu yang dimaksudkan berupa aplikasi yang disebut dengan Search Engine, Engine, Web Log, News Group, Ma ssege Board, Website, dan lain-lain. Alat bantu yang digunakan pada penelitian ini fokus pada search engine. Penggunaan fasilitas internet untuk memperkuat fase eksplorasi dari metode Learning Cysle 5e.
Berdasarkan masalah dan beberapa faktor yang ada diperlukannya penggantian metode pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa yang diharapkan hasil belajar juga meningkat, metode belajar yang akan digunakan dan dirasa tepat untuk mengatasi masalah adalah metode belajar Learning Cycle 5e. Learning Cycle 5e merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered), Menurut Lorsbach sebagaimana dikutip dalam Made Wena, Learning Cycle 5e terdiri atas lima fase yaitu fase (a) pembangkit minat
(engagement), (b) eksplorasi (exploration), (c) penjelasan (explanation), (d) elaborasi
(elaboration/extention), dan (e) evaluasi (evaluasi) [4].
Pemilihan metode learning cycle 5e dan pemanfaatan internet diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar pada matapelajaran TIK, sehingga siswa dapat memperoleh manfaat yang maksimal baik secara proses dan hasil belajar dari mata pelajaran TIK. pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dengan fasilitas hotspot dan jaringan LAN yang disediakan sekolah akan lebih efektif dalam pembelajaran sehingga dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran TIK dan meningkat nilai matapelajaran.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Innarotul Ulya tentang “EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC5E) DENGAN PEMANFAATAN ALAT PERAGA PADA MATERI POKOK BIDANG DATAR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NURUL ISLAM SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 “. Menunjukan bahwa metode pembelajaran Learning Cycle 5e lebih efektif dan mempengaruhi hasil belajar siswa dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Dilihat hasil belajar kelas eksperimen dengan nilai rata-rata sebesar 73,45 lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol dengan nilai rata-rata sebesar 64,90”. Penelitian yang kedua yang dilakukan oleh Apriyani yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul “ PENERAPAN MODEL
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP 2 SANDEN KELAS VIIIB
PADA POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS “. Menunjukan bahwa adanya
peningkatan persentase kemampuan pemecahan masalah matematika pada siklus 1 sebesar 48,46% dengan katagori cukup, meningkat menjadi 68,95% pada akhir siklus 2 dengan katagori tinggi. Persentase rata-rata tes siswa untuk tiap indikator kemampuan pemecahan masalah telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian, yaitu: (a) Kemampuan mengidentifikasi masalah meningkat dari 63,64% menjadi 77,27%, (b). Kemampuan merencanakan penyelesaian masalah meningkat dari 48,07% menjadi 71,84%, (c). Kemampuan menyelesaikan masalah meningkat dari 49,56% menjadi 66,34%, (d) Kemampuan menginterpretasikan hasil mengingkat dari 32,58% menjadi 60,35%.
Pada penelitian pembelajaran yang sudah dilakukan dengan Learning cycle 5e dan pemanfaatan internet. Peneliti ingin mengetahui bagaimana pembelajaran menggunakan model pembelajaran Lea rning cycle 5e dengan memanfaatkan internet dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar. Berdasarkan uraian latar belakang maka akan dilakukan penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Memanfaatkan Internet Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran TIK Di Sma N 1 Karanggede”.
1.2 Rumusan masalah
Melihat latar belakang masalah tersebut, serta membaca dokumentasi dan referensi seputar Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Memanfaatkan Internet Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran TIK di sma n 1 karanggede, maka dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:
“Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Memanfaatkan Internet Untuk
Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran TIK di sma n 1 karanggede?”.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui Penerapan Model Pembelajaran
Learning Cycle 5e Memanfaatkan Internet Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran TIK di sma n 1 karanggede kelas X.
untuk mengembangkan model pembelajaran Learning Cycle 5e dengan memanfaatkan internet pada matapelajaran TIK.
1.4 Batasan masalah
Penulisan skripsi ini hanya membatasi beberapa permasalahan, yaitu :
1) Penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5e dengan memanfaatkan internet pada pelajaran TIK.
2) Pelajaran TIK siswa kelas X. 3) Meningkatkan hasil belajar siswa. 4) Meningkatkan keaktifan siswa.