• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK INF (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROGRAM SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK INF (3)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA POLITIK DAN IDEOLOGI NEGARA

Nama : ACHMAD EFFENDI : 16.11.0086

ANDIKA YUDIRIANTO : 16.11.0183 ELVAN AZIKRI WINANDA : 16.11.0134 FAHRIAN DWI SYAHPUTRA : 16.11.0211

IIS NURFAIZAH : 16.11.0105

MUHAMMAD FACHREZA A : 16.11.0089 ROBERTH YOSEP RUMBEWAS : 16.11.0047

PROGRAM SARJANA

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

(2)

1 KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA POLITIK DAN IDEOLOGI NEGARA”.

Makalah ini berisikan tentang PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA POLITIK DAN IDEOLOGI NEGARA atau yang lebih khususnya membahas mutu / kualitas pendidikan di indonesia ini yang memperhatinkan, Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua, pada khususnya mahasiswa/mahasiswi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA tentang kualitas pendidikan di Indonesia.

Kami menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapakan banyak terima kasih kepada pihak kampus yang sudah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun makalah ini, juga kepada Dosen pembimbing yang sudah banyak membantu dan menuntun penulis selama pembuatan makalah ini. Tidak lupa juga kepada teman-teman yang selalu menemani, membantu dan mensuport selama pembuatan makalah ini. Maka, makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas dari kerjasama dari semuanya. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Yogyakarta, 13 September 2016

(3)

2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR . . . 1

DAFTAR ISI . . . .2

BAB I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah . . . .3

B. Rumusan Masalah. . . .. . . . 3

C. Tujuan Penulisan. . . 4

BAB II . PEMBAHASAN A. Perumusan Pancasila Soekarno, Soepomo, dan M.Yami . . . 5

B. Ketuhanan dan Hubungan Agama Negara . . . 6

C. Kemanusiaan atau Humanisme Barat dan Timur . . . . . 8

D. Persatuan Indonesia dan Pluralisme . . . 10

E. Demokrasi dan Kerakyatan . . . .14

F. Keadilan Sosial dan Konsep Negara Kesejahteraan. . . .15

BAB III . PEMBAHASAN A. KESIMPULAN . . . .17

B. SARAN . . . .17

(4)

3 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran norma, baik norma hukum, norma moral maupun norma kenegaraan lainnya. Dalam filsafat pancasila terkandung di dalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komperhensif (menyeluruh) dan sistem pemikiran ini merupakan suatu nilai. Oleh karena itu suatu pemikiran filsafat tidak secara langsung menyajikan norma-norma yang merupakan pedoman dalam suatu tindakan atau aspek praksis melainkan suatu nilai-nilai yang bersifat mendasar.

Sebagai suatu nilai, Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Adapun manakala nilai-nilai tersebut akan dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau kehidupan yang nyata dalam masyarakat, bangsa maupun negara maka nilai-nilai tersebut kemudian dijabarkan dalam suatu norma-norma yang jelas sehingga merupakan suatu pedoman.

Sila-sila pancasila pada hakikatnya bukanlah merupakan suatu melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma baik meliputi norma moral maupun norma hukum, yang ada gilirannya harus dijabarkan lebih lanjut dalam norma-norma etika, moral maupun norma hukum dalam kehidupan kenegaraan maupun kebangsaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa makna dari pancasila sebagai konsep dasar negara dan keadilan sosial ? 2. Apa pengaruh pamcasila terhadap demokrasi dan kemanusiaan ?

(5)

4 C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui makna dari Pancasila sebagai dasar negara.

2. Untuk mengetahui apa pengaruh pancasila terhadap demokrasi dan kemanusiaan.

(6)

5 BAB II

PEMBAHASAN

A.Perumusan Pancasila Soekarno, Soepomo, dan M.Yamin

1. Rumusan dasar Negara yang diajukan oleh Ir. Soekarno, Tgl. 1 Juni 1945.

a. Kebangsaan Indonesia

b. Internasionalisme atau peri kemanusiaan c. Mufakat atau demokrasi

d. Kesejahteraan sosial

e. Keutuhan yang berkebudayaan

2. Rumusan dasar Negara yang diajukan oleh Mr. Soepomo tanggal 31 Mei 1945. a. Persatuan Indonesia

b. Ketuhanan Yang Maha Esa

c. Kerakyatan yang berdasarkan permusyawaratan perwakilan d. Pemerataan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia e. Kemakmuran Indonesia dalam ikata Asia Timur Raya

3. Rumusan dasar Negara yang diajukan oleh Muhammad Yamin secara lisan tanggal 29 Mei 1945

(7)

6 4. Rumusan dasar Negara yang diajukan oleh Muhammad Yamin secara tertulis

a. Ketuhanan Yang Maha Esa b. Kebangsaan persatuan Indonesia

c. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab

d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

e. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

B.Ketuhanan dan Hubungan Agama Negara

Beberapa aliran atau paham memiliki pengertian tersendiri tentang hubungan agama dengan negara.

1. paham teokrasi,

Hubungan agama dengan negara digambarkan sebagai dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Negara menyatu dengan agama, karena pemerintahan menurut paham ini dijalankan berdasarkan firman Tuhan, artinya segala tata kehidupan dalam masyarakat, bangsa, dan negara dilakukan atas titah Tuhan. Dalam paham ini kepala negara dianggap sebagai anak Tuhan, serta agama dijadikan sebagai landasan hukum. Yang menganut paham ini, yaitu Arab, Iran, Vatikan.

2. paham sekuler

(8)

7 simbol agama. Dan dalam paham sekuler ada dua macam paham yaitu sekuler yang kaku dan sekuler moderat. Sekuler moderat adalah sekuler yang tidak memberi sekat antara agama dengan negara, sebab negara membutuhkan agama dan agama membutuhkan negara. Selanjutnya yang menganut paham sekuler, yaitu beberapa negara di Eropa dan Turki.

3. paham komunis

Agama dianggap sebagai candu masyarakat. Paham ini pun menimbulkan paham atheis yang berarti tidak bertuhan. Sedangkan menurut Karl Marx, manusia ditentukan oleh dirinya sendiri dan agama dianggap sebagai suatu kesadaran diri bagi manusia sebelum menemukan dirinya sendiri. Tetapi sebenarnya seathei-atheis manusia, manusia tetap percaya adanya Tuhan. Dan yang menganut paham ini, yaitu Rusia.

(9)

8 C.Kemanusiaan atau Humanisme Barat dan Timur

1. Humanisme Barat

Menurut Ali Syariati humanisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa tujuan pokok yang dimilikinya adalah untuk keselamatan dan kesempurnaan. Ia memandang manusia sebagi mahluk mulia dan prinsip yang disarankannya didasarkan atas pemenuhan kebutuhan pokok yang bisa membentuk species manusia (Ali syariati;39;1992), Jadi jelaslah bahwasanya humanisme adalah aliran filasafat yang berusaha mendudukan manusia sebagai pusat perhatian dari segala studi dan bertujuan untuk mengangkat kemulian dan harkat manusia.

Ketika buku-buku Ibn Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, lalu disebut sebagai Latin Averoesm atau Averoesme Latin, rupanya pembagian antara khawâs dan awam ini bagi orang-orang Eropa begitu impresif, sehingga mereka langsung mengambil kesimpulan bahwa Ibn Rusyd sebetulnya membela adanya dua kebenaran, yaitu kebenaran falsafi dan kebenaran agama, dan kedua-duanya tidak perlu dipersatukan. Akibatnya mereka betul-betul membedakan antara ilmu dan agama. Itulah permulaan dari sekularisme yang sampai sekarang masih bertahan di Barat. Ia juga muncul di dalam humanisme (paham kemanusiaan) di Barat, karena humanisme adalah suatu paham yang mempercayai kemampuan manusia terutama kualitas manusia sebagai makhluk. Kalau seorang Barat mengaku sebagai I am humanist, maka itu sebetulnya almost I am a secularist, karena humanisme itu juga berasal dari falsafah Yunani yang distimulir oleh Islam.

(10)

9 2. Humanisme Timur

Sejarah kebudayaan bangsa India telah dikenal sejak jauh sebelum abad masehi. India dengan kebudayaan sungai Hindusnya, merupakan salah satu dari beberapa peradaban kuno di dunia selain peradaban sungai Nil dan Messopotamia. Di India pula, tercatat sebagai tempat lahirnya salah satu agama besar dunia yaitu Hindu. Agama yang merupakan percampuran antara budaya asli India dengan bangsa Aria ini telah diakui oleh dunia eksistensinya, dan dianut tidak hanya oleh bangsa India. Di era modern, India juga memiliki pengaruh terhadap perkembangan humanisme khususnya di dunia timur. Mahatma Gandhi adalah salah satu tokoh pemikirnya, dan tak salah rasanya jika penulis membahas ajaran-ajaran humanisme beliau yang begitu dikenal oleh dunia dalam tulisan ini.

Kata humanisme sendiri merupakan sebuah terminology yang terbentuk dari dua kata: Human yang artinya manusia dan isme yang bermakna aliran. Menurut situs ensiklopedia on-line Wikipedia.org, kata humanisme dapat didefinisikan menjadi berbagai jalan pikiran yang berbeda untuk memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia.

Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu. Paham ini pada awalnya berkembang di Eropa barat yang ditandai dengan bangkitnya zaman Renaissance dan disusul dengan humanisme pada masa Aufklarung. Paham ini mengangkat isu tentang hak asasi manusia yang pada masa pertengahan (dark ages) dikekang oleh kaum gereja.

(11)

10 bangsa terjajah yang menuntut ilmu di dunia barat. Oleh karena itu, akan ada varian khusus antara humanisme di eropa barat dengan yang nantinya ada di dunia timur. Mohandas Karamchand Gandhi (Mahatma Gandhi) lahir di Porbandar , Gujarat , India , 2 Oktober 1869 dan wafat di New Delhi, India , 30 Januari 1948 pada umur 78 tahun. Beliau adalah seorang pemimpin spiritual dan politikus dari India yang sangat berpengaruh. Ajarannya menekankan pada perjuangan kemerdekaan harkat hidup manusia dan pemberontakan tanpa menggunakan kekerasan.

Ajaran Gandhi yang pertama adalah Ahimsa. Kata Ahimsa berasal dari bahasa sansekerta yang berarti tanpa kekerasan. Maksudnya adalah kegiatan melawan atas ketidakadilan dengan tanpa kekerasan atau tindakan damai. Paham ini disarankan Gandhi kepada rakyat India dalam melawan kolonial Kerajaan Inggris. Gandhi percaya bahwa perjuangan dengan hanya kekerasan hanya akan menghasilkan korban berjatuhan lebih banyak dari pihak rakyat India.

D.Persatuan Indonesia dan Pluralisme

1. Pluralisme

(12)

11 Begitu pula masyarakat Maluku yang majemuk, ataupun masyarakat Aru yang majemuk.

Menerima kemajemukan berarti menerima adanya perbedaan. Menerima perbedaan bukan berarti menyamaratakan, tetapi justeru mengakui bahwa ada hal atau ada hal-hal yang tidak sama. Menerima kemajemukan (misalnya dalam bidang agama) bukanlah berarti bahwa membuat “penggabungan gado-gado”, dimana kekhasan masing-masing terlebur atau hilang. Kemajemukan juga bukan berarti “tercampur baur” dalam satu “frame” atau “adonan”. Justeru di dalam pluralisme atau kemajemukan, kekhasan yang membedakan hal (agama) yang satu dengan yang lain tetap ada dan tetap dipertahankan.

Jadi pluralism berbeda dengan sinkritisme (penggabungan) dan assimilasi atau akulturasi (penyingkiran). Juga pluralisme tidak persis sama dengan inkulturasi, kendati di dalam pluralisme atau kemajemukan bisa terjadi inkulturasi dimana keaslian tetap dipertahankan.

2. Persatuan Indonesia

Persatuan adalah gabungan (ikatan, kumpulan dan sebagainya) dari beberapa bagian yang sudah bersatu, sedangkan Kesatuan ialah ke-Esaan, sifat tunggal atau keseutuhan (WJS. Poerwadarminta, 1987).

(13)

12 Dharmma Mangrva. Hal tersebut merupakan kondisi dan tujuan kehidupan yang ideal dalam lingkungan masyarakat yang serba majemuk.

Dalam kehidupan masyarakat yang serba majemuk, berbangsa dan bernegara, berbagai perbedaan yang ada seperti dalam suku, agama, ras atau antar golongan, merupakan realita yang harus didayagunakan untuk memajukan negara dan bangsa Indonesia, menuju cita-cita Nasional kita adalah masyarakat Adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah sebagai berikut:

a. Perasaan Senasib. b. Kebangkitan Nasional c. Sumpah Pemuda

d. Proklamasi Kemerdekaan

(14)

13 persatuan dan kesatuan. Secara keseluruhan arti dan makna Pancasila sila ketiga, adalah:

a. Nasionalisme

b. Cinta bangsa dan tanah air

c. Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa

d. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit

e. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenangungan

f. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya.

g. Tidak memaksa warga negara untuk beragama.

h. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.

i. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agamanya masing-masing

j. Menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia k. Rela berkorban demi bangsa dan negara.

l. Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.

m. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

(15)

14 E.Demokrasi dan Kerakyatan

1. Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.

Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang satu orang, seperti monarki, atau sekelompok kecil, seperti oligarki. Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi Yunani ini[3] sekarang tampak ambigu karena beberapa pemerintahan kontemporer mencampur aduk elemen-elemen demokrasi, oligarki, dan monarki. Karl Popper mendefinisikan demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda dengan kediktatoran atau tirani, sehingga berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para pemimpinnya dan menggulingkan mereka tanpa perlu melakukan revolusi.[4]

(16)

15

2. Kerakyatan

Kerakyatan atau kedaulatan rakyat adalah paham demokrasi Indonesia yang dibangun berdasarkan tiga prinsip sebagai berikut:

a. Rapat, yaitu tempat rakyat melakukan musyawarah dan mufakat tentang segala urusan yang berkaitan dengan persekutuan hidup dan keperluan bersama.

b. Massa-protes, yaitu hak rakyat untuk berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat mengenai segala peraturan perundang-undangan yang tidak adil. c. Tolong menolong atau kolektivitas, yaitu penyusunan perekonomian nasional

sebagai usaha bersama yang terdesentralisasi.

Prinsip pertama dan kedua merupakan dasar bagi demokrasi politik. Sedangkan prinsip ketiga merupakan dasar bagi demokrasi ekonomi (Mohammad Hatta, Menuju Indonesia Merdeka, 1932).

F.Keadilan Sosial dan Konsep Negara Kesejahteraan

(17)

16 orang miskin menerima suap (menjual suaranya dalam pemilihan umum) akibat keterjepitan ekonomi, sebagaimana yang banyak disinyalir terjadi di Indonesia dalam beberapa kali pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah. Bahkan adanya rasa frustrasi orang miskin akan mudah disulut untuk melakukan tindakan-tindakan anarkhis, yang berakibat kontra produktif bagi perkembangan demokrasi.

Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, maka dikembangkan konsep negara kesejahteraan (welfare state), yang merupakan sistem kenegaraan yang mengupayakan untuk memperkecil jurang pemisah antara mereka yang kaya dengan yang miskin melalui berbagai usaha pelayanan kesejahteraan warganegaranya.

Ada empat prinsip penting yang merupakan prinsip yang mendasari (dan sekaligus menjadi ciri) suatu sistem negara kesejahteraan, yaitu :

a. Cabang produksi yang penting yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Tujuan penguasaan cabang-cabang produksi yang penting bagi kehidupan rakyat banyak adalah agar kebutuhan rakyat atas produksi barang yang bersangkutan dapat diperoleh oleh rakyat dengan harga yang terjangkau, tidak memberatkan kehidupan rakyat.

b. Usaha-usaha swasta diluar cabang-cabang produksi yang menyangkut hajat hidup orang banyak dibolehkan, tetapi negara melakukan pengaturan, sehingga tidak terjadi monopoli atau oligopoli yang akan mendistorsi pasar, atau bentuk-bentuk lain yang merugikan kesejahteraan rakyat.

c. Negara terlibat langsung dalam usaha-usaha kesejaheraan rakyatnya, seperti secara langsung menyediakan berbagai bentuk pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan. Berbagai pelayanan tersebut, dengan berbagai sistem yang diterapkan, harus dapat dijangkau oleh semua orang tanpa kecuali.

(18)

17 BAB III

PENUTUP A. KESIMPULAN

Kehidupan politik rakyat indonesia selalu didasari oleh nilai-nilai Pancasila. Pancasila merupakan landasan dan tujuan kehidupan politik bangsa kita. Berkaitan dengan hal tersebut , proses pembangunan politik yang sedang berlangsung dinegara kita sekarang ini harus diarahkan pada proses implementasi sistem politik demokrasi pancasila yang handal, yaitu sistem politik yang tidak hanya kuat tetapi juga memilki kualitas kemandirian yang tinggi yang memungkinkannya untuk membangun atau menggembangkan dirinya secara terus menerus sesuai dengan tuntutan aspirasi masyarakatnya dan perubahan zaman. Dengan demikian, sistem politik demokrasi pancasila akan terus berkembang bersamaan dengan perkembangan jati dirinya, sehingga senantiasa mempertahankan, memelihara dan memperkuat relevansinya dalam kehidupan politik. Nilai-nilainya bukan saja dihayati dan dibudayakan, tetapi diamalkan dalam kehidupan politik bangsa dan negara kita yang terus berkembang.

B.SARAN

Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang,dan kami juga berharap:

 Penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan etika politik harus terus di kembangkan dan di terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.  Kami berharap dengan mempelajari makna Panasila sebagai dasar negara dan

(19)

18 DAFTAR PUSTAKA

http://www.asikbelajar.com/2014/06/rumusan-pancasila.html

https://dindhut.wordpress.com/2014/03/07/hubungan-agama-dengan-negara/

https://id.wikipedia.org/wiki/Pluralisme

https://febriya27.wordpress.com/pancasila/persatuan-indonesia/

http://mku-pkn-utm.blogspot.co.id/2013/05/humanisme-barat-timur-dan-islam.html

http://kampuspray.blogspot.co.id/2012/05/pancasila-sebagai-dasar-negara-dan.html

http://hadiwahono.blogspot.co.id/2013/06/negara-kesejahteraan.html

Referensi

Dokumen terkait

Hasil : Jumlah nyamuk Aedes aegypti yang menghisap darah terbanyak pada ruang yang menggunakan cahaya buatan dengan intensitas 40 watt dengan rata-rata 11,22 dan yang terendah

Berdasarkan fenomena dan keterkaitan beberapa variabel yang telah dibahas, maka pada kesempatan ini penulis tertarik untuk menyusun penelitian dengan judul “Pengaruh

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

Dalam era modern seperti sekarang ini kehadiran internet sebagai penghubung komunikasi digital dari perusahaan kepada konsumen/ calon konsumen sudah menjadi suatu hal yang

isolat bakteri endofit terhadap Eshchericia coli Diameter zona hambat yang terbentuk dari aktivitas antibakteri isolat bakteri endofit pada konsentrasi 10 ml menunjukan

Defisiensi lapisan musin ( disebabkan oleh kerusakan pada sel goblet atau epithelial glikokalyx seperti yang terlihat pada steven Johnson sindrom atau luka bakar kimia yang

Dengan konsep esoterisme pemikiran gendernya, Nasaruddin Umar telah berupaya mengajak manusia lebih banyak membaca berbagai ayat-ayat tersurat dan tersirat baik dalam

Seharusnya kata lembaga Provost diganti saja dengan PTI, karena dalam Permendagri No 19 Tahun 2013 tentang Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan Dan Peralatan Operasional Satuan