• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Dan Peran Taman Kebun Bunga (茂榕园) Dalam Memperkenalkan Sosok Tjong Yong Hian Sebagai Tokoh Masyarakat Tionghoa Kota Medan Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fungsi Dan Peran Taman Kebun Bunga (茂榕园) Dalam Memperkenalkan Sosok Tjong Yong Hian Sebagai Tokoh Masyarakat Tionghoa Kota Medan Chapter III VI"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan penulis dalam penelitian mengenai fungsi dan peran Taman Kebun Bunga dalam memperkenalkan Tjong Yong Hian sebagai tokoh masyarakat Tionghoa kota Medan dengan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data dan informasi yang dikumpulkan berasal dari literatur-literatur tertulis, dan data-data penelitian di lapangan yang berasal dari wawancara dengan narasumber yang mengetahui informasi yang berkaitan dengan objek penelitian.

Menurut Nazir (2003:4) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Sukmadinata (2006 : 72) menjelaskan bahwa penelitian dengan metode deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena tersebut dapat berupa aktivitas, bentuk, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lain.

(2)

informasi-informasi mengenai fenomena dan kaitannya antara variabel-variabel yang ada.

Pendekatan kualitatif mengkaji persepektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Dalam pendekatan kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan, dimana penelitian ini bertujuan memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia apa adanya secara alamiah tanpa dimodifikasi oleh peneliti.

Pada penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta empiris. Temuan penelitian berbentuk konsep, prinsip, hukum, teori dibangun dan dikembangkan di lapangan bukan dari teori yangsudah ada. Prosesnya induktif yaitu dari data yang terpisah namun saling berkaitan.

Adapun fungsi dan peran Taman Kebun Bunga akan di paparkan dengan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif, terutama dalam memperkenalkan Tjong Yong Hian sebagai tokoh masyarakat Tionghoa di kota Medan.

3.2 Lokasi Penelitian

(3)

penggunjung Taman Kebun Bunga. Sehingga lokasi ini memudahkan penulis untuk mengumpulkan data.

3.3 Data dan Sumber Data

Menurut Mulyanto ( 2009: 15) data adalah representasi dunia nyata yang mewakili suatu objek, seperti manusia, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya. Dapat dikatakan data adalah penggambaran suatu kejadian nyata. Adapun dalam penelitian data digolongkan menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder.

Menurut Umar (2003:56) data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), peristiwa atau fenomena , dan hasil pengujian.

Menurut Umar (2003 :58) data Sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh atau dicatat pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam dokumen-dokumen ataupun literatur baik dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan.

(4)

3.4 Sampel

Pada penelitian ini, peneliti menggunakansampling purposive . Sugiyono (2016: 85) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono (2004:128), pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Adapun sampel pada penelitian ini adalah pengunjung Taman Kebun Bunga. Pemilihan sampel ini berdasarkan tujuan penelitian dan objek kajian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Studi Kepustakaan

Menurut Nazir (2003 : 111) studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur, catatan dan laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan adalah usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan objek kajian. Melalui studi kepustakaan peneliti juga dapat menemukan landasan teori yang relevan untuk mengkaji objek yang diteliti.

(5)

Dalam teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan peneliti kemudian mengidentifikasikan landasan teori secara sistematis, mencari buku-buku, skripsi, jurnal, dan bahan tertulis yang berkaitan dengan objek kajian yang diteliti, dan kemudian menganalisisnya.

3.5.2 Observasi

Menurut Heru (2006: 73) metode observasi adalah proses pengamatan secara seksama perialku subjek (manusia), objek (benda) atau peristiwa yang sistematik kemudian mencatatnya tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Metode observasi membuat peneliti mengalami secara langsung fenomena- fenomena yang terjadi berkaitan dengan objek yang akan diteliti. Dengan mengalami langsung fenomena –fenomena tersebut membuat peneliti akan lebih mudah memberikan gambaran nyata mengenai situasi objek yang akan diteliti.

Pada penelitian ini pengamatan dilakukan di Taman Kebun Bunga. Pengamatan juga dilakukan di Museum Tjong Yong Hian, dan Makam Tjong Yong Hian yang berada didalam komplek Taman Kebun Bunga.

3.5.3 Wawancara

(6)

Soehartono (1995 : 67) yang mengatakan “…wawancara adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara, jawaban responden akan dicatat atau direkam dengan alah perekam (tape recorder)” . Dengan demikian saat melalukan sesi wawancara harus dipersiapkan bukan hanya daftar pertanyaan yang berkaitan dengan objek dan tujuan penelitian namun juga buku catatan, alat tulis dan alat perekam untuk memudahkan saat pengumpulan data.

Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan pengelola Taman Kebun Bunga Ibu Linda Setiawan yang merupakan istri dari Bapak Budiahardjo Chandra. Bapak Budiahardjo Chandra merupakan keturunan dari Tjong Yong Hian.

Adapun daftar pertanyaan yang akan ditanyakan dalam wawancara adalah sebagai berikut :

1. Kapan Taman Kebun Bunga dibangun?

2. Kapan Museum Kebun Bunga dibangun? Mengapa?

3. Menurut pendapat anda apakah selama ini keberadaan Taman Kebun Bunga sudah banyak diketahui masyarakat?

4. Menurut anda Taman Kebun Bunga adalah tempat tujuan pariwisata atau tempat pembelajaran kebudayaan? Jelaskan!

5. Dapatkah anda menceritakan setiap sisi dari setiap bangunan yang terdapat pada Taman Kebun Bunga?

(7)

7. Apakah keberadaan Taman Kebun Bunga mendapat sambutan hangat dari pihak pemerintah?

8. Apakah Taman Kebun Bunga merupakan milik dari pemerintah kota Medan atau masih milik pribadi dari keluarga Tjong Yong Hian?

9. Bagaimana sosok Tjong Yong Hian?

10. Dapatkah anda menceritakan semua yang anda ketahui mengenai sosok dan perjalanan hidup Tjong Yong Hian?

3.5.4 Kuesioner

Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis kepada responden untuk mendapatkan jawaban. Data dari kuessioner atau angket adalah data yang berbentuk tulisan. Menurut Sugiyono (2016 : 142) koesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

(8)

Adapun Batasan Operasional pada metode kuesioner dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen ( X)

Pada penelitian ini yang menjadi variabelindependenatauvariabelbebas “X” adalahfungsidanperan Taman KebunBunga. Fungsimenurut kamus

lengkap Bahasa Indonesia (1998:192), fungsi berarti kegunaan sesuatu hal pekerjaan yang dilakukan.Fungsi berkaitan dengan nilai guna. Suatu objek akan dikatakan “berfungsi” apabila memiliki kegunaan sebaliknya akan

dikatakan“tidak berfungsi” apabila tidak memiliki kegunaan. Masthura (2014) menyatakan bahwa fungsi juga menuju pada proses yang sedang atau akan berlangsung, yaitu menunjukkan pada benda tertentu yang merupakan elemen atau bagian dari proses tersebut.

Peran berkaitan dengan kedudukan suatu objek dalam masyarakat. Peran juga dapat dikatakan sebagai pelaksanaan dari fungsi. Menurut Masthura (2014: 54) peran diartikan sebagai hasil dari “kegunaan”. Fungsi dan peran saling berkaitan. Pada penelitian ini yang akan dikaji adalah fungsi dan peran dari Taman Kebun Bunga yang merupakan variabel yang mempengaruhi pengenalan pengunjung terhadap sosok Tjong Yong Hian. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert.

2. Variabel Dependen (Y)

(9)

Fie yang adalah adik beliau. Sedikit yang mengetahui bahwa Tjong Yong Hian adalah tokoh masyarakat Tionghoa di kota Medan pada masa lampau. Pengenalan akan sosok Tjong Yong Hian dari masyarakat Tionghoa sekarang dipengaruhi oleh Taman Kebun Bunga yang merupakan tempat persemayaman terakhir beliau. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert.

Berikut adalah tabel perincian dari operalsional variabel.

Tabel 3.1 Operasional Variabel

(10)

tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2016 : 144).

Berikut adalah tabel instrumen skala likert, dimana setiap pernyataan atau pertanyaan akan diberi skor sebagai berikut :

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert

No Skala Skor

1 Sangat Setuju / Sangat Tahu 5

2 Setuju / Tahu 4

3 Kurang Setuju / Kurang Tahu 3

4 Tidak Setuju / Tidak Tahu 2

5 Sangat Tidak Setuju / Sangat Tidak Tahu 1

Tabel 3.3 Kisi–kisi Angket

(11)
(12)

Yong Hian sebagai tokoh masyarakat Tionghoa kota Medan pada masa lampau.

Fungsi dan Peran Pelestarian

Taman Kebun Bunga dapat menjadi cagar wisata sejarah

yang dapat

melestarikan sejarah masyarakat

Tionghoa di kota Medan.

5

Tabel 3.4 Pernyataan Angket

Beri tanda centang (√)dalam kolom alternatif jawaban yang telat disediakan : 1. Sangat Setuju / Sangat Tahu (SS/ST)

2. Setuju / Tahu (S/T)

3. Kurang Setuju / Kurang Tahu (KS/ KT) 4. Tidak Setuju / Tidak Tahu (TS/TT)

(13)

No Pernyataan SS /

2. Saya sudah mengetahui dan mengenal hal – hal yang terdapat di mengenai sosok Tjong Yong Hian sebagai tokoh masyarakat Tionghoa kota Medan.

(14)

3.6 Teknik Analisis Data

Menurutu Moelong (2002:244) teknikanalisis data adalahlangkah-langkah yang ditempuhpenelitiuntukmenyusun data dalamcara yang bermaknasehinggamudahdipahami. Analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, menggelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Hal ini dimaksudkan agar penggolahan data tersebut dapat terorganisir. Analisis data

dalampenelitianiniakandiupayakanuntukmemperdalamataumenginterpretasikansec araspesifikdalamrangkamenjawabseluruhpertanyaan. Adapun proses yang dilakukandalamteknikanalisis data, yakni :

1. Melakukan analisis data dengan menentukan fokus penelitian. Pada penelitian ini peneliti memfokuskan penelitian pada Taman Kebun Bunga.

2. Mencari teori yang sesuai untuk mengkaji fokus penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsionalisme dan teori peran.

3. Menentukan narasumber dan sampel.

4. Mengumpulkan data berupa wawancara, menyebarkan kuesioner dan mendokumentasikannya.

5. Mereduksi data , proses ini yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok sehingga data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih nyata.

6. Melakukan penyajian data dalam bentuk tabel sehingga data lebih terorganisir dan tersusun dalam pola hubungan dan dapat mudah dipahami.

(15)
(16)

BAB IV

GAMBARAN UMUM MENGENAI SOSOK TJONG YONG HIAN DAN

TAMAN KEBUN BUNGA

4.1 Sosok Tjong Yong Hian

Pada tahun 1850 Tjong Yong Hian (dikenal juga sebagai Zhang Yu Nan atau Zhang Rong Xuan) dilahirkan dari sebuah keluarga Hakka, di Songkou, Kabupaten Mei ( Meixian), Propinsi Guangdong, China Selatan. Nama kecil dari Tjong Yong Hian sendiri adalah Chiok Kon. Beliau adalah anak kedua dengan enam saudara laki-laki dan seorang saudari perempuan.

Chandra (2011:4) Tjong Yong Hian adalah seorang anak yang berkelakuan baik, beliau juga sempat mengenyam pendidikan tradisional China selama beberapa tahun. Namun Tjong Yong Hian kemudian harus berhenti sekolah dikarenakan sulitnya kehidupan pasca perang yang terjadi di China saat itu. Tjong Yong Hian pun kemudian membantu ayahnya Tjong Hie Liang yang dikenal juga sebagai Mian Sheng berjualan biji-bijian, beras, dan barang-barang kelontong di pasar-pasar tradisional di Songkou. Dari kegiatan membantu ayahnyalah Tjong Yong Hian belajar berdagang walau saat itu masih dalam skala kecil.

(17)

Hian memutuskan untuk merantau. “Sebagai seorang laki-laki, karena saya tidak dapat mengikuti Ujian Kerajaan untuk menjadi kaum terhormat, maka saya mempunyai pikiran untuk pergi ke ujung dunia untuk mencari kekayaan saya.”

adalah kata-kata yang diucapkan Tjong Yong Hian kepada ayahnya kala beliau meminta izin untuk merantau ke Hindia Belanda (sekarang Indonesia).

Pada tahun 1867, Tjong Yong Hian yang kala itu berusia 17 tahun berangkat dari pelabuhan Shantou, menuju Hindia Belanda dan mendarat di Batavia (sekarang Jakarta). Selama tiga tahun, beliau bekerja untuk Tjong Bi Shi. Tjong Yong Hian bekerja mengikuti prinsip-prinsip dagang tradisional China yang berdasarkan kepada kepercayaan, ketekunan, dan kehormatan. Hal ini membuat Tjong Bi Shi terkesan dan kemudian menyerahkan tanggung jawab yang besar kepada Tjong Yong Hian. Tjong Bi Shi juga menggandalkan Tjong Yong Hian dalam urusan-urusan bisnis di perusahaannya.

Pada usia 20 tahun, setelah mempunyai tabungan yang dirasa cukup untuk menjadi modal usaha, Tjong Yong Hian pun meninggalkan Batavia (sekarang Jakarta) menuju pulau Sumatera dan mendarat di Tanah Deli (sekarang Medan). Pada masa itu, Tanah Deli (sekarang Medan) belum berkembang dan berada dalam kekuasaan pemerintah kolonial Belanda. Tjong Yong Hian yang memiliki pikiran tajam, melihat hal tersebut sebagai sebuah daerah yang penuh dengan kesempatan. Beliau kemudian memulai bisnis dengan mendirikan NV. Wan Yun Chong, sebuah perusahan dagang.

(18)

1879 dikarenakan usaha yang berkembang pesat, beliau pun mengajak adiknya yang keempat Tjong Yao Hian (yang lebih dikenal sebagai Tjong A Fei) untuk membantunya. Keduannya menjalankan bisnis bersama yang membuat mereka kemudian dikenal sebagai Tjong Bersaudara.

Perkembangan bisnis Tjong Yong Hian tidak hanya di bidang perkebunan, Tjong Yong Hian kemudian juga berkecimpung dalam usaha pembangunan Real Estate. Tjong Yong Hian bersama Tjong A Fei kemudian mengembangkan perumahan dan pertokoan di Medan yang kemudian menjadi pusat bisnis yang dikenal sebagai kawasan Kesawan.

Bisnis Tjong Yong Hian juga merambah hingga bidang perbankan. Dengan modal yang besar , pada tahun 1907 Tjong Yong Hian dan Tjong A Fei mendirikan Bank Deli. Bank Deli merupakan sebuah bank swasta pertama yang dimiliki oleh orang Tionghoa di Medan. Bank Deli secara efektif menghilangkan monopoli Bank Hindia Belanda.

Pelayaran juga menjadi target bisnis Tjong Yong Hian, bersama mantan majikannya Tjong Bi Shi mereka bekerja sama mendirikan dua perusahaan pelayaran yang berbasis di Batavia dan Aceh. Perusahaan ini bernama Yi Chong dan Fuk Guang yang membawa penumpang dan barang kargo. Melalui perusahaan ini, mereka berhasil memecah monopoli asing di bidang pelayaran.

(19)

Yong Hian adalah salah satu sosok dibalik wajah kota Medan saat itu. Beliau memiliki kemampuan bisnis dan kecakapan mengelolah tata ruang, yang mengubah Medan yang awalnya adalah perkampungan nelayan menjadi kota kolonial modern.

Agustono dan Dewi (2017 : 125) Tjong Yong Hian yang tersohor akan kesuksesan dan kekayaannya pun kemudian memiliki akses untuk bergaul dengan orang-orang dari beragam latar belakang sosial. Beliau kemudian dekat dengan Kesultanan Deli. Hubungan ini berjalan harmonis, dikarenakan Tjong Yong Hian memerlukan proteksi Sultan untuk menyewa tanah sebagai modal utama pengoperasian perkebunan. Sebaliknya kesultanan membutuhkan Tjong Yong Hian sebagai sumber pendapatan ekonomi lewat konsesi tanah. Pemerintah kolonial Belanda sendiri membutuhkan Tjong Yong Hian sebagai perantara untuk pengadaan barang yang terkait dengan perkebunan dan pembangunan kota . Karena semakin mengguatnya pengaruh sosial dan politik Tjong Yong Hian, pemerintah kolonial Belanda kemudian memberikan jabatan birokrasi pemerintahan kepada beliau. Pemerintah kolonial Belanda memberikan gelar Mayor kepada Tjong Yong Hian. Tahun 1894 Pemerintah China menunjuk Tjong Yong Hian menjadi Wakil Konsul untuk Penang, Malaysia yang pada masa itu adalah jajahan Inggris.

(20)

Sekalipun struktur masyarakat kolonial Sumatera Timur sangat rasis, Tjong Yong Hian mencoba memotong, menembus, dan mengabaikannya dengan cara melakukan bermacam aktivitas filantropis. Hal ini menunjukkan Tjong Yong Hian adalah sosok yang pluralis, yang sangat menghargai keberagaman budaya dan kelompok etnis.

Beliau mendirikan rumah sakit dan penampungan tuna wisma, panti asuhan, pemakaman, membantu pendirian Mesjid Lama Gang Bengkok dan Mesjid Raya. Sosok Tjong Yong Hian yang arif menjadikan dirinya sebagai penegah berbagai persoalan masyarakat. Hal ini menyebabkan beliau dekat dengan masyarakat dari kalangan manapun.

Tjong Yong Hian juga adalah sosok yang mencintai kebudayaan dan sastra. Tjong Yong Hian memiliki sangat banyak koleksi barang-barang kebudayaan bernilai seni tinggi. Tjong Yong Hian juga suka menulis puisi dan karya sastra. Setelah Tjong Yong Hian mengundurkan diri sebagai Vice Consul Penang, dia menulis mengenai adat masyarakat Penang, mencatat ikhtisar negara-negara di seluruh dunia dalam buku berjudul ‘Hoi Guo Kung Yi Shi Lu’ sebanyak 6 jilid

dan ‘Hoi Guo Kung Yi Chap Lu’ sebanyak 3 jilid.

Pada tanggal 11 September 1911, Tjong Yong Hian meninggal pada usia 61 tahun. Masa persemayaman jenazah dan upacara pemakaman Tjong Yong Hian dihadiri ribuan pelayat dari segala suku dan kebangsaan.

Ribuan penduduk Medan berkumpul dijalan-jalan antara rumahnya di

Kesawan dan tempat peristirahatannya yang terakhir di Taman Kebun Bunga (茂

榕园) / Mao Rong Yuan untuk menyaksikan upacara pemakaman yang meliputi

(21)

ucapan belasungkawa dan turut berdukacita. Sanak saudara, sahabat, dan pemimpin masyarakat lokal maupun asing, menyatakan rasa belangsungkawa atas wafatnya tokoh masyarakat Tionghoa ini. Seorang pemimpin yang sangat layak diberikan penghormatan terakhir semulia itu.

4.2 Taman Kebun Bunga

Taman Kebun Bunga (茂榕园) / Mao Rong Yuandibangun ketika Tjong

Yong Hian diangkat menjadi Mayor sekitar tahun 1896. Taman Kebun Bunga sendiri awalnya adalah sebuah taman pribadi milik Tjong Yong Hian yang meliputi sebuah kawasan di sekitar Jalan Kejaksaan. Taman ini dinamai

berdasarkan banyaknya pohon Banyan yang dalam bahasa Mandarin rong/ 榕.

Pohon Banyan / ficus religosadalam Buddhisme dikenal sebagai pohon Bodhi, yang dianggap suci dan merupakan perlambangan kehidupan abadi.

(22)

Taman Kebun Bunga awalnya adalah taman yang luas, yang dilintasi oleh Sungai Babura di dalam taman tersebut juga terdapat rumah peristirahatan. Namun lahan dari taman itu sedikit demi sedikit diambil alih oleh masyarakat sekitar hingga hanya ada sedikit saja lahan yang tertinggal.

Gapura awal Taman Kebun Bunga berdiri disekitar Jalan Gajah Mada, namun akhirnya diruntuhkan oleh masyarakat sekitar. Gapura yang sekarang adalah replika dari yang lama, yang dibangun berdasarkan gapura lama

Gambar 4.1 Gapura Awal dari Taman Kebun Bunga

Sumber : Buku TJONG YONG HIAN Warisan Pemimpin Sejati

Gambar 4.2Gapura Depan Taman Kebun Bunga Replika

(23)

Taman Kebun Bunga merupakan tempat peristirahatan terakhir dari Tjong Yong Hian dan istrinya nyonya Tjong . Tjong Yong Hian dikebumikan pada

tahun 1911 dan sang istri dimakamkan 29 tahun kemudian.

Kini memang Taman Kebun Bunga memang bukan lagi taman yang luas yang dilintasi sungai Babura dengan jalan yang lebar, namun tempat ini kini menjadi tempat wisata sejarah budaya Tionghoa yang memperkenalkan sosok pemimpin masyarakat Tionghoa masa lampau Tjong Yong Hian.

Gambar 4.3 Makam Tjong Yong Hian

Sumber : Buku TJONG YONG HIAN Warisan Pemimpin Sejati

Gambar 4.4Makam Tjong Yong Hian sebelah kiri dan makam istri

Disebelah kanan menghadap kolam teratai

(24)

4.2.1 Tjong Yong Hian Galery

Didalam Taman Kebun Bunga terdapat Tjong Yong Hian Galery yang merupakan museum tentang perjalanan hidup sosok Tjong Yong Hian. Tjong Yong Hian Galery diresmikan bersamaan dengan pembukaan Taman Kebun Bunga oleh Rahudman Harahap pada tanggal 29 Oktober 2011 yang kala itu menjabat sebagai walikota Medan.

Pembangunan Tjong Yong Hian Galery adalah ide dari cicit Tjong Yong Hian sendiri yaitu Bapak Budiahardjo Chandra sebagai wujud rasa bakti beliau dalam mengenang kakek buyutnya yang telah meninggal 100 tahun lalu. Bapak Budiahardjo beranggapan kakek buyutnya Tjong Yong Hian sebagai sosok yang luar biasa. Beliau merasa bahwa semangat dan cara hidup Tjong Yong Hian harus diwariskankepada generasi berikutnya, sebab Tjong Yong Hian sendiri belum terlalu dikenal masyarakat luas.

Tjong Yong Hian Galery dibangun kembali dengan hasil membeli kembali bangunan ataupun lahan disekitar Taman Kebun Bunga. Padahal awalnya lahan tempat bangunan tersebut berdiri adalah milik Tjong Yong Hian.

Adapun Tjong Yong Hian Galery terdiri dari dua bangunan. Bangunan

(25)

Pada bangunan dua lantai ini terdapat barang-barang koleksi pribadi dari Tjong Yong Hian. Dilantai satu kita akan disambut dengan lukisan Tjong Yong Hian, lukisan ini sudah berumur ratusan tahun. Di kiri dan kanan lukisan Tjong Yong Hian juga terdapat dan puisi-puisi yang ditulis oleh beliau sendiri. Lukisan Tjong Yong Hian tersebut mengenakan pakaian tradisional Tiongkok Kuno.

Gambar 4.5 Bangunan tingkat dua yang diberi nama 堂河清(táng hé qīng

Sumber : www.pemkomedan.go.id

Gambar 4.6Tampak depan 堂河清(táng hé qīng), diatas pintu terdapat tulisan dari nama bangunan.

(26)

Dilantai satu juga terdapat foto Tjong Yong Hian mengenakan setelah jas khas orang Eropa. Foto ini dapat memberi gambaran bahwa Tjong Yong Hian yang juga berinteraksi dengan kalangan Eropa.

Dibawah tangga terdapat peralat-peralatan rumah tangga Tionghoa masa lampau. Alat-alat rumah tangga ini adalah alat masak, peralatan makan, hingga lemari kayu tempat menyimpat alat –alat tersebut. Semua peralatan-peralatan ini asli milik pribadi keluarga Tjong Yong Hian yang tersimpan sejak lama digudang rumah Bapak Budihardjo Chandra hal ini mengingat Rumah

Gambar 4.7Lukisan Tjong Yong Hian mengenakan pakaian tradisional Tiongkok Kuno

Sumber : Tsuruoka Eda Reformanda

Gambar 4.8Lukisan Tjong Yong Hian mengenakan pakaian setelan jas

(27)

Keluarga Tjong Yong Hian dijalan Kesawan no 101, Medan yang sudah lama dibongkar dikarena masalah keluarga.

Di sudut ruangan lantai satu dibagian belakang terdapat ruang makan kecil yang terinspirasi dari ruang makan di rumah utama keluarga Tjong Yong Hian dahulu. Ruang makan bergaya Tiongkok klasik, dimana tempat Tjong Yong Hian menerima tamu dari kalangan Tionghoa.

Gambar 4.10 Ruangan Makan bergaya Tiongkok Klasik dilengkapi dengan peralatan makan sumpit dan mangkuk

Sumber : Tsuruoka Eda Reformanda

Gambar 4.9 Peralatan makan yang milik Keluarga Tjong Yon Hian, terbuat dari perak

(28)

Dilantai satu juga terdapat mini teather yang digunakan untuk memutar film singkat mengenai perjalanan sosok Tjong Yong Hian. Durasi film sekitar 15 menit akan memberi gambaran nyata tentang sosok Tjong Yong Hian sendiri.

Dilantai dua terdapat barang-benda koleksi dari Tjong Yong Hian. Benda-benda ini berukuran kecil sehingga diletak didalam display kotak kaca. Adapun benda-benda ini berupa, tasbih-tasbih yang digunakan saat melafalkan doa dalam agama Budha. Ada juga batu-batu giok berbagai ukuran, kalender meja berukuran kecil yang untuk menganti tanggal dan bulannya harus diputar secara manual, satu set permainan mahyong, dan benda-benda lainnya. Di dinding dekat dengan display tersebut ada foto-foto perkebunan milik Tjong Yong Hian zaman dahulu. Kita dapat melihat juga wajah kawasan kesawan pada masa lampau. Disudut ruangan ada jugagramophone tua yang digunakan Tjong Yong Hian untuk mendengarkan lagu sembari bersantai saat tidak

sedang bekerja . Benda-benda ini sudah berumur lebih dari 100 tahun.

Gambar 4.11 Mini Teater yang akan memutar film singkat tentang sosok Tjong Yong Hian

(29)

Dilantai dua juga terdapat ruangan makan yang didesain bergaya Eropa klasik, ruangan ini dilengkapi dengan meja makan panjang dengan peralatan makan berupa garpu dan pisau yang terbuat dari perak. Meja makan ini juga dilengkapi dengan lilin. Hal ini dikarenakan dulunya meja makan ini digunakan untuk jamuan makan masyarakat kalangan Eropa. Disudut ruangan juga terdapat mesin pembuat kopi, dengan lemari kayu yang menyimpan bumbu-bumbu dapur seperti gula, garam, lada dan sebagainya.

Gambar 4.12 Display benda-benda koleksi Tjong Yong Hian, serta foto-foto perkebunan milik beliau

Sumber : Tsuruoka Eda Reformanda

Gambar 4.13 Ruangan Makan bergaya Eropa degan lilin dan peralatan makan perak berupa sendok dan garpu

(30)

Secara keseluruhan gedung lantai dua berisi benda-benda koleksi pribadi Tjong Yong Hian, adapun benda-benda tersebut berupa lukisan, guci, keramik, dan lain-lain. Pada gedung lantai dua juga ada sudut yang dindingnya menggantungkan puisi-puisi ataupun surat-surat yang ditulis Tjong Yong Hian. Puisi dan surat tersebut adalah tulisan tangan Tjong Yong Hian sendiri.

Yang menarik dari gedung lantai adalah posisi jendela yang menghadap kearah depan yang menunjukkan view keseluruhan taman. Kita dapat mengabadikan keseluruhan taman dengan mudah dari lantai dua ini. Pemandangan yang sungguh indah menatap keseluruhan taman dari ketinggian

Gambar 4.14 Puisi dan Surat karya Tjong Yong Hian, yang ditulis tangan secara pribadi oleh beliau

Sumber : Tsuruoka Eda Reformanda

(31)

Bangunan kedua diberi nama 堂蔭榕(táng yìn róng), bangunan ini

hanya memiliki satu lantai, bentuk bangunannya memanjang kebelakang. Pada bangunan ini berisi sejarah dan pengenalan sosok Tjong Yong Hian dan keturunannya Chang Pu Ching yang adalah Konsul Jenderal China di Sumatra (1915-1929).

Pada bagian depan kita akan disuguhkan oleh sebuah display yang memberikan informasi singkat mengenai Tjong Yong Hian. Display ini menggunakan tiga bahasa pengantar yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Mandarin. Disampingdislpay tersebut kita dapat melihat foto keluarga dari Tjong Yong Hian dan foto Tjong Yong Hian yang berukuran besar tengah berdiri.

Berikutnya disisi ruangan terdapat lukisan ayah dan ibu dari Tjong Yong Hian yang mengapit dikiri dan kanan foto Tjong Yong Hian. Pada dinding tersebut juga terdapat plakat yang menunjukkan kepangkatan dan penghargaan dari Kaisar Qing.

Gambar 4.16 Displayyang menjelaskan gambaran singkat tentang Tjong Yong Hian

(32)

Pada gedung ini juga terdapat foto-foto Rumah Tjong Yong Hian yang terdapat di Jalan Kesawan No 101. Rumah yang kini sudah dibongkar. Ada foto tiap-tiap ruangan dalam rumah tersebut. Foto-foto tersebut mungkin dapat memberi gambaran tentang rumah yang dihuni tokoh masyarakat Tionghoa sebesar Tjong Yong Hian.

Didalam gedung juga terdapat informasi mengenai siapa Tjong Yong Hian, apa yang telah dilakukannya untuk Medan, untuk China dan untuk Penang. Gedung ini lebih menonjolkan informasi dari ketokohan dari sosok Tjong Yong Hian.

Gambar 4.17 Foto ayah dan ibu Tjong Yong Hian serta plakat penghargaan dari Kaisar Qing

Sumber : Tsuruoka Eda Reformanda

Gambar 4.18 Foto-foto tiap bagian rumah Tjong Yong Hian

(33)

Secara keseluruhan bangunan ini berisi tentang sosok Tjong Yong Hian, prestasi dan pencapaiannya selama beliau hidup. “Kami berharap, dengan adanya

galery ini masyarakat generasi sekarang dapat mengenal sosok Tjong Yong Hian, dan mewarisi semangatnya.”kata Ibu Linda mantap. (Wawancara, 27 April 2017)

Gambar 4.19 Displayberisi informasi tentang kontribusi Tjong Yong Hian untuk kota Medan

Sumber : Tsuruoka Eda Reformanda

Gambar 4.20 Displaytentang kontribusi Tjong Yong Hian untuk China pada pembangunan kereta api Chao Chow- Swatow

(34)

BAB V

FUNGSI DAN PERAN TAMAN KEBUN BUNGA DALAM

MEMPERKENASLKAN SOSOK TJONG HIAN SEBAGAI TOKOH

MASYARAKAT TIONGHOA KOTA MEDAN

5.1 Fungsi Taman Kebun Bunga dalam Memperkenalkan Sosok Tjong Yong

Hian sebagai Tokoh Masyarakat Tionghoa Kota Medan

DalamKamusBesarBahasa Indonesia

(1995:196),fungsiadalahkegunaandarisuatuhal.Kata fungsi digunakan dalam berbagai bidang kehidupan manusia, merujuk kepada aktivitas manusia dalam hal memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada bab ini, peneliti akan membahas fungi Taman Kebun Bunga menggunakan teori fungsionalisme dari Bronislaw Malinnowski.. Menurut Malinnowski ( Ihroni, 2006 : 59) bahwa,

“…Semua unsur kebudayaan bermanfaat bagi masyarakat di mana unsur itu terdapat”.

Pada dasarnya semua benda memiliki fungsi. Namun suatu benda akan dikatakan berfungsi jika dapat memberikan manfaat/ berguna bagi si pemakai benda tersebut. Begitu juga suatu bangunan, akan dikatakan memiliki fungsi apabila bangunan tersebut memiliki manfaat bagi lingkungan masyarakat tempat bangunan tersebut berdiri.

(35)

5.1.1 Fungsi Komunikasi

Komunikasi berasal dari kata communicatiodalam bahasa Latin yang berarti sama. Thomas M. Scheidel (Mulyana, 2008:4) menyatakan bahwa berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas-diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang-orang disekitar, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan.

Menurut Carl H. Hovland (Effrendy 2006:10) komunikasi adalah upaya sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Komunikasi bukan saja penyampaian informasi , melainkan juga pembentukan pendapat umum / public opiniondan sikap publik /public attitude.

(36)

5.1.2 Fungsi Pendidikan Kebudayaan

Pendidikan dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dikarenakan kedua hal tersebut diperoleh dari proses belajar dan dilakukan terus-menerus seumur hidup. Menurut Horton dan Hunt (1993: 98) salah satu fungsi pendidikan adalah melestarikan kebudayaan. Hal senada juga dikatakan oleh Poepenoe bahwa salah satu fungsi pendidikan adalah transmisi (pemindahan) kebudayaan.

Taman Kebun Bunga sendiri menyajikan pendidikan kebudayaan bagi generasi sekarang. Taman Kebun Bunga memberikan pengetahuan tentang sosok Tjong Yong Hian sebagai tokoh masyarakat Tionghoa, perkembangan kehidupan masyarakat Tionghoa kota Medan masa lampu, hingga kota Medan pada masa lampau. Taman Kebun Bunga juga memberikan warisan kebudayaan berupa buah pikiran dari Tjong Yong Hian sendiri yaitu tetap membumi, tetap menjalin hubungan baik dengan semua orang tanpa memandang ras, agama, maupun golongan. Warisan Tjong Yong Hian tersebut adalah contoh yang sangat baik bagi generasi sekarang.

5.1.3 Fungsi Pelestarian

(37)

Ranjabar (2006:114) mengemukkan bahwa pelestarian norma lama bangsa (budaya lokal) adalah mempertahankan nilai-nilai seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan perwududan yang bersifat dinamis, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang.

Taman Kebun Bunga memiliki fungsi pelestarian, hal ini sangat jelas dan nyata terlihat disetiap elemen di dalam Taman Kebun Bunga. Taman Kebun Bunga yang awalnya adalah kuburan dari Tjong Yong Hian yang merupakan tokoh besar masyarakat Tionghoa masa lampau. Taman Kebun Bunga menjadi tempat dimana generasi muda dapat menemukan nilai-nilai kehidupan beliau sebagai tokoh masyarakat Tionghoa yang hidup pada masa penjajahan Belanda. Nilai-nilai yang dianut beliau mengenai hidup bermasyarakat tanpa memandang ras dan status sosial, semangat beliau dalam bekerja keras yang membuat beliau yang awalnya adalah pedagang kecil

menjadi pengusahan besar bahkan menjadi tokoh besar.

(38)

5.2 Peran Taman Kebun Bunga dalam Memperkenalkan Sosok Tjong Yong

Hian sebagai Tokoh Masyarakat Tionghoa Kota Medan

Peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:1036) mempunyai arti perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki orang yang berkedudukan di masyarakat. Menurut Duverger (2010:103), istilah “peran” (role) dipilih secara baik karena setiap orang adalah pelaku didalam masyarakat dimana dia hidup, juga dia adalah seorang aktor yang harus memainkan peranan seperti aktor

Peran didalam ilmu sosial dapat diartikan suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi tersebut. Seseorang atau sesuatu akan dikatakan memiliki peran atau berperan ketika dia menjalankan fungsi yang dikenakan padanya. Adapun tiga peran Taman Kebun Bunga dalam memperkenalkan sosok Tjong Yong Hian sebagai tokoh masyarakat Tionghoa akan dibahas dalam sub bab

berikut.

5.2.1 Peran Taman Kebun Bunga sebagai Media Komunikasi

Menurut Blake dan Horalsen dalam Latuheru(1988:11) media komunikasi adalah saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara sumber “pemberi pesan” dengan penerima pesan.

(39)

Pengunjung yang sebelumnya belum mengenal sosok Tjong Yong Hian akan mendapat informasi mengenai sosok Tjong Yong Hian. Dari 34 angket yang diisi oleh penggujung setelah berkunjung ke Taman Kebun Bunga hanya 7 dari 34 yang mengetahui tentang Taman Kebun Bunga sebelum mereka datang berkunjung. Namun setelah berkunjung 27 dari 34 sudah mendapat informasi yang cukup mengenai sosok Tjong Yong Hian dan bagaimana kehidupan masyarakat Tionghoa. Pengunjung bukan hanya mendapat informasi secara lisan namun juga mendapat gambaran nyata lewat foto, gambar juga benda-benda koleksi dari Taman Kebun Bunga.

5.2.2 Peran Taman Kebun Bunga sebagai Media Pendidikan

Media Pendidikan menurut Sadiman dkk (2000:6) adalah segala sesuatu yag digunakan untuk menyalurkan pesan dengan pengiriman pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan.

(40)

pengetahuannya. Pengetahuan ini berupa informasi dan juga nilai-nilai kehidupan yang dianut Tjong Yong Hian sendiri.

Hal ini ditunjukkan oleh angket yang disebar peneliti, sebanyak 29 dari 34 angket menjawab mendapat pengetahuan dan informasi setelah berkunjung ke dalam Taman Kebun Bunga. Penggunjung juga merasa pengetahuan itu didapat dengan lebih menarik dikarenakan dapat melihat langsung dengan visual bagaimana sosok Tjong Yong Hian melalui film dan benda-benda di dalam Taman Kebun Bunga.

5.2.3 Peran Taman Kebun Bunga sebagai Cagar Budaya

Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya perlindungan, pengembangan, dan permanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

(41)

nama Tjong Yong Hian mulai dikenal generasi muda. Taman Kebun Bunga yang awalnya dilewati begitu saja tanpa diketahui ada cerita apa di balik gapura tersebut, kini mulai banyak diketahui.

(42)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Tjong Yong Hian adalah tokoh besar masyarakat Tionhoa, yang memiliki banyak sekali kontribusi dalam mengembangkan kota Medan, namun sosok Tjong Hian tidak terlalu dikenal, dikarenakan peninggalan beliau tidak dapat diakses oleh generasi sekarang. Sangat sedikit yang mengetahui bahwa Tjong Yong Hian adalah kakak kandung Tjong A Fei yang termasyur itu. Hal ini sungguh sangat disayangkan sebab Tjong Yong Hian sendiri memiliki peninggalan yang luar biasa banyak namun tidak diketahui karena kurangnya sosialisasi kepada generasi sekarang. Menurut Ibu Linda Setiawan hal ini dikarenakan ikon yang dimiliki Tjong Yong Hian tidak seperti Tjong A Fei. Tjong A Fei memiliki rumah yang telah lama menjadi Tjong A Fei Manssion yang menjadi wisata sejarah kebudayaan kota Medan sedangkan Tjong Yong Hian tidak.

(43)

Taman Kebun Bunga memiliki fungsi dan peran sebagai berikut :

1. Taman Kebun Bunga memiliki fungsi komunikasi dan memiliki peran sebagai media komunikasi. Taman Kebun Bunga memperkenalkan sosok Tjong Yong Hian sebagai Tokoh Masyarakat Tionghoa kota Medan dengan cara memberikan informasi dan gambaran nyata tentang kehidupan Tjong Yong Hian baik melalui lisan, tulisan dan benda-benda di dalam Taman Kebun Bunga.

2. Taman Kebun Bunga memiliki fungsi pendidikan dan memiliki peran sebagai media pendidikan. Taman Kebun Bunga menjadi sumber pengetahuan dan juga sebagai media penyalur kebudayaan. Adapun pengetahuan tersebut adalah sejarah kehidupan masyarakat Tionghoa dan perjalanan hidup Tjong Yong Hian sebagai tokoh masyarakat Tionghoa dan nilai-nilai yang dianut beliau.

3. Taman Kebun Bunga memiliki fungsi pelestarian dan memiliki peran sebagai cagar budaya. Taman Kebun Bunga turut melestarikan kebudayaan masyarakat Tionghoa, sejarah kota Medan dan sosok Tjong Yong Hian sebagai tokoh masyarakat Tionghoa sehingga tidak hilang dimakan waktu.

6.2 Saran

(44)

menyebabkan Taman Kebun Bunga selalu hampir dalam keadaan tertutup sehingga pengunjung yang berkunjung tanpa membuat janji tidak akan bisa menikmati Taman Kebun Bunga secara utuh. Hal ini menyebabkan keengganan dari pengunjung untuk datang ke Taman Kebun Bunga.

Gambar

Tabel 3.1 Operasional Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Tabel 3.4 Pernyataan Angket
Gambar 4.1 Gapura Awal dari Taman Kebun Bunga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Identifikasi jenis kayu dari pepagan dalam Bersama pendamping lapangan. Pengukuran Tinggi

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden di Poli Kandungan RSIA Puri Galeri Bersalin mendapatkan layanan respon time penyediaan dokumen rekam medik melebihi

Begitupun dengan mahasiswa pendidikan ekonomi, hal mendasar yang harus dimiliki sebagai bekal guru profesional adalah keempat kompetensi guru yang telah disebutkan,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Stres kerja dan Lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.. Taspen (persero) Kantor Cabang

“Human resources for mental health care : current situation and strategies for action” Meninjau keadaan sumber daya manusia khususnya perawat dalam memberikan

Kepada seluruh teman-teman Granat Rescue Jawa Tengah (Aziz Ghani, ST; Ahmad Solikhin, SH (Gareng); Tri Hartantyo (Pelo); Satria Bagus Utama (Moceng); Herlambang Rumono

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara sembilan variabel dengan kejadian BBLR yaitu umur ibu, kadar Hb, jarak paritas, jumlah kunjungan

3 Faktor mayor yang menjelaskan pergeseran paradigma ini dalam usaha perkembangan strategi rumahsakit; dlm jangka waktu yang sesingkat singkatnya, hal ini dapat mengantisipasi