• Tidak ada hasil yang ditemukan

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Petani

2.1.1 Definisi Petani

Djojosumarto (2008) mendefinisikan petani sebagai pengolah tanah di pedesaan. Di Indonesia, kelompok masyarakat ini adalah salah satu kelompok masyarakat yang rata-rata berada dibawah garis kemiskinan. Dengan luasan lahan dan pendapatan rata-rata yang relatif kecil dibandingkan kelompok masyarakat lainnya. Penguasaan lahan pertanian didefinisikan oleh BPS (2014) sebagai lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain yang pernah dan sedang diusahakan untuk pertanian selama setahun terakhir.

2.1.2 Klasifikasi Petani

Menurut klasifikasinya, petani dibagi menjadi 3 macam jenis yang dapat disebutkan:

1. Petani tradisional atau petani modern 2. Petani sawah atau petani darat

3. Petani spesialis atau petani diversifikasi

Menurut jenis usahannya adalah, petani dibagi menjadi 3 macam jenis yang dapat disebut:

1. Petani palawija, petani yang menanam padi, jagung, kedele

2. Petani holtikultura, petani yang menanam sayuran dan buah-buahan

(2)

4. Petani peternak, petani yangmelakukan usaha pengembangbiakan dan penggemukan hewan ternak seperti sapi, ayam dan kambing, serta hasil olahan produk dari hewan ternak seperti susu sapi

5. Petani nelayan, petani yang obyek kegiatannya ada di air laut dan juga air payau

2.2Personal Hygiene

2.2.1 DefinisiPersonal Hygiene

Menurut Stevens (2000), Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

2.2.2 Tujuan Personal Hygiene

Tujuan dari personal hygiene adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan seseorang, memelihara kebersihan diri seseorang, memperbaiki personal higiene yang kurang, pencegahan penyakit, meningkatkan percaya diri seseorang, dan menciptakan keindahan (Tarwoto:2010).

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Menurut Tarwoto (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:

1. Citra Tubuh

(3)

2. Praktik Sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene sampai anak tersebut tumbuh dewasa. 1. Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. 2. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

3. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.dan ini adalah persepsi yang salah.

4. Kebiasaan Seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain-lain.

5. Kondisi Fisik

(4)

2.2.4 Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene (Wolf, 2000) meliputi:

a. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpelihara kebersihan perorangan dengan baik.Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

b. Dampak Psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

2.2.5 Jenis-jenis Personal Hygiene

Kebersihan perorangan meliputi (Wartonah, 2003) : a. Kebersihan Kulit

Kebersihan Kulit merupakan cerminan kesehatan yang paling pertama memberi kesan, oleh karena itu perlu memelihara kulit sebaik-baiknya.Pemeliharaan kulit tidak terlepas dari makanan yang dimakan, kebersihan diri, kebersihan lingkungan serta kebiasaan hidup sehari-hari.

Untuk selalu memelihara kebersihan kulit kebiasaan yang sehat harus selalu diperhatikan, seperti:

(5)

4. Menjaga kebersihan pakaian 5. Makan makanan yang bergizi 6. Menjaga kebersihan lingkungan

7. Menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri b. Kebersihan Rambut

Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat rambut tumbuh dengan subur dan indah sehingga akan menimbulkan kesan cantik dan tidak berbau yang tidak sedap. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kebersihan rambut adalah:

1. Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurang-kurangnya 2x seminggu

2. Mencuci rambut dengan shampoo atau bahan pencuci rambut lainnya 3. Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri

c. Kebersihan Gigi

Menggosok gigi dengan baik dan teratur akan membersihkan gigi dan menjaga gigi tetap sehat serta membuat gigi tidak mudah berlubang karena sisa-sisa makanan yang tersisa di sela-sela gigi.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan gigi, yaitu:

1. Menggosok gigi secara benar dan teratur setiap sehabis makan 2. Menghindari mengkonsumsi makanan yang dapat merusak gigi 3. Mamakai sikat gigi sendiri

(6)

d. Kebersihan Mata

Mata adalah organ penglihatan yang lebih banyak memberikan informasi tentang dunia sekitar kepada kita dibandingkan keempat indera lainnya. Agar tetap berfungsi dengan baik dan tetap terjaga kebersihannya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kebersihan mata, yaitu :

1. Membaca dan menulis di tempat yang terang 2. Memakan makanan yang bergizi terutama vit A 3. Istirahat yang cukup dan teratur

4. Memakai peralatan sendiri (seperti handuk/sapu tangan) 5. Memelihara kebersihan lingkungan

e. Kebersihan Telinga

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Membersihkan telinga dengan benar dan teratur 2. Jangan mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam f. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku

Seperti halnya kulit, tangan, kaki dan kuku harus juga dipelihara dan diperhatikan kebersihannya. Kebersihan tangan, kaki dan kuku yang baik, sehat, dan bersih akan sangat mempengaruhi kesehatan dan sebaliknya tangan, kaki, dan kuku yang kotor membawa pengaruh buruk bagi kesehatan. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar tangan, kaki dan kuku tetap terjaga kebersihannya :

(7)

4. Mencuci kaki sebelum tidur

Menurut Sajida (2012) yang mengutip dari National Compaign for Handwashing with Soap, langkah-langkah yang tepat dalam mencuci tangan pakai sabun adalah sebagai berikut:

1. Basuh tangan dengan air mengalir dan gosokkan kedua permukaan tangan dengan sabun secara merata, dan jangan lupakan sela-sela jari.

2. Bilas kedua tangan sampai bersih dengan air yang mengalir

3. Keringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan kering

2.2.6 Tanda dan Gejala Karakteristik Kurang Perawatan Diri

Menurut Departemen Kesehatan RI (2000), tanda dan gejala individu dengan kurang perawatan diri adalah:

1. Fisik

a.Badan bau dan pakaian kotor b.Rambut dan kulit kotor c.Kuku panjang dan kotor d.Gigi kotor disertai mulut bau e.Penampilan tidak rapi

2. Psikologis

a.Malas dan tidak ada inisiatif b.Menarik diri atau isolasi diri

c.Merasa tak berdaya , rendah diri dan merasa hina 3. Sosial

(8)

c.Tidak mampu berperilaku sesuai norma

d.Cara makan tidak teratur, buang air besar dan buang air kecil di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri

2.3 Alat Pelindung Diri (APD)

2.3.1 Definisi Alat Pelindung Diri

Menurut peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi no. per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri, Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang disekelilingnya. Alat pelindung diri sering disebut juga Personal Protective Equipment (PPE).Perlengkapan pelindung pribadi harus digunakan dalam bersamaan dengan kontrol ini untuk memberikan keselamatan dan kesehatan karyawan di tempat kerja. Perlengkapan pelindung pribadi termasuk semua pakaian dan aksesoris pekerjaan lain yang dirancang untuk menciptakan sebuah penghalang terhadap bahaya ditempat kerja.

2.3.2 Syarat-syarat Alat Pelindung Diri

Menurut Sarwono (2002), ketentuan yang harus dipenuhi dalam pemilihan APD adalah :

1. Dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.

2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.

(9)

6. Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam penggunaannya.

7. Alat pelindung diri harus memenuhi standard yang telah ada.

8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya. 9. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.

Menurut Suma’mur (1996), alat pelindung diri harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut : 1. Enak dipakai

2. Tidak mengganggu kerja

3. Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya 4. Alat-alat pelindung diri harus tahan lama.

5. Alat-alat pelindung diri tersebut mudah dibersihkan dan dirawat oleh pekerja. 6. Harus ada desain, konstruksi, pengujian dan penggunaan APD sesuai dengan standart.

2.3.3 Jenis Alat Pelindung Diri pada Petani

Menurut peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 Alat pelindung diri yang seharusnya di pakai petani adalah: 1. Pakaian Kerja

(10)

yaitu mulai dada sampai lutut), celemek atau pakaian terusan dengan celana panjang, dan lengan panjang (overalls) (WHO,1992).

Gambar.1 Baju Lengan Panjang

Sumber: https://id.images.search.yahoo.com/images/view

Gambar.2CelanaPanjang Gambar.3Apron

(11)

2. Penutup Kepala

Untuk melindungi kepala dari percikan bahan beracun sebaiknya digunakan alat pelindung kepala.Penutup kepala yang digunakan petani dapat berupa topi atau tudung untuk melindungi kepala dari zat-zat kimia dan kondisi iklim yang buruk.Harus terbuat dari bahan yang mempunyai celah atau lobang, biasanya terbuat dari asbes, kulit, wol dan katun yang di campur aluminium.

Gambar.4 Caping Gambar.5Topi

Sumber: https://id.images.search.yahoo.com/images/view

Gambar.6 Helm Proyek Gambar.7Topi

(12)

3. Alat Pelindung Hidung dan Mulut.

Untuk melindungi pernafasan terhadap gas, uap, debu atau udara yang terkontaminasi di tempat kerja yang dapat bersifat racun, korosi atau rangsangan.Penggunaan masker untuk melindungi debu atau partikel-partikel masuk ke dalam pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu.

Gambar.8 Masker Gambar.9 MaskerKain

Sumber: https://id.images.search.yahoo.com/images/view

(13)

Sumber: https://id.images.search.yahoo.com/images/view

4. Sarung Tangan.

Untuk melindungi tangan dan bagian-bagian dari bahan-bahan kimia (padat atau larutan).Sarung tangan dapat terbuat dari karet (melindungi diri dari paparan bahan kimia), sehingga larutan pestisida tidak dapat masuk ke kulit.

Gambar.11Sarung tangan karet Gambar.12Sarung tangan kain

Sumber: https://id.images.search.yahoo.com/images/view

5. Sepatu Kerja.

(14)

Gambar.13Sepatu Boot

Sumber: https://id.images.search.yahoo.com/images/view

Secara umum pemeliharaan alat pelindung diri dapat dilakukan antara lain dengan:

1. Mencuci dengan air sabun, kemudian di bilas dengan air secukupnya. Terutama untuk helm, kacamata, earplug dan sarung tangan kain/kulit/karet.

2. Menjemur di panas matahari untuk menghilangkan bau, terutama pada helm.

3. Mencuci bersih sepatu boot setelah selesai digunakan.

(15)

2.4 Kulit

2.4.1 Definisi Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia (Djuanda, 2007).Kulit bagaikan kertas pembungkus yang memberikan keindahan.Fungsi utamanya adalah pembatas yang melindungi organ internal tubuh dari gangguan berbagai faktor lingkungan di luar tubuh dan infeksi bakteri.

Kulit merupakan bagian terpenting dari sitem pengaturan suhu tubuh.Kulit juga banyak mengandung reseptor sensoris untuk merasakan panas, dingin, nyeri, rabaan serta tekanan, dan bahkan rasa gatal (Djuanda, 2007).

2.4.2 Anatomi Kulit

Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu 15% dari berat tubuh dan luasnya 1,50-1,75 m2. Rata-rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal 6(mm) terdapat di telapak tangan dan kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis (Harahap, 2000).

Menurut Harahap (2000), Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu: 1. Epidermis

Epidermis terbagi atas empat lapisan yaitu, lapisan basal atau stratum germinativum, lapisan malpighi atau stratum spinosum, lapisan ganular atau stratum granulosum dan lapisan tanduk atau stratum korneum.

2. Dermis

(16)

3. Jaringan Subkutan (Subkutis atau Hipodermis)

Jaringan subkutan merupakan lapisan yang langsung di bawah dermis.

Gambar.14 Struktur Jaringan Kulit

Sumber :(Harahap,2000)

2.4.3 Fungsi Kulit

Menurut Harahap (2000), Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan tubuh dengan lingkungan. Fungsi kulit adalah sebagai berikut: a. Pelindung

(17)

b. Pengatur Suhu

Di waktu suhu dingin, peredaran darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan.Pada waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat dari kelenjar keringat, sehingga suhu tubuh dapat di jaga tidak terlalu panas.

c. Penyerap

Kulit dapat menyerap bahan-bahan tertentu seperti gas dan zat yang larut dalam lemak, tetapi air dan elektrolit sukar masuk melalui kulit.Zat-zat yang larut dalam bentuk lemak lebih mudah masuk ke dalam kulit dan masuk peredaran darah, karena dapat bercampur dengan lemak yang menutupi permukaan kulit.Masuknya zat-zat tersebut melalui folikel rambut dan hanya sedikit sekali yang melalui muara kelenjar keringat.

d. Indera Perasa

Indera perasa di kulit terjadi karena rangsangan terhadapsaraf sensoris dalam kulit.Fungsi indera perasa yang pokok yaitu merasakan nyeri, perabaan, panas, dan dingin.

e. Fungsi Pergetahan

(18)

2.4.4 Gangguan Kulit

Salah satu bagian tubuh yang cukup sensitif terhadap berbagai macam penyakit adalah kulit. Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek yang baik bagi kulit. Demikian pula sebaliknya, lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit antara lain penyakit kulit(Harahap,2000).

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi gangguan kulit adalah iklim yang panas dan lembab yang memungkinkan bertambah suburnya jamur,kebersihan perorangan yang kurang baik dan faktor ekonomi yang kurang memadai (Harahap, 2000).

Gangguan kulit merupakan peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respons terhadap faktor endogen berupa alergi atau eksogen berasal dari bakteri dan jamur.Gambarannya polimorfi, dalam artian berbagai macam bentuk, dari bentol-bentol, bercak-bercak merah, basah, keropeng kering, penebalan kulit disertai lipatan kulit yang semakin jelas, serta gejala utama adalah gatal (Ganong, 2006.

2.4.5 Penyebab Penyakit Kulit

Penyakit kulit dapat disebabkan oleh organisme yang ada di lingkungan yang beberapa organisme berasal dari manusia, hewan, atau makhluk hidup lain. Beberapa penyebab penyakit kulit adalah:

1. Bakteri

(19)

berkembang dan dalam situasi tertentu bahkan dapat mengancam jiwa (Sauer, 1985).

Jenis-jenis penyakit kulit yang diakibatkan oleh bakteri, yaitu: a. Impetigo (korengan)

Impetigo adalah suatu infeksi superfisial yang menular dan sering terjadi pada anak-anak.Impetigo disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan kadang-kadang oleh bakteri Streptococcus pyogenes. Lesi yang terjadi berawal dari pustula (lepuhan kecil berisi nanah), lesi baru akan timbul dalam beberapa jam. Lesi ini sering terjadi pada kulit wajah namun tidak menutup kemungkinan menyebar ke daerah lain (Soter, 1984).

b. Selulitis

Sebuah bentuk akibat dari infeksi bakteri streptokokus adalah selulitis.Selulitis sering ditemukan pada tungkai kaki. Infeksi ini terjadi oleh karena adanya kerusakan pada kulit sehingga bakteri bisa masuk dan berkembang biak. Selulitis menyebabkan kemerahan danperadangan yang terlokalisasi.kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri.

c. Eritrasma

(20)

d. Boils (Bisul)

Boils atau furuncle atau bisul adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringan subkutan di sekitarnya, penyebabnya adalah bakteri stapilokokus dan bakteri lainnya.Seing ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan bokong.Infeksi ini berawal dari benjolan keras berwarna merah yang mengandung nanah, lalu berfluktuasi dan tengahnya menjadi putih atau kuning (pustula).Kulit di sekitarnya tampak merah atau meradang (Zulkoni, 2010).

e. Carbuncle (Borok)

Carbuncle atau karbunkel atau sering disebut borok merupakan sekumpulan bisul yang menyebabkan pengelupasan kulit yang luas serta pembentukan jaringan parut.Penyebabnya adalah bakteri stapilokokus.Lebih banyak terjadi pada pria dan paling banyak ditemukan di leher bagian belakang. Infeksi ini menular, bisa disebarkan ke bagian tubuh lainnya dan bisa ditularkan ke orang lain.

2. Infeksi Virus

Penyakit kulit oleh infeksi virus merupakan hal yang sudah biasa ditemukan. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus adalah:

a. Kutil

(21)

hitam dan sering menimbulkan nyeri. Padakutil datar (plane wart), bentuknya kecil, rata pada bagian atas, kemerahan, dan biasanya terdapat pada punggung tangan dan wajah (Brown, 2005).

b. Moluskum kontagiosum

Lesi-lesi ini disebabkan oleh poxvirus.Penampakan yang khas adalah seperti mutiara, papula merah muda.Lesi bisa timbul di setiap tempat di tubuh tetapi biasanya terdapat di daerah kepala, leher, dan badan.Sering bergerombol, dan bisa juga terjadi reaksi eksema ringan di sekelilingnya.

c. Herpes Zoster (shingles)

Infeksi yang disebabkan oleh virus varicellazoster.Herpes zoster biasanya mengenai satu dermatom, di mana yang paling sering biasanya adalah pada dada dan perut.Lesi berupa sederetan vesikel dengan dasar kulit yang eritematosa.Isi vesikel pada mulanya jernih, kemudian menjadi keruh.

3. Jamur

Jamur yang dapat mengakibatkan penyakit bekerja dengan sifat metaboliknya sendiri sehingga dapat bertahan hidup dan berkembang biak pada jaringan. Beberapa jamur dapat mengatasi atau melawan mekanisme pertahanan tubuh manusia. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah:

a. Kadas/ Kurap/ Tinea (Ringworm)

Penyakit kadas atau kurap atau tinea (Ringworm) adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh beberapa jamur yang berbeda dan biasanya dikelompokkan berdasarkan lokasinya pada tubuh, seperti :

(22)

Biasanya muncul pada kaki pada saat cuaca panas/ hangat.Penyebabnya Trochophyton atau Epidermophyton.Jamur ini bisa tumbuh di daerah yang lembab dan hangat, di antara jari-jari kaki dan dapat menimbulkan nyeri serta lepuhan yang berisi cairan.Jamur bisa menyebabkan kaki menjadi retak-retak.

2) Kadas/ kurap di selangkangan (tinea crucis)

Penyakit ini adalah infeksi jamur pada kulit di pangkal paha. Jamur ini akan tumbuh dengan cepat pada suhu hangat, dan lingkungan lembab. Infeksinya menyebabkan kemerahan berbentuk seperti cincin, kadang disertai dengan lepuhan kecil di kulit.Penyakit ini lebih sering ditemukan pada pria dibanding wanita.Gejala kadas/ kurap selangkangan adalah berupa ruam gatal di kedua lipatan paha.

3) Kadas/ Kurap di Kulit Kepala

Penyakit ini sangat menular, terutama pada anak-anak, disebabkan jamur Trichophyton atau Microsporum.Penyakit ini bisa menyebabkan terbentuknya ruam merah bersisik yang kadang terasa gatal atau menyebabkan kerontokan rambut.

4) Kadas/ Kurap pada Badan (Tinea Corporis)

Kurap ini disebabkan oleh jamur dermatophyte yang biasanya menyebabkan ruam berwarna pink sampai merah yang kadang-kadang membentuk bercak bundar dan tengahnya jernih.Kadas/ kurap badan bisa ditemukan di setiap kulit tubuh.

(23)

Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak, namun bisa juga pada orang dewasa.Dapat dijumpai di bagian dada atas dan meluas ke lengan atas, leher dan perut atau tungkai atas/ bawah.Lesi awalnya berada di sekitar folikel rambut namun bisa saja semakin meluas dan menyatu menjadi area yang lebih luas.Panu terjadi disebabkan oleh infeksi Malassezia furfur.KeluhanPityriasis versikolor yang di alami penderita adalah adanya bercak/ macula berwarna putih (hipopigmentasi) atau kecoklatan (hiperpigmentasi) dengan rasa gatal ringan yang munculnya saat berkeringat (Pasricha, 2002).

4. Parasit

Penyakit kulit oleh parasit sangat luas artiannya dan termasuk di dalamnya penyakit kulit yang berkaitan dengan tiga kelompok: protozoa, cacing dan artropoda. Beberapa penyakit kulit yang diakibatkan oleh parasit adalah:

a. Skabies

Infeksi ini biasanya terjadi peningkatan prevalensi pada penduduk yang sedang perang, kelaparan, atau sakit, ketika hygiene perorangannya tidak lagi dianggap penting.Skabies adalah sebuah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau, Acarus scabiei.Infestasinya terjadi dengan kontak kulit ke kulit atau bisa juga menular melalui tempat duduk, pakaian dan tempat tidur bersama.Gejala awal tidak muncul sampai si penderita mengalami hipersensitivitas terhadap sekresi atau kotoran tungau tersebut.Ciri khas dari scabies adalah gatal-gatal hebat dan lubang tungau pada kulit tampak sebagai garis bergelombang. Lesinya muncul sebagai lepuhan berisi air (Pasricha, 2002).

(24)

Infestasi kutu dapat menyerang seluruh usia yang biasanya diakibatkan oleh kurangnya kebersihan dan jarang menukar pakaian dan bisa menyerang hampir setiap kulit tubuh. Infestasi kutu menyebabkan gatal-gatal hebat, penggarukan yang sering dapat mengakibatkan kulit terbuka, yang bisa mengakibatkan infeksi bakteri.

5. Dermatitis Kontak (Contact Dermatitis)

Selain penyakit kulit yang telah disebutkan di atas ada juga yang disebut dengan dermatitis kontak (contact dermatitis).Dermatitis kontak adalah peradangan yang disebabkan oleh kontak dengan suatu zat tertentu; ruamnya terbatas pada daerah tertentu dan seringkali memiliki batas yang tegas (Sauer, 1985). Zat-zat tertentu dapat menyebabkan peradangan kulit melalui dua cara, yaitu:

1. Iritasi (Dermatitis Kontak Iritan)

Sabun yang sangat lembut, deterjen dan logam-logam tertentu bisa mengiritasi kulit setelah beberapa kali digunakan.Kadang pemaparan berulang bisa menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit.

2. Reaksi Alergi (Dermatitis Kontak Alergika)

Pada reaksi alergi, pemaparan pertama pada zat tertentu tidak menimbulkan suatu reaksi, tetapi pemaparan berikutnya bisa menyebabkan gatal-gatal dan dermatitis dalam waktu 4-24 jam.

(25)

kontak fotoalergika atau dermatitis kontak fototoksisk.Efek dari dermatitis kontak bervariasi, mulai dari kemerahan yang ringan dan hanya berlangsung sekejap sampai kepada pembengkakan hebat dan lepuhan kulit.

2.4.6 Struktur Lesi Kulit

Kulit merupakan organ yang unik dibandingkan dengan sistem organ lain karena dapat dengan mudah melakukan inspeksi secara langsung, pemeriksaan fisik, dan analisis histopatologi terhadapnya. Pengenalan dan gambaran yang akurat terhadap lesi kulit sering diartikan dengan penyakit kulit yang tidak bersih. Deskripsi di bawah mengenai lesi dasar akan membantu untuk mengenal berbagai gangguan pada kulit (Sauer, 1985).

1. Makula

(26)

Gambar.15 Makula

Sumber : (Ganong,2006)

2. Papula

Papula adalah tonjolan kulit yang padat dengan tidak ada cairan di dalamnya.Papula memiliki ukuran diameter kurang dari 1 cm. Biasanya berada di lubang saluran keringat atau folikel rambut.

Gambar.16 Papula

(27)

3. Nodul

Nodul adalah benjolan padat yang dapat dilihat dan diraba, berbentuk bulat atau elips dengan ukuran yang berbeda (diameter lebih dari 1 cm), bisa berada di epidermis atau ke dalam dermis atau jaringan subkutan.

Gambar.17 Nodul

Sumber : (Ganong,2006)

4. Plak

Plak adalah suatu daerah yang menonjol pada permukaan kulit, berbentuk lempengan dan bulat.Plak sering terbentuk oleh pertemuan papula, seperti pada psoriasis.Ukuran plak biasanya berdiameter lebih kecil dari 2 cm pada plak kecil dan lebih besar dari 2 cm pada plak besar.

5. Vesikel

Vesikel adalah benjolan yang berisi cairan yang dapat dilihat dan dindingnya sangat tipis, berukuran kecil dengan diameter kurang dari 0,5 cm.

6. Bula

(28)

Gambar.18 Bula

Sumber : (Ganong,2006)

7. Pustula

Pustula adalah timbunan pada kulit yang berisi nanah, berwarna keputihan atau kekuningan atau bisa kemerahan jika mengandung darah dengan nanah.Bentuk pustula mirip dengan vesikel.Pustula bisa terjadi atau berkembang dari papula dan vesikel.

Gambar.19 Pustula

(29)

8. Ulkus

Ulkus adalah sebuah lesi yang terjadi karena kerusakan pada epidermis dan dermis.Ulkus dapat terjadi sebagai akibat dari infark jaringan tubuh, muncul pada tumor atau benjolan yang disebabkan oleh berbagai agen infeksi seperti bakteri, parasit dan bakteri.

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.Dermatitis cenderung menjadi residif dan kronik. Dermatitis kontak akibat kerja adalah dermatitis yang timbul akibat kontak dengan bahan pada lingkungan pekerjaan dan tidak akan terjadi jika penderita tidak melakukan pekerjaan tersebut (Soter,1984).

2.5.2 Epidemiologi Dermatitis

(30)

alergik kira-kira 10% sampai 20%. Sedangkan insiden dermatitis kontak alergik diperkirakan terjadi pada 0,21% dari populasi penduduk. Secara umum, usia tidak mempengaruhi timbulnya sensitisasi namun dermatitis kontak alergik jarang dijumpai pada anak-anak. Bila dilihat dari jenis kelamin, prevalensi pada wanita adalah dua kali lipat dibandingkan pada laki-laki.

Di Amerika Serikat terdapat sekitar dua juta lahan pertanian dengan jumlah pekerja (petani) sebanyak lima juta pekerja. Di negara bagian California, kelainan kulit tertinggi berada pada sektor pertanian. Hal ini dikarenakan resiko akan terpapar poison oak. Antara tahun 1990 sampai 1994, cow dander, disenfeksi, deterjen, wet and dry work, dan karet merupakan penyebab tersering dari dermatitis tangan pada petani.

2.5.3 Etiologi dan Deskripsi Pekerjaan Petani

Pekerja di bidang pertanian melakukan bervariasi pekerjaan yang terpapar bahan kimia, biologi, dan bahan berbahaya lainnya.Mereka memupuk, memanen ladang pertanian, membersihkan, serta memperbaiki segala peralatan pertanian.Para pekerja pertanian khususnya petani terpapar bahan-bahan kimia yang sering digunakan di bidang pertanian dan juga faktor-faktor lingkungan seperti kelembaban, suhu, dan frekuensi mencuci tangan dapat mempengaruhi mudahnya terjadi dermatitis kontak akibat kerja.

(31)

kontak iritan ataupun dermatitis kontak alergik.Kulit tangan menjadi lokasi terpaparnya pestisida pada petani.

Contoh bahan iritan yang dapat menyebabkan dermatitis kontak akibat kerja pada petani adalah sabun dan deterjen, pestisida, debu, kotoran, keringat, desinfektan, petroleum, pupuk buatan, dan tanaman dan sejenisnya. Sedangkan bahan allergen yang dapat menyebabkan dermatitis kontak akibat kerja pada petani adalah bahan-bahan yang terbuat dari karet (sarung tangan, sepatu bot), Potassium dichromate (alat-alat pertanian), preservatives (pada pupuk buatan), pestisida, antimikrobial, cow dander, serbuk gandum, tepung terigu, dan storage myte, molds.

2.5.4 Patogenesis Dermatitis Kontak

2.5.4.1 Dermatitis Kontak Alergik (DKA)

(32)

Gambar.20 Dermatitis Kontak Alergik

Sumber : (Harahap,2000)

a. Fase Sensitisasi

(33)

mengenal antigen tertentu. Sel Th yang aktif ini akan beredar ke dalam sirkulasi, dalam limfonodi juga terjadi diferensiasi sel Th menjadi sel Th memori. Sel Th yang telah sensitif tersebut akan masuk dalam sirkulasi darah dan tersebar ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menerangkan mengapa terjadi keadaan sensitivitas yang sama di seluruh tubuh

b. Fase Elisitasi

Disebut juga fase eferen merupakan fase invasi sel-sel radang ke dalam kulit, proses ini terjadi sebagai akibat dari pajanan ulang dari antigen yang sama dan adanya berbagai mediator yang dilepaskan oleh sel T akan menghasilkan sejumlah sitokin yang penting untuk terjadinya reaksi radang seperti IL-2 dan IFN-γ. Keratinosit juga memproduksi Intercellular Adhesion Molecule-1 (ICAM-1) yang dapat mempermudah penetrasi sel radang ke dalam kulit. Fase ini lebih cepat dari fase sensitisasi, umumnya terjadi dalam waktu 48 jam setelah terjadi pajanan ulang. Makrofag dan sel Langerhans juga akan melepaskan berbagai mediator lain seperti protease, prostaglandin, interferon, lisosom, pirogen endogen, dan endotoksin. Sebagai hasil akhir dari proses ini bermanifestasi berupa peradangan kulit yang eczematous

2.5.4.2 Dermatitis Kontak Iritan (DKI)

(34)

tersintesisnya eicosanoids. Hal ini menyebabkan teraktivasinya second-messenger diikuti dengan tersintesisnya cell surface molecules dan sitokin. Eicosanoids dapat mengaktivasi sel T dan berpotensi chemoatractants untuk limfosit dan neutrofil.Kedua sel ini menginfiltrasi kulit dan menyebakan respon klinis berupa respon inflamasi.

Gambar.21 Dermatitis Kontak Iritan

Sumber : (Harahap,2000)

2.5.5 Manifestasi Klinis Dermatitis Kontak

(35)

Adapun lokasi lainnya adalah lengan jika tidak tertutupi dan pada wajah serta leher apabila terpapar dengan debu atau fumes. Alergik terhadap karet dapat menyebabkan dermatitis. Beberapa pekerja mengalami proses adaptasi terhadap alergen dan iritan. Dermatitis kontak akibat kerja dapat terjadi kapan saja, tetapi mengalami puncak setelah lama bekerja.

Penderita dermatitis kontak alergik umunya mengeluh gatal.Kelainan kulit bergantung kepada keparahan dermatitis dan lokalisasinya.Pada yang akut dimulai dengan bercak eritematosa yang berbatas agak jelas, kemudian diikuti edema, dan papulovesikel.Vesikel dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi (basah).Pada yang kronik terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur, batasnya tidak jelas. Kelainan ini sulit dibedakan dengan dermatitis kontak iritan kronik.

(36)

2.6 Kerangka Konsep

Gambar 22. Kerangka Konsep Penelitian

Personal Hygiene 1. Kebersihan Kulit 2. Kebersihan Rambut

3. Kebersihan Gigi dan Mulut 4. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku

Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

1. Pakaian Kerja 2. Penutup Kepala

3. Alat Pelindung Hidung dan Mulut

4. Sarung Tangan 5. Sepatu Kerja

Keluhan Penyakit Kulit 1. Gatal-gatal

2. Bercak Kemerahan 3. Bentol-bentol

Gambar

Gambar 22. Kerangka Konsep Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang dirancang oleh guru untuk memberikan kesempatan kepada siswa guna memahami dan memperoleh hasil belajar

MEDIA : KEDAULATAN RAKYAT TANGGAL : 28

Hal ini di perkuat dengan hasil wawancara pada subjek yang mengatakan bahwa subjek tidak ingin mencari pekerjaan terlebih dahulu sebelum menyelesaikan studinya

Prosesnya terdapat beberapa tahap: tahap pertama yaitu oksidasi selulosa dengan TEMPO/NaBr/NaOCl dimana perlakuannya selulosa dimasukkan kedalam beaker glass yang berisi

Siswa SMK PGRI 3 Salatiga membenarkan bahwa metode project based learning dan problem based learning sama-sama dibutuhkan dalam pemecahan masalah. Sesuai

Metode pengukuran produktivitas yang digunakan adalah metode Objective Matrix (OMAX), sehingga langkah-langkah penelitian ini mengacu pada langkah-langkah OMAX, yaitu

Figure 3: Harbortronics camera installation at Lago Nef Norte International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XXXIX-B5,

Keluaran Terlaksananya tudang sipulung 1 Kegiatan Hasil Meningkatnya kesejateraan petani 100%. Kelompok Sasaran Kegiatan : Aparatur