• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Ketrampilan Pemecahan Masalah pada Metode Project Based Learning dan Problem Based Learning pada Mata Pelajaran TIK T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Ketrampilan Pemecahan Masalah pada Metode Project Based Learning dan Problem Based Learning pada Mata Pelajaran TIK T1 Full text"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Perbandingan Ketrampilan Pemecahan Masalah Pada Metode

Project Based Learning dan Problem Based Learning

Pada Mata Pelajaran TIK

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh:

Luluk Indah Vajriyani

702011093

Program studi Pendidikan Teknologi Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

6

1. Pendahuluan

Ketrampilan penyelesaian masalah sangat penting dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia pendidikan. Khususnya dalam pelaksaan pembelajaran yang menjadikan siswa mampu meningkatkan ketrampilan pemecahan masalah sesuai dengan materi atau topik yang sedang dibahas. Siswa dituntut untuk berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, untuk menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Suatu konsekuensi logis, karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat digunakan pula memecahkan masalah-masalah serupa, karena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi peserta didik [1].

Diharapkan siswa memiliki ketrampilan pemecahan masalah menggunakan metode pembelajaran yang tepat yaitu Project Based Learning dan Problem Based learning. Sesuai dengan potensi project based leraning dalam membentuk kemampuan pemecahan masalah siswa salah satunya, ketrampilan yang dibangun di dalam kelasnya, seperti ketrampilan membangun tim, membuat keputusan kooperatif, pemecahan masalah, dan pengolahan tim. Potensi dalam problem based learning tidak jauh berbeda dengan project based learning yaitu memberikan kebebasan penuh dalam menyelesaikan masalah[2].

Hal ini berarti (PjBL) dan (PBL) memiliki potensi yang sama dalam membentuk ketrampilan pemecahan masalah siswa. Ketrampilan pemecahan masalah siswa biasanya dilakukan dengan pembelajaran saintifik. Pembelajaran saintifik terdiri atas kegiatan mengamati, merumuskan pernyataan, penyelesaian masalah, dan menarik kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap [3]. Pendekatan saintifik akan tampak jelas jika siswa terlibat dalam model pembelajaran tertentu, yaitu PjBL dan PBL [3]. Jadi metode pembelajaran PjBL dan PBL dapat digunakan dalam pembentukan ketrampilan pemecahan masalah siswa.

Metode project based learning (PjBL) dan problem based learning (PBL) biasanya digunakan pada mata pelajaran MIPA, seperti penelitian yang terdahulu terbukti bahwa kedua metode tersebut dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah [3]. Selain kemampuan pemecahan masalah kedua metode tersebut terbukti meningkatkan kecerdasan emosional siswa [3]. Metode PjBL dan PBL perlu diuji dalam pembelajaran TIK dikarenakan dalam pembelajaran TIK kemampuan pemecahan masalah sangat diperlukan.

Hal ini berarti (PjBL) dan (PBL) memiliki potensi yang sama dalam membentuk ketrampilan pemecahan masalah siswa. Ketrampilan pemecahan masalah siswa biasanya dilakukan dengan pembelajaran saintifik. Pembelajaran saintifik terdiri atas kegiatan mengamati, merumuskan pernyataan, penyelesaian masalah, dan menarik kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap [3]. Jadi metode pembelajaran PjBL dan PBL dapat digunakan dalam pembentukan ketrampilan pemecahan masalah siswa.

(7)

7

independen dibandingkan dengan siswa di metode berbasis masalah.[4] Temuan ini menunjukkan bahwa berbeda lingkungan belajar yang berpusat pada siswa non-tradisional dapat mendukung hasil yang berbeda terkait dengan metode pembelajaran.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan metode PjBL dan PBL dalam membentk ketrampilan siswa dalam pemecahan masalah dengan cara membandingkan kedua metode PjBL dan PBL. Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah mengetahui metode mana yang tepat dalam meningkatkan ketrampilan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran TIK. Manfaat yang di dapat dengan mengetahui metode mana yang tepat dalam meningkatkan ketrampilan pemecahan masalah yaitu guru dapat menggunakan metode yang sesuai dengan keadaan siswa di kelas. Begitu juga dengan siswa dapat melaksanakan pemebelajaran dengan nyaman dan dalam meningkatkan ketrampilan pemecahan masalah siswa dapat melihat ketrampilannya.

2. Kajian Pustaka

Problem solving skill atau ketrampilan pemecahan masalah merupakan proses mental tingkat tinggi dan memerlukan proses berpikir yang kompleks. Langkah-langkah dalam pemecahan masalah yaitu sebagai berikut siswa dapat memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali pemecahan masalah yang didapatkan [5]. Kemampuan yang dihasilkan dari pemecahan masalah yang tepat menjadikan siswa dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan hasil yang diharapkan. Tidak hanya output akan tetapi proses dalam pemecahan masalah juga sangat penting [6]. Kesesuaian TIK dengan problem solving skill, dalam pembelajaran TIK dengan materi microsoft access siswa dituntut untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks seperti langkah dalam pembuatan tabel sampai dengan data base. Disini kemampuan pemecahan masalah siswa sangat dibutuhkan, terutama pelajaran TIK di SMK TI jurusan TKJ dan multimedia, dalam menghasilkan suatu produk siswa harus memikirkan dampak positif dan negatif dari sesuatu yang mereka hasilkan. Tidak hanya produk akan tetapi kemampuan pemecahan masalah dapat digunakan dalam pembuatan suatu proyek atau dalam kerja kelompok.

(8)

8

Karakteristik PjBL sangat tepat dalam pembentukan kemampuan pemecahan masalah sesuai dengan karakteristiknya terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya. Tahap-tahap dalam PjBL yang pertama penentuan pertanyaan mendasar pada tahap ini siswa di diminta untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan microsoft access. Tahap selanjutnya mendesain perencaan proyek (design a plan for project) pada tahap ini guru memberikan instruksi terkait pembuatan proyek dan masalah yang dihadapi dalam pembutan proyek, siswa mempersiapkan keperluan. Selanjutnya memonitor peserta didik dan kemajuan proyek selain itu guru melihat ketrampilan pemecahan masalah siswa. Tahap selanjutnya menguji hasil (assess the outcome) dari proyek dan pemecahan masalah. Tahap terakhir mengevaluasi pengalaman merupakan tahap dimana siswa dapat menemukan solusi dari masalah, dari tahap ini guru dapat melihat ketrampilan pemecahan masalah siswa.

PBL suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada pembelajar yang dimulai dengan masalah-masalah praktis atau pembelajaran yang dimulai dengan pemberian masalah dan memiliki konteks dengan dunia nyata [9]. Hal itu lah yang menjadikan PBL tepat dalam pembelajaran di mata pelajaran TIK materi microsoft access khususnya di SMK.

PBL memiliki potensi yang sesuai dengan asumsi siswa bahwa siswa beranggapan hanya penerima pasif informasi yang diberikan guru, hal ini tumbuh berdasarkan pengalaman belajar yang dialami siswa berpartisipasi dalam PBL peran yang dituntut adalah sesuatu yang berbeda [9]. Potensi PBL yaitu, sangat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna untuk siswa,memberikan kebebasan penuh kepada siswa dalam menyelesaikan masalah, dan dapat meningkatkan problem solving skill siswa.

Tahap-tahap dalam problem based learning meliputi, merumuskan masalah tahap ini siswa melihat masalah apa yang dihadapi dalam materi microsoft access, selanjutnya menganalisis masalah setelah melihat masalah yang ada siswa menganalisa masalah dengan suatu pertanyaan dan pernyataan yang diajukan kepada guru, menata gagasan siswa secara sistematis pada tahap ini guru memberikan masukan atau gagasan dari pertanyaan dan pernyataan siswa, mengembangkan dan menyajikan hasil karya siswa mengembangkan masukan yang diberikan oleh guru, menganalisa proses pemecahan masalah siswa sudah menemukan solusi dari masalah yang dihadapi, dan tahap terakhir mengevaluasi proses pemecahan masalah pada tahap ini guru memberikan solusi yang lain dari yang siswa hasilkan.

(9)

9

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian eksperimen tipe Single Group Design yaitu studi kasus 1 tembakan (one shot case study) [10]. Penelitian ini dilakukan di lingkungan pendidikan yang nyata, dengan menggunakan intervensi yaitu kegiatan belajar, penggunaan teknologi dan desain pedagogis tertentu. Data kuantitatif merupakan hasil melalui observasi dengan metode pembelajran PJBL dan PBL yang dikenakan kepada dua kelompok kelas, satu kelompok jurusan TKJ dan 1 kelompok jurusan multimedia. Satu kelompok dikenai metode pembelajaran PjBL dan satu kelompok dikenai PBL tanpa ada kelompok kontrol. Hasil observasi yang dilakukan adalah untuk melihat ketrampilan pemecahan masalah siswa.

Analisis yang dilakukan pada data kuantitatif adalah melihat besarnya pengaruh kemampuan pemecahan masalah siswa antara kedua kelompok yang telah dikenai metode pembelajaran PJBL dan PBL. Pengambilan sampel menggunakan Random Assigment Sampling [10]. Dengan jumlah sampel sebanyak 20 siswa SMK PGRI 3 Salatiga dari 2 jurusan yaitu 10 siswa dari jurusan TKJ dan 10 siswa dari jurusan Multimedia. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan pemecahan masalah siswa dari kedua metode maka dilakukan uji beda independent t-tes terhadap nilai gain atau peningkatan. Hipotesis yang digunakan adalah H0 : PJBL dan PBL memiliki kemampuan yang sama terhadap problem solving skill. Dan H1 : PJBL dan PBL tidak memiliki kemampuan yang sama terhadap problem solving skill.

4. Hasil dan Pembahasan

Siswa SMK PGRI 3 Salatiga membenarkan bahwa metode project based learning dan problem based learning sama-sama dibutuhkan dalam pemecahan masalah. Sesuai dengan tabel di bawah ini menunjukan bahwa rata-rata atau mean dari keadaan akhir siswa dari kedua metode tersebut adalah sama. Berdasarkan postes yang dilakukan mendapatkan hasil sebagai berikut sebagai bukti bahwa metode pembelajaran PJBL dan PBL memiliki kemampuan yang sama dalam pembentukan kemampuan pemecahan masalah siswa atau problem solving skill siswa.

(10)

10

Tabel 1 Statistik deskriptif Hasil Observasi Ketrampilan Pemecahan Masalah dengan Metode Pembelajaran Project based learning (PjBL) dan Problem Based Learning (PBL)

Kelompok Mean Pre St.dev Mean post St.dev Gain Mean

PjBL 1,32 0,487 2,58 0,44 0,75

PBL 1,3 0,52 2,47 0,43 0,68

Dari tabel 1 diatas dapat dilihat dari hasil observasi kelompok kelas TKJ sebelum dikenai metode PjBL menghasilkan mean atau rata-rata 1,32 dengan nilai penyebaran atau standar deviasi 0,487. Hasil observasi dari kelompok kelas Multimedia sebelum dikenai metode PjBL menghasilkan nilai rata-rata atau mean 1,3 dengan penyebaran atau standar 0,52. Hasil observasi untuk kelompok kelas TKJ setelah dikenai metode PjBL menghasilkan niali rata-rata atau mean 2,58 dan nilai penyebarab ata standar deviasi 0,44. Untuk kelompok kelas multimedia sesuai dengan hasil observasi menghasilkan nilai rata-rata atau mean 2,47 dan nilai penyebarab atau standar deviasi 0,43.

(11)

11

Tabel 2 Rata-rata nilai Postes dan Pretest dari 10 siswa PJBL dan 10 siswa PBL

No Indikator Sub-Indikator Mean Sub-Indikator PjBL PBL

1 Memahami masalah Siswa memberikan informasi-informasi tentang Microsoft

pemecahan masalah Siswa dapat memilih cara pemecahan masalah Siswa dapat menjelaskan

pemecahan masalah Siswa dapat membagi tugas Siswa dapat memecahkan

(12)

12

masalah. Pada indikator merencanakan pemecahan masalah ada satu sub indikator yang menghasilkan mean berbeda yaitu sub indikator siswa dapat menjelaskan langkah-langkahnya pada PJBL mean nya 80 dan pada PBL mean nya 70 hal ini disebabkan pada PJBL terdapat tahap merencanakan proyek pemecahan masalah sedangkan pada PBL hanya tahap merumuskan masalah.

Pada indikator melakukan rencana pemecahan masalah ketiga sub indikator menghasilkan mean yang berbeda. Yaitu pada sub indikator Siswa dapat memecahkan masalah sesuai langkah-langkah yang mereka pilih pada PJBL mean nya 70 dan pada PBL 80 dikarenakan pada PJBL tahap ini guru yang lebih berperan sedangkan pada PBL siswa aktif dalam menganalisis masalah. Sub indikator selanjutnya yaitu siswa dapat memecahkan masalah dengan cara yang mereka pilih dan siswa dapat memberikan hasil yang benar pada sub indikator ini mean dari PJBL 80 dan mean dari PBL 70 dikarenakan tahap pada PJBL mengasilkan produk dan menguji hasil sedangkan pada PBL tidak ada tahap tersebut.

Pada indikator memeriksa kembali pemecahan masalah kedua sub indikator menghasilkan mean yang berbeda pula. Pada sub indikator siswa dapat memeriksa kembali langkah-langkah yang mereka gunakan sesuai dengan cara yang mereka pilih mean dari PJBL 70 dan mean dari PBL 80 hal itu disebabkan oleh tahap pada PJBL hanya memeriksa dari proyeknya sedangkan pada PBL lebih ke pemecahan masalahnya. Sub indikator yang terakhir yaitu siswa dapat mengevaluasi hasil dengan dan langkah-langkahnya dari sub indikator ini mean dari PJBL 80 sedangkan mean dari PBL 70 hal itu disebabkan karena pada PJBL tahap mengevaluasi pengalaman sedangkan di PBL tahap mengevalusi pemecahan masalah jadi tahap mengevaluasi pengalam pada PJBL lebih lengkap dibandingkan dengan hanya mengevaluasi pemecahan masalah.

5. Diskusi

Siswa menyatakan bahwa metode pembelajaran memberikan manfaat terhadap proses dan hasil dari kegiatan belajar. Beberapa manfaat dari penggunaan metode pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi siswa, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, meningkatkan kolaborasi antar siswa, meningkatkan ketrampilan mengelola sumber, siswa terlatih dalam memecahkan masalah, dan menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Candice Stefanou, Jonathan D Stolk, Michael Prince, John C Chen and Susan M Lord yaitu investigasi perbandingan dua metode PJBL dan PBL kedua metode tersebut dapat meningkatkan kemampuan pengembangan diri siswa [12].

(13)

13

pelajari dan dengan mendorong siswa untuk menemukan hubungan antara masalah yang mereka telah pelajari.

Pendekatan saintifik akan tampak jelas jika siswa terlibat dalam model pembelajaran tertentu, yaitu: 1) Project Based Learning 2) Problem Based Learning 3) Penemuan terbimbing [4]. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa metode PJBL dan PBL memiliki kemampuan dan peran yang sama dalam kemampuan pemecahan masalah. PJBL dan PBL memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran maupun nilai akhir siswa. Khususnya dalam kemampuan pemecahan masalah [12].

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih kompleks tidak hanya kemampuan pemecahan masalah, misalnya keaktifan siswa, pemahaman terhadap suatu konsep, dan pengembangan metode pembelajaran yang tepat. Dengan demikian, guru dapat memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan siswa dan sebagai siswa juga nyaman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Serta memperhatikan nilai atau hasil belajar siswa serta aspek tujuan pembelajaran lebih diperluas pada domain afektif dan psikomotor. Selain itu penelitian dengan metode pembelajaran PJBL dan PBL biasa dilakukan untuk mapel eksak seperti matematika dan fisika, oleh sebab itu penelitian dengan metode PJBL dan PBL dalam mata pelajaran TIK bisa dilakukan dan dikembangkan dengan baik.

6. Daftar Pustaka

[1] I Dw A. Trisna Handayani., I Wayan Karyasa & I nyoman Suardana. (2015). Komparasi Peningkatan Pemahaman Konsep dan Sikap Ilmiah Siswa SMA yang Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Pased Learning dan Project Based Learning. e-journal proram pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Study Pendidikan IPA, Tahun 2015

[2] Erik de Graaff., Anettte.(2007) Implementation of Problem-Based and Project-Based Learning in Engineering.Education Inc AAEE

[3] N. K. D. Karina., I. W. Sadia., I. W. Suastra. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kecerdasan Emosional Siswa SMP. e-journal proram pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Study Pendidikan IPA, Tahun 2014

[4] Candice Stefanou., Jonathan D Stolk., dkk. (2013). Self Regulation and Autonomy in Problem and Project Based Learning Environments. Missisipi State Univ Libraries on November 25, 2013

(14)

14

[6] Eko Andy Purnomo., Venissa Dian Mawarsari. (2014). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Model Pembelajaran IDEAL Problem Solving Berbasis Project Based Learning, JKPM, Volume 1 Nomor 1 Januari 2014

[7] U. Setyorini, S.E. Sukiswo., B. Subali. (2011). Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampan Berpikir Kritis Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Tahun 2011

[8] Bekti Wulandari., Herman Dwi Surjono. (2013). Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar PLC di SMK.Jurnal Pendidikan Vokasi, Tahun 2013

[9] Gede Adi Yuniarta. (2015). Pengembangan Problem Based Learning dengan MYOB Accounting Pada Mata Kuliah Komputer Akuntansi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDHIKSHA

[10] I M. Suarsana., G.A. Mahayukti. (2013). Pengembangan E-Modul Berorientasi Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal pendidikan mahasiswa Indonesia, Tahun 2013

[11] Ardhi Prabowo. (2012). Pembelajaran Berbasis Proyek Untk Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa atas Permasalahan Statistika Pada Perkuliahan Studi Kasus dan Seminar, Jurnal Kreano.

Gambar

Tabel 1 Statistik deskriptif Hasil Observasi Ketrampilan Pemecahan Masalah
Tabel 2 Rata-rata nilai Postes dan Pretest dari 10 siswa PJBL dan 10 siswa PBL

Referensi

Dokumen terkait

Mencermati hal-hal di atas, maka penulis berkeinginan untuk menerapkan konsep Algoritma Minimax untuk membuat sebuah aplikasi permainan Othello yang berbasis

Seperti yang dipaparkan dikesimpulan tingkat pelayanan jalan berada pada tingkat F diakibatkan oleh adanya hambatan – hambatan yang besar, Dari hasil analisa

Perlu disampaikan sesuai dengan Permendiknas Nomor 48 Tahun 2009 dan Nomor l7 Tahun 2011, ditetapkan bahwa pemberian tugas belajal dan beasiswa tidak dapat diperpanjang untuk

Dewasa ini di Indonesia terdapat banyak bankbank yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta nasional dan swasta nasional dan swasta asing, namun, menurut fungsinya bank-bank

Theoretically, this study is expected to enrich the literature on need analysis for economics and business students of vocational school in the context of 2013

Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi pelaksanaan pembelajaran unsur irama musik menggunakan metode Takadimi pada mahasiswa prodi PAUD FIP UNY tahun ajaran 2015-2016. Subjek

Tahun Pelajaran ……… Bulan Januari s.d Maret 2016 Melaksanakan tugas mengajar dengan beban kerja sebanyak ……… Jam Tatap Muka (JTM) yang terdiri

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Guncangan variabel inflasi direspon negatif oleh JII, sedangkan variabel, suku bunga bank Indonesia, nilai tukar tukar, dan