• Tidak ada hasil yang ditemukan

T PP 1302718 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T PP 1302718 Chapter3"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Rusniawati, 2016

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

45

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan bagian metode penelitian yang terdiri atas metode penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel penelitian, pengembangan instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data penelitian, validitas dan reliabilitas serta pengolahan data.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk mengukur derajat hubungan antara tiga variabel yaitu prokrastinasi akademik, tingkat stres mahasiswa dan konsep diri mahasiswa; sehingga desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian korelasional.

Variabel tingkat stres dan konsep diri termasuk ke dalam independen variabel atau variabel bebas dan perilaku prokrastinasi akademik termasuk ke dalam dependen variabel atau variabel terikat. Adapun skema model penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. 1 Skema Desain Penelitian

Keterangan :

X1 = Stres

X2 = Konsep Diri

X1

X2

(2)

Rusniawati, 2016

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Y = Prokrastinasi Akademik

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut dan dapat bersifat terbatas dan tidak terbatas (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Psikologi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang aktif sebagai mahasiswa.

Populasi dalam penelitian, yaitu mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.1 Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

No Fakultas Populasi

1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 102

2 Fakultas Psikologi 82

3 Fakultas Dakwah dan Komunikasi 90

4 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 74

Jumlah 348

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diteliti (Sugiyono, 2013). Sampel yang diambil dan diteliti dalam penelitian harus mewakili populasi untuk mendapatkan hasil informasi bahkan kesimpulan yang sesuai tentang objek penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu sampling insidental. Teknik pengambilan sampel secara insidental merupakan teknik penentu sampel

(3)

Rusniawati, 2016

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan

ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2013). Alasan pegambilan sampel kebetulan/insidental dikarenakan mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung sedang libur dari perkuliahan dan penelitian ini menggunakan sampel mahasiswa yang sedang mengikuti semester pendek (SP). Dengan menggunakan teknik kebetulan/insidental mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data dari setiap mahasiswa yang ditemui sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki tiga variabel penelitian yaitu tingkat stres, konsep diri, dan perilaku prokrastinasi Penjelasan mengenai definisi konseptual dan operasional tiap variabel adalah sebagai berikut :

1. Variabel Prokrastinasi Akademik

Fiore (2006, dalam Catrunada, 2008) menjelaskan secara etimologis prokrastinasi adalah suatu mekanisme untuk mengatasi kecemasan yang berhubungan dengan bagaimana cara memulai atau melengkapi suatu pekerjaan dan dalam hal membuat keputusan. Ferrari, dkk (1995), mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu dan dapat diukur dan diamati dari ciri-ciri tertentu :

1) Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi. Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang

dihadapi harus segera diselesaikan dan berguna bagi akademiknya, akan tetapi dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau mununda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika ia sudah mulai mengerjakan sebelumnya.

(4)

Rusniawati, 2016

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak dibutuhkan dalam penyelesaian tugas, tanpa memperhitungkan

keterbatasan waktu yang dimilikinya.

3) Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Seorang prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seseorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana-rencana yang telah dia tentukan sendiri.

4) Melakukan aktifitas lain yang lebih menyenangkan dari pada melakukan tugas yang harus dikerjakan. Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktifitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran, majalah, atau buku cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan-jalan, sehingga menyita waktu yang dimiliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikan.

2. Variabel Tingkat stres

Menurut Santrock (2003) stres merupakan respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres (stressor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya (coping). Tingkat stres adalah

dampak-dampak yang muncul dari respon individu berdasarkan kemampuan yang ada pada diri individu untuk menghadapi stressor yang mengacu pada skor alat ukur. Tingkat stres pada penelitian ini menggunakan indikator yang mengacu pada teori Sarafino (2008), yaitu :

a. Aspek Biologis, ada beberapa gejala fisik yang dirasakan ketika seseorang sedang mengalami stres, diantaranya adalah sakit kepala yang berlebihan, tidur menjadi tidak nyenyak, gangguan pencernaan, hilangnya nafsu makan, gangguan kulit, dan produksi keringat yang berlebihan di seluruh tubuh. b. Aspek Psikologis, ada 3 gejala psikologis yang dirasakan ketika seseorang

(5)

Rusniawati, 2016

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Gejala kognisi, gangguan daya ingat (menurunnya daya ingat, mudah

lupa dengan suatu hal), perhatian dan konsentrasi yang berkurang sehingga seseorang tidak fokus dalam melakukan suatu hal, merupakan gejala-gejala yang muncul pada aspek gejala kognisi

2) Gejala emosi, mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala sesuatu, merasa sedih dan depresi merupakan gejala-gejala yang muncul pada aspek gejala emosi.

3) Gejala tingkah laku, tingkah laku negatif yang muncul ketika seseorang mengalami stres pada aspek gejala tingkah laku adalah mudah menyalahkan orang lain dan mencari kesalahan orang lain, suka melanggar norma karena dia tidak bisa mengontrol perbuatannya dan bersikap tak acuh pada lingkungan, dan suka melakukan penundaan pekerjaan.

3. Variabel Konsep Diri

Konsep diri merupakan cara bagaimana seseorang bereaksi terhadap dirinya sendiri dan konsep diri ini mengandung pengertian tentang bagaimana orang berfikir tentang dirinya sendiri, bagaimana orang berusaha dengan berbagai cara untuk menyempurnakan dan mempertahankan diri (Suryabrata, 1995). Definisi operasional variabel konsep diri merujuk pada pendapat Mustikawati (2013), yaitu

penilaian diri individu terhadap dirinya dan penilaian individu terhadap dirinya berdasarkan pandangan orang lain. Individu yang dimaksud adalah mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam aspek-aspek berikut :

a. Konsep diri fisik (perceptual/physical self-concept), dengan indikator yaitu penilaian diri dan penilaian orang lain terhadap kondisi fisik :

1) Penilaian terhadap fisik;

2) Penilaian diri berdasarkan pendapat orang lain terhadap kondisi fisik; b. Konsep diri psikis (conceptual/psychological self-concept), dengan idikator,

yaitu karakteristik :

1) Karakteristik yang khas;

(6)

Rusniawati, 2016

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Kemampuan di masa depan

5) Ketidakmampuan di masa depan 6) Kualitas penyesuaian hidup

c. Sikap (Attitudinal), dengan indikator, yaitu : 1) Perasaan tentang diri

2) Sikap seeorang terhadap keberadaan diri 3) Sikap terhadap keberhargaan

4) Sikap terhadap kebanggaan 5) Sikap terhadap kehinaan;

D. Hipotesis Statistik Penelitian

Teknik analisis statistik yang digunakan adalah statistik non-parametrik dengan menggunakan uji korelasi Multivariate. Adapun hipotesis statistiknya adalah:

H0 : rxy = 0 : Tidak terdapat hubungan antara prokrastinasi akademik dengan tingkat stres dan konsep diri mahasiswa.

H1 : rxy ≠ 0 : Terdapat hubungan antara prokrastinasi akademik dengan tingkat stres dan konsep diri mahasiswa.

Kriteria uji signifikansi H0 dilakukan dengan cara membandingkan nilai α dengan Pvalue. H0 ditolak jika Pvalue < α dengan taraf signifikansi α = 0,05.

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Jenis instrumen

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala model Likert dengan nama skala tingkat stres, skala konsep diri dan skala prokrastinasi akademik.

2. Pengembangan kisi-kisi instrumen

a. Skala stres

(7)

Rusniawati, 2016

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk memilih salah satu dari lima kemungkinan jawaban (SS = sangat sesuai, S =

sesuai, KS = kurang sesuai, TS = tidak sesuai, dan STS = sangat tidak sesuai) yang terdapat pada setiap item yang dirasakan paling sesuai dengan dirinya.

Kisi-kisi mengenai alat ukur tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Kisi-kisi Skala Tingkat Stres

Dimensi Indikator Pertanyaan Total

Aspek Fisik

Sakit Kepala 2,10 2

Gangguan tidur 3,11 2

Gangguan Pencernaan 4,14 2

Gangguan makan 1,12 2

Ganguan kulit 22,27 2

Produksi keringat berlebih 5,25 2

Gejala Kognisi Gangguan daya ingat 16,18 2

Gangguan perhatian dan konsentrasi 8,13 2

Gejala Emosi

Cemas 6,9 2

Kesedihan yang berlebihan 19,21 2

Marah 20,24 2

Gejala Tingkah Laku

Kurang bersosialisasi 17,28 2

Suka mencari kesalahan orang lain 15,23 2

Perilaku negatif meningkat 7,26 2

Jumlah 28

Item-item dalam skala di atas mengukur tingkat stres, dimana setiap item memiliki aturan skoring sebagai berikut :

Tabel 3.3 Ketentuan Skor item Skala Stres

NO Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Sesuai (SS) 5

2 Sesuai (S) 4

(8)

Rusniawati, 2016

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 Tidak Sesuai (TS) 2

5 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1

b. Skala Konsep Diri

Skala konsep diri ini, merupakan kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan konsep diri pada mahasiswa. Skala konsep diri ini, merujuk pada pendapat Mustikawati (2013). Dalam skala ini subjek diminta untuk memilih salah satu dari lima kemungkinan jawaban (SS = sangat sesuai, S = sesuai, KS = kurang sesuai, TS = tidak sesuai, dan STS = sangat tidak sesuai) yang terdapat pada setiap item yang dirasakan paling sesuai dengan dirinya.

Kisi-kisi mengenai alat ukur tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4 Kisi-kisi Skala Konsep Diri

Aspek Indikator Pertanyaan Total

Fisik

Penilaian diri terhadap fisik 1,2,19 3

Penilaian diri berdasarkan pendapat orang lain terhadap

kondisi fisik

3,21 2

Psikis

Karakteristik diri yang khas 4,7,8 3

Kemampuan diri di masa

Kualitas penyesuaian hidup 11,22,23 3

(9)

Rusniawati, 2016

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sikap terhadap kebanggan diri 26,32,33 3

Sikap terhadap kehinaan diri 15,27,34 3

Jumlah 34

Item-item dalam skala di atas mengukur konsep diri, dimana setiap item memiliki aturan skoring sebagai berikut :

Tabel 3.5 Ketentuan Skor item Skala Konsep Diri

NO Alternatif Jawaban Skor

Skala prokrastinasi akademik ini, merupakan kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Skala prokrastinasi akademik ini, mengacu pada teori Ferrari (1995). Dalam skala ini subjek diminta untuk memilih salah satu dari lima kemungkinan jawaban (SS = sangat sesuai, S = sesuai, KS = kurang sesuai, TS = tidak sesuai, dan STS = sangat tidak sesuai) yang terdapat pada setiap item yang dirasakan paling sesuai dengan dirinya.

Kisi-kisi mengenai alat ukur tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.6 Kisi-kisi Skala Prokrastinasi Akademik

Aspek Indikator Pertanyaan Total

Penundaan untuk memulai maupun

menyelesaikan pekerjaan pada tugas yang dihadapi

1. Menunda mengerjakan

tugas akademik 1,3,23,32,33 5

2. Menunda belajar

(10)

Rusniawati, 2016

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek Indikator Pertanyaan Total

Keterlambatan dalam

mengefektifkan waktu 9,16,18,28,34 5

Kesenjangan waktu

Item-item dalam skala di atas mengukur perilaku prokrastinasi akademik, dimana setiap item memiliki aturan skoring sebagai berikut :

Tabel 3.7 Ketentuan Skor item Skala Prokrastinasi Akademik

NO Alternatif Jawaban Skor

3. Validitas dan Relialibitas Alat Ukur

1. Uji Validitas

(11)

Rusniawati, 2016

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian validitas instrumen tingkat stres, konsep diri dan prokrastinasi

akademik adalah dengan menghitung koefisien korelasi skor setiap butir item dengan skor total, dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Hasil uji validitas dari skala tingkat stres, konsep diri dan prokrastinasi akademik adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Skala Stres

Item No item Jumlah

Valid 1,2,3,4,5,6,7,9,11,12,14,15,17,19,20,21,22,24,25,25,27, 28,29,30,31,32,33,34,35

22

Tidak Valid 8,10,13,16,18,23 6

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Skala Konsep Diri

Item No item Jumlah

Valid 1,2,3,5,6,7,8,9,10,12,14,15,16,17,18,19,20,21,22, 23,24,25,25,27,29,30,32,33,34,35

29

Tidak Valid 4,11,13,28,31 5

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Skala Prokrastinasi Akademik

Item No item Jumlah

Valid 1,2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,15,21,22,23,24,25, 25,27,28,29,30,32,33,34,35

28

Tidak Valid 6,16,17,18,19,20,31 7

2. Reliabilitas

Reliabilitas menurut Azwar (2003) merupakan sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Adapun prinsip umum dalam menginterpretasi koefisien reliabilitas, menggunaklan kualifikasi Guillford (1987), sebagai berikut

Tabel 3.11 Klasifikasi Korelasi Guillford (1987)

(12)

Rusniawati, 2016

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,00 - 0,19 Korelasi sangat rendah

0, 20 - 0,39 Korelasi rendah

0,40 - 0,59 Korelasi sedang

0,60 - 0,79 Korelasi tinggi

0,80 - 0,99 Korelasi sangat tinggi

1,00 Korelasi sempurna

Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus Cronbach’s Alpha dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Berdasarkan pengolahan statistik diperoleh reliabilitas dari variabel tingkat stres, konsep diri dan prokrastinasi akademik yaitu sebagai beriku :

a. Reliabilitas skala tingkat stres yaitu 0,911 (reliabilitas sangat tinggi) 0,911 memiliki arti bahwa 91% variasi skor dapat menunjukkan perbedaan performa antara subjek yang memiliki karakter stabil dan subjek yang tidak stabil dan dapat diprediksikan bahwa 91% alat ukur ini dapat menghasilkan skor yang konsisten jika diujikan dalam kelompok yang memiliki karakteristik yang sama. 9% dari perbedaan skor yang diperoleh menunjukkan adanya variasi error atau kesalahan dalam pengukuran (dapat dilihat pada lampiran).

b. Reliabilitas skala konsep diri yaitu 0,941 (reliabilitas sangat tinggi) 0,941 memiliki arti bahwa 94% variasi skor dapat menunjukkan perbedaan performa antara subjek yang memiliki karakter stabil dan subjek yang tidak

stabil dan dapat diprediksikan bahwa 94% alat ukur ini dapat menghasilkan skor yang konsisten jika diujikan dalam kelompok yang memiliki karakteristik yang sama. 6% dari perbedaan skor yang diperoleh menunjukkan adanya variasi error atau kesalahan dalam pengukuran (dapat dilihat pada lampiran).

(13)

Rusniawati, 2016

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukkan adanya variasi error atau kesalahan dalam pengukuran (dapat dilihat pada lampiran).

3. Interprestasi Skor

Menurut Azwar (2003, hlm. 105) sebagai suatu hasil ukur berupa angka (kuantitatif), skor skala memerlukan suatu norma pembanding agar dapat diinterpretasikan secara kualitatif. Adapun kategorisasi yang digunakan oleh peneliti adalah kategori berdasar model distribusi normal hal ini didasari oleh suatu asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasi dan diasumsikan pula bahwa skor subjek dalam populasinya terdistribusi secara normal.

Lebih spesifik lagi, kategorisasi yang dijadikan dasar interpretasi adalah kategori berdasarkan jenjang (ordinal). Kategorisasi ini menurut Azwar (2003, hlm. 106), bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur. Adapun tabel norma yang akan digunakan pada interpretasi ini adalah:

Tabel 3.12 Norma Interpretasi Skor

Interpretasi

Z < 0 Level tingkat stres/konsep diri/prokrastinasi akademik rendah

Z ≥ 0 Level tingkat stres/konsep diri/prokrastinasi akademik tinggi

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitan ditempuh melalui empat tahapan yaitu: tahap persiapan, pelaksanaan, pengolahan data dan penyusunan laporan. Penjabaran dari tiga tahapan tersebut disajikan sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

(14)

Rusniawati, 2016

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Melakukan observasi langsung ke lapangan

c. Melakukan wawancara dengan mahasiswa dan alumni d. Menentukan ruang lingkup permasalahan

e. Melakukan studi kepustakaan untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai variabel-variabel penelitian.

2. Tahap pengambilan data

a. Mempersiapkan tempat untuk pengambilan data b. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan c. Menghitung jumlah populasi

d. Mempersiapkan kuesioner pada responden penelitian

e. Memeriksa kelengkapan identitas dan jawaban dari responden penelitian 3. Tahap pengolahan data

a. Melakukan skoring dan tabulasi data

b. Menganalisis data yang diperoleh dan menganalisa hasil yang berdasarkan teori.

4. Tahap penulisan laporan

a. Menyusun laporan mengenai seluruh hasil penelitian

b. Melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan terhadap laporan hasil penelitian sebagai suatu bentuk penanggung jawaban dari penelitian yang dilakukan.

G. Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian, baik yang berkenaan dengan hubungan stres dengan perilaku prokrastinasi akademik, hubungan konsep diri dengan perilaku prokrastinasi akademik serta seberapa besar kontribusi stres dan konsep diri dengan perilaku prokrastinasi akademik.

(15)

Rusniawati, 2016

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan dua variabel

yaitu hubungan antara stres dengan perilaku prokrastinasi akademik dan konsep diri dengan perilaku prokrastinasi akademik.

Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan uji statistik bivariate. Hal ini dikarenakan data yang diperoleh adalah data yang berskala ordinal, kemudian pengujian yang akan diteliti adalah pengujian korelasional antar dua variabel yaitu mengetahui hubungan antara variabel stres dengan perilaku prokrastinasi akademik serta hubungan antara konsep diri dengan perilaku prokrastinasi akademik dan teknik statistik berbentuk non parametrik. Teknik analisis data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 16.0 for windows.

2. Korelasi Parsial

Korelasi parsial merupakan suatu metode pengukuran keeratan hubungan (korelasi) antara variabel bebas dan variabel terikat dengan mengontrol salah satu variabel bebas untuk melihat korelasi natural antara variabel yang tidak terkontrol. Analisis korelasi parsial (partial correlation) melibatkan dua variabel. Satu buah variabel yang dianggap berpengaruh akan dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol).

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan secara linier antara

dua atau lebih variabel independen (X1, X2,...Xn) dengan variabel dependen Y, yaitu untuk melihat hubungan antara stres dan konsep diri dengan perilaku prokrastinasi akademik.

(16)

Rusniawati, 2016

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

Gambar

Gambar 3. 1 Skema Desain Penelitian
Tabel 3.1 Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Tabel 3.2 Kisi-kisi Skala Tingkat Stres
Tabel 3.4 Kisi-kisi Skala Konsep Diri
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kesepakatan bersama yang dibuat antara PT Pelindo II Cabang Cirebon dengan perusahaan Bongkar Muat batu Bara atau pelaku usaha lainnya akan penulis dalami dari

bahwa dengan telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler

Untuk mengetahui exercise Half Semont Manuver lebih baik dari exercise Brandt-doroff Manuver dalam menggurangi keluhan vertigo pada gangguan fungsi Vestibular Posterior

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan kenaikan berat badan bayi atau status gizi pada bayi telah dilakukan, diantaranya Zein (2012) dan Sari (2010) tentang

Perilaku mendekat atau menghindar dari konsumen dapat diartikan bahwa mereka akan memilih perusahaan jasa transportasi yang memang memiliki layanan servicescape

Bahwa penderita cacat kejiwaan yang melakukan tindak pidana sesuai dengan Pasal 44 ayat (1) KUHP, tidaklah dipidana karena penderita cacat kejiwaan tidak mampu

Tahap pelaksanaan tindakan merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk melaksanakan semua perencanaan yang telah disusun, yakni dengan penerapan metode GIST

† Manajer pembelian dan produksi bersama dengan akuntan manajemen menggunakan informasi yang didapat dari langkah 3 sampai dengan langkah menggunakan informasi yang didapat