• Tidak ada hasil yang ditemukan

Problem Based Learning Pembelajaran Berb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Problem Based Learning Pembelajaran Berb"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)

Oleh: Enika Wulandari, S.Pd.Si.

Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah

Pendekatan pembelajaran Problem-based Learning atau pendekatan berbasis masalah adalah pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai dasar atau basis bagi siswa untuk belajar (Djamilah Bondan Widjajanti, 2011). Tan (2004) dalam Djamilah Bondan Widjajanti (2011) menyebutkan bahwa pendekatan berbasis masalah telah diakui sebagai suatu pengembangan dari pembelajaran aktif dan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang menggunakan masalah-masalah yang tidak terstruktur (masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah simulasi yang kompleks) sebagai titik awal dan jangkar atau sauh untuk proses pembelajaran. Berdasarkan pernyataan Tan tersebut, pendekatan berbasis masalah memiliki keunggulan sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memungkinkan dilakukannya kegiatan dalam rangka menjadikan siswa memiliki kemampuan yang diharapkan.

Landasan Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah berlandaskan pada teori belajar konstruktivisme yang diusung oleh Piaget dan Vygotsky, gagasan kelas demokrasi yang dikemukakan oleh John Dewey dan gagasan pembelajaran penemuan yang diusung Jarome Bruner di mana akar intelektualnya ada pada metode Socrates yang dicetuskan pada zaman Yunani awal, yang menekankan pentingnya penalaran induktif dan dialog pada proses belajar mengajar (Ibrahim dan Nur, 2000 dalam Djamilah Bondan Widjajanti, 2009: 5).

Lebih lanjut Ibrahim dan Nur mengungkapkan bahwa John Dewey menjelaskan pentingnya berfikir reflektif dan proses yang seharusnya digunakan guru untuk membantu siswa menerapkan ketrampilan berfikir produktif dan ketrampilan proses (Djamilah Bondan Widjajanti, 2009: 5). Dalam bukunya yang berjudul Democracy and Education (1916), Dewey telah menggambarkan suatu pandangan tentang pendidikan yang mana sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium untukpemecahan masalah kehidupan yang nyata. Ilmu mendidik Dewey menganjurkan guru untuk mendorong siswa terlibat dalam proyek atau tugas berorentasi masalah dan membantu mereka menyelidiki masalah-masalah intelektual dan sosial (Ibrahim dan Nur,2000 dalam Djamilah Bondan Widjajanti, 2009: 5).

Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Arends dalam Trianto dalam Aisyah dan Trilius Septaliana K.R. (2011:1), karakteristik pembelajaran berbasis masalah meliputi,

(1) Pengajuan pertanyaan atau masalah. Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang keduanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna bagi siswa.

(2)

2 3) Penyelidikan autentik. Siswa dituntut untuk menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. (4) Menghasilkan produk dan memamerkannya. Produk itu dapat berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer.

(5) Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu dengan yang lainnya, secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.

Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Menurut Aisyah dan Trilius Septaliana K.R. (2011:3), sintaks suatu pembelajaran berisi langkah-langkah praktis yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Lebih lanjut dinyatakan oleh Aisyah dan Trilius Septaliana K.R. bahwa pembelajaran memuat 5 langkah utama yaitu:

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap-1

Orientasi siswa pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

Tahap-2

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

Tahap-4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan

menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

Tahap-5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Penggunaan ill-structured problem

Pada pembelajaran berbasis masalah digunakan masalah “yang belum jelas” yang juga diistilahkan dengan ill-structured problem. Lawan dari ill-structured problem adalah

(3)

3

well-structured problem ill-structured problem

David travels at an average speed

of 4km/hr for 1 hour. He then cycles 6km at an average speed of 12

km/hr. Calculate his average speed for the entire journey.

Hummingbirds are small birds that

are known for their ability to hover in mid-air by rapidly flapping their wings. Each year they migrate approximately 8583 km from Canada to Chile and then back again. The Giant Hummingbird is the largest member of the hummingbird family, weighing 18-20 gm. It measures 23cm long and it flaps its wings between 8-10 times per second. For every 18 hours of flying it requires 6 hours of rest. The Broad Tailed Hummingbird beats its wings 18 times per second. It is approximately 10-11 cm and weighs

approximately 3.4 gm. For every 12 hours of flying it requires 12 hours of rest. If both birds can travel 1 km for every 550 wing flaps and they leave Canada at approximately the same time, which

hummingbird will get to Chile first?

Referensi:

Aisyah dan R., Trilius Septiana K. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem

Based Learning) dan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Konteks (Contextual Teaching Learning). Tersedia di

ht t p:/ / t riliusrukmana.files.w ordpress.com/ 2011/ 12/ pendekat

an-pembelajaran-berbasis-masalah.pdf. Diakses pada t anggal 19 Desember 2012

Kapur, Manu, dkk. Productive Failure in Mathematical Problem Solving. Tersedia di

http://csjarchive.cogsci.rpi.edu/proceedings/2008/pdfs/p1717.pdf. Diakses pada tanggal 19 Desember 2012

Widjajanti, Djamilah Bondan. 2009. Mengembangkan Keyakinan (Belief) Siswa terhadap

Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Tersedia di

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131569335/Makalah%20Medan-2.pdf. Diakses pada tanggal 19 Desember 2012

Widjajanti, Djamilah Bondan. 2011. Problem-Based Learning dan Contoh Implementasinya. Tersedia di

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendapatkan model terbaik yang dapat diterakan pada kasus jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi di Provinsi Jawa Tengah dilakukan dengan melakukan

[r]

harta warisan dari almarhum P melainkan merupakan tanah kepemilikan dari Tergugat I sebagaimana bukti kepemilikan surat Tergugat I yaitu Sertifikat Hak Milik

Jika dikaitkan dengan sistem pendidikan perguruan tinggi, ketiga fungsi tersebut harus terangkum dalam proses yang terdapat pada perguruan tinggi.. Dari ketiga fungsi ‘Tri

Tako poduzeće mora biti upoznato s tržištem u kojem se nalazi (s dobavljačima, konkurencijom, kupcima), mora kontinuirano istraživati izabrano tržište, te mora biti u stanju

Realizing that fact, Stella Duce 1 Senior High School and English Language Training International (ELTI) Yogyakarta then made an agreement to carry out a collaborative teaching

Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni

Paparan radiasi sinar X menyebabkan penurunan bobot ovarium dan pada dosis 100 mGray mampu menimbulkan kerusakan struktur histologi ovarium tikus putih galur