• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2016

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN

KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA

(PERSERO) TBK

(Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor

:KEP-100/MBU/2002)

Erni Agustin1

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kesehatan keuangan pada PT Indofarma (Persero) Tbk tahun 2012, 2013 dan 2014 berdasarkan rasio keuangan menurut KEPMEN BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002. Informasi kondisi kesehatan keuangan perusahaan sangat diperlukan untuk menjaga eksistensi perusahaan dari persaingan. Penilaian tingkat kesehatan dari aspek keuangan menggunakan delapan indikator yaitu Return On Equity, Return On Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Periods, Perputaran Persediaan, Total Asset Turn Over dan Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Asset. Hasil penilaian tingkat kesehatan keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk memperoleh predikat sehat dengan kategori A tahun 2012 serta predikat kurang sehat dengan kategori BBB tahun 2013 dan 2014. PT Indofarma (Persero) Tbk diharapkan mampu meningkatkan tingkat kesehatan keuangannya agar dapat memperoleh predikat sehat dengan kategori AAA dengan meningkatkan kinerja keuangannya.

Kata Kunci : Tingkat Kesehatan Keuangan, Aspek Keuangan, Surat Keputusan Menteri BUMN

Pendahuluan

Perkembangan dunia bisnis yang pesat dan kelangsungan untuk mem-pertahankan hidup perusahaan mendorong pihak manajemen untuk menyusun rencana perusahaan yang lebih baik dari periode-periode sebelumnya. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungaan yang optimal. Hal tersebut dapat terwujud jika semua unsur dalam perusahaan bersinergi dengan baik, baik itu berupa sumber daya modal maupun sumber daya manusia.

(2)

ditetap-kan demi menghasilditetap-kan laba yang optimal. Pengukuran kinerja salah satunya dapat dilihat dari aspek keuangan suatu perusahaan yaitu melalui laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen perusahaan.

Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan per-hitungan rasio-rasio untuk menilai laporan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinan di masa yang akan datang, dimana data-data yang diguna-kan adalah neraca yang merupadiguna-kan gambaran posisi keuangan baik itu kekayaan, kewajiban dan modal perusahaan pada periode tertentu dan laporan rugi laba yang merupakan gambaran atas hasil kegiatan perusahaan pada periode tertentu. Dengan mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca dapat diketahui atau di-peroleh gambaran tentang posisi keuangannya, sedangkan analisis terhadap laporan rugi labanya memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2007:1).

Penilaian kinerja keuangan badan usaha swasta umumnya menggunakan rasio profitabilitas, likuiditas, aktivitas dan solvabilitas. Hasil penilaian kinerja keuangan swasta tidak diatur secara baku dengan peraturan pemerintah, sedang-kan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai kesehatannya dengan mengguna-kan peraturan yang sudah ditetapmengguna-kan oleh Menteri BUMN. PT Indofarma (Persero) Tbk merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak di bidang distribusi serta perdagangan obat, alat kesehatan, laboratorium dan sebagainya. Berikut ini adalah data keadaan keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk pada tahun 2012,2013 dan 2014 dapat disajikan pada Tabel di bawah ini.

Tabel Ringkasan Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk

Keterangan Tahun

2012 2013 2014

Aset Rp 1.188.618.790.410 Rp 1.294.510.669.195 Rp 1.248.343.275.406

Liabilitas Rp 538.516.613.422 Rp 703.717.301.306 Rp 656.380.082.912 Ekuitas Rp 650.102.176.989 Rp 590.793.367.889 Rp 591.963.192.495 Laba/Rugi

Usaha Rp 83.308.894.982 Rp (32.306.089.208) Rp 46.344.316.460

Sumber : data diolah dari laporan keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk

Dari ringkasan laporan keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk pada Tabel di atas dapat diketahui jumlah aset, liabilitas dan ekuitas PT Indofarma (Persero) Tbk mengalami fluktuasi. Sedangkan untuk jumlah laba/rugi PT Indofarma (Persero) Tbk, pada tahun 2013 menderita kerugian dan pada tahun 2014 men-dapat laba walaupun jumlah laba lebih kecil dibandingkan tahun 2012.

(3)

jumlah perusahaan tersebut baik infrastruktur maupun non infrastruktur tidak semua perusahaan mencantumkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia. Alasan berikutnya yaitu, dari jumlah perusahaan yang mencantumkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia terdapat laporan keuangan perusahaan dari PT Indofarma (Persero) Tbk yang mengalami fluktuasi pada jumlah asset, liabilitas dan ekuitas serta pada tahun 2013 menderita kerugian dan pada tahun 2014 mendapat laba walaupun jumlah laba lebih kecil dibandingkan tahun 2012. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, penulis mengangkat judul penelitian “Analisis Rasio Keuangan Untuk Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT Indofarma (Persero) Tbk (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002)“.

Sehubungan dengan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat kesehatan keuangan pada PT Indofarma (Persero) Tbk tahun 2012, 2013, dan 2014 berdasarkan rasio keuangan menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002?”

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kesehatan keuangan pada PT Indofarma (Persero) Tbk tahun 2012, 2013, dan 2014 berdasarkan rasio keuangan menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002.

Kerangka Dasar Teori

Laporan Keuangan

Bagi para penganalisis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama seorang analisis tidak mampu melakukan pengamatan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu (Harahap, 2011:105).

Analisis Laporan Keuangan

Untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan perlu adanya analisis terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Menurut Hanafi (2003: 5) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan.

Analisis Kinerja Keuangan BUMN sesuai KEPMEN BUMN

(4)

penilaian tingkat kesehatan BUMN yaitu aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi.

Penilaian tingkat kesehatan BUMN yang bergerak dibidang non jasa keuangan dibedakan antara BUMN infrastruktur dan BUMN non infrastruktur. Indikator yang dinilai menurut keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002.

Penilaian Kinerja Keuangan

Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang dapat dicapai oleh perusahaan dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Disisi lain kinerja keuangan menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu perusahaan dan sejauh mana aset yang tersedia untuk perusahaan sanggup meraih keuntungan. Mulyadi (2001: 416) penilaian kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategi (strategic planning) suatu organisasi.

Kerangka Konsep

Gambar Kerangka Pikir Penelitian

Sumber: data diolah, 2015

PT Indofarma (Persero) Tbk

Laporan Keuangan Tahun 2012-2014 1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

Analisis Rasio Keuangan 8 Indikator KEPMEN BUMN

No: KEP-100/MBU/2002

TMS terhadap TA TATO

Perputaran Persediaan Collection

Periods Current

Ratio Cash

Ratio

ROI ROE

Kinerja Keuangan Tahun 2012-2014

(5)

Definisi Konsepsional

Penilaian kinerja merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauhmana suatu kegiatan tertentu tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya dan bagaimana tindak lanjut atas perbedaan tersebut.

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang menggambarkan kepada penganalisis tentang baik buruknya keadaan posisi keuangan suatu badan usaha terutama apabila angka rasio tersebut dapat dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian : Penelitian deskriptif kuantitatif. Definisi Operasional

Variabel : Kinerja perusahaan. Indikator

1. Rasio Profitabilitas

a. Return on Equity atau imbalan kepada pemegang saham, b. Return on Investment atau imbalan investasi.

2. Rasio Likuiditas

c. Cash Ratio atau rasio kas, d. Current Ratio atau rasio lancar. 3. Rasio Aktivitas

e. Collection Periods atau perputaran piutang, f. Inventory Turn Over atau perputaran persediaan, g. Total Asset Turn Over atau perputaran total asset. 4. Rasio Solvabilitas /Leverage

h. Rasio Total Modal Sendiri terhadap total asset. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan melalui website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Indofarma (Persero) Tbk. Subjek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Teknik pengumpulan Data : Metode pengumpulan data sekunder. Teknik Analisis Data

(6)

Tabel Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan

No. Indikator Bobot Non Infrastruktur

1 Imbalan kepada pemegang saham (ROE) 20

2 Imbalan investasi (ROI) 15

3 Rasio Kas 5

4 Rasio Lancar 5

5 Collection periods 5

6 Perputaran persediaan 5

7 Perputaran total asset 5

8 Rasio modal sendiri terhadap total aktiva 10

Total Bobot 70

Sumber:Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:KEP-100/MBU/2002

1. Return On Equity (ROE)

2. Return On Investment (ROI)

3. Cash Ratio

4. Current Ratio

5. Collection Periods (CP)

6. Perputaran Persediaan (PP)

7. Total Asset Turn Over (TATO)

8. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset (TMS terhadap TA)

Tingkat kesehatan BUMN digolongkan menjadi :

(7)

2. Kurang sehat, yang terdiri dari : BBB apabila 50 < TS <= 65, BB apabila 40 < TS <= 50, B apabila 30 < TS <= 40.

3. Tidak sehat, yang terdiri dari : CCC apabila 20 < TS <= 30, CC apabila 10 < TS <= 20, C apabila TS <= 10.

Hasil Analisis dan Pembahasan

Analisis

1. Return On Equity

Tabel Return On Equity (ROE) PT Indofarma (Persero) Tbk Periode 2012-2014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah)

Tahun

2012 42.385.115 650.102.177 6,52% 8,5

20

2013 (54.222.595) 590.793.368 -9,18% 0

2014 1.164.825 591.963.192 0,20% 2

Sumber: data Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk

2. Return On Investment

Tabel Return On Investment (ROI) PT Indofarma (Persero) Tbk Periode 2012-2014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah)

Tahun

2012 158.593.495 1.186.116.126 13,37% 12

15

2013 45.077.788 1.288.713.707 3,50% 4

2014 125.975.426 1.240.205.437 10,16% 7,5

Sumber: data Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk

3. Cash Ratio

Tabel Rasio Kas PT Indofarma (Persero) Tbk Periode 2012-2014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah)

2012 Rp616.287.323,- Rp369.863.737,- 166,62% 5

5

2013 Rp612.422.844,- Rp670.902.757,- 91,28% 5

2014 Rp566.480.750,- Rp600.565.585,- 94,32% 5

(8)

4. Current Ratio

Tabel Rasio Lancar PT Indofarma (Persero) Tbk Periode 2012-2014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah)

2012 Rp777.629.146,- Rp369.863.737,- 210,25% 5

5

2013 Rp848.846.281,- Rp670.902.757,- 126,52% 5

2014 Rp782.887.635,- Rp600.565.585,- 130,36% 5

Sumber: data Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk

5. Collection Periods

Tabel Collection Periods PT Indofarma (Persero) Tbk Periode 2012-2014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah)

2012 248.474.512 1.156.050.257 78 Hari - 4,5

5

2013 285.853.172 1.337.498.192 78 Hari - 4,5

2014 208.245.804 1.381.436.578 55 Hari 23 Hari 5

Sumber: data Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk

6. Perputaran Persediaan

Tabel Perputaran Persediaan PT Indofarma (Persero) Tbk Periode 2012-2014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah)

2012 161.341.812 1.156.050.257 51 Hari - 5

5

2013 236.417.397 1.337.498.192 65 Hari - 4,5

2014 216.406.887 1.381.436.578 57 Hari 8 Hari 5

Sumber: data Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk

7. Total Asset Turn Over

Tabel TATO PT Indofarma (Persero) Tbk Periode 2012-2014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah)

2012 1.156.050.257 1.186.116.126 97,46% - 4

5

2013 1.337.498.192 1.288.713.707 103,78% - 4

2014 1.381.436.578 1.240.205.437 111,39% - 4,5

(9)

8. Total Modal Sendiri terhadap Total Aset (TMS terhadap TA) Tabel Rasio TMS terhadap TA PT Indofarma (Persero) Tbk

Periode 2012-2014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah)

Tahun

Total Modal Sendiri (1)

(Rp)

Total Aset (2) (Rp)

Rasio TMS terhadap TA = (1) :

(2) x 100

Skor

Bobot Non Infra-struktur

2012 650.102.177 1.188.618.790 54,69% 8,5

10

2013 590.793.368 1.294.510.609 45,64% 9

2014 591.963.193 1.248.343.275 47,42% 9

Sumber: data Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk

9. Penilaian Tingkat Kesehatan PT Indofarma (Persero) Tbk dari Aspek Keuangan

Tabel Penilaian Aspek Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk Berdasarkan SK Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002 Periode

2012-2014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah)

No Indikator Skor Bobot

2012 2013 2014

1 Imbalan Kepada Pemegang

Saham (ROE) 8,5 0 2 20

2 Imbalan Investasi (ROI) 12 4 7,5 15

3 Rasio Kas/cash ratio 5 5 5 5

4 Rasio Lancar/current ratio 5 5 5 5

5 Collection Periods 4,5 4,5 5 5

6 Perputaran Persediaan 5 4,5 5 5

7 Perputaran Total Aset (TATO) 4 4 4,5 5

8

Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Aset (TMS terhadap TA)

8,5 9 9 10

Total

52,5 36 43 70

Sumber: data diolah, 2015

(10)

Tabel Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk Berdasarkan SK Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002

Tahun

Total Skor (1)

Bobot (2)

Total Bobot = (1) :

Nilai Kategori Predikat

2012 52,5 70 75 65 < TS≤ 80 A Sehat

2013 36 70 51,43 50 <TS≤65 BBB Kurang

Sehat

2014 43 70 61,43 50 <TS≤65 BBB Kurang

Sehat Sumber: data diolah, 2015

Pembahasan Rasio Profitabilitas

Return On Equity (ROE) tahun 2012 sebesar 6,52%, tahun 2013 sebesar

-9,18% dan tahun 2014 sebesar 0,20%. Penurunan nilai ROE pada tahun 2013 dikarenakan PT Indofarma menderita kerugian disebabkan adanya perubahan jumlah beban pokok penjualan yang meningkat tidak diimbangi dengan penjualan bersih yang menurun. Selain itu, penyebab PT Indofarma menderita kerugian yaitu melemahnya nilai tukar rupiah menyebabkan harga bahan baku meningkat dan mengakibatkan pengeluaran yang lebih besar. Menurut data Bank Indonesia pada 30 Desember 2013, sepanjang tahun 2013 rupiah menjadi mata uang di Asia yang mengalami pelemahan terburuk jika dibandingkan dengan mata uang lain yaitu sebesar 26,42%. Adapun nilai ROE dari tahun 2012-2014 yang mem-pengaruhi total skor yang diperoleh PT Indofarma (Persero) Tbk karena tidak mencapai bobot nilai maksimal yaitu sebesar 20 menunjukkan bahwa kinerja perusahaan masih kurang baik dalam tingkat pengembalian saham kepada para investornya.

Return On Investment (ROI) tahun 2012 sebesar 13,37%, tahun 2013

sebesar 3,50% dan tahun 2014 sebesar 10,16%. Penurunan ROI pada tahun 2013, karena kerugian yang diderita PT Indofarma pada tahun tersebut serta adanya kenaikan total aset secara signifikan yang menyebabkan kenaikan pada capital

employed lebih tinggi daripada jumlah EBIT dan akumulasi penyusutan

(11)

Rasio Likuiditas

Cash Ratio/ Rasio Kas tahun 2012 sebesar 166,62%, tahun 2013 sebesar

91,28% dan tahun 2014 sebesar 94,32%. Menurunnya rasio kas pada tahun 2013 dan 2014 dibandingkan dengan tahun 2012 disebabkan oleh kompenen aktiva lancar yang terdiri dari kas, bank dan surat berharga jangka pendek mengalami penurunan yang tidak sebanding dengan kenaikan kewajiban lancarnya. Selama periode tahun 2012-2014, perusahaan memiliki banyak kas atau setara kas untuk melunasi kewajiban lancar atau utang lancar perusahaan. Pada tahun 2012-2014 PT Indofarma telah mencapai bobot nilai maksimal yaitu sebesar 5. Manajemen perusahaan harus mencari cara agar jumlah kas atau setara kas yang dimiliki perusahaan tidak terlalu kecil untuk berjaga-jaga apabila ada kewajiban atau utang yang harus segera dibayar oleh perusahaan.

Current Ratio/ Rasio Lancar tahun 2012 sebesar 210,25%, tahun 2013

sebesar 126,52% dan tahun 2014 sebesar 130,36%. Perolehan rasio lancar PT Indofarma (Persero) Tbk pada tahun 2013 lebih kecil dibandingkan tahun 2012 dan 2014 dikarenakan kenaikan aktiva lancar sebanding dengan kenaikan kewajiban lancarnya. Skor nilai rasio lancar periode 2012-2014 adalah 5 dan telah mencapai bobot nilai maksimal. Skor nilai rasio lancar perusahaan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mampu untuk membiayai utang jangka pendek atau utang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar.

Rasio Aktivitas

Collection Periods/ perputaran piutang tahun 2012 dan tahun 2013

sebanyak 78 hari serta tahun 2014 sebanyak 55 hari. Rasio collection periods pada PT Indofarma (Persero) Tbk pada periode 2012-2014 menunjukkan penurunan pada tahun 2014. Penurunan collection periods disebabkan total piutang usaha mengalami penurunan, sedangkan total pendapatan usaha mengalami kenaikan. Semakin besar collection periods berarti semakin besar pula resiko tidak tertagihnya piutang usaha tersebut. Skor nilai peputaran piutang yang meningkat selama periode 2012-2014 menunjukkan bahwa manajemen perusahaan terus berusaha untuk meningkatkan kinerja keuangannya.

Perputaran persediaan tahun 2012 sebanyak 51 hari, tahun 2013 sebanyak 65 hari dan tahun 2014 sebanyak 57 hari. Skor nilai perputaran persedian tahun 2012 sebesar 5, tahun 2013 sebesar 4,5 dan tahun 2014 sebesar 5. Skor nilai perputaran persediaan pada PT Indofarma (Persero) Tbk pada tahun 2012 dan 2014 mendapatkan bobot nilai maksimal yaitu sebesar 5, sedangkan pada tahun 2013 mengalami penurunan bobot nilai disebabkan penigkatan persediaan yang tidak sebanding dengan peningkatan pendapatan usaha. Tingkat perputaran yang semakin tinggi atau lama hari penyimpanan persediaan yang semakin rendah menunjukkan semakin efisiennya kegiatan operasi perusahaan karena modal kerja yang tertanam dalam persediaan semakin sedikit.

Total Asset Turn Over (TATO) tahun 2012 sebesar 97,46%, tahun 2013

(12)

mengalami kenaikan setiap tahunnya menunjukkan bahwa manajemen perusahan sudah efektif dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Rasio dan skor nilai TATO pada PT Indofarma (Persero) Tbk periode 2012-2014 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya walaupun belum mendapatkan bobot nilai maksimal yaitu sebesar 5.

Rasio Solvabilitas

Rasio total modal sendiri terhadap total aset tahun 2012 sebesar 54,69%, tahun 2013 sebesar 45,64% dan tahun 2014 sebesar 47,42%. Rasio total modal sendiri terhadap total aset PT Indofarma (Persero) Tbk cenderung terus mengalami penurunan tiap tahunnya. Dengan semakin menurunnya rasio ini, menunjukkan bahwa perusahaan lebih mengandalkan utang untuk membiayai operasionalnya. Struktur modal yang didominasi utang tidaklah selalu buruk bagi perusahaan, terkadang penggunaan utang lebih dipilih karena beban bunga dapat dikurangkan dari pendapatan dalam perhitungan perpajakan. Rasio dan skor nilai TATO pada PT Indofarma (Persero) Tbk periode 2012-2014 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya walaupun belum mendapatkan bobot nilai maksimal yaitu sebesar 10.

Penutup

Hasil perhitungan rasio Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Rasio Kas (Cash Ratio), Rasio Lancar (Current Ratio), Perputaran Persediaan dan Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Aset mengalami fluktuasi sedangkan Collection Periods dan Total Asset Turn Over (TATO) selama tahun 2012 sampai dengan 2014 mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Hasil penilaian tingkat kesehatan keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk selama tahun 2012 sampai dengan 2014 berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 memperoleh predikat Sehat dengan kategori A pada tahun 2012 serta memperoleh predikat Kurang Sehat dengan kategori BBB pada tahun 2013 dan 2014.

PT Indofarma (Persero) Tbk diharapkan mampu meningkatkan rasio-rasio keuangannya untuk mencapai bobot nilai maksimal berdasarkan surat keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002. Adapun rasio keuangan yang perlu ditingkatkan antara lain Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI),

Total Asset Turn Over (TATO) dan Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total

Aset.

PT Indofarma (Persero) Tbk diharapkan mampu meningkatkan tingkat kesehatan keuangannya agar dapat memperoleh predikat sehat dengan kategori AAA dengan meningkatkan kinerja keuangannya karena sebagai perusahaan BUMN mempunyai tugas untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia.

(13)

terkait tingkat kesehatan BUMN serta diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih baik dari penelitian-penelitian sebelumnya.

Daftar Pustaka

Brigham F. Eugene, Houston F. Joel, 2001. Manajemen Keuangan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Darsono dan Ashari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Fachruddin, 2012. Analisis Kinerja Keuangan Pada PT PLN (PERSERO) Pusat

Periode 2006-2010, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Harahap, Sofyan Syafri, 2011. Analisis kritis Atas laporan keuangan, Edisi Pertama,Cetakan ke Empat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Inanda, Silvani, 2007. Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilai Kinerja

Keuangan Pada PT Pertamina EP. Area Rantau-Aceh Tamiang,

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Keown J. Arthur, Martin D. John, 2004. Manajemen Keuangan : Prinsip-prinsip

dan Aplikasi, PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Mamduh, Hanafi dan Abdul Halim, 2003. Analisis Laporan Keuangan, YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi, 2001. Akuntansi manajemen, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta.

Munawir, 2002. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty, 2005. Analisis Laporan Keuangan, Penerbit UPP AMP-YKPN, Yogyakarta.

Riyanto, Bambang, 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Sawir, Agnes, 2001. Analisisi Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Soemarso, 2004. Akuntansi Suatu Pengantar , Salemba Empat, Jakarta. Sutrisno, 2007. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi. Ekonesia,

Yogyakarta.

Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Tiga, Jilid satu, Bayu Media Publishing, Malang.

http://bumn.go.id/(diakses 26 April 2015).

http://www.idx.co.id/(diakses tanggal 28 April 2015).

http://www.idx.co.id/(diakses tanggal 28 April 2015).

Gambar

Tabel Ringkasan Laporan KeuanganPT Indofarma (Persero) Tbk
Gambar Kerangka Pikir Penelitian
Tabel Daftar Indikator dan Bobot Aspek KeuanganIndikatorBobot Non Infrastruktur
Tabel Rasio Kas PT Indofarma (Persero) Tbk Periode 2012-2014(Disajikan dalam ribuan Rupiah)Kas + Bank +Rasio
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tanggung jawab hakim terhadap barang bukti yang disita dalam proses pemeriksaan perkara pidana di Pengadilan Negeri Palembang.. Status barang bukti dalam perkara pidana setelah

Kata Lingkungan Hidup yang dimaksud peneliti adalah semua benda, daya, dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang tempat manusia atau.. makhluk hidup

Metode ini seringkali mengandalkan nyala untuk mengubah logam dalam larutan sampel menjadi atom- atom logam berbentuk gas yang digunakan untuk analisis kuantitatif dari logam

Height Equivalent of Theoritical Plate atau sering disebut HETP, banyak terdapat proses pemisahan seperti dalam menara destilasi, proses absorpsi dan proses adsorpsi HETP adalah

In a typical case, for instance, where the next position is a result of a clockwise rotation of the object, the stereo pair most suitable for establishing homologies is that of

had access to unimproved facilities. Fur- ther study which emphasizes bacteriolo- gical quality of water should be carried out to provide better information on

Perbedaan dan pertentangan hasil penelitian terdahulu dalam menguji beberapa variabel independen serta keunikan kelangsungan usaha perusahaan

Peranan Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Pembinaan Sikap Social Responsibility Siswa Di Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |