REAKSI NUKLIR
Sulistyani, M.Si.
KONSEP
• Reaksi nuklir m erupakan proses pengubahan inti atom m elalui reaksi pertukaran dengan partikel-partikel dasar penyusun inti atom .
• Reaksi nuklir buatan pertam a kali dilakukan oleh Rutherford (tahun 1919), yaitu dengan m enem baki inti nitrogen dengan partikel alfa yang berasal dari peluruhan 214Po.
+ α → p + Inti sasaran proyektil Partikel yang
dipancarkan Inti hasil
• Reaksi pen em bakan in ti diken al den gan istilah tran sm utasi in ti.
• Sebagian besar reaksi n uklir berlan gsun g m elalui tahap an tara, yaitu m em ben tuk in ti tran sisi atau in ti m ajem uk, baru kem udian berubah m en jadi in ti hasil.
Dapat ditulis:
Perbedaan Reaksi Nukl ir dibandingkan dengan
Reaksi Kimia
• Pada reaksi kim ia, jum lah pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dalam m ol, sedangkan pada reaksi nuklir berhubungan dengan m assa m asing-m asing atom .
• Perubahan energi pada reaksi kim ia dinyatakan dalam J / m ol, sedangkan pada reaksi nuklir dinyatakan dalam eV atau MeV. (96 kJ / m ol = 1 eV)
• Pada reaksi kim ia, unsur-unsur yang terlibat reaksi tetap utuh
hanya ikatan atom nya yang berubah, sedangkan pada reaksi nuklir terbentuk nuklida baru.
• Energi yang dihasilkan pada reaksi nuklir jauh lebih besar daripada reaksi kim ia.
Mekanisme Reaksi Nuklir
• Terjadi bila energi proyektil kurang dari 50 MeV.
• Ex:
Reaksi nuklir yang m elalui pem bentukan inti m ajem uk
+ β +
α +
γ +
2n + H asil Analisis; proyektil lebih lam a berada
di dalam inti sasaran dari pada waktu transit yang diram alkan pada perhitungan
kecepatan partikel dan diam eter inti.
Reaksi nuklir langsung (tanpa pem bentukan inti m ajem uk)
• Terjadi bila energi proyektil lebih dari 50 MeV.
Energi yang dilepaskan at au diperlukan pada reaksi nuklir
• J ika ΔE negatif m aka reaksi nuklir tersebut m em erlukan energi. Energi yang diperlukan dapat diberikan pada reaksi tersebut sebagai energi kinetik
proyektil.
• Perlu diingat, tidak sem ua energi kinetik proyektil diubah m enjadi energi eksitasi inti m ajem uk yang terbentuk, tetapi dapat juga sebagai energi pental inti m ajem uk, sedangkan energi yang dibebaskan pada reaksi nuklir m uncul sebagai energi kinetik dari hasil-hasil reaksi.
Ex: Untuk reaksi nuklir A(x,y)B
ΔE = (mA + m x – m B – m y) × c2
ΔE = (mA + m x – m B – m y) × 931,5 MeV
ΔE = (Δ A + Δx – ΔB – Δy) × MeV
• Proyektil yang digunakan pada reaksi nuklir dibedakan m enjadi partikel tidak berm uatan (neutron) dan partikel yang berm uatan (proton, deutron , partikel alfa, xenon, dan uranium ).
• Partikel yang berm uatan dihasilkan oleh radionuklida, yang kem udian diubah m enjadi partikel berm uatan berenergi tinggi dengan m enggunakan alat pem ercepat ion sistem m elingkar (siklotron ).
• Radionuklida yang dihasilkan dari reaksi nuklir dengan proyektil berm uatan um um nya radionuklida kekurangan neutron, sehingga akan m eluruh dengan m em ancarkan sinar positron atau tangkapan elektron.
Jenis-j enis proyekt il neut ron berdasarkan energinya
• Neutron term al, berenergi ~ 0 ,0 25 eV . Neutron ini m em iliki distribusi energi ham pir sam a dengan distribusi energi m olekul-m olekul gas dalam keseim bangan term al pada tem peratur biasa.
• Neutron epiterm al, berenergi ~ 1 eV
• Neutron lam bat, berenergi ~ 1 keV
• Neutron cepat, berenergi ~ 0 ,1 – 10 MeV
Pada gen erator n eutron, berkas deutrium dipercepat oleh pem ercepat linier (akselerator) dan dikenakan pada sasaran tritium (13H ). Reaksi:
13H (d,n)24H e.
Reakt or Nuklir
•
Reaktor Nuklir pertam a kali dibuat oleh Ferm i
tahun 1942.
•
Reaktor nuklir dikelom pokkan m enjadi reaktor
penelitian dan reaktor daya.
•
Reaktor penelitian dirancang sebagai penghasil
neutron yang dapat digunakan untuk
pem buatan radionuklida, untuk analisis, dsb.
•
Pada reaktor nuklir berlangsung reaksi pem belahan inti (reaksi
fisi)berantai secara terus m enerus dan terkendali.
•
Ada dua reaksi fisi, yaitu reaksi fisi dengan neutron cepat (n*) dan
reaksi fisi dengan neutron term al. Ex:
1
0
n +
23592U
→
23692U*
→
14456Ba +
8936Kr + 3
10n + E
10
n +
23592U
→
23692U*
→
14056Ba +
9436Kr + 2
10n + E
•
Energi yang dihasilkan pada reaksi fisi tersebut ~ 20 0 MeV dan
energi neutron yang dihasilkan ~ 2MeV.
•
Agar neutron dapat m elangsungkan reaksi fisi selanjutnya, neutron
harus diperlam bat m enjadi neutron term al. Alat yang digunakan
untuk m em perlam bat neutron disebut m oderator (air, air berat
(D2O), berilium , atau grafit).
•
Reaksi fisi selanjutnya dikendalikan dengan m enggunakan batang
kendali, berfungsi m enyerap neutron hingga jum lah neutron di
dalam teras reaktor sesuai keperluan. Dengan kata lain batang
kendali m engatur jum lah reaksi fisi dan jum lah energi yang
Komponen-komponen reakt or nuklir
• Tangki reaktor,
• Perisai radiasi
• Teras reaktor, m erupakan susunan elem en bahan bakar, batang kendali ditem patkan pada lubang-lubang plat kisi m enurut
konfigurasi tertentu, dan reflektor.
• Fasilitas irradiasi dan ekesperim en
- Penyalur berkas neutron, berfungsi untuk irradiasi sam pel dengan ukuran agak besar.
- Kolom term al, berfungsi untuk irradiasi dengan neutron term al.
- Saluran tengah, berfungsi untuk keperluan irradiasi atau eksperim en dengan fluks neutron m aksim um .
- Fasilitas bulk shielding, berupa bak air yang dihubungkan dengan kolom term alisasi. Kom ponen ini digunakan untuk eksperim en perisai dan untuk m enyim pan sem entara bahan bakar bekas.
- Perangkat subkritik, sebagai sum ber neutron tetap
Pressurized Wat er React or
Bahan Bakar Nuklir
• Bahan bakar nuklir adalah bahan yang dapat m engalam i reaksi fisi.
• Bahan bakar yang paling banyak digunakan adalah uranium .
• Uranium di alam tidak dalam keadaan bebas, tetapi dalam bentuk m ineralnya, di antaranya pitchblende, uranit, dan carnotite.
• Uranium di alam terdapat 2 isotop, yaitu 92235U (0 ,7% berat) dan 92238U (99,3% berat).
• 92235U m erupakan bahan fisil, yaitu bahan dapat belah artinya dapat
langsung bereaksi dengan neutron term al m elakukan reaksi fisi nuklir.
• 92238U m erupakan bahan fertil, yaitu bahan tidak dapat belah
artinya tidak dapat m elangsungkan reaksi fisi dengan neutron term al. Nuklida fertil lainnya adalah 90232Th.
• 92238U dan
Pengolahan uranium alam
• Proses konsentrasi, konsentrat uranium disebut yellow cake.
• Proses pem urnian, hingga m encapai kem urnian 99,9%.
• Proses pabrikasi, m em bentuk serbuk m enjadi elem en bahan bakar
Mining
•
Uranium ore is usually
located aerially;
core
sam ples are then
drilled
and analyzed by
geologists. The
uranium ore is extracted by m eans of drilling and
blasting. Mines can be in either open pits or
underground. Uranium concentrations are a
sm all percentage of the rock that is m ined, so
tons of tailings waste are generated by the
Milling & Leaching
•
The ore is first crushed into sm aller bits,
then it is sent through a ball m ill where it
is crushed into a fine powder. The fine ore
is m ixed with water, thickened, and then
put into leaching tanks where 90 % of the
uranium ore is leached out with sulfuric
acid. Next the uranium ore is separated
from the depleted ore in a m ultistage
washing system . The depleted ore is then
neutralized with lim e and put into a
Yellowcake
•
Meanwhile, the uranium
solution is filtered, and then
goes through a solvent
extraction process that includes
kerosene and am m onia to
purify the uranium solution.
After purification the uranium
is put into precipitation tanks—
the result is a product
Transport at ion
•
In the final processes the
yellow cake is heated to
8 0 0
˚Celcius which makes a
dark green powder which is
98 % U
3O
8.
The dark green
powder is put into 20 0 liter
drum s and loaded into
shipping containers and are
shipped overseas to fuel
Conversion
•
gas form of UF6. This is called
To enrich uranium it m ust be in the
conversion. The conversion diagram
shown here is from Honeywell. First
the yellow cake is converted to uranium
dioxide through a heating process (this
step was also m entioned in the m ining
process). Then anhydrous hydrofluoric
acid is used to m ake UF4. Next the UF4
is m ixed with fluorine gas to m ake
Enrichment
•
Uranium enrichm ent increases the am ount of U235 in
com parison to U238 . Dom estic power plants use a m ixture that
is 3-5% U235, while “highly enriched uranium ” is generally
used for weapons, som e research facilities, and naval reactors.
Dom estic reactors usually require fuel in the form of uranium
dioxide and weapons use the enriched m ix in the form of a
m etal. The conversion and enrichm ent process is very
dangerous because not only is the uranium hexafluoride
radioactive, it is also chem ically toxic. In addition, if the
uranium hexafluoride com es in contact with m oisture it will
release another very toxic chem ical called hydrofluoric acid.
There have been num erous accidents during the conversion and
enrichm ent process. Depleted uranium is the waste that is
Fuel Fabricat ion
•
After being enriched, the
UF6 is taken to a fuel
fabrication facility that
presses the powder into sm all
pellets. The pellets are put
into long tubes. These tubes
are called fuel rods. A fuel
assem bly is a cluster of these
sealed rods. Fuel assem blies
go in the core of the nuclear
reactor. It takes
approxim ately 25 tonnes of
fuel to power one 10 0 0 MWe
reactor per year. The picture
Tampang Lint ang (Cross Sect ion) Reaksi Nuklir
• Kem un gkin an terjadin ya reaksi n uklir disebut pen am pan g lin tan g (σ) yan g m em pun yai dim en si luas.
• Tam pan g lin tan g dapat diban din gkan den gan tetapan laju reaksi.
• Ex: Reaksi kim ia A + B →D , m aka laju reaksin ya din yatakan dCD/ dt = kCACB
• Den gan cara sam a, un tuk reaksi n uklir A(x,y)B din yatakan : dNB/ dt = σ QxNA
• NA dan NBadalah jum lah atom A dan B per satuan volum , Qxadalah fluks yaitu jum lah proyektil per satuan luas per waktu (cm-2s-1), dan σ adalah tam pan g lin tan g.
• Bila berkas partikel jen is x den gan fluks Q m en abrak lapisan tipis atom A den gan ketebalan s, m aka pada saat partikel m em asuki lapisan den gan ketebalan ds, fluks partikel akan berkuran g sebesar:
• -dQx= σ Qx NAds jika diin tegralkan akan diperoleh:
Penampang Lint ang
Bila ada reaksi nuklir lainnya m aka cross section reaksi adalah cross section total.
Satuan cross section reaksi nuklir adalah barn, 1 b = 10-24 cm2.
Cross section sebagian besar reaksi bergantung pada energi proyektil sehingga kebolehjadian terjadinya reaksi nuklir m erupakan fungsi energi proyektil, yang berupa energi kinetik proyektil yang dipindahkan ke inti m ajem uk sebagai energi eksitasi inti m ajem uk. Ketergantungan
Cross sections of several nuclear reactions of protons with 63Cu as a function of their
Reaksi Nukl ir dengan Part ikel Bermuat an
• Proyektil partikel berm uatan (proton, deutron , partikel alfa) m am pu m enabrak inti jika energinya dapat m engatasi potensial penghalang inti sasaran.
• Tingginya potensial penghalang (Ec) tergantung pada nom or atom inti sasaran dan nom or atom proyektil.
Ec = (1/ 4∏εo) (Z1eZ2e/r) εo =8,8542 10-12C2s-1 m-2 • Bila Ec dalam MeV dan r dalam cm , m aka
Ec = 1,44.10-13 (Z1Z2/ r) MeV dengan r adalah jarak dim ana gaya inti
m ulai bekerja yaitu: r = ro(A11/ 3 + A21/ 3 ) dim ana r
o = 1,4.10-13 cm • Cross section m aksim um untuk reaksi absorpsi partikel-partikel
berm uatan um um nya m endekati ∏ r2 (r = jarak antara pusat inti partikel proyektil dan inti sasarn bila keduanya bertem u) sehingga dinyatakan sebagai jari-jari pertukaran reaksi inti.
Reaksi Nuklir dengan Neut ron
• Neutron tidak berm uatan sehingga neutron m udah m endekati inti tanpa ditolak oleh m uatan inti atom sasaran.
• Neutron m udah ditangkap oleh inti sasaran dengan m akin berkurangnya kecepatan neutron.
• Σc ~ 1/ v ~ 1/ E1/ 2
• Sebagian besar reaksi nuklir yang m elibatkan neutron term al adalah proses tangkapan neutron, dim ana energi eksitasi inti m ajem uk
dihilangkan dengan pem ancaran sinar gam m a (n,γ).
• Reaksi neutron yang m em ancarkan partikel berm uatan setelah
m enangkap neutron seperti (n,p) atau (n,α) m erupakan reaksi yang terjadi dengan m elalui energi am bang (threshold reaction).
Perhit ungan Hasil pada Reaksi Nuklir
• Untuk reaksi A(x,y)B, laju pem bentukan nuklida B adalah: dNB/ dt =
σQxNA
• Dengan asum si fluks dan energi proyektil konstan selam a m elalui volum sasaran (sasaran diasum sikan relatif tipis), jum lah inti yang transm utasi dalam reaksi nuklir diabaikan , cross section kecil.
• Bila nuklida hasil bersifat radioaktif, m aka peluruhan selam a waktu iradiasi harus diperhitungkan . dNB/ dt = σQxNA- λNB
• Pada integrasi antara t=0 dan t=t, pada t=0 m aka NB=0 sehingga NB = (σQxNA/ λ) (1 - e-λt)
• Oleh karena A=-dNB/ dt= λNB m aka AB(t)= (σQxNA) (1 - e-λt)
• J ika NA=(L ×IA×mA)/ ArAm aka AB(t)= (σQx L ×IA×mA)/ ArA) (1 - e-λt) • Radioaktivitas nuklida yang diiradiasi selam a waktu t kem udian
• AD VAN TAGES
Nuclear power gen eration does em it relatively low am oun ts of
carbon dioxide (CO2). The em ission s of green house gases
an d therefore the con tribution of n uclear power plan ts to
global warm in g is therefore relatively little.
This techn ology is readily available, it does n ot have to be
developed first.
It is possible to gen erate a high am oun t of electrical en ergy in
• D IS AD VAN TAGES
Nuclear power plan ts as well as n uclear waste could be preferred targets for terrorist attacks..
Durin g the operation of n uclear power plan ts,
radioactive waste is produced, which in turn can be
used for the production of n uclear weapon s
.
Nuclear reactors have a high risk, especially if there is