• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 cross section reaksi inti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2 cross section reaksi inti"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

CROSS SECTION REAKSI INTI

Sulistyani, M.Si.

▸ Baca selengkapnya: pengukuran cross section

(2)

Tampang Lint ang (Cross Sect ion) Reaksi Nuklir

• Kem ungkinan terjadinya reaksi nuklir disebut penam pang lintang (σ) yang m em punyai dim ensi luas.

• Tam pang lintang dapat dibandingkan dengan tetapan laju reaksi.

• Ex: Reaksi kim ia A + B → D , m aka laju reaksinya dinyatakan dCD/ dt = kCACB

• Dengan cara sam a, untuk reaksi nuklir A(x,y)B dinyatakan: dNB/ dt = σ Qx NA

• NAdan NB adalah jum lah atom A dan B per satuan volum , Qx adalah fluks yaitu jum lah proyektil per satuan luas per waktu (cm-2s-1), dan σ adalah

tam pang lintang.

• Bila berkas partikel jenis x dengan fluks Q m enabrak lapisan tipis atom A dengan ketebalan s, m aka pada saat partikel m em asuki lapisan dengan ketebalan ds, fluks partikel akan berkurang sebesar:

• -dQx = σ Qx NA ds jika diintegralkan akan diperoleh:

(3)

Penampang Lint ang

Bila ada reaksi nuklir lainnya m aka cross section reaksi adalah cross section total.

Satuan cross section reaksi nuklir adalah barn, 1 b = 10-24 cm2.

Cross section sebagian besar reaksi bergantung pada energi proyektil sehingga kebolehjadian terjadinya reaksi nuklir m erupakan fungsi energi proyektil, yang berupa energi kinetik proyektil yang dipindahkan ke inti m ajem uk sebagai energi eksitasi inti m ajem uk. Ketergantungan

(4)
(5)

Cross sections of several nuclear reactions of protons with 63Cu as a function of their

(6)

Reaksi Nukl ir dengan Part ikel Bermuat an

• Proyektil partikel berm uatan (proton, deutron , partikel alfa) m am pu m enabrak inti jika energinya dapat m engatasi potensial penghalang inti sasaran.

• Tingginya potensial penghalang (Ec) tergantung pada nom or atom inti sasaran dan nom or atom proyektil.

Ec = (1/ 4∏εo) (Z1eZ2e/r) εo =8,8542 10-12C2s-1 m-2

• Bila Ec dalam MeV dan r dalam cm , m aka

Ec = 1,44.10-13 (Z1Z2/ r) MeV dengan r adalah jarak dim ana gaya inti

m ulai bekerja yaitu: r = ro(A11/ 3 + A21/ 3 ) dim ana r

o = 1,4.10-13 cm

• Cross section m aksim um untuk reaksi absorpsi partikel-partikel berm uatan um um nya m endekati ∏ r2 (r = jarak antara pusat inti partikel proyektil dan inti sasarn bila keduanya bertem u) sehingga dinyatakan sebagai jari-jari pertukaran reaksi inti.

(7)

Reaksi Nuklir dengan Neut ron

• Neutron tidak berm uatan sehingga neutron m udah m endekati inti tanpa ditolak oleh m uatan inti atom sasaran.

• Neutron m udah ditangkap oleh inti sasaran dengan m akin berkurangnya kecepatan neutron.

• Σc ~ 1/ v ~ 1/ E1/ 2

• Sebagian besar reaksi nuklir yang m elibatkan neutron term al adalah proses tangkapan neutron, dim ana energi eksitasi inti m ajem uk

dihilangkan dengan pem ancaran sinar gam m a (n,γ).

• Reaksi neutron yang m em ancarkan partikel berm uatan setelah

m enangkap neutron seperti (n,p) atau (n,α) m erupakan reaksi yang terjadi dengan m elalui energi am bang (threshold reaction).

(8)
(9)

Perhit ungan Hasil pada Reaksi Nuklir

• Untuk reaksi A(x,y)B, laju pem bentukan nuklida B adalah: dNB/ dt =

σQxNA

(10)

Bila nuklida hasil bersifat radioaktif, m aka peluruhan selam a

waktu iradiasi harus diperhitungkan. dN

B

/ dt =

σ

Q

x

N

A

Λ

nb

Pada integrasi antara t=0 dan t=t, pada t=0 m aka N

B

=0

sehingga

N

B

= (

σ

Q

x

N

A

/

λ

) (1 - e

-λt

)

Oleh karena A=-dN

B

/ dt=

λ

N

B

m aka A

B(t)

= (

σ

Q

x

N

A

) (1 - e

-λt

)

J ika N

A

=(L

×

I

A

×

m

A

)/ Ar

A

m aka

A

B(t)

= (

σ

Q

x

L

×

I

A

×

m

A

)/ Ar

A

) (1 - e

-λt

)

Radioaktivitas nuklida yang diiradiasi selam a waktu t

kem udian dibiarkan m eluruh selam a waktu t’, m aka

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap berikutnya kegiatan magang yang dilakukan meliputi penelaahan desain lapangan golf di lapang dan dari dokumen Padang Golf Halim, yakni kegiatan mengamati dan

Diffah Hanim, M.Si., selaku Kepala Program Studi Ilmu Gizi Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian sehingga

Penentuan kadar protein dengan metode ini memiliki kelemahan karena adanya senyawa lain yang bukan protein yang mengandung N akan terdeteksi sehingga kadar protein

Petugas sirkulasi mencap kembali pada kartu peminjam, slip tanggaal dan kartu buku.Anggota diminta memberi paraf pada kartu buku disamping nomor buku dan kartu anggota

Setelah mendapatkan hasil dari analisis pada tahap sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan mengenai ketahanan metode line-shift coding terhadap proses

Dengan menggunakan perbandingan nilai NDVI dari tahun yang mengalami kekeringan (1997) dengan tahun yang tidak mengalami kekeringan (1998) menunjukkan nilai NDVI 0,28 data

Ulkomaisia kriittisen pedagogiikan teoreetikoita viime vuosikymmeniltä ovat esimerkiksi David Buckingham (kriittinen mediakasvatus), Henry A. Kriittisen kulttuuri- ja

dalam bentuk fasor, maka perbandingan antara tegangan elemen dan arus elemen merupakan suatu besaran kompleks yang kita sebut impedansi di kawasan fasor. Dengan menyatakan elemen