• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Nilai Kekerasan Enamel Gigi Pada Perendaman Dengan Susu Sapi Dan Saliva Buatan Setelah Demineralisasi Gigi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Nilai Kekerasan Enamel Gigi Pada Perendaman Dengan Susu Sapi Dan Saliva Buatan Setelah Demineralisasi Gigi"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

1. Minuman ringan merupakan minuman tanpa alkohol yang mengandung asam, bahan pemanis serta bahan perasa alami maupun buatan. Asam yang terkandung dalam minuman ringan pada umumnya memiliki pH di bawah 4 yang dapat menyebabkan demineralisasi enamel gigi. (Prasetyo, 2005; Lachowski dkk, 2014)

2. Demineralisasi merupakan suatu proses pelepasan atau pelarutan mineral hidroksiapatit dari enamel yang menyebabkan pembentukan pori-pori kecil pada permukaan enamel jika demineralisasi terjadi secara terus-menerus. (Miller, 2006)

3. Hidroksiapatit memiliki pH kritis 5,5 sedangkan fluorapatit memiliki pH kritis yang lebih rendah yaitu 4,5. (Prasetyo, 2005; Seow dkk, 2005; Yamamoto dkk, 2013)

4. Penelitian yang dilakukan oleh Seow WK dan Thong KM (2005) tentang efek erosi minuman diperoleh hasil bahwa minuman yang memiliki pH rendah mampu mengikis dan melunakkan permukaan enamel. (Seow dkk, 2005)

5. Hasil penelitian Owens BM et all (2014) menunjukkan bahwa minuman dengan pH asam seperti minuman olahraga, minuman energi dan jus jeruk menyebabkan enamel terlarut yang diketahui dengan mengukur persentasi kehilangan berat enamel gigi yang menjadi sampel. (Owens dkk, 2014)

6. Strategi yang efektif untuk mencegah dan menurunkan risiko erosi gigi adalah menghentikan proses demineralisasi dengan menghindari dan mengurangi frekuensi kontak langsung antara gigi dengan makanan dan minuman yang bersifat asam, menggunakan agen remineralisasi segera setelah mengonsumsi makanan dan minuman asam yang dilakukan dengan kumur-kumur menggunakan obat kumur berfluor atau meminum susu untuk mempercepat proses remineralisasi permukaan gigi. (Ren, 2011; Owens dkk, 2014)

(2)

pH saliva akan diikuti dengan proses remineralisasi. (Widyaningtyas dkk, 2014) 8. Remineralisasi adalah proses pengembalian ion-ion kalsium dan fosfat ke

permukaan enamel gigi yang secara normal terjadi jika suasana rongga mulut kembali ke pH netral dengan bantuan saliva. (Widyaningtyas dkk, 2014)

9. Susu sapi memiliki kemampuan untuk melindungi gigi dari erosi, terutama ketika diminum setelah mengonsumsi asam. Susu sapi telah terbukti mampu meningkatkan kemampuan remineralisasi enamel gigi karena mengandung kasein, kalsium dan fosfat. (Lachowski dkk, 2014; Amoras dkk, 2012; Rahardjo dkk, 2014 )

10. Penelitian yang dilakukan oleh Amoras DR et al (2012) tentang efek berbagai jenis minuman terhadap enamel gigi sapi untuk menahan proses demineralisasi berlanjut akibat asam hidroklirit. Diperoleh hasil bahwa susu sapi mampu meningkatkan kekerasan permukaan enamel gigi. (Amoras dkk, 2012)

11. Kekerasan gigi sangat dipengaruhi oleh banyaknya kalsium dan fosfat yang dikandung sehingga terlarutnya kalsium dan fosfat dari enamel gigi mengakibatkan kekerasan permukaan enamel menjadi berkurang. Sebaliknya, kembalinya mineral tersebut membuat kekerasan enamel meningkat. (Gutierrez-Salazar dkk, 2003)

Permasalahan

1. Apakah terdapat pengaruh perendaman gigi dalam susu sapi dan saliva buatan pada masing-masing waktu perendaman terhadap peningkatan kekerasan enamel gigi? 2. Apakah terdapat perbedaan nilai kekerasan enamel gigi setelah perendaman dalam saliva buatan pada hari pertama dengan hari ketiga?

3. Apakah terdapat perbedaan nilai kekerasan enamel gigi setelah perendaman dalam susu sapi pada hari pertama dengan hari ketiga?

(3)

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh perendaman gigi dalam susu sapi dan saliva buatan pada masing-masing waktu perendaman terhadap peningkatan kekerasan enamel gigi. 2. Untuk mengetahui perbedaan nilai kekerasan enamel gigi setelah perendaman dalam susu sapi pada hari pertama dengan hari ketiga.

3. Untuk mengetahui perbedaan nilai kekerasan enamel gigi setelah perendaman dalam saliva buatan pada hari pertama dengan hari ketiga.

4. Untuk mengetahui perbedaan nilai kekerasan enamel gigi setelah perendaman dalam susu sapi dan saliva buatan pada masing-masing waktu perendaman.

Hipotesis Penelitian

Hα: Terdapat perbedaan nilai kekerasan enamel gigi pada perendaman dengan susu sapi dan saliva buatan setelah demineralisasi gigi.

Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1. Mengetahui pengaruh susu sapi dan saliva buatan terhadap remineralisasi enamel gigi yang terpapar oleh minuman asam.

2. Sebagai data untuk penelitian lanjutan tentang kekerasan permukaan enamel gigi. b. Manfaat Praktis

(4)

Lampiran 2. Alur Penelitian

I. Tahap Pemotongan dan Penanaman Gigi

Premolar pertama maksila

Potong mengikuti garis menggunakan carborundum disc.

Bersihkan mahkota gigi menggunakan bur sikat dan pumice

Cuci dengan aquades

Penanaman bagian palatal sampai batas garis ke dalam resin akrilik

Sampel diberi nomor urut dan dibagi menjadi 2 kelompok secara acak Berikan tanda pada batas sementoenamel

Buat garis pada sisi mesial-distal yang membagi 2 bagian bukal-palatal

(5)

II. Tahap Pengukuran Kekerasan (VHN 1)

III. Tahap Perendaman dalam Larutan Asam dan Pengukuran Kekerasan (VHN 2)

Masing-masing sampel direndam dalam wadah berisi minuman rasa jeruk (5 menit)

Sampel dikeluarkan dan dikeringkan menggunakan pus-pus

Dilakukan pengukuran dan pencatatan kekerasan permukaan

enamel (prosedur II)

Sampel diletakkan di meja sampel Micro Vickers Hardness Tester (bagian bukal

menghadap ke indentor)

Diberi beban sebesar 100 gram selama 15 detik

Pencatatan hasil pengukuran

Pengukuran pH larutan asam (minuman rasa jeruk)

VHN 1

(6)

IV A.Tahap Perendaman dalam Susu Sapi Pada Hari Pertama dan Pengukuran Kekerasan (VHN 3)

Pkl. 11.00 masing-masing sampel direndam dalam wadah berisi susu (5 menit)

Sampel dikeluarkan dan dikeringkan menggunakan pus-pus

Sampel disimpan dalam inkubator dengan suhu 370C

Pkl. 17.00 masing-masing sampel direndam dalam wadah berisi susu (5 menit) Pkl. 16.50 masing-masing sampel dikeluarkan dan dikeringkan menggunakan

Pengukuran pH susu sapi

Masing-masing sampel direndam dalam wadah berisi Aquabides

Pengukuran pH susu sapi

(7)

IV B. Perendaman dalam susu sapi pada hari kedua dilakukan proses perendaman seperti pada hari pertama.

IV C. Perendaman dalam susu sapi pada hari ketiga dilakukan proses perendaman seperti pada hari pertama.

IV D. Tahap pengukuran kekerasan pada hari keempat (VHN 4)

Sampel disimpan dalam inkubator suhu 370C

Hari kedua pkl. 08.00 sampel dicuci dan dikeringkan menggunakan pus-pus

Hari keempat pkl. 08.00 Sampel dicuci dan dikeringkan menggunakan pus-pus Dilakukan pengukuran dan

pencatatan kekerasan permukaan enamel (prosedur II)

Dilakukan pengukuran dan pencatatan kekerasan permukaan

enamel (prosedur II)

Masing-masing sampel direndam dalam wadah berisi Aquabides

VHN 3

(8)

V A. Tahap Perendaman dalam Saliva Buatan pada Hari Pertama dan Pengukuran Kekerasan (VHN 3)

Pukul 11.30 Masing-masing sampel direndam dalam wadah berisi saliva buatan (5 menit)

Sampel disimpan dalam inkubator dengan suhu 370C

Sampel dikeluarkan dan dikeringkan menggunakan pus-pus

Masing-masing sampel direndam dalam wadah berisi Aquabides

Pengukuran pH saliva buatan

Pukul 17.30 Masing-masing sampel direndam dalam wadah berisi saliva buatan

(5 menit)

Sampel dikeluarkan dan dikeringkan menggunakan pus-pus

Masing-masing sampel direndam dalam wadah berisi Aquabides

(9)

V B. Perendaman dalam saliva buatan pada hari kedua dilakukan proses perendaman seperti pada hari pertama.

V C. Perendaman dalam saliva buatan pada hari ketiga dilakukan proses perendaman seperti pada hari pertama.

V D. Tahap pengukuran kekerasan pada hari keempat (VHN 4)

Hari kedua pkl. 09.00 sampel dicuci dan dikeringkan menggunakan pus-pus

Dilakukan pengukuran dan pencatatan kekerasan permukaan

enamel (prosedur II)

Hari keempat pkl. 09.00 Sampel dicuci dan dikeringkan menggunakan pus-pus

Dilakukan pengukuran dan pencatatan kekerasan permukaan

enamel (prosedur II)

Masing-masing sampel disimpan dalam inkubator dengan suhu 370C

VHN 3

(10)

Lampiran 3

PERBEDAAN NILAI KEKERASAN ENAMEL GIGI PADA PERENDAMAN DENGAN SUSU SAPI DAN SALIVA BUATAN SETELAH

DEMINERALISASI GIGI

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Apakah Anda pernah memakai kawat gigi/behel?

Ya Tidak

2. Apakah Anda pernah melakukan perawatan pemutihan gigi?

Ya Tidak

3. Apakah Anda pernah dilakukan perawatan saluran akar?

Ya Tidak

Elemen Gigi yang dicabut:

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

PEMERIKSAAN GIGI Kriteria Inklusi

• Gigi Premolar satu maksila yang telah diektraksi dari pasien usia 17-30 tahun

• Mahkota gigi utuh

• Ukuran, bentuk dan struktur gigi normal

Kriteria Eksklusi • Gigi karies

(11)

• Gigi abrasi

• Gigi atrisi

Gigi retak/crack

• Gigi yang memiliki tambalan

• Gigi fraktur

• Gigi nekrosis

• Gigi yang anomali (amelogenesis imperfekta, dentinogenesis imperfekta)

• Gigi yang mengalami kelainan (hipolasia enamel, diskolorasi tetrasiklin, fluorosis)

(12)
(13)

Lampiran 4

LEMBAR PENJELASAN

Kepada Yth: Saudara/i

...

Bersama ini, saya Rizka Malisa Sinaga (umur 21 tahun), yang sedang menjalani program pendidikan sarjana pada Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, memohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi memberikan sampel untuk penelitian saya yang berjudul:

PERBEDAAN NILAI KEKERASAN ENAMEL GIGI PADA PERENDAMAN DENGAN SUSU SAPI DAN SALIVA BUATAN SETELAH DEMINERALISASI GIGI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman gigi dalam susu sapi terhadap nilai kekerasan enamel gigi setelah gigi tersebut direndam dengan minuman rasa jeruk.

Penelitian ini dilakukan pada 32 gigi premolar satu maksila yang telah dicabut. Gigi dibelah dua pada batas sementoenamel menjadi bagian akar dan mahkota. Kemudian 32 spesimen gigi diuji nilai kekerasan permukaan enamelnya menggunakan alat microvickers hardness tester.

Jika Saudara/i mengerti isi lembar penjelasan ini dan bersedia untuk memberikan gigi sebagai sampel penelitian saya, maka mohon kiranya Saudara/i untuk mengisi dan menandatangani surat persetujuan memberikan sampel penelitian yang terlampir pada lembar ini. Jika selama penelitian terdapat keluhan, silahkan diinformasikan kepada peneliti atau bisa menghubungi saya di 081263277225.

(14)

Medan, Februari 2016

(15)

Lampiran 5

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : L / P

Alamat :

Instansi :

Menyatakan telah membaca lembar penjelasan dan sudah mengerti serta bersedia untuk turut serta memberikan gigi sebagai sampel dalam penelitian atas nama Rizka Malisa Sinaga yang berjudul “Perbedaan Nilai Kekerasan Enamel Gigi pada

Perendaman dengan Susu Sapi dan Saliva Buatan Setelah Demineralisasi Gigi”

dan menyatakan tidak keberatan maupun melakukan tuntutan di kemudian hari.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sehat, penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan, Februari 2016 Pembuat Pernyataan

(...) Tanda tangan dan nama jelas

(16)
(17)
(18)

Lampiran 9

(19)
(20)

Lampiran 9

(21)

Lampiran 10

Uji Normalitas Susu Sapi

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kekerasan 1 hari Susu .218 16 .040 .946 16 .423

Kekerasan 3 hari Susu .161 16 .200* .967 16 .782

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Uji T Berpasangan Susu Sapi

Paired Samples Test

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Kekerasan 1 hari Susu -

Kekerasan 3 hari Susu

-30.41250 8.00799 2.0020

0

-34.67965 -26.14535 -15.191 15 .000

Uji Normalitas Saliva Buatan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kekerasan 1 hari Saliva .126 16 .200* .952 16 .514

Kekerasan 3 hari Saliva .124 16 .200* .963 16 .724

a. Lilliefors Significance Correction

(22)

Uji T berpasangan Saliva Buatan

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Kekerasan 1 hari Saliva -

Kekerasan 3 hari Saliva

-13.91875 5.06376 1.2659

4

-16.61704 -11.22046 -10.995 15 .000

Uji Homogenitas Susu Sapi dan Saliva Buatan

Test of Homogeneity of Variances

Kekerasan enamel

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.366 3 60 .778

Uji one way ANOVA Susu Sapi dan Saliva Buatan

ANOVA

Kekerasan enamel

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 18453.027 3 6151.009 17.565 .000

Within Groups 21011.699 60 350.195

(23)

Uji LSD Susu Sapi dan Saliva Buatan

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1 2 -30.4125* 6.6162 .000 -43.647 -17.178

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengertian di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkah laku sebelum kegiatan belajar mengajar dikelas, seorang guru

Aplikasi iLearning yang dikembangkan pada penelitian ini lebih lengkap jika dibandingkan dengan aplikasi ITS tersebut karena dapat menerima masukan dari user untuk

Pembuatan hibrid hidrogel dari campuran N-suksinil kitosan (NSK) dan pati dialdehid (PDA), dimana terjadi ikatan Basa Schiff yang dapat dilihat pada uji FT-IR yang menunjukkan

200, Pengolahan Ikan Secara Tradisional : Prospek dan Peluang Pengembangan, Jurnal Litbang Pertanian Volume 21 Nomor 3, IPB, Bogor.. Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011,

Dominasi gempa mikro yang terjadi pasca Letusan 2003, Gunung Lokon bukan dise- babkan oleh tekanan luida, tetapi karena adanya proses gerakan tanah (amblesan) pada dinding

Seluruh variasi perpanjangan data yang dilakukan yaitu pada tabel 2, menunjukkan kecenderungan (trend) persentase perbedaan antara curah hujan rancangan seri data maximum

Materi yang dilombakan pada bidang I T Network Systems Administration tahun 2015 meliputi kemampuan installasi serta konfigurasi Server dan Router menggunakan

Lampiran Perhitungan Derajat Oksidasi (DO) Pati Dialdehid.. Pembuatan larutan baku : Asam