• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Klausul Eksonerasi Dan Akibat Hukumnya Dalam Perjanjian Pembiayaan Musyarakah Pada Bank Syariah (Studi Putusan Pengadilan Agama Nomor 967 Pdt.G 2012 Pa.Mdn)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Klausul Eksonerasi Dan Akibat Hukumnya Dalam Perjanjian Pembiayaan Musyarakah Pada Bank Syariah (Studi Putusan Pengadilan Agama Nomor 967 Pdt.G 2012 Pa.Mdn)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

i

i

ABSTRAK

Nurjannah1 Tan Kamello2 Hasim Purba3 Utary Maharany Barus4

Kata Kunci: Klausul Eksonerasi, Akibat Hukum, Pembiayaan Musyarakah.

Perjanjian pembiayaan umumnya dibuat dalam perjanjian tertulis yang telah disiapkan oleh bank dalam bentuk perjanjian baku. Nasabah hanya menerima atau menolak perjanjian tersebut. Perjanjian baku diikuti dengan pencantuman klausul eksonerasi, yaitu pengalihan tanggung jawab pelaku usaha kepada konsumen. Bank syariah harus terhindar dari unsur-unsur riba, maisir, gharar, haram dan zalim. Penerapan klausul eksonerasi pada prakteknya terdapat dalam perjanjian pembiayaan musyarakah dalam kasus PA No.967/Pdt.G/2012/PA.Mdn. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu, bagaimana pandangan Hukum Perjanjian Islam terhadap penerapan klausul eksonerasi dalam perjanjian, akibat hukum penerapan klausul eksonerasi dalam perjanjian pembiayaan musyarakah dan bagaimana pertimbangan hukum Hakim terhadap kekuatan mengikat klausul eksonerasi dalam pelunasan pembiayaan berdasarkan putusan PA No. 967/Pdt.G/2012/PA.Mdn.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif yang bersifat penelitian deskriptif analitis dan eksplanatif yaitu menjelaskan dan menganalisis penerapan klausul eksonerasi pada perjanjian pembiayaan musyarakah. Menggunakan pendekatan Perundang-undangan dan pendekatan analitis. Menggunakan sumber data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier melalui penelitian kepustakaan yang dianalisis secara kualitatif.

Hasil penelitian bahwa penerapan klausul eksonerasi dalam pandangan Hukum Perjanjian Islam bertentangan dengan Al Qur’an, hadits dan prinsip syariah yaitu unsur zalim yang menimbulkan ketidakadilan bagi para pihak. Klausul eksonerasi juga bertentangan dengan asas-asas dalam Hukum perjanjian Islam. Akibat hukum penerapan klausul eksonerasi berdasarkan Hukum perjanjian Islam adalah akad batil. Berdasarkan KUHPerdata, Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan adalah batal demi hukum. Majelis Hakim telah menerapkan hukum dengan memutuskan klausul eksonerasi dalam surat pernyataan pada perjanjian pembiayaan musyarakah tidak memiliki kekuatan mengikat bagi para pihak, sehingga pelunasan pembiayaan bukan menjadi tanggung jawab ahli waris.

1

Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara

2

Guru Besar Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

3

Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

4

(2)

ii

ii

ABSTRACT

Nurjannah5 Tan Kamello6 Hasim Purba7 Utary Maharany Barus8

5

Student of the Faculty of Law, University of Sumatera Utara

6

Professor of Civil Law at the Faculty of Law, University of Sumatera Utara

7

Lecturer of the Faculty of Law, University of Sumatera Utara

8

Lecturer of the Faculty of Law, University of Sumatera Utara

Financing contract is generally made in a written form which has prepared by the Bank in the form of a standard contract. Clients only take it or leave it. The use of standard contract is followed by attaching exoneration clause, the transfer of responsibility from a businessperson to a consumer. A sharia bank has to avoid riba (usury), maisir (speculation), gharar (lack of transparency), haram (forbidden by Islam), and zalim (tyrannical). In practice, there is the implementation of exoneration clause in the musyarakah (capital participation) financing contract in the case of PA (the Religious Court) No.967/Pdt.G/2012/PA Mdn. The problem of the research are how the judicial viewpoint of the Islamic Contract on the implementation of exoneration clause in a contract, the legal consequence of the implementation of exoneration clause in musyarakah financing contract, and a judge’s legal consideration in exoneration clause binding force in paying off, based on the Verdict of the Religious Court No.967/Pdt.G/2012/PA.Mdn.

The research used normative method with descriptive analytic and explanatory approach which described and analyzed the implementation of exoneration clause in musyarakah financing contract. It also used statue approach and analytical approach. The data consisted of primary, secondary, and tertiary legal materials.They were gathered by conducting library research and analyzed qualitatively.

The result of the research showed that the implementation of exoneration clause in the judicial viewpoint of the Islamic Contract was contrary to Al-Qur’an, Hadits, and sharia principles like tyrannical aspect which could cause injustice for the parties concerned. Exoneration clause is also contrary to the principles in the Islamic Contract. The legal consequence of the implementation of exoneration clause in the Islamic Contract is bad contract. In the Civil Code, Law on Consumer Protection, and the Rule of Financial Services Authority is null and void. The judges have applied the law to decide the exoneration clause in statement letter on musyarakah financing contract does not have the binding force on the parties, so that the repayment of the financing is not the responsibility of the heir.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana pengaturan perjanjian kredit oleh lembaga perbankan di Indonesia, bagaimana hubungan hukum klausul

Adapun permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana pengaturan perjanjian kredit oleh lembaga perbankan di Indonesia, bagaimana hubungan hukum klausul

Adapun permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana pengaturan perjanjian kredit oleh lembaga perbankan di Indonesia, bagaimana hubungan hukum klausul

kredit pada perbankan, hubungan hukum klausul lingkungan hidup dengan. perjanjian kredit investasi, dan penerapan klausul lingkungan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akibat hukum adanya klausula eksonerasi di dalam perjanjian baku (standar), mengetahui perlindungan hukum yang dapat diberikan

Untuk itu klausul eksonerasi yang terdapat dalam angka 1 Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik Prabayar dengan ketentuan yang ada di dalam norma belum sesuai, karena

Pada bab ini terdiri dari dua sub bab yang pertama mengenai akibat hukum perjanjian baku dengan klausula eksonerasi dalam perjanjian jual beli perumahan ditinjau dari

Akibat Hukum Tanggung Jawab Perusahaan Perbankan Terhadap Debitor Dalam Perjanjian Baku Yang Memuat Eksonerasi bahwa berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata dapat dinyatakan batal demi hukum