• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERIKSAAN SAMPEL AIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMERIKSAAN SAMPEL AIR "

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Menurut Perhitungan WHO/UNICEF, terdapat sekitar 1,1 milyar penduduk dunia yang masih kekurangan air bersih serta hampir 2,5 milyar penduduk belum memiliki akses terhadap sarana sanitasi. Selain itu, sekitar 10.000 penduduk di negara berkembang meninggal setiap harinya karena penyakit yang disebabkan minimnya air bersih dan sanitasi lingkungan (Parera, 2013).

Terbatasnya ketersediaan air baku menjadi salah satu masalah yang dihadapi dalam penyediaan layanan air bersih di Indonesia. Air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Masih banyak penduduk dunia yang kekurangan air bersih. Lebih dari 100 juta penduduk Indonesia kekurangan akses terhadap air bersih dan 150 juta sumber air yang terkontaminasi (Parera, 2013).

Air adalah substansi dasar yang sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup. Air juga menjadi kebutuhan dalam setiap rumah tangga, kegiatan pertanian, ekonomi dan industri. Permasalahan air setiap hari semakin kompleks. Masalah yang umum saat ini dihadapi adalah konsumsi air yang terus meningkat seiring dengan pertambahan

(2)

penduduk, sedangkan sumber air bersih semakin menurun dari segi kualitas dan kuantitas (Solihin, 2017).

Widyanto (2012) mengatakan, di Indonesia Pemerintah mendirikan usaha Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) bertujuan untuk menyediakan air bersih yang struktur organisasinya berinduk pada pemerintah daerah. PDAM merupakan badan usaha yang harus menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai social oriented dan profit oriented. Social oriented adalah pelayanan yang baik terhadap masyarakat dalam penyediaan air bersih, sedangkan profit oriented adalah tujuan untuk menghasilkan laba sebagai dana untuk beroperasi dan sebagai sumber penerimaan daerah. Maka sudah menjadi keharusan agar didalamnya menjalankan kedua fungsi tersebut. (Solihin, 2017).

Faktor yang penting dan dominan dalam penentuan derajat kesehatan masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan cukup besar dalam kehidupan adalah air. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, mutlak diperlukan bagi setiap makhluk hidup, dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan, salah satu kebutuhan diperlukan bagimasyarakat adalah air minum (Narsi, 2017).

(3)

ini kesadaran masyarakat untuk mendapatkan air yang memenuhi syarat kesehatan semakin meningkat. Seiring dengan majunya teknologi diiringi dengan semakin sibuknya aktivitas manusia maka masyarakat cenderung memilih cara yang lebih praktis dengan biaya yang relatif murah (Narsi, 2017).

Salah satu pemenuhan kebutuhan air minum yang menjadi alternatif yaitu dengan menggunakan air minum isi ulang yang dijual di depot air minum. Depot air minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Permintaan konsumen yang terus meningkat menyebabkan depot-depot air minum isi ulang bermunculan. Meski lebih murah, tidak semua depot air minum isi ulang terjamin keamanan produknya, hal ini terjadi karena lemahnya pengawasan dari dinas terkait. Pengawasan yang kurang terhadap depot air minum isi ulang tersebut memungkinkan mutu air minum isi ulang yang dihasilkan tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan (Narsi, 2017).

(4)

Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi mahluk hidup yang bergantung pada sumber daya air (Endar, 2014). B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana cara mengukur air sumur bor di Pampang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hasil pengukuran suhu pada air sumur bor di Pampang.

b. Untuk mengetahui hasil pengukuran kekeruhan pada air sumur bor di Pampang.

c. Untuk mengetahui hasil pengukuran pH pada air sumur bor di Pampang.

C. Prinsip Kerja

1. Suhu

a. Untuk mengukur suhu dengan thermometer harus dilaukan ditempat pengambilan sampel.

b. Nyalakan thermometer tekan tombol on. c. Atur satuan pengukuran untuk suhu yaitu 0C.

d. Tunggulah hingga angka yang terdapat pada pH meter stabil. e. Tekan hold dan catat angka yang diperoleh.

2. Kekeruhan

a. Ambil sampel air yang akan diukur.

b. Masukkan sampel air kedalam botol cuvet sampai garis batas pengisian (10 ml), lalu ditutup.

c. Ambil clean solution tuangkan secukupnya ke kain halus.

d. Pegang tutup cuvet dan lap bagian permukaan luar cuvet dengan kain halus yang telah diberikan clean solution.

e. Masukkan cuvet ke dalam turbidimeter, lalu tekan tombol on. f. Tunggulah angka yang muncul pada turbidimeter.

(5)

h. Keluarkan cuvet dari dalam turbiditimeter, buang sampel air, bersihkan alat dengan tissue dan simpan kembali alat ke tempatnya.

3. pH.

a. Ambil sampel air yang akan diukur. b. Nyalakan pH meter tekan tombol on. c. pH meter dicelupkan kedalam sampel air.

d. Tunggulah hingga angka yang terdapat pada pH meter stabil. e. Tekan hold dan catat angka yang muncul pada layar pH meter. f. Setelah selesai menggunakan alat, bersihkan dengan tissue

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Air 1. Pengertian Air

Asdak (2004) mengatakan, air merupakan faktor penentu dalam pengaturan iklim di permukaan bumi untuk kebutuhan manusia. Air adalah kekayan alam yang dikaruniakan Allah S.W.T sebagai sarana kehidupan yang amat penting dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Komposisi air dipermukaan bumi 70% di laut dan 30% nya di darat dan udara (Gusril, 2016).

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Air sangat dibutuhkan di berbagai daerah khususnya di Indonesia. Air dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan sehari-hari seperti MCK (Mandi, Cuci, Kakus) serta untuk dikonsumsi. Air yang baik dikonsumsi adalah air yang bersih. Air dikatakan bersih apabila tidak berwarna, berbau dan berasa. Air bersih bisa didapat dari sumber mata air seperti sungai, danau, air pengunungan dan air sumur (Gusril, 2016).

(7)

dunia hanya sekitar 3% dan 97% lainnya merupakan air laut. Air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia hanya sekitar 0,3%. Untuk pertama kalinya Indonesia memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) pada tahun 1972. Tingginya minat masyarakat terutama mahasiswa dalam mengkonsumsi AMDK dan semakin mahalnya harga AMDK mendorong tumbuhnya depo-depo Air Minum Isi Ulang (AMIU) diberbagai tempat terutama sekitar daerah kampus karena merupakan daerah tempat tinggal (kos-kos) mahasiswa (Melinda, 2017).

Slamet (2007) mengatakan, kebutuhan masyarakat terhadap air bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan dan kebiasaan masyarakat. Konsumsi air bersih di perkotaan indonesia berdasarkan keperluan rumah tangga, diperkirakan sebanyak 138,5 l/org/hari dengan rincian untuk mandi, cuci dan kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7 liter, kebersihan rumah 31,4 liter, tanaman 11,8 liter, cuci kendaraan 21,8 liter, wudhu 16,2 liter, lain-lain 33,3 liter (Melinda, 2017).

(8)

aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif (Amani, 2017).

Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi dan cuci, air irigasi atau pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi dan transportasi. Kualitas air mencakup tiga karakteristik, yaitu fisika, kimia dan biologi (Hasrianti, 2016).

Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Kualitas air menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk penggunaan tertentu, misalnya: air minum, perikanan, pengairan atau irigasi, industri, rekreasi dan sebagainya. Peduli kualitas air adalah mengetahui kondisi air untuk menjamin keamanan dan kelestarian dalam penggunaannya (Hasrianti, 2016).

2. Syarat Air Bersih

(9)

persyaratan kualitas secara fisik, secara kimia dan secara biologis (Quddus, 2014).

a. Syarat-syarat fisik

Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 250C, dan apabila terjadi

perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 250C ± 300C.

Batas maksimum kekeruhan air yaitu 25 NTU dan warna air 50 TCU (Quddus, 2014).

b. Syarat-syarat Kimia

Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah: pH yang diperbolehkan berkisar antara 6,5–9,0, total solid, zat organik, CO2 agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chloride (Cl), nitrit, flourida (F), serta logam berat (Quddus, 2014).

c. Syarat-syarat bakteriologis dan mikrobiologis

Menurut Quddus (2014), syarat-syarat bakteriologis dan mikrobiologis dibagi menjadi dua bagian yaitu:

(10)

Bakteri merupakan kelompok mikroorganisme yang penting pada penanganan air. Bakteri adalah jasad renik yang sederhana, tidak berwarna, satu sel. Bakteri berkembangbiak dengan cara membelah diri, setiap 15–30 menit pada lingkungan yang ideal. Bakteri dapat bertahan hidup dan berkembangbiak dengan cara memanfaatkan makanan terlarut dalam air. Bakteri tersebut berperan dalam dekomposisi unsur organik dan akan menstabilkan buangan organik. Bakteri yang mendapatkan perhatian di dalam air minum terutama adalah bakteri Escherichia coli yaitu koliform yang dijadikan indikator dalam penentuan kualitas air minum (Quddus, 2014).

2)

Virus

Virus adalah berupa makhluk yang bukan organisme sempurna, antara benda hidup dan tidak hidup, berukuran sangat kecil antara 20–100 nm atau sebesar 1/50 kali ukuran bakteri. Perhatian utama virus pada air minum adalah terhadap kesehatan masyarakat, karena walaupun hanya 1 virus mampu menginfeksi dan menyebabkan penyakit. Virus berada dalam air bersama tinja yang terinfeksi, sehingga menjadi sumber infeksi (Quddus, 2014).

(11)

1. Pengertian Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan organisme di lautan, karena suhu sangat mempengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun perkembangan dari organisme-organisme laut. Berdasarkan hasil pengamatan pada setiap perlakuan, suhu air laut umumnya berkisar antara 28°-32°C (Rukminasari, 2014).

Keadaan ini disebabkan oleh jenis bak, kedalaman dan waktu pengamatan yang sama, dengan demikian efeknya hampir sama dalam menerima dan mempertahankan suhu. Dalam setiap perlakuan cenderung mengalami peningkatan suhu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sumawidjadja (1974) bahwa variasi suhu harian maupun tahunan merupakan hasil dari radiasi matahari dan penguapan. Selain itu pula dengan kondisi suhu pada pH 8 yang didapatkan tersebut tergolong optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan alga, dimana hal ini sesuai dengan pernyataan Luning (1990), bahwa suhu optimal untuk pertumbuhan alga di daerah tropis berkisar antara 15°C-30°C (Rukminasari, 2014). 2. Sensor Suhu

(12)

perubahan tegangan ini linier sesuai dengan kenaikan tingkat suhu dengan nilai perubahan 10 mV/°C (Amani, 2016).

3. Dampak Kesehatan pada Suhu

Menurut Sandi (2017), kondisi lingkungan yang tidak bersahabat, menyebabkan beberapa kelainan patologi tubuh terutama yang disebabkan oleh paparan panas dan kelembaban udara yang tinggi di antaranya adalah :

a. Pingsan panas (Heat syncope) merupakan kelainan ganggunan pemindahan panas yang cukup serius. Gangguan ini dicirikan dengan pening dan diikuti pingsan. Pada umumnya disebabkan karena latihan pada lingkungan yang panas dalam jangka waktu cukup panjang. Vasodilatasi sistemik berlebih akibat peningkatan suhu tubuh diprediksi sebagai penyebabnya. b. Kejang panas (Heat cramp) adalah jenis penyakit gangguan

panas yang ditandai dengan perasaan nyeri dan kejang pada perut, kaki, tangan dan tubuh berkeringat. Keadaan ini disebabkan oleh karena tidak terjadinya keseimbangan antara cairan dan garam di dalam tubuh. Ketidakseimbangan ini terjadi selama olahraga berat dan berkepanjangan dalam di lingkungan panas. Pengeluaran banyak garam bersamaan dengan keringat hanya digantikan air putih.

(13)

cukup lama (berjam-jam atau bahkan berhari-hari). Pengeluaran keringat saat atau setelah latihan tidak sepenuhnya diganti. Gejala dari penyakit ini adalah berkeringat sangat banyak, tubuh lemah kulit pucat dan pening, napas pendek dan cepat, mual-mual dan pusing, kemudian diikuti pingsan. Pada keadaan ini suhu tubuh meningkat mencapai 37°C - 40°C.

d. Kegawatan panas (Heat stroke) merupakan penyakit akibat gangguan panas yang dapat menyebabkan koma dan kematian. Keadaan ini disebabkan karena beraktivitas pada lingkungan yang panas dan kelembaban yang tinggi. Gejalanya adalah denyut jantung kencang, suhu tubuh meningkat mencapai 40°C dan bahkan lebih, kulit kering dan kebiruan. Juga ditandai dengan menggigil, mual, pening, kebingungan, tidak berkeringat dan pingsan.

4. Nilai Ambang Batas Suhu

Nilai ambang batas suhu yang telah memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tidak melebihi batas yang telah ada yaitu Suhu udara ±3, suhu udara yaitu 25°C (Melinda, 2017).

C. Tinjauan Umum tentang Kekeruhan 1. Pengertian Kekeruhan

(14)

ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik seperti lumpur dan buangan, dari permukaan tertentu yang menyebabkan air sungai menjadi keruh. Kekeruhan walaupun hanya sedikit dapat menyebabkan warna yang lebih tua dari warna sesungguhnya (Quddus, 2014).

Air yang mengandung kekeruhan tinggi akan mengalami kesulitan bila diproses untuk sumber air bersih. Kesulitannya antara lain dalam proses penyaringan. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa air dengan kekeruhan tinggi akan sulit untuk didisinfeksi, yaitu proses pembunuhan terhadap kandungan mikroba yang tidak diharapkan. Tingkat kekeruhan dipengaruhi oleh pH air, kekeruhan pada air minum umumnya telah diupayakan sedemikian rupa sehingga air menjadi jernih (Quddus, 2014).

Kekeruhan di dalam air bukan merupakan sifat dari air yang membahayakan tetapi dapat menimbulkan dampak kekhawatiran terkandungnya senyawa kimia yang berbahaya bagi makhluk hidup. Kekeruhan disebabkan oleh materi yang tersuspensi atau tidak larut sehingga berdampak pada organisme di air. Wireless sensor system dengan sistem telemetri dapat menjadi solusi dari pengukuran yang dilakukan jarak jauh dari kekeruhan air (Pramusinto, 2016).

(15)

tersebut dapat menggunakan metode wireless sensor system dimana dapat dilakukan pemantauan pada titik-titik pengukuran tanpa harus berada pada lokasi tersebut yang terkoneksi juga jaringan WiFi dimana data dibaca oleh sensor kekeruhan kemudian data hasil pembacaan diubah oleh Analog To Digital Converter (ADC) yang kemudian diproses oleh mikrokontroler dan selanjutnya disimpan dalam basis data, kemudian data dikirim melalui jaringan WiFi dan diterima oleh stasiun pemantau dan data ditampilkan pada stasiun monitoring dengan realtime (Pramusinto, 2016).

2. Sensor Kekeruhan

Sensor kekeruhan bekerja dengan fisis sinar infrared dipancarkan oleh LED kemudian sinar infrared tersebut akan melalui air dan ditangkap oleh fototransistor. Intensitas yang diterima oleh fototransistor berbanding lurus dengan tingkat kekeruhan dari air. Prinsip tersebut menggunakan hukum Lambert-Beer yang menyatakan jumlah radiasi cahaya yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan. Fungsi tersebut di tunjukkan oleh persamaan (Pramusinto, 2016).

3. Dampak Kekeruhan pada Air

(16)

menangkap bakteri. Dengan makin meningkatnya konsentrasi bakteri dalam air, maka akan menyebabkan air menjadi tercemar dan tidak layak diminum. Dari aspek kesehatan, jika air yang tercemar bakteri dikonsumsi oleh manusia sebagai air minum akan menyebabkan manusia menderita diare. Jika air ini terpapar terus menerus pada kulit manusia maka dapat menyebabkan munculnya penyakit kulit pada manusia (Melinda, 2017).

4. Nilai Ambang Batas Kekeruhan

Nilai ambang batas standar kekeruhan air minum yang diperbolehkan sesuai baku mutu standar kualitas air minum Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu 5 NTU. Apabila data tidak melebihi batas maka menunjukkan bahwa kualitas dari semua sampel air minum isi ulang sudah baik dari segi parameter fisik (Melinda, 2017).

D. Tinjauan Umum tentang pH 1. Pengertian pH

(17)

pH 0 sampai pH 14. Dimana pH normal memiliki nilai 6.5 hingga 7.5 sementara bila nilai pH < 6.5 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat asam sedangkan nilai pH > 7.5 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi (Azmi, 2014).

Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain yang disebut basa, atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam (Azmi, 2014).

Derajat keasaman air minum harus netral, tidak boleh bersifat asam atau basa. Air murni mempunyai pH 7. pH < 7 menandakan air bersifat asam, sedangkan pH > 7 menandakan air bersifat basa (rasanya pahit). pH air Sungai Kaliyasa berkisar 7,65– 7,72 yang berarti normal, sesuai standar baku yaitu 6,5 - 9,0 (Sasongko, 2014).

2. Sensor Derajat pH

(18)

hydrogen yang memiliki arti ukuran kekuatan suatu asam (Azmi, 2014).

Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektroda (probe pengukur) yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH. Prinsip kerja utama pH meter adalah terletak pada sensor probe berupa elektrode kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di dalam larutan.Ujung elektrode kaca adalah lapisan kaca setebal 0.1 mm yang berbentuk bulat (bulb). Bulb ini dipasangkan dengan silinder kaca non konduktor atau plastik memanjang, yang selanjutnya diisi dengan larutan HCl (0,1 mol/dm3). Di dalam larutan HCl, terendam

sebuah kawat elektrode panjang berbahan perak yang pada permukaannya terbentuk senyawa setimbang AgCl. Konstannya jumlah larutan HCl pada sistem ini membuat elektrode Ag/AgCl memiliki nilai potensial stabil. Inti sensor pH terdapat pada permukaan bulb kaca yang memiliki kemampuan untuk bertukar ion positif (H+) dengan larutan terukur (Azmi, 2014).

(19)

elektrode referensi harus memiliki nilai potensial stabil dan tidak terpengaruh oleh jenis fluida yang diukur (Azmi, 2014).

3. Dampak Kesehatan pada pH

Ketidakseimbangan asam basa terjadi jika gangguan primernya adalah kadar bikarbonat, sehingga peningkatan kadar bikarbonat akan meningkatkan pH, yang disebut sebagai alkalosis metabolik. Penurunan kadar bikarbonat menyebabkan penurunan pH, disebut sebagai asidosis metabolik. Keseimbangan asam basa tubuh dapat diketahui dengan menggunakan kertas lakmus melalui urin. pH urin merupakan indikator prediksi cadangan mineral tubuh, serta status asam atau basa (Masri, 2016).

4. Nilai Ambang Batas pH

(20)

A. Alat dan Bahan 1. Alat

a. Thermometer b. Turbiditymeter c. pH Meter d. Botol cuvet e. Clean Solution 2. Bahan

a. Tissue b. Aquades

c. Sampel air sumur bor di Pampang B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan, Jurusan Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia Makassar, pada hari, Minggu, 4 Maret 2018 pada pukul 13.00 WITA sampai selesai.

C. Prosedur Kerja

1. Prinsip Kerja Thermometer

a. Untuk mengukur suhu dengan thermometer harus dilakukan ditempat pengambilan sampel air.

(21)

c. Atur satuan pengukuran untuk suhu yaitu oC.

d.Tunggulah hingga angka yang terdapat pada pH meter stabil. e. Tekan hold dan catat angka yang diperoleh.

2. Prinsip Kerja Turbiditymeter

a. Masukkan sampel air kedalam cuvet sampai garis batas pengisian.

b.Ambil clean solution tuangkan secukupnya ke kain halus,

c. Pegang tutup cuvet dan lap bagian permukaan luar cuvet dengan kain halus yang telah diberikan clean solution.

d.Masukkan cuvet ke dalam turbiditymeter lalu tekan tombol on, Tunggulah angka yang muncul pada turbiditymeter.

e. Catat hasil pengukuran, kemudian matikan turbiditymeter dengan menekan tombol off.

f. Keluarkan cuvet dari dalam turbiditymeter, buang sampel air. bersihkan alat dengan tissue dan simpan kembali alat ke tempatnya.

3. Prinsip kerja pH meter

a. Ambil sampel air yang akan diukur. b.Nyalakan pH meter tekan tombol lalu. c. pH meter dicelupkan ke dalam sampel air.

(22)

A. Hasil

1. Pengukuran Suhu

Tabel 4.1

Hasil Pengukuran Suhu

Universitas Muslim Indonesia Makassar

No Tempat Pengukuran Sampel Hasil

1. Air Sumur Bor Pampang 31,2OC

Sumber data primer 2018

Berdasarkan hasil pengukuran suhu air sumur bor di Pampang diatas dengan menggunakan thermometer hasil yang diperoleh sebesar 31,2oC.

2. Pemeriksaan Kekeruhan

Tabel 4.2

Hasil Pengukuran Kekeruhan Universitas Muslim Indonesia Makassar

No Tempat Pengukuran Sampel Hasil

1. Air Sumur Bor Pampang 6,22

Sumber data primer 2018

Berdasarkan hasil pengukuran kekeruhan air sumur bor di Pampang diatas dengan menggunakan turbiditymeter hasil yang diperoleh sebesar 6,22 NTU.

(23)

Tabel 4.2

Hasil Pengukuran pH

Universitas Muslim Indonesia Makassar

No Tempat Pengukuran Sampel Hasil

1. Air Sumur Bor Pampang 8,22

Sumber data primer 2018

Berdasarkan hasil pengukuran pH air sumur bor di Pampang diatas dengan menggunakan pH meter hasil yang diperoleh sebesar 8,22.

B. Pembahasan

1. Pengukuran Suhu

Pengukuran suhu dilakukan di air sumur bor di Pampang dengan mengambil air sumur bor kemudian memasukkan sampel air kedalam gelas baiker dan dicek suhunya dengan menggunakan Thermometer, hasil pengukuran suhu yang didapatkan ialah 31,2oC. Sebagaimana Nilai ambang batas suhu

yang telah memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tidak memenuhi standar yang telah ada yaitu suhu udara ±3, suhu udara yaitu 25°C.

2. Pengukuran Kekeruhan

(24)

dilakukan di air sumur bor di pampang dengan mengambil air sumur kemudian memasukkan sampel air kedalam gelas baiker dan dicek kekeruhannya dengan menggunakan Turbiditymeter, hasil pengukuran kekeruhan yang didapatkan ialah 6,22 NTU.

Sebagaimana Nilai ambang batas standar kekeruhan air minum yang diperbolehkan sesuai baku mutu standar kualitas air minum Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492/MENKES/PER/IV/2010 tidak memenuhi standar yang telah ada yaitu 5 NTU.

3. Pengukuran pH

Pengukuran pH air dengan menggunakan alat pengukur pH meter. pada pH meter dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi sampel air. pH sampel air yang diperoleh berdasarkan pH meter sebesar 8,22.

(25)

A. Kesimpulan

1. Pengukuran suhu dilakukan pada air sumur bor di Pampang dan dicek suhunya dengan menggunakan Thermometer, hasil pengukuran suhu yang didapatkan ialah 31,2oC sebagaimana tidak

memenuhi standar.

2. Hasil pengukuran kekeruhan yang didapatkan ialah 6,22 NTU. Untuk sampel yang diukur nilai kekeruhan sangat tinggi dan telah melebihi nilai ambang batas yang ditentukan oleh Kepmenkes nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 yaitu 5 NTU sedangkan dibandingkan dengan hasil laboratorium yaitu 6,22 NTU. Pada sampel tersebut airnya sangat keruh sehingga kualitas airnya tidak memenuhi syarat dan tidak boleh dikonsumsi sebagai air minum. 3. Pengukuran pH sampel air sumur bor di Pampang yang diperoleh

(26)

B. Saran

1. Sebelum melakukan pengukuran praktikan harus mensterilkan alat lab sebelum digunakan.

2. Sebelum melakukan pengukuran, praktikan harus mengetahui cara pengunaan alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan suhu, kekeruhan, dan pH air beserta fungsinya agar tidak terjadi

kesalahan dalam melalukan praktikum saat sterilisasi berlangsung. 3. Dalam melakukan pengukuran diharapkan praktikan teliti dalam

(27)

Gambar

Tabel 4.2Hasil Pengukuran Kekeruhan
Tabel 4.2Hasil Pengukuran pH

Referensi

Dokumen terkait

Sistemska zaščita tajnih podatkov obsega pravilno označevanje tajnih podatkov, varnostno preverjanje oseb, ki imajo dostop do tajnih podatkov, varovanje prostorov, varovanje

Dari hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan model Pembelajaran Langsung(Direct Instruction) berbantuan LKS bergambar disertai teks terhadap

Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata, khususnya bagian skripsi yang senantiasa memberikan arahan dan dukungan moril.. Papa dan Mama saya, serta keluarga saya

gleosporioides InaCC LIPI memiliki miselium berwarna putih dan hijau lumut, arah pertumbuhan ke atas dan ke bawah, struktur miselium agak kasar dan hifanya

Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, terarah dan bertanggung jawab dalam menanamkan,

İki çalışmayı karşılaştırdığımızda; ülkemizde sargı arızalarının oldukça yüksek olduğunu, bununda sistem etüd verilerine göre trafo seçiminde kısa devre empedans

Pendidikan Montessori merupakan pendidikan yang sudah tersusun dalam pembelajarannya melibatkan sensorial yang dihubungkan dengan pengorganisasian saraf dan lingkungan

Seluruh penerimaan kayu bulat di Sawmill Salim yang berasal dari hutan hak tumbuh alami telah dilengkapi dengan dokumen angkutan yang sah berupa SKSHH-KB dan