• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Bisnis Ikan Lele 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rencana Bisnis Ikan Lele 2"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIKUM MATA KULIAH LEMBAGA KEUANGAN MANAJEMEN

PROPOSAL BISNIS BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM

Disusun Oleh:

Ahmad Sahroni (J3J113079)

Program Keahlian Manajemen Agribisnis Program Diploma

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...i

Latar Belakang...1

Deskripsi Usaha...3

Deskripsi Produk...4

Analisis SWOT...5

Strategi Pemasaran...5

STP (Segmentasi, Targeting, Positioning)...5

Strategi Pemasaran 4P...6

Analisis Kompetitif...6

Rencana Operasi...7

Komponen Finansial...13

Biaya Investasi...13

Biaya Tetap...13

Biaya Variabel...14 DAFTAR PUSTAKA

(3)

Latar Belakang

Akuakultur atau lebih dikenal perikanan budidaya kini telah menjadi tulang punggung dunia dalam memasok pangan dunia terutama dari sektor perikanan. Produksi akuakultur yang dapat ditingkat dengan lebih cepat, menyebabkan akuakultur diharapkan dunia dan Indonesia. Akuakultur menjadi subsektor yang dapat memenuhi pangan yang sehat untuk masyarakat dunia sebagai konsumsinya sehari-hari.

Produksi perikanan budidaya dunia ke depan akan terus melaju dan tentu menjadi produsen ikan dunia dibandingkan perikanan tangkap dunia yang peningkatan produksinya secara umum telah optimal. Hal ini tentu menjadi peluang yang cukup besar bagi Indonesia sebagai negara dengan potensi akuakulturnya yang sangat besar untuk berkontribusi lebih besar dalam akuakultur dunia sebagai produsen ikan dunia. Bahkan sejak tahun 2009 Indonesia telah menjadi produsen akuakultur terbesar kedua di dunia, di bawah negara China (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2015).

Indonesia sendiri memiliki beberapa komoditas yang menjadi andalan dalam subsektor perikanan budidaya yang dikembangkan dan menjadi fokus dalam peningkatan produksi perikanan budidaya diantaranya udang, rumput laut, bandeng, kerapu, kakap, nila, mas, lele, patin dan gurame.

Perencanaan bisnis yang akan saya lakukan yaitu budidaya Ikan Patin. merupakan hasil dari rekayasa genetik yang dilakukan oleh BBAT Sukabumi sebagai upaya untuk perbaikan mutu ikan Patin yang telah mengalami penurunan kualitas dikarenakan adanya perkawinan sekerabat (inbreeding) dan seleksi induk yang salah (penggunaan induk berkualitas rendah). Alasan memilih Ikan Patin yaitu karena Ikan Patin memiliki keunggulan dibandingkan IKan jenis lain seperti Nila. Ikan Patin memiliki masa panen lebih cepat, kemampuan bertelur dan daya tetas telur lebih tinggi, daya tahan terhadap penyakit lebih baik, produksi lebih tinggi, teknik pemeliharaan lebih mudah, serta kualitas daging lebih unggul (Insan Komunika Group, 2010).

(4)

Lampung, dan Riau. Jawa Barat adalah provinsi yang dikenal dengan budidaya ikan air tawar. Di provinsi ini terdapat Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar yang terletak di Karawang. Produksi Patin hasil pembudidayaan pada tahun 2009 provinsi Jawa Barat mencapai 48.044 ton. Sentra budidaya ikan Patin Provinsi Jawa Barat terletak di kabupaten Bogor dan Kabupaten Indramayu. Adapun perencanaan bisnis budidaya ikan Patin akan saya laksanakan di Kabupaten Bogor, selain merupakan sentra budidaya ikan Patin Kabupaten Karawang cukup dekat dengan Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar yang terletak di Kota Karawang agar pengiriman indukan unggul mudah terjangkau.

Tingkat produksi ikan Patin di Kabupaten Karawang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kota maupun kabupaten lain yang berada di wilayah Jawa Barat. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1Produksi Ikan Patin di Jawa Barat Tahun 2009

Kota/Kabupaten Produksi Patin(ton)

Kab. Cianjur 347

Kota Tasikmalaya 562 Kab. Tasikmalaya 583

Kota Bogor 480

Kab. Karawang 18 451

Kab. Bandung Barat 394

Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Karawang (2011)

Tabel di atas menunjukkan bahwa produksi ikan Patin lebih besar dibandingkan di Kabupaten maupun Kota lain di Jawa Barat. Hal tersebut dapat menjadi peluang, karena banyaknya produksi menunjukkan banyaknya pasar yang tersedia. Selain itu, tingkat produksi ikan Patin di Kabupaten Karawang cenderung meningkat.

Tabel 2Produksi Ikan Air Tawar di Kabupaten Karawang Tahun 2007-2010

Jenis Ikan

Produksi (ton)

2007 2008 2009 2010

(5)

Patin 8.499,5 0

9.744, 80

17.315 ,02

23.844 ,52 Mas 8.631,50 8.124,3

5

3.859,6 2

4.063,5 6

Gurame 1.719,00 1.854,8 2

1.946,4 3

2.057,6 1

Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Karawang (2011)

Peningkatan konsumsi ikan air tawar di Kabupaten Karawang dapat dilihat dari grafik dibawah ini :

Gambar 1 Tingkat Konsumsi Ikan Air Tawar di Kabupaten Karawang 2009-2010

Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Karawang, 2011

Tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Karawang dari tahun 2009-2011 terus mengalami peningkatan. Adanya peningkatan tersebut memberikan dampak positif bagi para produsen untuk mendapatkan pasar yang lebih besar. Dilihat dari segi harga, harga untuk ikan konsumsi air tawar mudah dijangkau bagi masyarakat dibandingkan dengan ikan laut maupun hasil ternak seperti daging yang cenderung memiliki harga lebih tinggi.

(6)

Bisnis yang akan dijalankan adalah budidaya ikan Patin, dengan fokus usaha pada pembenihan ikan Patin di Kabupaten Karawang. Jenis usaha ini cenderung mudah dilakukan namun dengan omset yang lumayan. Permintaan pasar akan konsumsi ikan Patin pun kian meningkat. Beberapa tahapan yang harus dilakukan adalah menyiapkan tempat (kolam) untuk Pembenihan ikan Patin. Dalam tahap ini mencakup penyedian Akuarium dan penambahan airasi, pemupukan, dan pengaturan air kolam. Tahap selanjutnya adalah pemilihan benih ikan Patin, meliputi syarat benih unggul dan cara menebar benih. Tahap berikutnya tentang pemilihan pakan, pengelolaan air, pengendalian hama dan penyakit, serta tahap terakhir yaitu panen.

Deskripsi Produk

Asal usul Ikan Patin tidak terlepas dari upaya perbaikan genetik IKan Patin siam. Penurunan kualitas Ikan Patin telah mengundang keprihatinan beberapa kalangan, seperti pakar perikanan di Indonesia dan terutama pihak departemen Kelautan dan Perikanan. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi telah berhasil merekayasa genetik Ikan Patin dengan melakukan silang balik (crossback). Proses silang balik dilakukan dengan mengawinkan induk Patin betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina (F2) merupakan induk yang dimiliki BBPBAT Karawang yang merupakan keturunan Patin siam yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985. Sementara itu, induk jantan (F6) merupakan keturunan dari induk betina (F2) yang masih juga sediaan induk di BBPBAT Karawang. Pada tahun 2004, Patin hasil silang balik tersebut resmi dilepas secara luas oleh Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai komoditas baru ikan Patin unggul. Hal tersebut dikukuhkan melalui Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.KP.26/MEN/2004 Tanggal 21 Juli 2004. Ikan Patin hasil silang balik kemudian diberi nama Ian Patin Siam. Persilangan Ian Patin, yakni induk Patin betina disilangkan dengan induk jantan yang masih keturunannya (Nasrudin, 2010).

(7)

Adapun ciri-ciri fisik ikan Patin pada tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Ciri-ciri Fisik Patin Siam

N o

Kriteria Keterangan

1 Kepala Berbentuk pipih dan lebih panjang dari Ikan Patin SIam, yakni 1/4 dari panjang badan.

2 Badan Warna tubuh hitam kehijauan dan putih kekuningan di bagian perut.

3 Sirip dan Ekor Dari sisi bentuk tidak ada perbedaan dengan Patin Lainya.

Sumber: Nasrudin (2010)

Analisis SWOT

Strength (Kekuatan)

1. Pemasok kebutuhan budidaya banyak tersedia 2. Tersedia sumber air bersih di lokasi usaha

3. Ikan Patin lebih tahan selama proses pengangkutan dan penjualan di pasar

4. Sumber manusia handal 5. Dekat dengan pasar

6. Memiliki sarana prasarana penunjang budidaya ikan Patin yang memadai

Weakness (Kelemahan)

1. Adanya keterbatasan lahan untuk mengembangkan usaha

(8)

1. Pasar ikan Patin masih terbuka

2. Permintaan terhadap ikan konsumsi air tawar terus meningkat 3. Harga ikan Patin terjangkau

Threats (Ancaman)

1. Banyaknya perusahaan produksi ikan Patin (pesaing) di Kabupaten Bogor

2. Perubahan cuaca dan iklim 3. Penyakit dan hama ikan

4. Harga pakan ikan yang setiap tahun terus meningkat

Strategi Pemasaran

STP (Segmentasi, Targeting, Positioning)

a. Segmentasi Pasar : Segmentasi pasar dari usaha pembesaran ikan Patin konsumsi merupakan pedagang pengumpul yang berada di wilayah Kabupaten Karawang.

b. Target Pasar: Target pasar EmpangQQ yaitu pedagang pengumpul dari Cikoneng, Cikeas, rawamerta, dan Johar. Pelanggan berada di lokasi yang tidak terlalu jauh sehingga dapat menghindari ikan mati di perjalanan.

c. Posisi Produk: EmpangQQ membedakan sistem budidaya yang bersih dan higienis.

Strategi Pemasaran 4P a. Product (Produk)

Ikan Patin Siam (konsumsi) yang dihasilkan memiliki bobot ukuran 3-4 cm.

b. Price (Harga)

Harga yang ditetapkan untuk produk ikan Patin konsumsi dengan ukuran 3-4 ekor/kg sebesar Rp.12.000

c. Promotion (Promosi)

Promosi yang dilakukan yaitu dengan cara iklan secara lisan atau dari mulut ke mulut, melalui kenalan, brosur, dan iklan di website.

d. Place (Distribusi)

Pemesanan dapat dilakukan di tempat produksi langsung atau via telepon. Lokasi perusahaan mudah dijangkau.

(9)

Analisis Kompetitif

Berikut ini merupakan beberapa pesaing dalam produksi ikan

konsumsi air tawar yang terdapat di Kabupaten Karawang dan sekitarnya, di antaranya:

N o

Nama Perusahaan Lokasi

1. Catfish farm Lawamerta

2. Anugrah farm Johar

3. Anang jaya cikampek

4. UD Sumber jaya Jatisari

5. Ilham Patin Caringin

6. Saung Patin Cikoneng

7. Abah FishFarm Telaga sari

Rencana Operasi 1. Perencanaan Lokasi

Perencanaan lokasi yang akan digunakan selama usaha pembenihan Patin siam berlokasi di Jalan Cikoneng. Sewa lahan seluas 500m2

untuk pengadaan 20 unit Akuarium. Alasan pemilihan lokasi tersebut memiliki sumber air yang baik, iklim, dan cuaca yang sesuai untuk budidaya perikanan air tawar serta mudah mendapatkan akses sumber bahan baku seperti bahan Baku, sumberdaya fisik serta peralatan yang dibutuhkan.

2. Perencanaan Kolam

Pengembangan usaha pembenihan ini menggunakan Akuarium karena dari segi biaya murah dan praktis. Terdapat 20 Akuarium, 18 unit untuk pembenihan awal Patin dan 2 unit Akuarium sortir, dengan panjang 3 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 1,5 meter. 3. Perencanaan Bangunan

Bangunan digunakan untuk menyimpan pakan dan peralatan produksi lainnya. Material bangunan berupa bambu dengan panjang 10 meter dan lebar 4 meter.

4. Perencanaan Bahan Baku

(10)

Akuarium pembenihan dengan padat tebar 1000 ekor per meter, jadi dibutuhkan 8000 ekor per Akuarium. Dalam 1 siklus produksi menggunakan 2 kolam pembenihan, sehingga kebutuhan benih yaitu 6000 ekor. Selain itu input utama usaha pembenihan ikan Patin yaitu pakan. Jenis pakan yang digunakan yaitu cacing sutra,dapni. 5. Perencanaan Peralatan

Peralatan yang diperlukan berupa mesin diesel sebanyak 2 unit untuk menyedot dan memasukkan air, pompa air sebanyak 2 unit, ember 10 unit, bak sortir 5 unit, paralon ukuran 2 incim10 unit, jirigen 8 unit, seser 5 unit, timbangan 1 unit, serokan 6 unit, jaring ukuran 20 meter, baskom pakan 10 unit, gayung 4 unit, dan lain-lain 6. Perencanaan Kapasitas Produksi

Perencanaan kapasitas produksi dalam satu kolam pembenihan berukuran 3 meter x 2 meter x 1,5 meter, dengan padat tebar 8000 ekor per Akuarium yaitu sebanyak 3000 ekor/m.. Dalam satu siklus produksi menggunakan 8 akuarium pembenihan, sehingga setiap siklus kebutuhan kolam sebanyak 8000 ekor benih. Tahun pertama perencanaan kapasitas produksi menghasilkan sebesar 120000 ekor per siklus, sedangkan bulan kedua sampai akhir tahun kapasitas produksi menghasilkan sebesar 32.400 benih atau 32,4 ekor.

7. Perencanaan Pola Tanam

Perencanaan penebaran benih dilakukan berbeda pada bulan pertama dan bulan-bulan selanjutnya. yang digunakan sebanyak 8 akuarium. Pada bulan pertama benih mulai diproduksi bulan April sehingga dapat dipanen setiap bulan. Pemanenan pada bulan pertama dapat dilakukan sedangkan pembenihan selanjutnya dapat dilakukan setelah pembenihan awal di panen.

8. Alur Proses Produksi Usaha Pembenihan Ikan Patin

8 Persiapan

Kolam

Akuarium Pemupukan

Pengisian air

Penbenihan Aklimatisasi

Pemeliharaan Benih

Pemberian pakan

Pemberian vitaminPengelolaan airSortasi ukuran Hama dan penyakit

(11)

A. Persiapan Akuarium

Akuarium yang digunakan untuk usaha pembesaran yaitu berukuran 4 meter x 3 meter x 1,5 meter. Hal pertama yang dilakukan dalam pembuatan Akuarium yaitu.

a. Pemyedian Akuarium

Bahan utama yang digunakan untuk akuarium yaitu kaca. Pembuatan Akuarium di atas permukaan tanah. Bahan yang dibutuhkan kaca, lem, tiang patok, paku, dan kawat (Hendriana H, 2010). Tahapan pembuatan Akuarium di atas rak yaitu:

1. Siapkan rak-rak untuk peletakan akuarium

2. Buatlah rak mengunakan besi atau bambu yang bagus lalu bikin rak dan di cor.

3. Pasang belahan bambu/besi 2,2 meter untuk lebarnya dengan menggunakan paku, dan belahan bambu/besi 3,2 meter untuk panjangnya. Posisi pemasangan agak merapat agar akuarium kuat.

4. Pasang rak-rak membentuk segi empat di dalam rangka tersebut.

(12)

Pembuatan Akuarium dilakukan pada awal membuka unit usaha baru dan reinvestasi akuarium. bulan selanjutnya persiapan akuarium menggunakan sikat serta pengecekan Akurium untuk mengantisipasi bocor.

b. Pemupukan

Kegiatan pemupukan merupakan tahap setelah persiapan Akuarium. Pemupukan dilakukan untuk menumbuhkan pakan alami seperti plankton. Pupuk yang digunakan dari bahan alami dengan dosis 150 gram per meter. Pemupukan dilakukan dengan cara memasukan pupuk ke dalam akuarium.

c. Pengisian Air

Pengisian air dilakukan setelah tahap pemupukan. Pengisian air untuk akuarim pembenihan 30-40 cm. Pengisian air tidak terlalu dalam karena untuk mempermudah benih ikan dalm pergerakan mengambil pakan di permukaan kemudian ditambahkan empat dendok makan ramuan herbal. Pemberian ramuan herbal bertujuan untuk menetralkan air dari racun berbahaya, menyeimbangkan pH dan suhu air. Setelah 5-7 hari diisi air, air tersebut akan berwarna kehijauan dan karung berisi kotoran kambing diangkat.

B. Penebaran larva

Penebaran larva dilakukan setelah kegiatan persiapan kolam selesai. Larva ikan patin yang ditebar akan menentukan hasil akhir. Padat tebar benih ikan patin yaitu 3000 ekor larva per meter. Waktu penebaran larva yang baik pada pagi hari dan sore hari karena pada saat siang hari tingkat stres ikan tinggi karena pengaruh dari terik matahari. Sebelum ditebar larva diaklimatisasi terlebih dahulu agar larva stres karena menghadapi lingkungan baru. Aklimatisasi dilakukan selama 10-15 menit sesuai dengan suhu sesuai suhu yang dibutuhkan larva. Akuarium pembenihan ikan patin yang berukuran 4 meter x 3 meter x 1,5 meter dengan padat tebar 8000 ekor per meter akan ditebar benih sebanyak 30.000 ekor per akuarium benih ikan patin berukuran 4-5 cm.

C. Pemeliharaan

(13)

Pemeliharaan dilakukan setelah larva ditebar di kolam pembesaran. Pemeliharaan ikan Patin terdiri dari pemberian pakan, pemberian vitamin, pengelolaan air, pengendalian hama dan penyakit, penyortiran dan panen.

a. Pemberian pakan

Setelah benih larva patin ditebar tahap selnjutnya yaitu pemberian pakan. Pakan yang diberikan pada kegiatan pembenihan ikan patin terdiri atas 30% cacing sutra,70% dapnia.. Setiap 1 siklus produksi memakai 8 Akuarium, sehingga menghabiskan pakan 10 kg.

1. Jadwal pemberian pakan

Pemberian pakan dapnia dilakukan dari hari 1 sampai hari ke-7. Pada hari ke-8 sampai hari ke-21 diberikan cacing sutra . Pemberian pakan cacing ditebarkan pada satu titik luas akuarium. Pada hari ke-10 sampai masa panen diberikan pakan cacing.

2. Waktu dan frekuensi pemberian pakan

Frekuensi pemberian pakan adalah empat kali dalam satu hari, yaitu pagi, siang, sore, dan malam.

b. Pemberian Vitamin

Pemberian vitamin dilakukan ketika terjadi penurunan nafsu makan pada ikan patin. Pemberian vitamin dilakukan dengan mencampur vitamin dan pakan.

c. Pengelolaan Air

Pengelolaaan air berperan penting karena sangat mempengaruhi kondisi pembesaran ikan. Setelah benih ditebar ke kolam dalam jangka waktu seminggu maka pemberian herbal dilakukan kembali untuk menjaga pH yang berkisar 7-8 dan suhu yang berkisar 28-32°. Pengelolaan air dilakukan dua minggu sekali dengan membuang sepertiga bagian dan diisi dengan air yang abru. Air yanng dikeluarkan adalah bagian dasar kolam dan juga bergantung pada pemberian pakan.

d. Hama

(14)

Meskipun hewan ini tidak memakan patin, namun keberadaan hewan tersebut dapat mengganggu. akteri dapat merusak kondisi tubuh patin. Sebagai upaya penanggulangan kontrol keadaan kolam secara rutin, termasuk lingkungan sekitar kolam.

e. Penyakit

Penyakit yang menyerang patin relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan penyakit yang menyarang ikan air tawar lainnya. Umumnya penyakit yang menyerang ikan patin disebabkan oleh bakteri, jamur dan parasit. Pemicunya adalah faktor kelalaian manusia dalam pemeliharaan, misalnya kesalahan pola dan jenis pemberian pakan (Nasrudin, 2010).

D. Panen

Pemanenan dilakukan saat ikan patin berukuran 5-6 cm semenjak benih ikan larva patin ditebar ke dalam kolam pembenihan.

E. Pengemasan

Kegiatan pengemasan larva patin hanya dilakukan dengan pengemasan terbuka untuk pengangkutan jarak dekat maupun jarak jauh. Air yang digunakan untuk mengisi plastik 1/3 bagian dari volume air . Air yang digunakan adalah air baru dicampur dengan air kolam dari pembesaran dengan perbandingan volume air baru dan air kolam 50:50. Hal itu dilakukan agar patin lebih tahan hidup dalm pengangkutan.

Laporan Keuangan 1. Tabel Penyusutan

BIAYA

INVESTASI Nilai Beli

Umur Ekonomi

s

Nilai

Sisa Penyusutanper tahun Nilai sisa padatahun ke-5

Mobil 60.000.0

00 10

6.000.0

00 5.400.000 33.000.000

Bangunan 10.000.0

00 10 1.000.000 900.000 5.500.000

(15)

Kolam

Pembesaran 10.000.000 10 1.000.000 900.000 5.500.000

Serokan Besar 200.000 3 66.667 44.444 111.111

Selang 200.000 3 66.667 44.444 111.111

Pembuatan

Terpal 6.000.00

0 5 1.200.000 960.000

Pompa air 2.000.00

0 5 400.000 320.000

Ember 200.000 2 100.00

0 50.000 150.000

Baskom pakan 50.000 2 25.000 12.500 37.500

Paranet 1.200.00

0 3 400.000 266.667 666.667

Timbangan 350.000 3 116.66

7 77.778 194.444

Drum 500.000 5 100.00

0 80.000

9.208.833 46.205.833

2. Perhitungan Pembayaran Kredit dan Tabel Pembayaran Angsuran Pinjaman

PINJAMAN 50.000.000

JANGKA WAKTU PENGEMBALIAN 3

TINGKAT SUKU BUNGA 12%

CAPITAL RECOVERY FACTOR 0,413

ANGSURAN KREDIT PER TAHUN 20.638.818

(16)

URAIAN TAHUN

INFLOW 1 2 3 4 5

Penjualan ikan 86.400.000 137.700.000 137.700.000 137.700.000 137.700.000

Pinjaman 50.000.000

Nilai Sisa

46.205.83 3

Total Inflow 136.400.000 137.700.000 137.700.000 137.700.000 183.905.833

OUTFLOW

Serokan Besar 200.000 200.000

Selang 200.000 200.000

Pembuatan

Sumur 1.700.000

Terpal 6.000.000

Pompa air 2.000.000

Ember 200.000 200.000 200.000

Baskom pakan 50.000 50.000 50.000

Paranet 1.200.000 1.200.000

Timbangan 350.000 350.000

Drum 500.000

TOTAL BIAYA

INVESTASI 92.400.000 - 250.000 1.950.000 250.000

2. Biaya Produksi BIAYA TETAP

Sewa Lahan 15.000.000 15.000.000 15.000.00

0 15.000.000 15.000.000

Gaji Karyawan (2

orang) 24.000.000 24.000.000

bangunan 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000

Perawatan mobil 800.000 800.000 800.000 800.000 800.000 Perawatan kolam 800.000 800.000 800.000 800.000 800.000 Listrik 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 Penyusutan 9.208.833 9.208.833 9.208.833 9.208.833 9.208.833 Pajak mobil 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 Biaya pemasaran 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 TOTAL BIAYA

TETAP 55.058.833 55.058.833 55.058.833 55.058.833 55.058.833

BIAYA VARIABEL

(17)

Pembelian benih 7.200.000 10.800.000 10.800.00

0 10.800.000 10.800.000 Pakan 17.500.000 20.500.000 20.500.00

0 20.500.000 20.500.000

Ramuan Herbal 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000

Garam 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 Kotoran kambing 450.000 450.000 450.000 450.000 450.000

TOTAL BIAYA

VARIABEL 27.250.000 33.850.000 33.850.000 33.850.000 33.850.000 Pembayaran

pinjaman 20.638.818 20.638.818 20.638.818

Pajak (10%) 5.409.117 4.879.117 4.879.117 4.879.117 9.499.700 Total OUTFLOW 200.756.768 114.426.76

8 114.676.768 95.737.950 98.658.533

NET BENEFIT (64.356.768) 23.273.232 23.023.23 2

41.962.05 0

85.247.30 0 DF (11,5%) 0,897 0,804 0,721 0,647 0,580 PV/TAHUN (57.719.074) 18.720.048 16.608.93

1 27.149.212 49.465.943

NPV Rp54.225.06

0,93

IRR 41%

PV Positif 111.944.135 PV Negatif (57.719.074)

Net B/C 1,939

Rata-rata net

benefit 43.376.454 Payback

Periode 2,1 2 tahun 1bulan

(18)

Uraian Tahun

Gaji Karyawan (2 orang)

(19)

(1.658.83

6. Kebutuhan Modal Kerja

Rencana penjualan Rp 137.700.000

Profit margin (31,52%)

Rp 3.616.920

Rp 12.825.753 Kebutuhan modal kerja

CCP = 295,14 hari

Kebutuhan modal kerja Rp 126.179.758 Dikurangi:

(20)

60.215.000

Kebutuhan modal kerja

Rp 65.964.758 Dikurangi:

Dana yang tersedia

Hutang dagang Rp 8.500.000 KEBUTUHAN MODAL

KERJA Rp 57.464.758

1. Cash to cash period

Inventory Turnover = inventoryCOGS x 365 hari = 22.950 .00082.308.833 x 365 hari = 101,77 hari

Average coll periode = piutang

sales x 365 hari =

30.765.000

86.400.000 x 365 hari = 130 hari

Cash velocity = salescash x 365 hari = 15.000 .00086.400.000 x 365 hari = 63,37 hari CCP = 101,77 hari + 130 hari + 63,37 hari = 295,14 hari

2. NWC = Current asset – current liability NWC = 68.715.000 – 8.500.000 = 60.215.000

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

http://www.djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/c/258/KOMODITAS-ANDALAN-INDONESIA-MASUKI-JAJARAN-PRODUSEN-IKAN-TERBESAR-DUNIA/? category_id=[diunduh pada tanggal 28 September 2015]

Insan Komunika Group. http://lelesangkuriangorganik.blogspot.co.id/2010/11/keunggulan-lele-sangkuriang.html. [diunduh pada tanggal 28 September 2015]

Rahardjo, Andhi. http://benihikan.net/lele/7-tujuh-provinsi-penghasil-ikan-lele/#ixzz3n2wNfVHd. [diunduh pada tanggal 28 September 2015]

Rasyidia, Annisa. 2013. Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang dengan Kolam Terpal pada Katulampa Catfish Bogor. Kajian Pengembangan Bisnis. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Gambar 1 Tingkat Konsumsi Ikan Air Tawar di Kabupaten Karawang 2009-

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan VW dengan penambahan zat pengatur tumbuh NAA 0.5 ppm dan BAP 3 ppm mempunyai warna daun hijau muda. Zat pengatur tumbuh terutama sitokinin dalam bentuk BAP yang

Hal ini mengindikasikan beberapa hal, diantaranya adalah bahwa: Penyerahan tampuk kepe- mimpinan (suksesi) perusahaan keluarga menjadi berita utama karena disajikan di halaman 1

Setiap anggota kelompok yang terpilih sebagai AGEN EDUKASI wajib hadir pada kegiatan Sosialisasi AGEN EDUKASI yang akan diselenggarakan pada Selasa, 26 Juni 2018 bertempat di

[r]

ahol az eltérő álláspontok közül a jogkönyv összcállitója a saját nézeteit fogalmazta rneg.“`* Bónis György szerint a Húı'ıııusk()rı_tv legnagyobb ré- sze a

Hasil kajian menunjukkan sikap guru Bahasa Melayu terhadap penggunaan buku teks berada pada tahap sederhana bagi aspek isi kandungan, persembahan serta aktiviti dan latihan..

Tabel 6 menunjukkan hasil dari pengukuran tinggi dan jarak dimana dari hasil pengukuran tersebut diperoleh hasil bahwa tinggi tiang dan jarak antar tiang PJU

• Tujuan: pemadatan lahan agar lebih mampu menopang pertumbuhan tanaman kelapa sawit • Pemadatan jalur tanam dilakukan dengan.. menggunakan trek excavator dan dilalui beberapa