• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI POLITIK CALON ANGGOTA LEGISLATIF TAHUN 2014 PADA PARTAI POLITIK (Studi Pada DPC Partai Demokrat dan DPD Partai Keadilan Sejahtera Lampung Tengah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI POLITIK CALON ANGGOTA LEGISLATIF TAHUN 2014 PADA PARTAI POLITIK (Studi Pada DPC Partai Demokrat dan DPD Partai Keadilan Sejahtera Lampung Tengah)"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI POLITIK CALON ANGGOTA LEGISLATIF TAHUN 2014

PADA PARTAI POLITIK

(Studi Pada DPC Partai Demokrat dan DPD Partai Keadilan Sejahtera Lampung Tengah)

Oleh

Erwin Meraldi

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ILMU PEMERINTAHAN

pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

THE COMPARATIVE STUDY OF POLITICAL RECRUITMENT AND SELECTION PROCESS OF LEGISLATIVE CANDIDATE MEMBER ON

POLITICAL PARTY IN 2014

(Study On DPC Partai Demokrat and DPD Partai Keadilan Sejahtera in Lampung Tengah)

By

ERWIN MERALDI

The election system in Indonesia which is in the form of direct elections for the implementation has made the open space system being a good representation. One form of the general election is the choice of legislative members. A political party is a core organization of legislative elections. So far, the efforts made by the political parties including Partai Demokrat and Partai Keadilan Sejahtera in creating good quality of legislative members are still minimum. These weaknesses can be seen from the recruitment and selection process that does not take place in an open and participative way. The purpose of this study was to determine the process and comparison of recruitment and selection process of the candidates at DPC Partai Demokrat and DPD Partai Keadilan Sejahtera in Lampung Tengah.

This Study used a qualitative descriptive study that was done by comparing the recruitment and selection process in both parties. There were three indicators from elaborations of several theories used in this study. The three indicators were the implementation of legislative candidate recruitment at the level of political parties, the implementation of the selection legislative members candidates at the party level, and the establishment of legislative candidates and determining the sequence number of political parties. The data in this study were collected through interviews with multiple informants and through the study of documentation.

(3)

the DPC, besides the indications of the use of proximity and the dominance of the elite was found in this party. While in DPD Partai Keadilan Sejahtera, internal recruitment was closed for the party only. The selection was done in the level of electability and personal justification. The selection is carried out exclusively and decentralized territorial. Candidates were determined by the DPW on the recommendation of DPD, while the serial number was assigned by the consensus. In addition, there were no indication of misconducts in this party. Based on the result of the reserch, if it os compared in the part of recruitment and selection process, DPD Partai Keadilan Sejahtera tends to be better than DPC Partai Demokrat, eventhough basically both parties have not done the process of recruitment and selection maximally yet.

(4)

ABSTRAK

PERBANDINGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI POLITIK CALON ANGGOTA LEGISLATIF TAHUN 2014

PADA PARTAI POLITIK

(Studi Pada DPC Partai Demokrat dan DPD Partai Keadilan Sejahtera Lampung Tengah)

Oleh

ERWIN MERALDI

Sistem pemilihan umum di Indonesia dalam bentuk pemilihan langsung membuka ruang bagi terlaksananya sistem perwakilan secara baik. Salah satu bentuk pemilihan umum tersebut yaitu pemilihan anggota legislatif. Partai politik merupakan organisasi inti dari pelaksanaan pemilihan umum legislatif. Selama ini usaha yang dilakukan oleh partai politik yang diantaranya adalah Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera dalam mencetak anggota legislatif berkualitas masih sangatlah minim. Kelemahan tersebut dapat dilihat dari proses rekrutmen dan seleksi yang tidak berlangsung secara terbuka dan partisipatif. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses dan perbandingan proses rekrutmen dan seleksi calon legislatif di DPC Partai Demokrat dan DPD Partai Keadilan Sejahtera Lampung Tengah.

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan membandingkan proses rekrutmen dan seleksi di kedua partai dengan menggunakan tiga indikator yang didapat dari hasil elaborasi beberapa teori. Adapun ketiga indikator tersebut yaitu pelaksanaan rekrutmen calon anggota legislatif di tingkat partai politik, pelaksanaan seleksi bakal calon anggota legislatif di tingkat partai dan penetapan calon anggota legislatif dan penetuan nomor urut oleh partai politik. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara terhadap beberapa informan dan melalui studi dokumentasi

(5)

dan nomor urut ditetapkan oleh ketua DPC selain itu ditemukan adanya indikasi pemanfaatan kedekatan dan dominasi elit. Sedangkan di DPD Partai Keadilan Sejahtera rekrutmen bersifat tertutup untuk internal partai saja. Seleksi didasarkan pada tingkat elektabilitas dan penilaian personal. Seleksi dilakukan secara eksklusif dan secara desentralisasi teritorial. Calon legislatif ditetapkan oleh DPW berdasarkan rekomendasi DPD sedangkan nomor urut ditetapkan melalui musyawarah. Selain itu tidak ditemukan adanya indikasi kecurangan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, jika dibandingkan proses rekrutmen dan seleksi pada DPD Partai Keadilan Sejahtera cenderung lebih baik dari DPC Partai Demokrat, walaupun pada dasarnya kedua partai belum melakukan rekrutmen dan seleksi secara maksimal.

(6)
(7)
(8)
(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Rekrutmen... 10

1. Pengertian Rekrutmen ... 10

2. Prinsip-Prinsip Rekrutmen ... 11

3. Sumber Rekrutmen ... 12

4. Sifat Rekrutmen ... 13

B. Tinjauan Tentang Seleksi ... 13

1. Pengertian Seleksi ... 13

2. Siapa Yang Menyeleksi (Selectrorate) ... 14

3. Dimana Kandidat Di Seleksi ... 15

C. Model dan Jalur Rekrutmen dan Seleksi Politik ... 16

1. Model Rekrutmen dan Seleksi Politik ... 16

2. Jalur Rekrutmen dan Seleksi Politik ... 18

D. Tinjauan Tentang Pemilu Legislatif ... 20

1. Syarat Bakal Calon Legislatif ... 20

2. Tata Cara Pengajuan Bakal Calon Legislatif ... 22

3. Tahapan Pencalonan Pemilu Legislatif 2014 ... 23

E. Indikator Perbandingan Rekrutmen dan Seleksi Calon Legislatif ... 24

(10)

B. Fokus Penelitian ... 31

2. Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Rekrutmen dan Seleksi Partai Demokrat ... 42

3. Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Lampung Tengah dari Partai Demokrat ... 46

B. Gambaran Umum DPD Partai Keadilan Sejahtera Lampung Tengah 49

1. Visi dan Misi Partai Keadilan Sejahtera ... 49

2. Rancangan Panduan Program Pencalonan Partai Keadilan Sejahtera ... 51

3. Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Lampung Tengah dari Partai Keadilan Sejahtera ... 54

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 57

1. Rekrutmen pada Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera. 57

2. Seleksi pada Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera ... 62

3. Penetapan Calon Anggota Legislatif pada Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera ... 63

B. Pembahasan ... 67

1. Rekrutmen dan Seleksi Calon Anggota Legislatif pada DPC Partai Demokrat Lampung Tengah ... 68

2. Rekrutmen dan Seleksi Calon Anggota Legislatif pada DPD Partai Keadilan Sejahtera Lampung Tengah ... 76

(11)

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar Calon Legislatif Partai Demokrat Daerah Pemilihan 1 ... 46

2. Daftar Calon Legislatif Partai Demokrat Daerah Pemilihan 2 ... 47

3. Daftar Calon Legislatif Partai Demokrat Daerah Pemilihan 3 ... 47

4. Daftar Calon Legislatif Partai Demokrat Daerah Pemilihan 4 ... 48

5. Daftar Calon Legislatif Partai Demokrat Daerah Pemilihan 5 ... 48

6. Tahapan Umum Penjaringan dan Penetapan CAD PKS ... 53

7. Daftar Calon Legislatif Partai Keadilan Sejahtera Daerah Pemilihan 1 .. 54

8. Daftar Calon Legislatif Partai Keadilan Sejahtera Daerah Pemilihan 2 .. 54

9. Daftar Calon Legislatif Partai Keadilan Sejahtera Daerah Pemilihan 3 .. 55

10. Daftar Calon Legislatif Partai Keadilan Sejahtera Daerah Pemilihan 4 .. 55

11. Daftar Calon Legislatif Partai Keadilan Sejahtera Daerah Pemilihan 5 .. 56

(13)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

masyarakat politik. Masyarakat yang semakin waktu mengalami peningkatan

kualitas tentu saja berpengaruh terhadap jalannya proses demokrasi langsung.

Sehingga mekanisme sistem perwakilan menjadi jalan keluar demi

terhubungnya penguasa dan masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) secara

langsung pada dasarnya merupakan salah satu sarana penyaluran kedaulatan

rakyat. Pemilu merupakan praktik politik untuk menyalurkan kedaulatan rakyat

yang memungkinkan terbentuknya sebuah pemerintahan perwakilan. Melalui

pemilu negara dapat mewujudkan sistem kekuasaan negara yang berkedaulatan

rakyat dan juga berdasar permusyawaratan perwakilan.

Adanya pemilu memungkinkan terjadinya pemilihan dan pergantian

kepemimpinan pemerintahan secara tertib dan damai. Hal tersebut sesuai

dengan tujuan pemilu yakni memilih wakil rakyat atau wakil daerah dan

membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan legitimasi dari rakyat.

Sistem pemilihan umum di Indonesia dalam bentuk pemilihan langsung mulai

dari pemilihan umum presiden, gubernur, walikota, bupati serta pemilihan

(14)

baik. Partai politik merupakan salah satu institusi inti dari pelaksanaan sistem

perwakilan tersebut. Partai politik diharapkan mampu mewujudkan konsep

keterwakilan, baik keterwakilan dalam lembaga formal kenegaraan seperti

lembaga legislatif/parlemen maupun keterwakilan aspirasi masyarakat dalam

institusi kepartaian. Maka dari itu partai politik haruslah bisa menyediakan

wakil rakyat di parlemen yang handal demi terwujudnya keterwakilan tersebut.

Salah satu cara guna mendapatkan wakil rakyat handal adalah dengan melalui

proses rekrutmen dan seleksi yang ketat.

Salah fungsi partai politik adalah sarana rekrutmen politik. Menurut Agustino

(2007:104) salah satu fugsi partai adalah melakukan rekrutmen guna mengisi

posisi-posisi yang dibutuhkan dalam lembaga negara. Sedangkan Budiarjo

(2008:408) rekrutmen politik sangat berkaitan dengan masalah seleksi

kepemimpinan, baik kepemimpinan internal partai maupun kepemimpinan

nasional yang lebih luas. Pendapat tersebut juga dipertegas dalam UU No. 2

Tahun 2008 tentang partai politik. Undang-Undang tersebut menjelaskan

bahwa salah satu fungsi partai politik adalah rekrutmen politik dalam proses

pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan

memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.

Selama ini usaha yang dilakukan oleh partai politik dalam mencetak anggota

legislatif berkualitas masih sangatlah minim. Kelemahan tersebut dapat dilihat

dari proses rekrutmen yang tidak berlangsung secara terbuka dan partisipatif.

Proses rekrutmen seperti itu mengakibatkan ketidaktahuan masyarakat

(15)

dalam proses rekrutmen, partai politik cenderung menggunakan pendekatan

asal pilih” terhadap kandidat yang akan dicalonkan. Permasalahan tersebut

dibuktikan berdasarkan temuan sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Provinsi Lampung. Permasalahan tersebut antara lain mengenai adanya data

daftar calon sementara yang ganda, adanya bakal calon yang berumur dibawah

21 tahun, adanya nama bakal calon ganda di dua parpol dan masih banyaknya

berkas bakal calon yang bermasalah. (Tribun Lampung, 29 April 2013)

Permasalahan administratif di atas menjadi pelengkap permasalahan yang

kerap terjadi dalam penetapan calon legislatif oleh partai politik. Permasalahan

pokok penetapan calon legislatif saat ini pada dasarnya adalah partai politik itu

sendiri. Sistem oligarki yang cenderung diabadikan oleh partai membuat

penetapan calon legislatif bersifat sentralistis atau terpusat pada satu tangan

saja. Kecenderungan ini membuat munculnya calon legislatif potensial akan

semakin susah. Adanya faktor kedekatan atau kekeluargaan dengan elit partai,

akses politik ataupun politik uang kini seolah menjadi kunci utama guna

memuluskan langkah pencalonan. Sedangkan kemampuan dari calon calon

legislatif justru dinomorduakan.

Permasalahan di atas menunjukan bahwa rekrutmen politik merupakan hal

penting. Rekrutmen politik menjadi sangat penting mengingat fungsi ini selain

untuk kepentingan partai politik tetapi juga sangat berperan dalam mencetak

pemimpin-pemimpin ataupun wakil rakyat yang berkualitas. Rekrutmen

merupakan proses yang menentukan keberlanjutan suatu partai dan juga

(16)

mendalam partai politik mempunyai tanggung jawab yang sangat besar

terhadap negara. Agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang baik

perlu dimulai dari proses rekrutmen dan seleksi yang baik pula. Maka dari itu,

setiap partai politik wajib meningkatkan kualitas proses rekrutmen dan seleksi

guna mendapatkan calon pemimpin dan wakil rakyat yang handal. Melalui

proses rekrutmen dan seleksi, partai politik bisa memilih calon-calon yang

sesuai dengan karakteristik dan ideologi partai bersangkutan.

Menghadapi pemilu legislatif 2014 mendatang, masing masing partai memilki

cara tersendiri dalam menjalankan proses rekrutmen dan seleksi bakal calon

anggota legislatif. Dasar pelaksanaan rekrutmen dan seleksi bakal calon pada

partai politik biasanya dilaksanakan sesuai dengan keputusan internal partai.

Namun secara umum tata cara pencalonan anggota Dewan Perwakilan Rakyat

(DPR), anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi maupun

kabupaten/kota diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (P-KPU)

Nomor 7 Tahun 2013 serta P-KPU Nomor 13 Tahun 2013. Peraturan-peraturan

tersebut memuat secara jelas mengenai syarat bakal calon dan pengajuan bakal

calon, tata cara pendaftaran dan aturan lainnya.

Menghadapi pemilihan umum legislatif tahun 2014 mendatang, partai-partai

peserta pemilu mulai disibukkan dengan pelaksanaan rekrutmen dan seleksi

bakal calon legislatif (caleg). Partai Demokrat salah satunya, Demokrat

merupakan partai pemenang pemilu legislatif 2009 dengan perolehan suara

nasional 20,85%. Partai berasaskan pancasila ini merupakan salah satu partai

(17)

demokrat seperti membawa harapan baru yang cerah bagi kehidupan politik

tanah air. Belakangan ini Demokrat tengah mengalami penurunan tingkat

elektabilitas secara nasional yang cukup drastis. Hasil survei Lingkaran Survei

Indonesia (LSI) menunjukan demokrat mengalami penurunan suara 9%

dibanding pada pemilu 2009. Menghadapi pemilu legislatif 2014, kesiapan

Partai Demokrat pun masih belum maksimal. Ketidaksiapan ini ditunjukkan

dengan adanya temuan sementara KPU Kabupaten Lampung Tengah yang

menyatakan bahwa masih banyak berkas bakal calon legislatif Partai Demokrat

yang bermasalah. Masalah tersebut diantaranya masih ditemukannya nama

bakal calon anggota legislatif yang ganda (Koran Editor, Jumat 3 Mei 2013).

Selain Partai Demokrat, partai yang juga mencoba menjadi pencerah kehidupan

politik tanah air adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai politik yang

berasaskan Islam ini muncul dengan kader-kader terbaiknya. Terbukti pada

pemilihan umum legislatif pertamanya, PKS berhasil meraup suara nasional

6,06% . Menurut penulis, PKS adalah partai yang bisa dibilang “adem ayem”.

Tidak banyak pemberitaan buruk mengenai partai yang salah satu tujuan

pembentukannya adalah untuk membangun sistem kehidupan bermasyarakat

dan bernegara yang sesuai dengan nilai-nilai islam. Namun ternyata hal positif

tersebut tidak berpengaruh terhadap elektabilitas PKS. Hal ini juga terbukti

dari hasil survei LSI yang menyebutkan tingkat elektabilitas PKS hanya 3,7%.

Masalah lain muncul menjelang pemilu legislatif 2014, berdasarkan temuan

sementara KPU Lampung, ada beberapa partai politik yang belum memenuhi

kuota bakal calon legislatif seharusnya dan juga adanya berkas calon legislatif

(18)

Sejahtera (Tribun Lampung, Senin 29 April 2013). Masalah ini menunjukkan

kurang maksimalnya persiapan PKS dalam menghadapi pemilu legislatif 2014.

Bila diperhatikan, baik Demokrat maupun PKS merupakan partai yang

sama-sama memiliki struktur partai yang kuat dan kader yang solid. Kuatnya struktur

partai dan solidnya kader pada dasarnya dapat dilihat dari seberapa jauh setiap

komponen di dalam partai dapat saling menguatkan satu sama lain, mampu

bersinergi dan bekerja sama dan kejelasan program program yang dimiliki.

Partai Demokrat merupakan representasi partai nasionalis yang memiliki

struktur partai yang kuat, kepengurusan yang solid dari pusat sampai daerah

yang didukung dengan kader-kader yang berkualitas. Sedangkan PKS

merupakan representasi partai religius dengan stuktur partai yang kuat dengan

dukungan kader yang solid bahkan militan serta memiliki program kerja yang

jelas.

Ditengah masalah yang tengah dihadapi, kedua partai tersebut sudah

selayaknya menanggapi secara serius. Demokrat yang harus segera berbenah

dan bekerja keras untuk mengembalikan popularitas mereka. Sedangkan PKS

punya pekerjaan berat untuk bisa membuktikan diri sebagai partai Islam yang

punya kekuatan besar. Hal tersebut menunjukan bahwa baik Demokrat maupun

PKS saat ini mempunyai tujuan yang sama, yaitu harus meningkatkan suaranya

di pemilu legislatif 2014 mendatang. Berkaitan dengan masalah tersebut,

supaya dapat meningkatkan suara atau elektabilitas partai, perubahan besar

harus segera dilakukan. Salah satunya dengan terlebih dahulu memperbaiki

(19)

nantinya akan berpengaruh terhadap suara partai ditingkat nasional. Caranya

bisa dilakukan dengan merekrut dan menyeleksi calon legislatif yang handal.

Partai harus punya standar yang jelas dalam proses rekrutmen dan seleksi guna

menghasilkan calon wakil rakyat yang nantinya mampu mengemban tugas

sebagai perwakilan rakyat secara maksimal.

Masing-masing partai memang mempunyai cara yang berbeda-beda dalam

merekrut dan menyeleksi kader maupun bakal calon legislatif. Cara yang

digunakan oleh Demokrat dengan PKS mulai dari tahapan perekrutan, syarat

administratif ataupun kriteria pasti terdapat perbedaan. Maka peran partai

politik dalam merekrut dan menyeleksi kader partai sangatlah penting. Tanpa

adanya faktor elit, faktor kekerabatan, faktor uang atau faktor lain yang

menjadi pengaruh, proses penetapan calon legislatif justru akan berkualitas.

Hal tersebut mengingat bahwa rekrutmen politik akan berfungsi untuk mencari

orang atau kader yang berkualitas serta memiliki kredibilitas dan akuntabilitas.

Berdasarkan pada kenyataan inilah yang menjadikan dorongan bagi penulis

untuk meneliti dan mempelajari rekrutmen dan seleksi.politik calon legislatif.

Sistem seperti apa yang diterapkan oleh Partai Demokrat dan Partai Keadilan

Sejahtera (PKS) khususnya di Kabupaten Lampung Tengah guna mendapatkan

calon legislatif yang berkualitas. Serta penulis juga akan mencoba melihat

seperti apa perbandingan dinamika politik yang terjadi di internal kedua partai,

apakah faktor elit, faktor kekeluargaan dan faktor uang mempengaruhi proses

(20)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas , yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses rekrutmen dan seleksi calon legislatif pada DPC Partai

Demokrat Kabupaten Lampung Tengah?

2. Bagaimana proses rekrutmen dan seleksi calon legislatif pada DPD Partai

Keadilan Sejahtera Kabupaten Lampung Tengah?

3. Bagaimana perbandingan proses politik penetapan calon legislatif mulai

dari pelaksanaan rekrutmen, seleksi, penetapan caleg dan penentuan nomor

urut pada DPC Partai Demokrat dan DPD Partai Keadilan Sejahtera

Kabupaten Lampung Tengah?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses rekrutmen dan seleksi calon legislatif pada DPC

Partai Demokrat Kabupaten Lampung Tengah.

2. Untuk mengetahui proses rekrutmen dan seleksi calon legislatif pada DPD

Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Lampung Tengah.

3. Untuk membandingkan proses politik penetapan calon legislatif mulai dari

pelaksanaan rekrutmen, seleksi, penetapan caleg dan penentuan nomor urut

pada DPC Partai Demokrat dan DPD Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten

(21)

D.Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu

pengetahuan dan pengembangan pemikiran dibidang politik, khususnya

mengenai rekrutmen dan seleksi calon legislatif pada partai politik.

2. Secara praktis hasil penelitian diharapkan menjadi bahan masukan bagi

Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Lampung

Tengah untuk dapat memperbaiki kualitas rekrutmen dan seleksi calon

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Tentang Rekrutmen 1. Pengertian Rekrumen

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian rekrutmen adalah

pemilihan dan pengangkatan orang untuk mengisi peran tertentu dalam

sistem sosial berdasarkan sifat dan status (kedudukan), seperti suku,

kelahiran, kedudukan sosial dan prestasi atau kombinasi dari kesemuanya.

Sedangkan Stoner (Samsudin, 2006:81) mendefinisikan rekrutmen sebagai

proses pengumpulan calon pemegang jabatan yang sesuai dengan rencana

sumber daya manusia untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan

tertentu. Menurut Wether (Mulyono, 2004:76) rekrutmen adalah suatu

proses mendapatkan dan penarikan pelamar-pelamar yang cakap untuk

suatu pekerjaan. Daft (2010:110) mendefinisikan perekrutan sebagai

aktivitas atau praktik yang menentukan karakteristik pelamar kerja yang

menjadi objek diterapkannya prosedur seleksi. Sedangkan menurut Badan

Kepegawaian Negara (Wasistiono, 2002:13) rekrutmen dapat diartikan

sebagai:

-Pengerahan mendapat calon pegawai. -Menarik orang untuk menjadi pegawai.

(23)

-Pengadaan Pegawai

-Mencari dan menemukan calon pelamar yang memiliki motifasi, kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang diperlukan organisasi yang teridentifikasi dalam perencanaan kepegawaian.

Berdasarkan definisi-definisi mengenai pengertian rekrutmen yang telah

diuraikan di atas, maka penulis berpendapat bahwa rekrutmen merupakan

upaya yang dilakukan untuk mengumpulkan dan mendapatkan seseorang

yang dibutuhkan sebagai calon pengisi kekosongan pada jabatan-jabatan

tertentu dengan memperhatikan syarat-syarat yang telah ditentukan

sebelumnya.

2. Prinsip-Prinsip Rekrutmen

Berdasarkan pada pendapat kepala badan kepegawaian nasional

(Rahmadaniza, 2006:10), dalam melakukan rekrutmen sudah seharusnya

memperhatikan prinsip-prinsip rekrutmen yaitu :

a) Semua warga negara mempunyai kedudukan hukum yang sama. Bahwa setiap warga mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh haknya setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan pemerintah.

b) Berdasarkan syarat-syarat objektif. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 pasal 6 disebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar yaitu:

1. Warga negara Indonesia.

2. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang sudah memilikikekuatan hukum yang tetap, karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan.

3. Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian dan keterampilan yang diperlukan.

4. Berkelakuan baik

5. Sehat jasmani dan rohani

(24)

Berdasarkan keterangan di atas maka penulis berpendapat bahwa prinsip

rekrutmen yaitu proses rekrutmen bisa diikuti oleh semua warga negara

tanpa membedakan agama, golongan dan ras dan yang telah memenuhi

syarat-syarat objektif yang ditetapkan.

3. Sumber Rekrutmen

Perencanaan rekrutmen harus dilakukan dengan memperhatikan sumber

calon peserta karena organisasi atau perusahan tentunya menginginkan

calon yang mempunyai kemampuan dan pengalaman. Menurut Samsudin

(2006:84) Sumber rekrutmen dibagi kedalam dua sumber yaitu sumber

internal dan sumber eksternal.

a) Sumber Internal

Rekrutmen peserta dari sumber internal artinya mengisi jabatan-jabatan yang kosong dengan mengambil individu dari dalam organisasi atau perusahaan itu sendiri. Perekrutan dengan sumber internal ini memiliki beberapa kelebihan yaitu organisasi atau perusahaan pasti telah mengetahui individu yang memiliki kemampuan tinggi untuk mengisi posisi yang kosong. Akan tetapi perekrutan ini pun memiliki kekurangan yaitu kemungkinan peserta tidak memberikan perspektif baru sehingga organisasi atau perusahaan menjadi tidak berkembang.

b) Sumber Eksternal

Rekrutmen peserta dari sumber eksternal dilakukan dengan cara menarik calon pegawai yang berasal dari luar organisasi. Pada sumber ini tentu saja calon pegawai harus memenuhi persyaratan sesuai ketentuan. Kelebihan dari rekrutmen eksternal ini yaitu calon pegawai memiliki gagasan ataupun pemikiran baru bagi perusahaan. Kelemahan dari rekrutmen ini adalah pegawai baru membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mnyesuaikan diri dengan perusahaan.

Berdasarkan pendapat diatas, penulis berpendapat bahwa peserta rekrutmen

dapat berasal dari dalam organisasi ataupun berasal dari luar/eksternal

organisasi dengan tetap berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang telah

(25)

4. Sifat Rekrutmen

Proses rekrutmen merupakan fungsi mencari dan mengajak orang-orang

yang memiliki kemampuan untuk turut aktif dalam kegiatan politik. Proses

rekrutmen politik juga merupakan proses yang melibatkan seluruh warga

negara. Menurut Haryanto (Rahmadaniza, 2006:11) sifat rekrutmen dibagi

kedalam dua jenis yaitu:

1. Rekrutmen secara terbuka

Rekrutmen secara terbuka dilaksanakan secara terbuka bagi seluruh warga masyarakat tanpa terkecuali mempunyai kesempatan yang sama untuk ikut dalam proses perekrutan apabila telah memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Rekrutmen secara tertutup

Rekrutmen ini meupakan cara rekrutmen dimana hanya individu tertentu yang dapat ikut dalam proses perekrutan untuk selanjutnya dapat menduduki jabatan tertentu. Kesempatan dalam rekrutmen ini tidak terbuka untuk seluruh masyarakat. Perekrutan hanya dilakukan terhadap individu-individu yang mempunyai persamaan tertentu.

Berdasarkan pernyataan di atas, penulis berpendapat bahwa rekrutmen

dapat bersifat terbuka dengan maksud bahwa proses rekrutmen dapat

diikuti oleh siapa saja yang telah memenuhi persyaratan. Akan tetapi

proses rekrutmen juga dapat bersifat tertutup yang berarti bahwa hanya

individu-individu tertentu saja yang bisa mengikuti proses perekrutan.

B.Tinjauan Tentang Seleksi 1. Pengertian Seleksi

Seleksi merupakan hal yang sangat penting karena berbagai keahlian yang

dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui proses

(26)

beberapa orang dari sekumpulan orang-orang dengan kualifikasi tertentu

yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan jabatanya. Menurut Samsudin

(2006:92) seleksi merupakan proses yang dilakukan untuk mendapatkan

individu yang memenuhi syarat dan memilik kualifikasi yang sesuai

dengan deskripsi pekerjaanatau jabatan yang ada dan sesuai dengan

kebutuhan organisasi atau perusahaan.

Menurut Sunyoto (2012:108) seleksi adalah proses pemilihan dari

sekelompok pelamar, orang atau orang-orang yang paling memenuhi

kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia berdasarkan kondisi yang ada

pada saat ini yang dilakukan perusahaan. Nawawi (2005:170) menjelaskan

bahwa pengertian seleksi adalah proses menetapkan keputusan dalam

menerima atau tidak, setelah mempertimbangkan setiap pelamar untuk

suatu pekerjaan tertentu. Berdasarkan penjelasan mengenai pengertian

seleksi, penulis berpendapat bahwa seleksi merupakan kegiatan memilih

dan menetapkan individu dari kumpulan-kumpulan individu yang

memenuhi persayaratan untuk diterima karena telah sesuai dengan kriteria

yang dibutuhkan.

2. Siapa Yang Menyeleksi (Selectrorate)

Tujuan seleksi adalah mencari seseorang yang memenuhi kriteria atau

syarat-syarat yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga orang yang

menyeleksi menjadi sangatlah penting. Menurut Rahat dan Hazan

(Pamungkas, 2011:93), penyeleksi adalah lembaga yang menyeleksi

(27)

sampai pada pemilih. Rahat dan Hazan juga menjelaskan bahwa penyeleksi

dapat diklasifikasikan kedalam dua tingkatan, yaitu:

a) Berdasarkan tingkat inklusifitas

Penyeleksi dikatakan sangat inklusif apabila penyeleksinya adalah

pemilih yang memiliki hak memilih dalam pemilihan umum.

b) Berdasarkan tingkat Ekslusifitas

Penyeleksi dikatakan sangat ekslusif apabila penyeleksian ditentukan

oleh ketua atau pimpinan partai

Berdasarkan penjelasan mengenai siapa yang menyeleksi (selectrorate),

penulis berpendapat bahwa penyeleksi bisa merupakan masyarakat yang

menjadi pemilih ataupun penyeleksinya merupakan ketua atau pimpinan

partai yang bersangkutan.

3. Dimana Kandidat Di Seleksi

Proses seleksi merupakan serangkaian tahap atau langkah dengan

menggunakan berbagai macam teknik atau metode seleksi yang harus

dilalui oleh para calon peserta seleksi untuk memilih beberapa orang yang

sesuai dengan kebutuhan organisasi. Terkait tempat dimana kandidat

diseleksi , Hazan (Pamungkas, 2011:98) membagi kedalam dua tipe yaitu:

a) Sentralistik

Apabila kandidat diseleksi secara eksklusif oleh penyeleksi partai pada tingkat nasional tanpa prosedur yang mengikutinya seperti representasi teritorial atau fungsional.

b) Desentralistik

(28)

1) Desentralisasi Teritorial

Adalah ketika penyeleksi lokal menominasikan kandidat partai yang diantaranya dilakukan oleh pemimpin partai lokal, komite dari cabang sebuah partai, semua anggota atau pemilih di sebuah distrik pemilihan.

2) Desentralisasi Fungsional

Adalah ketika seleksi dilakukan oleh korporasi yang kemudian memberikan jaminan representasi untuk representasi kelompok-kelompok dagang, perempuan, minoritas dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan di atas penulis berpendapat bahwa tempat seleksi

dapat dilakukan secara sentralistik yang berarti terpusat pada tingkat

nasional ataupun secara desentralistik yang berarti penyeleksian dilakukan

di tingkat partai lokal.

C.Model dan Jalur Rekrutmen dan Seleksi Politik 1. Model Rekrutmen dan Seleksi Politik

Rekrutmen dan seleksi politik merupakan proses yang menentukan

karakteristik bakal calon yang dikehendaki sesuai dengan kebutuhan

jabatan atau posisi tertentu. Maka berbagai macam cara yang bisa

dilakukan untuk mendapatkan hasil bakal calon atau pelamar yang sesuai

kriteria. Menurut Djuhandar (2005:104) terdapat beberapa model

rekrutmen dan seleksi politik yang biasa digunakan, yaitu:

a. Seleksi pemilihan melalui ujian dan latihan

Merupakan cara rekrutmen yang dianggap paling penting mengingat cara ini memiliki banyak keragaman dan mempunyai implikasi penting bagi perekrutan politik.

b. Perebutan kekuasaan

Perebutan kekuasaan dilakukan dengan jalan menggunakan atau mengancam kekerasan. Perebutan kekuasaan dapat dilakukan dengan

coup d’etat, revolusi, intervensi militer dari luar, pembunuhan atau

(29)

lebih tinggi dalam partisipasi politiknya. Akibat yang paling langsung dan nyata dari model ini adalah penggantian para pemegang jabatan politik, akan tetapi perubahan perubahan dalam politik birokrasi biasanya menimbulkan hasil lebih lambat, terutama bila berlangsung dalam masyarakat yang kompleks dan sangat maju.

c. Patronage

Model rekrutmen ini merupakan bagian dari sistem penyuapan dan korupsi yang rumit. Model ini merupakan cara yang mapan untuk mempengaruhi pelaksanaan kekuasaan politik melalui pengontrolan terhadap hasil-hasil dari pemilu.

d. Koopsi

Koopsi (co-option) merupakan model rekrutmen pemilihan anggota-anggota baru, meliputi pemilihan seseorang dalam suatu badan oleh anggota-anggota yang ada.

Model rekrutmen dan seleksi politik juga dijelaskan oleh Philip Althop dan

Michael Rush (Widya, Afriyanti, Chepico.blogspot.com diakses Minggu,

19 Mei 2013 pukul 22:08). Keduanya membagi model rekrutmen dan

seleksi politik kedalam tujuh model, yaitu:

a. Seleksi melalui ujian dan pelatihan

Model ini merupakan model yang umum digunakan, biasanya dilakukan untuk mengisi jabatan-jabatan birokrasi dan administrasi. b. Seleksi melalui penyortiran

Model ini dilakukan dengan melakukan penyortiran atau penarikan undian. Model ini digunakan untuk memperkokoh kedudukan pemimpin politik.

c. Seleksi melalui rotasi dan giliran

Model ini dilakukan untuk mencegah dominasi jabatan dan posisi-posisi berkuasa oleh orang atau kelompok individu tertentu.

d. Melalui perebutan kekuasaan

Model ini biasanya digunakan dengan jalan menggunakan atau mengancamkan kekerasan.

e. Melalui Patronage

Model ini dilakukan dengan penyuapan dan korupsi. Model ini banyak digunakan oleh masyarakat Inggris.

f. Seleksi dengan memunculkan pemimpin-pemimpin alamiah

Model ini merupakan pembenaran kasar terhadap kekuasaan aristokrasi. g. Melalui Koopsi

(30)

Sedangkan Rahat dan Hazan (Pamungkas, 2011:99) menyebutkan dua

model pengambilan keputusan yaitu:

a) Model pemilihan

Dalam model pemilihan, penominasian kandidat adalah melalui pemilihan diantara penyeleksi. Pada sistem pemilihan murni, semua kandidat diseleksi melalui prosedur pemilihan tanpa seorang penyeleksi pun dapat mengubah daftar komposisi.

b) Model penunjukan

Dalam model penunjukan, penentuan kandidat tanpa melalui pemilihan. Dalam sistem penunjukan murni kandidat ditunjuk tanpa membutuhkan persetujuan oleh agensi partai yang lain kecuali penominasian oleh partai atau pemimpin partai.

Berdasarkan pada pendapat di atas, penulis berpendapat bahwa setidaknya

ada delapan model perekrutan dan seleksi politik yang bisa digunakan.

Model perekrutan dan seleksi tersebut antara lain berupa seleksi pemilihan

dengan menggunakan ujian dan pelatihan, penyortiran, sistem rotasi,

perebutan dengan menggunakan kekerasan, pemunculan pemimpin secara

alamiah, perekrutan dengan cara penyuapan dan koopsi serta penunjukan.

Sedangkan dalam konteks penelitian ini, model rekrutmen dan seleksi

yang sesuai dengan tema penelitian adalah model seleksi melalui ujian dan

pelatihan. Model ini menjadi sesuai mengingat model ini merupakan

model yang paling sering digunakan dalam rekrutmen dan seleksi politik.

Model ini juga berimplikasi penting bagi hasil perekrutan dan seleksi

politik.

2. Jalur Rekrutmen dan Seleksi Politik

Mendapatkan individu yang memiliki kemampuan dan kualitas terbaik

(31)

untuk dapat melaksanakan rekrutmen dan seleksi politik. Dikutip dari

Asyifa (asy-iepha.blogspot.com, Diakses Minggu, 1 September 2013 pukul

23:45) Terdapat beberapa jalur yang bisa digunakan dalam rekrutmen dan

seleksi politik yaitu:

a. Jalur koalisi partai atau pimpinan-pimpinan partai artinya koalisi-koalisi partai merupakan bagian terpenting di dalam rekrutmen politik karena sebagian besar kesepakatan dan pengangkatan politik di adopsi dari hasil koalisi-koalisi antarpartai yang berperan dalam suatu lingkup politik.Artinya rekrutmen politik tidak terlepas dari peranan koalisi partai.

b. Jalur rekrutmen berdasarkan kemampuan-kemampuan dari kelompok atau individu artinya jalur ini menjadi kriteria dasar dalam perekrutan seseorang karena dinilai dari berbagai segi yaitu kriteria-kritreia tertentu, distribusi-distribusi kekuasaan, bakat-bakat yang terdapat di dalam masyarakat, langsung tidak langsung menguntungkan partai politik.

c. Jalur rekrutmen berdasarkan kaderisasi artinya setiap kelompok-kelompok partai harus menyeleksi dan mempersiapkan anggota-anggotanya yang dianggap mampu dan cakap dalam mendapatkan jabatan-jabatan politik yang lebih tinggi jenjangya serta mampu membawa memobilisasi partai-partai politiknya sehingga memberi pengaruh besar dikalangan masyarakat.

d. Jalur rekrutmen politik berdasarkan ikatan primordial. Di zaman modern ini jalur rekrutmen primordial tidak menutup kemungkinan terjadi di dunia politik. Fenomena itu terjadi karena adanya hubungan kekerabatan yang dekat antara orang perorangan yang memiliki jabatan politik sehingga ia mampu memindahtangankan atau memberi jabatan tersebut kepada kerabat terdekatnya yang dianggap mampu dan cakap dalam mengemban tugas kenegaraan. Fenomena ini dikenal dengan nama “rekrutmen politik berdasarkan ikatan primordial”.

Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa jalur yang bisa

digunakan dalam rekrutmen dan seleksi politik antara lain melalui jalur

koalisi, berdasarkan kemampuan, kaderisasi ataupun berdasarkan ikatan

(32)

D.Tinjauan Tentang Pemilu Legislatif 1. Syarat Bakal Calon Legislatif

Proses rekrutmen dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan individu

yang memiliki kemampuan dan kualitas terbaik. Sehingga dalam

pelaksanaan rekrutmen telah ditentukan persyaratan-persyaratan yang harus

dipenuhi oleh masing masing kandidat. Berdasarkan pada Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 2012 tentang pemilihan umum anggota DPR, DPD dan

DPRD pasal 51 ayat 1 bahwa persyaratan calon legislatif antara lain:

Bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota adalah Warga Negara Indonesia dan harus memenuhi persyaratan:

a) Telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih. b) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

c) Bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. d) Cakap berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia

e) Berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas, madrasah aliyah, sekolah menengah kejuruan, madrasah aliyah kejuruan, atau pendidikan lain yang sederajat.

f) Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.

g) Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih. h) Sehat jasmani dan rohani.

i) Terdaftar sebagai pemilih. j) Bersedia bekerja penuh waktu.

k) Mengundurkan diri sebagai kepala daerah, wakil kepala daerah, pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan pada badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah atau badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara, yang dinyatakan dengan surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali.

(33)

DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

m)Bersedia untuk tidak merangkap jabatan sebagai pejabat negara lainnya, direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan pada badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah serta badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara.

n) Menjadi anggota Partai Politik Peserta Pemilu. o) Dicalonkan hanya di 1 (satu) lembaga perwakilan. p) Dicalonkan hanya di 1 (satu) daerah pemilihan.

Selain persyaratan di atas, dalam pasal 51 ayat 2 dijelaskan bahwa bakal

calon juga harus memenuhi persyaratan kelengkapan administrasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dibuktikan dengan:

a) Kartu tanda penduduk Warga Negara Indonesia.

b) Bukti kelulusan pendidikan terakhir berupa fotokopi ijazah, surat tanda tamat belajar (STTB), syahadah, sertifikat kelulusan, atau surat keterangan lain yang dilegalisasi oleh satuan pendidikan atau program pendidikan menengah.

c) Surat pernyataan di atas meterai bagi calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota yang tidak pernah dipidana dengan ancaman hukuman 5 (lima) tahun atau lebih atau surat keterangan dari lembaga pemasyarakatan bagi calon yang pernah dijatuhi pidana.

d) Surat keterangan sehat jasmani dan rohani. e) Surat tanda bukti telah terdaftar sebagai pemilih.

f) Surat pernyataan tentang kesediaan untuk bekerja penuh waktu yang ditandatangani di atas kertas bermeterai cukup.

g) Surat pernyataan kesediaan untuk tidak berpraktik sebagai akuntan publik, advokat/pengacara, notaris, pejabat pembuat akta tanah (PPAT), dan/atau tidak melakukan pekerjaan penyedia barang dan jasa yang berhubungan dengan keuangan negara serta pekerjaan lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota yang ditandatangani di atas kertas bermeterai cukup.

h) Surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali sebagai kepala daerah, wakil kepala daerah, pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, atau anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan pada badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah serta pengurus pada badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara

(34)

j) Surat pernyataan tentang kesediaan untuk hanya dicalonkan oleh 1 (satu) partai politik untuk 1 (satu) lembaga perwakilan yang ditandatangani di atas kertas bermeterai cukup.

k) Surat pernyataan tentang kesediaan hanya dicalonkan pada 1 (satu) daerah pemilihan yang ditandatangani di atas kertas bermeterai cukup.

2. Tata Cara Pengajuan Bakal Calon

Sebelum mendapatkan calon-calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan

DPRD kabupaten/kota terlebih dahulu dilakukan rekrutmen dan seleksi

bakal calon anggota. Kegiatan tersebut dilakukan oleh partai politik.

Kegiatan ini dilakukan guna mempersiapkan calon-calon anggota legislatif

yang sesuai dengan aturan atau mekanisme yang digunakan oleh masing

masing partai. Sehingga setiap partai mempunyai cara seleksi yang berbeda

beda. UU No. 8 Tahun 2012 pasal 52-57 menjelaskan bahwa tata cara tata

cara pengajuan bakal calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD

Kabupaten/Kota yaitu:

Pasal 52

1) Partai Politik Peserta Pemilu melakukan seleksi bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.

2) Seleksi bakal calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara demokratis dan terbuka sesuai dengan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan/atau peraturan internal Partai Politik Peserta Pemilu. Pasal 53

1) Bakal calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 disusun dalam daftar bakal calon oleh partai politik masing-masing.

2) Daftar bakal calon anggota DPR ditetapkan oleh pengurus Partai Politik Peserta Pemilu tingkat pusat.

3) Daftar bakal calon anggota DPRD provinsi ditetapkan oleh pengurus Partai Politik Peserta Pemilu tingkat provinsi.

4) Daftar bakal calon anggota DPRD kabupaten/kota ditetapkan oleh pengurus Partai Politik Peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota.

Pasal 54

(35)

Pasal 55

Daftar bakal calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 memuat paling sedikit 30% (tiga puluh persen) keterwakilan perempuan.

Pasal 56

1) Nama-nama calon dalam daftar bakal calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 disusun berdasarkan nomor urut.

2) Di dalam daftar bakal calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap 3 (tiga) orang bakal calon terdapat sekurang-kurangnya 1 (satu) orang perempuan bakal calon.

3) Daftar bakal calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan pas foto diri terbaru.

Pasal 57

1) Daftar bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 diajukan kepada:

-KPU untuk daftar bakal calon anggota DPR yang ditandatangani oleh ketua umum atau sebutan lain dan sekretaris jenderal atau sebutan lain.

-KPU Provinsi untuk daftar bakal calon anggota DPRD provinsi yang ditandatangani oleh ketua atau sebutan lain dan sekretaris atau sebutan lain.

-KPU Kabupaten/Kota untuk daftar bakal calon anggota DPRD kabupaten/kota yang ditandatangani oleh ketua atau sebutan lain dan sekretaris atau sebutan lain.

2) Pengajuan daftar calon anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota dilaksanakan 12 (dua belas) bulan sebelum hari pemungutan suara.

3. Tahapan Pencalonan Pemilu Legislatif 2014

Kegiatan untuk mendapatkan calon-calon anggota DPR, DPRD provinsi,

dan DPRD kabupaten/kota dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan

kpu-(lombokutarakab.go.id, Diakses tanggal 3 Juni 2013 pukul 15:22) yaitu:

a) Pengumuman/sosialisasi pendaftaran pencalonan. b) Pendaftaran pencalonan.

c) Verifikasi kelengkapan administrasi daftar calon dan bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota. (dilaksanakan oleh KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/Kota)

(36)

e) Perbaikan daftar calon dan syarat calon serta pengajuan bakal calon pengganti anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota. (dilaksanakan oleh partai politik di masing-masing tingkatannya)

f) Verifikasi terhadap perbaikan daftar calon dan syarat calon anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

(dilaksanakan oleh KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/Kota)

g) Penyusunan dan penetapan daftar calon sementara (DCS) anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

(dilaksanakan oleh KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/Kota)

h) Pengumuman DCS anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

(dilaksanakan oleh KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/Kota)

i) Masukan dan tanggapan masyarakat atas DCS anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

j) Permintaan klarifikasi kepada partai politik atas masukan dan tanggapan masyarakat atas DCS anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

(dilaksanakan oleh KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/Kota)

k) Penyampaian klarifikasi dari partai politik kepada KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/Kota.

(dilaksanakan oleh partai politik kepada KPU di masing-masing tingkatanya)

l) Pemberitahuan pengganti DCS.

m)Pengajuan penggantian bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

n) Verifikasi pengganti DCS anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota kepada KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/Kota. (dilaksanakan oleh partai politik di masing-masing tingkatannya)

o) Penyusunan dan penetapan daftar calon tetap (DCT) anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

(dilaksanakan oleh KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/Kota)

p) Pengumam DCT anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

(diumumkan oleh KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/Kota)

E.Indikator Perbandingan Rekrutmen dan Seleksi Calon Legislatif

Proses rekrutmen dan seleksi calon legislatif merupakan langkah awal dalam

(37)

legislatif pada partai politik sudah seharusnya dijalankan lebih serius. Mulai

dari persyaratan calon sampai penetapan calon harus dipersiapkan secara

matang. Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012, Peraturan KPU Nomor 07

Tahun 2013 dan Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2013 sama-sama memuat

persyaratan bakal calon anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten/Kota. Persyaratan tersebut diantaranya mengenai umur, pendidikan,

kesehatan, tempat tinggal, status hukum dan lain-lain. Selain UU No. 8 tahun

2012 dan P-KPU No. 07 Tahun 2013, internal masing masing partai juga

memiliki acuan dalam proses rekrutmen dan seleksi calon legislatif mereka.

Berdasarkan pada kerangka konsep mengenai rekrutmen dan seleksi (Sadili

Samsudin, 2006), model rekrutmen dan seleksi politik Erom Djuhandar (2005)

serta Philip Althop dan Michael Rush, Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012,

Peraturan KPU Nomor 07 Tahun 2013, Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2013,

tahapan pencalonan pemilu legislatif 2014. Maka menurut penulis hal-hal yang

harus diperhatikan dalam proses rekrutmen dan seleksi calon legislatif pada

partai politik yaitu:

1. Proses rekrutmen calon anggota legislatif di tingkat partai politik

A.Sosialisasi/pengumuman di internal dan eksternal partai politik.

Berdasarkan point ini, penulis akan mencari tahu hal-hal mengenai:

a) Kapan proses rekrutmen dan seleksi calon anggota legislatif di

internal dan eksternal partai disosialisasikan.

b) Siapa yang mensosialisasikan adanya proses rekrutmen dan seleksi

(38)

c) Bagaimana proses rekrutmen dan seleksi calon anggota legislatif

disosialisasikan di internal dan eksternal partai.

B.Berasal dari mana sumber calon anggota legislatif

C.Apakah syarat menjadi bakal calon anggota legislatif di internal partai

D.Bagaimana sifat rekrutmen di internal partai

2. Pelaksanaan seleksi bakal calon anggota legislatif di tingkat partai politik.

Berdasarkan point ini, penulis akan mencari tahu hal-hal mengenai:

a) Siapa yang menyeleksi bakal calon yang telah direkrut untuk bisa

menjadi calon.

b) Dimana proses seleksi bakal calon legislatif dilakukan.

3. Penetapan calon anggota legislatif oleh partai politik.

Berdasarkan point ini, penulis akan mencari tahu hal-hal mengenai:

a) Bagaimana penetapan calon legislatif di internal partai politik.

b) Bagaimana penentuan nomor urut calon legislatif di internal partai

politik.

Kelima hal yang harus diperhatikan dalam proses rekrutmen dan seleksi

tersebut beserta dengan sub-sub penjelasannya akan penulis jadikan sebagai

indikator-indikator pembanding dalam penelitian ini. Indikator tersebut akan

penulis gunakan sebagai pembanding proses rekrutmen dan seleksi calon

anggota legislatif antara Partai Demokrat dengan Partai Keadilan Sejahtera.

F. Kerangka Pikir

Pemilihan umum merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

(39)

tersebut adalah pemilahan umum legislatif. Pemilihan umum legislatif ini

bertujuan untuk mencari perwakilan masyarakat di pemerintahan atau yang

biasa disebut dengan anggota dewan perwakilan rakyat. Pemilihan yang

berlangsung lima tahun sekali ini sangat menentukan terwujudnya kedaulatan

rakyat secara maksimal. Aktor penting dalam pemilihan umum legislatif adalah

partai politik. Partai politik merupakan aktor utama dalam pemilu legislatif

karena partai merupakan peserta dalam kompetisi ini. Partai politik mempunyai

andil yang besar dalam mencetak wakil rakyat berkualitas. Sebab hal tersebut

berkaitan dengan salah satu fungsi partai politik yaitu sarana rekrutmen politik.

Melalui proses rekrutmen sekaligus proses seleksi ditingkat partai inilah

nantinya akan diperoleh calon-calon legislatif yang berkualitas.

Beberapa diantara banyak partai yang melakukan proses rekrutmen dan seleksi

calon legislatif adalah Partai Demokrat dan Partai keadilan Sejahtera (PKS).

Baik Demokrat atau PKS saat ini tengah mengalami masalah terkait rendahnya

elektabilitas partai mereka. Maka dari itu, kedua partai sedang berusaha keras

untuk bisa meningkatkan persentase keterpilihan mereka. Salah satunya adalah

melalui proses rekrutmen dan seleksi calon legislatif. Demokrat yang

berasaskan pancasila sedangkan PKS yang berasaskan Islam pastinya akan ada

perbedaan dalam melakukan rekrutmen dan seleksi calon legislatif.

Berdasarkan perbedaan inilah penulis akan mencoba untuk membandingkan

proses rekrutmen dan seleksi calon legislatif yang terjadi dikedua partai

tersebut. Perbandingan dilakukan dengan berdasarkan pada indikator-indikator

(40)

konsep Sadili Samsudin mengenai rekrutmen dan seleksi serta pendapat Philip

Althop dan Michael Rush mengenai model rekrutmen dan seleksi politik, UU

Nomor 8 Tahun 2012, P-KPU Nomor 07 Tahun 2013, Peraturan KPU Nomor

13 Tahun 2013, tahapan pencalonan pemilu legislatif 2014. Elaborasi tersebut

menghasilkan tiga hal yang harus diperhatikan dalam proses rekrutmen dan

seleksi politik. Ketiga hal tersebut akan digunakan menjadi indikator untuk

membandingkan proses rekrutmen dan seleksi politik antara Partai Demokrat

dan Partai Keadilan Sejahtera. Ketiga indikator tersebut yaitu pelaksanaan

rekrutmen calon anggota legislatif di tingkat partai politik, pelaksanaan seleksi

bakal calon anggota legislatif di tingkat partai, penetapan calon anggota

legislatif dan penentuan nomor urut oleh partai politik. Berdasarkan ketiga

indikator itulah penulis akan membandingkan proses reksrutmen dan seleksi

(41)

Untuk memperjelas gambaran kerangka pikir dapat dilihat pada bagan berikut:

- Philip Althop & Michael Rush - UU No. 8 Tahun 2012 - P-KPU No. 07 Tahun 2013 - P-KPU No. 13 Tahun 2013

- Tahapan pencalonan pemilu legislatif 2014

(42)

III. METODE PENELITIAN

A.Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian deskriftif kualitatif.

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan serta menjelaskan

fenomena sosial dengan menggunakan analisis data kualitatif. Hal ini

didasarkan pada tujuan dari usul penelitian ini yakni untuk mengetahui pola

rekrutmen calon legislatif pada partai politik sehingga dengan menggunakan

tipe penelitian deskriftif peneliti dapat menggali atau menggambarkan

permasalahan yang akan diteliti secara mendalam, luas dan menyeluruh.

Peneliti juga menggunakan pendekatan kualitatif karena proses rekrutmen dan

seleksi calon legislatif pada partai politik merupakan suatu hal yang dinamis

atau terus berkembang . Hal ini merujuk pada pendapat Sugiyono (2012:10)

yang mengemukakan bahwa “penelitian kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang dinamis”. Oleh karena metode penelitian kualitatif ini merupakan

metode yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang penulis pilih.

Penulis juga menggunakan metode komparatif atau perbandingan. Metode ini

merupakan metode yang digunakan dalam penelitian yang bersifat

membandingkan. Komparatif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu peneliti

(43)

Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera Lampung Tengah, kemudian

peneliti akan membuat perbandingan dari keduanya.

B.Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan pokok permasalahan yang hendak diteliti.

Spradley dalam Sugiyono (2012:208) menyatakan, dalam penelitian kualitatif

penentuan fokus dalam proposal penelitian lebih didasarkan pada tingkat

kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (lapangan).

Penentuan fokus memiliki tujuan, yaitu membatasi studi dengan menentukan

fokus dan penetuan tempat penelitian sehingga penelitian menjadi lebih mudah

dan layak. Fokus penelitian juga berfungsi untuk memandu serta mengarahkan

jalannya penelitian.

Berdasarkan pada kerangka konsep mengenai rekrutmen dan seleksi (Sadili

Samsudin, 2006), model rekrutmen dan seleksi politik Erom Djuhandar (2005)

serta Philip Althop dan Michael Rush, Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012,

Peraturan KPU Nomor 07 Tahun 2013, Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2013,

tahapan pencalonan pemilu legislatif 2014. Maka penulis menentukan fokus

penelitian sebagai berikut:

I. Proses rekrutmen dan seleksi calon legislatif Partai Demokrat dan Partai

Keadilan Sejahtera berdasarkan indikator:

1. Proses rekrutmen calon anggota legislatif di tingkat partai politik

A.Sosialisasi/pengumuman di internal dan eksternal partai politik.

(44)

a) Kapan proses rekrutmen dan seleksi calon anggota legislatif di

internal dan eksternal partai disosialisasikan.

b) Siapa yang mensosialisasikan adanya proses rekrutmen dan seleksi

calon anggota legislatif di internal dan eksternal partai.

c) Bagaimana proses rekrutmen dan seleksi calon anggota legislatif

disosialisasikan di internal dan eksternal partai.

B.Berasal dari mana sumber calon anggota legislatif

C.Apakah syarat menjadi bakal calon anggota legislatif di internal partai

D.Bagaimana sifat rekrutmen di internal partai

2. Pelaksanaan seleksi bakal calon anggota legislatif di tingkat partai

politik.

Berdasarkan point ini, penulis akan mencari tahu hal-hal mengenai:

a) Siapa yang menyeleksi bakal calon yang telah direkrut untuk bisa

menjadi calon.

b) dimana proses seleksi bakal calon legislatif dilakukan

3. Penetapan calon anggota legislatif oleh partai politik.

Berdasarkan point ini, penulis akan mencari tahu hal-hal mengenai:

a) Bagaimana penetapan calon legislatif di internal partai politik.

b) Bagaimana penentuan nomor urut calon legislatif di internal partai

politik.

II. Perbandingan proses rekrutmen dan seleksi antara Partai Demokrat dan

Partai Keadilan Sejahtera berdasarkan indikator:

1. Proses rekrutmen calon anggota legislatif di tingkat partai politik

(45)

Berdasarkan point ini, penulis akan mencari tahu hal-hal mengenai:

a) Kapan proses rekrutmen dan seleksi calon anggota legislatif di

internal dan eksternal partai disosialisasikan.

b) Siapa yang mensosialisasikan adanya proses rekrutmen dan

seleksi calon anggota legislatif di internal dan eksternal partai.

c) Bagaimana proses rekrutmen dan seleksi calon anggota legislatif

disosialisasikan di internal dan eksternal partai.

B. Berasal dari mana sumber calon anggota legislatif

C. Apakah syarat menjadi bakal calon anggota legislatif di internal

partai

D. Bagaimana sifat rekrutmen di internal partai

2. Pelaksanaan seleksi bakal calon anggota legislatif di tingkat partai

politik.

Berdasarkan point ini, penulis akan mencari tahu hal-hal mengenai:

a) Siapa yang menyeleksi bakal calon yang telah direkrut untuk bisa

menjadi calon.

b) Dimana proses seleksi bakal calon legislatif dilakukan.

3. Penetapan calon anggota legislatif oleh partai politik.

Berdasarkan point ini, penulis akan mencari tahu hal-hal mengenai:

a) Bagaimana penetapan calon legislatif di internal partai politik.

b) Bagaimana penentuan nomor urut calon legislatif di internal partai

(46)

C.Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian dalam penelitian ini adalah di sekretariat DPC Partai

Demokrat Lampung Tengah, Jl. Soekarno Hatta No.31, Gunung Sugih,

Lampung tengah dan sekretariat DPD Partai Keadilan Sejahtera Lampung

Tengah, Jl. Negara Yukum Jaya Terbanggi Besar. Alasan pemilihan tempat di

Kabupaten Lampung Tengah adalah karena di kabupaten ini hampir 80% partai

politik peserta legislatif belum siap untuk mengikuti pemilu. Hal ini terkait

dengan banyaknya temuan masalah-masalah seperti berkas calon yang belum

lengkap (Koran Editor, 3 Mei 2013). Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian

telah penulis lakukan mulai tanggal 24 September 2013 – 4 Oktober 2013.

D.Jenis Data

Data merupakan semua keterangan seseorang yang dijadikan informan/

responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk

statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian. Jenis data dalam

suatu penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder (Subagyo,

2006:87-88) Adapun jenis data-data dalam penelitian ini yaitu:

1. Data primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan secara

langsung dari sumber datanya. Dalam penelitian ini data primer penulis

peroleh melalui wawancara dengan beberapa pengurus DPC Partai

Demokrat dan pengurus DPD Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten

Lampung Tengah serta calon anggota legislatif tahun 2014 dari

(47)

dokumen dokumen yang tersedia di sekretariat Partai Demokrat dan Partai

Keadilan Sejahtera Kabupaten Lampung Tengah.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari berbagai sumber

yang telah ada seperti buku, jurnal, laporan daln lain-lain. Dalam

penelitian ini data sekunder akan diperoleh dari buku-buku, artikel dan

lain-lain yang berkaitan dengan proses rekrutmen calon legislatif.

E.Informan

Informan merupakan seseorang yang mempunyai pengetahuan (informasi)

tentang objek atau sasaran penelitian. Penentuan informan pada dasarnya dapat

diklasifikasikan berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat pengalaman dan status

pekerjaan (Subagyo, 2006:40) Penentuan informan dalam penilitian ini

dilakukan secara purposive (Aswan Zanynu isukomunikasi.blogspot.com. diakses

kamis 9 Mei 2013 pukul 14.25). Artinya informan dipilih berdasarkan kriteria

tertentu yang telah ditetapkan sesuai dengan topik penelitian. Kriteria tersebut

yaitu informan terkait langsung dalam proses rekrutmen dan seleksi calon

anggota legislatif seperti panitia rekrutmen dan seleksi dimasing-masing partai

politik, pengurus partai politik dan peserta rekrutmen dan seleksi calon anggota

legislatif. Adapun informan dalam penelitian ini adalah:

1. Rosidi (Wakil Ketua 1 DPC Partai Demokrat Lampung Tengah).

2. Sony Priyanto (Anggota Tim Panitia Penjaringan Calon Legislatif DPC

(48)

3. Ali Mahmudi (Sekretaris Umum DPD Partai Keadilan Sejahtera Lampung

Tengah).

4. Eko Agustiawan (Ketua Tim Panitia Penjaringan Calon Legislatif DPD

Partai Keadilan Sejahtera Lampung Tengah).

5. Ari Yanto (Calon Legislatif Partai Demokrat Daerah Pemilihan Lampung

Tengah 3).

6. Sri Wijayanti (Calon Legislatif Partai Demokrat Daerah Pemilihan

Lampung Tengah 4).

7. Surya Wijaya (Calon Legislatif Partai Keadilan Sejahtera Daerah

Pemilihan Lampung Tengah 4).

8. Juhaiti (Calon Legislatif Partai Keadilan Sejahtera Daerah Pemilihan

Lampung Tengah 4)

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dengan memperhatikan

penggarisan yang telah ditentukan. Hal tersebut dimaksudkan untuk

menghindari data yang tidak terpakai. Arikunto (2010:266-274) menyatakan

secara umum metode pengumpulan dibagi atas beberapa jenis yaitu metode

penggunaan tes, kuesioner/angket, wawancara, observasi dan dokumentasi.

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode pengumpulan

data yaitu:

1. Wawancara

Susan Stainback (Sugiyono, 2012:232) mengemukakan bahwa “dengan

(49)

tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi atau fenomena yang

terjadi”. Dalam penelitian ini wawancara penulis lakukan dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada delapan informan berkaitan

dengan proses rekrutmen dan seleksi calon anggota legislatif baik dari DPC

Partai Demokrat atau DPD Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Lampung

Tengah. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara

yang berisi beberapa pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan tersebut

bisa berkembang apabila ada hal yang memang perlu untuk ditanyakan

secara lebih rinci.

2. Studi Dokumentasi

Teknik Pengumpulan data yang tak kalah penting dalam penelitian ini

adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi menurut Arikunto (2010:274)

adalah mencari data data mengenai hal hal atau variabel yang berupa

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini, penulis telah mengumpulkan

beberapa data terkait proses penetapan calon legislatif dari

dokumen-dokumen yang tersedia di sekretariat Partai Demokrat maupun Partai

Keadilan Sejahtera Kabupaten Lampung Tengah dan beberapa data yang

penulis peroleh dari media internet.

G.Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah penelitian,

(50)

penelitian (Subagyo, 2006:104). Setelah data terkumpul, data akan diolah

dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Editing

Pada tahapan ini, data yang terkumpul dari hasil wawancara atau

dokumentasi penulis periksa kembali. Pemeriksaan data ini meliputi

kelengkapan data baik dari hasil wawancara maupun dokumentasi, kejelasan

data atau ketepatan data.

2. Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan proses pemberian makna terhadap pola pola

yang ditemukan kedalam sebuah penelitian. Tahapan ini penulis lakukan

dengan memahami semua data yang telah diperoleh dalam penelitian secara

lebih mendalam

H.Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan mengolah data menjadi informasi supaya

data tersebut dapat dengan mudah dipahamai dan dapat menjawab

permasalahan dalam penelitian ini. Menurut Miles and Huberman (Sugiyono,

2012:246) langkah langkah dalam menganalisis data antara lain:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting , mencari tema serta polannya. Dengan mereduksi

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Maka, seorang hamba tidak akan selamat dari siksaan neraka kecuali jika dia benar-benar melaksanakan perintah Allah Azza wa Jalla (dalam ayat ini) kepada dirinya sendiri dan

Selanjutnya pada dari hasil uji organoleptik terhadap aroma dari sirup buah naga untuk hari ke 20 semua responden menyatakan bahwa produk sirup buah naga tersebut

milik seseorang yang berada dalam suatu serikat usaha dihitung secara individu oleh masing-masing anggota serikat, dengan ketentuan apabila sudah mencapai satu nisab dan memenuhi

Depends on the research result dan analsis the observation data from 2 cycles of math learning by using AIR learning model as the effor to improve math communication

Berdaharawan Khusus Penerima atau dengan sebutan lain adalah mereka yang diberi tugas, kewajiban dan tanggung jawab untuk menerima, menyimpan, membukukan dan menyetor

Lima lapis abacca dan keramik memiliki diameter kerusakan yang lebih kecil dibandingkan dengan tujuh dan sembilan lapis, sementara energi yang diserab oleh keramik adalah sama,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kekuatan serta berkat rahmat dan hidayah penulis dapat menyelesaikan

Terdapat 3 jenis arus kas, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan, dimana arus kas operasi