• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Pramenopause Dalam Mengahadapi Perubahan pada Masa Menopause di Kec. Galang Kab. Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Pramenopause Dalam Mengahadapi Perubahan pada Masa Menopause di Kec. Galang Kab. Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

2.1.Konsep Menopause

2.1.1.Defenisi

Menopause merupakan sebuah kata yang memiliki banyak arti atau makna yang terdiri dari kata men (haid) dan pauseis (berhenti) yang berasal dari bahas Yunani, yang digunakan untuk menjelaskan gambaran berhentinya haid atau menstruasi. Hal ini merupakan akhir proses biologis dari siklus menstruasi, yang dikarenakan penurunan produksi hormone estrogen yang dohasilkan oleh ovarium (Mulyani, 2013).

Adanya penurunan hormone estrogen, hal ini menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur, hal ini juga dapat dijadikan sebagai petunjuk terjadinya menopause.

2.1.2.Penyebab Menopause

Tubuh wanita mempunyai persendian sel telur atau ovum dengan jumlah yang terbatas dan masa menopause itu terjadi ketika ovarium atau indung telur kehabisan sel telur atau ovum, hal ini menyebabkan produksi hormone dalam tubuh terganggu yaitu berhentinya produksi hormon seks wanita yang tidak lain adalah hormon estrogen dan progesterone.

(2)

menstruasi yang dikeluarkan menjadi tidak konsisten yaitu relative menjadi lebih banyak dari sebelumnya.

Hormone merupakan pembawa pesan kimia yang dilepaskan dalam system peredaran darah yang akan mempengaruhi organ yang ada diseluruh tubuh. Hipotalamus akan mengontrol menstruasi dengan mensekresikan hormone gonadotropin ke kelenjar pituitari. Selama masa reproduksi kelenjar pituairi akan merespon dengan memproduksi dua hormon, yaitu follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteiningsing hormone (LH). Hormon ini akan menetukan jumlah hormon estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium atau indung telur.

Hormon FSH akan merangsang produksi ovum atau sel telur dan hormon LH akan merangsang untuk terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur. Ketika akan mendekati masa menopause maka ovulasi akan semakin jarang terjadi. Hal ini yang menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur dan tidak menentu sampai pada akhirnya sama sekali berhenti. Sehingga untuk mengimbanginya maka tubuh akan lebih banyak untuk mensekresikan hormon FSG dan LH agar mampu merangsang produksi ovum atau sel telur.

(3)

Bukan berarti karena hormon estrogen turun secara drastic setelah ovarium tidak lagi memproduksi sel telur atau ovum (sampai dengan 60%), hormon ini tidak akan hilang seluruhnya dalam tubuh. Tubuh akan menemukan cara untuk memproduksinya. Ketika kelenjar adrenal memproduksi androstenedion yang akan diubah menjadi estron sehingga sangat penting untuk tetap menjaga tubuh tetap sehat dengan gaya hidup sehat dengan mengelola stress. Hal ini dikarenakan jika dalam keadaan stress makan kelenjar adrenal tidak sanggup untuk memproduksi androstenedion (Mulyani, 2013)

2.1.3.Tahap-tahap Menopause

Ada empat periode menopause menurut mulyani, 2013 yaitu : a. Masa klimakterium (masa pramenopause)

(4)

bulan dan berhenti pada akhirnya, gejala ini seringkali disebut gejala peralihan. Apabila perdarahan berambah berat ini bisa menjadi tanda suatu masalah yang lebih serius sehingga sebaiknya melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada sesuatu yang membahayakan.

b. Masa perimenopause (saat berhentinya haid)

Yaitu fase peralihan antara masa pramenopause dan pasca menopause atau menjelang menopause, fase ini akan terjadi pada usia 48 tahun. Gejala-gejala yang timbul pada masa perimenopause yaitu : Siklus menstruasi menjadi tidak teratur, siklus menstruasi menjadi lebih panjang. Biasanya keluhan yang timbul misalnya rasa panas membakar pada wajah yang sering timbul pada malam hari, kekeringan pada vagina atau tanda perubahan lainnya.

c. Masa menopause

(5)

seksual, badan bertambah gemuk, sering kali tidak mampu untuk menahan kencing (gangguan sistem perkemihan), stress dan depresi, nyeri otot sendi, hot flush atau sering terasa panas, terjadinya kekeringan pada vagina karena berkurangnya produksi lender pada vagina, terjadinya gangguan pada tulang, gelisah, khawatir, sulit konsentrasi, dan mudah lupa, penurunan libido, mudah lelah (fatigue)

d. Masa senium

(6)

2.1.4.Jenis-jenis menopause

Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis, diantaranya : a. Menopause premature

Menopause premature adalah menopause yang terjadi dibawah usia 40 tahun. Menopause premature ditandai dengan apabila terjadi penghentian masa menstruasi sebelum tepat pada waktunya disertai dengan tanda hot flushes serta peningkatan kadar hormon gonadotropin. Jika tidak mengalami tanda-tanda yang seperti disebutkan, perlu anda tindak lanjut kembali penyebab lain terganggu ovarium. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan menopause premature adalah heriditer, gangguan gizi yang cukup berat, penyakit menahun dan penyakit yang merusak jaringan kedua ovarium. Namun menopause premature tidak memerlukan terapi, kecuali pemberian keterangan atau informasi terkait kepada seorang wanita yang bersangkutan.

b. Menopause normal

Menopause yang alami dan umumnya terjadi pada usia diakhir 40 tahun atau diawali 50 tahun.

c. Menopause terlambat

(7)

endometrium sering dalam anamnesis disebut juga dengan menopause terlambat (Mulyani, 2013)

2.1.5.Faktor yang mempengaruhi Menopause

Faktor yang mempengaruhi menopause adalah sebagai berikut : a. Faktor psikis

Keadaan psikis seseorang wanita akan mempengaruhi terjadinya menopause. Keadaan seseorang wanita yang tidak menikah dan bekerja akan mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian, mereka akan mengalami waktu menopause yang lebih mudah atau cepat dibandingkan yang menikah dan tidak bekerja atau bekerja dan tidak menikah.

b. Cemas

(8)

c. Usia pada saat pertama haid (menarche)

Semakin muda seorang wanita mengalami menstruasi pertama kali, maka akan semakin tua atau lama untuk memasuki atau mengalami masa menopausenya. Wanita yang mendapatkan menstruasi pada usia 16 atau 17 tahu akan mengalami menopause lebih dini, sedangkan wanita yang haid lebih dini seringkali akan mengalami menopause sampai pada usianya 50 tahun.

d. Usia melahirkan

Penelitan yang dilakukan oleh Beth Israel Deaconess Medical Center in Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan diatas usia 40 tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua atau lama. Hal ini disebabkan kehamilan dan persalinan akan memperlambat system penuaan tubuh.

e. Merokok

(9)

f. Pemakaian kontrasepsi

Kontrasepsi dalam hal ini yaitu kontrasepsi hormonal. Hal ini dikarenakan cara kerja ovarium atau indung telur.pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal akan lebih lama atau tua memasuki masa menopause. g. Sosial ekonomi

Keadaan sosial ekonomi seseorang akan mempengaruhi faktor fisik, kesehatan, dan pendidikan. Bila faktor tersebut cukup baik, akan mempengaruhi beban fisiologis. Kesehatan akan faktor klimakterium sebagai faktor fisiologis.

h. Budaya dan lingkungan

Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan klimakterium dini.

i. Diabetes

Penyakit autoimun seperti diabetes mellitus menyebabkan terjadinya menopause dini. Pada penyakit autoimun, antibodi yang terbentuk akan menyerang FSH.

j. Status gizi

(10)

k. Stress

Seperti halnya cemas mempengaruhi menopause, stress juga merupakan salah satu faktor yang bisa menentukan kapan wanita akan mengalami menopause. Jika seseorang sering merasa stress maka sama halnya dengan cemas, wanita tersebut akan lebih cepat mengalami menopause (Mulyani, 2013)

2.1.6.Gangguan kesehatan yang mungkin dialami wanita menopause

Ada beberapa jenis gangguan kesehatan yang mungkin akan dialami wanita setelah memasuki atau berlangsungnya masa menopause adalah :

1. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan suatu gangguan kesehatan yang ditandai dengan berkurangnya masa kepadatan tulang dan kelainan mikro-arsitektur, yang berakibat pada pengeroposan tulang. Osteoporosis banyak dialami oleh mereka yang berusia lanjut. Masa kepadatan tulang sangat dipengaruhi oleh kalsium, Karena 98% tubuh memiliki kalsium yang banyak tersimpan dalam tulang. Kalsium yang memiliki penan penting adalah kalsium ion yang dipengaruhi oleh 3 hormon, yakni hormon paratiroid, 1,25 dihidroksi vitamin D dan kalsitonin. Ada sekitar 80% penderita osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita yang berhenti masa menstruasinya (amenorche) meskipun usianya masih terbilang muda, hal ini dikarenakan kerapuhan tulang akibat dari hormon estrogen yang semakin rendah, dan juga dapat dipengaruhi masa diet yang tidak cukup baik dalam memenuhi nutria dan kalsium yang cukup.

(11)

aktivitas osteblastik dan secara tidak langsung mengatur pembentukan osteoklast yang mempunyai tujuan menghambat resorpsi tulang. Hormon estrogen berperan dalam pembentukan tulang, remodelling tulang yang mempertahankan kerja osteoblast (formasi tulang) dan osteoklast (penyerapan tulang). Penyakit ini menyerang wanita pada usia 45-65 tahun. Yang sangat mengkhawatirkan penderita baru menyadari setelah terjadi komplikasi penyakit atau tidak sengaja pada saat pemeriksaan penyakit lain.

American Society for Reproductive Medicine menyebutkan bahwa wanita

diatas 50 tahun terdapat 13-18% mengalami osteoporosisi, sedangkan osteopenia sekitar 37-50%. Keduanya akan mengakibatkan kemungkinan menjadi fraktur sebesar 15-20%. Patah tulang pangkat paha akibat osteoporosis diperkirakan meningkat setiap tahun 6,26 juta sampai 2050. Di Amerika terdapat 24 juta wanita mengalami osteoporosis memerlukan pengebotan, 80% nya adalah wanita. 10 juta sudah jelas mengalami osteoporosis, dan 14 juta mengalami massa tulang yang rendah dan merupakan resiko tinggi untuk terjadinya osteoporosis berat. Dari yang menderita osteoporosis kurang lebih 1,5 juta mengalami patah tulang dan diperkirakan 37.000 orang meninggal tiap tahunnya yang disebabkan oleh komplikasi.

(12)

mikrofraktur pada ruas tulang belakang. Tulang makin membungkuk akibat adanya fraktur kompresi multiple pada beberapa ruas tulang belakang.

2. Penyakit jantung

Pada umumnya yang paling banyak ditemukan adalah apabila seorang wanita telah memasuki masa menopause dan mengalami osteoporosis memiliki kemungkinan terserang penyakit jantung, hal ini dikarenakan kadar estrogen meningkatkan tekanan darah dan berat badan yang mengakibatkan pembuluh darah yang mengalir kejantung tidak bekerja dengan baik. Penurunan hormon estrogen mengakibatkan meningkatkan kadar kolestrol LDL (kolestrol jahat) dan menurunnyan kadar kolestrol HDL (kolestrol baik). Ketidakberadaan hormon estrogen membuat produksi NO (nitric oxide) menurun dan NO itu sendiri berperan dalam vasodilatasi arterial dan pencegahan adhesi dari makrofag dan trombosit kedinding arteri.

3. Resiko kanker payudara

Salah satu faktor terjadinya kanker payudara adalah peningkatan lemak dalam tubuh. Lemak yang ada awalnya berkonsentrasi dipunggul dan paha akan naik kepinggang dan perut. Banyak wanita yang mengalami penambahan berat badan selama masa transisi dari masa premenopause menuju masa menopause.

Mengendalikan berat badan sangatlah sangatlah penting karena dengan kenaikan berat badan pada masa transisi premenopause ke masa menopause ternyata terkait erat dengan peningkatan resiko kanker payudara. Dalam American Medical Assosiation, wanita yang mengalami penambahan berat badan 10 kg atau

(13)

pre-menopause meningkatkan resiko kanker payudara hingga 45%. Menurunkan berat badan terbukti dapat membantu mengurangi resiko kanker payudara. Penurunan berat badan setidaknya 10 kg pada masa premenopause akan mengurangi resiko kanker payudara sekitar 16%. Sementara penurunan lebih kurang 10 kg berat badan setelah menopause akan mengurangi resiko kanker payudara sehingga 23%. Jika berat badan edial dapat dipertahankan pasca menopause, resiko akan berkurang hingga 57%.

4. Kanker leher rahim (serviks)

Setengah dari kejadian serviks terjadi pada wanita diantara 35-55 tahun. Kanker ini biasanya terjadi pada tahapan usia premenopause karena terjadi penurunan hormon estrogen yang berfungsi mempertahankan fungsi tubuh. Sehingga tubuh tidak dapat menghalangi virus maupun mikroba yang dapat menyebabkan penyakit.

5. Kanker rahim

Kanker rahim adalah tumor ganas pada endometrium (lapisan rahim). Kanker rahim biasanya terjadi setelah masa premenopause, paling sering meyerang wanita berumur 50-60 tahun. Kanker bisa menyebar (mentastase) secara lokal maupun keberbagai bagian tubuh (misalnya kanalis servikalis, tuba falopi, ovarium, daerah disekitar rahim, system getah bening atau kebagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah).

Penelitian telah menemukan beberapa faktor resiko kanker rahim yaitu antara lain :

(14)

c. Terapi sulih hormon (TSH)

TSH digunakan untuk mengatasi gejala-gejala premenopause, mencegah osteoporosis dan mengurangi resiko penyakit jantung atau stroke. Wanita yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker rahim. Penggunaan estrogen dosis tinggi dan jangka panjang akan meningkat resiko. Sedangkan yang mengkonsumsi estrogen dan progesteron akan melindungi rahim.

d. Obesitas

Tubuh akan membuat sebagian estrogen didalam jaringan lemak sehingga wanita yang gemuk mempunyai kadar hormon estrogen yang lebih tinggi dari kadar estrogen yang normal. Tingginya kadar estrogen merupakan penyebab meningkatnya resiko kanker rahim pada wanita menopause dengan obesitas.

e. Diabetes

f. Hipertensi (tekanan darah tinggi) g. Tamoksifen

Wanita yang mengkonsumsi tamoksifen untuk mencegah atau mengobati kanker payudara mempunyai resiko yang lebih tinggi. Resiko ini berhubungan dengan efek tamoksifen yang mirip dengan estrogen terhadap rahim. Keuntungan yang diperoleh dari tamoksifen lebih besar dari resiko terjadinya kanker lainnya, akan tetapi setiap wanita memberikan reaksi yang berlainan.

(15)

i. Menopause setelah usia 52 tahun j. Tidak memiliki anak

k. Kemandulan l. Polip endometrium

m.Penyakit ovarium polikista

Berikut adalah persentase gejala atau tanda umum yang sering dialami oleh wanita yaitu :

NO Keluhan klimekterik menopause pada wanita usia 45-54 tahun

Persentase (%) Kejadian 1. Mudah tersinggung, takut, gelisah,

mudah marah

90%

2. Gejolak panas (hot flushes) 70%

3. Depresi 70%

4. Sakit kepala 70%

5. Cepat lelah, sulit berkonsentrasi, mudah lupa, kurang tenaga

10. Jantung berdebar-debar 40%

11. Gangguan libido 30%

12. Kesemutan 25%

13. Mata berkunang-kunang 20%

(16)

2.2.Konsep Pengetahuan

2.2.1.Defenisi pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuan. Akan tetapi perlu ditentukan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non formal saja, akan tetapi dapat diperolah melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positive dan aspek negative.

2.2.2.Tingkat pengetahuan

(17)

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rencah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahuidan dimana dapat menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisi (analysis)

(18)

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada ( Wawan dan Dewi, 2010 ).

2.2.3.Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh penegtahuan yang dikutip dari Notoadmojo, 2003 adalah sebagai berikut :

a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan 1. Cara coba salah (trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecah.

2. Cara kekuasaan atau otoritas

(19)

mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya bauk berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendir.

3. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah memperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian dengan penelitian almiah.

2.2.4.Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Faktor internal 1. Pendidikan

(20)

seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

2. Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencarikan nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

3. Umur

(21)

b. Faktor eksternal 1. Faktor lingkungan

Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari nursalam (2003) lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2. Social budaya

System social budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dan menerima informasi.

2.2.5.Kriteria tingkat pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan denagn skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

a. Baik : hasil presentase 76% - 100% b. Cukup : hasil presentase 56% - 75% c. Kurang : hasil persentase > 56%

2.3.Konsep Sikap

2.3.1.Defenisi sikap

(22)

Thomas dan Znaniecki (1920) menegaskan bahwa sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang murni dari individu (purly psychis inner state), tetapi sikap lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual. Artinya proses ini terjadi secara subjektif dan unik pada diri setiap individu. Keunikan ini dapat terjadi oleh adanya perbedaan individual yang berasal dari nilai-nilai dan norma yang ingin dipertahankan dan dikelola oleh individu.

Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi social yang membahas unsure sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Banyak kajian yang dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, proses terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula penelitian yang telah dilakukan terhadap sikap kaitannya dengan efek dan perannya dalam pembentukan karekter dan sistem hubungan antar kelompok seta pilihan-pilihan yang ditentukan berdasarkan lingkungan dan pengaruhnya terhadap perubahan.

Konsep sikap sebenarnya pertama kali diangkat kedalam bahasan ilmu social pertama kali oleh Thomas (1918), sosiolog yang banyak menelaah kehidupan dan perubahan social, yang menulis buku Polish Peasant in Europe and Amerika : Monograph of an Immigrant Group yang merupakan hasil riset

(23)

Znaneicki (1974) mengemukakan mengenai sikap ini sebagai berikut : By attitude we understand a process of individual consciousness which determines real or

possible activity of the individual in the social world (hal, 22).

Melalui sikap, kita memeahami prose kesadaran yang menentukan tindakan nyata dan tindakan yang mungkin dilakukan individual dalam kehidupan socialnya.

Eagly dan Chaiken (1993) mengemukakan bahwa sikap diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap objek sikap, yang diekspresikan kedalam proses-proses kognitif, efektif, dan perilaku. Sebagai hasil evaluasi, sikap yang disimpulkan dari berbagai pengamatan terhadap objek diekspresikan dalam bentuk respon kognitif, efektif (emosi), maupun perilaku (Katz dan Stoland, 1959; Triandis, 1971). Respon evaluasi dalam bentuk kognitif meliputi beliefs yang dimiliki individu terhadap objek sikap dengan berbagai atributnya (Fisbhein dan Ajzen, 1975). Individu yang memiliki evaluasi negative terhadap nuklir bermamfaat untuk menghasilkan energy yang lebih murah. Respon evaluative dalam bentuk afektif berupa perasaan individu terhadap objek sikap.

Apabila diterapkan pada contoh nuklir tersebut diatas, individu yang menganggap bahwa nuklir positif karena nuklir memberikan alternative energy yang lebih murah akan merasa senang dengan adanya teknologi ini. Sebaliknya, individu yang merespon negative yang beranggapan bahwa nuklir berbahaya bagi kehidupan manusia akan merasa takut, khawatir, dan marah terhadap upaya penggunaan energy ini.

(24)

pernyataan berupa dukungan pada pemerintah atas pengembangan energi alternatif dari nuklir ini. Sebaliknya, individu yang mengevaluasi negatif yang secara aktif mendukung demonstrasi anti nuklir.

Evaluasi yang dilakukan individu terhadap berbagai objek yang diamati ini sesuai dengan pendapat uang dikemukakan oleh Aiken (dalam Mitchell, 1990) bahwa sikap adalah “A learned predisposition to respond in a consistently favourable or unfavourable manner with respect to a given object (hal, 6). Sikap

adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara konsisten, baik positif maupun negatif terhadap suatu objek. Dalam pandangan ini, respon yang diberikan individu diperoleh dari proses belajar terhadap berbagai atribut berkaitan dengan objek.

Berlawanan dengan pendapat tersebut diatas, Eagly dan Chaiken (1993) mengutip pendapat lain misalnya Staats dan Staats mengenai sikap adalah “A psychological tendency that is expressed by evaluating a particular entity with

some degree of favor or disfavor” (hal. 1). Sikap adalah tendensi psikologi yang

diekspresikan oleh evaluasi terhadap entitas tertentu dengan derajat suka atau tidak suka. Masih sama dengan pendapat Katz dan Stoland (1959), Triandis (1971), serta Fishbein dan Ajzen (1975) yang menyatakan bahwa sikap berkaitan dengan proses kognitif, efektif, dan perilaku. Namun, Greenwald (1968); Triandis (1971); dan Zanna dan Rempel (1988) mengemukakan bahwa proses-proses kognitif, efektif, dan perilaku adalah antecedents dari sikap.

(25)

kesegarannya, atau pengalaman tidak langsung yang diperoleh dengan cara menonton iklan soft drink yang memperlihatkan bintang iklan berubah penampilan menjadi lebih segar setelah minum soft drink tersebut ditelevisi (Eagly dan Chaiken, 1993). Rasa segar yang dirasakan ataupun menyaksikan wajah orang lain yang berubah menjadi lebih segar memberikan informasi kepada individu bahwa soft drink adalah minuman yang menyegarkan menyebabkan individu bersikap positif terhadap soft drink.

Menurut Katz (Iih.Secord dan backman, 1964) sikap mempunyai empat fungsi yaitu :

a. Fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian, atau fungsi mamfaat

Fungsi ini adalah berkaitan dengan sarana-tujuan. Disini sikap merupakan sarana mencapai tujuan. Orang memandang sejauh mana obyek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau sebagai alat dalam rangka mencapai tujuan. Bila obyek sikap dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersikap positif terhadap obyek tersebut, demikian sebaliknya bila obyek sikap menghambat dalam pencapaian tujuan, maka orang akan bersifat negative terhadap obyek sikap yang bersangkutan. Karena itu fungsi ini juga disebut fungsi manfaat (utility), yaitu sampai sejauh mana manfaat obyek sikap dalam rangka pencapaian tujuan.

(26)

orang yang bersangkutan mudah diterima oleh kelompoknya, karena ia tergabung dalam kelompok yang anti kemewahan.

b. Fungsi pertahanan ego

Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk mempertahankan ego atau akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang pada waktu orang bersangkutan terancam keadaan dirinya atau egonya. Demi untuk mempertahankan egonya, orang yang bersangkutan mengambil sikap tertentu untuk mempertahankan egonya, dalam keadaan terdesak pada waktu diskusi dengan enaknya.

c. Fungsi ekspresi nilai

Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam dirinya. Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat menunjukkan kepada dirinya. Dengan individu mengambil sikap tertentu terhadap nilai tertentu, ini mengambarkan keadaan system nilai yang ada pada individu yang bersangkutan. System nilai apa yang ada pada diri individu dapat dilihat dari nilai yang diambil oleh individu yang bersangkutan terhadap nilai tertentu.

d. Fungsi pengetahuan

(27)

sikap tertentu terhadap suatu objek, menunjukkan tentang pengetahuan orang tersebut terhadap objek sikap yang bersangkutan.

2.3.2.Komponen sikap

Struktur sikap terdiri dari 3 komponen yang paling menunjang yaitu Azwar S, 2000 : 23 :

a. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang controversial.

b. Komponen efektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

c. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak / bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.

(28)

1. Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mepersepsi terhadap sikap.

2. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasaa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negative. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negative.

3. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.

2.3.3.Tingkatan sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni (Soekidjo Notoatmodjo, 1996: 132) :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (objek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding)

(29)

diberikan. Lepas pekerjaan itu bener ayau salah adalah berarti orang tersebut menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuing)

Mengajakkan porang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang mengajak ibu yang lain (tetangga, saudaranya, dsb) untuk menimbang anaknya keposyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.

2.3.4.Sifat sikap

Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negative (Heri Purwanto, 1998 : 63) :

a. Sikap positif kecenderungan tidakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan, objek tertentu.

(30)

2.3.5.Ciri-ciri sikap

Ciri-ciri sikap adalah (Heri Purwanto, 1998 : 63) :

a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam berhubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.

b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

d. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

2.3.6.Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap objek sikap antara lain : a. Pengalaman pribadi

(31)

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibat faktor emosional.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.

d. Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya factual disampaikan secaara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

(32)

f. Faktor emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupkan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego (Azwar, 2005).

2.3.7.Cara pengukuran sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkain kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut dengan favourable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai objek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap objek sikap. Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang tidak favourable. Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas

pernyataan favourable dan tidak favourable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negative yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama sekali objek sikap (Azwar, 2005).

(33)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran sikap (Hadi, 1971), yaitu :

a. Keadaan objek yang diukur b. Situasi pengukuran

c. Alat ukur yang digunakan d. Penyelenggaraan pengukuran

e. Pembaca atau penilaian hasil pengukuran

2.3.8.Pengukuran sikap

Salah satu problem metodologi dasar dalam psikologi social adalah bagaimana mengukur sikap seseorang. Beberapa teknik pengukuran sikap antar lain : Skala Thrustone, Likert, Unobstrusive Measure, Analisis Skalogram dan Skala Kumulatif, dan Multidimensional Scaling.

a. Skala Thurstone (Method of Equel Appearing Intervals)

Metode ini mencoba menempatkan sikap seseorang pada rentangan kontinum dari yang sangat unfavorable hingga sangat favorable terhadap suatu objek sikap. Caranya dengan memberikan orang tersebut sejumlah aitem sikap yang telah ditentukan derajat favorabilitasnya. Tahap yang paling kritis dalam menyusun alat ini seleksi awal terhadap pernyataan sikap dan penghitungan ukuran yang mencerminkan derajat favorabilitas dari masing-masing pernyataan. Derajat (ukuran) favorabilitas ini disebut nilai skala.

(34)

beberapa orang penilai (judges). Penilai ini bertugas untuk menentukan derajat favorabilitas masing-masing pernyataan. Favorabilitas penilai itu diekspresikan melalui titik skala rating yang memiliki rentang 1-11. Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 sangat setuju tugas penilai ini bukan untuk menyampaikan setuju tidaknya mereka terhadap pernyataan itu. Median atau rata-rata perbedaan penilaian antar penilai terhadap aitem ini kemudian dijadikan sebagai nilai skala masing-masing aitem. Pembuat skala kemudian menyusun aitem mulai dari aitem yang memiliki nilai skala terendah hingga tertinggi. Dari aitem-aitem tersebut, pembuat skala kemudian memilih aitem untuk kuesioner skala sikap yang sesungguhnya. Dalam penelitian, skala yang telah dibuat ini kemudia diberikan pada responden. Responden diminta untuk menunjukkan seberapa besar kesetujuan atau ketidaksetujuannya pada masing-masing aitem sikap tersebut.

Tenik ini disusun oleh Thrustone didasarkan pada asumsi-asumsi : ukuran sikap seseorang itu dapat digambarkan dengan interval skala sama. Perbedaan yang sama pada suatu skala mencerminkan perbedaan yang sama pula dalam sikapnya. Asumsi kedua adalah nilai skala yang berasal dari rating pada penilai tidak dipengaruhi oleh sikap penilai terhadap issue. Penilai melakukan rating terhadap aitem dalam tataran yang sama terahadap issue tersebut.

b. Skala likert (Method of Summateds Retings)

(35)

yang terdiri dari 11 point disederhanakan menjadi dua kelompok, yaitu yang favorable dan yang unfavorable. Sedangkan aitem yang netral tidak disertakan. Untuk mengatasi hilangnya netral tersebut, likert menggunakan teknik konstruksi test yang lain. Masing-masing responden diminta melakukan egreement atau disagreement-nya untuk masing-masing aitem dalam skala yang terdiri dari 5 point (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju). Semua aitem favorabel kemudian diubah nilainya dalam angka, yaitu untuk sangat setuju nilainya 5 sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 1. Sebaliknya, untuk aitem unfavorable nilai skala sangat setuju adalah 1 sedangkan yang sangat tidak setuju nilainya 5. Seperti halnya skala Thurstone, skala Likert disusun dan diberi skor sesuai dengan skala interval sama (equal-interval scale).

c. Unobstrusive measures

Metode ini berakar dari suatu situasi dimana seseorang dapat mencatat aspek-aspek perilakunya sendiri atau yang berhubungan sikapnya dalam pertanyaan.

d. Multidimensional scaling

(36)

e. Pengukuran involuntary behavior (pengukuran terselubung)

1. Pengukuran dapat dilakukan jika memang diinginkan atau dapat dilakukan oleh responden.

2. Dalam banyak situasi, akurasi pengukuran sikap diperoleh oleh kerelaan responden

3. Pendekatan ini merupakan pendekatan observasi terhadap reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi tanpa disadari dilakukan oleh individu yang bersangkutan.

4. Observer dapat menginterprestasikan sikap individu mulai dari fasial reaction, voice tones, body gesture, keringat, dilatasi pupil mata, detak

jantung dan beberapa aspek fisiologis lainnya.

2.3.9.Organisasi sikap

Teori Balance dan teori konsisten lainnya berasumsi bahwa seseorang akan cenderung mencari struktur evaluatif yang sederhana dengan yang dievaluasi oleh orang lain dan objek-objek dipandang sebagai hal yang berhubungan satu dengan lainnya.

Keseimbangan bukannya satu-satunya prinsip yang mempengaruhi persepsi seseorang mengenai hubungan antar elemen dalam struktur sikap. Prinsip lain yang juga penting antara lain adalah preferensi untuk menilai positif, hubungan, dan adanya kepercayaan tentang script situasional yang relevan, atau serangkaian aturan implikasi yang sederhana dan hipotesis kausal.

(37)

semakin mencari informasi yang inkonsisten bila ambiguitas dalam suatu situasi dibawah level yang paling disukainya (Wawan dan Dewi, 2010)

2.3.10.Pandangan tiga komponen tentang sikap

Telah banyak penelitian menunjukkan bahwa antara sikap dan perilaku itu tidak berkorelasi maka tidak menunjukkan arah yang hubungan kausalitas. Sebagai penyebabnya karena sikap itu memiliki tiga komponen. Menurut pandangan ini, (Rosenberg dan Hovland, 1960) sikap itu merupakan predisposisi untuk merespon sejumlah stimulus dengan sejumlah tertentu. Ketiga respon tersebut antara lain afektif (perasaan evaluatif dan preferensi), kognitif (opini dan belief) dan behavioral atau konasi (over acion dan pernyataan tentang kecenderungan).

(38)

2.3.11.Faktor-faktor perubah sikap

Perubahan sikap dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu :

a. Sumber dari pesan

1. Sumber pesan dapat berasal dari : seseorang, kelompok, institusi 2. Dua ciri penting dari sumber pesan :

a. Kredibilitas

1. Semakin percaya dengan orang yang mengirimkan pesan, maka kita akan semakin menyukai untuk dipengaruhi oleh pemberi pesan.

2. Dua aspek penting dalam kredibilitas, yaitu :

a. Keahlian-keahlian dan kepercayaan saling berkaitan b. Kepercayaan

3. Tingkat kredibilitas berpengaruh terhadap daya persuasive Kredibilitas tinggi – daya persuasif tinggi

Kreadibilitas rendah – daya persuasif rendah b. Daya tarik

1. Kredibilitas masih perlu ditambah daya tarik agar lebih persuasive 2. Efektivitas daya tarik dipengaruhi oleh :

a. Daya tarik fisik b. Menyenangkan c. Kemiripan

b. Pesan (isi pesan)

1. Umumnya berupa kata-kata dan symbol-simbol lain yang menyampaikan informasi.

(39)

a. Usulan

1. Suatu pernyataan yang kita terima secara tidak kritis

2. Pesan dirancang dengan harapan orang akan percaya, membentuk sikap, dan terhasut dengan apa yang dikatakan tanpa melihat faktanya 3. Contoh : iklan di TV

b. Menakuti

1. Cara lain untuk membujuk adalah dengan menakut-nakuti

2. Jika terlalu berlebihan maka orang menjadi takut, sehingga informasi justru dijauhi

c. Pesan satu sisi dan dua sisi

1. Pesan satu sisi paling efektif jika dalam keadaan netral atau sudah menyukai suatu pesan

2. Pesan dua sisi lebih disukai untuk mengubah pandangan yang bertentangan

c. Penerima pesan

1. Beberapa ciri penerima pesan : a. Influenceability

1. Sifat kepribadian seseorang tidak berhubungan dengan mudahnya seseorang untuk dibujuk, meski demikian :

a) Anak-anak lebih mudah dipengaruhi dari pada orang dewasa

b) Orang berpendidikan rendah lebih mudah dipengaruhi dari pada orang yang berpendidikan tinggi

(40)

1. Pesan akan berpengaruh pada penerima, tergantung dari persepsi dan penafsirannya.

2. Yang terpenting : pesan pesan yang dikirim ketangan orang pertama, mungkin dapat berbeda jika info sampai ke penerima kedua (Wawan dan Dewi, 2010).

2.4.Konsep perubahan

2.4.4.Defenisi Konsep Berubah

BanyakBanyakdefinisipakartentangberubah, duadiantaranyayaitu: a. Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau

seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987).

b. Merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi (Brooten,1978).

c. Perubahan adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya ( Sullivan dan Decker,2001).

d. Berubah adalah cara seseorang bertumbuh, berkembang dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau negatif terencana atau tidak terencana. Jadi Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada.

2.4.5.Prinsip dan Strategi Berubah

Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan dapat tercapai secara tepat, efektif dan efisien.

(41)

Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan suatu perubahan strategi rasional dan empirik yang didasarkan dari hasil penemuan atau riset untuk diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan menggunakan rasionalnya dalam menerima sebuah perubahan. Langkah dalam perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau adanyadesiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi akan diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan rasional.Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien, selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.

b. Strategi Reedukatif Normatif

(42)

masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam perubahan harus memiliki kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat.Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki dalam pembaharu.

c. Strategi Paksaan- Kekuatan

Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan kekuatan politik.Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan sistem pendidikan dan lain-lain.

Menurut Tiffany dan Lutjens (1989) telah mengidentifikasi tujuh strategi berubah yang cocok dengan kontinum dari yang paling netral sampai yang paling koersif.

1. Edukasi

Strategi ini memberikan suatu presentasi fakta yang relatif tidak bisa yang dimaksudkan untuk berfungsi sebagai justifikasi rasional atas tindakan yang terencana.

2. Fasilitatif

Strategi ini memberikan sumber penting untuk berubah.Strategi ini mengasumsikan bahwa orang ingin berubah, tetapi membutuhkan sumber-sumber untuk membuat perubahan tersebut.

3. Teknostruktural

(43)

teknologi.Strategi ini memengaruhi hubungan antara teknologi, ruang dan struktur. Penggunaan ruang dapat diubah untuk memengaruhi struktur sosial.

4. Data-based

Strategi ini mengumpulkan dan menggunakan data untuk membuat perubahan sosial.Data digunakan untuk menemukan inovasi yang paling baik guna memecahkan masalah yang dihadapi.

5. Komunikasi

Strategi komunikasi menyebarkan informasi sepanjang waktu melalui saluran dalam sistem sosial.

6. Persuasif

Pemakaian penalaran, debat,dan bujukan dilakukan untuk menyebabkan perubahan.

7. Koersif

Terdapat hubungan wajib antara perencan dan pengadopsi.Kekuasaan digunakan untuk menyebabkan perubahan.

2.4.6.Tahap- Tahap dalam Perubahan

(44)

upaya-upaya dalampembentukan komitmen.Dalam penerimaan, pemahaman yang terbentuk akan bermuara ke dalam dua kutub, yaitu persepsi yang positif di satu sisi atau persepsi negatif di sisi yang lain. Persepsi yang negatif akan melahirkan keputusan untuk tidak mendukung perubahan, sebaliknya persepsi positif yang melahirkan keputusan untuk memulai perubahan dan merupakan suatu bentuk komitmen untuk berubah.

Tahap komitmen melalui beberapa langkah yaitu instalasi, adopsi, instusionalisasi, dan internalisasi.Langkah instalasi merupakan periodepercobaan terhada perubahan yang merupakan preliminary testing terdapat dua konsekuensi dari langkah ini.Konsekuensi pertama, perubahan dapat diadopsi untuk pengujian jangka panjang. Kedua, perubahan gugur setelah implementasi pendahuluan yang mungkin disebabkan oleh masalah ekonomi-finansial –politik,perubahan dalam tujuan strategis, dan tingginya vested interest.

a. Tahap perubahan menurut Kurt Lewis

Menurut pandangan Kurt Lewin, 1951 seseorang yang akan megadakan suatu perubahan harus memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum dalam tahap proses perubahan agar proses perubahan tersebut menjadi terarah dan mencapai tujuan yang ada. Tahapan tersebut antara lain :

1. Tahap Pencairan (Unfreezing)

(45)

keseimbangan yang ada. Disamping itu juga perlu menyiapkan diri dan siap untuk berubah atau melakukan melakukan adanya perubahan. 2. Tahap Bergerak (Moving)

Pada tahap ini sudah dimulai adanya suatu pergerakan kearah sesuatu yang baru atau perkembangan terbaru. Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah, juga memiliki kemampuan dalam memahami masalah serta mengetahui langkah-langkah dalam menyesuaikan masalah.

3. Tahap Pembekuan (Refrezing)

Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang mengadakan perubahan telah mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan yang baru. Berdasarkan langkah-langkah menurut Kurt Lewin dalam proses perubahan ditemuan banyak hambatan. Karena itu diperlukan kemampuan yang benar-benar ada dalam konsep perubahan sesuai dengan tahapan berubah.

b. Tahap perubahan Rogers E (1962)

Menurut Rogers E untuk menandakan suatu perubahan perlu ada beberapa langkah yang ditempuh sehingga harapan atau tujuan akhir dari perubahan dapat tercapai. Langkah-langkah tersebut antara lain :

(46)

2. Tahap Interest Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perasaan minat terhadap perubahan yang selalu memperhatikan terhadap sesuatu yang baru dari perubahan yang dikenalkan. Timbulnya minat akan mendorong dan menguatkan kesadaran untuk berubah.

3. Tahap Evaluasi Tahap ini terjadi penilaian tarhadap sesuatu yang baru agar tidak terjadi hambatan yang akan ditemukan selama mengadakanperubahan. Evaluasi ini dapat memudahkan tujua dan langkah dalam melakukan perubahan.

4. Tahap Trial Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil perubahan dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesaui dengan kondisi atau situasi yang ada, danmemudahkan untuk diterima oleh lingkungan.

5. Tahap Adoption Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan terhadap sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya manfaat dari sesuatu yang baru sehingga selalu mempertahankan hasil perubahan.

c. Tahapan perubahan menurut Lippit Havelock

Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewis dengan menekankan perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock :

a. Membangun suatu hubungan. b. Mendiagnosis masalah.

(47)

d. Memilih jalan keluar. e. Meningkatkan penerimaan.

f. Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri.

2.4.7.Reaksi terhadap perubahan

Bagi sebagian individu perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator dalam meningkatkan prestasi atau penghargaan.Tapi kadang-kadang perubahan juga dipandang sebagai sesuatu yang mengancam keberhasilan seseorang dan hilangnya penghargaan yang selama ini didapat.apakah seseorang memandang perubahan sebagai suatu hal yang penting atau negatif. Umumnya dalam perubahan sering muncul resistensi atau adanya penolakan terhadap perubahan dalam berbagai tingkat dari orang yang mengalami perubahan tersebut

Menolak perubahan atau mempertahankan status quo ketika berusaha melakukan perubahan, bisa saja terjadi.Karena perubahan bisa merupakan sumber stress.Oleh karenanya timbullah perilaku tersebut. Penolakan sering didasarkan pada ancaman terhadap keamanan dari individu, karena perubahan akan mengubah perilaku yang ada. Jika perubahan menggunakan pendekatan pemecahan masalah maka harus diberitahukan mengenai dampak yang mungkin timbul akibat perubahan.

Respon Terhadap Perubahan: a. Menerima dan mendukung.

b. Tidak menerima – tidak mendukung. c. Menolak.

(48)

f. Takut akan kehilangan ketrampilan & proficiency. g. Takut kehilangan reward, benefit.

h. Takut akan kehilangan respect, dukungan, kasih sayang. i. Takut gagal.

2.4.8.Ekologi perubahan

Ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku, individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang kekuatannya, maka pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna. Hersey dan Blanchard (1977) menyebutkan dan mendiskusikan empat tingkatan perubahan. Perubahan peratama dalam pengetahuan cenderung merupakan perubahan yang paling mudah dibuat karena bisa merupakan akibat dari membaca buku, atau mendengarkan dosen. Sedangkan perubahan sikap biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang positif dan atau negatif. Karenanya perubahan sikap akan lebih sulit dibandingkan dengan perubahan pengetahuan. Tingkat kesulitan berikutnya adalah perilaku individu. Misalnya seorang manajer mungkin saja mengetahui dan mengerti bahwa keperawatan primer jauh lebih baik dibandingkan beberapa model asuhan keperawatan lainnya, tetapi tetap tidak menerapkannya dalam perilakunya karena berbagai alasan, misalnya merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut. Perilaku kelompok merupakan tahap yang paling sulit untuk diubah karena melibatkan banyak orang .Disamping kita harus merubah banyak orang, kita juga harus mencoba mengubah kebiasaan adat istiadat, dan tradisi juga sangat sulit.

(49)

diarahkan. Perubahan Partisipatif akan terjadi bila perubahan berlanjut dari masalah pengetahuan ke perilaku kelompok. Pertama-tama anak buah diberikan pengetahuan, dengan maksud mereka akan mengembangkan sikap positif pada subjek. Karena penelitian menduga bahwa orang berperilaku berdasarkan sikap-sikap mereka maka seorang pemimpin akan menginginkan bahwa hal ini memang benar. Sesudah berprilaku dalam cara tertentu maka orang-orang ini menjadi guru dan karenanya mempengaruhi orang lain untuk berperilaku sesuai dengan yang diharapkan. Siklus perubahan partisipatif dapat digunakan oleh pemimpin dengan kekuasaan pribadi dan kebiasaan positif. Perubahan ini bersifat lambat atau secara evolusi, tetapi cenderung tahan lama karena anak buah umumnya menyakini apa yang merekan lakukan. Perubahan yang terjadi tertanam secara instrinsik dan bukan merupakan tuntutan eksterinsik.Perubahan diarahkan atau paksaan Bertolak belakang dengan perubahan partisifatif, perubahan ini dilakukan dengan menggunakan kekuasaan, posisi dan manajemen yang lebih tinggi memberikan tengatng aarah dan perilaku untuk system dari masalah : aktualnya seluruh organisasi dapat menjadi fokus. Harapan mengembangkan sikap positif tentang hal tersebut dan kemudian mendapatkan pengetahuan lebih lanjut.Jenis perubahan ini bersifat berubah-ubah, cenderung menghilang bila manajer tidak konsisten untuk menerapkannya.

2.4.9.Perubahan dalam Keperawatan

(50)

a. Keperawatan Sebagai Profesi Keperawatan sebagai profesi yang diakui oleh masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan tentu akan dituntut untuk selalu berubahkearah kemandirian dalam profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi akan mengalami perubahan kearah professional dengan menunjukan agar profesi keperawatan diakui oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan kesehatan.

b. Keperawatan Sebagai Bentuk Pelayanan Asuhan Keperawatan professional yang diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model asuhan keperawatan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktek keperawatan.

c. Keperawatan Sebagai Ilmu Pengetahuan Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan terus selalu berubah dan berkembang sejalan dengan tuntutan zama dan perubahan teknologi, karena itu dituntut selalu mengadakan perubahan melalui penelitian keperawatan sehingga ilmu keperawatan diakui secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang memiliki landasan yang kokoh dalam keilmuan.

(51)

2.4.10.Penerapan Proses Berubah

Penerapan proses berubah Dalam beberapa aspek : a. Pendidikan

Karena kemajuan zaman maka setiap periode tertentu dalam dunia pendidikan ada pergantian kurikulum untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

b. Pelayanan keperawatan

Pelayanan keperawatan di rumah sakit a yg dulunya kurang professional,setelah pasien yg datang kesana menjadi sedikit maka rumah sakit tersebut akan melakukan perubahan dengan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang lebih berkualitas lagi

c. Individu

Mahasiswa yang dulunya malas belajar dan ketika ujian mendapat nilai d, maka dia bisatermotivasi untuk belajar lebih giat agar mendapat nilai b atau bahkan a, maka terjadi perubahan dalam diri mahasiswa tersebut. d. Masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian tentang Uji daya hambat minyak atsiri yang diperoieh dari bahan segar dan bahan kering rimpang temu giring (Curcuma heyneanaYal. Zijp) terhadap

Uji Hipotesis menurut Budi Susetyo (2010:182) hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari Penerapan

Dalam memasukkan atau memilih data tersebut seringkali pengguna melakukan kesalahan-kesalahan yang dapat berakibat tidak dikenalinya atau tidak berlakunya data yang dimasukkan

[r]

[r]

Feedback form-nya dapat menampung umpan balik yang diberikan user dan Search form mampu mencari kata-kata yang berhubungan dengan dokumen yang diinginkan. User dapat membalas

Satker BLKI Kendari Tahun Anggaran 2014 dapat mengajukan sanggahan melalui LPSE Kementerian Tenaga. Kerja dan

[r]