BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Usabilitas
Secara harfiah, usabilitas berasal dari kata usable yang artinya dapat dipakai atau dipergunakan. Saat ini, usabilitas bukanlah sesuatu hal yang baru di
dalam dunia perpustakaan, tetapi sudah ada sejak perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi terkhususnya website. Usabilitas menjadi bagian yang
penting di dalam situs web bahkan menjadi salah satu faktor penentu sebuah web
layak untuk dipergunakan atau tidak. Jika sebuah situs web memiliki usabilitas
yang baik maka dapat dipastikan web tersebut bermanfaat dan memberikan
kepuasan bagi penggunanya. Usabilitas juga diartikan sebagai faktor kualitas dari
sebuah sistem. Hal ini sama seperti pernyataan di bawah ini yakni:
Usabilitas adalah ukuran kualitas pengalaman pengguna ketika berinteraksi dengan produk atau sistem apakah situs web, aplikasi perangkat lunak, teknologi bergerak, maupun peralatan-peralatan lain yang dioperasikan oleh pengguna (Nielsen 1994).
Dalam ISO 9241-11 seperti yang dikutip Yen (2010, 20) dinyatakan
bahwa “usability is the extent to which a product can be used by specified users to
achieve specified goals with effectiveness, efficiency, and satisfaction in a
specified context of use”. Dengan kata lain, usabilitas adalah tingkat dimana
produk dapat digunakan oleh pengguna tertentu untuk mencapai tujuannya dengan
Selanjutnya dalam ISO/IEC 9126-1 seperti yang dikutip oleh Bevan
(2010, 5) yang mendefenisikan bahwa “usability is the capability of the software
product to be understood, learned, used and attractive to the user when user
under specified conditions”. Dengan kata lain, usabilitas adalah kemampuan
produk perangkat lunak untuk dipahami, dipelajari, digunakan dan menarik bagi
pengguna ketika sedang dalam kondisi tertentu.
Menurut Dumas seperti yang dikutip oleh Yen (2010, 10) menyatakan
bahwa “Usability is observed when the people who use the product can do so
quickly and easily to accomplish their own tasks”. Defenisi di atas menyatakan
bahwa usabilitas adalah pengamatan ketika produk digunakan oleh seseorang
dimana produk tersebut dapat digunakan dengan cepat dan mudah untuk
menyelesaikan tugas orang yang menggunakannya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa usabilitas
adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman pengguna
ketika berinteraksi dengan sistem dalam hal menilai kepuasan pengguna selama
menggunakannya.
2.2 Web
Web merupakan fasilitas internet yang sangat banyak digunakan baik untuk
kepentingan pribadi maupun kelompok. Web memungkinkan seseorang untuk
mendapatkan informasi yang lebih banyak dan lengkap terkait dengan informasi
yang sedang dibutuhkannya. Biasanya dalam web berisi informasi dalam berbagai
Web dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang saling terkait biasanya digunakan untuk menampilkan informasi berupa teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan gabungan dari semuanya baik bersifat statis maupun dinamis. (Hidayat 2010, 2).
Informasi-informasi tersebut dapat ditemukan menggunakan sebuah
perangkat lunak dalam internet yang sering dikenal dengan browser (alat
pencarian). Menurut Febrian (2003, 75) Web adalah “sebuah sistem dimana
informasi dalam bentuk teks, gambar, suara dan lain-lain di presentasikan dalam
bentuk hiperteks dan dapat di akses oleh perangkat lunak yang disebut dengan
browser.” Kita dapat menggunakan situs web jika terhubung dengan jaringan
internet sehingga memungkinkan seseorang menemukan informasi dalam ruang
lingkup yang lebih luas atau dunia.
Web merupakan salah satu fasilitas internet yang menghubungkan informasi dalam lingkup lokal maupun jarak jauh. Web merupakan fasilitas yang terdapat di internet yang menyediakan kebebasan bagi pengguna untuk menemukan informasi yang dibutuhkan dan mudah untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain (Sidharta 1996, 239).
Selanjutnya Thomas Powell menyatakan bahwa “web adalah suatu sistem
dimana pengguna dimungkinkan menavigasi dan memanipulasi fitur situs untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas tertentu (Tatari dan Rehman 2011,
707).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa web
adalah fasilitas internet yang mempermudah seseorang dalam menemukan
2.2.1 Fungsi Web
Ada 4 (empat) fungsi web yaitu sebagai berikut :
1. Fungsi komunikasi, umumnya memiliki fasilitas yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain di tempat yang berbeda. Fasilitas itu seperti web base email, halaman form contact, chatting dan lain-lain.
2. Fungsi informasi, situs web mempunyai fungsi untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna yang berupa news, profile company, library, referensi dan lain-lain.
3. Fungsi entertainment, situs web juga memiliki fungsi untuk memberikan hiburan bagi penggunanya seperti menyediakan online game, music, movie, dan sebagainya
4. Fungsi transaksi, situs web juga dimanfaatkan untuk melakukan transaksi bisnis seperti online order, pembayaran dengan kartu kredit, dan lain sebagainya. (Surachman 2004, 2).
2.2.2 Komponen Konten dalam Web
Ada beberapa komponen konten dalam sebuah perangkat lunak yang harus
diperhatikan berdasarkan ISO/IEC 9126-2. Perangkat lunak yang dimaksud dalam
bagian ini adalah situs web. Komponen-komponen tersebut adalah :
1. Tutorial
Dalam hasil penelitian Mayoka (2011, 6) secara umum dinyatakan bahwa
tutorial adalah “bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik oleh tutor
kepada mahasiswa (tutee) untuk membantu kelancaran proses belajar mandiri
mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar”. Sama
seperti defenisi di atas, tutorial situs web merupakan suatu panduan yang
disediakan bagi pengguna untuk mengerjakan suatu tugas-tugas dalam situs web
secara mandiri. Dalam hasil penelitian ini juga dinyatakan tutorial yang baik harus
memiliki prinsip-prinsip seperti berikut yaitu :
b. Mampu mendorong tutee sampai pada taraf pengertian yang mendalam sehingga mampu menghasilkan pengetahuan yang lama yaitu dengan menggunakan bahasa yang dipahami oleh tutee.
c. Mampu membuat bentuk tutorial bervariasi seperti teks, video, gambar, atau gabungan dari bentuk-bentuk tersebut sehingga tutee tidak merasa bosan, jenuh dan putus asa.
2. Tata Letak (Layout)
Dalam hasil penelitian Mayoka (2011, 6) dinyatakan bahwa layout adalah
“suatu tata letak atau susunan dari tulisan ataupun gambar”. Menata tata letak
(layout) berarti menata seluruh aspek grafis, meliputi warna, bentuk, ilustrasi,
tipografi menjadi suatu kesaman baru yang disusun dan ditempatkan pada
halaman secara utuh dan terpadu. Mayoka juga menyatakan bahwa ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah layout yaitu:
a. Keseimbangan layout :
1. Mengacu kepada abjad alphabet
2. Menggunakan gambar yang menarik dan dinamis b. Konsistensi :
1. Konsisten menggunakan fitur background dan objek yang dibuat 2. Konsisten meletakkan objek agar user tidak bingung ketika mengakses 3. Konsisten menggunakan jenis huruf dan warna huruf
c. Kepadatan informasi seperti gambar/teks/lainnya jangan sampai membingungkan pengguna.
3. Warna (Colour)
Warna adalah suatu bentuk cahaya atau radiasi gelombang elektromagnetik
yang dihasilkan dari cahaya matahari yang berwarna putih murni. Ada 7 frekuensi
gelombang cahaya yang berbeda yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan
ungu. Seperti yang disampaikan Mayoka dalam hasil penelitiannya (2011, 11),
setiap warna mempunyai karakter dan manfaat yaitu sebagai berikut :
yang termasuka golongan ini seperti biru muda, biru pucat, biru laut, ungu, hijau daun, hijau muda dan hijau pupus.
b. Karakter hangat (Warm) terdiri dari warna-warna natural/hangat yang mampu menghadirkan suasana yang hidup, hangat, nyaman dan mengundang, memberi sentuhan dramatis atau kesan etnis kontemporer. Menimbulkan rasa akrab, hangat, tentram dan nyaman. Warna yang masuk golongan ini adalah merah, coklat, oranye, emas metalik.
c. Karakter Segar (Fresh), terdiri dari warna segar yang ceria dan berjiwa muda, banyak mengambil inspirasi dari alam, bersemangat dan penuh vitalitas. Warna yang termasuk golongan ini adalah: kunig muda, kuning lemon, hijau daun, hijau apel, biru laut merah cerah, pink muda/pastel.
d. Karakter Berani (Vibrant), terdiri dari warna-warna cerah yang tegas,
kontras dan berani. Menimbulkan kesan modern, kontemporer, ekspresif, dan menciptakan efek dramatis. Warna yang termasuk golongan ini adalah: kuning menyala, hijau tua, biru tua kehijauan, biru menyala, biru gelap pekat, merah cerah, oranye menyala, pink tua, hitam dan putih.
4. Deskripsi Web (Web Description) Dalam Ilmusiana, dinyatakan bahwa :
Deskripsi berasal dari kata kerja yang artinya menguraikan, melukiskan atau menggambarkan. Deskripsi seperti ini biasanya digunakan untuk mengambarkan sesuatu secara spesifik seperti benda, orang dan tempat.
Situs web merupakan salah satu benda yang harus diberikan deskripsi yang
jelas agar pengguna dapat memahami situs web secara keseluruhan dengan
baik sebelum menggunakannya. Deskripsi web merupakan suatu fitur yang
akan menggambarkan atau melukiskan sifat dan semua perincian yang
ditemukan pada web mulai dari metode pengorganisasian konten, bahasa, jenis
fitur dan fungsinya, isi dari setiap menu, dan lain sebagainya.
5. Bahasa (Language)
Bahasa merupakan salah satu hal yang penting untuk pengembangan sebuah
situs web. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap
dengan kemampuan pengguna yang dilayani. Salah satu faktor keberhasilan
sebuah situs web mampu dipahami dan dijalankan dengan baik jika bahasa yang
digunakan dalam web dapat dipahami oleh pengguna. Situs web yang baik
seharusnya menyediakan banyak pilihan jenis bahasa yang semakin membuat
pengguna paham dan mampu mengakses situs web. Bahasa yang seharusnya
disediakan pada situs web antara lain :
a. Bahasa Nasional yaitu bahasa Indonesia b. Bahasa Internasional yaitu bahasa Inggris
c. Bahasa Lokal yaitu disesuaikan dengan kondisi daerah pengguna yang dilayani. (Windu 2015, 20)
6. Tifografi
Isi merupakan sesuatu yang sangat spesifik yang memuat informasi sesuai
temanya. Seseorang akan lebih sering mengalami kesulitan membaca informasi
melalui sebuah media teknologi seperti komputer dari pada melalui kertas/catatan.
Oleh karena itu, sebaiknya bentuk teks dari informasi yang disajikan dalam
sebuah web harus jelas. Bentuk teks yang dimaksud adalah tipografi/huruf.
Pemilihan huruf yang tepat akan menjadi salah satu penentu sebuah web dapat
dipahami dengan mudah atau tidak. Oleh karena itu, pemilihan huruf harus
disesuaikan dengan sifat dan kegunaannya masing-masing yaitu sebagai berikut :
a. Huruf Serif
Jenis huruf yang memiliki garis-garis kecil (counterstroke) pada ujung-ujung badan hurufnya. Huruf ini umumnya lebih mudah dibaca. Contoh huruf ini seperti Gramond, Times New Rowman, Georgia dan lain-lain. b. Huruf Sans Serif
Huruf yang memiliki streamline, fungsional, modern dan kontemporer. Contoh huruf ini seperti Arial, Century Gothic, Futura, dan lain-lain. c. Huruf Blok
headline atau judul berita pada surat kabar. Contoh huruf ini adalah Haeetenschweller, Arial Black, dan lain-lain. (Mayoma 2011, 10-11).
7. Bantuan (Help)
Salah satu bagian yang harus disediakan dalam setiap perangkat lunak
adalah menu help. Help artinya membantu atau menolong. Sama hal nya ketika
diletakkan di dalam sebuah situs web, menu help akan berfungsi untuk
membantu pengguna ketika mengalami kesulitan dalam menjalankan situs
web.
2.3 Usabilitas Web
Usabilitas biasanya dipakai untuk menilai suatu sistem termasuk situs web.
Secara sederhana, usabilitas web adalah suatu kegiatan menilai kemudahan situs
web dipergunakan. Situs web dianggap berhasil jika memiliki usabilitas yang baik
yaitu memberikan kemudahan bagi pengguna ketika sedang berinteraksi dengan
situs web. Menurut Al-badi seperti yang dikutip oleh Kasmawi (2013, 5)
Usabilitas web adalah “suatu indikator keberhasilan sebuah website berinteraksi
dengan pengguna dalam melaksanakan tugas tertentu dengan mudah”. Pendapat
tersebut semakin diperjelas oleh pernyataan berikut ini:
Situs web yang desainnya “miskin” dapat mengakibatkan kehilangan produktivitas dan penghasilan. Situs web yang penggunaannya susah dapat mengakibatkan frustasi bagi pengguna yang akhirnya pengguna enggan untuk terus berinteraksi dengan situs web tersebut (Tatari dan ur-Rehman 2011, 707).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
usabilitas web adalah suatu kegiatan menilai pengalaman pengguna ketika sedang
permasalahan-permasalahan selama menggunakannya sehingga menjadi dasar untuk melakukan
perbaikan terhadap situs web tersebut.
2.3.1 Tujuan dan Manfaat Usabilitas Web
Ada beberapa tujuan usabilitas web yaitu sebagai berikut : 1. Efektif pada saat digunakan
2. Efisien pada saat digunakan 3. Aman saat menggunakannya 4. Punya utilitas yang tinggi
5. Mudah untuk dipelajari bagi pengguna saat pertama kali menggunakannya 6. Mudah diingat cara penggunaannya (Nielsen 1994)
Menurut Green, ada beberapa manfaat usabilitas web yaitu :
1. Meningkatkan kepuasan pengguna 2. Mengurangi biaya pemeliharaan
3. Memberikan informasi yang tepat bagi pengguna (Kasmawi 2013, 6)
2.4 Arsitektur informasi
Pengorganisasian informasi merupakan suatu kegiatan yang harus
dilakukan sebelum informasi tersebut disebarluaskan agar pengguna yang
membutuhkan informasi tersebut mudah dalam pencarian dan efektif dalam
penggunaannya. Sama halnya dengan informasi yang terdapat di situs web,
bukan sekedar dimasukkan saja tetapi disusun dengan baik agar informasi yang
disajikan dalam web mudah untuk ditemukan. Pengorganisasian informasi
dalam sebuah web sering dikenal dengan arsitektur informasi.
Beberapa ahli memiliki defenisi sendiri tentang arsitektur informasi,
seperti yang dikemukakan oleh Morville dan Rosenvield (2006, 4) yaitu
sebagai berikut :
2. The combination of organization, labeling, search and navigation schemes within websites or intranets.
3. The art and science of shaping information products and experience to support usability and findability.
4. An emerging discipline and community of practice focused on bringing principles of design and architecture to the digital landscape.
Defenisi di atas menyatakan bahwa arsitektur informasi adalah : 1. Desain struktural dari sebuah lingkungan berbagi informasi.
2. Perpaduan dari mengorganisasikan, melabel, mencari dan menavigasi
dalam situs web atau intranet.
3. Seni dan ilmu membentuk produk informasi agar mampu
dipergunakan dan ditemukan.
4. Sebuah displin dan komunitas yang timbul dari praktek pada
prinsip-prinsip desain dan arsitektur untuk lanskap digital.
Selain itu, defenisi lain tentang arsitektur informasi berasal dari Ding dan Lin
(2010, 2) yaitu sebagai berikut :
Information architecture is about organizing and simplifying information, designing, integrating and aggregating information spaces/systems; creating ways for people to find,understand, exchange and manage information; and, therefore, stay on top of information and make right decisions.
Pendapat tersebut menjelaskan bahwa arsitektur informasi adalah
mengorganisasikan dan menyederhanakan informasi, mendesain, mengintegrasi
dan mengumpulkan sistem informasi; membuat jalan untuk orang menemukan,
mengerti, menukar dan memanajemen informasi; dan informasi yang diperoleh
Arsitektur informasi untuk World Wide Web merupakan suatu kegiatan
membuat kerangka bangunan situs web yang memberikan kenyamanan dan
mengundang pengguna untuk mau berkunjung dan menikmati ketika
menggunakannya serta diharapkan dapat membuat pengguna ketagihan untuk
berkunjung kembali menggunakan situs web (Morville 2006, 5).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa arsitektur
informasi adalah kegiatan merancangkan penyusunan informasi dalam sebuah
web untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi ketika menggunakannya.
2.4.1 Komponen Arsitektur Informasi World Wide Web
Dalam membangun arsitektur informasi situs web, ada beberapa
komponen-komponen yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut:
1. Alat Bantu Penelusuran (Browsing Aids)
Komponen ini bertujuan membantu pengguna menavigasi situs web. Menavigasi artinya adalah mengendalikan arah dalam menelusur situs web. Jenis alat bantu penelusuran meliputi:
a. Sistem Organisasi (Organization System)
Cara utama dalam pengelompokkan konten/isi sebuah situs misalnya berdasarkan topik, berdasarkan tugas, berdasarkan peserta, atau berdasarkan kronologis.
b. Sistem Navigasi Situs (Site-wide Navigation System)
Sistem navigasi utama yang membantu pengguna memahami di situs web apa mereka berada dan kemana pengguna harus pergi untuk mengakses sebuah situs.
c. Sistem Navigasi Lokal (Local Navigation System)
Sistem navigasi lokal fungsinya juga hampir sama dengan sistem navigasi situs yaitu membantu pengguna mengerti di situs apa mereka berada dan kemana pengguna harus pergi dalam sub bagian sebuah situs.
d. Peta Situs/Daftar Isi (Sitemaps/Table of Content)
Alat bantu ini memberikan rangkuman dan menghubungkan ke isi utama dari situs web, dan biasanya berbentuk outline.
e. Index Situs (Site Indices)
f. Petunjuk Situs (Site Guides)
Sistem navigasi tambahan yang memberikan informasi khusus pada topik yang spesifik dan informasi tersebut juga menyediakan link ke situs web terkait kontent situs tersebut.
g. Site Wizards
Sistem navigasi tambahan yang mengarahkan pengguna melalui serangkaian langkah-langkah berurutan, juga menyediakan link ke halaman situs web terkait.
h. Sistem Navigasi Kontekstual (Contextual Navigation System)
Menyajikan link ke konten terkait. Sering tertanam di dalam teks, dan umumnya digunakan untuk menghubungkan konten yang sangat khusus dalam sebuah situs web.
2. Alat Bantu Pencarian (Search Aids)
Komponen ini memungkinkan masuknya query yang dibangun sendiri oleh pengguna melalui menu penelusuran/search dan secara otomatis akan menampilkan informasi yang telah disesuaikan dengan query pengguna tersebut. Jenis komponen alat bantu pencarian meliputi:
a. Kotak Penelusuran (Search Interface)
Memungkinkan pengguna untuk memasuki dan merevisi permintaan pencarian.
b. Bahasa Query (Query Languege)
Bahasa query bisa termasuk operator Boelan (AND, OR, NOT) operator Proximity (ADJACENT, NEAR), atau dengan cara menspesifikkan bagian yang dicari (contohnya AUTHOR=”Shakespeare”).
c. Pengembangan Query (Query Builders)
Cara untuk memaksimalkan query penelusuran. Contoh paling umum adalah dengan pengecekan ejaan, stemming, konsep penelusuran, dan pencarian persamaan istilah melalui thesaurus.
d. Algoritma Temubalik (Retrieval Algorithms)
Bagian dari mesin pencari yang menentukan konten apa yang paling sesuai dengan query yang diberikan pengguna.
e. Wilayah Pencarian (Search Zones)
Himpunan bagian dari konten situs web yang telah diindeks secara terpisah untuk mendukung penyempitan pencarian.
f. Hasil Penelusuran (Search Result)
Menampilkan konten yang sesuai dengan query penelusuran yang dibangun oleh pengguna termasuk berapa banyak temuan yang akan ditampilkan, dan bagaimana hasil temuan dirangking, disortir dan dikelompokkan.
3. Isi dan Tugas (Content and Task)
Ini adalah tujuan utama pengguna. Content dan task adalah sesuatu yang sangat sulit dipisahkan dari arsitektur informasi. Content dan task meliputi:
b. Link Tertanam (Embedded Links) Link ke dalam teks
c. Metadata Tertanam (Embedded Metadata)
Informasi yang dapat digunakan sebagai metadata tetapi harus dikutip pertama sekali.
d. Unit (Chunk)
Unit logis dari konten (misalnya bab dan sesi) e. Lists
Link ke potongan-potongan konten f. Alat Bantu Urutan (Sequential Aids)
Petunjuk yang menunjukkan dimana pengguna berada dalam proses atau tugas, dan seberapa jauh dia harus pergi untuk menyelesaikan itu (misalnya :”petunjuk 3 dari 8”)
g. Tanda Pengenal Situs Web (Identifiers)
Petunjuk yang menunjukkan dimana pengguna berada dalam sistem informasi (misalnya menspesifikan logo apa situs yang digunakan, atau breadcrumb yang menjelaskan dimana situs web tersebut berada)
4. Komponen Tidak Terlihat (Invisible Component)
Selain komponen yang terlihat, dalam arsitektur informasi harus diperhatikan komponen-komponen yang tidak terlihat. Berikut komponen arsitektur tidak terlihat:
a. Kosa kata terkendali dan Thesaurus
Kosa kata terkendali adalah kosa kata merujuk yang menggambarkan domain yang spesifik dan biasanya menyertakan istilah varian. Tesaurus adalah kosa kata terkendali yang umumnya menyertakan link ke pengertian yang lebih luas dan sempit, istilah yang terkait, dan deskripsi istilah yang merujuk. Sistem pencarian dapat meningkatkan query dengan menggunakan sinonim query dari sebuah kosa kata terkendali.
b. Algoritma Temubalik (Retrieval Algorithms)
Digunakan untuk merangking hasil penelusuran berdasarkan urutan relevansi data yang terpanggil.
c. Best Bets
Hasil penelusuran manual yang dipadu dengan hasil penelusuran menggunakan query untuk menilai hasil yang mana yang lebih relevan.
2.5 Kriteria Usabilitas
Dalam mengukur usabilitas sebuah situs web ada beberapa model/standard yang dapat digunakan seperti terlihat pada Tabel 2.1
berikut:
Tabel 2.1 Kriteria Usabilitas Berdasarkan Beberapa Model/Standard
Model/
Standard
Shackel
(1991)
Schneiderman
(1992)
Nielsen
(1993)
Dix
(1993)
Preece et al.
(1994)
ISO 9241-11
(1998)
Constantine and
Lockwood (1999)
ISO/IEC 9126-2
(2000)
Attributes
Effectiveness Speed of
performance
Efficiency
of use
Learnability/
Time to learn
Throuhout Efficiency Efficiency in use Understandability
Learnability Time to learn Learnability Flexibility Learnability Effectiveness Learnability Learnability
Retention Retention over
time
Memorability Robutsness Attitude Satisfaction Rememberability Operability
Errors Rate of errors Errors/Safety Reliability in use Attractiveness
Dari 8 model/standard di atas seperti tercantum pada Tabel 2.1, peneliti
menetapkan untuk menggunakan ISO/IEC 9126-2 dalam mengevaluasi usabilitas
web yang terdiri dari 4 indikator yaitu Understandability, Learnability,
Operability dan Attractiveness. Alasan menggunakan standard ini karena sudah
banyak digunakan oleh para ahli usability, sudah berlaku secara internasional dan
standard ini sesuai dengan permasalahan yang ditemukan dalam situs web
Perpustakaan STIP-AP Medan. Berikut merupakan penjelasan setiap indikator:
2.5.1 Understandability
Secara sederhana understandability artinya mampu dipahami. Dalam
ISO/IEC 9126-2 seperti yang dikutip oleh Bevan (2000, 25) menyatakan bahwa
“understandability is users should be able to select a software which is suitable
for their intended use”. Dengan kata lain, understandability adalah pengguna
seharusnya mampu untuk memilih sebuah produk perangkat lunak yang pantas
untuk digunakan.
Menurut Zeiss et al. (235), “understandability is important since the test
user must be able to understand whether a test spesification is suitable for his
needs”. Defenisi di atas menyatakan bahwa understandability adalah sesuatu hal
yang penting dimana pengguna harus mampu memahami sistem yang digunakan
untuk kebutuhannya.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa understandability
adalah kemampuan pengguna dalam memahami sistem dengan baik sehingga
produk perangkat lunak berdasarkan ISO/IEC 9126-2 seperti yang dikutip oleh
Bevan (2000, 26-27), ada 7 (tujuh) pertanyaan penilaian yaitu sebagai berikut :
1. Completeness of description :
What proportion of functions (or types of function) are understood after reading the product description?
2. Demonstration Accessibility :
What proportion of the demonstrations/ tutorials can the user access? 3. Demonstration Accessibility in use :
What proportion of the demonstrations / tutorials can the user access? 4. Demonstration effectiveness :
What proportion of functions can the user operate successfully after a demonstration or tutorial?
5. Evident functions :
What proportion of functions (or types of function) can be identified by the user based upon start up conditions?
6. Function understand-ability :
What proportion of interface functions are understandable? 7. Understandable Input and Output :
Can users understand what is required as input data and what is provided as output by software system?
2.5.2 Learnability
Learnability artinya mampu dipelajari. Dalam ISO/IEC 9126-2 yang
dikutip oleh Bevan (2000, 28) “learnability is metrics assess how long it takes
users to learn to use particular functions, and the effectiveness of help systems
and documentation.” Dengan kata lain learnability adalah ukuran menafsirkan
seberapa lama suatu sistem dipelajari dengan mudah untuk digunakan dalam
tugas-tugas khusus dan meningkatkan efektifitas melalui sistem bantuan dan
dokumentasi.
Menurut Zeiss et al. (235) learnability adalah :
Defenisi tersebut menyatakan bahwa learnability adalah suatu pengujian
spesifik mengejar sasaran yang sama. Mestinya digunakan untuk sebuah
pengujian yang bersamaan, pengguna harus mengerti bagaimana sistem itu
tersusun, jenis pengukuran yang rumit, dan bagaimana sistem mempengaruhi
perilaku pengguna yang mengikuti pengujian. Sebaiknya dokumentasi atau cara
penggunaan memiliki pengaruh yang positif terhadap kualitas sistem.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa learnability adalah
kemampuan pengguna dalam mempelajari sistem secara keseluruhan sehingga
dapat digunakan secara efektif dan efisien. Untuk mengukur learnability sebuah
produk perangkat lunak berdasarkan ISO/IEC 9126-2 yang dikutip oleh Bevan
(2000, 29), ada 5 (lima) pertanyaan penilaian yaitu sebagai berikut :
1. Ease of function learning :
How long does the user take to learn to use a function? 2. Ease of learning to perform a task in use :
How long does the user take to learn how to perform the specified task efficiently?
3. Help Accessibility :
What proportion of the help topics can the user locate?
4. Effectiveness of the user documentation and/or help system :
What proportion of tasks can be completed correctly after using the user documentation and/or help system?
5. Effectiveness of user documentation and help systems in use :
What proportion of functions can be used correctly after reading the documentation or using help systems?
2.5.3 Operability
Operability artinya mampu dijalankan. Dalam ISO/IEC 9126-2 seperti
yang dikutip oleh Bevan (2010, 30) “operability is metrics assess whether users
kegiatan menilai apakah pengguna dapat menjalankan dan mengendalikan
perangkat lunak.
Menurut Zeiss et al. (235) operability adalah :
A test spesification has a poor lacks appropriate default values, or a lot of external, i.e non-automable, actions are required in the actual test execution. Such factors make it hard to set up a test for suite for execution or they make execution time-consuming due to a limited automation degree.
Dalam terjemahan bebas, operability adalah suatu kegiatan pengujian yang
spesifik terhadap kemampuan menjalankan sistem seperti mengambil sesuatu nilai
yang gagal dalam pelaksanaan sistem, atau banyak dari aspek luar seperti tidak
otomatis, tindakan yang perlu diperbaiki dalam pelaksanaan pengujian. Seperti
faktor-faktor yang membuat sistem sulit untuk di atur atau sistem yang
pelaksanaannya memakan waktu yang seharusnya sampai kadar batas.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa operability adalah
kemampuan pengguna dalam menjalankan sistem dengan baik dan teratur. Untuk
mengukur operability sebuah produk perangkat lunak berdasarkan ISO/IEC
9126-2 yang dikutip oleh Bevan (9126-2000, 31-39126-2), ada 19126-2 (dua belas) pertanyaan penilaian
yaitu sebagai berikut :
1. Operational Consistency in use :
How easily user send his/her intention to or receive his/her expecting results from software through what user see?
2. Error correction :
Can user easily correct error on tasks? 3. Error correction in use :
Can user easily recover his/her error or retry tasks? 4. Default value availability in use :
5. Message understandability in use :
Can user easily understand messages from software system? Is there any message which brought delay for user to understand and to start next action? Can user easily memorise important message?
6. Self-explanatory error messages :
In what proportion of error conditions does user propose correct recovery action?
7. Operational error recoverability in use : Can user easily recover his/her worse situation? 8. Time Between Human Error Operations in use :
Can user operate the software long enough without human error? 9. Undoability :
How frequently does the user successfully correct input errors? 10.Customisability :
Can user easily customise operation procedures for his/her convenience? What proportion of functions can be customised?
11.Operation procedure reduction :
Can user easily reduce operation procedures for his/her convenience? 12.Physical accessibility :
What proportion of functions can be accessed by users with physical handicaps
2.5.4 Attractiveness
Secara harfiah, attractiveness artinya menarik. Dalam ISO/IEC 9126-2
seperti yang dikutip oleh Bevan (2010, 33) “attractiveness is metrics assess the
appearance of the software and will be influenced by factors such as screem
design and colour.” Defenisi di atas menyatakan bahwa attractiveness adalah
suatu kegiatan menilai penampilan dari perangkat lunak dipengaruhi oleh desain
layar dan warna.
Menurut Zeiss et al. (236) menyatakan “attractiveness may play a role for
test execution environments and tools, but for plain test specifications, there
simply is no user interface involved that could be liked or not.” Dengan kata lain,
attractiveness merupakan sebuah aturan untuk menguji pelaksanaan lingkungan
dimaksud adalah tidak ada pengguna yang tatap mukanya dengan sistem terasa
sulit yang dapat membuat seseorang suka atau tidak suka terhadap sistem.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa attractiveness
adalah tampilan menarik dari sebuah sistem yang mempengaruhi kenyamanan
seseorang ketika menggunakannya. Untuk mengukur attractiveness sebuah
produk perangkat lunak berdasarkan ISO/IEC 9126-2 yang dikutip oleh Bevan
(2000, 34), ada 2 (dua) pertanyaan penilaian yaitu sebagai berikut :
1. Attractive interface :
How attractive is the interface to the user? 2. Interface appearance customisability :
What proportion of interface elements can be customised in appearance to the user’s satisfaction?
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang usabilitas bukanlah sesuatu hal yang baru dalam ilmu
perpustakaan dan informasi tetapi sudah banyak yang melakukan penelitian ini
baik tentang usabilitas sistem perpustakaan atau pun usabilitas situs web
perpustakaan. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan secara singkat hasil
penelitian terdahulu terkhusus usabilitas situs web perpustakaan, yaitu sebagai
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Tentang Usabilitas Web Judul/Peneliti Kriteria Usabilitas
yang digunakan
Instrumen Penelitian
Hasil penelitian Uji Ketergunaan Antarmuka Situs
Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara/
Dewiyana, Himma (2008, 78)
a. Kemudahan digunakan b. Kemudahan dipelajari c. Kesalahan
d. Bahasa yang digunakan
Kuesioner (Berbentuk soal/tugas), Wawancara
Pada penelitian ini, indikator penilaian usabilitas terdiri dari 4 yaitu kemudahan digunakan, kemudahan dipelajari, kesalahan dan bahasa yang digunakan. Dari 20 soal yang diberikan kepada pengguna, 18 soal dapat dikerjakan dengan benar, artinya 18 menu pada antarmuka situs web perpustakaan USU dapat digunakan dengan mudah dan 2 sebaliknya.
Uji Usabilitas Situs Web Digital Repository Universitas Negeri
Pada penelitian ini, indikator penilaian usabilitas terdiri dari 4 yaitu efektivitas, efisiensi, kepuasan dan kemudahan dipelajari. Dari empat indikator tersebut, satu diantaranya yaitu dimensi efisiensi belum cukup baik karena sistem temu balik informasi pada situs web perpustakaan UNIMED masih belum baik dan 3 indikator lainnya sudah baik.
Analisis Usability Website Repository Perpustakaan Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya/
Putra, Heru Raharja Catur (2014, 5)
Nielsen’s Heuristic
a. Visibility of system status b. Match between system
and the real world c. User control and
freedom
f. Recognition rather than recall
g. Flexibility and efficiency of use
h. Aesthetic and minimalist design
i. Help users recognize, diagnose, and recover from errors
j. Help and documentation.
Evaluasi Usabilitas Situs Web Perpustakaan Menurut Persepsi
Mahasiswa Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan
Universitas Negeri Padang/ Ikhsan, Muhamad (2015, 58)
Nielsen
a. Efficiency of use b. Learnability c. Memorability d. Errors/ safety e. Satisfaction
Kuesioner Pada penelitian ini, indikator penilaian usabilitas terdiri dari 5 yaitu learnability, efficiency, memorability, errors, dan satisfaction. Kelima indikator tersebut mencapai lebih dari 50%, artinya web perpustakaan Univeristas Negeri Padang sudah cukup mudah untuk dipergunakan.
Evaluasi Usability Situs Web Perpustakaan Pusat Universitas
Gadjah Mada/ Istiana, Purwani (2011, 8)
ISO/IEC 9241-11 a. Efficiency b. Effectiveness c. Satisfaction
Pada bagian ini, peneliti hanya mencantumkan 5 (lima) hasil penelitian
terkait usabilitas situs web. Dari kelima penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa situs web yang diteliti rata-rata sudah memiliki usability (ketergunaan)
yang baik. Peneliti juga tertarik melakukan penelitian usabilitas situs web karena
beberapa masalah yang ditemui dalam situs web Perpustakaan STIP-AP. Adapun
yang membuat penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya adalah
mengevaluasi usabilitas situs web menggunakan model/standard yang berbeda