1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perilaku merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas individu, yang merupakan hasil dari berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal adalah karakteristik individu yang bersangkutan, misalnya tingkat pengetahuan, jenis kelamin, dan lain-lain. Faktor eksternal meliputi lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, dan lain-lain. Faktor ini adalah faktor yang cenderung mewarnai perilaku individu. Ahli psikologi pendidikan Benyamin Bloom membagi perilaku kedalam tiga domain yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor, atau yang seiring berjalannya waktu dimodifikasi menjadi tiga bagian yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan.1
Skabies adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei varietas hominis.2 Tungau ini hampir tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, beberapa bahkan hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.3 Daerah sela-sela jari, pergelangan tangan, bokong, genitalia, pada sekitar pinggang, dan daerah sekitar payudara adalah lokasi kulit yang paling sering terdapat manifestasi klinis.4 Manifestasi klinis utama yang dialami oleh pasien skabies adalah rasa gatal yang dirasakan pada malam hari, apabila udara hangat dan lembab, hal ini terjadi karena aktivitas tungau yang tinggi pada kondisi hangat dan lembab, serta dapat juga terjadi bila penderita sedang bekeringat. Sekret dan ekskret yang dikeluarkan tungau pada saat membentuk saluran pada daerah epidermis adalah penyebab terjadinya gatal pada pasien skabies. Ruam utama dapat berupa papula, vesikel, pustula, dan urtikaria, sementara ekskoriasi, eksematisasi, dan infeksi sekunder dapat terjadi akibat garukan yang dapat menyebabkan gambaran utama ruam menjadi kabur.5
Skabies merupakan salah satu penyakit kulit yang paling sering menyerang penduduk di negara berkembang. Angka kejadian skabies berbeda-beda di setiap jurnal terbaru, mulai dari 0.3% sampai 46 %. Pada saat ini, skabies telah menyerang lebih dari 130 juta orang di seluruh dunia.2 Di beberapa negara
2
berkembang, prevalensi skabies cukup tinggi pada usia anak dan remaja dibandingkan dengan dewasa.5 Di Samoa Amerika, anak-anak dengan rentang usia 0-4 tahun 4,9 kali lebih rentan terkena skabies daripada anak-anak usia 14 tahun, sedangkan anak anak berusia 5-9 tahun 2,2 kali lebih rentan.6 Pada penelitian yang dilakukan di RS Al-Islam Bandung didapatkan bahwa pasien skabies berusia < 10 tahun sebanyak 29,14 % dan pasien usia 11-20 tahun berjumlah 39,69 %, dibandingkan dengan usia 21-30 tahun hanya berkisar 15,57%, usia 31-40 tahun berjumlah 6,53%, usia 41-50 tahun berjumlah 6,03% dan usia >50 tahun berjumlah 3,01%.7 Skabies umumnya menyerang penduduk dengan promiskuitas seksual, kebersihan yang buruk, dan tempat dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Panti asuhan, asrama, dan diantara anggota keluarga merupakan tempat yang sering terjadi penularan skabies, hal ini disebabkan karena infeksi akibat hubungan langsung yang erat dengan penderita.8
Faktor-faktor resiko utama dari skabies adalah tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, usia anak-anak dan remaja, serta kebersihan yang buruk. Terlepas dari kebersihan yang buruk (karena tidak semua panti asuhan memilik kebersihan yang buruk), maka seluruh kriteria diatas ada pada panti asuhan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk menilai apakah ada hubungan antara perilaku anak dengan kejadian skabies di panti asuhan.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah hubungan perilaku anak di panti asuhan dengan angka kejadian skabies ?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui dan menilai hubungan antara perilaku anak-anak di panti asuhan terkait mengenai penyakit skabies dengan angka kejadian skabies.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Melihat dan mengetahui prevalensi skabies di panti asuhan terkait
2. Melihat dan mengetahui rentang usia yang paling banyak menderita skabies
3
3. Melihat dan mengetahui tingkat pengetahuan anak terhadap skabies di panti asuhan
4. Melihat dan mengetahui sikap anak terhadap skabies di panti asuhan 5. Melihat dan mengetahui tindakan anak terhadap skabies di panti asuhan 6. Melihat dan mengetahui perbandingan kejadian skabies menurut jenis
kelamin
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Peneliti memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian ilmiah
2. Meningkatkan pengetahuan serta mengaplikasikan pengetahuan peneliti mengenai skabies dalam penelitian
3. Sebagai informasi kepada panti asuhan terkait mengenai hasil dari penelitian ini
4. Sebagai acuan atau referensi untuk penelitian selanjutnya