PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
SOSIAL EKONOMI WILAYAH (PISEW) TERHADAP
PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN NAMAN TERAN
KABUPATEN KARO
*Elisa Br Ginting, **Syaad Afifuddin, **Rahmanta
*Alumnus Magister PWD SPs USU ** Dosen SPs USU
Abstract: The purpose of this study was to determine the effect of socio-economic infrastructure development program on regional development in the kecamatan Naman Teran, and perceptions about the work of social and economic infrastructure development in the kecamatan Naman Teran. The population in this study was all the people residing in the district Naman Teran , amounting to 12 916 inhabitants. The number of samples obtained at 99.24 people. The author uses the method of random sampling. Based on the research results of the partial test can be seen that the public perception variables are variables that have the most significant effect is positive and the resulting t value of 3.892 with 0.000 sig. And based on the results obtained by the coefficient of determination of 0.418. This indicates that 41.8 % variable socio-economic infrastructure development program (X1) and perceptions (X2) explains their effects on the development of variable region (Y) in kecamatan Naman Teran, while another 58.2 % is a variable that is not examined.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh program pembangunan infrastruktur sosial ekonomi pada pembangunan daerah di kecamatan Naman Teran, dan persepsi tentang pekerjaan pembangunan infrastruktur sosial dan ekonomi di kecamatan Naman Teran. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang tinggal di distrik Naman Teran, sebesar 12 916 jiwa. Jumlah sampel yang diperoleh pada 99,24 orang. Penulis menggunakan
metode random sampling. Berdasarkan hasil penelitian dari uji parsial dapat dilihat
bahwa variabel persepsi publik adalah variabel yang memiliki pengaruh yang paling signifikan adalah positif dan nilai t yang dihasilkan dari 3,892 dengan sig 0.000. Dan berdasarkan hasil yang diperoleh koefisien determinasi dari 0,418. Hal ini menunjukkan bahwa variabel 41,8% Program sosio-ekonomi pembangunan infrastruktur (X1) dan persepsi (X2) menjelaskan pengaruhnya terhadap pengembangan wilayah variabel (Y) di kecamatan Naman Teran, sementara yang
lain 58.2% merupakan variabel yang tidak diteliti.
Kata kunci: PISEW dan persepsi masyarakat
PENDAHULUAN
Pembangunan desa merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dengan demikian pembangunan desa mempunyai peranan yang penting dan bagian yang tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan nasional. Hal tersebut terkait dengan begitu banyaknya program dan kegiatan yang dirancang oleh pemerintah untuk pembangunan desa.
Pembangunan di negara yang sedang berkembang mengandung dua dimensi,
yaitu tujuan dan proses. Tujuan pembangunan sudah pasti kondisi kehidupan yang lebih baik sebagaimana yang diinginkan oleh masyarakat. Sedangkan proses untuk mencapai tujuan itu dinyatakan dalam berbagai strategi pembangunan.
memadai. Pada kecamatan Naman Teran belum terdapat Rumah Sakit, dan hanya terdapat 1 unit Puskesmas dan 1 orang dokter yang terletak di kelurahan Naman. Hal ini masih dirasa kurang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarat pada kecamatan Naman Teran. Pembangunan di wilayah perdesaan masih jauh tertinggal dibandingkan dengan pembangunan di wilayah perkotaan, namun penduduk di wilayah perdesaan tidak berbeda jauh jumlahnya dengan penduduk di wilayah perkotaan.
Kabupaten Karo untuk tahun 2013 memproleh dana PNPM Pisew sebesar Rp 5,2 miliar. Dana ini dipergunakan untuk Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) sebesar Rp 2 miliar, dan reguler Rp.400 juta untuk delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Karo. Salah satu tujuan dari program PISEW adalah mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat yang berbasis sumberdaya lokal. Adapun lingkup kegiatan meliputi pembangunan infrastruktur skala kecil perdesaan dengan kategori infrastruktur yang dibangun: a) Transportasi (jalan, jembatan, titian); b) Peningkatan produksi Pertanian (irigasi tersier); c) Pemasaran hasil pertanian (pasar desa); d) Air Bersih dan sanitasi (Prasarana Air Bersih, MCK); e) Kesehatan (pembangunan posyandu, puskesdes dan rehabilitasi puskesmas); dan f) Pendidikan (rehabilitasi sekolah dasar dan sekolah menegah pertama, Penyediaan Meubeler).
Kurang lancarnya aksesibilitas ke pusat bisnis, fasilitas umum dan pusat kegiatan masyarakat merupakan masalah utama bagi sebagian masyarakat miskin di pedesaan. Perbaikan aksesibilitas daerah pedesaan tidak hanya memperbaiki hubungan ke pusat bisnis, tetapi juga akan memperbaiki komunikasi melalui suatu jaringan. Secara umum ini berarti biaya yang lebih rendah untuk mendapatkan barang, untuk menuju daerah pedesaan, juga untuk menuju keluar dari daerah pedesaan, sehingga memudahkan hubungan antar daerah. Transportasi yang baik ke daerah pedesaan juga akan memudahkan bagi mereka yang tinggal di desa dan bekerja di kota untuk pulang balik kerja, tanpa harus berpindah ke kota. Dengan dibangunnya sarana transportasi (dalam hal
ini infrastruktur desa), kegiatan ekonomi
masyarakat, pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam pembangunan pada kawasan yang mempunyai potensi ekonomi tinggi akan lebih mudah dikembangkan.
Kegiatan ekonomi masyarakat ini akan berkembang apabila mempunyai prasarana dan sarana transportasi yang baik untuk aksesibilitas. Aksesibilitas ini dapat memacu proses interaksi antar wilayah sampai ke daerah yang paling terpencil sehingga tercipta pemerataan pembangunan (Kirmanto, 2005). Salah satu wilayah yang memperoleh dana PNPM PISEW adalah Kecamatan Naman Teran di Kabupaten Karo, yang terdiri dari 14 desa. Salah satu desa yang memperoleh dana tersebut adalah Desa Kuta Rayat yang telah memperoleh dana PNPM PISEW sejak tahun 2009 untuk peningkatan infrastruktur dalam bentuk perkerasan jalan ke sentra produksi pertanian. Perbaikan akses jalan bagi masyarakat di Desa Kuta Rayat menjadi penting karena desa tersebut sebagai sentra pertanian membutuhkan infrastruktur jalan yang baik untuk memperlancar aksesibilitas masyarakat khususnya dalam hal pemasaran hasil-hasil pertanian. Dengan demikian perbaikan akses jalan diharapkan memberikan dampak positif terhadap perekonomian dan aksesibilitas masyarakat yang dapat dilihat dari kelancaran arus barang dari dan ke Desa Kuta Rayat dibandingkan dengan keadaan sebelumnya perbaikan akses jalan dilakukan. Dengan semakin lancarnya arus transportasi tersebut akan mengurangi biaya dan waktu pengangkutan sehingga akan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh program
pengembangan infrastruktur sosial ekonomi terhadap pengembangan wilayah di kecamatan Naman Teran?
2. Bagaimana persepsi masyarakat
mengenai hasil kerja pengembangan infrastruktur sosial ekonomi di kecamatan Naman Teran?
METODE
ditetapkan pada desa/kelurahan yang memperoleh program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi yang tersebar pada 14 desa/kelurahan (Kuta Gugung, Sigarang-garang, Bekerah, Simacem, Sukanalu, Kuta Tonggal, Sukandebi, Naman, Sukatepu, Ndeskati, Kuta Mbelin, Gung Pinto, Kebayaken, dan Kuta Rayat). Waktu penelitian dilakukan dari bulan Februari 2013 sampai dengan Februari
2014.
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan survey. Menurut
Arikunto (2006), “Pendekatan survey
adalah kegiatan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai fakta-fakta yang merupakan pendukung terhadap penelitian, dengan maksud untuk mengetahui status dan gejala”.
Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2005) “Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, atau meringkaskan berbagai kondisi, situasi, fenomena menurut kejadian sebagaimana adanya”.
Sifat penelitian adalah menjelaskan (deskriptif eksplanatory) yang berkaitan dengan kedudukan satu variabel serta hubungannya dengan variabel yang lain (Arikunto, 2003).
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh masyarakat yang berada di kecamatan Naman Teran yang berjumlah 12.916 jiwa.
Jumlah sampel yang didapat sebesar 99,24
dibulatkan menjadi 100 orang. Penulis
menggunakan metode simple random
sampling pada penarikan sampel.
HASIL
Deskripsi Objek Penelitian
Kecamatan Naman Teran merupakan salah satu dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Karo dengan Ibukota kecamatan di desa Naman yang berjarak 20 km dari Kabanjahe sebagai ibukota kabupaten dan 97 km dari Medan ibukota propinsi. Kecamatan Naman Teran dibentuk atas dasar PERDA 04 tahun 2005, dimana Kecamatan Simpang Empat dimekarkan menjadi 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Simpang Empat (Sebagai Kecamatan Induk), Kecamatan Naman Teran (hasil pemekaran) dan Kecamatan
Merdeka (hasil pemekaran). Kecamatan Naman Teran dengan luas ± 87,82 km² berada pada ketinggian rata-rata 700-1420 m diatas permukaan laut dengan temperatur 16ºC-17ºC.
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal grafik. Metode yang dipakai adalah metode plot. Cara pengambilan keputusannya pada metode plot adalah:
a. Jika data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model garis regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis
diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas
Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model garis regresi memenuhi asumsi normalitas dan tidak terjadi masalah normalitas.
2. Uji Multikolinieritas
variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.
Berdasarkan Tabel dapat diketahui
hasil perhitungan nilai tolerance
menunjukkan, variabel bebas tidak
memiliki nilai tolerance kurang dari 10%
yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari
95%. Hasil perhitungan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan
hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi karena adanya perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dalam pengujian ini menggunakan diagram pancar residual. Cara pengambilan keputusan yaitu:
a. Jika diagram pancar membentuk
pola-pola tertentu yang teratur, maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas.
b. Jika diagram pancar tidak membentuk
pola atau acak, maka regresi tidak
mengalami gangguan heteroskedastisitas.
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Gambar 2. Hasil Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi hipotesis pertama terbebas dari asumsi heteroskedastisitas.
Hasil Regressi Linear
1. Koefisien Determinasi (R-Square)
Nilai koefisien determinasi (R²) dipergunakan untuk mengetahui variasi variabel bebas program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi, dan persepsi masyarakat dengan adaya program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi di kecamatan Naman Teran memberikan manfaat terhadap pembangunan infrastruktur transportasi, produksi pertanian, pemasaran pertanian, air bersih dan sanitasi, pendidikan dan kesehatan berpengaruh positif terhadap pengembangan wilayah di kecamatan Naman Teran.
Berdasarkan Tabel diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,418. Hal ini menunjukkan bahwa 41.8% variabel program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi (X1) dan persepsi masyarakat (X2) menjelaskan variasi terhadap variabel pengembangan wilayah (Y) di kecamatan Naman Teran, sedangkan 58,2% merupakan variabel lain yang tidak diteliti.
2. Uji Secara Serempak (Uji F)
Berdasarkan Tabel diperoleh bahwa nilai Fhitung (10.284) lebih besar dibandingkan dengan nilai Ftabel (4.00),
dan sig. α (.000a) lebih kecil dari alpha 5%
(0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa hasil penelitian menolak H0 dan menerima Ha. Dengan demikian secara serempak program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi (X1) dan persepsi masyarakat (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel pengembangan wilayah (Y) di kecamatan Naman Teran.
3. Uji Secara Parsial (Uji t)
Tabel menunjukkan persamaan
regresinya adalah Y = 8.901 + 0,172X1 +
0,314 X2 + e Model persamaan tersebut
menunjukkan untuk nilai thitung variabel X1
dan X2, lebih besar dari pada nilai ttabel.
Berdasarkan hasil uji parsial dapat diketahui bahwa variabel persepsi
masyarakat merupakan variabel yang
memiliki pengaruh positif serta paling
signifikan yaitu nilai thitung yang dihasilkan
PEMBAHASAN
Program Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) mendorong terciptanya kondisi kemandirian masyarakat dalam menciptakan prakarsa dan kebutuhan nyata bagi peningkatan kinerja keluarga miskin disetiap desa melalui berbagai instrument kelompok diskusi sektor, kelompok diskusi antar sektor, lembaga kemasyarakatn desa, kelompok pemanfaat dan pemelihara sampai peningkatan institusi lokal yang muncu maupun masyarakat luas di tingkat kawasan. Prakarsa itu diwujudkan dalam proses membangun melalui pelibatan masyarakat sejak penemuan akar masalah di tingkat basis masyarakat sampai menghsilkan berbagai dokumen perencanaan maupun kegiatan secara terus menerus bagi peningkatan kualitas hidup keluarga. Sebagai sebuah kumpulan individu dengan keanekaragaman latarbelakang budaya dan sosial yang berbeda, masyarakat menjadikan dirinya sebagai sebuah potensi yang senantiasa ber-evolusi searah dengan perkembangan zaman. Tetapi tidak jarang potensi dalam kelompok masyarakat tersebut masih belum sepenuhnya dilihat sebagai modal yang dapat dikembangkan dan diberdayakan untuk tujuan-tujuan pengembangan masyarakat itu sendiri baik secara internal maupun eksternal.
Pengembangan masyarakat melalui pengelolaan potensi masyarakat belumlah cukup, untuk melengkapinya, aspek-aspek strategis kemasyarakatan yang harus diperhatikan adalah aspek kepemimpinan, pengorganisasian dan kontribusi. Di dalam aspek kepemimpinan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, kerjasama, peran serta, komitmen dan kebijakan sangat berpengaruh dalam mengakselerasi proses kemajuan. Sementara itu, dalam aspek organisasi, struktur organisasi, anggota tim, peran tugas dan tanggung jawab berfungsi dalam memastikan bergerak tidaknya suatu proses yang tengah diupayakan. Aspek kontribusi merupakan aspek yang sangat kompleks dimana sangat tergantung pada kondisi dan situasi sosio-ekonomi dan kultur masyarakat setempat.
Peranserta masyarakat didefinisikan sebagai suatu proses yang melibatkan masyarakat, yakni proses komunikasi dua arah secara terus menerus untuk
dihasilkan sejumlah usulan yang menjadi cikal bakal kegiatan masyarakat. Dalam bidang kelembagaan, peran Lembaga Kemasyarakat Desa (LKD) yang ada di tengah masyarakat umumnya menunjukkan minat yang sangat besar terhadap upaya pembangunan di desa mereka. LKD selalu terlibat dalam berbagai pertemuan baik di tingkat desa maupun di tingkat kecamatan.
Program PISEW sesungguhnya merupakan kristalisasi upaya pemerintah dalam memicu inisiatif daerah sebagai penyelenggara dan masyarakat sebagai pelaksana sekaligus penerima manfaat
program (beneficiary). Tingkat
keberhasilan upaya tersebut sangat tergantung pada komitmen yang diberikan oleh pihak-pihak terkait dalam menyikapi inisiatif yang diambil oleh pemerintah pusat tersebut. Keseragaman persepsi oleh berbagai pihak terkait pun memberikan andil dalam percepatan dan keberhasilan proses perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan. Sungguhpun demikian, masyarakat sebagai kelompok penerima manfaat perlu mendapatkan arahan dan bimbingan yang memadai agar dapat menumbuhkembangkan pemahaman yang benar tentang maksud dan tujuan program serta praktek, sikap dan perilaku
(Knowledge, Attitude and Practice) yang
sesuai sebagaimana yang diharapkan. Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah institusionalisasi proses pembangunan yang berkelanjutan adalah sebuah tantangan yang harus disikapi secara arif dan terbuka oleh seluruh pihak. Bersandar pada pemahaman tentang
Kepentingan Umum (Public Interest)
diharapkan iklim transparansi/akuntabilitas, demokratis, partisipatif dan berkelanjutan akan dapat digapai di masa mendatang.
Wahyuni (2009) dalam penelitian “Analisis Pengaruh Infrastruktur Ekonomi dan Sosial terhadap Produktivitas Ekonomi di Indonesia”, menyimpulkan bahwa pendekatan yang dilakukan dengan model
fixed effects menunjukkan hasil bahwa
masing-masing infrastruktur memberikan pengaruh yang positif terhadap produktivitas ekonomi dengan tingkat elastisitas yang berbeda-beda, yaitu infrastruktur sarana kesehatan sebesar 0,65, energi listrik 0,08, panjang jalan 0,07 dan air bersih 0,05. Sarana kesehatan yang
merupakan bagian dalam modal manusia yang vital bagi pembangunan, mempunyai tingkat elastisitas yang paling besar memengaruhi produktivitas ekonomi dimana setiap kenaikan 1 persen infrastruktur kesehatan akan meningkatkan produktivitas ekonomi sebesar 0,65 persen.
SARAN
Sehubungan dengan hasil penelitian, maka disarankan sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah Kecamatan Naman
Teran agar menindaklanjuti Program Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) dengan cara memelihara dan meningkatkansarana dan prasarana yang telah dibangun, khususnya dilokasi Program PISEW tersebut guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Pemerintah kabupaten Karo
diharapkan agar mengalokasikan anggarannya guna menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi daerah sekitarnya melalui penetapan daerah Kawasan Stategis Kabupaten (KSK) dilokasi Program PISEW.
3. Bagi warga Kecamatan Naman Teran
dapat lebih meningkatkan gotong royong dan peran dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan infrastruktur sosial ekonomi wilayah.
DAFTAR RUJUKAN
Adisasmita, H.R. 2005. Dasar-Dasar
Ekonomi Wilayah. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Adisasmita, H.R. 2006. Membangun Desa
Partisipatif. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian.
Rineka Cipta. Jakarta.
Bulohlabna, C. 2008. Tipologi dan
Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kawasan
Timur Indonesia. Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Edwin. 1998. Analisis Sikap Pemukim
terhadap Prasarana Umum di
Daerahnya. Tesis. Program
Hadisaroso. 1993. Konsep Dasar Pengembangan Wilayah di
Indonesia, dalam Prisma No. 8
Agustus, Jakarta.
Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi
Pertanian. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Ikhsan. 2004. Hubungan Antara
Infrastruktur dengan Pertumbuhan Ekonomi dan
Pembangunan. LPEM, Jakarta.
Kodoatie, R. J. 2003. Manajemen dan
Rekayasa Infrastruktur. Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Miraza, B.H. 2005. Peran Kebijakan Publik
dalam Perencanaan Wilayah.
Wahana Hijau. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Vol.1 Nomor 2 Desember 2005.
---. 2005. Perencanaan dan
Pengembangan Wilayah. Ikatan
Sarjana Ekonomi Indonesia Cabang Bandung-Koordinator Jawa Barat. Bandung.
Mulyanto. H.R. 2008. Prinsip-Prinsip
Pengembangan Wilayah. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Nasoetion, L. I. 1999. Pendekatan
Agropolitan dalam Rangka Pembangunan Wilayah dan
Pedesaan. Makalah Seminar
Nasional Pembangunan Wilayah dan Pedesaan. IPB. Bogor.
Oktavianus, E. 2003. Analisis Keinginan
Membayar Penduduk Perkotaan
terhadap Pelayanan Air Bersih.
Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. (tidak dipublikasikan).
Purba, B.P.J. 2006. Pengaruh Program
Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D) terhadap Pengembangan Wilayah Berbasis Pemberdayaan Masyarakat di
Kecamatan Raya - Kabupaten
Simalungun. Wahana Hijau.
Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Vol.2 Nomor 1 Agustus 2006.
Sandy. I.M. 1992. Pembangunan Wilayah.
Monografi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Setyaningrum, E. 1997. Analisis
Pembiayaan Infrastruktur
Perkotaan Studi Kasus Dati II
Kabupaten Sleman DIY. Tesis.
Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Sibarani, M. H. M. 2002. Kontribusi
Infrastruktur terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
Tesis. Program Pascasarjana Magister Sains Universitas Indonesia..Jakarta.
Sinaga, E. 2004. Pengaruh Proyek
Pemberdayaan Kecamatan Terpadu (P2KT) Terhadap Pembangunan Desa di Kecamatan Dolok Panribuan
Kabupaten Simalungun. Tesis
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan (Tidak dipublikasikan)
Sirojuzilam. 2005. Regional Planning and
Development. Wahana Hijau.
Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Vol.1 Nomor 1 Agustus 2005.
--- dan Mahalli, K. 2010. Regional.
Pembangunan, Perencanaan dan
Ekonomi. USU Press. Medan.
Wahyuni, K.T. 2009. Analisis Pengaruh
Infrastruktur Ekonomi dan Sosial terhadap Produktivitas Ekonomi
di Indonesia. Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Manajemen IPB, Bogor.