• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Merek dan Negara Asal (Country of Origin) Terhadap Keputusan Pembelian Produk Smartphone Samsung Galaxy Series (Studi Pada Mahasiswa FISIP USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Merek dan Negara Asal (Country of Origin) Terhadap Keputusan Pembelian Produk Smartphone Samsung Galaxy Series (Studi Pada Mahasiswa FISIP USU)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1Merek

2.1.1 Pengertian Merek

Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah

“tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan

warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan

digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”.

Definisi yang memiliki kesamaan dengan definisi versi American

Marketing Association (Kotler & Keller, 2009:418),mendefinisikan merek atau

brand sebagai nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasinya, yang

ditunjukan agar dapat mengenali barang atau jasa dari satu atau sekelompok

penjual dan membedakannya dari produk dan jasa dari pesaing.Sedangkan

menurut Kotler, Amstrong brand atau merek adalah janji penjual untuk

menyampaikan kumpulan sifat, manfaat, dan jasa spesifik secara konsisten kepada

pembeli.

Merek sendiri merupakan salah satu atribut yang sangat penting dari

sebuah produk yang penggunaannya pada saat ini sudah sangat meluas karena

beberapa alasan, dimana merek suatu produk berarti memberikan nilai tambah

produk tersebut.

Pikiran para pelanggan dipengaruhi oleh beragam pesan yang sampai pada

(2)

tetapi, merek juga harus menempati suatu posisi khusus dalam pikiran untuk

benar-benar menjadi sebuah merek yang melekat di benak konsumen.

Merek menurut Kotler (2005:82) merupakan suatu simbol yang kompleks

yang dapat menyampaikan enam tingkat pengertian, antara lain :

1. Atribut (attributes), yaitu merek mendatangkan atribut tertentu ke dalam

pikiran konsumen.

2. Keuntungan (benefits), atribut yang ada harus diterjemahkan menjadi manfaat

fungsional dan emosional.

3. Nilai (values), merek juga menyatakan suatu tentang nilai pembuat tau

produsen.

4. Budaya (culture), merek tersebut juga mungkin melambangkan budaya

tertentu.

5. Kepribadian (personality), merek dapat mencerminkan kepribadian tertentu.

6. Pengguna (user), merek dapat menyiratkan jenis konsumen yang membeli

ataumenggunakan produk tersebut.

Dengan demikian merek dapat disimpulkan sebagai tanda yang dimiliki

oleh produk atau jasa untuk mengidentifikasi produknya dan membedakannya

dengan produk lainnya.

Selain itu, Indikator yang mencerminkan keberadaan merek juga

dirangkum oleh Keller (1993) dalam Edi (2013) yaitu:

1. Mudah dikenali

Selain dengan logo, sebuah merek dikenal melalui pesan dan cara dimana

(3)

Melalui komunikasi yang intensif, suatu bentuk produk khusus dapat menarik

perhatian dan mudah dikenali oleh konsumen. Sehingga trade dress sering

melayani fungsi yang sama seperti merek dagang, yaitu deferensiasi produk dan

jasa di pasar yang dapat dimintakan perlindungan hukum.

2. Reputasi yang baik

Bagi perusahaan citra berarti persepsi masyarakat terhadap jati diri

perusahaan.Persepsi ini didasarkan pada apayang masyarakat ketahui tentang

perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itulah perusahaan yang sama belum

tentu memiliki citra yang sama pula dihadapan orang. Citra perusahaan menjadi

salah satu pegangan bagi konsumen dalam mengambil keputusan penting. Citra

yang baik akan menimbulkan dampak positif bagi perusahaan, sedangkan citra

yang buruk melahirkan dampak negatif dan melemahkan kemampuan perusahaan

dalam persaingan.

3. Selalu diingat

Artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang mudah diingat dan

disebut/diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan hendaknya menarik, unik

sehingga menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan dikonsumsi.

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa merek merupakan

representasi dari keyakinan dan prefensi konsumen terhadap suatu merek

(4)

2.1.2 Manfaat Merek

Keller dalam Tjiptono (2011:43) berpendapat bahawa merek bermanfaat

bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merek berperan penting sebagai :

a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan

produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan

pencatatan akuntansi.

b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek

bisa mendapatkan perlindungan properti intelektual. Nama merek bisa

diproteksi melalui merek dagang terdaftar (registered trademarks), proses

pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak paten, dan kemasan bisa

diproteksi melalui hak cipta (copyrights) dan desain.

c. Signal tingkat kualitas bagi pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa

dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.

d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk

dari para pesaing.

e. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum,

loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.

f. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.

Bagi konsumen, merek bisa memberikan beraneka macam nilai melalui

sejumlah fungsi dan manfaat potensial.Berikut adalah tabel yang menunjukan

(5)

Table 2.1 Manfaat Merek Bagi Pelanggan

No. Fungsi Deskripsi

1. Identifikasi Bisa dilihat dengan jelas; memberikan makna bagi

produkgampang mengidentifikasikan produk yang

dicari.

2. Praktikalitas Memfasilitasi penghematan waktu dan energi

melalui pembelian ulang identik dan loyalitas.

3. Jaminan Memberikan jaminan bagi konsumen bahwa

mereka bisamendapatkan kualitas yang sama

sekalipun pembeliandilakukan pada waktu dan

tempat yang berbeda.

4. Optimisasi Memberikan kepastian bahwa konsumen dapat

membelialternatif terbaik dalam kategori produk

tertentu danpilihan terbaik untuk tujuan spesifik.

5. Karakterisasi Mendapatkan konfirmasi mengenai citra diri

konsumenatau citra yang ditampilkannya kepada

orang lain.

6. Kontinuitas Kepuasan terwujud melaliu familiaritas dan

intimasi. Denganmerek yang telah digunakan atau

dikonsumsi pelangganselama bertahun-tahun.

7. Hedonistik Kepuasan terkait dengan daya tarik merek, logo

dankomunikasinya.

8. Etis Kepuasan berkaitan dengan perilaku bertanggung

jawabmerek bersangkutan dalam hubungannya

denganmasyarakat.

(6)

2.2Negara Asal (Country of Origin)

Negara yang menjadi tempat asal produk yang disebut “Country of

Origin” atau sering disingkat dengan “COO” secara umum dianggap sebagai

karakteristik ekstrinsik produk. Negara asal (Country of Origin)adalah seluruh

bentuk persepsi konsumen atas produk dari sebuah negara tertentu berdasarkan

persepsi konsumen sebelumnya akan kelebihan dan kekurangan produksi serta

pemasaran negara tersebut (Roth and Romeo, 1992 dalam Permana, 2013).

Negara asal (Country of Origin)adalah elemen pemasaran yang penting

dan diketahui mempengaruhi perilaku serta persepsi konsumen. Ketika konsumen

hanya mempunyai informasi dimana lokasi suatu produk dihasilkan, maka dalam

pengambilan keputusan pembelian akan dipengaruhi oleh persepsi konsumen akan

negara tersebut (Sutanto dan Winata, 2012).Negara asal (Country of Origin)

merupakan informasi (extrinsic cue) yang sering digunakan oleh konsumen ketika

mengevaluasi suatu produk.Penelitian Negara asal (Country of Origin) dengan menggunakan konsep citra negara digunakan untuk menentukan pengaruh Negara

asal (Country of Origin) terhadap kategori produk tertentu.

Persepsi dan keyakinan konsumen terhadap Negara asal (Country of

Origin) memainkan peran penting dalam membentuk minat beli konsumen.

Persepsi ini bisa menjadi atribut dalam pengambilan keputusan atau memengaruhi

atribut lainnya dalam proses tersebut (Kotler and Keller, 2012). Negara asal

(Country of Origin) yang dipersepsikan positif dapat menimbulkan minat beli

konsumen dan berkahir pada pembelian produk, sebaliknya Negara asal (Country

(7)

minat konsumen untuk membeli produk sehingga kemungkinan produk untuk

dipilih pun berkurang. Oleh karena itu, Negara asal (Country of Origin) juga

dianggap memiliki peran penting dalam memengaruhi minat dan keputusan

pembelian konsumen.

Pengetahuan konsumen mengenai Negara asal (Country of Origin) dari

suatu merek didukung oleh faktor-faktor berikut ini (Gürhan-Canli dan

Maheswaran, 2000 ; Sheinin, 2000; dalam Setyaningsih, 2010) :

1. Tingkat pendidikan konsumen

Menurut Al-Sulaiti dan Baker (1998), semakin tinggi tingkat pendidikan,

maka makin tinggi seseorangcenderung mempunyai pengetahuan lebih mengenai

negara dan budaya lain, dan lebih memahami perbedaan.Orang tersebut dapat

lebih menerima produk-produk dari luar negeri, dan mengurangi sikap

etnosentrisme.

2. Kelas sosial dan ekonomi

Seseorang yang mempunyai kelas sosial dan ekonomi yang tinggi

diasumsikan mempunyai fasilitas lebihuntuk mendapatkan informasi, akan lebih

sering bepergian dan lebih terbuka dengan budaya lain. Hal tersebutmenjadikan

mereka lebih menyadari dan memperhatikan merek-merek internasional dan

negara asal darimerek tersebut.

3. Level mempelajari budaya negara lain (foreign travel)

Bepergian (travel) merupakan suatu cara untuk mengetahui dan

mempelajari budaya lain (cross cultural). Padadasarnya, orang yang bepergian

(8)

ide-idelain yang bukan dari daerah dimana orang tersebut berasal. Orang yang

bepergian ke negara lain,mempunyai pengetahuan mengenai merek-merek

internasional dan Negara asal (country of origin) dari merek tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan Negara asal (Country of Origin)

merupakan Negara asal suatu produk yang perusahaan pemilik merek tersebut

beralokasi. Dasar pengukuran Negara asal (Country of Origin) (Yasin, Nasser and

Osman, 2007), yaitu :

1. Inovasi Negara dalam berproduksi

2. Tingkat kemajuan teknologi Negara asal merek

3. Desain produksi, adanya berbagai macam pilihan penampilan, gaya, warna

yang menarik pada produk tersebut.

4. Kreatifitas berproduksi

5. Kualitas berproduksi

6. Prestise ataureputasi merek yang dimiliki Negara asal merek

7. Citra Negara asal merek sebagai Negara maju

2.3Keputusan Pembelian

2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan

dimana konsumen benar-benar membeli (Kotler, 2001). Keputusan pembelian

merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup

penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan

(9)

Sementara itu perilaku konsumen didefinisikan oleh Lamb, Hair, dan

McDaniel (2001) sebagai proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan

membeli, juga untuk menggunakan dan membuang barang-barang dan jasa yang

dibeli juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan

penggunaan produk.

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2009) perilaku pembelian konsumen

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor Budaya

Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang.Setiap

budaya terdiri dari beberapa subbudaya yang lebih kecil yang memberikan

identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka.Subbudaya

meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

2. Faktor Sosial

Kelompok referensi seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai

pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang

tersebut.Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting

dalam masyarakat, dan anggota keluarga mempresentasikan kelompok referensi

utama yang paling berpengaruh.

3. Faktor Pribadi

Faktor pribadi meliputi usia dan tahap siklus hidup pembeli; pekerjaan dan

(10)

2.3.3 Tahap Keputusan Pembelian

Ada lima tahap dalam keputusan pembelian (Kotler dan Keller, 2006:181),

yaitu dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengenalan Masalah (Problem Recognition)

Proses pembelian diawali dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Jika

kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami kebutuhan

yang belum perlu segera atau masih bisa ditunda.

2. Pencarian Informasi (Information Search)

Tahap dalam proses keputusan pembelian ini dimana konsumen digerakkan

untuk mencari lebih banyak informasi, konsumen bisa dengan mudah memiliki

perhatian yang ditingkatkan atau melakukan pencarian informasi aktif.

3. Evaluasi Alternatif (Evaluation Alternative)

Setelah melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin tentang banyak

hal maka selanjutnya konsumen harus melakukan penelitian tentang beberapa

alternatif yang menentukan langkah selanjutnya.

4. Keputusan Membeli (Purchase Decision)

Pada tahap evaluasi, konsumen memeringkat merek-merek dan

bentuk-bentuk maksud pembelian.Konsumen juga mungkin membentuk-bentuk minat untuk

membeli produk yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa muncul diantara minat

pembelian dan keputusan pembelian.

5. Perilaku Pasca Pembelian (Purchase Behavior)

Tahap ini sangat ditentukan oleh pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi

(11)

ketidakpuasan, kemudian melakukan tindakan untuk mendapatkan perhatian dari

pasar.

Gambar 2.1

Proses Pembelian Konsumen

Sumber : Kotler (2007)

2.4Produk

Menurut Philip Kotler dan Armstrong (2011:236), “ Produk adalah segala

sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi,

penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau

kebutuhan”. Lebih jauh lagi, Soeryanto (2009:95) menjelaskan bahwa “Produk

adalah barang, jasa, atau gagasan yang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan konsumen”. Adapun pengertian lain menurut Rangkuti (2009:20)

yang menjelaskan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan

untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Berdasarkan wujudnya, produk

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba

atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik

lainnya

2. Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual

(12)

2.5Smartphone

Menurut Rittinghouse dan Ransome (2010) Smartphone, bagi sebagian

besar pengguna pada umumnya menyatakan bahwa smartphone adalah perangkat

mobile yang menawarkan kemampuan kecanggihan diluar yang ditawarkan oleh

ponsel biasa.Versi modern datang dengan fungsionalitas seperti PC.Banyak

model-model baru telah disesuaikan dengan system operasi dan perangkat lunak

terkait yang menyediakan antarmuka standar.Hampir semua fitur smartphone

telah maju seperti e-mail, akses internet, instant messaging, dll.Smartphone lebih

dari sekedar ponsel seperti yang lain. Mereka menyediakan akses cepat ke web

yang diterjemahkan ke dalam kemampuan kolaborasi langsung.

Sedangkan menurut Yang, Zheng, dan Ni (2007) umumnya smartphone

adalah ponsel multifungsi yang menggabungkan sejumlah fungsi PDA, seperti

penjadwalan pribadi, kalender, dan buku alamat, serta kemampuan untuk

mengakses layanan internet dan aplikasi baik menggunakan keypad atau stylus.

Selain membuat panggilan dari smartphone, pengguna dapat menjelajahi web,

memeriksa e-mail, membuat dokumen, bermain game online, update schedule,

atau mengakses jaringan perusahaan melalui jaringan pribadi virtual. Akses

internet diaktifkan melalui jaringan nirkabel seluler.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulakan bahwa

smartphoneadalah perangkat mobile yang menawarkan kemampuan kecanggihan

(13)

2.6Kerangka Pemikiran

Dua variabel utama dalam penelitian ini adalah merek dan Negara asal

(Country Of Origin). Dimana variabel independen pada kerangka pemikiran ini

adalah merek dan Negara asal (Country Of Origin), sedangkan variabel

dependennya adalah keputusan pembelian. Analisis dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh variable merek dan Negara asal

(Country Of Origin) terhadap variabel keputusan pembelian oleh konsumen yang

digambarkan seperti dibawah ini :

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

( Variabel Independen ) ( Variabel Dependen )

Keputusan Pembelian

(Y) Merek (Brand)

(X1)

(14)

Keterangan :

: Pengaruh secara parsial

: Pengaruh secara simultan

Dari bagan diatas menggambarkan variabel bebas yang terdiri dari merek

(X1) dan Country of Origin(X2) akan mempengaruhi variabel terikat yaitu

keputusan pembelian (Y) baik secara parsial maupun simultan.

2.7Hipotesis

Menurut Nachmias (1981) menyatakan hipotesis merupakan jawaban

tentative terhadap masalah penelitian.Jawaban itu dinyatakan dalam bentuk

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.Adapun menurut Kerlinger

(1973) menyatakan, hipotesis adalah suatu pernyataan kira-kira atau suatu dugaan

sementara mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel. Pendapat yang

hampir sama dikemukakan oleh Sax (1979) sebagai berikut: hipotesis adalah

pernyataan mengenai hubungan yang diharapkan antara dua variable atau lebih.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0:

1. Merek tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian

2. Negara asal (Country Of Origin) tidak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian

3. Merek dan Negara Asal (Country of Origin) secara bersama-sama tidak

(15)

Ha :

1. Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

2. Negara asal (Country Of Origin) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian

3. Merek dan Negara Asal (Country of Origin)secara bersama-sama

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian

terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian.Adapun

hasil-hasil penelitian yang dijadikan perbandingan tidak terlepas dari topik

penelitian yaitu pengaruh merek dan Negara Asal (Country Of Origin)terhadap

keputusan pembelian produk smartphone.

Penelitian yang dilakukan oleh Yonanda (2012) berjudul : Pengaruh Citra

Merek (brand image) terhadap keputusan pembelian handphone Blackberrry.

Hasil penelitian bahwa citra merek (brand image) yang terdiri dari : citra pembuat

(corporate image), citra pemakai (user image) dan citra produk (product image)

berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam melakukan

pembelian handphone Blackberry. Lebih lanjut Heni Pujiastuti yang meneliti

mengenai Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian telepon seluler

merek Nokia, dimana hasil penelitian bahwa citra merek, citra pembuat dan citra

pemakai berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli

(16)

Muhammad Reza Syaiful Amri (2015) berjudul :Analisis Pengaruh Merek

dan Negara Asal Terhadap Sikap Konsumen Dalam Memilih Produk Handphone

(Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Surakarta). Hasil penelitian dari hasil uji F diketahui bahwa

semua variabel independen dalam penelitian ini yang terdiri dari merek dan

Negara asal secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel sikap

konsumen.Dimana dari uji ini diperoleh nilai F hitung sebesar 11.087 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Dari hasil uji Determinasi dapat diketahui besarnya R

square pada penelitian ini yaitu sebesar 0.321, artinya 32,1% sikap konsumen

dalam membeli handphonedapat dijelaskan oleh variabel merek dan Negara asal,

sedangkan sisanya sebesar 67,9% dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain.

Sedangkan pengaruh variabel dependen dengan variabel independen, adalah

koefisien regresi X1 adalah 0.268 dengan signifikansi 0,028, hal ini berarti bahwa

merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap konsumen dalam

membeli handphone. Dari hasil analisis masing-masing variabel dapat diketahui

bahwa variabel merek dan Negara asal berpengaruh secara signifikan terhadapa

sikap konsumen dalam memilih handphone.Dan hasil penelitian juga dapat

diketahui bahwa variabel Negara asal memiliki pengaruh yang paling kuat

terhadap variabel sikap konsumen.

Putri Wahyu Tati (2015) berjudul : Pengaruh Country Of Origin dan

Global Brand Image Terhadap Minat Beli dan Keputusan Pembelian Smartphone

Samsung Galaxy di Asia Tenggara. Hasil penelitian membuktikan bahwa country

(17)

semua penelitian mengenai COO mempengaruhi dalam keputusan

pembelian.Banyak hal yang harus di pertimbangkan konsumen dalam membeli,

namun sayangnya COO bukanlah informasi pertama yang dipertimbangkan

konsumen dalam membeli smartphone.

Tommy Tansir (2012) analisis pengaruh brand image terhadap perilaku

konsumen dalam membeli produk Blackberry pada perusahaan Rubby Celluler di

Makassar.Berdasarkan hasil pengujian regresi linear berganda maka diketahui

bahwa variabel citra pembuat, citra produk dan citra pemakai mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumen dalam membeli handphone

Blackberry di Makassar.

Erna Listiana (2014) berjudul : PengaruhCountry ofOrigin ofBrand

danCountry ofManufactureTerhadapAsosiasi Merek(Studi

PadaPelangganProdukElektronik di Kota Pontianak). Hasil penelitian bahwa

Negara asal merek berpengaruhpositif dansignifikan terhadap asosiasi merek.

Semakin baik penilaian terhadap Negara asal merek akan berdampak pada

semakin tingginya pula penilaian atas asosiasi merek televisi tersebut. Negara asal

Gambar

Gambar 2.2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai sikap konsumen dalam memilih produk handphone, terutama yang berkaitan dengan merek dan negara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa negara asal mempunyai pengaruh signifikan terhadap sikap konsumen, citra merek mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sikap konsumen,

merek pada produk kosmetik pada konsumen wanita di DIY.. 3) Untuk mengetahui dan menguji pengaruh reputasi merek terhadap. loyalitas merek pada produk kosmetik pada

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Citra Merek (Brand Image) dan Negara Asal (Country of Origin) Terhadap Minat Beli Smartphone Samsung” disusun untuk memenuhi serta

pembelian adalah country of origin (negara asal) produk atau merek

Keyakinan konsumen atas suatu negara dapat diukur dari tujuh hal berikut yakni inovasi negara dalam berproduksi, kemajuan teknologi, desain produk, kreativitas berproduksi,

Dapat disimpulkan bahwa dalam usaha elektronik yang menjadi sudut pandang adalah pengaruh iklan, citra merek, dan kepercayaan merek terhadap minat beli konsumen

Dan dari hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa variable negara asal (country of origin) memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap variabel sikap