Learning
LD adalah istilah umum untuk
menggambarkan kondisi sso yang mempengaruhi cara belajar dan
keberfungsiannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Di bawah payung LD, terdapat disorder yang mempengaruhi sso dalam mendengar,
berbicara, membaca, bernalar, dan
berhitung aritmatik. Namun, bukan berarti, sso yang LD tidak dapat melihat dan
mendengar.
Mereka memiliki inteligensi yang mendekati rata-rata dan di atas rata-rata. Tampilan fisik dan perilaku spt anak lain sehingga sulit untuk dibedakan hidden handicap.
Sehingga, orang tua, guru, dan dokter tidak menyadari kondisi ini. Alhasil, mereka disebut sebagai anak pemalas, anak aneh, dan anak berprestasi rendah.
Efek dari kondisi ini bisa berkisar ringan – berat. Bila LD co-ocurring dengan ADHD, social
maladjustment, dan masalah emosi maka mrk menjadi lebih terbatas kemampuannya.
Individu dgn LD biasanya lebih banyak
Anak LD menunjukkan pola perkembangan yang tidak biasa
Masalah belajar bukan disebabkan oleh lingkungan yang tidak menguntungkan
LD mempengaruhi kemampuan membaca, menulis, berbicara, mengeja, matematika, dan penalaran. LD juga dapat
mempengaruhi atensi, memory, koordinasi, keterampilan sosial, dan kematangan
emosi
Anak LD lemah di satu area akademis tapi punya kelebihan di area lain
Faktor Penyebab
1. Faktor keturunan
2. Terdapat masalah ketika kehamilan,
melahirkan, atau kelahiran prematur
3. Kondisi prenatal kurang oksigen,
kurang nutrisi, merokok, obat2an, dan minum alkohol
4. Post-birth trauma, deman yang
sangat tinggi, head trauma
5. Terkontaminasi aluminium, arsenic,
Karakteristik Primer
Deficit perceptual visual dan auditori
terjadi karena otak salah
menginterpretasikan informasi sensori.
80% siswa LD memiliki masalah di area membaca kesulitannya terletak dari pengenalan huruf sehingga menyulitkan untuk belajar membaca
Pengenalan huruf suara huruf,
membaca simbol/huruf, recall bunyi huruf, dan kemamp generalisasi
Karakteristik sekunder
Karena kelamaan mengalami
kegagalan akademik low self esteem, motivasi belajar rendah, gaya belajar metakognitifnya tidak strategic, dan kemampuan
copingnya rendah sehingga sering tidak masuk sekolah, sakit2an,
Anak LD tidak ‘pintar’
LD hanya alasan atas kemalasan, tidak termotivasi, tidak bertanggung jawab
LD hanya didiagnosa pada anak, orang dewasa tidak
Dyslexia dan LD adalah istilah yang sama
Orang dewasa dengan LD tidak dapat sukses di Perguruan tinggi
Anak LD diidentifikasi di usia TK dan kelas 1
1. Inclusionary criterion – beda antara potensi dengan yang aktual
2. Exclusionary criterion – bukan disebabkan oleh gangguan pendengaran dan
penglihatan, MR, gangguan emosional, perbedaan budaya
3. Need criterion – ada kebutuhan akan
layanan pendidikan khusus, gangguan yang dialami dapat membuat ia tidak bisa
Underachiever di diagnosa LD
Diagnosa LD lebih diterima daripada
diagnosa gangguan lain, seperti mild MR.
guru dan orangtua lebih ‘memilih’
klasifikasi ini
Guru dan orangtua lebih aware
Karakteristik Umum hasil
gangguan fungsi otak
1. Hiperaktivitas
2. Perceptual-motor impairments
3. Ketidakmatangan emosi
4. Gangguan koordinasi
5. Gangguan rentang perhatian
6. Impulsif
7. Gangguan memori dan berpikir
8. Kesulitan belajar khusus
9. Gangguan berbicara dan mendengar
Karakteristik yang berkaitan
dengan Membaca
LD = kesulitan membaca?
Bisa jadi iya, bisa juga tidak. Karena tidak semua siswa yang memiliki LD, memiliki kesulitan membaca. Dampak LD bisa
menyeluruh
Kesulitan membaca meliputi: phonological awareness, rapid automatic naming,
reading recognition, reading comprehension
Disleksia
Masalah neurologi
Sehingga siswa yang memiliki kesulitan membaca baru dapat membaca di kelas 2 dan kelas 3.
Hanya 1% dari populasi kesulitan belajar yang memiliki disleksia.
Dapat dikenali pertama pada early
Phonological awareness: pengenalan terhadapa kata-kata, suku kata, atau suara yang muncul di bahasa verbal dan muncul ke dalam perilaku penghilangan, penambahan, dan penggantian huruf
ketika berbahasa
Rapid automatic naming : kemampuan untuk secara cepat menyebutkan
Kesulitan belajar huruf, membunyikan, atau memasangkan huruf dengan
bunyinya
Seringkali bermasalah ketika membaca keras, sering berhenti dan mengulang
Tidak memahami apa yang ia baca
Tulisannya berantakan dan cara pegang pensil yang aneh
Bermasalah dalam mengingat bunyi dari huruf, atau perbedaan antara bunyi kata
Bermasalah dalam memahami lelucon
Kesulitan mengikuti arahan
Salah pengucapan atau menggunakan kata dengan bunyi yang hampir mirip
Kesulitan mengorganisasikan apa yang ingin dikatakan atau tidak bisa memikirkan apa
Tidak mampu mengikuti aturan sosial
dalam percakapan seperti bergantian, atau berdiri terlalu dekat dengan yang
mendengarkan
Sulit membaca simbol matematika dan membaca huruf
Tidak dapat menceritakan cerita dalam urutan yang benar
Bagaimana cara identifikasi
1. Initial identification oleh guru, orang tua, atau orang lain
2. Response to intervention suatu proses untuk menentukan respon siswa