• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi virtual pada komunitas Women Online Shop Community Surabaya (WOSCA) di Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komunikasi virtual pada komunitas Women Online Shop Community Surabaya (WOSCA) di Surabaya."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

DI SURABAYA

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.)

Oleh :

Ulit Taufiqoh NIM. B76213093

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRAK

Ulit Taufiqoh, B76213093, 2017. Komunikasi Virtual Pada Komunitas Women

Online Shop Community Surabaya (WOSCA) di Surabaya. Skripsi

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Komunitas WOSCA, Komunikasi online, Komunikasi Tatap Muka Penelitian ini dilatarbelakangi oleh komunikasi yang terjadi dalam media sosial dimana komunikasi virtual ini difokuskan pada sebuah komunitas. Masalah umum dalam penelitian ini adalah komunikasi virtual. Submasalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.) Bagaimana proses komunikasi online pada komunitas WOSCA ? 2.) Bagaimana proses komunikasi offline pada komunitas WOSCA? Dalam menjawab pertanyaan ini peneliti menggunakan pendekatan etnografi virtual dan jenis penelitian deskriptif kualitatif.. Teknik pengumpulan data menggunakan dua metode wawancara (online dan offline), observasi online dan offline dan dokumentasi. Jadi dalam penulisan laporan hasil penelitian tidak diwujudkan data statistik melainkan data non statistik.

(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ………... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah ... 1

B Rumusan Masalah ... 6

C Tujuan Penelitian ... 7

D Manfaat Penelitian ... 7

E Kajian Penelitian Terdahulu ... 7

F Definisi Konsep ……… 10

G Kerangka Penelitian ... 12

H Metode Penelitian ... 15

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 15

2. Subjek, Objek, dan Lokasi Penelitian ... 16

3. Jenis dan Sumber Data 16 4. Tahap-tahap Penelitian ... 18

5. Teknik Pengumpulan Data ... 21

6. Teknik Analisi Data ... 24

7. Teknik Pemeriksaan Keabsaan Data ... 26

I Sistematika Pembahasan ... 28

BAB II : KOMUNIKASI VIRTUAL KOMUNITAS WOSCA A Komunikasi Virtual ……….. 1. Pengertian Komunikasi Virtual ....………... 30

2. Konsep Dasar Komunikasi Virtual ... 34

3. Jenis Komunikasi Virtual ……… 36

4. Manfaat Komunikasi Virtual ……….. 45

5. Kelebihan Komunikasi Virtual ………... 46

6. Kekurangan Komunikasi Virtual ……… 47

(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

b. Unsur-unsur komunitas ……….. 49

c. Macam-macam Komunitas ……….... 51

d. Komunitas WOSCA ………... 54

B Teori Komunikasi Virtual ……… Teori Interaksionisme Simbolik ……….. 55

BAB III : PROSES KOMUNIKASI VIRTUAL KOMUNITAS WOSCA A Deskripsi Subjek ………... 1. Profil Komunitas WOSCA ... 60

2. Tujuan Komunitas WOSCA ... 62

3. Visi, Misi serta Motto Komunitas WOSCA ... 62

4. Bidang Garap (Kegiatan) Komunitas WOSCA... 63

5. Profil Informan ……… 74

6. Strktur Kepengurusan Komunitas WOSCA ... 80

B Deskripsi Data Penelitian ………. 1. Proses Komunikasi Online 80 a. Munculnya Ide atau Gagasan... 80

b. Mengubah Ide menjadi Pesan... 81

c. Menyampaikan Pesan... 84

d. Menerima Pesan... 85

e. Memberi Tanggapan... 87

2. Proses Komunikasi Offline 88 BAB IV : ANALISIS PROSES KOMUNIKASI VIRTUAL PADA KOMUNITAS WOSCA A Analisis ...………... 92

B Temuan Penelitian ………... 1. Proses Komunikasi Online Komunitas WOSCA ... 93

2. Proses Komunikasi Tatap Muka Komunitas WOSCA ... 97

C Konfirmasi Temuan dengan Teori ………... 99

BAB V : PENUTUP A Kesimpulan ……….. 103

B Rekomendasi ……… 105

DAFTAR PUSTAKA ………..

(9)
(10)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Bagan 1.1.1 Kerangka Pikir...……... 14

(11)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Bagan 3.3.1 Logo WOSCA ...……… 62

Bagan 3.3.2 Komunitas WOSCA Mengupload Hasil Hiasan Dinding Untuk Chartity For Yayasan Kanker Anak Indonesia Melalui Facebook ... 64 Bagan 3.3.3 Komunitas WOSCA Mengupload Hasil Hiasan Dinding Untuk Chartity For Yayasan Kanker Anak Indonesia Cabang Surabaya melalui Instagram... 64 Bagan 3.3.4 Gathering di Resto Nine Surabaya ... 65

Bagan 3.3.5 Irma Vania saat menyampaikan materi mengenai “Cara Gratis Beriklan Di Facebook Dengan Hasil Optimal... 66 Bagan 3.3.6 Divisi Digital memposting poster mengenai acara 5uper Woman di Intagram ... 66 Bagan 3.3.7 Talksho “Wanita Punya Cerita” Bersama Bu Rudy (Owner Sambal Bu Rudy Surabaya) ... 67 Bagan 3.3.8 Pembagian Takjil di Alun-alun Sidoarjo ... 68

Bagan 3.3.9 Acara Sembako Murah dan Pasar Baju Murah ... 68

Bagan 3.3.10 Gambar dari Deapan Event komunitas WOSCA ... 69

(12)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan media massa saat ini sebagai alat pendukung kebutuhan dalam aktifitas masyarakat urban. Dalam era globalisasi saat ini teknologi yang berkembang semakin memudahkan masyarakat mendapatkan informasi secara efektif dengan mengikuti perkembangan zaman. Namun, saat ini komunikasi tidak hanya lewat tatap muka. Namun ada yang menggunakan alat sebagai media berkomunikasi, seperti halnya media sosial atau dunia maya, dimana masyarakat khususnya kalangan masyarakat seperti ibu-ibu sosialita, para oarang dewasa, mahasiswa dan mahasiswi bahkan anak-anak. Mereka menggunakan media sosial sebagai alat untuk saling berinteraksi, maupun tukar – menukar informasi.

(13)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Saat ini media sosial maupun dunia maya menjadi hal yang sangat perngaruh dalam kehidupan masyaraat khususnya masyrakat Indonesia, mereka menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Komunikasi seperti ini biasa disebut komunikasi virtual.

Komunikasi virtual adalah komunikasi dimana proses penyampaian dan penerimaan pesan dengan menggunakan ( melalui ) cyberspace / ruang maya yang bersifat interaktif.1 Komunikasi virtual tidak dapat lepas dari sebuah media internet yang menggunakannya sebagai alat komunikasi. Disini terlihat adanya peralihan gaya atau kebiasaan manusia dalam berkomunikasi menyampaikan informasi dengan sesamanya, di katakan begitu karena saat ini manusia tidak perlu lagi berkomunikasi pada waktu, tempat yang sama. Nampaknya melalui komunikasi virtual saat ini, hambatan – hambatan yang ada terdahulu seperti jarak, waktu, biaya, serta kesulitan lainnya dapat teratasi. Hal ini dikarenakan internet sebagai media komunikasi virtual tidak terbatas ruangnya sehingga masyarakat luas dapat menyampaikan informasi kemana saja, dan ke siapa saja. Dalam komunikasi virtual, memungkinkan seseorang berinteraksi tetapi sebenarnya mereka tidak berada secara wujud di tempat itu.

Komunikasi virtual adalah salah satu jalur penyaluran pesan lewat media massa melalui jaringan internet, dimana cara penyajiannya bersifat luas, up to

date (terkini), interaktif, dan two way communication. Komunikasi virtual

dapat di-update kapan saja dan lingkupnya lebih global atau universal jika dibandingkan dengan media komunikasi lainnya.

1

(14)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Komunikasi virtual biasa dilakukan oleh sebuah komunitas, komunitas ini biasa disebut dengan komunitas maya. Komunitas Maya biasanya memiliki kehidupan kelompok yang rumit. Umumnya kelompok sosial ini dibangun berdasarkan pada hubungan-hubungan sekunder, sehingga pengelompokkan mereka didasarkan pada kegemaran dan kebutuhan anggota masyrakat terhadap kelompok tersebut.2

Dalam beberapa studi terbaru menyebutkan bahwa komunikasi virtual saat ini menunjukkan tujuan komunikasi virtual masing-masing, di Indonesia kehidupan komunikasi virtual cenderung menujukkan bahwa hal utama yang perlu dilakukan pada fase permulaan yaitu menemukan jati diri mereka dalam komunitas sosial terutama komunikasi virtual dalam bentuk sharing materi, sharing foto, dan informasi lainnya, selain itu model komunikasi virtual ada beberapa macam seperti, chatting, browsing, dan email melalui internet. Banyak yang menyebutkan bahwasannya komunikasi virtual merupakan bagian dari inovasi-inovasi yang terus dikembangkan pada new media (media baru). Munculnya media baru merupakan hasil perkembangan dari adanya media lama

Komunikasi virtual atau komunikasi maya juga termasuk dalam komunikasi sosial. Komunikasi sosial mencakup banyak komunikasi sebab komunikasi sosial sangatlah luas, untuk itu terdapat batas-batas komunikasi sesuai konteksnya. Dalam penelitian ini peneliti memperkecil cakupan komunikasi sosial menjadi komunikasi interpersonal. dimana dengan

2

(15)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

menerapkan komunikasi interpersonal dapat berguna dalam dalam proses interaksi antar pengurus dan anggota dalam sebuah komunitas.

R. Wayne Pace mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi atau

communication interpersonal merupakan proses komunikasi yang

berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung.3

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk verbal atau nonverbal, seperti komunikasi pada umumnya komunikasi interpersonal selalu mencakup dua unsur pokok yaitu isi pesan dan bagaimana isi pesan dikatakan atau dilakukan secara verbal atau nonverbal. Dua unsur tersebut sebaiknya diperhatikan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan situasi, kondisi, dan keadaan penerima pesan

Dalam penelitian ini komunikasi virtual terjadi dalam di antara lingkungan Komunitas Women Online Shop Community Surabaya (WOSCA). Komunitas

Women Online Shop Community Surabaya WOSCA merupakan Komunitas

yang berisikan para wanita pemilik online shop atau bisnis online lainnya. WOSCA sendiri juga memberikan wadah bagi pemilik online shop untuk menunjukkan eksistensinya dengan berbagai kegiatan yang dirancang. Tidak sekadar mencari uang, tetapi juga memperluas networking dan menumbuhkan jiwa sosial dengan kegiatan charity dan memberikan garansi pada konsumen online shop bahwa member yang tergabung dalam Women Online Shop

Community Surabaya WOSCA adalah penjual yang bisa dipercaya. Women

3

(16)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Online Shop Community Surabaya WOSCA ingin membentuk kredibilitas

yang tinggi. Para pembeli akan mendapatkan keterangan nomor member yang dimiliki dari WOSCA.

Komunitas WOSCA menggunakan media sosial sebagai alat untuk berinteraksi, hal ini dilakukan sebab mereka yang mengikuti komuitas ini kebanyakkan tidak memiliki waktu. Lain halnya dengan sebuah organisasi atau komunitas lainnya dimana mereka melakukan komunikasi dengan diadaknnya pertemuan baik satu kali seminggu maupun dua kali dalam dua minggu. Namun, komunitas yang menggunakan cyberspace sebagai alat berkomunikasi ini hanya mensharing materi, foto, maupun berinteraksi hanya lewat cyberspace. Mereka mengadakan pertemuan hanya dua minggu sekali bahkan hingga sebulan sekali, kemudian komunitas Women Online Shop

Community Surabaya WOSCA ini juga sering mengadakan event-event yang

berhubungan dengan bisnis online maupun kegiatan lainnya.

Dalam menarik minat para pembisnis online, maka diperlukan alat ataupun media yang digunakan untuk dapat memberikan akses dengan mudah sehingga pembisnis online khususnya perempuan mengetahui adanya komunitas yang menwadahi kegiatan yang mereka lakukan. Dalam hal ini diperlukan komunikasi virtual dimana saat ini sedang tren apa saja yang dilakukan untuk berkomunikasi menggunakan atau melalui media sosial, seperti halnya WOSCA, dalam hal ini Women Online Shop Community

(17)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dalam menginformasikan adanya sebuah kegiatan juga menggunakan media sosial yang mereka miliki yang bertujuan agar para member WOSCA mengetahui kegiatan yang akan dilaksankan oleh WOSCA serta menumbukan keharmonisan keluarga WOSCA.

Peneliti memilih judul “Komunikasi Virtual Pada Komunitas Wosca di

Surabaya” ini sebagai pokok bahasan karena saat ini segala aktifitas dilakukan dengan media sosial baik email, web, blog, facebook, twitter, dan lain sebagainya. Hal ini membuat peneliti penasaran mengenai komunitas-komunitas yang kebayakan memanfaatkan media sosial tersebut sebagai alat atau media untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui cara mereka menerapkan interaksi berupa komunikasi interpersonal melalui media sosial atau dunia maya untuk berdiskusi maupun mengupload foto-foto kegiatan komunitas tersebut.

Munculnya permasalahan diatas membuat peneliti ingin mengetahui lebih jauh mengenai komunikasi virtual yang terjadi dalam Komunitas WOSCA ini, sebab mereka lebih sering dan hampir setiap harinya menggunkan media sosial atau dunia maya ini sebagai alat untuk berkomunikasi, berdiskusi, dana melakukan aktifitas lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses komunikasi online pada komunitas WOSCA ? 2. Bagaimana proses komunikasi offline pada komunitas WOSCA? C. Tujuan Masalah

(18)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Untuk mengetahui dan memahami proses komunikasi offline pada komunitas WOSCA

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsi sebagai berikut :

1. Dilihat dari segi teoritis

Untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam disiplin Ilmu komunikasi terutama terhadap komunikasi interpersonal, dimana dengan menerapkan komunikasi interpersonal dapat berguna dalam dalam proses interaksi antar masyarakat. .

2. Dilihat dari segi praktis

Hasil-hasil penelitian ini juga bermanfaat dari segi praktis, yakni

a. Memberikan informasi kepada komunitas masyarakat dalam hal sharing informasi melalui dunia maya

b. Memberikan masukan kepada masyarakat dalam hal keefektifan komunikasi virtual.

E. Kajian Penelitian Terdahulu

Sebagai rujukan penelitian yang terkait dengan tema yang diteliti. Peneliti mencoba mencari refensi hasil penelitian yang diteliti atau dikaji oleh peneliti terdahulu :

Skripsi oleh Kenny K. Frisca dengan judul Pola Komunikasi Virtual dalam Game Online Dragonnest Indonesia: Universitas Pembangunan

Nasional ”Veteran” Yogyakarta, tahun 2013. Tujuan penelitian ini bahwa ada

(19)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

komunikasi antrapersonal. Interaksi yang tercipta dalam komunikasi antarpersonal lebih bertujuan untuk melakukan transaksi jual beli dan pemecahan konflik antar gamers. Sedangkan, pola komunikasi yang kedua adalah Pola Komunikasi Kelompok, di mana pemanfaatan komunikasi lebih kepada koordinasi tim, menjalin pertemanan dan mencari informasi antar gamers dalam game online tersebut.4

Penelitian ini memiliki persamaan dalam hal sama-sama menjelaskan Komunikasi Virtual. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian yang disebutkan membahas pola komunikasi virtual yang digunakan sedangkan dalam penelitian ini lebih menekankan pada penerapan dan faktor pendukung dan penghambat terjadinya komunikasi virtual dalam ruang lingkup komunitas.

Penelitian kedua berupa skripsi oleh Nur Hasanah dengan judul Komunikasi Virtal (Kajian Fenomena Hallyu Wave Terhadap Gaya Hidup Remaja di Purwokerto) : Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, tahun 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk komunikasi virtual serta pengaruh gaya hidup yang ditimbulkan dari budaya Hallyu

Wave.5

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang peneliti teliti yakni sama-sama mengkaji komunikasi virtual sebagai objek penelitian. Sedangkan, perbedaan penelitian ini dengan penelitian peneliti yakni penelitian terdahulu meneliti mengenai bentuk komunikasi virtual serta

4 Kenny K. Frisca, Skripsi : ” Pola Komunikasi Virtual Dalam Game Online Dragon Nest

Indonesia”. (Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta, 2013)

5 Nur Hasanah, Skripsi : “Komunikasi Virtual (Kajian Fenomena Hallyu Wave Terhadap Gaya

(20)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

pengaruh gaya hidup yang ditimbulkan dari budaya Hallyu Wave, sedangkan peneliti ini lebih menekankan pada penerapan dan factor pendukung serta penghambat dalam menggunakan komunikasi virtual sebagai media untuk berkomunikasi.

Penelitian ketiga berupa jurnal oleh Fitriana Rahayu dengan judul Penggunaan Media Online Untuk Bisnis Oleh Perempuan (Studi Deskriptif Pengelolaan Informasi untuk Bisnis dengan Media Online oleh Perempuan pada Komunitas WOSCA) : Universitas Airlangga Surabaya. Tuuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan media online untuk kegiatan bisnis oleh perempuan di komunitas WOSCA, serta pengelolaan informasi jualan mereka dengan menggunakan diagram Lancaster.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang peneliti teliti yakni sama-sama menggunakan Komunitas WOSCA sebagai subjek penelitian Sedangkan, perbedaan penelitian ini dengan penelitian peneliti yakni penelitian terdahulu meneliti mengenai pemanfaatan media online untuk kegiatan bisnis sedangkan yang diteliti peneliti sekarang yakni proses komunikasi virtual yang digunakan komunitas WOSCA

Penelitian Keempat berupa jurnal oleh Agus Triyono dan Kurniawan Kunto Yuliarso dengan judul Bermain di Kehidupan Digital (Studi Virtual

Enthnography Pendekatan Uses and Gratifications pada Permainan Farmville

di Facebook.com) : Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Gajah Mada, Tahun 2011. Tujuan penelitian ini yakni untuk melihat motif

(21)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

SNS. Dengan paradigma konstruktivis serta dengan design penelitian virtual ethnography.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang peneliti teliti yakni sama-sama menggunakan konteks virtual. Sedangkan perbedaanya yakni pada objek penelitian dan subjek penelitiannya.

F. Definisi Konsep

1. Komunikasi virtual (Online)

Komunikasi virtual adalah komunikasi dimana proses penyampaian dan penerimaan pesan dengan menggunakan (melalui) cyberspace / ruang maya yang bersifat interaktif. 6Komunikasi virtual (virtual comunicatio)

tersebut yang dipahami sebagai realitysering disalahpahami sebagai “alam maya “ padahal keberadaan sistem elektronik itu sendiri adalah konkrit

dimana komunikasi virtual sebenarnya dilakukan dengan cara representasi informasi digital yang bersifat diskrit.

2. Komunikasi Tatap Muka (Offline)

Komunikasi tatap muka dalam arti komunikator tidak memerlukan media tertentu untuk menyampaikan pesannya kepada komunikan. Hal ini menyebabkan umpan balik berlangsung pada saat komunikator sedang menyampaikan pesannya yang dinamakan umpan balik seketika.7 Hal ini berarti komunikasi offline yakni komunikasi yang dilakukan tanpa melalui jaringan internet. Hal ini berarti komunikator mengetahui dan menyadari pada saat itu juga sehingga jika ia merasakan umpan baliknya negatif yang

6

Ibid, Werner J. Severin, Teori komunikasi: sejarah ... Hlm. 447

7

(22)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

berarti uraiannya idak komunikatif, pada saat itu juga ia dapat mengubah gayanya.

3. Komunitas WOSCA (Women Online Community Surabaya)

WOSCA merupakan Komunitas yang berisikan para wanita pemilik

Online shop atau Bisnis Online lainnya. WOSCA snduru juga memberikan

wadah bagi pemilik online shop untuk menunjukkan eksistensinya dengan berbagai kegiatan yang dirancang. Tidak sekadar mencari uang, tetapi juga memperluas networking dan menumbuhkan jiwa sosial dengan kegiatan charity dan memberikan garansi pada konsumen online shop bahwa member yang tergabung dalam WOSCA adalah penjual yang bisa dipercaya. Wosca ingin membentuk kredibilitas yang tinggi. Para pembeli akan mendapatkan keterangan nomor member yang dimiliki dari WOSCA.8

Komunitas WOSCA lebih sering melalui media sosial facebook sebagai alat berkomunikasi. Komunitas WOSCA ini sering mensharing mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ibu-ibu ataupun hal yang berhubungan dengan kegiatan online shop maupun event-event yang diadakan oleh pengurus WOSCA, Selain itu Komunitas WOSCA ini juga sebulan sekali mengadakan pertemuan untuk mengadakan seperti peduli sesama. Dapat dikatakan bahwasanya komunitas ini lebih menekankan pada sebuah komunitas yang mewadahi para wanita yang ingin memiliki usaha.

8

(23)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

G. Kerangka Pikir Penelitian

Pada zaman modern saat ini komunikasi tidak hanya lewat tatap muka. Namun ada yang menggunakan alat sebagai media berkomunikasi, seperti halnya media sosial atau dunia maya, dimana masyarakat khususnya para mahasiswa maupun mahasiswi menggunakan media sosial sebagai alat untuk saling berinteraksi, maupun tukar – menukar informasi. Komunikasi seperti ini biasa disebut komunikasi virtual. Dalam hal ini peneliti menggunakan teori interaksionisme simbolik sebagai bahan pendukung dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Teori Interaksionisme Simbolik

Untuk mempelajari interaksi sosial digunakan pendektan tertentu, yang dukenal dengan nama intraksionis prespektif. Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial, dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme. Pendekatan ini bersumber pada pemikiran George Herbert Mead. Dari kata interaksionisme, sudah nampak bahwa sasaran pendekatan ini ialah interaksi sosial; kata simbolik mengacu pada penggunaan simbol-simbol dalam interaksi.9

Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self), dan hubungannya di tengah interaksi sosial, dan tujuan bertujuan akhir untuk memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah masyarakat (Society) dimana individu tersebut menetap.10 Makna itu berasal dari interaksi, dan tidak ada cara lain

9

Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004) Hlm. 35

10

(24)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

untuk membentuk makna, selain dengan membangun hubungan dengan individu lain melalui interaksi.

Definisi singkat dari ke tiga ide dasar dari interaksi simbolik, antara lain: a. Pikiran (Mind) adalah kemampuan untuk menggunakan simbol yang

mempunyai makna sosial yang sama, dimana tiap individu harus mengembangkan pikiran mereka melalui interaksi dengan individu lain, disini peneliti menekankan pada kemampu

b. Diri (Self) adalah kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu dari penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain, dan teori interaksionisme simbolis adalah salah satu cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan tentang diri sendiri (the-self) dan dunia luarnya, dan

c. Masyarakat (Society) adalah jejaring hubungan sosial yang diciptakan, dibangun, dan dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah masyarakat, dan tiap individu tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela, yang pada akhirnya mengantarkan manusia dalam proses pengambilan peran di tengah masyarakatnya.

(25)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Bagan. 1.1.1

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan etnografi virtual dengan teori interkasionisme simbolik, dimana nantinya media virtual yang digunakan berupa online serta offline, media online dan offline saling berkaitan sebab bila hanya dari media online informasi yang di dapatkan kurang valid makanya diperlukan juga media offline yang nantinya berupa wawancara secara langsung terhadap anggota-anggota WOSCA mengenai komunikasi virtual yang digunakan dimana mereka terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda.

Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia (Mind), mengai diri (Self), dan hubungannya di tengah interaksi sosial, dan tujuan. Bertujuan akhir untuk memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah masyarakt (Society) dimana individu tersebut menetap. Makna itu berasal dari interaksi, dan tidak ada cara lain untuk membentuk makna, selain dengan memangun hubungan dengan individu lain melalui interaksi. Misalnya komunikasi yang terjadi di media sosial dalam grup komunitas WOSCA yakni komunikasi antara ibu rumah tangga yang berbisnis dan pengusaha yang berbisnis, meskipun berbeda latar

Media Virtual (Online)

Media Virtual (Offline)

Anggota WOSCA Anggota WOSCA

1. Pengusaha

2. Ibu Rumah

Tangga

3. Dokter

4. Mahasiswa

1. Pengusaha

2. Ibu Rumah

Tangga

3. Dokter

(26)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

belakang mereka dapat berkomunikasi secara baik dan pula pada saat bertemu mereka pun tidak canggung satu sama saling.

Peneliti menggunakan teori interaksi simbolik, sebab peneliti memandang bahwa dalam kehidupan bermasyarakat pastinya muncul interaksi atau komunikasi yang dilakukan seseorang. Seperti komunikasi yang dilakukan di dalam komunitas WOSCA maupun dengan masyarakat.

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan Etnografi Virtual, Pendekatan Etnografi Virtual mempertanyakan asumsi yang sudah berlaku secara umum tentang internet. Oleh karena itu peneliti hendaknya menginterpretasikan sekaligus reinterpretasi internet sebagai sebuah cara sekaligus medium yang digunakan untuk berkomunikasi.11 Maka dari itu peneliti menggunakan pendekatan Etnografi Virtual sebab penelitian ini bukan hanya sekedar melakukan wawancara secara online saja namun peneliti juga harus mengetahui dan memahami komunitas tersebut seperti apa juga melakukan wawancara secara langsung.

b. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki

11 Moch. Choirul Arif, “ETNOGRAFI VIRTUAL (Sebuah Tawaran Metodologi Kajian Berbasis

(27)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada penelitian ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami12

Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian ini sebab penenltian ini sebab dilihat dari pendektan yang digunakan oleh peneliti, terlihat jelas bahwa peneliti harus bergabung dan mengetahui segala aktifitas dalam komunitas yang diteliti maka dari itu tidak bis adibuktikan dengan angka melainkan harus dibuktikan dengan hasil yang nyata.

2. Subjek, Objek, dan Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menentukan Komunitas WOSCA sebagai subjek penelitian. Adapun objek penelitian, peneliti mengfokuskan pada komunikasi virtual. Dalam Penelitian ini peneliti memilih lokasi http://www.woscamall.com/ sebagai wadah Komunitas WOSCA dalam berinterkasi.

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, data yang dimaksud disini dapat berupa hasil wawancara, dokumentasi, maupun observasi yang dilakukan pada Komunitas WOSCA, untuk memahami dan mendeskripsikan komunikasi virtual yang terjadi di lingkungan Komunitas WOSCA tersebut. Adapun

12

(28)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

data ini diperoleh dari beberapa sumber yaitu : ketua komunitas dan anggota dalam Komunitas WOSCA

b. Data sekunder adalah data yang sebagai pendukung data primer. Data disini dapat berupa buku, majalah ilmiah, jurnal, dokumen, dll. Adapun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah visi, misi, tujuan Komunitas WOSCA terkait komunikasi virtual yang terjadi pada lingkungan Komunitas WOSCA

Sumber data penelitian, menurut Lofland yaitu ”sumber data utama

dalam penelitian kulitatif adalah kata-kata, tindakan, dan selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lainnya.”13

Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan pertimbangan utama dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Dalam penelitian kualitattif tidak digunakan istilah populasi. Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah Purposive sampling dan Snowball sampling.

a. Purposive sampling yaitu pemilihan informan dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria yang telah ditentukan peneliti berdasarkan tujuan peneliti.

b. Snowball sampling yaitu proses penentuan informan berdasarkan informan sebelumnya tanpa menentukan jumlahnya secara pasti dengan menggali informasi terkait topik penelitian yang diperlukan. Penentuan informan dengan teknik ini diambillah beberapa informan yaitu ketua komunitas, anggota komunitas.

13

(29)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4. Tahap-tahap Penelitian14

Untuk melakukan sebuah penelitian kualitatif, perlu mengetahui tahap-tahap yang akan dilalui dalam proses penelitian. Tahapan ini disusun secara sistematis agar diperoleh data secara sistematis pula. Ada empat tahap yang bisa dikerjakan dalam suatu penelitian, yaitu :

a. Pemilihan suatu proyek etnografi

Siklus ini dimulai dengan memilih suatu proyek penelitian etnografi dengan mempertimbangkan ruang lingkup penelitian. Ruang lingkup penelitian dapat berjarak sepanjang satu kontinum dari etnografi makro ke etnografi mikro. Makro etnografi dalam konteks ini dapat berupa: kompleksitas masyarakat, multipleksitas komunitas, studi komunitas tunggal, multipleksitas institusi-institusi sosial, institusi sosial tunggal, dan multipleksitas situasi sosial. Sementara mikro etnografi berupa situasi sosial tunggal.

Penelitian makro etnografi biasanya memerlukan waktu yang panjang dan melibatkan banyak etnografer. Sementara etnografi mikro bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Untuk memandu bagaimana pemilihan suatu focus proyek etnografi, Hymes mengidentifikasi tiga model penelitian etnografi, yaitu :

1) Etnografi koprehensif, mencari dokumen suatu jalan total kehidupan. Peneliti melakukan penelitian di sebuah komunitas virtual yang diinginkan melalui observasi partisipan, dan mencoba

14

(30)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

mendeskripsikan rentangan luas tentang adat istiadat atau etika virtual.

2) Etnografi berorientasi topic, peneliti mempersempit focus pada satu atau lebih aspek kehidupan yang diketahui ada dalam suatu masyarakat virtual misalnya hubungan keluarga, perilaku pengguna facebook, twiter dan lain-lain,

3) Etnografi berorientasi hipotesis, ditujukan untuk menggali pengaruh budaya pada kehidupan manusia atau pengguna internet. Pada penelitian ini peneliti menggunakan ruang lingkup etnografi mikro, dimana penelit hanya memfokuskan pada proses komunikasi dan perilaku pada komunitas WOSCA tersebut.

b. Pengajuan pertanyaan etnografi.

Mengajukan pertanyaan etnografi menunjukkan bukti yang cukup referensial ketika hendak melakukan wawancara, termasuk ketika etnografer sedang melakukan observasi dan membuat catatan lapangan. Dalam penelitian etnografi, peneliti dapat mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan (1) suatu diskripsi tentang konteks, (2) analisis tentang tema-tema utama, (3) interpretasi perilaku cultural.

(31)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

c. Pengumpulan data etnografi .

Tahap berikutnya dari siklus penelitian etnografi adalah mengumpulkan data lapangan. Melalui observasi partisipan, peneliti akan mengamati aktivitas orang di media online dan offline, karakteristik fisik situasi sosial dan apa yang akan menjadi bagian dari tempat kejadian. Singkatnya semua data tentang kehidupan sehari-hari subjek penelitian perlu digali dan dipahami oleh seorang peneliti melalui instrument penggali data.

Pada penelitian ini peneliti mengumpulakn data melalui observasi partisipan dimana peneliti mengamati perilaku atau aktifitas sehari-hari anggota komunitas WOSCA di media online maupun saat offline ketika diadakannya sebuah event atau kegiatan.

d. Pembuatan rekaman etnografi

(32)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

e. Analisis data etnografi

Dalam penelitian etnografi, analisis data tidak dilakukan diakhir pekerjaan, tapi dilakukan pada saat melakukan pekerjaan. Karena analisis data tidak perlu menunggu data terkumpul banyak. Analisis data yang dilakukan pada saat penelitian akan memperkaya peneliti untuk menemukan pertanyaan baru terkait data yang diperoleh, sehingga dengan munculnya pertanyaann baru ini, akan memperkaya dan memperdalam penelitian yang dilakukan.

f. Penulisan sebuah etngrafi

Sebagai akhir dari pekerjaan etnografi, menjadi kewajiban peneliti menyampaikan atau memaparkan hasil penelitiannya. Mengingat sifat etnografi yang natural, maka pemaparan yang dilakukan harus dilakukan secara natural, seperti layaknya proses alami yang dialami seorang manusia ketika berada dalam sebuah lingkungan budaya.

Pada akhir penelitian ini peneliti menulis serta memparkan hasil penelitian yang dilakukan selama ini. Penulisan juga harus ditulis secara natural dimana peneliti menulis mengnai apa saja yang dilihat, didengar maupun diamatinya dan seperti kehidupan peneliti selam mengikuti segala kegiatan seharu-hari komunitas WOSCA tersebut. 5. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

(33)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

offline, untuk memperdalam wawancara online ataupun juga melakukan klarifikasi dan konfirmasi terhadap wawancara yang telah dilakukan secara online. Pola wawancara online dan offline ini merupakan pola yang harus dilakukan peneliti etnografi virtual, untuk mencegah bias informasi dan ketidakpastian validasi data.

Dalam metode ini peneliti melakukan dua tahapn wawancara pertama peneliti wawancara melalui facebook atau whatsapp kepada salah satu komite komunitas WOSCA serta bebrapa anggota, tahap kedua peneliti mendatangi event yang diadakan oleh komunitas WOSCA sekaligus mewawancarai narasumber untuk mengkonfirmasi kembali kebenaran wawancara secara online tersebut.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah “mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majaah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya”.15 Metode ini digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang relefan dengan penelitian ini, yakni untuk memperoleh data guru dan peserta didik yang menjadi informan penelitian.

Dalam penelitian ini juga menggunakan metode dokumentasi peneliti mengambil dokumentasi berupa non visual dimana, saat ada pertemeuan maupun event yang di adakan oleh informan. Maupun dokumentasi saat wawancara secara online.

15

(34)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id c. Observasi partisipan

(35)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

etnografi untuk mengamati berbagai perubahan yang terjadi pada diri subjek ketika online dan offline.

d. Analisis Dokumen

Analisis Dokumen diperlukan untuk menjawab pertanyaan menjadi terarah, disamping menambah pemahaman dan informasi penelitian. Mengingat dilokasi penelitian tidak semua memiliki dokumen yang tersedia, maka ada baiknya seorang peneliti mengajukan pertanyaan tentang informan-informan yang dapat membantu untuk memutuskan apa jenis dokumen yang mungkin tersedia. Dengan kata lain kebutuhan dokumen bergantung peneliti, namun peneliti harus menyadari keterbatasan dokumen, dan bisa jadi peneliti mencoba memahami dokumen yang tersedia, yang mungkin dapat membantu pemahaman.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah metode dekriptif analitik, yaitu mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Data yang berasal dari wawancara, cacatan lapangna, dokumen, dan sebagainya, kemudian dideskripsikan sehingga memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas16 Analisis dara versi Miles dan Huberman, bahwa ada tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, display data, serta penerikan kesimpulan atau verifikasi.17

a. Reduksi Data

16 Sudarto,Metodologi Penelitian Filsafat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), Hlm. 66

17

(36)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

”kasar” yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak

pengumpulan data, dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, menulis memo, dan lain sebagainya, dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan, kemudian data tersebut diverifikasi. Dalam tahap ini, peneliti memulai dengan membuat ringakasan kecil menganai pertanyaan yang akan diajukan terhadap informan, kemudian penelitia mengumpulkan data dari lapangan berupa hasil wawancara dengan ketua maupun anggota Komunitas WOSCA peneliti juga mengambil dokumentasi saat wawancara maupun saat diadakannya event dan yang terakhir peneliti melakukan observasi.

b. Display Data / Penyajian Data

Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif, dengan tujuan dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.

Dalam hal ini peneliti mengumpulkan beberapa informasi yang didapat yang kemudian disusun untuk dinarasikan agar lebih mudah dipahami.

(37)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan akhir penelitian kualitatif. Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh tempat ataupun kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh tempat penelitian itu dilaksanakan. Makna yang dirumuskan peneliti harus menyadari bahwa dalam mencari makna, ia harus menggunakan pendekatan emik, yaitu dari kacamata key information,

dan bukan penafsiran makna menurut pandangan peneliti (pandangan etik).

Dalam hal ini membuat kesimpulan, peneliti mengkonfirmasi kembali kepada salah satu pengurus komunitas untuk hasil nyata yang telah ditemukan.

7. Teknik Pemeriksaan Keabsaan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan krriteria kredibilitas. Untuk mendapatkan data relevan, maka peneliti melakukan pengecekan keabsahan data hasil penelitian dengan cara :

a. Triangulasi data, yakni teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data yang terkumpul untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data tersebut. Hal ini dapat berupa penggunaan sumber, metode penyidik dan teori18

18

(38)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Dari berbagai teknik tersebut cenderung menggunakan sumber, sebagaimana disarankan oleh patton yang berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu data yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Untuk itu keabsahan data dengan cara sebagai berikut :19

1) Membandingkan hasil wawancara dan pengamatan dengan data hasil wawancara

2) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang secara umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi

Yang ingin diketahui dari perbandingan ini adalah mengetahui alasan- alasan apa yang melatarbelakangi adanya perbedaan tersebut (jika ada perbedaan) bukan titik temu atau kesamaannya sehingga dapat sehingga dapat dimengerti dan dapat mendukung validitas data.

b. Diskusi teman sejawat, yakni diskusi yang dilakukan dengan rekan yang mampu memberikan masukan ataupun sanggahan sehingga memberikan kemantapan. Teknik ini digunakan agar peneliti dapat mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran serta memberikan kesempatan awal yang baik untuk memulai menjejaki dan

19

(39)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

mendiskusikan hasil penelitian dengan teman sejawat.20 Oleh karena pemeriksaan sejawat melalui diskusi ini bersifat informal dilakukan dengan cara memperhatikan wawancara melalui rekan sejawat, dengan maksud agar dapat memperoleh kritikan yang tajam untuk membangun dan penyempurnaan pada kajian penelitian yang sedang dilaksanakannya. Dengan demikian pemeriksaan sejawat dalam penelitian ini berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan memberikan proposal penelitian peneliti kepada teman sejawat peneliti agar nantinya dikritik dan diberi masukkan.

I. Sistematika Pembahasan

Untuk mengetahui gambaran singkat tentang keseluruhan pembahasan laporan penelitian ini, maka dapat dirumuskan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian hasil penelitian terdahulu, definisi konsep, metode penelitian, dan dalam metode penelitian ini juga membahasa; pendekatan dan jenis penelitian, Subjek, Obyek, dan Lokasi Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Tahap- Tahap Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data, Selanjutnya yaitu sistematika pembahasan.

BAB II Kajian Teoritis

20

(40)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pada bab ini tersusun berdasarkan bahan pustaka dan literatur mencakup di dalamnya tentang kajian pustaka dan kajian teori.

BAB III Penyajian Data

Pada bagian ini berisi sekumpulan data yang sudah diperoleh dari berbagai sumber. Data yang disajikan dalam bab ini merupakan bahan yang akan dianalisis dalam bab selanjutnya (Bab IV). Pada bab ini terdiri atas deskripsi subjek dan lokasi penelitian, serta deskripsi data penelitian.

BAB IV Analisis Data

Pada bab ini menjelaskan mengenai analisis tentang permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Pada bagian ini terdiri atas temuan penelitian, dan konfirmasi temuan dengan teori.

BAB V Kesimpulan dan Saran

(41)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

KOMUNIKASI VIRTUAL KOMUNITAS WOSCA

A Komunikasi Virtual

1. Pengertian Komunikasi Virtual

Komunikasi adalah proses dimana seorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan basanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain.1

Dalam menyampaikan sebuah informasi diperlukan proses komunikasi yang efektif. Proses kmunikasi sendiri merupakan setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi sampai dipahhai oleh komunikan. Dikutip dari bukunya Djoko Purwanto, M.B.A Komunikasi Bisnis. Menurut bovee dan Thill proses komunikasi terdiri atas enam tahap, yaitu :2

a. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan

Sebelum proses penyampaian dapat dilakkan pengirim esan harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain atau audiens. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas dihadapan kita. Ide – ide yang ada dalam benak kita disaring dan disusun ke dalam suatu memori yang ada dalam jaringan otak, yang merupakan gambaran persepsi kita memnadang dunis da menyerap berbagai pengalaman dengan suatu cara yang unik dan bersifat individual.

1 Drs. Toomy Suprapto, M. S, Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi, (Yogyakarta; MedPress, 2009)Hlm. 06

(42)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

b. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan

Dalam suatu proses komunikasi, tiak semua ide dapat diterima atau dimengerti dngan sempurna. Proses komunikasi dimulai dengan adanya ide dalam pikiran, yang alu diubah e dalam bentuk pesan-pesan seperti bentuk kata-kata, ekspresi wajah, dan sejenisnya, untuk kemudian dsampikan kepada orang lain.

Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus meperhatikan bebrapa hal, yairu seubjek (apa yang ingin disampikan), tujuan, gaya pesonal, dan latar belakang budaya.

c. Pengirim menyampaikan pesan

Setelah mengubah ide – ide dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah mmindahkan atau menyampikan pesan melalui saluran yang ada kepada si penerima. Saluran komunikasi yang digunakan untu menyampikan pesan terkadang relatif pendek, tetapi ada juga yang cukup panjang. Panjang pendeknya saluran komunikasi yang digunakan akan berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian esan. Bila menyampikan pesan-pesan yang panjang dan kompleks secara lisan. Pesan-pesan tersebut bisa jadi terdistorsi atau bahkan bertentangan dengan pesan aslinya.

d. Penerima menerima pesan

(43)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

surat, komunikasi baru bisa terjalin bila penerima surat telah membaca dan memahami isinya.

e. Penerima menafsirkan pesan

Setelah penerima menerima pesan, tahap berkutnya adalah bagaimana ia dapat menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampikan pengirim harus mudah dimengerti dan tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan.. selanjutnya suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan.

f.Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim.

Umpan balik (Feedback) adalah penghubung akhir suatu mata rantai komunikasi. Umpan balik tersebut merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan.

Setelah menerima pesan komunikan akan memberi tanggaoan dengan cara tertentu dan memberi sinyal kepada pengirim pesan. Inyal yang diberikan oleh penerima pesan beraneka macam, dapat berupa suatu senyuman, tertawa, sikap, murung, cmberut, memberi komentar sekilas, anggukan sebagai pmbenaran atau pesan yang tertulis.

(44)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

maya yang bersifat interaktif. 3Komunikasi virtual ( virtual comunication ) tersebut yang dipahami sebagai reality sering disalahpahami sebagai “alam

maya “ padahal keberadaan sistem elektronik itu sendiri adalah konkrit

dimana komunikasi virtual sebenarnya dilakukan dengan cara representasi informasi digital yang bersifat diskrit.

Komunikasi virtual adalah cara berkomunikasi dimana penyampaian dan penerimaan pesan dilakukan dengan melalui cyberspace atau biasa disebut dunia maya. Bentuk-bentuk komunikasi virtual pada abad ini sangat digandrungi setiap orang dan dapat ditemukan dimana saja serta kapan saja. Salah satu bentuk komunikasi virtual adalah pada penggunaan internet. Internet adalah media komunikasi yang cukup efektif dan efisien dengan menyediakan layanan fasilitas seperti web, chatting (mIR chat), dan email,

friendster, facebook dan twitter. Begitu banyak fasilitas yang ditawarkan

dalam dunia maya untuk melakukan komunikasi, dan keberadaannya semakin membuat manusia tergantung. Ketergantungan tersebut dapat kita lihat pada maraknya penjualan ponsel dengan harga murah dan tawaran kelengkapan facilitas untuk mengakses internet. Komunikasi virtual membuat manusia menyukai pola komunikasi yang menggunakan media daripada pola komunikai tradisional yaitu tatap muka. Johson dan Kaye (1998) berpendapat bahwa penggunaan internet lebih dapat diandalkan oleh

netter jika dibandingkan dengan ekuivalen-ekuivalen tradisional mereka.4

Komunikasi virtual merupakan salah stau bagian dari inovasi-inovasi dari perkembangan media baru (New Media). Media baru ini merupakan

3

Werner J. Severin, Teori komunikasi: sejarah, metode, dan terapan di dalam media massa, (Jakarta; Kencana, 2001) Hlm. 447

4

(45)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

perkembangan dari adanya media lama. menurut McLuhan konten dari media baru tersebut juga sering memanfaatkan atau mengemas kembali materi dari media

2. Konsep Dasar Komunikasi Virtual

Konsep dasar komunikasi virtual merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam teori komunikasi melalui jaringan internet. Ada beberapa konsep dasar yang menjadi bagian dari komunikasi virtual diantaranya meliputi:5

a. Dunia maya

Istilah dunia maya muncul pertama kali untuk merujuk pada jaringan informasi luas yang oleh para penggunanya disebut dengan console cowboys akan muncul atau koneksi langsung dengan sistem-sistem syaraf mereka.

Cyberspace berasal dari kata cybernetics dan space. Cyberspace

sendiri pertama kali diperkenalkan oleh William Gibson yang menyebutkan bahwa dunia maya (cyber space) adalah realita yang terhubung secara global, di dukung oleh komputer, berakses komputer, multidimensi, artifisial, atau virtual.6

b. Komunitas Maya

Saat ini internet bukan hanya sebagai wadah dan wadah untuk saluran komunikasi modern tapi juga sebagai tempat berkumpulnya para kelomok-kelompok sosial. Berbagai forum dan komunitas terbentuk dan berkembang melalui kehadiran internet. Komunitas maya adalah

5

Ibid, Hlm. 445-450

6

(46)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

komunitas-komunitas yang lebih banyak muncul di dunia komunikasi elektronik daripada di dunia nyata. Ruang chatting, e-mail, milis dan kelompok-kelompok diskusi via elektronik adalah contoh baru tempat-tempat yang dapat dipakai oleh komunitas untuk saling berkomunikasi. c. Interaktivitas

Interaktivitas adalah salah satu fitur media baru yang paling banyak dibicarakan, mendapat tempat khusus di internet. Interaktivitas dipakai minimal dalam dua makna berbeda. Orang-oarang dengan latar belakang ilmu komputer cenderung memaknainya sebagai interkasi pengguna dengan komputer. Sedangkan, para sarjana komunikasi cenderung berpikir bahwa interaktivitas merupakan komunikasi antara dua manusia. Bicara mengenai interaktivitas ini sangat penting dan ketika kita mulai berpikirb tentang internet, kedua jenis pemaknaan itu bisa sama-sama terjadi. Pengguna dapat berinterkasi dengan sebuah komputer dengan menggunakan program-program yang tersedia.

d. Hypertext

Salah satu fitur yang paling istimewa dalam world wide web adalah pemakaian hyperlink. Yaitu spot-spot pada halaman web yang dapat di klik oleh pengguna untuk berpindah ke spot lain baik dalam dokumen yang sama, dalam website yang sama, maupun dalam situs lain pada internet.

(47)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

yang mengirim pengguna pada link tentang informasi yang berhubungan dengan

e. Multimedia

Multimedia adalah sebuah sistem komunikasi yang menawarkan perpaduan teks, grafik, suara, video, dan animasi. Selain itu multimedia juga memerlukan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi karena adanya fasilitas hypertext juga di dalamnya. Oleh karena itu multimedia yang ada bisa semakin canggih.

3. Jenis Komunikasi Virtual

Berikut ini adalah jenis komunikasi yang biasanya di lakukan di dunia maya, yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas sebagai berikut: a. Email

(48)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

AOL, Sina, 126. 163, Daum dan sebagainya. Program ini digunakan untuk membaca, mengirim, dan menyimpan e-mail.

Kedua, e-mail yaitu surat elektronik. Surat elektronik adalah surat yang dibuatm dikirim dan diterima tidak dalam bentuk fisik berupa kertas akan tetapi dalam bentuk data elektonik yang dibuat, dikirm dan atau diterima dalam bentuk data yang diolah dan dikirim menggunakan program aplikasi e-mail dengan memanfaatkan peralatan elektronik computer dan jaringan internet.

Melaui e-meil ini kita busa saling berkirim surat sebgaimana layaknya saling berkirim surat biasa, hanya dalam wujud surat yang berbeda, bukan berupa kertas.

Beragam jenis data dan informasi yang bisa dikirim melalui e-meil, yaitu bisa berupa teks atau tulisan, gambar, surat, dan video. Kesemuanya dalam bentuk data elektronis.7

b. Milis

Milis atau mailing list adalah layanan di dalam internet yang digunakan untuk berdiskusi melaui e-meil. Diskusi dalam milis bisa dikelompok-kelompokkan berdasrkan kategori atau topik dan kelompok tertentu. Misalnya sebuah komunitas yaitu komunitas Hijabee Surabaya.

Untuk bisa menggunakan mailing list, kita harus terdaftar terlebih dahulu dalam sebuah group misalnya Yahoo! Group. Kalau sudah terdaftar artinya kita sudah memiliki akses untuk masuk ke dalam kelompok-kelompok diskusi di mailing list yang sudah ada. Disini kita

7

(49)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

bisa mengirim dan menerima pesan e-meil sesuai dengan tema diskusi tertentu.

Tidak menutup kemungkinan, ketika sesudah sekian lama menjadi anggota milis kita merasa jenuh atau merasa tidak menemukan apa yang kita butuhkan, kita bisa keluar dari keanggotaan kelompok diskusi yang sudah kita masuki. Selanjutnya, kita bisa masuk sebagai anggota pada tema atau kelompok yang lain atau membentuk kelompok sendiri dengan tema diskusi sesuai dengan bidang keminatan kita.

Untuk membuat grup diskusi naru, kita harus mendaftar pembentukan grup atau kategori tema diskusi terlebih dahulu. Apabila kelompok sudah terbentuk, selanjutnya kita bisa mengundang orang-orang yang memiliki keminatan yang sama atau yang tertarik dengan tema diskusi yang kita bentuk untuk menjadi teman atau anggota milis.8 c. Chatting

Chatting adalah suatu program untuk para pengguna internet dimana saja berada agar bisa mengenal satu sama lain walaupun dia berada jauh dari kita. Dengan chatting kita juga bisa melihat wajah orang yang baru kita kenal tersebut jika dikomputer kita ada alat yang disebut

webcam.” Kelebiahannya ”Chatting dapat membuat kita mempunyai

banyak kenalan meskipun orang yang kita ajak berkomunikasi berada

jauh dari kita.” Kekurangan ”Kita dapat tertipu oleh orang – orang yang

kita ajak berkomunikasi karena kadang mereka bukanlah orang yang sesungguhnya.

8

(50)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Ada beberapa jenis komunikasi yang bisa dilakukan dengan program chatting ini, yaitu komunikasi lewat tulisan, komunikasi dengan suara, komunikasi dengan gambar, bisa mengirim file, juga bisa mengirim pesan singkat. Selain dari pada itu, chatting bisa dilakukan berdua saja atau beramai-ramai dengan banyak orang. Untuk ngobrol dengan banyak orang bisa menggunakan fasilitas chat room.

Chatting di inter menjadi mungkin dilakukan karena adanya suatu perangkat lunak (software) yang dikembangkan khusus untuk melakuakn itu. Terdapat sejumlah perangkat lunak yang dewasa ini bisa digunakan di antaranya yaitu : mIRC, MSN Mesengger, ICQ, GotoWorld, Yahoo! Mesengger, dan lainnya, dari beberapa literatur, yang paling banyak digunakan adalah Yahoo! Mesengger. Dalam Yahoo! Fasilitasnya cukup lengkap dan menarik. Fasilitas tersebut adalah : chat lewat suara (voice chat), chat sambil tatap muka via kamera (webcam), melakukan panggilan dari komputer ke komputer, melakukan panggilan dari komputer ke telepon, melakukan panggilan dari telepon ke komputer, ruang-ruang chat, mendengarkan radio online, mengirim file, melihat video, mengobrol dengan beberapa orang sekaligus dan sebagainya.9 d. Website

Website adalah kumpulan dari halaman - halaman situs, yang terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web ( WWW ) di dalam Internet.

9

(51)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

WWW merupakan sebuah system situs computer yang sangat luas yang dapat dikunjungi oleh siapa saja dengan program browser dan dengan menyambungkan computer pada internet. World Wide Web mulai tumbuh pesat setelah browser-browser seperti Mosaic, Netscape, dan Exploler muncul dan mejadikan WWW dapat diakses oleh siapa saja. Internet mengubah komunikasi dengan beberapa cara fundamental. Media massa tradisional pada dasarnya menawarkan model komunikasi

“satu untuk banyak”. Sedangkan Internet memberikan model-model

tambahan “banyak untuk satu” (email ke satu alamat sentral, banyaknya

pengguna yang berinteraksi dengan satu website) dan “banyak untuk

banyak” (email, milis, kelompok-kelompok baru).10

Internet memberikan perangkat praktis untuk menjadi peneribit tingkat dunia, yang dengan sendirinya merupakan sebuah perkembangan revolusioner. Ia juga memberikan kekuatan besar bagi anggota audien perorangan.

Sebuah halaman web biasanya berupa dokumen yang ditulis dalam format HTML ( Hyper Text Markup Language ), yang selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu sebuah protokol yang menyampaikan informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser.dan Website atau situs dapat juga diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk

10

(52)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink).

Web juga merupakan sebuah sistem dimana informasi dalam bentuk teks, gambar, suara dan lain-lain yang tersimpan dalam sebuah internet webserver dipresentasikan dalam bentuk hypertext. Kelebihannya adalah pertama, kita dapat memasarkan produk atau jasa melewati batas kabupaten, propinsi, negara, samudera dan benua. Kedua, Teknologi yang digunakan adalah fail over hosting, teknologi ini memungkinkan layanan anda tetap online 24 jam karena didukung oleh beberapa server komputer yang secara otomatis akan menggantikan tugas server komputer yang mengalami kerusakan. Kekurangannya dapat terjadi kemungkinan adanya kesalahan dalam pembuatan web yang mengakibatkan web tidak dapat dibuka atau error.

e. Social Media

Sosial media adalah fitur berbasis website yang dapat membentuk jaringan serta memungkinkan orang untuk berinteraksi dalam sebuah komunitas. Pada sosial media kita dapat melakukan berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan, visual maupun audiovisual. Contohnya seperti : 11

1) Facebook

Facebook merupakan salah satu aplikasi dunia maya jaringan sosial yang akrab di kalangan masyarakat. Melaui facebook ini kita bisa berkenalan dengan orang baru, reuni dengan teman-teman lama,

11

(53)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

juga bisa digunakan untuk kepentingan tertentu lainnya misal pendidikan, politik, bisnis dan sebagainya. Melalui situs ini kita bisa berekspresi, berkomunikasi dengan teman atau kenalan yang sudah ada, juga bisa memperluas jaringan pertemanan dengan cara mengundang atau diundang teman. 12

Merujuk pada penjelasan Team Cyber dalam 30 menit Membongkar Rahasia Facebook Tahun 2009, terdapat sejumlah kelebihan yang dimiliki facebook dibanding program jejaring sosial lainnya, yaitu :

a) Umumnya data profile di facebook real, karena sebagai personal press release dan meningkatkan jaringan pertemanan. Baik itu teman baru atau teman lama, di dalam ataupun di luar negeri, serta baik yang sudah dikeal ataupun teman baru

b) Updating data di facebook dapat dilakukan dengan mudah, bisa melalui personal computer (PC), laptop, smartphone yang terhubung ke internet dan handphone.

c) Tag atau penamaan yang saling terhubung untuk foto-foto, sehingga bisa menjadi media awal untuk saling berkomunikasi dengan teman-teman lama. Fasilitas ini bisa menjadi salah kunci pening yang memungkinkan untuk facebook menjadi ajang reuni atau mencari teman lama.

d) Pengorganisasian kegiatan untuk updating facebook lebih mudah karena ada pemberitahuan (notifikasi) tentang banyak hal

12

(54)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

sehungga mudah untuk mengetahui tambahan reaksi teman-teman di facebook.

e) Dengan facebook dimungkinkan juga untuk chatting satu orang dengan satu oranng maupun berkelompok.

f) Bisa membuat group sesuai dengan keinginan, seingga memudahkan untuk mengelompokkan rekan sesuai dengan klasifikasi tertentu. Misalnya menurut hobi, sekolah, pekerjaan, dan sebagainya. Pengelompokan ini sangat bermanfaat bisa lebih terarah

g) Terdapat fasilitas wall to wall atau penulisan pada dinding, yaitu menuliskan pesan publik ke teman facebook yang memungkinkan untuk memberikan nilai positif atas teman tersebut.

h) Dapat mengirim pesan secara terbatas. Dalam facebook ada tiga kategori pengiriman pesan yaitu kirim ke satu orang.

Gambar

Tabel Subyek Penelitian ………………………………..
Gambar 3.1
 Gambar 3.2
  Gambar 3.4 Gathering di Resto Nine Surabaya (Tanggal 7 September 2016)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memperhatikan hubungan baik dengan para pekerjanya akan lebih mampu meningkatkan asetnya, dari

kuning tersebut dapat dikatakan datanglah cahaya dari Allah atau hidayah bagi umat Islam yang telah diterimannya. Secara aspek psikologis, pemaknaan mengenai janur kuning yang

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di RS Hikmah, diperoleh keterangan bahwa dalam menentukan harga pokok jasa rawat inap, RS Hikmah masih

Menurut Romney dan Steinbart (2003,p691), Sistem Informasi Akuntansi adalah manusia dan sumber daya di dalam sebuah organisasi yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan

Berdasarkan paparan data, temuan penelitian dan pembahasan tentang penerapan pembelajaran metode Time Token Arends (TTA) untuk meningkatkan kemampuan bertanya dan

Bedasarkan penelitian yang terdahului diatas menjadi suatu pertimbangan bagi penulis untuk membuat judul “Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Kerusakan Pada

Kompetensi inti dalam aspek profe- sional, meliputi: (a) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; (b) menguasai

As to competencies of carrying out, 42 management processes defined in “The guide to Project Management Body of Knowledge were replied as a self-assessment for about 200