JURNAL IKADBUDI
JURNAL ILMIAH BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DAERAH
SUSUNAN REDAKSI
Ketua
: Drs. Sutrisna Wibawa, lV. Pd. (UNY)Sekretars
: Dr. Suwardi Endraswara, L4. Hum.(UNy)
Anggota
i
Prof. Dr. I\4arsono, S.U. (UGIU)Prof. Dr. Endang Nurhayati, Nl. Hum. (UNy) Prof. Dr. Yuwana Sudikan (UNESA)
Prof. Dr. Sumadam (UNS) Dr. F.X. Rahyono (Ui) Dr. Ery lswary (UNHAS) Dr. Dingding Haerudin (UPl) Dr. [.4uh Rapi (UNN.4)
Dr. I l\,4ade Suarta, S.H., S.U. (lKlP
PcRt
Bati) Dr.lWayan
Suardiana, M. Hum. (UDAYANA) Suc pta Hadi Purnama, I\il. Hum. (UNES) Dr.cugun cunardi
(UNPAD)Redaktur Penyelia : Prof. Dr. Suwarna, M. Pd. (UNY) MuLyana, M. Hum. (UNY)
Desain
sampul
: Tim IKADBUDISekretaiat
: Afendy Widayat, M.Phil. (UNY) Avi Meilawat, S.Pd., l\4.A. (UNY)Penerblt
: lkatan Dosen Budaya Daerah Se-lndonesla Bekerja Sama dengan Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri YogyakadaAlar.at
Redaksi
: Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Neged yogyakarta Jl. Colombo No 1 Karangmalang Yogyakarta 55281. Telp (0274) 586168. Faks (0274) s48206. Email: [email protected]. Website:wu,lv.ikadbudi.uny.ac.id.
Tul san yang dimuat di Jurnal lkadbudi belum tentu merupakan cerminan sikap dan atau pendapat penyunting pelaksana,
lL't?ja
tf-
t
|Jt
2-DARIREDAKSI
Sebuah kebanggaan Jurna lkadbudi yang pertama akh rnya dapat terb L Penerbitan Jurnal lkadbudi ses!ai dengan Visl dan
[Iisi
lkadbudi yang diputuskan pada kegiatan Konferensi Nasional Dosen Bahasa, Sastra, dan Budaya Daerah se-lndonesla tanggal8-9
Agustus 2009di
Hotel Eden 1Ka lurang Yogyakarta, yaitu melaksanakan pend dikan, penelit an, dan peng, abdian kepada masyarakat di bdang bahasa sastra dan budaya daerah se-lndonesia. Terbitnya Jurnal Jkadbudi diharapkan dapat menjadi salah satu Undakan nyata dalam mewujudkan Visi dan N4isi tKADBUD|, yaitu ter-wuludnya masyarakat akademik cendekia, cermat, dan ped!
i
pada bidang bahasa saska, dan budaya daerah diseluruh lndonesia.IKADBUDI adalah singkatan dad lkatan Dosen Budaya Daerah lndo-nesia. Organisasl profesi ini sebagai wadah kegiatan akademik para dosen pengajar budaya daerah, termausk bahasa, saska, flologi, dan seni daerah. Gambar cover merupakan
sjmbo
IKADBUDI berupa teratai, yang meng-gambarkan surnber ilmu pengetahuan yang tidak ada habisnya jika digati Dengna dmeikian jurnalin
dimaks!dkan untuk rnengglai dan mewadahi se-luruh aspirasi akadem k dosen.Terima kasih kamisampaikan kepada penyumbanq tuljsan pada edisi ini, serta kepada berbagai pihak yang tetah membantu pada proses pener-bitan Jurnal lkadbudi yaag pertama. Redaks mengharapkan para anggota ikadbudl berpadisipasl aktif untuk memberkan kontdbusl pada edjst selan, jutnya.
Yogyakarta, Februari 2012
[image:3.487.49.460.123.681.2]DAFTAR ISI
pENDAHULUAN REDAKST.
..
... .
..DAFTAR
tst
... ...
.
... iNILAI-NILAI KEPEMIMPINAN
JAWA
UNTUK ME[,lBANGUN KEHIDUPAN BANGSADarmoko...,...,...,,...
... 1AMEMANGUN KARYENAK TYAS]NG SESAMA:
WUJUD
UNGGAH-UNGGUH BERBAHASA JAWA SEBAGAI UPAYA PEI\JIBINAAN WATAK BANGSA YANG TANGGUHSuhadi....
...
... ... 13KESUSASTRMN BALI DALANI [,lENJAWAB TANTANGAN GLOBAL lWayan Suadiana
...
... ... ...24 N]LAI-NILAILUHUR
DALAI\4 UNGKAPAN JAWA SEBAGAI FONDAI\,IENKEHIDI]PAN MASYARAKAT BERBUDAYA
Endang
Nurhayati...
...43
ESTETIKA MUSIK DALAIV OPERA RAJA BALI CHANDRA KIRANA KARYA VINCENT McDERMOTTKustap....
...
... ... 51KONSEPSI KESEIIPURNAAN' HIDUP JAWA DALAM TEKS SERATPAS.
HestiMu:yani...
...64
PENGEI\IBANGAN BAHASA DAERAH (SUNDA) I\IELALUI PEI\48 NAAN KEGIATAN APRESAIS] BAHASA DAN SENI DI JAWA BARAT
U U
R
s,
D
d.
Dingding Haerudin 75
Nuhtdavat!
ETNOPEDAGOGI DALAM KAULINAN DAN KAKAWIHAN BARUDAK SUN-DA
DedeKosasih...
...109
NILAI FILOSOFIS LAGU KARYA
KI
NARTASABDA DALAI\iI PENTAS WAYANG PURWAPur,radi...
...
... ... ... ... ...82 ET]KA DAN NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA ]VIAKASSAR J\4ELALUI REF-LEKSI BAHASA DALAI\4 KONTEKS LOKAL-GLOBALEry lswary.
...
... .... .... .... ...88 SERAT NIT]PRANA SEBAGAI SUMBER KEARIFAN DALAM PEI\4BEN-TUKKAN PEKERT] BANGSAUPAYA MENGUNGKAP PERANAN KEARIFAN LOKAL SEBAGAI ACUAN UNTUK PEMBENTUKAN PEKERTI BANGSA
SitiMulyani...
...119 ETIKA HIJKUM JAWAPrapto Yuwono.
...
... ... 130AJARAI'] BUDI PEKERTI DALAry] RINGGI- PURWA
Afendy wdayat... ....
..
... .......
...
....
141 V
REAKSI SANG PUJANGGA TERHADAP PELANGGARAN ETIKA: KTitiK
Sosial Yasadipura ll dalam Serat Wicara Ketas
Venny lndria Ekowati
...
... ......
.
-.
...152 DINAI\,IlSASl BAHASA DAN BUDAYA JAWA: lvlengelola Perubahan Bahasa dan Budaya Jawa dalam Perspektif Sosio-KulturalAJARAN BUDI PEKERTIDALAM RINGGIT PURWA
Afendy Widayat
Universitas Negeri Yogyakarta
Abstract
This
aiicle
atms ta describe aboul morality teaching in Wayang Putuvashaw. There arc three classinca on about the ioumey of life: bom, adult and
death
The Puppet alsa have synbals ta dircct human life,sa
they have identity, morality, and personality Doctin on puppet shaw ls trsed as a me-diun ta pubiish philosophy values. A localwisdom that cantinue until naw.Keword
p.tppel mo' alily persanalily' PENDAHULUANPada tangga 7 November ta-hun 2003 Unesco atau PBB menga-kui bahwa wayang purwa teranasLtk
dalam aset budaya
duna
Dengan kata lain wayang kulit diakui sebagaibudaya
yang
memang a(liluhung sehngga perlu
dilestarlkan eksis-tensinya. Dengan demikian dari saiusisi
wayang purwa rnulai berperan-an dalam budaya g obaL.Di sisi yang ain, pada dekade terakhir ini banyak pengamat mua
metisaukan
keberadaan wayangpuMa
karena kurangnya peminat dari qenerasi muda sebagai penerus war san budaya.D
samping itu jugamua
muncul wacanabaru
yang mempertanyakan keteladanan ka-rakter tokoh-tokohda
wayang.Ke-baikan karakter tokoh-tokoh satra dan keje ekan tokoh-tokoh raksasa
dari
Sabrang mulaidig!gat.
Pada Konperens Bahasa Jawalll
tahun2001
misanya,
seorang peserta mempertanyakan kejahatan Dasa-muka la dlanggap sebagai peniahatyang
baik
karena
tdak
pernah rnemperkosa S nia. Pada kesemPal an yang ain juga muncul pendapat bahawa yang lahat tu bukan Dasa-muka, tetapiRes
Wlsrawa,ayah-nya, karena Dasamuka menjadi ja-hat hanya akibat dari
llah
Wisrawa yang beraku serong dengan Dewl Sukesi Tokoh Kresna yang d kenalsebaga titlsan dewa Wisnu, mua banyak yang menilai penuh dengan kellcjkan seperti ha
nya
Sengkuni. Dan sebagainya. Terlepas dari ke-gellsahan-kegelisahanltu
toh tetaptampak alternatlf-alternatif budipe-kedi luhur yang dapat dlacu.
Judul
di
atas pada
intinyahendak Tnemb carakan suatu
peT-masalahan
yang
menyangkut dua ha, yakni ientang ajaran budipeker-t
dan tentang ringgltpulwa.
Ke-dua
masaah
tersebut
masing-masjng memiliki cakupan yangsa-ngat
uas, oleh karena nya dalam kesempatan pembicaraansaat
initerutama hanya akan dibahas me-ngenai hal
ha
pokok yang menyatupada
lingkup
ajaran
budipekerti yang terdapat dalam ringgit purwa.BUDI PEKERTI
Dalam hal budipekedi, isulah
ini berasa dari dua kata, yaknl kata
bud dan kata pekead. Kata budi da-pal berartl akal, p klran usahauntuk mendapatkan sesuaiu
atau
men-jangkau sesuatudsb
(bdk. Poer-wadarminta, 1939:51)
Dengan142
mikan kata
bud
berhubLrngan de-ngan pemik ran, perasaan dan atalraktivitas usaha
terlentu
Adapun kata pekert dapat berarti pelbuaian pekerlaan aiau watak(lbid
1939458), atau
berhubungan dengan rnasaah
et kaetikel
Jad
st Lahbud pekerti menyangkut periha ahir dan bat n raanus a, watak dan tab ai atau perbuatan, baik yang secara
sadar
sengajadiakukan
aiauP!nyang
secaraiidak disadar
teah ntenladi perbuatan Yangada
atau d lakukan oleh seseoranglstiah Bud pekerl da am rna-syarakat Jawa berhubungan dengan ajaran
mora
seacara umum, yangsering
d sebLrtkandergan
ist ah ist lah seperti unggah-ungguh. subasta
tatakrana,
tata sustla. sapansanlun
alat-) wulang v,tutuk Daamhal
in
serng
ka
luga
disebuikan tentanq alaranyan!
s fatnya Lrmlnrtetapi
sernq
iuqa uniuk
menye-butkan maksud yang lebh
khususyaknl
dalam
rangka alaran moratertentu Ajaran yang d maksud. se-rinq d nyatakan dengan k.ala
prana-tan
pituduh pitutLtr, wejangan, N\/uFsila, duga
prayaga
v/ewarcr. dar pitungkas Oang Jawa akan berhasl
h dupnyadaarn
bermasyarakat kalau memiliki budipekerti bak
yak-n
dapat
me aksanakan berbagai alaTan moral Yangserng
dikernas denganlstiah
st ah diatas
Daam rangkan
penerapannya baglorang .lawa harus berpedomanpada
stlah enpan papan yakni dapat me
nempaikan
dir
daLanrha
lrggah-uneguhing basa (tata aturalr berba-hasa) kasar a/us/rg rasa (kasar dan halusnya rasa dan perasaan), penerlan
luputing tumindak(lepal
dartdaknya perbuatan) dar iugar gen-luring tapabrata
(gaga
dan berha-silnya rnengenda ikan dir )Pesan-pesan
mora
da arnmasyarakai Jawa luga d sampaikan
ewat urgkapan-ungkapan trad s
o-na
sepear beclkkeitik
ala
ketara (yang baik dan yang jahai akan ke-tahuan),i/ierara
wang cidra mangsa langgenga (ngatlah orang yang berdusta
tdak
akan bertahan ama)dan
sura
dia
jayaningrct
lebur dening pangastutt (segaa
bentuk anqkara murka dunaw
akan terbe rantas o eh kebaikan bud ). Dsarip-ing
itu
ajaran b!djpekeariluga
d-sampaikan
dalam
pitutur
ala\)piweling
paa
orang tua secara tunrnJemurLn
aiau
me aui
medialain
termasuk med aseni
bark sen sastra (m salnya drama pada r ngg t purwa) seni suara (tembang rnaca pat, slndhenandsb)
Berbaga ungkapan tradisiona tersebut
di
aias, serlng kai
diungkapkan dalam ben-iuk pementasan ringglt purwa.RINGGIT PURWA
R
nggi
purwa y6knl sa ahsa-t!
jens
dramaJawa
yang dapatd tampikan
dalam
bentuk wayang a€ng \wayang wang/ ringgit tiyangl, wayang galekl tinggit galek. wayarg ttmpull wayanq sukel dan terutanaawayang kuLiu ringgit rracucal yang
terutama
sekal
mengamb
ceritadari sLrmber cetila Ranayana dan mahabharata
dar
lndia
Sebag ancerita sumber
darr lndia
tersebut ieah
d
aklkan
perubahan' perubahan sedern kan
rupa menurut
pandangan hidupdan
karakiermasyarakat
Jawa.
Bag an'bagian certaas
yang tidak sesuai dengan karakter rnasyarakat Jawalalu
dtambah atau dlrubah sehingga
se-sla
dengan ideaisme yang ada diJawa
Dl
Jawa. sumber
cer tawayang tersebut la u d tu ls kembal mu
a
darilarran Jawa Kuna h nggaJawa Baru sekarang
n
baikseba-ga
sumber bacaan secara lmum maupunsebaga
sumber patokan (pakem) untuk pementasan wayang purwa (pakelran)Pada kenyataannya berbaga sumber cerita wayang Purwa teah menjadi versaversl
yang
berbeda-beda, naTn!n secara umum tetap
mer!pakan
kekhasancerita
Yang bercrkan wayang purwa yang ber kembargd
Jawa Versi-versr yang ada antara la n sebagaisumberceri-ta wayang pun.va gaya Yogyakarta
dan
gaya
Surakarta
Sumber-sumber cerita wayang Purwa gaya Yogyakarta, antara Lain Serai Pur wakandhada,
Serct PakemPadha-langan Pancakaki
Kiaten
Adaprn sumberceria
wayang purwa gaya Surakarta antara lain Serat PustakaRaja PuNva Seral Pakem Rtnggit Pu^rva karya KGPAA N,4angkunegara
V
dsbDlt njau
darj segi
beniuknya sumber-srmbercerla
wayang pur-wa setidaknya dapat d bagi menjad
:
(1)
Berbentukptasa
lgancatani dengan rnenceritakan secara pan-jang- ebar sebagalmana roman yang bersumber certa
dati l\tlahabharcta alau Ranayana (2) berbentuk prosa menceritakan beberapa atau satu
baglan ceriia tertentu, bagian dari Mahabharcta
ala]
Ranayana, 13) berbentuk pakem balungan (pakak-pokok adegan dan dlaog) sebagai acuan pementasan wayang puMa, (4) berbentuk pakem /argrkep (leng'143
kap)
sebagaiacuan
pementasan wayangpurwa (5)
berbentuk fem-bang bersi seirag an cerita iedentudat
lr/lahabharata alat-) Ramayana, (6) berbentuk tembang tetapj mas hterdapat pembag an adegan-adegan sebagaimana dalam bentuk pakent pementasan, (7) berbentuk tembang berupa pethllan (bagian) yang berisi contoh-contoh nrengena budipekert misalnya Serat
frpama
(8) berbentlrk
gancaran sebaga mana cerita-ceriia pendekDi Jawa berbaga bentuk ce-rta tersebut, pada dasarnya menga-cu pada bentlrk drama alau pemen-tasan wayang purwa, sepedi yang dicatat
oeh
Sedyawati bahwa bila mendengar istlah
wayang,
maka pengert an yang umum yang terkan-dungd
da amnya ada ah suatu ben, tuk pertunjukan yang disajikan olehdaLang,
dengan
menggunakan wayang ku it atau boneka atauseje-n
snya
sebagai
alat
pedunj!kan(Sedyawati 19821 8). Mu
aidariceri-ta
yang panjang- ebarsebaga
ro-man
hingga cerita-cerita pethilan yang sangat pendek, tidak terepasdari
kemungkinan-kemunqkinan pementasannya.Baqi
masyarakatJawa. (terutarna generasi
d
atas kita saat in . karena rea itas saat n jarangsekal
mahasiswa yangba-nyak
lah!
ientang wayang purwa), berbagai konvensl dan ha-hal ste-reotipe yang ada dalam pert!njukan wayangplrwa
telah dlkeiahui ber'sama
seh ngga berbagaint
cerita wayang purwa dapat d mengerti dandlserap sebagai acuan
kehidupan-nya lermasuk dalam hal bud peker-tinya. Terepas
dari
rnengerti atau tidaknya pada konvensi yang ada,144
wayang Purwa
tetap
menawarkana ternatif-alternatif sebagai surnber bud pekerti.
PENYAIIIPAIAN
BUDI
PEKERTI DALAIV RINGGIT PURWABerbaga
sLrmbe.
certa wayang purwad
atas, banvak sekalbers
ajaran alaran budipekert, baikyang
d sampakan
secara
vu gar(melok) maupun
secara
s mbo ik.Bag
orang Jawa berbaga bagiandar cerita wayang puMa dan unsur
uns!r
page aran wayang puMa da,pat
dlmanfaatkansebaga
acuan budipekert atau teladan hidup yang baikDi atas te ah disinggung
bah-wa
wayangpuMa
pada dasarnya rnengacu pada pernentasannya se-baqai lakon. Dalam hal ini, pementasan wayang puTwa
terdira
atasberbaga unsur
sen
yakni seni mu,sk,
senr suara seni sastra.sen
Lt-kis, seni ukir, dsb. Berbagai uns!r-unsur tersebut seringkal juga teah
berisi
s mbol-simbol iertentu yang menawarkan berbagai konseps ten tang budipekerti. Dalam senmusik-nya
yaknl gamelan antara lain rnenawarkan konsep bh neka tungga
ika
yakn perbedaan bentuk dan syang
berbeda-beda namun meng-hasikan kebercamaan yang harmo,nis. Seni
suara
baik su Lrkan gerongan, s ndhenan,
dsb
senngkai berisi sind ran-sindran
atau ajaran bud pekedi secara melok. Dalam haseni lukisnya dan ukirnya, berbaga
warna-waTn
ar
mlka
(warda) wayang berisi simbol-simbo trngkat kehausan
budj
Tfasrng mas ng,terrnasuk berbagal Tagam asesor s-nya, dsb.
D
bawahrn
hanya akan dibi-carakanlebh
lanjut mengenai sensastranya yak0i sastra drarna yang
ada
daarn
pertLrnjlkan wayang Purwa.Ada
beberapacara
padarngg
t
putua
!niuk
menyampaikan budi pekerti, yakn sebaqaiberikut1.
Dengan mengubahceriia
dari sumbernya di lndia. Dl atas telah dlsinggung bahwa sumber ceriadar
lnda
teah
menqalami bec bagai iambahan dan perubahan disesuaikan dengan karakter stjkdan
idealsme Jawa.
Sebaga contohcerta
tentang Kunti danMadr
semiua
daam
Adtpar4a diceritakan bahwa Pandu yang sedang bercengkerama dengan I\ladri, memanah kjanq yanq se-dang bercumbu penjelmaan ResiK ndama Oleh karenanya pandu
mendapat kutuk
dar
Res
Kn-dama bahwa Pandu akan mati
bia
bercumbu dengan lster nyaKunti yang
sejak sem!la
teah memiikiinru
Ad tyahrdaya den-gan sejin
Pandu memperguna,kannya dengan memangg dewa Darma seh
ngga
beranak Y!d-hstira
memangglldewa
Prab-hanlana sehingga beranak Bima,dan memanggl dewa lndra se-hingga beranak Arjuna N4adri di
ajari
sekai
mu
t!
untukrne-manggi dewa Aswino sehingga beranak kembar (Widyatmanta 1958 11-18)
Cerita dalarn AdipaNa terce but dapat men mbulkan kesan
bah-wa
Kunti Can[/]adri
sebagai ibupara
Pandawaielah
mengadakan ''perlemuan' dengan lelaki lain untuk mendapatkan anak. Dalam wayang purwa, untuk menghindarkan kesanbahwa bu para Pandawa jtu
men-gadakan pedemuan dengan lelaki la n. maka sedik t dem sed k
i
cerita tersebut dubah. Dalarn naskah Serct
Pakem PurMa Warni-\\/arniko-eksi
Perpustakaan Reksapustaka Mangkunegaran yang berangka tahun
1746
dicertakan bahwa Dew Madrim mern nta Pandu untukme-mnjam lembu Andin, setelah ber-hasl mereka bercumbu teiap terjad
ketidakcocokan. I\,4adrim berguru pada Kunti sehrnqga dlberi ilrnu ber-nama Aii Punta Wekasing Tunggaj Tanpa Lawanan K!nti mengajarkan
imu
itu sehingga [,4adflmmengan-dung anak kembar
Dalam Serai Purwakandha yangdituls
pada 29Oktober
T847
diceitakan
bahwa ketikaBma
ielah lahir dalam kea' daan bungkus, Abiyasa menyuruh Pandu dan Kunti agar berbersih diri dan bersamad untuk membuat bayi1a9
Kunti
memr.rjadewa
Somba hingga ia hamll lag. Padabuk!
Pa-kem
Padalangan Wajang Paerwako eksl Perpustakaan Radyapustaka berkode
60,
terbitanV.D
Heyden Surakartatahun
1908
d ceritakan bahwa Pandu meminjam lembu An d nl, sehingga Batara GuIumengu-iuknya
karenaterlalu
menurutkan nafsu wanila (Madrm). Pandudiku-tuk
menladl cacat lehernya(then-g eng) dan tidak akan lama menjad
t4a
Dari cer ta-certa di atas tam-pak bahwa lmu Ad tyahrdaya ditaf' sirkan rnenjadi
im]
Aji PuntaWe-kasing
Tunggal Tanpa Lawanan, yang dapat ditafsirkan kembai
bah-wa petemuan
ata!
persatuan Klnti dengan para dewa itu bukanperse-t!b!han
(tarpa
lawananJ. Daam145
Serat Pur\\takandha
hal
t!
semak ndipertegas bahwa Kunti dan Pandu da am rnembuat anak dengan rne
a-kukan samadi
dan
rnemuja dewaSomba.
Denqandemikian
pe.te-muan
K!nti
dengandewa
hanya dalam sarnadl dan pemujaan saja.lvlengena
kutuk terhadap
Pandudari Res
Kndama
bahwa Pandu akan matibia
bercengkeramade-ngan
isterinya(dalan
AdipaNa), akhirnya juga di!bah dalam naskah berkode60,
yakni
bahwa Pand! rnenjadi lerglerg dan tidak lama lagi akan mati (bukan kefjka Pandu ber-cengkeTarna dengan isterinya)Da-am
naskah-naskah wayang puMayang
lebh
baru,
mengenai kutuk pada Pand! danlmu
Adityahrdaya atauAl
Punta tersebutsldah
tdak d sebut sebut lagi.Contoh lainnya, yakni ceriia tentang
Dew Dropad
DalamAdi-parwa
d ceritakanbahwa
setelahArluna
berhasrl
mernenangkan sayembara memanah di Pancala iaberhak mendapatkan Dropadi Se-sampa
nya
di
depan Kuntl,
Kuntiterlanjur mengatakan bahwa hadiah yang diperoleh itu seba knya dibagl berlima AkhirnyaDropad diperlster
Pandawa
berlima
(Widytmania, 1958: 79- 86). Dalam wayangpur-wa,
ceritera tentang Dropadr yang berpo iandri itu diubah menjadi mo-nogami yakni Dropadl sebagal sterlYudlstira saja dan beranak
Panca-wala. Demikianlah mas
h
beberapaagi
ceriteradar
lndia yang teah diubah disesuaikan dengan bud pe-kertr yang sebaiknya terlaksana di Jawa.2
I\lealui
unsur-unsur
dramatikyang
ada
dalam
pertunjLrkanwayang
puMa.
Rlnqqif
purwa146
Vang Pada
dasarnya
bersifat drarna atau sandiwaramenyarn-pa kan arnanatnya Yang berupa bud pekerli, terutama dengan
ca-ra sirnbolk. Namun dem kan se-ring juga terdapat bag an_bagian
vang
sangat
mungkin diman-faatkan oleh dalang untukme-nyampaikan
aTranat
secalalangsLrng.
Amanat tentang
budipekedi baik yang disampaikan secara lang-sung olehdaang
antara lain Padaadegan-adegan
seperti:
lmbukan gara-gara Togog dan I\,4biung,can-kikan
dan
adegan
kaPandhitan.Para
abdi
dalam wayang Pulwa,serlng
dipaka
oleh dalang
untuk menjembatani cerita Yang adada-lam
cerita wayang dengan situas yang ada dalam realta d lingkungantempat pertunlukan hingga s tuasi nas
onal dan
internasional. Paraabdi
bebas
berkatakata
tentangapapln yang ada da am realita ma-nusia. Adegan imbukan, gara_gara,
Togog dan N/bilung, seita cantrlkan rnerupakan adegan yang
menampll-kan
tokoh{okoh
bawahan. Yaknipara
abdi
Limbuk dan Cang k adalah
nama
abd!
perempuan Pada adegan di Keputren (Gupit Nlandra-gini, dsb) Lirnbuk dan Cang k ser ngkali menamp lkan kondlsi realta
da-lam hubunqannya dengan
kewani-laan,
misalnyatentang
kegiatanPKK, keberadaan lsteri
daam
r!-mah iangga,
KDRT,dsb.
hlngga masalah Prcslden wanita atauPe-mimpin wanlta dLrnia. Tentu saia dl
dalamnya terkandung berbagal haL
menyangkut budiPekerU wanrta.
Adegan gara-gara
adalah adegan para Panakawan yakni Se-mar, Gareng, Petrukdan
BagongSepert ha nya pada adegan
Limbu-kan
adegan gara garajuga
men-jembaiani
cerlta
wayang
dengansituasi
dan
kondisl dalam rea itas kehidLrpan masyarakat Sering kalipara
Panakawan
membicarakan permasalahan para pria, mulai darikerumahtanggan
hingga
masalah politik tinqkattingg
Hal ini juga da-pat lerjadi dalarn adegan Togog dan MbilLrng sebagai abdi para raksasa Demikianpua
pada adegancanki
kan. Cantrk yakn abdi paraPende-ta
atau Begawan bertemu dengan sesama cantrik atau dengan ParaPanakawan. Mereka
inl
sering kall menyampaikan amanal balk secara ekspisit
maupun dengan sindiran (guyonpai
kena).Adegan Kapandhltan
pada umumnya dilakukan setelah adegan gara-gara.Tokoh
pendeta serlngkai
menyampaikan amanat secara ekspLisit untuk kesatria yangmeng-hadap
kepadanya.Amanat
yangberupa bud pekedi sering menjadi bagian yang tak terlewatkan.
Di sarnping ltu. dalam wayang purwa masih banyak kemungkinan adegan-adegan yang d pergunakan sebagai kesempatan menyampaikan sindiran amanat budipekerti, yakni antara lain pada adegan tokoh-tokoh yang dapat dikategor kan
g/enyer,-ga,
atau
tokoh-tokohyang
tidak sangat serius misalnya tokoh Anta_ sena,w
sanggeni sadewa,Durma-gati,
dan .sejumlah
lumenggung yang d munculkan. Tokoh{okoh inisecaTa
khas
(glenyengan), me-nyampaikan sindiran-sindiran pada keadaan yang tidak semestinya.Secara
simbolik,
wayangpurwa mengandung banyak unsur
untuk menyamparkan amanat ten-tang
bud
pekerU yakni antara anceritanya
(kejadian-kejadiannya),tokohlokohnya, struktuT adegannya, sett
ng ceitanya
unsur-unsurpTo-pert nya, dsb. Di bawah ini dibicara kan sekilas tentang unsuT-unsur ter-sebut
Dalam
ha
ceriianya alau ke-jad an-kejadiannya,setap
certa wayang purwa, sama sepeftr setiap karya sastra, bahkan setiap kejadian di dunia ini, secara bjaksana dapatdiambi
hikmahnya Namun demi-klan cerita wayangpuMa
memiliki kekhasannya sendiri yang tidak dFtemukan da am bentuk sastra yang
iain
yakni
berbagal
konvensi wayang puMa yang secara simbo|k menyampaikan amanatnyatercendi-rj.
Secara
konvensional, wayangpurwa selalu
menampilkan ceTta bahwa setiap kebenaran selalu akanmenemui rintangan-Tintangan dari pihak angkara
mu&a
namundemi-kan
pada akhlrnya dapat menga-lahkan angkara murka tersebut (su-ra dira jayaningrat lebut deningpan-gaslot/). Pihak
Pandawa sebagai pihak yang benar akan selalu me-nemu rintangan-rintangan dari pihak Korawa, namun pada akhirnya Pan, dawa dapat menga ahkan Korawa.Demikian
pula
pihak
Pancawati dengan rajanya Prabu Ramaakhir-nya dapat
mengalahkan Alengka dengan rajanya Rahwana.Tema dernikian itu mer!pakan tema besar yang ada dalam wayang Purwa yang kemud an di da amnya terdapat cerita-cerita yang leb h
ke-cll'kecil
ebih spesifik, yakni dalam bentuk Iakon. Daam berbagai lakon tema tersebut terulang lagi. Namun147
demikian
luga
terdapat
beberapa lakon yang hrngga pagi hari pihak yang benar itu seakan terkalahkan(hanya
pada lakon yang
d pen-taskan seca:a bersambung) maka dimalam hari berkutnya pihak yang benar akan selalu menang. Lakon Paluhan, bagian
dari
Bharatayuda, misa nya, beberapa dalang menam-pilkan dengan berakhir pada Bima dan Arjuna terperosok dalam lupur(embel).
Cerita
ini
berakhir padamalam beikutnya dengan tersela-matkannya Bima dan Aiuna.
Bentuk certa yang yang agak. berbeda, menampilkan cerita dalam hirbungannya dengan sumpah
Pa-da
lakon Fandhawa Dadhu.misal
nya, tokoh Du6asana yang mem-permalukan dan hendak memperko-sa Dropadjdr depan umum, Dropadi bersumpah bahwa tidak akan kera-mas bia tidak dengan darah
Dursa-sana
Keak ceria sumpah jni akan ierse esajkan setelah perangBhara-tayuda yakni Dlrsasana dapat di-bunuh Bima
dan
darahnya untuk keramas Dropadi. Pada lakon Sr-manlri Ngenger, tokoh kesairia Su-mantri sem!la tega mengusirSukra-sana hanya karena
malu
denganfisik
Sukrasanayang buruk
rupa.Sukrasana akhirnya terbunuh oleh
senjata Surnantri, namun roh Sukra-sana seakan bersumpah bahwa
ti
dak akan ke surga sebelum bersa-ma dengan roh Subersa-mantri. Kelak rohSukrasana menjadi ja
an
kematian Sumantri bila saatnya pergi bersamake
surga tiba, yakni gugurnya Su-Tnantr meLawan RahwanaBentlk lakon yang lebih spe-sifik sering kali dikotomi hitam putih
tidak selal! sangat jelas. Pada lakon
Somba Juwing,
ri
salnya.
tokoh Somba merebut isteri sah kakaknya(beda ibu)
yakn
isterl Narakasura bernamadew
Hagnyanawati Som ba dan Hagnyanawat Tnemangsa-rg
latuh cinta. Padavers
ierte'rtudicerlakan
bahwa Somba ada ahttsan
dewa
Darmadewa adaP!nHagnyanawat ada
ah ttlsan
dewYatnyawati
Darrnadewadan
Yat-nyawatidullnya
meruPakan slramisier
Ketka
Hagnyanawati d s-ayembaTakan Narakas!rcah
Yangmemenangkannya
ceria
n
beaakhr
denganiragjs yakn
Sombad bunuh
oleh
Narakasura dengan dipotong-potong sed kit dem sedik tAdapun Narakasura akhirnya dapal dibunuh Pandawa dengan bantuar,
Kresna ayah Somba dan Narakasu-Ta Pada cer ta-cerita yang dem k an
n
penonton waYang PUlwa dlsodolipi han-p
lhan
tentang
b!dipekertiyakni
membenarkan Sornba atau NarakasLrra.Cara la n !ntuk membeberkan bud
pekedi yang
terdapat
da amwayang puMa,
anta€
ain pada akon
DewiSawtri
isterl
BambangWrawan
Certa
in
tdak
mem-beberkan dikotonr htamputh
teta'p
membeberkanterna
keset aanwanita
Diceritakan bahwa Sawtr dan Wirawan adalah penganln baru,
namunseteah
genap40
hariWrawan
meningga. Saurtr
meakukan
tapa
dengan
tdak
hent-hentinya agar suaminya h dup lagl.
Secara bertahap Sawitrl mendapat anugerah dewa narnLrn ia tetap saja
bertapa agar Wirawan hidup lag.
Yang
pertamakal
sawtr
mohon pada dewa agar djsaks kan bahwaia
bersumpahtdak
akan menkehagl kaau
tjdak
de.gan
Wirawan suam nyaltlr
maka dewa pun melu-luskannya Sawltr tetap bertapa lag hngga dewa
berkenan memberianugerah
dan
sawitrl
memohon aqaT seqaTa nnlk
wirawan kemba iululr
tdak rusak
termasuk tubuh-nya. Dewa punmenglnkan
Sawitri bei(apa Lag dan Lagi hingga akhr-nyaia
mohon untuk diberi putera Dewa pun mengjinkan Sampai disin
Sawlr
menuntut pada dewa,karena ia dapat berputera padahal a juga bersumpah bahwa suaminya hanyalah W rawan Oleh karena itu akh
rnya
BambangWrawan
dih-dupkan ag oleh dewataWayang juga n enawarkan pi-han
p
han bagibld
pekert rnanusa.
yakn
denqan meneadani tPo-ogi-tipoog
tokohtokoh.
Wayang menamprkan
karakterisiik
setiaPtokohnya sccara berbeda-beda
te-tapl karakter setiap
tokoh
t!
tetapdan
ldak
berkembangsejak
ke-lah rannya hingga kematannya.
Se-pert
Vanq diutarakan Kuntowjoyo11984 127-129) bahwa daam sas tra tradisional (wayang) tokoh ildak dibanqun aias perkembanqan ogls
dar
keiiwaan
pe aku'pe akunya,tetap
atas dasar
perkembangan kejadan
menurul
penuturannyaJadl
pelakunya tdak
mengalamperkembangan
kejwaan
tetapihanya
mengaam
perkernbangan keladiannyaSecara t poLogis, tokoh{okoh wayang selldaknya dapat dlk
asifi-kas kan dalam beberapa kelompok, yakni 1) dewa. 2) raja 3) begawan
resl
atau
pendeta4)
kesairia. 5)raksasa 6) tokoh
pltrj
7) abdikesat-ra
(panakawan) abdi raksasagog, Mbiung),
abd
keputren (Lim-buk dan Cang k), abdining Begawan atau Canirk,8)jm
setanprprayan-gan
9)
binatang yang dapatberbj-cara
10) senjatadan
sebaga nya yang luga dapat berb cara.Serrua
keompok
tersebut mem Ik
karakterstrknya
rnasing-mas
ng
yang
seiiap kelompoknyamemiiki kekhasannya Para dewa pada umumnya beMatak balk.
di-mLrlakan
suc
sangat
berkuasa atau berkesaktan Namun demikian dalam lakon terteniu bisa salaber-tndak
salah
Daam keadaan saahin
seringkai
tokoh-tokoh khusus dapat me !ruskan kesaahnnya, m-salnya Semaa. AntasenaWisang-geni
atau
Sadewa.
Lakonlakonyang d maksud
antara
an:
Semar Mbangun KahyanganLaiing
WL sangge,'rt akon-akon begawanpal-su
dsbKelompok
rala
dapat dibagidua yakni raja kesatra
atall
ralaraksasa. Raja kesatra pada
Llmum-nya
beMatakbaik
lbehudi
bawa/eksara) Raja raksasa Pada umum-nya berwatak jahat, namun juga ada
raksasa
yang
rnenbjadi begawan, pada umurnnya beMatakbaik
De-mikian
pua
para
begawan ataupendeta pada umumnya berwatak
bak.
PendetaDlrna
pada bebera' pa lakon d tamp lkan beMatak baik,namun pada lakon lakon yang lan
telah
menurutkan kehendak para Korawa seh ngga cenderungberwa-tak
jahat
terutamaseteah
LakonDewa
Ruci. Para
kesairia
padaLrmumnya berwatak
bajk,
namun hamplrsetap
kesatra mernlrkke-khasannya masinq-masing
ParaPandawa
berrma memliki
watak149
yang
berbeda-beda
khususryaanak,anak
Kunt
Para
Korawa, mestnya
lermas!k
kesatria tetaP memr kj watak angkaram!rka
Demkan
pula Patlh
Sengkuni yang beMatak llc k.PEra raksasa
beMafak
tidak
bak
(buta-buteng-betah nganiayaJ. Namun dem k an
iuga terdapal raksasa yang
beMa-iak bak,
antaTaain
Kumbakarna, Kala Bendana Bagaspati,Sukrasa-na
dsb.
Sebagian raksasa dalam wayangmemlhk
wayat hidupnya,sehingga
ada
cerita
kelahirannya dan kematiannya Namun demlk anterdapat raksasa yang tanpa rwayat
hd!p.
dan hanya berfunqs sebaga pengisi adegan bega an atau perang kembang,yakn
rrelawan kesatradan
mat
pada seilap adegan ke' munculannya Raksasa Yangdimak-sud
adaiahempat
raksasa Cakidkk.
Empat raksasaini
sering di-makna sebagal s mbol nafsuman!-sia.
Para tokoh putri pada
urnum-nya beMatak baik, kecuali Bethari
Durqa
atau
KenyaWandu
SarpaKenaka, Banowatl,
dan
beberapa wanitain
Bathar Durga ada ah ratudi
Pasetran Gandamayit yangme-Gjai
pae
)n
setan priprayangan Sarpakenaka adalah ad k Rahwana. Banowati adaah
permasuri
PrabuDuryudana
yang beMatak
sukaakan pria khususnya Arluna. Para iokoh abd . di aias ielah dibicarakan
Para jim setan prprayangan sernu-anya berwatak jahat. Binatang yang
dapat berbicara kebanyakan jLrstru
beMatak baik, atau penjelmaan
de-wa atau
manusiayang
beMatakba k.
150
Wayang Purwa sebaga
gam-bar
miring (smboisme)juga
me-nampikan berbagal unsur lain yang menyangkut budjpekerti. D aLog
(an-tawecana)
dalam wayang
mas hmempertahankan tatakrama undha-usuk bahasa Jawa sehinqga dapat dlamb I sebaqai te adan dalam sikap berbahasa Jawa yang baik, tampak mana yanq berbudi halus dan mana yang kasar
Seluruh adegan da
arn
wa-yang memiiki
settingnya masing-masing yang berbeda-bedasehing-ga
mernungknkan
wayang dapatberbicara tentang b
dang
apapunjuga yang
menjadi permasalahan da am seluruh unsur kehidupanma-nusia
mulaidad
poliik
di
tingkat internasionaldan
nasional hingga pada permasaiahan kesehar an rak-yat jelata. Keselurlrhannya tu seringd bebani ajaran tentang budipekerti
luh ur.
PENUTUP
Wayang puMa kaya akan
pi
lihan-pilihanhidup
khususnyame-nyangkut
perhal
budipekert. Pi -han-pil han tu secara umLrm dipeas -lahkan kepada para penanggap ataupenonton untuk mencarinya send ri
(disjmbo kan dengan tar an Go ek di
akhir pementasan, yang bermakna
galekana atau carilah maknanya) Namun demikian sesungguhnya da-lang seringkali ielah rnengg ring
ke-pada penanggap aiau penonton
!n-tuk
berlakubak,
yang
diakukan terutamamelalli
amanat yang di-sampaikan secara lanqsunq.DAFTAR PUSTAKA
Kuntowijoyo 1984. Penokohan dan
PeMatakan
daam
Sastra lndonesla, dalam Andy Zoetom,
ed.,
Budaya Sasfi"a. Jakafta: CV Rajawa iIvlanqkunaqara
Vll,
KGPAA. 1929.Serat
Padhalangan
RinggitPunva Belaw
Centrum: 8aePustaka
l\4adaya Jaga. 1908. Pakem Pada-langan Wajang Poerwa. Sura'
karta:
VD
Heyden.
Ko eksiPerplstakaan
Radyapustaka bernomor kode 60Poerwadarminta
W.JS
1939.Baoesastra
Djawa.
BalaviaWo ters' U tgevers Maatschaplij
Sedyawati
Edy.
1982.
Beberapa Perkembangan Kesenian De-wasa/rl.
Jakarta:Fak
SastraUI
Widyatmanla, S man
,
'1958.Adl-par,ua
ll.
Jogjakatla:
U.P. SpringNaskah:
Seral Pakem
Purwa
Warni-wamikoleksi
PerpustakaanReksa-pustaka li/langkunegaran ber-kode
D
64Rlyadi, Slamet.
dkk..
1984.Teie-nahan
Serat Putuvakandha Idan
ll.
Jakaf,a: Proyek
Pe-ngembangan Bahasa dan Sas-tra Daerah Departemen Pendi-dikan dan Kebudayaan.