• Tidak ada hasil yang ditemukan

001038yurianimpdmodelpemberdayaanekonomiter.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "001038yurianimpdmodelpemberdayaanekonomiter."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

i

USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN 2013

MODEL PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA MISKIN

TERINTEGRASI WIRAUSAHA PRODUK IKAN DI KECAMATAN KRETEK KABUPATEN BANTUL DIY

Tim pengusul:

Nama NIDN

Yuriani, M. Pd

Dr. Siti Hamidah, M.Pd Marwanti, M. Pd

0006025405 0020085302 0013035707

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BULAN MARET TAHUN 2013

(2)
(3)

iii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

RINGKASAN ... 1

BAB I PENDAHULUAN A. ... Latar Belakang Masalah ... 2

B. ... Permasalahan ... 3

C. ... Tujuan Khusus ... 3

D. ... Urgensi (Keutamaan) Penelitian ... 4

E. ... Gambaran Produk Yang Dihasilkan ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyelenggaraan pendidikan formal ... 5

B. Andragogi ... 9

C. Pemberdayaan masyarakat miskin ... 9

D. Kewirausahaan ... 11

E. Model Yang Telah Dikembangkan ... 13

F. Roadmap Penelitian ... 14

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian ... 15

B. Jalannya Penelitian ... 16

C. Lokasi Penelitian ... 17

D. Metode dan Teknik pengolahan data ... 18

E. Teknik Analisis Data ... 19

F. Indikator keberhasilan ... 19

(4)

iv

MODEL PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA MISKIN TERINTEGRASI WIRAUSAHA PRODUK IKAN DI KECAMATAN KRETEK KABUPATEN

BANTUL DIY Ringkasan

Penelitian Hibah ini dilakukan selama 2 tahun mempunyai tujuan: menemukan model Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Miskin Terintegrasi yang cukup efektif untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur produk ikan di Kecamatan Kretek Kabupeten Bantul DIY. Tujuan secara khusus tahun pertama: menemukan: (1) menemukan model pemberdayaan ekonomi terintegrasi keluarga miskin untuk menumbuhkan jiwa

entrepreneur produk ikan dengan tetap mempehatikan permasalahan setempat. (2) menghasikan perangkat model pemberdayaan ekonomi terintegrasi keluarga miskin degan kewirausahaan produk ikan yang efektif di daerah pantai selatan Kabupaten Bantul. Tahun kedua: (1) menguji model pada kelompok sasaran dan (2) sosialisasi ke pemerintah dan pengguna lainnya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif Pengembangan model menggunakan pendekatan R & D dari Borg and Gall yang diringkas menjadi 3 kontruk model: studi pendahuluan, pengembangan model, pengujian model, yang tertata dalam 2 tahapa tahun. Tahap I, menemukan permasalahan ekonomi dan non ekonomi yang menjadi kendala keluarga nelayan miskin, menemukan kurikulum terintegrasi, menmukan rumusan model dan perangkat model. Tahap II, implementasi model melalui pelatihan dan sosialisasi model dalam lingkup yang lebih luas.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya pada pendidikan non formal guna meningkatkan motivasi dan semangat masyarakat miskin agar lebih berdaya, lebih mandiri dan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.

(5)

2 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Masalah kemiskinan merupakan masalah sosial laten yang memerlukan penanganan yang berkelanjutan Hal ini terkait dengan upaya pengentasan kemiskinan yang telah dilakukan selama ini belum mampu mengurai secara tuntas bahkan gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidemensional yang masih di hadapai bangsa Indonesia saat ini. (Alfian, dalam Hendra Wahyudi dan Sismudjito: 2007:1). Angka kemiskinan di DIY semakin tinggi dibandingkan angka kemiskinan tingkat nasional, menurut susenas tahun 2012, angka kemiskinan DIY sebesar 15,588%, angka ini berada di atas angka rata-rata kemiskinan tingkat nasional yakni 11,66 %. Dengan sendirinya mengatasi masalah kemiskinan tidak hanya memberdayakan ekonomi keluarga namun tetap memperhatkan dimensi lain yang bersifat non ekonomi. Seperti aspek soft skills

antara lain menghilangkan rasa apatis dan rasa tak berdaya, menumbuhkan semangat kewirausahaan, komitmen, membangun tim kerja sebagai net working. Indonesia adalah negara yang kaya dengan segala sumber daya alam yang tersedia secara melimpah termasuk sumber daya laut. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki pantai yang cukup potensial sebagai sumber daya penghidupan bagi keluarga di sekitarnya. Pantai berada di sepanjang laut selatan mulai dari Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul dengan sumber daya laut yang sangat melimpah dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Daerah Bantul sendiri menyumbang hasil laut sebesar 14,99% dari hasil laut Daerah Istimewa Yogyakarta (Dinas kelautan, Bantul 2012). Angka tersebut walaupun kecil perlu dimanfaatkan dengan maksimal agar bernilai lebih. Nilai lebih ini bila dikelola dengan benar akan berdampak pada peningkatan hasil laut dan peningkatan kemampuan keluarga nelayan mengatasi hambatan-hambatan menuju keluarga yang berdaya. Harapannya sumber daya laut dapat memberi sumbangan pada pengembangan potensi keluarga Nelayan sebagai aset negara.

(6)

3

formal dipandang mampu menggerakan partisipasi aktif dari keluarga nelayan dengan penekanan pada kekuatan dan potensi lokal. Dengan angka kemiskinan Bantul 14,27%, maka program ketiga pemerintah kecamatan Kretek adalah mengatasi kemiskinan. Keluarga nelayan dapat dipandang sebagai keluarga miskin yang harus diberdayakan melalui program yang dicanangkan oleh pemerintah dengan pemanfaatan potensi lokal.

Keluarga Nelayan sebagai keluarga miskin, Kusnadi dalam Sudarso (tth:4), menjelaskan faktor penyebab kemiskinan, antara lain: (1) keterbatasan kualitas sumber daya manusia nelayan; (2) kesulitan melakukan diversifikasi usaha penangkapan; (5) ketergantungan yang tinggi terhadap okupasi melaut; dan (6) gaya hidup yang dipandang boros, sehingga kurang berorientasi ke masa depan.

Keadaan tersebut perlu penanganan yang holistik melalui pendidikan non formal untuk menjadikan sumber daya manusia sebagai aset atau modal bagi keluarga dan masyarakat. SDM adalah aset yang tidak bernilai, dapat dilipat gandakan, dikembangkan, bukan sebagai beban atau biaya. Dalam pandangan pendekatan pengembangan SDM: it assummes that expanded capabilities and opportunities for peaple will directly to improvements in operating effectiveness. That better people achive better result. Hal ini diilustrasikan:

Give a porson a fish and you feed that person for a day.

Teach a person to fish, and you feed that person for life

(Newstrom, 2007: 12-13)

(7)

4

sendiri dan secara berkelanjutan akan berusaha meningkatkan diri secara lebih baik (empowering), dan berubah sebagai agen pembaharuan komunitasnya.

Melihat begitu luasnya permasalahan kemiskinan yang dihadapi oleh keluarga nelayan maka menjadi tantangan bagi tiap keluarga untuk mengembangkan potensi lokal yang relevan dengan kebutuhan setiap karakter lokal pantai, bagaimana mengiplementasikan secara terpadu antara teknologi produktivitas perikanan dengan soft skills, maka diperlukan kajian rumusan dan implementasi pola pelatihan dan strateginya. Oleh karenanya langkah awal diperlukan identifikasi permasalahan penguatan ekonomi yang relevan untuk komunitas keluarga miskin di Kretek kemudian dikembangkan bagaimana model pelatihan yang integratif. Penelitian ini bermaksud menemukan pola pendidikan non formal integrasi untuk komunitas keluarga nelayan di Kretek yang terbukti efektif.

B.Permasalahan

Dari uraian latar belakang di atas permasalahan utama dari penelitian ini adalah angka kemiskinan Bantul 14,27%, maka program ketiga pemerintah kecamatan Kretek adalah mengatasi kemiskinan. Keluarga nelayan dapat dipandang sebagai keluarga miskin yang harus diberdayakan melalui program yang dicanangkan oleh pemerintah dengan pemanfaatan potensi lokal. Keluarga Nelayan sebagai keluarga miskin, Kusnadi dalam Sudarso (tth:4), menjelaskan faktor penyebab kemiskinan, antara lain: (1) keterbatasan kualitas sumber daya manusia nelayan; (2) kesulitan melakukan diversifikasi usaha penangkapan; (5) ketergantungan yang tinggi terhadap okupasi melaut; dan (6) gaya hidup yang dipandang boros, sehingga kurang berorientasi ke masa depan. Sedangkan kec.Kretek merupakan daerah pesisir yang sangat berpotensi dari SDA nya khususnya pada hasil perikanannya. Keadaan tersebut perlu penanganan yang holistik melalui pendidikan non formal untuk menjadikan sumber daya manusia sebagai aset atau modal bagi keluarga dan masyarakat.

C.Tujuan Khusus

(8)

5

1. Dihasilkannya rumusan permasalahan ekonomi dan non ekonomi yang menjadi kendala keluarga nelayan miskin di wilayah Kretek Bantul Yogyakarta.

2. Dihasilkannya kurikulum yang mampu mengintegasikan soft skill terutama jiwa wirausaha dan teknologi produksi dalam proses pembelajaran.

3. Dihasilkannya rumusan model pemberdayaan ekonomi terintegrasi dalam pendidikan non formal dalam meningkatkan keluarga nelayan miskin

4. Tersusunnya perangkat pelatihan dalam pembelajarannya.

5. Dihasilkannya model pemberdayaan ekonomi terintegrasi dalam pelatihan di keluarga nelayan miskin Kretek Bantul yang terbukti efektif.

6. Meningkatnya keaktifan dan partisipasi peserta pelatihan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pengambilan keputusan dalam dalam pelatihan

7. Meningkatnya kualitas keluarga nelayan miskin di kawasan pantai Kretek Bantul.

C.Urgensi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan secara praktis, khususnya bagi pendidikan masyarakat guna meningkatkan motivasi serta semangat masyarakat miskin sebagai peserta program pemberdayaan ekonomi terintegrasi keluarga miskin melalui wirausaha produk ikan. Produk yang dihasilkan dari wirausaha penduduk ini adalah produk olahan ikan yang awet dan layak jual, sehingga berpotensi menjadi oleh-oleh dari tempat wisata yang banyak terdapat di Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Selanjutnya mayarakat, khususnya masyarakat miskin menjadi lebih berdaya, lebih mandiri, dan dapat meningkatkan pendapatan menuju kesejahteraan keluarga.

D.Gambaran Produk yang dihasilkan.

(9)

6 Tabel 1. Gambaran Produk

Tahun pertama Tahun kedua

a. Dihasilkan rumusan pemberdayaan ekonomi masyarakat kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY

b. Dihasilkannya perangkat model

pemberdayaan ekonomi yang praktis dan efektif masyarakat kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY

c. Dihasilkan panduan pemberdayaan ekonomi masyarakat kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY

d. Dihasilkan perangkat pembelajaran wirausaha untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY

(10)

7 BAB II

KAJIAN TEORI A. Penyelenggaraan Pendidikan Nonformal

Dasar penyelenggaraan pendidikan non formal adalah pendidikan berbasis masyarakat (community-based education) yang merupakan tahapan pemberian peluang bagi setiap orang untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pembelajaran seumur hidup. Munculnya paradigma pendidikan berbasis masyarakat dipicu oleh arus modernisasi yang menghendaki terciptanya demokratisasi dalam segala dimensi kehidupan manusia, termasuk di bidang pendidikan. Sebagai implikasinya, pendidikan menjadi usaha kolaboratif yang melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya. Partisipasi pada konteks tersebut berupa kerja sama antara warga dengan pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan aktivitas pendidikaan.

Pendidikan berbasis masyarakat merupakan perwujudan demokratisasi pendidikan melalui perluasan pelayanan pendidikan untuk kepentingan masyarakat. Pendidikan berbasis masyarakat menjadi sebuah gerakan penyadaran masyarakat untuk terus belajar sepanjang hayat dalam mengisi tantangan kehidupan yang dinamis. Secara konseptual, pendidikan berbasis masyarakat adalah model penyelenggaraan pendidikan yang bertumpu pada prinsip “dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat”.

(11)

8

sekaligus tujuan, melihat pendidikan sebagai proses dan menganggap masyarakat sebagai fasilitator yang dapat menyebabkan perubahan menjadi lebih baik.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan pengertian tiga jalur pendidikan, yakni ; Pendidikan formal, pendidikan informal, Pendidikan non formal. Penjelasan tentang pendidikan nonformal menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003): (1) Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. (2) Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. (3) Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. (4) Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

Pendidikan non formal dalam birokrasi pendidikan nasional sekarang ini dikelompokkan ke dalam PNFI (pendidikan non formal informal) sebelumnya disebut dengan PLS (pendidikan luar sekolah) yang menampung mereka yang tidak berkesempatan mengikuti pendidikan di sekolah formal. Kegiatan pendidikan tersebut diselenggarakan oleh masyarakat dalam PKBM (pusat kegiatan belajar masyarakat).

(12)

9

pendidikan social (social education), pendidikan orang dewasa (adult education), dan pendidikan berkelanjutan (continuing education).

Dalam rangka mengarahkan diri sendiri, orang menggunakan pengalaman belajarnya, menetapkan sendiri kesiapan untuk belajar, dan mengorganisasikan kegiatan belajarnya (self directedlearning) (Knowles, 1985). Proses itu berkembang lamban dari anak-anak sampai praremaja dan selanjutnya berkembang cepat dalam masa remaja sampai dewasa. Selain pedagogi dan andragogi ada konsep pendidikan seumur hidup (life long education). Implikasi konsep tersebut ialah bahwa pendidikan tidak hanya merupakan proses yang terjadi disekolah, melainkan juga di dalam keluarga dan masyarakat, serta berlangsung sepanjang hidup manusia.

Berdasarkan konsep pendidikan yang diuraikan di atas, dapat ditarik pengertian bahwa proses pendidikan itu berlangsung seumur hidup (sepanjang hayat), tetapi konteksnya berbeda-beda. Pendidikan untuk orang yang belum dewasa (anak-anak, praremaja) menekankan pada pembimbingan untuk mencapai kedewasaan pada sekolah formal, sedangkan untuk orang dewasa (juga remaja) menekankan pada proses pembelajaran untuk mencapai tujuan di luar sistem sekolah formal, melainkan di dalam sistem belajar masyarakat.

Satuan Pendidikan Luar Sekolah yang sudah berkembang dan dikenal oleh masyarakat yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkap pendidikan formal dalam mendukung pendidikan sepanjang hayat. Adapun macamnya adalah sebagai berikut:

a. Kursus

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, dan Olahraga (Kepdirjen Diklusepora) Nomor: KEP-105/E/L/1990 kursus didefinisikan sebagai satuan pendidikan luar sekolah yang menyediakan berbagai jenis pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental bagi warga

belajar yang memerlukan bekal dalam mengembangkan diri, bekerja mencari

nafkah dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Kursus

dilaksanakan oleh dan untuk masyarakat dengan swadaya dan swadana

(13)

10 b. Lembaga Pelatihan

Lembaga pelatihan adalah lembaga atau organisasi yang mengembangkan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) baik lembaga pemerintahan ataupun swasta yang menyelenggarakan kegiatan pelatihan. Pelatihan sendiri merupakan suatu proses pembelajaran yang memungkinkan seseorang melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan standar. Pelatihan diperlukan kegiatan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Lebih lanjut Craig (Hanurani, 2003) menyatakan bahwa pelatihan adalah kegiatan yang disengaja untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh orang-orang atau lembaga dalam upaya membina dan meningkatkan produktivitas.

Pelatihan tidak dapat dilakukan begitu saja, tetapi pelaksanaan pelatihan harus melalui beberapa tahapan. Setiap pelaksanaan pelatihan tidak harus sama tahapannya, tetapi disesuaikan dengan jenis pelatihannya, kesiapan panitia, dana, dan sarana yang tersedia. Tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan dalam suatu pelatihan adalah: (1) mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, (2) merumuskan tujuan pelatihan, (3) merancang kurikulum pelatihan, (4) mengembangkan metode pelatihan, (5) menentukan pola evaluasi pelatihan, (6) melaksanakan program pelatihan dan (7) mengukur hasil pelatihan.

c. Kelompok Belajar

Satuan kelompok belajar (Kejar) diselenggarakan bagi sekumpulan peserta didik dengan saling membelajarkan untuk mengembangkan diri dan melanjutkan ke tingkat selanjutnya. Kelompok belajar meliputi Kejar Paket A setara SD, Kejar Paket B setara SMP, Kejar Paket C setara SMA, Keaksaraan Fungsional (KF), dan Kelompok Belajar Usaha (KBU). Kejar diselenggarakan oleh instansi pemerintah seperti Muslimat, Nasyatul Aisyiah, Pondok pesantren dan lembaga kemasyarakatan seperti PKK, LKMD.

d. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

(14)

11

PKBM adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat. Pada Panduan Pelatihan Kewirausahaan Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 5), dikatakan bahwa sebagai salah satu unit Utama Departemen Pendidikan Nasional, dalam menindak lanjuti bidang pembinaan kursus dan kelembagaan, mengembangkan program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) yang terintegrasi dengan program kecakapan hidup (PKH) selama ini dianggap mampu memberikan kontribusi yang positif terhadap upaya penanggulangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan akan terus menjadi prioritas.

B. Andragogi

Halim Maliki (2011:3) mengatakan bahwa andragogi adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik yang terdiri atas orang dewasa. Andragogi disebut juga sebagai teknologi pelibatan orang dewasa dalam pembelajaran. Proses pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila metode dan teknik pembelajaran melibatkan peserta didik. Keterlibatan diri (ego peserta didik) adalah kunci keberhasilan dalam pembelajaran orang dewasa. Untuk itu pendidik hendaknya mampu membantu peserta didik untuk: (a) mendefinisikan kebutuhan belajarnya, (b) merumuskan tujuan belajar, (c) ikut serta memikul tanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar, dan (d) berpartisipasi dalam mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar. Dengan demikian, setiap pendidik harus melibatkan peserta didik seoptimal mungkin dalam kegiatan pembelajaran.

C. Pemberdayaan Masyarakat Miskin

Suharto (2005:57) menjelaskan bahwa pemberdayaan (empowerment)

berasal dari kata „power ‟ (kekuasaan atau keberdayaan). Melalui

(15)

12

selanjutnya memiliki posisi tawar di lingkup masyarakat yang lebih luas. Pemberdayaan masyarakat juga dapat diartikan sebagai proses di mana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumber daya pembangunan didorong untuk meningkatkan kemandirian dalam mengembangkan perikehidupan mereka.

Menurut Wulandari (2011: 63), kelompok masyarakat yang perlu memperoleh prioritas pemberdayaan adalah:

a)Kelompok lemah secara struktural (primary structural disadvantaged groups) meliputi kaum miskin, penganggur, pekerja berupah rendah, jender dan ras/etnis atau penduduk pribumi yang minoritas;

b)Kelompok lemah khusus (other disadvantaged groups), seperti manula, anak dan remaja, penyandang cacat, gay, lesbian dan masyarakat terasing;

c)Kelompok lemah secara personal (the personally disadvantaged groups), yaitu mereka yang mengalami masalah pribadi dan/ atau keluarga.

Kelompok-kelompok di atas merupakan kelompok masyarakat yang dipandang lemah dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Lebih jauh dikatakan oleh Suharto (2006: 58) bahwa tujuan pemberdayaan mengacu pada kemampuan kelompok masyarakat khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam menjalani kehidupan. Beberapa tujuan tersebut adalah

a. Masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memilki kebebasan (freedom) dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, dan bebas dari kesakitan;

b. Masyarakat dapat menjangkau sumber-sumber yang bersifat produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang dan jasa yang mereka perlukan.

c. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan yang mempengaruhi mereka.

Untuk dapat memahami konsep pemberdayaan masyarakat kita pelu memahami coraknya. Beberapa corak pemberdayaan adalah (Taruna, 2001) (1)

(16)

13

Empowerment, memberdayakan baik perseorangan maupun kelompok; (3) Partisipatoris, dan (4) Adil. Sedang filosofi pemberdayaan masyarakat mencakup (1) menolong diri sendiri (mandiri), (2) senantiasa mencari dan menemukan solusi bersama, (3) ada pendampingan (secara teknis maupun praktis), (4) demokratis, dan (5) menyuburkan munculnya kepemimpinan lokal.

Slamet Margono menjelaskan bahwa indikator keberhasilan pemberdayaan masyarakat yang dipakai untuk mengukur pelaksanaan program-program pemberdayaan masyarakat mencakup :

a. Jumlah warga yang secara nyata tertarik untuk hadir dalam tiap kegiatan yang dilaksanakan.

b. Frekuensi kehadiran warga pada pelaksanaan tiap jenis kegiatan.

c. Tingkat kemudahan penyelenggaraan program untuk memperoleh pertimbangan atau persetujuan warga atas ide baru yang dikemukakan. d. Jumlah dan jenis ide yang dikemukakan oleh masyarakat yang ditujukan

untuk pelanaran pelaksanaan program pengendalian.

e. Jumlah dana yang dapat digali dari masyarakat untuk menunjang pelaksanaan program kegiatan.

f. Intensitas kegiatan petugas dalam pengendalian masalah. g. Meningkat kapasitas skala partisipasi masyarakat.

h. Meningkatnya kepedulian dan respon terhadap perlunya peningkatan kehidupan.

i. Meningkatnya kemandirian.

http://www.google.co.id/#q=empowerment diakses 12 Desember

2012.

D.Kewirausahaan.

(17)

14

karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko tinggi, karena mereka ingin berhasil. Mereka menyukai tantangan yang dapat dicapai.

Kewirausahaan menurut Kristanto (2009) yaitu seni, perilaku, sifat, ciri, watak seseorang, yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif (creative a new and different). Jadi, terdapat tiga indikator kewirausahaan, yaitu berpikir sesuatu yang baru (creatif), bertindak melakukan sesuatu yang baru (inovatif), dan berkeinginan menciptakan nilai tambah (value added). Oleh karena itu, seseorang disebut “wirausahawan” harus memiliki kemampuan untuk selalu berpikir sesuatu yang baru, melakukan sesuatu yang baru dan berkeinginan menciptakan nilai tambah.

Kewirausaha menyangkut tiga dimensi penting, yakni inovasi, pengambilan risiko dan proaktif. Keinovatifan mengacu pada pengembangan produk, jasa atau proses yang unik. Keinovatifan meliputi upaya sadar untuk menciptakan tujuan tertentu, memfokuskan perubahan pada potensi sosial ekonomi perusahaan yang berdasarkan pada kreativitas dan intuisi individu (Quen 1986 dalam Meredith 1992).

Dari pengertian kewirausahaan di atas dapat disimpulkan bahwa jiwa dan perilaku kewirausahaan tidak hanya dijumpai dalam konteks bisnis, tetapi juga dalam bidang kehidupan dan profesi seperti: pendidikan, kesehatan, penelitian, hukum, arsitektur, teknik, dan pekerjaan sosial. Hal yang demikian dapat dicapai melalui proses pendidikan kewirausahaan.

Ciputra (2008: 60) memandang pendidikan kewirausahaan dari sisi ekonomi, bahwa pembelajaran kewirausahaan akan memberikan tiga manfaat berarti, yakni: (1) akan menghasilkan manusia-manusia masa depan yang sanggup tidak miskin; (2) para intrepreneur yang tumbuh adalah sumber-sumber pendapatan negara yang dapat diandalkan; dan (3) para entrepreneur

akan ikut membukakan lapangan pekerjaan baru, ikut membangun kota-kota baru, mengembangkan pertanian, menggairahkan produk-produk kebutuhan masyarakat dan menyediakan layanan publik yang berkualitas.

(18)

15

sendiri serta orang lain yang dapat ditampungnya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa pendidikan kewirausahaan merupakan jurus yang hebat untuk mengatasi salah satu permasalahan di masyarakat yakni mengurangi jumlah kemiskinan dan pengangguran. Selain itu, kewirausahaan mendidik masyarakat menuju kesejahteraan, kemandirian, yang selanjutnya meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa.

Sikap mental tersebut menurut beberapa sumber dapat diklasifikasi sebagai berikut: (1) kemauan keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidupnya, (2) memiliki keyakinan yang kuat atas kekuatan yang ada pada dirinya, (3) Tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan hidup, (4) memiliki keinginan untuk lebih maju mencapai prestasi yang lebih baik dari yang telah dicapai, (5) ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras, dan (6) pemikiran yang konstruktif dan kreatif.

Wirausaha selalu memiliki komitmen atau bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan pekerjaanya. Tindakan yang dilakukan (1) bukan spekulasi, melainkan berdasarkan perhitungan yang matang, (2) selalu memanfaatkan peluang yang ada semaksimal mungkin, (3) melakukan pengamatan secara nyata untuk memperoleh kejelasan, (3) menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan, (4) menunjukkan kepercayaan diri yang besar walaupun berada dalam situasi berat, (5) melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan tujuan akhir, dan (6) mengelola berdasarkan perencanaan masa depan E. Model atau Penelitian yang telah dilakukan

Pengembangan model pemberdayaan ekonomi terintegrasi pada kewirausaha masyarakat miskin ini dibuat berdasarkan beberapa hasil penelitian pengembangan model yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian pertama tahun 2010 oleh yuriani, tentang evaluasi program kewirausahaan kota dan desa (KWD dan KWK) dalam mengentaskan pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hasil penelitian yang di dapatkan adalah berdasarkan kondisi konteks, input proses dan output, maka pelaksanaan KWD/KWK secara umum sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh standar yang ditentukan secara umum program dianggap baik.

(19)

16

mengentaskan pengangguran yang menghasilkan model empirik pembelajaran kursus kewirausahaan dan panduan pembelajaran. Model empirik yang dihasilkan sebagai berikut :

Need Analisis

- Berpikir Kreatif - Mempunyai gagasan usaha

- Berorientasi pada tindakan

- Pengetahuan tentang pemasaran

Gambar 4 : Model empirik pembelajaran kewirausahaan kerjasama dengan DU/DI

Dilihat dari hasil penerapan pada pelatihan di masyarakat model empirik dan panduan yang dihasilkan digunakan secara efisien, praktis dan dapat diaplikansikan dengan mudah oleh masyarakat, ini terlihat dari partisipasi dan hasil masyarakat pada pembelajaran.

F. Roadmap Penelitian

(20)

17

(21)

18 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pentahapan Penelitian

Penelitian ini menggunakan prosedur Research and Development (R&D) (Borg,R.W & Goll, 2003) dengan target terumuskannya model pemberdayaan masyarakat miskin terintegrasi wirausaha produk ikan. Penelitian ini diawali dengan mengkaji berbagai literatur, peraturan, pedoman penyelenggaraan pembelajaran dan survey. Kunjungan ke lokasi, Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul dan PKBM. Diskusi dengan pelaksanan program, tutor, praktisi maupun masyarakat dilakukan untuk mengamati pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat miskin yang dilakukan selama ini. Hasil dari dua kegiatan pada tahap pertama merupakan bahan kajian untuk membuat perencanaan kegiatan. Berbagai masukan tersebut diseminarkan dengan melibatkan para pakar dan praktisi untuk mendapatkan tanggapan tentang model yang akan dikembangakan. Tahapan selanjutnya adalah mengadakan work shop dan Focus Group Discussion (FGD)

(22)

19

Rancangan program yang direncanakan dalam penelitian ini adalah memberdayakan masyarakat miskin melalui pendidikan kewirausahaan produk ikan. Peserta pelatihan selain diajarkan teori kewirausahaan yang mencakup; sikap personal dan sosial wirausaha, manajerial usaha kecil, kemampuan berfikir logis, keterampilan berwirausaha dan keterampilan produksi olahan makanan berbasis ikan. Selanjutnya berdampak pada peningkatan penghasilan warga. Setelah pelatihan, peserta dibimbing untuk menjalankan usaha produktif yang dikehendakinya serta dilakukan pendampingan sosial yang mencakup; 1) melalui stimulasi permodalan, 2) membentuk kelompok sebagai mekanisme kelembagaan untuk mengorganisir dan melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat di desa atau kelurahannya. 3) kelompok dimotivasi untuk terlibat dalam kegiatan peningkatan pendapatan, serta 4) pengembangan jaringan kerjasama.

Perumusan model pemberdayaan

masyarakat miskin terintegrasi

wirausaha produk ikan STUDI PENDAHULUAN

Studi Pemberdayaan

masyarakat miskin

yang sudah dilakukan

Studi

Pendahuluan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBERDAYAAN

Penyusunan model pemberdayaan

masyarakat miskin terintegrasi

wirausaha produk ikan Ujicoba Terbatas

Evaluasi dan Revisi

Model

Perangkat model

Evaluasi dan

Penyempurnaan

Model

Model Hipotesis

VALIDASI

Validasi

Isi

(23)

20 B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Bantul. Tempat yang dipilih berdasarkan karakteristik penelitian adalah daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi. Daerah tersebut adalah Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari kajian-kajian literatur, kajian peraturan, dan informasi dari lapangan (pelaksanaan program). Selanjutnya untuk mematangkan konsep model pemberdayaan masyarakat miskin melalui wirausaha produk ikan dilakukan Focus Group Discussion (FGD). Dalam kegiatan ini peneliti mendatangkan pakar dan mitra sebagai nara sumber yang dapat memberi tanggapan tentang model pemberdayaan masyarakat miskin melalui wirausaha produk ikan.

Dalam upaya menghasilkan rancangan model pemberdayaan masyarakat miskin melalui wirausaha produk ikan.dan parangkatnya, dilakukan seminar dan

(24)

21

Tabel 2. Sumber Data dan Informasi yang Diharapkan

No Kegiatan Sumber Data Informasi yang Diharapkan

1. Analisis

masyarakat miskin terintegrasi wirausaha produk ikan.

3. Workshop Dinas Pendidikan provinsi, Kabupaten, tutor, SKB, PKBM, praktisi, ahli

Menghasilkan model pemberdayaan masyarakat miskin terintegrasi wirausaha produk ikan.

4. Validasi Ahli pendidikan non formal dan sosial

Penyempurnaan rancangan model pemberdayaan

masyarakat miskin terinegrasi wirausaha produk ikan.

5. Revisi Tim Peneliti dan ahli Merumuskan model pemberdayaan masyarakat miskin terintegrasi wirausaha produk ikan yang siap diujicoba 7. Implementasi (Uji

kelayakan dan efektifitas)

Tim peneliti, Tutor, SKB, PKBM, praktisi

1.Tanggapan terhadap model pemberdayaan masyarakat miskin terintegrasi wirausaha produk ikan.

2.Pengujian hasil implementasi model pemberdayaan

masyarakat miskin terintegrasi wirausaha produk ikan.

8. Validasi dan Perumusan Model Akhir

Pakar Penyempurnaan model model

(25)

22 D. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini dibagi menjadi dua bagian. Data kualitatif dikumpulkan dengan menggunakan dokumentasi, observasi, wawancara mendalam pada berbagai responden. Untuk mengumpulkan data kuantitatif digunakan lembar isian, observasi dan wawancara. Lembar observasi juga digunakan untuk mengamati penerapan model. Wawancara digunakan untuk menggali informasi tentang kemanfaatan, kesulitan, efektifitas dan upaya mengatasi hambatan untuk perbaikan model. Untuk melengkapi data kualitatif pada saat seminar atau workshop dilakukan brainstorming dengan pakar.

E. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini data dianalisis dengan cara kuantitatif. Sedangkan data hasil penelitian kualitatif secara terus menerus dikumpulkan dan diklasifikasi berdasarkan tujuannya. Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif naturalistik dan deskriptif analitik.

F. Indikator Keberhasilan

(26)

23

Daftar Pustaka

Borg, R. W, & Goll, D.M. (2003). Education research : an introduction seventh edition. New york : Logman inc.

Ciputra. (2008). Ciputra quantum lead: Entrepreneurship mengubah masa depan bangsa dan masa depan anda. Jakarta: PT Alex Media Kompeteindo.

Depdiknas. (2003). Undang-Undang RI No 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2010). Rencana strategis kementrian Pendidikan Nasional 2010 -2014. Jakarta: Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Sekretariat Jendral Kementrian Pendidikan Nasional.

Drucker, F. Peter. (1998). Innovation and entrepreneurship: practice and principles (Diterjemahkan oleh Rusdi Naib). Jakarta: Gelora Akasara Pratama.

Halim Maliki. (2011). Teori Belajar Andragogi dan Penerapannya.

http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/23/teori-belajar-andragogi-dan-penerapannya diunduh 15 Agustus 2011.

Histrich, R. D., & Peters, M. P. (1998). Entrepreneurship: starting, development, and managing a new entreprise, 5th ed. USA: Richard D. Irwin, Inc. Knowles, Malcolm. (1979). The adult learning (Third Edition), London: Gulf

Publishing Company.

Meredith, G. G. (2005). The practice of entreprenership. Geneva: International Labor Organization.

Petunjuk Teknis., (2012). Pendidikan kewirausahaan masyarakat. Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional.

Petunjuk Teknis., (2013). Pendidikan kewirausahaan masyarakat. Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional.

Suryana. (2009). Kewirausahaan. Pedoman praktis: kiat dan proses menuju sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Sunyoto, D., & Wahyuningsih, A. (2009). Panduan kewirausahaan : teori, evaluasi & wirausaha mandiri. Bogor: Jelajah Nusa.

Subejo dan Supriyanto. (2004). Harmonisasi pemberdayaan masyarakat pedesaan dengan pembangunan berkelanjutan. Ekstensia, Deptan RI Vol 19/ Th XI/ 2004.

Slamet Margono Pemberdayaan Masyarakat.

http://www.google.co.id/#q=empowerment diakses 12 Desember 2012.

Taruna, JC Tukiman. (2001). “Pendidikan nonformal dalam perspektif pemberdayaan masyarakat.” Makalah, disampaikan pada pertemuan tahunan IV SPPM, Solo, 25 – 28 September 2001. www.balaidesa.or.id\ tukiman.htm diakses 12-10-2011

Wulandari (2011). Pendidikan kewirausahaan masyarakat. Jurnal Pendidikan Non Formal. Edisi 8, p.67.

(27)

24

1 Lampiran. Justifikasi Anggaran penelitian (untuk tahun Berjalan). Pertimbangan alokasi biaya

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 tahun :

Tahun Pertama :

Luarannya adalah ditemukannya model pemberdayaan masyarakat miskin terintegrasi wirausaha produk ikan. Adapun kegiatannya adalah; Studi pendahuluan yang mencakup study literatur, survey ke lokasi, wawancara dengan beberapa sumber, diskusi, menyusun model pembelajaran, melakukan FGD, validasi model, implementasi model pada sasaran terbatas dan revisi model. Jumlaah masyarakat sasaran sebanyak 25 peserta pelatihan. Berdasarkan hal tersebut dapat dihasilkan model pemberdayaan masyarakat miskin yang praktis dan efektif untuk diterapkan. Untuk itu diperlukan dana yang cukup untuk mencapai luaran tersebut.

Anggaran pada tahun pertama diperlukan untuk penyusunan model pemberdayaan yang terdiri : study literatur, survey ke lokasi, wawancara dan diskusi dengan nara sumber, menyusun model pembelajaran, melakukan FGD, validasi model, workshop, implementasi model pada sasaran terbatas dan revisi model.

Pengadaan bahan praktik pengolahan produk ikan. Stimulan modal usaha kelompok

Pegadaan peralatan praktek

Dana diperlukan untuk honorarium peneliti, perjalanan, publikasi internasional, sewa laboratorium berikut peralatannya dan penelusuran bahan pustaka.

Tahun kedua :

Luarannya adalah model pemberdayaan masyarakat miskin terintegrasi wirausaha produk ikan yang praktis dan efektif diterapkan pada berbagai jenis potensi pangan lokal. Oleh karena itu diperlukan dana untuk mencapai luaran tahun kedua tersebut.

(28)

25

Dana diperlukan untuk honorarium peneliti, tutor, pembelian bahan praktik, biaya perjalanan, publikasi internasional, sewa laboratorium berikut peralatannya dan penelusuran bahan pustaka.

(29)

26

PEMBIAYAAN POS-POS PENELITIAN TAHAP I TAHUN PERTAMA

No. Jenis Pengeluaran Tahun I

A.

Kegiatan/Sub Kegiatan Volume Biaya Jumlah

Honorarium dan Upah (maks 30%)

(30)

27

c) Materai 5 lembar Rp 8.000 Rp 50.000 d) Foto copy rancangan

proposal 4 bandel Rp 15.000 Rp 60.000 10. Penulisan draft seminar instrumen

1 laporan Rp 1.500.000 Rp 1.500.000

Pengolahan data, Laporan, Publikasi Seminar, Pendaftaran HKI dan

(31)

28 PEMBIAYAAN POS-POS PENELITIAN TAHAP II TAHUN KEDUA

No. Jenis Pengeluaran Tahun II

A.

Kegiatan/Sub Kegiatan Volume Biaya Jumlah

Honorarium dan Upah (maks 30%)

1. Ketua Peneliti 5 x15

Bahan Perangkat/ Penunjang (30-40%)

1. Dokumentasi Paket Rp 500.000 Rp 500.000 2. angket survey kondisi awal 50 lbr Rp 5.000 Rp 250.000 3. pembuatan instrument penerapan

model 3 paket Rp 755.000 Rp 2.265.000

4. penerapan model secara luas 5 TM Rp 2.000.000 Rp10.000.000 5. konsumsi peserta dan pemateri

(32)

29 d) Foto copy proposal tahun

ke 2 6 bandel Rp 15.000 Rp 90.000

(33)

30 A.Rekapitulasi Anggaran Penelitian

o Jenis Pengeluaran

Biaya Yang Diusulkan Tahun 2. Baham perangkat/penunjang

(30-40%)

26.980 .000

29.550 .000

3. Perjalanan (15-25%) 18.450

.000

16.250 .000 4.

Lain-lain/ Administrasi , Publikasi, lokakarya, seminar, laporan dan lain-lain (mak 25%)

10.770

Lampiran 3. Data Diri Ketua Dan Anggota Peneliti

No. Nama /NIDN Institusi asal

Bidang Ilmu

Alokasi waktu

(jam/minggu) Uraian tugas

1.

Bertanggung jawab dan mengoordinir pelaksanaan kegiatan

Menganalisis model

(34)

31

Biodata Anggota Ketua Peneliti.

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Yuriani MPd

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Jabatan Fungsional Lektor kepala

4. NIP/NIK/Identitas lainnya 19540206 1 9820032001

5. NIDN 0006023405

6. Tempat dan Tanggal Lahir Purworejo, 06 Februari 1954

7. E-mail absyar_88@yahoo.com

8. Nomor Telepon/HP 08156801785

9. Alamat Kantor Karangmalang, Yogyakarta

10 Nomor Telepon/Faks (0274)565583,568168 Psw 278. Fax (0274)586734

Fax (0274)586734 11 Lulusan yang Telah Dihasilkan 1 = 50 orang;

S-2 = … orang; S-3 = … orang

12 . Mata kuliah yang diampu

1. Menejemen usaha boga

2. Pemberdayaan kesejahteraan masyarakat

3. Pengolahan makanan kontinental

4. Gastronomi

5. Menejemen dapur

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi

UNY UNY

Bidang ilmu PKK PTK

Tahun masuk-lulus 1974 - 1980 1996 – 1999 Judul

skipsi/Tesis/Disertasi

Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu

(35)

32 Dengan Pendidikan Anaknya Dalam Keluarga Bagi Anak Berusia Bawah 5 Tahun Di Taman Kanak-Kanak Teladan YHT Yogyakarta

Dengan Perilaku Konsumsi Makanan Tradisional Pada Siswa SMU Di DIY

Nama pembimbing Prof.Dr. Sutari Imam Barnadib

Prof.Dr.Nurfina Aznam, SU, Apt

C.Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp) 1. 2008 Evaluasi Pelaksanaan

KKN-PPL Terpadu bagi Mahasiswa Fakultas Teknik UNY

DIPA BLU 5

2. 2010 Evaluasi Program

Kewirausahaan Desa dan Kewirausahaan Kota (KWD dan KWK) dalam

Mengentaskan Pengangguran di Daerah Istimewa

Yogyakarta

DIKTI 100

3. 2011 Pengembangan Model Pembelajaran Kursus

Kewirausahaan Melalui Kerja sama Dunia Usaha dan Dunia Industri dalam Mengatasi Pengangguran

(36)

33 4. 2012 Evaluasi Pembelajaran

Komperehensif Mata Kuliah Manajemen Usaha Boga Di Program Studi Pendidikan Teknik Boga PTBB FT UNY

DIPA BLU 5

D.Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp) 1. 2008 Implementasi Kecakapan

Hidup (Life Skill) bagi Remaja Putus Sekolah di daerah Pasca Gempa dalam Bidang Home Industri dengan Pemanfaatan Potensi Lokal Berbasis Kewirausahaan

PNFI

50

2. 2008 Peningkatan Kompetensi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Melalui Penerapan Pembelajaran Keterampilan Wirausaha Bidang Boga Sebagai Bekal Kecakapan Hidup (Life Skill)

PPM UNY 6

3. 2009 Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Jahe Sebagai Pengayaan Keterampilan Guru SMK Dalam Upaya Pengembangan

Kewirausahaan Sekolah

(37)

34 4. 2010

Pengembangan Program Wirausaha Makanan Bagi Kelompok Penduduk Usia Produktif di Kecamatan Godean dan Sekitarnya Kabupaten Sleman DIY

Dinas Pendidikan Propinsi DIY

50

5. 2010 Peningkatan keterampilan mengolah hidangan penutup melalui rekayasa proses dan diversifikasi produk menuju pasar wisata.

LPM UNY 6

6. 2010 Pelatihan Pembuatan aneka snack

PNFI 45

7. 2010 Makanan Tradisional Berselera Modern Untuk Bekal Wirausaha Bagi Penduduk Usia Produktif Desa Taman Martani kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman DIY

PNFI 50

8. 2010 Pemberdayaan Perempuan Berbasis Potensi Lokal di Desa Butuh Bantul DIY

PNFI 50

9. 2012 Optimalisasi peran wanita produktif melalui

keterampilan bidang boga untuk membangkitkan ekonomi pasca merapi

LPPM Yogyakarta

(38)

35

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam jurnal 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah

Nama Jurnal Vol/Nomor/Tahun

1. 2008 Kesiapan Kerja Sebagai Tenaga Kependidikan Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga Universitas Negeri Yogyakarta

Teknodika Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta 2. 2009 Pendidikan Kecakapan Hidup Bagi

remaja Putus Sekolah dengan pemanfaatan Potensi Lokal berbasis Kewirausahaan

Jurusan PKK Fakultas Teknik Universitas

Negeri Surabaya

3. 2009 Pemberdayaan wanita Petani Ikan Berbasis Kewirausahaan Untuk Meningkatkan Pendapatan

Teknodika Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta 4. 2010 Evaluasi Program Kewirausahaan

Desa dan Kewirausahaan Kota (KWD dan KWK) dalam Mengentaskan Pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta

LPPM UNY

5. 2012 Pemakalah. Fish gordon blue sebagai alternatif makanan kesehatan.

(39)

36

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1. Seminar Nasional Evaluasi Pembelajaran

Komperehensif Mata Kuliah Manajemen Usaha Boga Di Program Studi Pendidikan Teknik Boga PTBB FT UNY

2012 KPLT UNY

2. Seminar Nasional Evaluasi Program Kewirausahaan Desa dan Kewirausahaan Kota (KWD dan KWK) dalam Mengentaskan Pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta

2012. LPPM UNY

G. Karya buku dalam 5 tahun terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah halaman Penerbit

H. Perolehan HKI dalam 5-10 tahun terakhir

(40)

37

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial dalam 5 tahun terakhir

No Judul/Tema/Jenis

Rekayasa sosial lain yang telah diterapkan

Tahun Tempat Penerapan

Respon Masyarakat

1. Anggota Tim PPL KKN 2009 s/d sekarang

2009- skrng

Mahasiswa pendidikan teknik boga UNY

Baik

2. Nara sumber Tutor SKB 2011 SKB Sleman Baik

J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No Jenis penghargaan Institusi pemberi penghargaan

Tahun

1. Satpa Lancana Karya satpa 20 Tahun

Kepres RI No. 014 2003

2. Satpa Lancana Karya satpa XX

Kepres RI No. 74 2011

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Proposal penelitian hibah bersaing tahun 2013 dengan Judul Model Pemberdayaan Ekonomi Terintegrasi Keluarga Miskin Melalui Wirausaha Produk Ikan di Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul Yogyakarta

Yogyakarta, 22 Maret 2013 Ketua TIM Pengusul

Yuriani MPd

(41)

38

BIO DATA ANGGOTA PENELITI 1. Nama Lengkap (dengan gelar) : Dr. Siti Hamidah. M.Pd 2. Jenis kelamin : Wanita

3. Jabatan Fungsional : Lektor kepala

4. NIP : 19532008 197903 2 001

5. NIDN : 0020085302

6. Tempat dan Tanggal Lahir : Yogyakarta, 30 Agustus 1953

7. Alamat Rumah : Jl. Kemasan 66 Kotagede Yogyakarta 8. E-mail : hamidah_siti66@yahoo.com

9. Nomor Telepon/HP : (0274) 4437435

10. Alamat Kantor : Karangmalang Depok Sleman

11. Nomor Telepon/Fax :(0275) 586168 /( 0274)584727 atau 586734 12. Lulusan yang telah dihasilkan : 50 mahasiswa

13. Mata Kuliah Yang diampu : 1. Patiseri

: 2. Manajemen Pendidikan

: 3. Pendidikan Teknologi Kejuruan

1. RIWAYAT PENDIDIKAN

Program S1 S2 S3

Nama PT IKIP

Yogyakarta

UNY UNY

Bidang Ilmu Pendidikan Kesejahteraan 2. PENGALAMAN PENELITIAN DALAM LIMA TAHUN TERAKHIR

No. Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

2 2008 Identifikai Kebutuhan kompetensi guru

profesional bidang Boga dan

(42)

39 Busana masa depan

3 2011 Implementasi pembelajaran

soft skills tangung Jawab dan disiplin pada mata kuliah patiseri

DIPA- UNY 10

4 2011 Pengembangan model pembelajaran soft skills

terintegrasi siswa SMK Jasa Boga

Hibah Doktor 37.500

5 2012 Profil Soft Skills mahasiswa PTB UNY

DIPA - UNY 5 6 2012 Pengembangan media

Pembelajaran Multi Media Patiseri

DIPA- UNY 15

7 2012 Pembelajaran Soft skills

terintegrasi untuk peningkatan karakter profesional pekerja boga

Puslit UNY 15

18 2012 Model Sekolah Efektif Berbasis Pendidikan

Karakter Di SMK Negeri 1 Bantul

LPPM-UNY 25

3. PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DALAM LIMA TAHUN TERAKHIR

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendanaan Sumber Jumlah

(juta Rp) 1. 2006 Pelatihan meningkatkan mutu

tahu

Sibermas 15 2. 2006 Pelatihan metode pembelajaran

ktreatif produktif dengan

pemanfaatan bahan pangan lokal

DIKS 8

3. 2007 Pelatihan difersifikasi produk tahu di dusun sentolo

DIKS 8

4. 2007 Pelatihan peningkatan mutu tahu DIKTI 10 5. 2012 Peningkatan produksi dan

diversifikasi produk tahu

UNY 10

6 2012 Peningkatan keterampilan pengolahan ikan pada anak Difabel di Nurul Haq

UNY 10

4. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Vol./Nomor 1. 2011 Peningkatan Soft Skills

(43)

40 Pembelajaran Praktik Patiseri

2. 2012 Model Pembelajaran Soft Skills Terintegrasi Pada Siswa Smk Program Studi Keahlian Tata Boga

Jurnal

5. PENYAMPAIAN MAKALAH SECARA ORAL PADA

PERTEMUAN/SEMINAR DALAM 5 TAHUN TERAKHIR No. Nama Pertemuan

Ilmiah/ Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan tempat 1 Makalah nasional Pembelajaran soft skill dengan

metode simulasi (Proseding

2 Makalah Nasional Upaya pengembangan potensi mahasiswa boga dengan

pembelajaran berbasis kreatifitas

Februari 2010 Jur PTBB FT UNY

3 Makalah Nasional Pendidikan Karakter melalui pembelajaran berbasis produk dan jasa yang accountable bagi siswa SMK Boga

Desember 2010 Jur PTBB FT UNY 4 Makalah Nasional Dasar-dasar pembelajaran soft

skills terintegrasi.

Desember 2011 Jur PTBB FT UNY 5 Makalah Nasional Profesionalitas guru dan

pembelajaran soft skills

Desember 2011 Jur PTBB FT UNY 6 Makalah Nasional Pembelajaran soft skills

terintegrasi dan pembentukan

Implementation of an Integrated Soft Skills Learning Model for Vocational High School Students of Study Program of Competency Skills for Catering Services.

May 2012

Class-Base Integrated soft skills learning model (CISL) for vocational high school students

(44)
(45)

42

Biodata Anggota TIM Peneliti.

B. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Marwanti MPd

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Jabatan Fungsional Lektor kepala 4. NIP/NIK/Identitas lainnya 1957031319832001

5. NIDN 0013035707

6. Tempat dan Tanggal Lahir Sleman, 13 Maret 1957

7. E-mail Marwanti_ptbb@yahoo.com

8. Nomor Telepon/HP 08122765767

9. Alamat Kantor Karangmalang, Yogyakarta

10 Nomor Telepon/Faks (0274)565583,568168 Psw 278. Fax (0274)586734

11 Lulusan yang Telah Dihasilkan 1 = 44 orang;

S-2 = … orang; S-3 = … orang

12

.

Mata kuliah yang diampu

6. Pengembangan kurikulum 7. Pengolahan masakan Indonesia 8. Kudapan

9. Perencanaan menu resep 10. Seni penyajian makanan

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi

IKIP Yogyakarta IKIP Jakarta IKIP Yogyakarta

(46)

43

formal untuk pemberdayaan

perempuan Nama pembimbing Prof. Sutari

Imam Barnadib

Prof. Sutari Imam Barnadib Prof. Zamroni

Prof. Aliah Alganis

E.Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp) 1. 2008 Relevansi Pelaksanaan

Pembelajaran Produktif

2. 2008 Identifikasi Kebutuhan Guru Profesional Bidang Boga Dan Busana Untuk Masa Depan

Program A-3. Jurusan PTBB FT UNY

30

3. 2009 Relevansi Spektrum Pasar Kerja Dengan Program Studi yang ada di SMK se

Kabupaten Bantul.

Lembaga Penelitian UNY

10

4. 2009 PemberdayaanMasyarakat Miskin Melalui Program Life Skills Berbasis Potensi Daerah Terintegrasi Dengan Pemberantasan Buta Aksara

Lembaga Penelitian UNY

(47)

44 Berwawasan Gender di Kabupaten Bantul

5. 2009 Kesiapan Pemerintah DIY Terhadap Kebijakan Perluasan SMK

DIKTI 50

6.

2010

Implementasi Model Pendidikan Keaksaraan Terintegrasi dengan Life Skills Berbasis Poteni

Pangan Lokal Sebagai Usaha Pemberantasan Buta aksara dan Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Gunung Kidul DIY,

DIKTI

100

7. 2011 Pengembangan Model Pembelajaran Kursus Kewirausahaan melalui Kerjasama Dunia Usaha Dunia Industri dalam Mengatasi Pengangguran

DIKTI 100

F. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp) 1. 2008 Peningkatan Pengetahuan dan

Keterampilan Diversifikasi Pengolahan Singkong pada Masyarakat sekitar Pasar Telo Karangkajen Yogyakarta

(48)

45 2. 2008 Peningkatan Kompetensi

Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Melalui Penerapan Pembelajaran Keterampilan Wirausaha Bidang Boga Sebagai Bekal Kecakapan Hidup (Life Skills)

LPM UNY 6

3. 2008 Kuliah Kewirausahaan (Program Pengembangan Budaya Kewiraushaan UNY)

DIKTI 30

4. 2009 Sebagai Nara Sumber Workshop Pembuatan Administrasi Guru SMK Muhammadiyah I Moyudan Sleman Yogyakarta

Mandiri

5. 2009 Pengembangan Mutu Produk Makanan Kudapan Melalui Diversifikasi Pengolahan Untuk Meningkatkan Pendapatan Produsen

LPM UNY 10

6. 2010

Pengembangan Program Wirausaha Makanan Bagi Kelompok Penduduk Usia Produktif di Kecamatan Godean dan Sekitarnya Kabupaten Sleman DIY

Dinas Pendidikan Propinsi DIY

4

7. 2010 Peningkatan keterampilan mengolah hidangan penutup melalui rekayasa proses dan diversifikasi produk menuju pasar wisata.

LPM UNY 6

(49)

46 Melalui Program Life Skills Berbasis Potensi Daerah untuk Meningkatkan Produktivitas Keluarga

Wonosari Gunung Kidul,

Yogyakarta

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam jurnal 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Vol/Nomor/Tahun 1. Studi Tentang Soft Skill Dan

Kesiapan Kerja Sebagai Tenaga Kerja Profesioanl Bidang Boga Mahasiswa Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Jurnal Pendidikan Teknologi

Kejuruan

Volume 3, Nomor 2, Agustus 2010

2. Peningkatan Nilai Ekonomi Singkong dan Ubi Jalar Melalui Diversifikasi Pengolahan pada Pedagang Umbi-umbian di Pasar Telo, Karangkajen Yogyakarta.

INOTEK Volume 12, Nomor 1, Februari 2008

3. Peningkatan Kompetensi Siswa SMK Melalui Penerapan Pembelajaran Keterampilan Wirausaha Bidang Boga Sebagai Bekal Kecakapan Hidup (Life Skill)

INOTEK Volume 13, Nomor 2, Agustus 2009

I. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun terakhir

(50)

47

Mindset Revolution Dalam Mengubah Pola Pikir Peserta Didik

Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang

2. Seminar Character Building for Vocational Education

Pendidikan Karakter di balik Bencana Merapi

2010. Jurusan PTBB FT UNY

3. International conference on vocational education and training (ICVET 2012)

The Empowerment of Vocational High Schools (SMK) Based Total Quality Concept

2012. Yogyakarta State Univercity

4. Seminar Nasional Peningkatan kompetensi guru menghadapi UKG

Pemetaan kompetensi melalui uji kompetensi guru tahun 2012

2012. Jurusan PTBB FT UNY

5. Seminar Nasional Kepemimpinan wanita

Kepemimpinan wanita dalam kependidikan

2012. Pusat studi wanita UNY

J. Karya buku dalam 5 tahun terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah halaman Penerbit 1. Teknologi Pengolahan

(51)
(52)
(53)

50

No KriteriaPenilaian Bobot(%) Skor Nilai

1 Perumusanmasalah,tujuan,danpetajalanPenelitian 15

2

3 Tinjauanpustaka(Studipustaka/kemajuanyangtelah

dicapaidanstudipendahuluan) 15

4 Metodepenelitian(Desaindanketepatanmetode

penelitian) 20

Lampiran6.3FormulirDeskEvaluasiProposalPenelitianHibahBersaing

FORMULIRDESKEVALUASIPROPOSAL PENELITIANHIBAHBERSAING

BiayaPenelitianTahunke1 a.DiusulkankeDikti b.Direkomendasikan c.Danadariinstansilain

:Pengembangan Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin terintegrasi Wirausaha Produk ikan di kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul DIY

:Pendidikan Kesejahteraan Keluarga / 787 :Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) :Pendidikan Teknik Boga

:Yuriani M.Pd Nilai=BobotxSkor

(54)

51

Lampiran6.4FormulirEvaluasiPembahasanProposalPenelitianHibahBersaing

FORMULIREVALUASIPEMBAHASANPROPOSAL PENELITIANHIBAHBERSAING BiayaPenelitianTahunke1

a.DiusulkankeDikti b.Direkomendasikan c.Danadariinstansilain

:Pengembangan Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin terintegrasi Wirausaha Produk ikan di kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul DIY

:Pendidikan Kesejahteraan Keluarga / 787 :Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) :Pendidikan Teknik Boga Nilai=BobotxSkor

KomentarPenilai:

No KriteriaPenilaian Bobot(%) Skor Nilai

1. Kemampuanpresentasidanpenguasaanmateri 10

2.

Perumusanmasalah:

a. Ketajamanperumusanmasalah b. TujuanPenelitian

c. Kontribusipadapembangunandan pengembanganIpteks-Sosbud

20

3.

Mutupenelitian:

a. Relevansidankemutakhiranpustaka b. Petajalanpenelitian

c. Desaindanketepatanmetode d. Inovasibaru

25

4.

Potensitercapainyaluaranpenelitian:

(55)

52

Lampiran6.5 BorangMonitoringdanEvaluasiLapanganPenelitianHibahBersaing

BORANGMONITORINGDANEVALUASILAPANGAN PENELITIANHIBAHBERSAING

JudulPenelitian :Pengembangan Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin terintegrasi Wirausaha Produk ikan di kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul DIY

PenelitiUtama :Yuriani M.Pd

NIDN : 0006025405

PerguruanTinggi :Universitas Negeri Yogyakarta

TahunPelaksanaanPenelitian :Tahunke 1darirencana 2 tahun BiayayangdiusulkankeDikti :Rp. 75.000.000

BiayayangdisetujuiDikti :Rp. 75.000.000

70

No KomponenPenilaian Keterangan Bobot Skor Nilai

1 Capaianpenelitian <25% 25–50% 51–75% >75% 25

HakKekayaanIntelektual:paten,paten sederhana,hakcipta,merekdagang, rahasiadagang,desainprodukindustri, indikasigeografis,perlindunganvarietas tanaman,perlindungantopografisirkuit terpadu

Draft Terdaftar Granted

5

5 TeknologiTepatGuna Draft Produk Penerapan 10

6 Produk/Model/Prototip/Desain/ Karyaseni/RekayasaSosial

Draft Produk Penerapan

30

(56)

53 KomentarPemantau:

... ... ... ... ... ... ... ...

, Penilai,

( )

Keterangan:

Skor:1,2,4,5(1=kurang,2=cukup,4=baik,5=sangatbaik)

1. Capaianpenelitian:Skor5=>75%,4=51-75%,2=25-50%,1=<25%. 2. Publikasiilmiahdalamjurnalinternasional/nasionalterakreditasi:

Skor5=published/accepted,4=submitted,2=draft.

Untukjurnallokal:Skor2=published/accepted,1=submitted/draft. 3. Pemakalahpadapertemuanilmiahinternasional/nasional:

Skor5=sudahdilaksanakan/terdaftar,4=draft, 2=belumada.

Untukpertemuanilmiahlokal:Skor2=sudahdilaksanakan,1=terdaftar/draft. 4. HKI:Skor5=granted/terdaftar,4=draft,2=belum/tidakada.

5. TTG:Skor5=penerapan/produk,4=draft,2=belum/tidakada. 6. Produk/Model/Prototip/Desain/Karyaseni/RekayasaSosial:

(57)

54

Lampiran6.6FormulirEvaluasiKelayakandanMonevTerpusatPenelitianHibah Bersaing

FORMULIREVALUASIKELAYAKANDANMONEVTERPUSAT PENELITIANHIBAHBERSAING

JudulPenelitian : Pengembangan Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin terintegrasi Wirausaha Produk ikan di kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul DIY

BidangPenelitian : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga / 787

PerguruanTinggi : Universitas Negeri Yogyakarta

KetuaPeneliti

a.NamaLengkap : Yuriani MP.d

b.NIDN : Lektor Kepala

c.JabatanFungsional : 0006025405

Penyaji : Yuriani MPd

JumlahAnggotaPeneliti : 2 orang

WaktuPenelitian :Tahunke 1 darirencana 2 tahun

BiayadisetujuitahunberjalandariDikti :Rp.75.000.000 BiayatahunberikutnyadiusulkankeDikti :Rp.75.000.000

Biayayangdirekomendasikan :Rp.

Biayakeseluruhanyangdiusulkan :Rp...

Skor:1,2,3,5,6,7(1=buruk,2=sangatkurang,3=kurang,5=cukup,6=baik,7=sangatbaik) Nilai:bobotxskor

SarandanKomentar:

... ... ...

, PembahasI, PembahasII,

( ) ( )

No KRITERIA Bobot(%) Nilai Skor

1. Tingkatrealisasi/capaianpelaksanaanpenelitian 20

2. Produk/luaranhasilpenelitian 30

3. Usulantahunberikutnya 20

4. Metodepenelitian 15

5. Kelayakandana,keahlian,waktupenelitian 15

Gambar

Tabel 1. Gambaran Produk
Gambar 4 : Model empirik pembelajaran kewirausahaan kerjasama dengan
Gambar 5. Roadmap penelitian.
Tabel 2. Sumber Data dan Informasi yang Diharapkan

Referensi

Dokumen terkait

sekolah dijiwai oleh semangat pendidikan karakter ini, memiliki metode yang efektif bagi penanaman nilai, memiliki priorotas nilai yang menjadi visi utama kelembagaan.28 Dengan

[r]

Bagan tancap merupakan alat penangkapan yang menetap pada suatu tempat dalam waktu tertentu sedangkan bagan apung merupakan alat penangkapan yang dapat berpindah- pindah dan

Pola pemberdayaan selama ini menimbulkan dampak- dampak negatif terhadap suku anak dalam itu sendiri, seperti ketidak mandirian, materialistis dan menimbulkan konflik,

Sikap merupakan reaksi atau respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan seperti

Lokasi penelitian yang akan dipilih adalah Yayasan Pondok Pesantren Suryalaya (Inabah XIX) Surabaya yang bertempat di Jl. Pondok Pesantren Suryalaya memiliki banyak

Teori Freud = kebutuhan atau dorongan yang tidak disadari , terutama dorongan seksual dan dorongan biologis lainnya?. Teori Neo-Freud = hubungan sosial yang menjadi dasar,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS dan aktivitas siswa antara siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran Two Stay Two Stray (kelas