• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ruamah singgah.doc 33KB Jun 13 2011 06:28:04 AM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ruamah singgah.doc 33KB Jun 13 2011 06:28:04 AM"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Ruamah singgah

Ahmad Nadjib Wiyadi, S.Ag. Salah seorang anggota penggerak Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) ini adalah salah satu sukarelawan yang peduli terhadap anak jalanan dan kaum dhuafa. Sekarang ia memimpin Rumah Singgah Ahmad Dahlan yang menampung lebih dari 70-an anak jalanan dari usia 7 hingga l8 tahun. Mereka berasal dari berbagai wilayah di DIY dan Jateng.

Bangunan Rumah Singgah Ahmad Dahlan yang berlokasi di Jl. Sidobali UH II/396 Yogyakarta 55162 ini luasnya 300 meter persegi, wakaf dari PWM DIY. Rumah singgah ini didirikan sebagai mitra pemerintah untuk membantu anak jalanan mengatasi masalah-masalahnya dan menemukan alternatif untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya serta membentuk kembali sikap dan perilaku anak jalanan yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, kata Pemuda Pelopor Tingkat Propinsi yang mendapat penghargaan dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X ini, dan sekarang sedang

menyelesaikan S2 nya di UMY.

Ahmad Nadjib yang lahir di Banyuwangi 3 Agustus 1974, pasangan dari Sunardi dan Katiyem, adalah mantan Ketua Umum Aliansi Rakyat Mahasiswa Yogyakarat (ARMY). Ia bersama 16 sukarelawan (Volunter) malang melintang mengurusi anak jalanan yang berkeliaran di kota Yogyakarta. Mereka ditampung lalu diberi bekal pendidikan dan ketrampilan antara lain perbengkelan, elektronik, menjahit dan sablon, setelah trampil bisa bekerja ikut perusahaan atau dimodali untuk mandiri, kata mantan Sekjen DPP IMM periode 200-2003 yang pernah memimpin proyek pendampingan rakyat miskin pedesaan di Gunung Kidul beberapa tahun lalu.

Rumah Singgah Ahmad Dahlan yang didirikan pada 14 Maret 2000 ini telah

mengentaskan puluhan anak jalanan kembali ke sekolah dan kembali ke orangtuanya Bahkan sudah ada yang bekerja mandiri di berbagai kota di Jateng dan DIY.

Alahamdulillah, Rumah Singgah yang kami pimpin ini merupakan Rumah Singgah anak jalanan satu-satunya yang belum pernah di usir oleh masyarakat lingkungannya. karena dibuat model pondok pesantren. Model ini merupakan satu-satunya di Indonesia dan menjadi kiblat bagi lembaga sosial yang ada, kata Koordinator Peneliti di Lembaga Partisipasi Pembangunan Politik Sosial dan Demokrasi (LP3SD) dari tahun 2002 hingga sekarang.

Yang menjadi lain dengan beberapa Rumah Singgah Anak Jalanan yang ada, karena seluruh beaya operasionalnya bukan hanya dari para donatur, namun dari hasil pengumpulan barang-barang bekas. Kata penerima anugerah kader pelopor

pendampingan “Wong CiliK” dari Ahmad Dahlan Foundation, atas kepeloporannya mendampingi PSK (Pekerja Seks Komersial) dan anak jalanan tahun 2003.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa barang-barang bekas itu adalah sumbangan masyarakat secara jemput bola, masyarakat yang menyumbangkan barang bekas bisa menghubungi langsung lewat tilpon atau SMS ke : 08122798279, bisa juga diantar langsung ke alamat kami, kata peneliti DINKESSOS DIY tentang “Anak Jalanan di Yogyakarta” tahun 2001-sekarang.

(2)

raket, setelah diperbaiki dan dijual hasilnya cukup lumayan, bisa untuk beasiswa, membeli peralatan dan pakaian.

Sekalipun kami dan kawan-kawan sukarewan ini telah sedikit berhasil melakukan

pendampingan bagi anak jalanan, namun kendalanya juga banyak, bukan soal dana, tetapi sering di teror oleh preman. Salah satu contoh ada anak jalanan yang kakinya kena pecahan kaca hingga berdarah-darah, kami bawa ke Rumah Singgah, kita panggil dokter dan kita bawa berobat ke Rumah Sakit, sore harinya kami didatangi 6 orang preman, agar melepaskan anak tersebut sambil mengancam dan mengumpat, “biar mati sekalipun itu anak buah kami” anda jangan ikut campur pintanya.

Walaupun kenyang dengan teror dan ancaman, kenangan manisnya juga ada, yakni saat mengadakan khitanan massal bagi anak jalanan, mereka sangat gembira dapat bingkisan dan di foto bersama oleh para wartawan, bahkan ketika orangtuanya menjenguk di Rumah Singgah mereka saling berangkulan, terharu, dan menangis rindu seharian, karena sudah lebih 10 tahun tidak bertemu diantara mereka. Tak cuma itu malah ada yang dibawa pulang ke kampung halamannya di Cilacap, namun seminggu kemudian anak tersebut kembali lagi ke Rumah Singgah dan kembali lagi hidup dijalanan yang

merupakan surga bagi mereka, kata mantan Ketua Umum DPD IMM DIY periode 1998-2001 ini yang sekarang menjadi Presidium Jaringan Aktivis Akar Rumput

Muhammadiyah 2003-2005. Ton Martono.

Sumber

Referensi

Dokumen terkait

Karena tidak berdasarkan iman dan niat ikhlas karena Allah, tetapi hanya semata-mata untuk memperlihatkan kepada umat Islam bahwa mereka adalah orang- orang Islam, maka secara

Untuk itu Ustadz Jamaludin maupun Suharli Anggaimangi menyarankan agar kita selalu mendampingi putra-putri kita dalam menonton setiap acara tv sehingga bisa memberi satu

Berdasarkan hasil Kongres I Forum Komunikasi Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah Se-Jawa dengan ini menyatakan sikap sebagai berikut :2. Menegakkan syariat

diberikan oleh Allah SWT kepada barang siapa yang masuk ke tempat suci

Di antara yang menyatakan sebagai sahih adalah at-Tirmidzi yang menyatakan sebagai hasan sahih, al- Bukhari yang menyatakan ini adalah hadis yang paling sahih dalam bab ini,

Tujuan diadakannya semiloka ini adalah untuk menyosialisasikan mekanisme penyelenggaraan pemilu, menumbuhkan kesadaran kritis peremnpuan terhadap kebijakan dan kepemimpinan masa

Dr Chusnul Mar’iyah dalam orasinya mengatakan bahwa meski saat ini banyak caleg perempuan muncul, tapi yang tercantum dalam nomer jadi amat sedikit.. Di beberapa daerah jumlah

Sensitifitas itulah yang kemudian lebih cenderung untuk memilih cara-cara pemecahan masalah hubungan sejarah dengan teks kitab suci secara "radikal." Dengan demikian