• Tidak ada hasil yang ditemukan

CORRELATION OF UNDERSTANDING MECHANICAL DRAWING SUBJECT AND CREATIVITY TO CAD PRACTICE ACHIEVEMENT OF MECHANICAL ENGINEERING CLASS XI STUDENTS OF SMK N 2 DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CORRELATION OF UNDERSTANDING MECHANICAL DRAWING SUBJECT AND CREATIVITY TO CAD PRACTICE ACHIEVEMENT OF MECHANICAL ENGINEERING CLASS XI STUDENTS OF SMK N 2 DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI PRAKTIK CAD SISWA KELAS XI TEKNIK PEMESINAN SMK N 2 DEPOK, SLEMAN,

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

TAUFIQ NOVARIAN ARDIANSYAH NIM. 10503241033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir Skripsi dengan Judul

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI PRAKTIK CAD SISWA KELAS XI

TEKNIK PEMESINAN SMK N 2 DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Disusun oleh:

Taufiq Novarian Ardiansyah NIM. 10503241033

telah memenuhi syarat dan disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk dilaksanakan Ujian Tugas Akhir Skripsi bagi yang bersangkutan.

Yogyakarta, 9 Mei 2014

Mengetahui, Disetujui,

(3)

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Taufiq Novarian Ardiansyah

NIM : 10503241033

Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin Fakultas : Teknik

Judul Skripsi : Hubungan Pemahaman Mata Pelajaran Gambar Teknik dan Kreativitas terhadap Prestasi Praktik CAD Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta

(4)

iv

HALAMAN PENGESAHAN Tugas Akhir Skripsi

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI PRAKTIK CAD SISWA KELAS XI

TEKNIK PEMESINAN SMK N 2 DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Disusun oleh:

Taufiq Novarian Ardiansyah NIM. 10503241033

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Skripsi Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta pada

tanggal 5 Juni 2014

(5)

v

MOTTO

“Jadilah kancil jangan buaya. Sebab seekor kancil sadar akan bahaya. Jadilah bandit berkedok jagoan. Agar semua sangka engkau seorang pahlawan.”

“Jadilah bunglon jangan sapi. Sebab seekor bunglon pandai baca situasi. Jadilah karet jangan besi. Sebab yang namanya karet paham kondisi.”

(Iwan Fals)

“Kesuksesan adalah 99% kegagalan” (Soichiro Honda)

Jika saya diberikan waktu 8 jam untuk menebang pohon, yang enam jam saya gunakan untuk mengasah kapak”

(Abraham Lincoln)

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala izin dan hidayah-Nya sehingga saya diberikan kemudahan dalam menyelesaikan karya yang saya persembahkan kepada:

1. Bapak, Ibu dan adikku serta semua keluarga atas segala doa, semangat, kasih sayang, dan pengorbanan yang tak terhingga.

2. Rekan-rekan jurusan Pendidikan Teknik Mesin yang telah membantu dan mendukung sehingga terselesaikannya karya ini.

(7)

vii

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI PRAKTIK CAD SISWA KELAS XI TEKNIK PEMESINAN SMK N 2 DEPOK, SLEMAN,

YOGYAKARTA Oleh:

TAUFIQ NOVARIAN ARDIANSYAH NIM. 10503241033

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui hubungan pemahaman mata pelajaran gambar teknik terhadap prestasi praktik mata pelajaran CAD siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta (2) Mengetahui hubungan kreativitas siswa terhadap prestasi praktik mata pelajaran CAD siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta. (3) Mengetahui hubungan pemahaman mata pelajaran gambar teknik dan kreativitas siswa terhadap prestasi praktik mata pelajaran CAD siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian ex-post facto korelasi. Variabel dalam penelitian ini adalah Pemahaman Mata Pelajaran Gambar Teknik (X1) dan Kreativitas (X2) sebagai variabel bebas dan Prestasi Praktik CAD (Y) sebagai variabel terikat. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta sebanyak 60 siswa dan sekaligus sebagai sampel pada penelitian ini. Pengumpulan data menggunakan metode tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi sederhana dan teknik analisis regresi ganda.

Hasil penelitian ini adalah (1) Pemahaman Mata Pelajaran Gambar Teknik memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap Prestasi Praktik CAD yang ditunjukan dengan nilai rhitung = 0,380 dan nilai thitung lebih besar dari ttabel sebesar 3,133 > 1,671, koefisien determinasi 0,145 yang artinya Pemahaman Mata Pelajaran Gambar Teknik memiliki pengaruh sebesar 14,5% terhadap Prestasi Praktik CAD. (2) Kreativitas memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap Prestasi Praktik CAD yang ditunjukan dengan nilai rhitung = 0,263 dan nilai thitung lebih besar dari ttabel sebesar 2,072 > 1,671, koefisien determinasi 0,069 yang artinya Kreativitas memiliki pengaruh sebesar 6,9% terhadap Prestasi Praktik CAD. (3) Pemahaman Mata Pelajaran Gambar Teknik dan Kreativitas memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap Prestasi Praktik CAD yang ditunjukan dengan nilai Rhitung = 0,516 dan nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel sebesar 10,349 > 5,01, koefisien determinasi 0,266 yang artinya Pemahaman Mata Pelajaran Gambar Teknik dan Kreativitas secara bersama-sama memiliki pengaruh sebesar 26,6% terhadap Prestasi Praktik CAD

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan anugerah nikmat serta kasih sayang-Nya, sehingga penyusunan tugas akhir skripsi yang berjudul “Hubungan Pemahaman Mata Pelajaran Gambar Teknik dan Kreativitas terhadap Prestasi Praktik CAD Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK N 2 Depok, Slema, Yogyakarta” dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bantuan dari berbagai pihak, maka tugas akhir skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Dr. Moch Bruri Triyono, M.Pd. selaku Dekan FT UNY

2. Bapak Dr. Wagiran selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY dan Dosen Pembimbing Akademik.

3. Bapak Fredy Surahmanto, S.T, M.Eng. selaku pembimbing Tugas Akhir Skripsi.

4. Dr. Zainur Rofiq, M.Pd. selaku validator Instrumen Penelitian

5. Tim Penguji Tugas Akhir Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY 6. Jajaran Universitas, Fakultas, dan Jurusan yang selalu mendukung

terselesainya proyek akhir ini

7. Drs. Aragani Mizan Zakaria, selaku Kepala Sekolah SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta

8. Drs Moro Budiatmoko dan Bapak Paulus selaku pembimbing Tugas Akhir Skripsi di SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta.

9. Jajaran staff, karyawan dan guru SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta 10. Kedua orang tua dan saudara tercinta yang telah memberikan do’a,

(9)

ix

11. Teman-teman Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY dan HIMA Mesin, salam Solidarity Forever.

Penulis menyadari Tugas Akhir Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Amin.

Yogyakarta, 9 Mei 2014 Penulis

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Lembar Persetujuan... ii

Surat Pernyataan... iii

Halaman Pengesahan... iv

Motto... v

Halaman Persembahan... vi

Abstrak... vii

Kata Pengantar... viii

Daftar Isi... x

Daftar Tabel... xii

Daftar Gambar... xiii

Daftar Lampiran... xiv

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah... 5

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian... 6

BAB II Kajian Pustaka A. Pembelajaran Kejuruan... 8

B. Kompetensi Kejuruan... 9

C. Evaluasi Kompetensi... 11

(11)

xi

E. Gambar Teknik... 14

F. Kreativitas... 17

G. Prestasi Praktik CAD... 22

H. Hasil Penelitian yang Relevan... 24

I. Kerangka Pikir... 28

J. Hipotesis... 29

BAB III Metode Penelitian A. Metode Penelitian... 31

B. Desain Penelitian... 31

C. Tempat dan Waktu Penelitian... 32

D. Variabel Penelitian... 32

E. Populasi Penelitian... 33

F. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian... 34

G. Teknik Analisis Data... 41

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Penelitian... 46

B. Pengujian Hipotesis... 65

C. Pembahasan... 71

BAB V Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan... 76

B. Implikasi... 77

C. Keterbatasan Penelitian... 78

D. Saran... 78

Daftar Pustaka... 79

(12)
(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Contoh Gambar Teknik... 16

Gambar 2. Desain Penelitian... 33

Gambar 3. Grafik Variabel Pemahaman Gambar Teknik... 54

Gambar 4. Diagram Distribusi Skor Variabel Pemahaman Gambar Teknik... 56

Gambar 5. Grafik Variabel Kreativitas... 58

Gambar 6. Diagram Distribusi Skor Variabel Kreativitas... 59

Gambar 7. Grafik Variabel Prestasi Praktik CAD... 61

Gambar 8. Diagram Distribusi Skor Variabel Prestasi Praktik CAD... 62

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Distribusi siswa kelas XI SMK N 2 Depok... 34

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Tingkat Pemahaman Gambar Teknik... 37

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Kreativitas siswa... 38

Tabel 4. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas... 41

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pemahaman Gambar Teknik... 54

Tabel 6. Distribusi Skor Variabel Pemahaman Gambar Teknik... 56

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Kreativitas... 57

Tabel 8. Distribusi Kecenderungan Skor Kreativitas... 59

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Prestasi Praktik CAD... 60

Tabel 10. Distribusi Kecenderungan Skor Prestasi Praktik CAD... 62

Tabel 11. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data... 63

Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji Linearitas... 64

Tabel 13. Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas... 65

Tabel 14. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Pertama... 66

Tabel 15. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Kedua... 67

Tabel 16. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Ketiga... 69

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Soal Tes Gambar Teknik... 81

Lampiran 2. Soal Tes Kreativitas... 86

Lampiran 3. Surat Permohonan Validasi... 89

Lampiran 4. Surat Pernyataan Validasi... 90

Lampiran 5. Lembar Jawab Ujicoba Tes Gambar Teknik... 92

Lampiran 6. Lembar Jawab Ujicoba Tes Kreativitas... 97

Lampiran 7. Hasil Ujicoba Tes Gambar Teknik... ... 102

Lampiran 8. Hasil Ujicoba Tes Kreativitas... ... 103

Lampiran 9. Hasil Uji Validitas Instrumen Gambar Teknik... ... 104

Lampiran 10. Hasil Uji Validitas Instrumen Kreativitas... ... 105

Lampiran 11. Hasil Uji Reliabilitas... ... 106

Lampiran 12. Instrumen Valid Tes Gambar Teknik... ... 108

Lampiran 13. Instrumen Valid Tes Kreativitas... ... 111

Lampiran 14. Lembar Jawab Tes Gambar Teknik... 113

Lampiran 15. Lembar Jawab Tes Kreativitas... 118

Lampiran 16. Hasil Tes Gambar Teknik... 123

Lampiran 17. Hasil Tes Kreativitas... 124

Lampiran 18. Hasil Tes Gambar Teknik... 125

Lampiran 19. Hasil Tes Kreativitas... 126

Lampiran 20. Soal CAD... 127

Lampiran 21. Daftar Nilai CAD... 128

(16)

xv

Lampiran 23. Mean, Median dan Modus... 133

Lampiran 24. Hasil Uji Prasyarat... 137

Lampiran 25. Uji Hipotesis... 139

Lampiran 26. Garis Regresi... 144

Lampiran 27. Sumbangan Relatif dan Efektif ... 145

Lampiran 28. Dokumentasi Penelitian... 147

Lampiran 29. Nilai r product moment... 148

Lampiran 30. Nilai Distribusi F... 149

Lampiran 31. Tabel t signifikansi 5%... 153

Lampiran 32. Surat Ijin Penelitian FT UNY... 155

Lampiran 33. Surat Ijin Pemda DIY... 156

Lampiran 34. Surat Ijin Bapeda Sleman... 157

(17)

79

DAFTAR PUSTAKA

Ardian, Aan. 2008. Pengaruh Strategi Pengorganisasian Elaborasi dan Gaya Kognitif Spasial Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Gambar Mesin. Yogyakarta: Penelitian UNY

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Carter, Philip. 2010. Tes IQ dan Psikometri. Jakarta: Indeks. Carter, Philip. 2010. Tes IQ dan Bakat. Jakarta: Indeks. Carter, Philip. 2010. Tes IQ Tingkat Lanjut. Jakarta: Indeks. Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dedi Supriadi. 1996. Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta

Fattah, Amir, Martubi, dan M. Wakhid. 2010. Peningkatan Prestasi Belajar Mata Kuliah CAD Melalui Penerapan Metode Penelitian Portofolio. Yogyakarta: Penelitian UNY.

Nurgiyantoro, Burhan, Gunawan & Marzuki. 2012. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nolker, Helmut, & Eberhard Schoenfelat. 1983. Pendidikan Kejuruan Pengajaran,

Kurikulum, Perencanaan. Jakarta: PT Gramedia.

Onstott, Scott. 2014. AutoCAD 2014 and AutoCAD LT 2014. Canada: Autodesk Official Press

Rasul, Djuharis., Noor, Maryadi M., & Djoko Suharto. Gambar Teknik. Bandung: Angkasa.

Sato, G. Takeshi, & N. Sugiharto Hartanto. 2003. Menggambar Mesin Menurut Standar ISO. Jakarta: Pradnya Pramita

Singgalingging, Karmon. 2009. Model Evaluasi Kreativitas Lomba Kompetensi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Tahun 2009. Yogyakarta: Thesis UNY. Soeharto. 1988. Disain Instruksional. Sebuah Pendekatan Praktis Untuk

Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendiikan Tinggi Proyek Pengembangan LPTK

(18)

80

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sujiyanto. 2001. Menggambar Teknik Mesin. Yogyakarta: Kanisius

Sukardi. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara Suparman, Atwi. 2005. Desain Instruksional. Jakarta: Dikti.

Uno, Hamzah B. & Satria Koni. 2012. Assesment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Utami, Munandar. 1999. Kreativitas Sepanjang Masa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Venugopal, K. 2007. Engineering Drawing and Graphics + Autocad. Print

‘O’Pack: newagepublisher

Waguespack, Curtis. 2014. Mastering Autodesk Onventor 2014 and Autodesk Inventor LT 2014. Canada: Autodesk Official Press

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan baik oleh individu maupun kelompok melalui sebuah kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa potensi manusia dapat berkembang tergantung pada kualitas individu masing-masing serta proses pelaksanaan pembelajaran yang diperoleh.

Pendidikan menengah kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah yang menitikberatkan pada pengembangan keterampilan atau skill individu untuk siap kerja sesuai dengan bidangnya. Selain meningkatkan keterampilan, pendidikan menengah kejuruan juga mengajarkan bagaimana cara beradaptasi di lingkungan kerja, melihat peluang kerja dan pengembangan diri. Bentuk dari pendidikan menengah kejuruan yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yaitu lembaga pendidikan yang memiliki pola pelatihan khusus untuk menyiapkan peserta didiknya agar menjadi lulusan yang siap memasuki dunia kerja dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keahlian. Ditegaskan dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal (15) bahwa SMK sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan

(20)

2

bangsa dan negara yang tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni budaya.

Untuk membentuk lulusan SMK yang berkualitas, maka siswa jurusan teknik pemesinan salah satunya diberikan mata pelajaran yang berkaitan dengan gambar teknik, diantaranya gambar teknik dan CAD. Namun, berdasarkan observasi yang dilakukan di SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta, didapatkan bahwa hasil pekerjaan CAD siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terbukti dengan data hasil ujian pada tanggal 27 November 2013 terdapat 30% siswa masih memiliki nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75, selain itu siswa belum menerapkan teori-teori dan kaidah-kaidah gambar teknik dengan benar. Sebagai contoh penulisan toleransi, tanda pengerjaan dan masih butuh waktu yang cukup lama dalam menyelesaikan satu gambar dalam CAD. Belum sesuainya pekerjaan CAD siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu faktor yang sangat berkaitan dengan CAD yaitu pemahaman siswa pada mata pelajaran gambar teknik, hal tersebut dikarenakan mata pelajaran CAD merupakan tingkat lanjutan dari gambar teknik, yaitu menggambar dengan komputer. Mata pelajaran CAD akan diberikan setelah gambar teknik I, sehingga siswa diharapkan sudah memiliki dasar-dasar pemahaman tentang gambar teknik dan dapat menerapkan teori gambar

teknik pada CAD. Pada dasarnya CAD bukan merupakan pengganti dari konsep gambar, namun CAD hanya alat yang dapat menggantikan alat-alat

tradisional. Sehingga teori gambar teknik yang telah dipelajari dapat langsung diterapkan pada praktik CAD. Pada mata pelajaran CAD ini siswa

(21)

3

gambar 2D hingga 3D. Dalam praktik CAD siswa juga wajib menerapkan kaidah-kaidah dalam gambar teknik.

Di SMK mata pelajaran gambar teknik diberikan sejak kelas X. Berdasarkan silabus yang ada di SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta gambar teknik di SMK diberikan secara bertingkat, yaitu gambar teknik I yang memuat materi dasar dari menggambar teknik seperti kertas gambar, alat-alat gambar, cara menggambar garis dan lain-lain diajarkan pada kelas X semester I dan II. Selanjutnya, siswa akan diberikan gambar teknik II yang memuat materi toleransi, suaian, gambar susunan, tanda pengerjaan, dan lain-lain pada kelas XI semester I dan II. Dan terakhir siswa akan diajarkan gambar teknik lanjut, yang didalamnya memuat gambar susunan yang lebih detail.

Faktor lain yang mempengaruhi hasil pekerjaan praktik CAD siswa antara lain adalah minat, bakat, kreativitas, fasilitas, cara guru mengajar dan lain-lain. Dari hasil observasi pada saat melakukan praktik pengalaman lapangan dan wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran gambar teknik didapat bahwa kreativitas siswa kurang maksimal, hal tersebut dibuktikan dengan siswa masih cenderung diam di kelas, tidak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan masih sering menunggu teman lain yang lebih pandai dalam mengerjakan tugas dan hal tersebut sudah menjadi kebiasaan

siswa. Selain itu, hanya 30% dari 64 siswa yang dapat melanjutkan ke jenjang pengayaan, yaitu sebuah jenjang untuk siswa yang memiliki

kreativitas lebih. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas adalah persepsi negatif terhadap mata pelajaran dan guru juga merupakan faktor

(22)

4

menimbulkan dirinya enggan untuk memaksimalkan potensinya. Faktor lain yang mempegaruhi kreativitas individu adalah faktor eksternal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu tersebut, faktor ini sangat berpengaruh dalam kreativitas individu. Faktor eksternal tersebut yaitu lingkungan, teman, suasana belajar, strategi guru dalam mengajar. Demikian halnya dalam belajar gambar teknik dan CAD, lingkungan dan teman sangat berpengaruh terhadap kreativitas tersebut. Ketika lingkungan mendukung dan teman juga memiliki kreativitas yang tinggi, maka individu akan mau untuk meningkatkan semua potensi yang dimilikinya untuk memaksimalkan diri dalam menciptakan hal baru dan unik untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga sangat dibutuhkan suatu lingkungan dan metode pengajaran yang dapat memaksimalkan kreativitas dalam diri siswa.

Bertolak dari berbagai permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melihat seberapa besar hubungan tingkat pemahaman gambar teknik dan kreativitas siswa terhadap prestasi praktik CAD pada siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Nilai Praktik CAD siswa kelas XI belum maksimal, terbukti dengan 30% siswa memiliki nilai dibawah standar.

2. Kreativitas siswa dalam CAD masih kurang, terbukti dengan hanya 30% siswa yang mendapatkan kriteria baik dari guru.

(23)

5

4. Siswa kurang dapat berfikir kritis dan menciptakan ide-ide kreatif dalam praktik CAD

5. Dibutuhkan suatu sistem pembelajaran yang baik, sehingga dapat melahirkan lulusan yang berkualitas.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas masalah yang akan diteliti serta agar lebih terfokus dan mendalam mengingat luasnya permasalahan yang ada, penelitian ini menitikberatkan pada dua faktor yang diduga mempunyai hubungan cukup kuat dengan hasil praktik siswa terhadap mata pelajaran CAD, yakni pemahaman mata pelajaran gambar teknik yang telah dipelajari sebelumnya dan kreativitas dalam diri siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah dalam penelitian ini, dapat diajukan beberapa rumusan masalah yaitu:

1. Adakah hubungan pemahaman mata pelajaran gambar teknik terhadap prestasi praktik mata pelajaran CAD siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta?

2. Adakah hubungan kreativitas siswa terhadap prestasi praktik mata

pelajaran CAD siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta?

(24)

6

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui hubungan pemahaman mata pelajaran gambar teknik terhadap prestasi praktik mata pelajaran CAD siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta?

2. Mengetahui hubungan kreativitas siswa terhadap prestasi praktik mata pelajaran CAD siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta.

3. Mengetahui hubungan pemahaman mata pelajaran gambar teknik dan kreativitas siswa terhadap prestasi praktik mata pelajaran CAD siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik ditinjau secara teoritis maupun praktis, antara lain:

1. Manfaat Teoritis a. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan wawasan terutama menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan hubungan mata pelajaran gambar teknik,

(25)

7

b. Bagi sekolah

Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka upaya untuk

meningkatkan kompetensi siswa dalam mata pelajaran gambar teknik, kreativitas dan CAD.

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi terhadap penelitian berikutnya di masa yang akan datang,

terutama dalam hal “Hubungan pemahaman Gambar Teknik dan

Kreativitas terhadap Hasil Praktik CAD Siswa”.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pengajaran dalam rangka menambah mutu lulusan sebagai lulusan yang siap kerja dan memiliki intelektualitas yang mumpuni sesuai bidangnya. Selain itu, dapat dijadikan pedoman dan saran/masukan bagi sekolah dalam meningkatkan kualitas dari masing-masing siswa dalam aspek gambar teknik dan CAD.

b. Bagi siswa

Memberikan informasi dan masukan bagi siswa mengenai hubungan gambar teknik dan kreativitas terhadap kompetensinya

(26)

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada kajian pustaka ini akan membahas deskripsi teoritis yang meliputi tiga variabel, yaitu pemahaman gambar teknik, kreativitas, dan prestasi praktik CAD. Selain itu juga akan dibahas mengenai kerangka berfikir hubungan dari masing-masing variabel serta pengajuan hipotesis.

A. Pembelajaran Kejuruan

Menurut Djohar (2007:1285) pendidikan kejuruan adalah suatu program pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi tenaga kerja yang profesional. Menurut Soeharto (1988:9) pembelajaran kejuruan atau disebut juga dengan istilah vocational education, technical education, profesional education, dan practical art education adalah pendidikan yang bertujuan untuk membantu individu yang menyiapkan diri memasuki dunia kerja dan program-programnya atau materi pembelajarannya dipilih untuk siapapun yang mempersiapkan diri bekerja sendiri atau grup. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan teknologi kejuruan adalah faktor filosofi tentang pengetahuan atau skill, faktor ekonomi seberapa jauh pasaran kerja membutuhkan perkembangan pendidikan kejuruan, dan dan faktor sosiologis yaitu pengaruh sosial dan industrialisasi dalam penyiapan tenaga kejuruan. Tuntutan akan adanya pendidikan kejuruan diselaraskan dengan pembangunan negara, dan telah tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), dua hal pokok yang tertuang dalam GBHN adalah:

(27)

9

dan keterampilan serta dapat sekaligus meningkatkan produktivitas, kreativitas, mutu dan efisiensi kerja.

2. Perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan usaha-usaha pembinaan secara fungsional dan terintegrasi bidang pendidikan umum dan kejuruan dalam rangka tercapainya suatu sistem pendidikan secara nasional, mantap dan terpadu.

Karakteristik pendidikan kejuruan menurut Djohar (2007:1295) yaitu a. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang bersifat menyiapkan tenaga

kerja, sehingga dalam proses pembelajarannya tertuju pada lulusan yang dibutuhkan oleh pasar kerja

b. Justifikasi pendidikan kejuruan adalah kebutuhan tenaga kerja di industri, c. Pengalaman belajar yang diberikan di pendidikan kejuruan berupa domain

afektif, kognitif dan prikomotorik yang dapat diaplikasikan di dunia kerja. d. Bengkel kerja merupakan kelengkapan utama dalam pendidikan kejuruan

untuk memberikan pembelajaran seperti situasi di dunia kerja.

e. Keberhasilan pendidikan kejuruan dinilai dari dua aspek yaitu keberhasilan siswa di kelas dan keberhasilan siswa di dunia kerja setelah lulus dari jenjang pendidikan.

Jadi pendidikan kejuruan adalah pendidikan dan pelatihan mengenai persiapan siswa dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan dalam dunia kerja, dan keberadaan pendidikan kejuruan telah diselaraskan dengan pembangunan negara.

B. Kompetensi Kejuruan

(28)

kompetensi-10

(29)

11

C. Evaluasi Kompetensi

Menurut H. Daryanto (2001:11) evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Menurut Hamzah B. Uno (2012:3) evaluasi adalah proses pemberian makna atau ketetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu. Kriteria sebagai pembanding dari proses pengukuran yaitu dapat ditetapkan sebelum dilakukan pengukuran dengan menetapkan nilai ketuntasan minimal atau dapat pula ditetapkan sesudah pelaksanaan pengukuran yaitu dengan membandingkan rata-rata nilai siswa. Menurut M. Atwi Suparman (2005:220) jenis evaluasi dibagi menjadi dua yaitu sumatif dan formatif,tujuan evaluasi sumatif yaitu membandingkan efektivitas beberapa jenis program pembelajaran untuk memilih salah satu yang terbaik dan mengingkirkan yang lainnya. Evaluasi formatif yaitu proses menyediakan dan menggunakan informasi untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan dalam rangka mengingkatkan kualitas pembelajaran. Evaluasi adalah proses yang berkesinambungan dan terintegrasi dalam program pengajaran secara total. Prosedur evaluasi yang baik akan mampu menguji pertumbuhan dan perkembangan anak didik, dan membantu siswa bersikap realistis terhadap kemampuan dan keterbatasan dalam diri mereka sendiri.

Menurut Hamzah B. Uno (2012:4) tujuan evaluasi pembelajaran adalah

(30)

12

dirumuskan. Penilaian kelas dibagi menjadi berbagai teknik yaiitu penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui pengumpulan hasil kerja siswa.Dalam melakukan evaluasi pembelajaran ada beberapa urutan langkah yang harus dilakukan, yaitu yang pertama menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator pencapaian belajar. Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukan ketercapaian kompetensi dasar. Langkah yang kedua yaitu menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator. Rentang prosentase kriteria ketuntasan setiap individu yaitu 0%-100&, namun kriteria ketuntasan yang ideal yaitu 75%. Langkah yang ketiga yaitu pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, kriteria ketuntasan, dan aspek yang terdapat pada rapor. Langkah yang keempat yaitu penentuan teknik penilaian.

Alat ukur pembelajaran yang dapat digunakan yaitu tes dan angket. Tes merupakan seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang menjadi dasar bagi penetapan skor angka. Bentuk tes terdiri dari dua yaitu objektif dan esai. Tes objektif itu sendiri dibagi menjadi tes benar-salah dan tes pilihan ganda. Tes esai juga dibagi menjadi beberapa jenis yaitu uraian bebas, uraian terstruktur atau terbatas, melengkapi dan jawaban singkat. Alat ukur selain tes yaitu angket yang meruupakan pengumpul data berupa sejumlah pertanyaan yang diberikan secara tertulis. Jenis angket ada dua yaitu angket berstruktur dan angket tidak berstruktur atau terbuka. Angket berstruktur adalah angket yang

(31)

13

sedangkan angket tak berstruktur adalah angket yang tidak menyertakan jawaban yang diharapkan.

Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, H. Daryanto (2001:36) membagi menjadi 3 macam tes yaitu (1) tes diagnostik, yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemhan tersebut dapat dilakukan permberian perlakuan yang tepat. (2) Tes formatif, yaitu tes yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu. (3) Tes Sumatif yaitu tes yangdilakukan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program.

Jadi evaluasi kompetensi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh data, informasi maupun gambaran mengenai ketercapaian suatu pembelajaran dan kemampuan siswa dalam mencapai standar kompetensi yang telah dirumuskan. Evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai metodeyaitu tes dan angket.

D. Pemahaman

Menurut M. Atwi Suparman (2005:80) pemahaman meliputi perilaku menerjemahkan, menafsirkan, menyimpulkan atau mengekstrapolasi (memperhitungkan) konsep dengan menggunakan kata-kata atau simbol-simbol lain yang dipilihnya sendiri. Definisi dari pemahaman adalah

“kemampuan seseorang untuk mengerti tentang apa yang sudah diketahui

dan diingat” Benjamin S. Bloom (Anas Sudijono, 2009:50). Jenjang pemahaman paling banyak digunakan dalam perguruan tinggi atau di jenjang

(32)

14

Taksonomi menurut Benjamin S. Bloom (M. Atwi Suparman, 2005:79) membagi menjadi enam tingkatan dari yang paling dasar yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan yang paling tinggi adalah evaluasi. Dengan kata lain, memahami merupakan mengetahui sesuatu dari berbagai segi. Pemahaman merupakan tingkatan kemampuan berfikir yang lebih tinggi dari ingatan dan hafalan. Seseorang dapat dikatakan memahami ketika orang tersebut dapat menjelaskan sesuatu secara lebih rinci dengan kata-katanya sendiri.

Menurut Daryanto, (2008:106), kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu :

1. Menerjemahkan. Yaitu menerjemahkan bahasa dan simbol yang ada dalam suatu hal.

2. Menginterpretasi. Yaitu mengenal dan memahami 3. Mengekstrapolasi. Yaitu kemampuan intelektual tinggi

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mengerti sesuatu yang telah diketahui dan diingat, mengerti apa yang telah diajarkan dan yang dikomunikasikan. Dengan kata lain pemahaman merupakan kemapuan seseorang untuk melihat sesuatu dari banyak sisi dan dapat menjelaskan dengan bahasanya sendiri.

E. Gambar Teknik

Menurut Sujiyanto (2001:1) “Gambar teknik merupakan suatu alat untuk menyatakan maksud dari seorang juru gambar. Gambar disebut juga

(33)

15

sehingga gambar teknik dapat disebut juga bahasa teknik. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gambar teknik adalah alat komunikasi teknik yang berupa gambar atau dengan kata lain gambar teknik merupakan bahasa yang digunakan antar manusia untuk menyelesaikan proyek teknik. Gambar teknik harus mengandung informasi yang lengkap, sehingga orang yang melihat gambar tersebut langsung mengerti secara detail mengenai gambar tesebut. Informasi yang lengkap dalam gambar teknik antara lain penyajian pandangan benda kerja yang cukup, tata bahasa teknik yang benar, mencantumkan toleransi, penunjukan ukuran, tanda pengerjaan dan lain-lain. Karena antara perancang atau pembuat gambar dengan teknisi atau pekerja belum tentu jaraknya berdekatan, jika gambar teknik masih belum jelas maka akan menghambat proses produksi dari suatu proyek teknik tersebut. Keterangan-keterangan dalam gambar teknik yang tidak dapat dinyatakan dengan bahasa akan dinyatakan dengan simbol-simbol. Tingkat mutu atau kualitas dari kejelasan informasi mengenai keterangan-keterangan tersebut tergantung pada bakat perancang itu sendiri. Untuk pembuat gambar atau perancang harus dapat memberikan keterangan yang jelas. Selain itu pembaca gambar teknik juga harus teliti dalam membaca gambar teknik tersebut.

Fungsi gambar teknik menurut Takeshi Sato (2003:1-2) adalah:

1) Penyampaian informasi. Yaitu meneruskan maksud dari perancang kepada orang yang bersangkutan dan gambar harus bersifat objektif, sehingga memiliki penafsiran yang sama.

(34)

16

Yaitu gambar bukan hanya disimpan dan digunakan untuk mensuplai bagian mesin pada saat perbaikan, namun gambar juga disimpan dan digunakan untuk acuan dalam merencanakan konsep yang akan datang. 3) Cara-cara pemikiran dalam penyiapan informasi

Yaitu dalam perencanaan, konsep yang ada dituangkan dalam gambar, kemudian dianalisis dan dievaluasi.

[image:34.595.155.454.266.536.2]

Contoh Gambar Teknik adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Contoh Gambar Teknik

Gambar teknik yang diberikan di jenjenag SMK merupakan mata pelajaran yang bertujuan agar siswa mampu membuat gambar dan membaca gambar teknik dengan baik dan benar. Di SMK mata pelajaran gambar teknik dibagi menjadi dua tahap, tahap yang pertama adalah gambar teknik I atau

(35)

17

proyeksi, dan lain-lain. Tahap yang kedua yaitu gambar teknik II atau gambar teknik lanjut, yang mempelajari tentang toleransi, suaian, tanda pengerjaan, dan lain-lain hingga gambar susunan. Berdasarkan silabus pada mata pelajaran gambar teknik di SMK dibagi menjadi beberapa kompetensi dasar, beberapa kompetensi yang diberikan yaitu gambar proyeksi, gambar potongan, penunjukan ukuran, toleransi, suaian, dan tanda pengerjaan.

Dari seluruh pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman gambar teknik adalah suatu taraf tinggi rendahnya tingkat seseorang dapat mengerti apa yang ada dalam gambar teknik, dan seberapa tingkat seseorang dapat menjelaskan gambar teknik dengan berbagai sisi dan bahasanya sendiri.

F. Kreativitas

Menurut Philip Carter (2010:174) kreativitas merupakan proses mental yang mengarah kepada solusi, ide, konsep, ekspresi artistik, teori atau produk yang unik dan baru. Menurut Utami Munandar (1999: 1) “kreativitas adalah ungkapan unik dari keseluruhan kepribadian sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya, tercermin dalam pikiran, perasaan, sikap dan pelakunya”. Sedangkan menurut Dedi Supriadi (1996: 2) kreativitas dapat didefinisikan secara beragam. Banyaknya definisi dari kreativitas itu sendiri, maka definisi kreativitas tergantung dari orang yang mendefinisikannya. Tidak ada satu definisipun yang dianggap mampu mewakili pemahaman yang sangat beragam mengenai kreativitas. Hal ini disebabkan oleh kreativitas merupakan konstruk hipotesis, yaitu kreativitas merupakan ranah psikologis

(36)

18

berbeda, tergantung teori yang menjadi acuan orang yang mendefinisikannya. Menurut Atwi Suparman (2005:91) kreativitas merupakan tingkatan yang paling tinggi dalam jenjang taksonomi pendidikan, dalam kreativitas terdapat kemampuan-kemampuan untuk merancang, menyususn, menciptakan, mendesain, mengkombinasikan, mengatur, merencanakan dan lain-lain.

“Kreativitas dapat ditinjau dari segi “pribadi yang kreatif”, faktor-faktor

“pendorong” kreativitas, “proses kreatif” dan “produk kreativitas”. Tinjauan

tentang definisi kreativitas juga mengacu pada hal-hal tersebut” (Utami Munandar, 1999: 1). Sesungguhnya jika ditinjau kembali 4P dari konsep (Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk) maka dapat dilihat bahwa empat aspek tersebut saling berkaitan. Yaitu apabila seorang individu dapat mengenal potensi kreatif dalam dirinya, kemudian memperhatikan faktor internal (pribadi individu) dan eksternal (lingkungan, teman, guru) yang bersifat pendorong serta memupuk pengembangan bakat individu, dan memberikan kesempatan dirinya untuk terlibat dalam hal-hal kreatif sesuai dengan bidang yang ditekuninya atau bidang keahliannya, maka produk kreativitas akan muncul dengan sendirinya (Utami Munandar, 1999: 4).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa definisi kreativitas adalah kemampuan individu untuk menciptakan hal baru yang unik atau berbeda berupa gagasan maupun tindakan nyata dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.

Menurut Rhodes (Dedi Supriadi, 1996:8) menyebut ciri-ciri kreativitas

sebagai “Four P’s Creativity” atau 4P, yaitu: person yaitu keunikan individu

(37)

19

penyampaian, press yaitu situasi dimana mendorong individu untuk bertindak kreatif, product yaitu kemampuan untuk menciptakan hal baru

Utami Munandar (2008: 71) juga menyebutkan ciri-ciri kreativitas yaitu: 1. Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam

2. Sering mengajukan pertanyaan yang baik

3. Memberikan banyak gagasan atau usulterhadap suatu masalah 4. Bebas dalam menyatakan pendapat

5. Mempunyai rasa keindahan yang dalam 6. Menonjol dalam salah satu bidang seni

7. Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi sudut pandang 8. Mempunyai rasa humor yang luas

9. Mempunyai daya imajinasi

10. Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah

Ciri-ciri lain dari kreativitas adalah ciri-ciri afektif, yaitu rasa ingin tahu yang tinggi, berani mengambil resiko, kesulitan-kesulitan dianggap sebagai sebuah tantangan, dapat menghargai orang lain, memiliki rasa humor, dan lain-lain.

“Faktor pendorong kreativitas seseorang yaitu dorongan dari diri

sendiri atau motivasi diri dan dorongan dari lingkungan. Seseorang membutuhkan sebuah dorongan untuk memaksimalkan potensi dalam dirinya dan untuk berkembang lebih matang” (Utami Munandar, 1999). Selain itu, faktor pendorong kreativitas ada dua yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang harus dibangun dari dalam individu itu sendiri.

(38)

20

pengalaman baru dan kemampuan untuk mencoba hal baru atau bereksperimen.

Faktor ekstrinsik adalah kondisi lingkungan atau luar diri individu. Individu membutuhkan suatu dorongan untuk meningkatkan kreativitasnya, maka penting ketika mengupayakan lingkungan yang dapat mendorong kreativitas.

Pada umumnnya siswa di SMK memiliki pandangan yang negatif terhadap mata pelajaran, guru maupun cara atau metode pembelajaran. Hal tersebut tentunya sangat mempengaruhi kreativitas siswa itu sendiri. Sehingga dibutuhkan suatu metode mengajar yang dapat menambah atau mendorong kreativitas siswa. Metode pembelajaran yang menyenangkan, variasi dari metode pembelajaran dan mengkondisikan kegiatan belajar dengan baik dapat menjadi alternatif pendorong kreativitas siswa.

Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor pendorong kreativitas ada dua yaitu intrinsik yang merupakan faktor dari dalam individu sendiri sehingga dapat terbuka dengan pengalaman baru, memiliki rasa ingin tahu dan lain-lain, faktor yang kedua yaitu ekstrinsik yaitu faktor dari luar individu yaitu lingkungan.

Menurut Philip Carter (2010:28), kreativitas dapat dilihat dari tes yang terdiri dari beberapa aspek yaitu:

1) Spasial (kemampuan persepsi dan kognitif) yang menonjol dalam bidang arsitektur, desain, fotografi dan lain-lain.

2) Analisi Logis yaitu seseorang dapat berpikir atau menggunakan pemikiran

(39)

21

3) Matriks Lanjutanyaitu melatih pola rancangan, berpikir dan berkonsentrasi dengan baik.

Menurut Dedi Supriadi, (1996: 23) untuk mengukur kreativitas ada lima pendekatan yang dapat dilakukan yaitu:

1) Analisis Objektif terhadap Produk Kreatif

Yaitu suatu pengukuran secara objektif menggunakan produk kreatif dari individu. Kelebihan dari pendekatan ini yaitu dapat langsung mengukur karya kreatif dari seseorang. Namun, kelemahan dari pendekatan ini adalah cukup sulit untuk mengukur kreativitas berdasarkan karya kreatif secara objektif.

2) Pertimbangan Subjektif

Pendekatan ini yaitu dengan kamus biografi untuk memilih atau mengukur orang-orang yang kreatif.

3) Inventori Kepribadian

Pendekatan ini bertujuan mengetahui kecenderungan-kecenderungan orang yang kreatif.

4) Inventori Biografis

Inventori biografis bertujuan untuk mengungkap berbagai aspek kehidupan orang-orang kreatif, antara lain identitas kepribadian, lingkungan dan pengalaman-pengalaman hidupnya.

5) Tes Kreativitas

(40)

22

Children, Torrance Test of Creative Assesment Package, tes kreatif verbal dari Munandar

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kreativitas dapat melalui beberapa pendekatan atau tes kreativitas, semua dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan keadaan individu yang akan diukur kreativitasnya.

G. Prestasi Praktik CAD

Dalam suatu proses belajar dapat dilihat suatu hasil dari belajar tersebut dari prestasi belajar siswa. Menurut Winkel yang dikutip oleh Sunarto (2009) menyatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan belajar sesuai dengan bobot yang dicapainya”.

Jika ditinjau dari segi bahasa, prestasi belajar terdiri dari dua kata yang berbeda dalam definisinya. Prestasi menurut Sardiman A.M (2001:46)

“prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan sebuah hasil interaksi

antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dalam diri individu maupun

dari luar individu”. Menurut W.S. Winkel (1996:165)” prestasi adalah bukti

usaha yang telah dicapai individu”.

Definisi belajar Santrock dan Yussen yang dikutip oleh tim penulis

buku Psikologi Pendidikan UNY (2007), “belajar sebagai perubahan yang

relatif permanen karena adanya pengalaman”. Menurut Rebber yang juga

(41)

23

sebagai hasil latihan yang diperkuat. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti kemampuan individu dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dari individu.

Definisi dari CAD adalah generasi dari menggambar mengunakan komputer. CAD merupakan alat bantu menggambar yang merupakan kemajuan dari menggambar secara tradisonal (Venugopal,2007:23). Jika ditinjau dari segi istilah CAD merupakan singkatan dari Computer Aided Design. Menurut Scott Onstoott (2014:19) CAD merupakan penggunaan teknologi komputer untuk desain dan dokumentasi desain. Program CAD dapat membantu dalam mengeksplorasi ide-ide desain, memvisualisasikan konsep dan mensimulasikan bagaimana desain akan tampil dalam dunia nyata. Program CAD memiliki fitur yang berbeda yaitu 2D grafis dan 3D modeling. Menurut Curtis Waguespark (2014:29) Inventor merupakan program yang diperkenalkan pada tahun 1999 yang mengacu dalam model 3D pada software yang sudah ada yaitu AutoCAD, namun memiiliki program

yang lebih baik lagi dan telah dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Autodesk Inventor mengembangkan dalam hal modeling, drawing, assembly, dan visualization tools. CAD dalam dunia teknik berarti menggambar atau

mendesain suatu proyek teknik dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu mendesain, sehingga dapat memudahkan perancang untuk mendesain suatu mesin atau suatu produk. Produk yang akan digambar dalam CAD dapat berupa garis-garis 2 dimensi maupun gambar 3 dimensi.

(42)

24

dikenal juga dengan menggambar menggunakan software CAD. Software yang terkenal yaitu AutoCAD, RoboCAD, Master Engineering, dan lain-lain.

Siswa SMK diharapkan dapat menguasai CAD dengan baik, karena keterampilan menggunakan CAD sangat dibutuhkan oleh industri. Pada CAD siswa akan difokuskan pada membuat gambar produk lengkap dengan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam gambar teknik. Sehingga dengan kata lain siswa hanya menerapkan ilmu yang sudah di dapat pada mata pelajaran gambar teknik yang sudah pernah diberikan pada semester sebelumnya. Menurut silabus mata pelajaran CAD dibagi menjadi beberapa kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu: mengidentifikasi piranti lunak, membuat gambar 2D, menghasilkan gambar akhir (output). Dari kompetensi tersebut dapat dilakukan evaluasi menggunakan tes membuat gambar dan menghasilkan gambar akhir menggunakan software AutoCAD, sehingga akan terlihat prestasi siswa dalam mata pelajaran CAD tersebut. H. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Aan Ardian, S.Pd (2008) yang berjudul Pengaruh Strategi Pengorganisasian Elaborasi Dan Gaya Kognitif Spasial Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Gambar Mesin.

Strategi pengorganisasian pembelajaran model elaborasi merupakan salah satu jenis strategi pembelajaran pengorganisasian materi yang bersifat makro, dan dapat digunakan dalam pem¬belajaran Gambar Mesin. Tujuan penelitian ini adalah untuk me¬nge¬tahui perbedaan hasil

(43)

25

mengikuti perkuliahan dengan strategi pengorganisasian buku teks bagi mahasiswa yang memiliki gaya kognitif spasial tinggi dan spasial rendah serta Interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya kognitif dalam pengaruhnya terhadap hasil belajar Gambar Mesin. Penelitian ini merupakan quasi experimen yang dilak¬sa¬na¬kan dengan menggunakan rancangan faktorial 2 x 2. Rancangan tersebut termasuk dalam Prestest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNY Yogyakarta yang mengambil mata pelajaran Gambar Mesin. Mata kuliah tersebut diadakan pada mahasiswa tingkat 1, semester genap. Jumlah populasi sebanyak 240 mahasiswa yang menyebar dalam 6 kelas. Sampel penelitian ini diambil secara cluster random sampling. Hasil analisis data untuk mengukur keterampilan gambar mesin mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Elaborasi menunjukkan rerata skor 63,13 dan strategi pembelajaran buku teks menunjukkan rerata nilai 57,97. Hasil penelitian ini menemukan interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan Spasial yang mempengaruhi keterampilan gambar mesin maha¬siswa. Strategi pembelajaran elaborasi memberikan hasil ke-terampilan gambar mesin yang lebih tinggi dari pada strategi pembelajaran buku teks bagi mahasiswa yang berkemampuan Spasial tinggi. Bagi mahasiswa yang berkemampuan spasial tinggi, dalam penelitian ini, penggunaan pendekatan elaborasi pada pengajaran gambar mesin sebagai sarana memberi pemenuhan pengalaman yang cukup cepat.

(44)

26

mem¬per¬oleh pengalaman mengerjakan pembuatan gambar mesin. Se-baliknya bagi mahasiswa berkemampuan spasial rendah, mereka memerlukan bimbingan selama proses pembelajaran, selain itu contoh atau prosedur yang telah disampaikan oleh dosen me¬rupakan panduan yang sangat membantu pada saat mereka bekerja sendiri menggunakan berbagai peralatan gambar mesin. FT, 2008 (PEND. TEK. MESIN)

2. Penelitian yang dilakukan oleh Karmon Sigalingging yang berjudul Model Evaluasi Kreativitas Lomba Kompetensi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2009

Model evaluasi mengenai kreativitas dalam bebrapa penelitian selama ini sebagian besar didominasi oleh tes-tes kemampuan berfikir kreatif yang dikembangkan maupun diadopsi dari Torrace Test of Creative Thinking. Selain memiliki beberapa kelebihan, juga memiliki beberapa kelemahan terutama dalam hal: (1) berbagai jenis tes kreativitas bertolak dari definisi, konstrukm dan indikator yang berbeda-beda tentang kreativitas; (2) skor tinggi yang diperole dari tes-tes kreativitas belum merupakan jaminan bahwa mereka memiliki kompetensi atau kemampuan pada taraf profesional berprestasi tinggi; dan (3) sistem penyekoran yang objektif pada dasarnya adalah subjektif karena sangat tergantung pertimbangan penyekor. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh derajat kreativitas subjek berdasarkan “Four P’s of Creativity” yaitu: creative person, creative product, creative process, dan creative press.

(45)

27

kemampuan berfikir kreatif verbal, untuk dimensi proses kreatf; dan (3) lembar peniliaian produk kreatif, untuk dimensi produk kreatif. Dilihat dari proses pengumpulan data, penelitian ini berusaha mengumpulkan data dari fenomena yang telah muncul tanpa ada intervensi dari peneliti. Subjek penelitian adalah peserta Lomba Kompetensi Siswa SMK tingkat propinsi DIY tahun 2007/2008 sebanyak 143 orang, yang tersebar pada 22 sekolah di lima kabupaten/kota. Analisis data menggunakan software SPSS for Windows 15.0, dan software LISREL 8.71, yang diawali dengan uji normalitas/linearitas dan secara multivariat data ditunjukan normal dan linear. Vaiditas konstruk kreativitas termasuk baik berdasarkan nilai muatan

faktor standar (λ) berturut-turut sebesar 0,95; 0,77; 0,98, dan 0,62 (semua

λ ≥ 1,96). Reliabilitas konstruknya baik berdasarkan komposit konstruk (ρk

= 0,78 dan ekstrak varian konstruk (ρe) = 0,71

Hasil penelitian ini adalah: (1) Model pengukuran dan model evaluasi kreativitas Lomba Kompetensi Siswa SMK yang terdiri atas dimensi pribadi, proses, pendorong, dan produk kreatif cocok dan sesuai digunakan; 2) derajat kreativitas subjek menurut dimensi-dimensinya berdasarkan kritesia dan norma kategorial masuk dalam kategori tinggi; dan (3) kualitas interaksi antara anak dengan orang tua dalam lingkungan keluarga, dan kualitas interaksi antara siswa dengan guru di lingkungan sekolah berkontribusi tinggi lebih besar bagi pertumbuhan kreativitas.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Amir Fatah, Martubi, dan M. Wakhid yang

(46)

28

Penelitian ini bertujuan meningkatkan prestasi belajar mata kuliah Computer Aided Design (CAD) mahasiswa Program Studi Teknik Otomotif yang dinyatakan dalam bentuk rerata nilai akhir semester yang berasal dari komponen nilai tugas harian, nilai ujian tengah semester dan nilai akhir semester. Penelitia quasi eksperimen ini terdiri dari beberapa tahapan penelitian yang diawali dengan penyusunan materi pembelajaran sejumlah pokok bahasan tertentu dalam satu lembar kerja. Dilanjutkan dengan pembuatan pedoman urutan kerja dalam penyelesaian suatu pekerjaan yang diberikan kepada eksperimen dimana penentunya dilakukan secara random dari dua kelas peserta kuliah CADpada semester genap 2009/2010. Kedua kelas diamati prestasinya, melalui kecepatan penyelesaian maupun kualitas pekerjaanya yang tercermin dari pembuatan portofolio setiap pekerjaan yang diselesaikan. Prestasi belajar kedua kelas juga diukur melalui pemberian ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Setelah data prestasi kedua kelas terkumpul dilanjutkan dengan analisis statistik dengan uji beda (t test) yang terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratan analisis. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar CAD mahasiswa pada kelas yang diberi perlakuan dengan penilaian portofolio lebih baik dibanding prestasi belajar CAD mahasiswa pada kelas yang tidak diberi perlakuan (76,33 > 73,46), dengan demikian pembelajaran CAD menggunakan penilaian portofolio dapat meninigkatkan prestasi mahasiswa pendidikan Teknik Otomotif.

I. Kerangka Pikir

(47)

29

yang harus dimiliki oleh siswa teknik pemesinan adalah gambar teknik. Siswa juga harus dapat memahami aturan atau kaidah dalam gambar teknik beserta semua informasi yang harus ada di dalamnya, seperti toleransi, suaian, tanda pengerjaan dan lain-lain. Karena siswa nantinya harus dapat membuat gambar teknik atau bertindak sebagai perancang proyek teknik, maka dibutuhkan pemahaman terhadap teori gambar teknik yang mumpuni. Berdasarkan uraian di atas, diduga tingkat pemahaman gambar teknik mempengaruhi praktik CAD siswa.

Kreativitas siswa merupakan kemampuan individu untuk menciptakan hal baru yang unik atau berbeda berupa gagasan maupun tindakan nyata dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Dengan kreativitas siswa akan memiliki rasa ingin tahu, mau untuk memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya dan memiliki cara yang baru untuk mengatasi masalah yang dihadapi, sehingga dengan kreativitas yang tinggi siswa diharapkan dapat menunjang dalam prestasi praktik CAD. Dengan kata lain siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan lebih berprestasi dalam praktik CAD.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan dikuasainya atau dipahaminya mata pelajaran gambar teknik dan memiliki kreativitas tinggi maka diharapkan dapat meningkatkan prestasi pada praktik CAD. Dari hal tersebut diduga tingkat pemahaman gambar teknik dan kreativitas siswa dengan prestasi praktik CAD siswa memiliki hubungan yang positif.

J. Hipotesis

Berdasarkan teori-teori dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dari

(48)

30

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara pemahaman gambar teknik terhadap prestasi praktik CAD siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta.

2. Ada hubungan positif dan signifikan antara kreativitas terhadap prestasi praktik CAD siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta.

(49)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasi, karena data penelitian ini berupa angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2013:7) bahwa “metode ini sebagai metode

ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah, yaitu konkrit/empris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini disebut metode kuantitatif korealsi karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik dan mencari hubungan antar variabel.”

B. Desain Penelitian

Ditinjau dari sifatnya, metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian ex-post facto, yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa yang sudah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut. Senada dengan pendapat Sukardi (2012:15) bahwa penelitian ex-post facto merupakan penelitian yang berhubungan dengan

variabel yang telah terjadi dan tidak perlu memberikan perlakuan terhadap variabel yang diteliti. Jadi, dalam penelitian ex-post facto, peneliti tidak

(50)

32 C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta. Tempat penelitian ini dipilih karena berawal dari studi pendahuluan, peneliti menemukan permasalahan mengenai bagaimana cara meningkatkan prestasi mata pelajaran CAD siswa melalui faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014. Sebelum penelitian dimulai, peneliti mengawali dengan observasi untuk menemukan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Observasi awal dilaksanakan pada saat KKN-PPL 2013. D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas atau dapat disebut juga variabel independen dalam penelitian ini tingkat pemahaman mata pelajaran gambar teknik dan kreativitas siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat atau variabel dependen dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah prestasi praktik CAD siswa kelas XI Teknik Pemesinan

(51)

33

[image:51.595.201.419.133.300.2]

Gambaran keterikatan dari masing-masing variabel dapat dirumuskan dalam desain paradigma dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Desain Penelitian Keterangan:

: Variabel Pemahaman Mata Pelajaran Gambar Teknik

: Variabel Kreativitas Siswa

Y : Variabel Prestasi Praktik CAD

: Hubungan antara Pemahaman Mata Pelajaran Gambar Teknik dan Kreativitas secara individu terhadap Prestasi Praktik CAD

: Hubungan antara Pemahaman Mata Pelajaran Gambar Teknik dan kreativitas secara bersama-sama terhadap Prestasi Praktik CAD

E. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:80), “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi merupakan keseluruhan

subjek yang menjadi fokus penelitian, dan keseluruhan anggota subjek penelitian yang memiliki kesamaan karakteristik (Burhan Nurgiyantoro,

X

1

X

2
(52)

34

2012:20). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan di SMK N 2 Depok, Kabupaten Sleman tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 64 siswa. Kelas XI dipilih menjadi populasi dalam penelitian ini dikarenakan beberapa pertimbangan, yaitu: a. Siswa kelas XI telah menempuh mata pelajaran gambar teknik dasar

dan gambar teknik II.

b. Siswa kelas XI sedang menempuh mata pelajaran CAD.

Tabel 1. Distribusi siswa kelas XI TeknikPemesinan SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian populasi, yaitu penelitian tanpa menentukan sampel atau dengan kata lain seluruh populasi diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:174), “penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak”.

Jadi yang akan diteliti adalah seluruh siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta.

F. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan dokumentasi.

a) Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai variabel

pemahaman mata pelajaran gambar teknik dan kreativitas siswa. Tes yang digunakan adalah berupa tes objektif berupa pilihan ganda

No. Kelas Jumlah Siswa

1 XI TPA 32

2 XI TPB 32

[image:52.595.169.439.279.359.2]
(53)

35

dengan jumlah soal tertentu. Materi dalam tes tersebut disesuaikan dengan materi yang telah di dapat oleh siswa dan pada tes kreativitas mengacu pada buku tes IQ.

b) Metode Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:201) dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan meneliti benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peratutan-peraturan, catatan harian, dan sebagainya. Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinya. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data prestasi praktik CAD, yaitu mengacu pada data nilai ujian yang telah dilakukan pada 15 Januari 2014.

2. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, fenomena tersebut disebut variabel penelitian” (Sugiyono, 2013:102). Jadi instrumen

penelitian merupakan alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan dan berhubungan dengan penelitian tersebut. Sesuai dengan pernyataan di atas, yaitu metode yang digunakan adalah dokumentasi dan tes dimana terdapat tiga variabel di dalamnya yaitu pemahaman gambar teknik, kreativitas siswa dan prestasi praktik CAD.

(54)

36

Dari kajian di atas maka dapat dijadikan acuan dalam penyusunan instrumen penelitian ini yaitu untuk mendapatkan data pemahaman mata pelajaran gambar teknik dan kreativitas siswa menggunakan metode tes, sedangkan untuk mendapatkan data prestasi praktik CAD siswa menggunakan metode dokumentasi.

Cara menyusun instrumen menurut Sugiyono (2013:103) yaitu “titik tolak penyusunan instrumen adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Kemudian dari variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur, kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan”

Penelitian ini menggunakan dua instrumen untuk mendapatkan data penelitian, yaitu:

a) Instrumen tingkat pemahaman gambar teknik

Instrumen yang digunakan yaitu metode tes dan dikembangkan berdasarkan indikator-indikator dari gambar teknik tersebut. Instrumen ini meliputi proyeksi gambar, penulisan ukuran, menentukan potongan benda, toleransi, suaian, dan tanda pengerjaan. Tes ini mengacu kepada buku mata pelajaran gambar teknik yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga konsep dan jenis soal yang akan digunakan pada penelitian in sudah terfokus pada mata pelajaran gambar teknik.

Jenis tes ini yaitu pilihan ganda. Hal ini dikarenakan pertimbangan segi objektifitas dan luasnya materi. Dalam instrumen ini jawaban

(55)

37

dalam instrumen ini yaitu 0 sampai 21. Kisi-kisi instrumen tingkat pemahaman gambar teknik dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Tingkat Pemahaman Gambar Teknik

b) Instrumen Tingkat Kreativitas Siswa

Instrumen yang digunakan yaitu metode tes dan dikembangkan sesuai dengan aspek-aspek dalam kreativitas, tes yang akan digunakan yaitu tes kreativitas yang mengacu kepada beberapa instrumen tes dari buku. Tes yang digunakan lebih mengacu pada tes non verbal yaitu tes yang fokus kepada gambar-gambar. Hal tesebut dikarenakan pada penelitian ini akan mencari sebuah hubungan terhadap praktik CAD yang di dalamnya berupa gambar teknik.

Jenis tes ini yaitu pilihan ganda. Hal ini dikarenakan pertimbangan

segi objektifitas dan luasnya materi. Dalam instrumen ini jawaban benar memiliki nilai skor (1) dan jawaban salah memiliki skor (0). Skor dalam instrumen ini yaitu 0 sampai 17. Macam tes kreativitas yang digunakan yaitu spasial, analisis logis atau logika kreatif, matriks lanjutan yang semua itu mengacu pada tes atau latihan yang digagas oleh Philip Carter. Kisi-kisi instrumen kreativitas dapat dilihat pada tabel 3.

No. Indikator Nomor Butir 1 Gambar Proyeksi 1,2,3,4

[image:55.595.154.455.229.323.2]
(56)
[image:56.595.154.477.106.164.2]

38

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Kreativitas siswa

3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Pengujian Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2013:121) “Valid berarti instrumen dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Untuk mendapatkan instrumen yang valid maka diperlukan pengujian validitas.

1) Pengujian Validitas Konstruksi (Construct Validity)

Pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan pengujian validitas konstruksi (construct validity). Menurut Sugiyono (2013:125) “pengujian validitas konstruksi dapat menggunakan pendapat para ahli (judgement experts). Dalam hal

ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli”. Konsultasi dilakukan kepada para

ahli yaitu Dosen Universitas Negeri Yogyakarta yang sesuai dengan bidangnya, selanjutnya hasil dari konsultasi dengan pakar ahli tersebut dijadikan acuan untuk menyempurnakan instrumen sehingga layak digunakan untuk mengambil data penelitian.

2) Pengujian Validitas Isi (Content Validity)

Menurut Sugiyono (2013:129) “untuk instrumen yang

berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan

No. Indikator Nomor Butir

1 Spasial 1,2,3,4,5,6,7,8,9

(57)

39

membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan”.

Untuk menguji validitas butir-butir instrumen tersebut lebih lanjut, dapat melakukan ujicoba setelah dikonsultasikan kepada ahli. Setelah dilakukan ujicoba selanjutnya dilakukan analisis item atau uji beda. Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total dan uji beda dilakukan dengan menguji signifikansi perbedaan 27% skor kelompok atas dan 27% skor kelompok bawah.

Data yang sudah didapat dan ditabulasikan, maka pengujian validitas isi dilakukan dengan analisis korelasi dari Karl Pearson yang terkenal dengan Korelasi Product Moment dengan angka kasar. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien korelasi antara X dan Y

= jumlah subyek

∑ = jumlah skor butir soal X ∑ = jumlah skor total

∑ = jumlah kuadrat skor butir soal X ∑ = jumlah kuadrat skor total

∑ = jumlah perkalian X dan Y

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ho: Skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk

(58)

40

�= � � − ∑ � � �

Ha: Skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor konstruk.

Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan rhitung dengan rtabel untuk mengetahui butir yang valid dan tidak valid dengan jumlah subyek 30 dengan taraf signifikan 5%. Apabila rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel pada taraf signifikan 5%, maka butir pernyataan tersebut valid. Namun, jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka butir pernyataan tidak valid.

b. Pengujian Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2013:121) “instrumen yang reliabel adalah instrumen

Gambar

Gambar 1. Contoh Gambar Teknik
Gambar 1. Desain Penelitian
Tabel 1. Distribusi siswa kelas XI TeknikPemesinan SMK N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta.
Gambar Proyeksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Campuran Umbi Garut, Kecambah Kedelai, dan Germ Gandum Berindeks. Glisemik Rendah” telah diuji dan

- Terwujudnya Water Sport Center yang memiliki tatana ruang dalam dan tampilan bangunandengan karakter fleksibel, luwes, aktif dan atraktif ke dalam bentuk. dan ruang

besarnya koefisien determinasi berganda sebesar 0,976, nilai ini menunjukkan bahwa variabel harga ekspor, nilai tukar dan investasi perikanan (PMA dan PMDN) mampu

context, before you begin designing and developing a training course, you need to address three key business questions that regularly arise during the project:..  Who

Mengingat pentingnya acara ini diminta kepada saudara hadir tepat waktu dan apabila diwakilkan diharapkan membawa surat kuasa, serta membawa berkas klarifikasi 1 (satu)

kompetensi atau kemampuan gerak dari mulai bayi (infancy) sampai masa dewasa (adulthoud) serta melibatkan berbagai aspek perilaku manusia, kemampuan gerak dan aspek

2 Kuantitas satuan adalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor mata pembayaran. 3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan

Selaras dengan prinsip pengembangan pendidikan kejuruan secara holistik, maka peran LPTK dalam menyiapkan guru kejuruan akan meliputi apsek-aspek berikut: (1) menempatkan