1 DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,Taufik dkk.”SEJARAH: Memahami Kontroversi Sejarah Orde Baru.” Jakarta: Masyarakat Sejarawan Indonesia.
Coppel, Charles A,1994. “Tionghoa Indonesia dalam Krisis.” Jakarta : Pustaka Sinar harapan.
Eriyanto,2001.”Analisis Wacana Pengantar Teks Media.” Jogjakarta: Lkis.
Greif,Stuart W,1991. WNI Problematik Orang Indonesia asal Cina. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Hamad, Ibnu,2004.”Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa; sebuah Studi critical Discourse Analysis terhadap Berita Politik.” Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kartono, Kartini. 1990. Pengatur Metodologi Riset Sosial. CV. Mondar Maju : Bandung
Kite, Erin, 2004. Identitas Kebidayaan Tionghoa; Kebijakan Soeharto dan Keberhasilannya Mecapai Pembauran Lengkap. Malang : ACICIS, Studi Lapangan Malang, Universitas Muhamadiyah Malang.
Kwik Kian Gie dan nurcholis Madjid, 1998. Masalah Pri dan Nonpri Dewasa ini. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Mellaz, August, 2002. "Antara Prasangka dan Realita; Wacana Anti Cina di Indonesia". Jakarta: Pustaka Inspirasi.
Mulyana, Deddy,2008. “Komunikasi Massa, kontroversi, teori dan aplikasi”.Bandung :Widya Padjajaran.
Narwaya, Tri Guntur,2006. “Matinya Ilmu komunikasi.” Jogjakarta: RESIST Book.
Rusdiarti, Suma Riella.”Bahasa, Pertarungan Simbolik dan Kekuasaan.” Edisi khusus Pierre Bourdieu, BASIS November-Desember 2003; Hal.31-39. Rustopo,2007. “Cina dan Kebudayaan Jawa.” Jogjakarta : ombak.
Sobur, Alex,2006. “Analisis Teks Media.” Bandung; PT. REMAJA ROSDAKARYA.
2 Saparaus, Kasmun,2003. “Kapilarisasi Sosial Masayarakat Tionghoa”. Salatiga:
Widya Sari.
Setiawan,Yohanes,2011.”Agamaning Wong Balong.” Salatiga: UKSW. Setiono,Benny G,2002.” Tionghoa dalam Pusaran Politik”. Jakarta: Elkasa. Suryadinata,Leo.”Etnis Tionhoa sejak reformasi.” Edisi hari kemerdekaan, Tempo
17 Agustus 2004; hal. 38-39. Indonesia
Suryadinata,L, 1984. Dilema Minoritas Tionghoa. Jakarta: Grafiti Pers. Suryadinata,L, 1999. Etnis Tionghoa dan Pembangunan. Jakarta: LP3S.
Taher, Tarmizi, 1997. Masyarakat Cina Ketahanan Nasional dan Intergrasi Bangsa di Indonesia. Jakarta: Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM).
Toer, Pramoedya Ananta ,1996. “Arus Balik”. Jakarta: Hasta Mitra.
“KIBAR AKBAR TERBESAR DI LASEM DAN TIONGKOK KECIL DI
PULAU JAWA”
Presenter : Pemirsa, apa kabar? Selamat datang di kota batik, Lasem. Disini adalah kecamatan Lasem di Jawa Tengah. Sekalipun Lasem hanyalah kota kecil, namun ia memiliki warisan sejarah yang teramat kaya, khususnya warisan budaya Tionghoa, karena pada abad 14, saat orang China pertama kali mendarat di Pulau Jawa, daerah pertama yang ditapaki adalah Lasem, jika ingin tahu lebih banyak tentang Lasem, maka mari ikuti saya.
Presenter: Lasem baru saja mengadakan kibar akbar pertama yang menarik peserta dari sekitar 50 kelenteng dari seluruh negri. Suksesnya acara kali ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari segenap warga Lasem, jelas menunjukkan solidaritas masyarakat lasem yang tinggi.
VO: Ulang Tahun Dewi Mak Co jatuh pada tanggal 23 bulan 3 penanggalan China. Tahun ini, Kelenteng Tjoe An Kiong Lasem merayakan kibar akbar untuk merayakannya. Ada sekitar 50 kelenteng di seluruh negri turut serta dalam kibar ini, setiap kelenteng membawa sekitar 100 orang. Setiap rombongan membawa serta patung Dewa Tuan Rumah mereka, jumlah seluruhnya sekitar 80 patung Dewa Tuan Rumah dalam kibar ini. Kibar dibuka oleh Wakil Bupati Rembang, H. Abdul Hafidz. Beliau mengatakan, merupakan suatu kebanggaan bagi warga Lasem untuk dapat mengadakan acara ini, karena itu budaya ini harus terus dipertahankan.
H. Abdul hafidz (Bupati Rembang) : “Untuk masyarakat Lasem ini merupakan kebanggaan karena ini salah satu budaya yang bisa kita angkat pada level nasional bahkan internasional”
adalah untuk mengucap syukur atas segala berkat Tuhan, menolak bala dan mempererat hubungan antar sesama.
Rudy Hartono (Ketua Panitia) : “Kita mengucapkan banyak terimakasih atas berkat dari Dewi Mak Co dan Tuhan, sehingga perekonomian-perekonomian khususnya di Kota Lasem bisa bagus dan untuk sekop nasional supaya negara kita bisa menjadi lebih baik.”
VO: Kibar ini tidak hanya diikuti oleh anggota kelenteng di seluruh negri. Namun juga mendapat dukungan dan bantuan dari seluruh warga Lasem, termasuk juga Forum Komunikasi Masyarakat Sejarah dan Forum Silaturahmi Santri lasem Sekar Jagad. Forum Santri bahkan bertugas menjaga keamanan di area kelenteng selama kibar berlangsung, benar-benar menunjukkan semangat kekeluargaan dan toleransi antar umat beragama dan suku yang berbeda di Lasem.
Abdul Rochmin (Ketua Santri Sekar jagad) : “Sebetulnya itu sudah menjadi kebiasaan dari orang-orang Lasem untuk saling menghormati diantara sesama, diantara komponen masyarakat di Lasem ini.”
VO: Selama ini warga Tionghoa Lasem hanya mengadakan kibar kecil-kecilan pada perayaan Cap Go Meh setiap tahun. Kini, dalam rangka memperkenalkan Lasem kepada khalayak luas, kibar diadakan skala nasional.
Presenter : Batik merupakan industri penting di Lasem. Setiap orang yang datang ke Lasem, tidak akan lupa membeli batik. Orang Tionghoa telah tiba di Pulau Jawa pada abad 14, mereka tiba pertama kali di Lasem, serta hasil asimilasi 2 budaya Jawa-Tionghoa juga sangat terlihat. Mari kita lihat bersama profil Kota Lasem.
Ho pada abad 14, mengawali masuknya budaya Tionghoa ke tanah air kemudian banyak mempengaruhi budaya lokal.
Sigit Witjaksono (Tokoh Tionghoa) : “Orang Tionghoa sudah berbaur dengan orang Indonesia sejak Cheng Ho datang, mereka datang dari Tiongkok kesini hanya orang laki-laki saja, disini kawin dengan wanita-wanita dari Jepara, wanita dari Lasem sehingga melahirkan keturunan orang seperti saya ini yang dikatakan Hua Kiao yaitu orang Tionghoa peranturan.”
VO: Asimilasi 2 budaya ini pun melahirkan budaya baru, budaya peranakan. Batik Lasem yang termashyur memancarkan keindahan budaya peranakan. Motif burung Hong yang elegan diselingi motif tradisional Jawa diatas kain batik merah. Menceritakan pertautan 2 budaya, layaknya interaksi harmonis diantara suku Tionghoa dan Jawa selama ini yang rukun dan bersatu. Menurut sejarah, suku Tionghoa Lasem dahulu berperang bersama dengan suku Jawa melawan penjajah Belanda. Industri yang berkembang di Lasem antara lain industri batik, pembuatan terasi, dan perikanan. Pemerintah daerah setempat sedang berusaha mengembangkan ekonomi kreatif dan pariwisata Lasem. Karena itu, kini banyak bank yang mulai membuka cabang di Lasem untuk membantu perkembangan ekonomi masyarakat setempat.
“BUKU TENTANG WANITA TIONGHOA YANG INSPIRATIF”
Presenter : Selamat pagi pemirsa, selamat menonton acara Xin Wen Lifestyle. Senang sekali saya Christine Ng dapat kembali bertemu dengan anda. Hari ini merupakan hari yang penting bagi para wanita Indonesia, sebab hari ini kita memperingati hari kelahiran R.A. Kartini, seorang pahlawan wanita Indonesia. Tanpa Kartini tentunya tidak akan ada wanita Indonesia yang hebat seperti anda dan saya. Pada zaman Kartini, keluar dari rumah pun kaum wanita tidak diijinkan, apalagi muncul di depan layar seperti ini, tentu lebih tidak mungkin lagi. Untuk itu kita perlu berterimakasih pada ibu Kartini untuk kebebasan dan kecerdasan yang kini kita miliki.
Presenter : Setiap orang memiliki cara berbeda dalam memperingati hari Kartini. Aimee Dawis meluncurkan buku keduanya mengenai keturunan Tionghoa pada bulan April tahun ini. Bukunya berjudul “Potret Inspirasi Tokoh Perempuan Tionghoa Indonesia”. Yang bercerita tentang kisah sukses 9 tokoh wanita Indonesia keturunan Tionghoa.
Aimee Dawis (penulis buku): “Semuanya menganggap bahwa mereka itu orang Indonesia first and famous, tapi terutama orang Indonesia dan they just happen to be chinese, jadi etnis mereka itu etnis Tionghoa tapi mereka merasa bahwa
Indonesia is aplace we can contribute the most”
Mari Elka Pangestu (salah satu tokoh buku) : “Saya bangga menjadi orang Indonesia karena kita kuat di dalam hal-hal seperti pluralisme, keagamaan dan kesetaraan, walaupun belum sempurna, tetapi kita lebih baik dari banyak negara lain.”
Mely G.Tan (salah satu tokoh) : “Dimasukkan dalam bukunya Aimee, saya kira ini merupakan sesuatu yang juga untuk memperlihatkan bahwa sebenarnya perempuan Tionghoa itu cukup banyak yang berperan dalam berbagai bidang.”
HASIL WAWANCARA dengan Candy Natazia Jorian (Produser, presenter, dan reporter Metro xin wen)
Tanggal 24 Mei 2012, berlokasi di redaksi Metro Xin Wen.
P : Metro Xin Wen sudah berdiri dari Tahun 2000 sampai sekarang, apa yang membedakan tayangan berita metro xin wen yang dulu dengan sekarang?
J: Metro xin wen pada awalnya menampilkan program berita jenis hard news, jadi sama
seperti program berita yang lain, menampilakan berita seputar isu politik, ekonomi,
sosial hanya saja dikemas dalam bahasa mandarin, tapi xin wen yang sekarang terutama
setelah xin wen masuk kedalam wideshot pada 25 November 2011 ,fokus xin wen berubah menjadi berita- berita features yang ringan dan menarik.
P: mengapa xin wen bisa masuk ke program wideshot yang didalamnya terdapat
gabungan dan rangkaian dari program-program berita yang lain, sedangkan dulunya xin
wen merupakan program berita yang berdiri sendiri, terutama xin wen merupakan program berita eksklusif?
J: sebenarnya xin wen masuk kedalam rangkaian wideshot yang tergabung dalam
berbagai segmen program berita setiap hari senin- jumat pukul 1.00 WIB - 5.00 WIB, dan
xin wen hadir di wide shot sekitar pukul jam 3.00 WIB- 4.00 WIB, tidak patokan pasti
jamnya, yang jelas sekitar jam segitu, dan xin wen masih berdiri sendiri pada hari sabtu dan minggu pukul 10.30 WIB, walaupun cukup banyak juga yang mengeluhkan jadwal
xin wen yang tidak pasti dan sepertinya menjadi tidak eksklusif lagi, tapi ini merupakan
kebijakan dari manajemen atas dan banyak hal yang lebih baik dengan kebijakan ini.
program wideshot sendiri merupakan program yang segmentasinya lebih ke anak muda, jika dipikir pada kisaran jam segitu siapa yang menonton televisi jika bukan anak muda?
nah oleh karena itu konten berita kita pun berubah dari hardnews menjadi features seputar
mengenai budaya tionghoa karena sudah hampir 32 tahun lebih budaya ini hilang bahkan
untuk generasi dari tionghoa sendiripun tidak banyak yang tahu kebudayaan etnis mereka,
nah jadi dengan konten yg seperti itu sesuai juga dengan segmentasi wideshot yang
notabene kawula muda, jadi generasi muda khususnya dari etnis tionghoa bisa mengenal
budaya etnisnya dan tidak menutup juga untuk generasi muda yang lainnya untuk bisa mengenal, maka dari itu konten berita kita juga banyak mengulas mengenai budaya
campuran tionghoa dengan lokal dan solidaritas, jika kita mengingat waktu kerusahan
mei '98, kenapa etnis Tionghoa yang menjadi sasaran? itu karena dari masyarakat ada stereotip bahwa orang cina pasti kaya semua, padahal kan belum tentu, selain itu juga
karena sudah ada rasa curiga yang tertanam. jadi itulah yang saya bilang banyak hal baik
dengan xinwen yang masuk kedalam rangkaian wideshot supaya masyarakat luas lebih bisa menerima dan punya sikap solidaritas terutama generasi muda.
P: saya tertarik dengan segmen belajar bahasa mandarin pada penghujung program xin wen di rangkaian wideshot, mengapa bisa tercetus ide seperti itu?
J: tidak ada alasan khusus yahh... ide itu tercetus begitu aja, mungkin karena wideshot
merupakan program yang segmennya anak muda sehingga kita mencoba untuk
mengemasnya menjadi lebih menarik, bahasa mandarin yang di berikan juga ringan dan
dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga cocok untuk anak muda yang punya ketertarikan dan rasa ingin tahu yang kuat. kami juga berusaha untuk menghilangkan
nilai ekskusif dari xin wen, kami tidak hanya menyorot pada budaya dan pengetahuan
mengenai etnis tionghoa tapi kami mengimbangi dengan menampilkan berita features
yang menarik dengan adanya perpaduan , dan solidaritas kehidupan antar etnis dan agama, maka dari segi kemasan kami pun juga berusaha untuk adanya ketertarikan pada
budaya tionghoa terutama bahasa madarin dengan interaksi para presenter pada segmen
belajar bahasa mandarin, pada berita pun kami sudah memberikan teks bahasa Indonesia agar semuanya dapat menyimak berita xin wen.
P: apakah ada perubahan visi dan misi pada metro xin wen?
J: ya boleh dibilang cukup banyak pergeserannya klo dlu fokus kita ada memberikan
berita yang aktual dan berimbang dengan kemasan bahasa mandarin untuk memenuhi
rasa kecintaan dan ketertarikan masyarakat pada bahasa mandarin, sekarang kita lebih
minggu karena xin wen hari minggu lebih mengupas berita seputar kesehatan yang
segmennya ke orangtua.
P: bagaimana mekanisme dalam menaikkan suatu berita?
J: kami selalu ada rapat redaksi untuk pencetusan topik berita, namun topik yang
dicetuskan juga selalu dalam koridor visi kita, dan saya yang bertanggung jawab atas keseluruhan produksi berita.
P: apakah redaksi metro xin wen harus orang dari etnis tionghoa?
J: kami hanya menekakan untuk reporter, presenter harus yang bisa berbahasa mandarin,
itu sudah pasti, namun memang kebanyakan yang menjadi presenter dan reporter adalah
etnis tionghoa, tapi tidak menutup kemungkinan untuk siapa saja yang bisa berbahasa mandarin bisa menjadi reporter dan presenter xin wen, justru itu akan lebih menarik.
P: apa yang menjadi pandangan cici sebagai produser dalam menyangkan berita
mengenai peluncuran “Buku Wanita Tionghoa yang menginspirasi” karangan Aimee
Dawis?
J: pemberitaan mengenai peluncuran buku Aimee bertepatan dengan hari Kartini yang merupakan pejuang kesetaraan perempuan Indonesia , banyak perempuan-perempuan
Tionghoa yang punya semangat juang seperti Kartini untuk Indonesia dalam berbagai
bidang seperti olahraga, pendidikan musik,keilmuwan, bisnis, kementrian dan sebagainya
yang diangkat melalui buku ciptaan Aimee Dawis, ini menjadi penting bagi masyarakat
Indonesia mengetahui dan merubah stigma negatif mereka selama ini, etnis Tionghoa merasa berbangsa Indonesia dan bangga menjadi Indonesia dan memberikan sumbangsih
bagi negara ini, tidak hanya dari segi perekonomian saja tapi dalam segala bidang yang mereka capai dengan usaha keras dan ketekunan.
P: Ketika mengangkat berita mengenai Kota Lasem, hal apa yang ada di benak cici
sebagai produser yang bertanggung jawab dalam penayangan berita?
“Kota Lasem merupakan fenomena yang menarik yang meyakinkan kita semua bahwa
ditanamkan oleh seluruh masyarakat luas bahwa semuanya dapat diperbaiki dan kita bisa
hidup berdampingan seperti masyarakat di Lasem.
P: apa pendapat cici menyikapi permasalahan mengenai etnis Tionghoa dengan
masyarakat Indonesia, jika dilihat pada pemberitaan metro Xin Wen banyak
menyingggung mengenai hubungan etnis Tionghoa dengan masyarakat, sebenarnya apa yang menjadi pemikiran cici menyikapi permasalahan ini?
26-01-2012, 09:34 AM #1 Join Date: Dec 2011 Location: penganut tongol 3rd
Posts: 298
Hari raya dan budaya etnis tionghoa di
Indonesia sebaiknya di tiadakan
Dikarenakan orang cina tak ada andil buat perjuangan kemerdekaan RI
maka segala bentuk perayaan imlek, barongsay, cap go meh tak pantas dan tak perlu di lestarikan di Indonesia. Mereka cuma numpang dagang di Indonesia
Gw milih di hapusin aja tanggal merah buat tahun baru cina menjadi hitam kembali seperti era soeharto. Ga apa2 jatah libur gw hilang 1 hari ketimbang ada perayaan yg ga ada sumbangsih nya buat kemerdekaan RI
Quote:
Originally Posted by Kemenyan
Another stupid get punished here and please... Jangan paksa gw mengunakan banned.
Terima kasih atas kerjasamanya
QUOTE
KaskusAd - Create an KasAD / Buat Iklan KasAD
31-01-2012, 11:18 AM #2
drtommy94 Moderator Kaskus
Tak ada andil buat perjuangan kemerdekaan RI ?????????
UserID: 603648 Join Date: Nov 2008 Location:
_iLLusTre'_s⏝Heart Posts: 7,609
Blog Entries: 3
chong...kalo ini ada gak sih ???????
QUOTE Join Date: Nov 2011 Location: Pengikut Tongol No. 2
Posts: 3,466
keduax, ijin pejwan dulu dok ntar diedit komennya OS nya gak sepanjang yang sebelah tapi maknanya dalem banget nih.
Gw kurang setuju, meski cokin gak ada sumbangsihnya bagi kemerdekaan, tapi cokin punya sumbangsih dalam mengembangkan perekonomian dan membuka selebar-lebarnya lapangan kerja untuk tiko-tiko.
bagaimanapun cokin ama tiko punya hak yang sama sebagai WNI. Join Date: Oct 2008 Location: I love u too Posts: 11,301
cina juga punya sumbangsih kok buat negara
QUOTE
31-01-2012, 11:22 AM #5
pacikun[$] Kaskus Donator
UserID: 2141737 Join Date: Oct 2010 Location: 6°54′53.08″S Posts: 5,183
Terpaku sama bambu luncing Lu olang
Ntar kalo diilangin Lu olang kaga kebagean angpao a
QUOTE
31-01-2012, 11:22 AM #6
semiconcerto kaskus maniac
UserID: 671715 Join Date: Jan 2009 Location: Under your Bed
Posts: 5,044
hush...!!! ga dpt ang pao donk klo diapusin...
QUOTE
31-01-2012, 11:29 AM #7
shafira.rizkyna newbie
Laksamana ceng ho berperan lho gua kagum dgn nasionalismenya
UserID: 3724553 Join Date: Dec 2011 Location: di hati ayang qu
Posts: 22
AM..
QUOTE
31-01-2012, 11:33 AM #8
Mr.Mesum kaskuser
UserID: 3830876 Join Date: Dec 2011 Location: penganut tongol 3rd
Posts: 298
reserpret buat apdetan gweh
QUOTE
31-01-2012, 11:35 AM #9
Shoten Zenjin kaskus addict
ga ngaruh.... mo ga libur sekalipun ga ngaruh banyak
UserID: 207063 Join Date: Sep 2006 Location: ga jelas kaya tuhan Join Date: Jul 2009 Location: Timur Jakarta& Timur Solo Posts: 6,888
baca sejarah dulu, jangan asal bacot
dan baca UU No. 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Join Date: Dec 2011 Location: di hati ayang qu
Posts: 22
Quote:
Originally Posted by tongol laksana???
laksana raja di laot??
laksana apa laksamana sih??
kurang kata ma sahaja tega elu ngol protes sama gua
QUOTE
31-01-2012, 11:45 AM #12
pilemon189 kaskus addict
UserID: 2466264 Join Date: Jan 2011 Location: somewhere in town
Posts: 1,773
gejala tret sara neh
si ts mo ngajak perang sara dimari, nyadar ga yg dagang di indo bkn cinak doang, napa ga ente usir smua skalian? judul trit ente bener2 cerdas bin pintar
btw skalian natal ama idul fitri ditiadakan, itu agama asalnya bkn dr indonesia
QUOTE
31-01-2012, 11:51 AM #13
Roudo kaskus holic
UserID: 1027994 Join Date: Aug 2009 Location: in my room Posts: 848
gua bingung ini thread koq di apruv ya ?
ts cacad anak
31-01-2012, 11:57 AM #14
shafira.rizkyna newbie
UserID: 3724553 Join Date: Dec 2011 Location: di hati ayang qu
Posts: 22
Quote:
Originally Posted by pilemon189 gejala tret sara neh
si ts mo ngajak perang sara dimari, nyadar ga yg dagang di indo bkn cinak doang, napa ga ente usir smua skalian? judul trit ente bener2 cerdas bin pintar
btw skalian natal ama idul fitri ditiadakan, itu agama asalnya bkn dr indonesia
meluk agama kan bukan berdasar asal negara
memang konghucu ori made in cina ya mangkanya elu meluk ? Kalau gua milih yg gua sreg ama hati bukan made in mana
12-03-2012, 09:46 AM #1
papaniela kaskuser
UserID: 2139348 Join Date: Oct 2010 Posts: 283
Demi menjaga persatuan, Bagaimana bila
No-more Etnis Cina tapi Suku Tionghoa
Seperti Suku Jawa, Suku Sumatera, dsb
Ngeri tau, kalo pecah Mei 1998 lagi.Sekarang aja BBM mo naik mulai gerah suasana
Banyak bukti jasa Suku Tionghoa bagi Bangsa dan Negara Indonesia
contoh;Tjong Api di Medan, Kwik kian gie. Lim see king, Dokter Oen(surakarta), saya nggak tahu ada nggak
konglemerat suku Tionghoa yang berjasa sekarang?
Oya , kenapa Suku Tionghoa di Medan tidak seperti di Jawa, yang bangga berbahasa dan berdialek Jawa, bahkan gw kagum mereka bertutur bisa lebih halus dari Orang Jawa Aseli-nya sendiri?
QUOTE
KaskusAd - Create an KasAD / Buat Iklan KasAD
12-03-2012, 09:51 AM #2
ivanurzu7 newbie
UserID: 2883602 Join Date: Apr 2011 Location: BSD City
Posts: 67
QUOTE
12-03-2012, 09:56 AM #3
Cezze kaskuser
UserID: 1143695 Join Date: Oct 2009 Posts: 143
Numpang mejeng pejwan gan
QUOTE
12-03-2012, 10:09 AM #4
genjutsu_master newbie
UserID: 1004046 Join Date: Jul 2009 Location: jakarta Posts: 86
piece mytpuluh
setuju gan!!
NO MORE SARA!!
kita semua uda pada bosen dg konflik, aplg konflik yg sengaja di setir oleh oknum tertentu
QUOTE
12-03-2012, 10:23 AM #5
Ken3748 kaskus addict
UserID: 1307168 Join Date: Dec 2009 Location: In the dark Posts: 2,019
QUOTE
12-03-2012, 10:32 AM #6
Avinkhansamu kaskus holic
UserID: 1316933 Join Date: Jan 2010 Posts: 777
setuju gan ,,, ,,, buat yang di Medan mungkin sukunya beda ama yang di Pulau Jawa
QUOTE
12-03-2012, 10:33 AM #7
MGunawan kaskuser
UserID: 216016 Join Date: Oct 2006 Posts: 190
China Medan ...
Di jalan2 umum mereka seperti itu, gue juga heran. Kalo di jakarta hanya di pecinan. Kalo di umum mereka membaur.
QUOTE
eric49 kaskus addict
UserID: 2897490 Join Date: Apr 2011 Location: Everywhere Posts: 2,245
agan TS orang Medan juga nih? ane setuju gan , say no to SARA! Join Date: Dec 2011 Posts: 2,055
emang di medan gak di kasih pelajaran bahasa daerah di sd
ane di bandung pnya temen tionghoa klo ketemu terus ngobrol pake bahasa sunda jdinya tambah akrab
QUOTE
tergantung juga daerah dan komunitasnya..
tp tidak bisa dipungkiri juga, kadang tionghoa akan lebih "nyaman" jika berkelompok dengan suku mereka sendiri.
UserID: 3594676 Join Date: Oct 2011 Location: yogyakarta Posts: 506
btw.. bini ane juga keturunan tionghoa, sedang ane jawa
QUOTE
12-03-2012, 10:53 AM #11
Vaiueo kaskus addict
UserID: 1361194 Join Date: Jan 2010 Location: dimana-mana Posts: 2,325
ane setuju ma agan ini,kedamaian emang paling hal yg pling indah
QUOTE
12-03-2012, 11:09 AM #12
pt.usm Auto Banned
UserID: 3430809 Join Date: Sep 2011 Location:
http://usm.co.id Posts: 284
DAMAI ITU INDAH GAN Quote:
Unit ed heat er indust r y
Heat er | Tubular | Ther mocouple| Oven| Fur na
ce| Heat ing| Nozzle| RTD
12-03-2012, 11:14 AM #13
cipek1984 kaskus addict
UserID: 1969928 Join Date: Aug 2010 Posts: 2,134
setujuuuuuu
: nosara
QUOTE
12-03-2012, 11:19 AM #14
ocean23 kaskus addict
UserID: 505421 Join Date: Jul 2008 Location: on earth~ Posts: 1,518
gw suka tionghoa lahir d indonesia dan bangga berbahasa indonesia... so piz2 aja dehhh.... mo ada perang sama malay gw juga ikud deh gan bantai tu orang melayu sok
QUOTE
12-03-2012, 11:41 AM #15
BlythZ aktivis kaskus
UserID: 1342877 Join Date: Jan 2010 Location: wherever i want
Posts: 659 Join Date: Sep 2009 Posts: 271
saya suku Tionghoa dari Medan, bagi agan sekalian yang belum pernah tinggal di Medan pasti kurang mengerti.
Simplenya begini, banyak (tidak semua) masyarakat suku batak yg juga masih sangat anti dengan suku Tionghoa, mereka bahkan membenci tanpa alasan, menghina walaupun cuma sekedar "Cino doi (bahasa batak)" bahkan yang ngomong anak sd dan smp yang saya simpulkan mereka dapat dari lingkungan atau keluarga.
Yaa karena demikian secara tidak langsung kalangan suku Tionghoa hanya "dekat" dengan orang suku Tionghoa saja. Saya bahkan salah satu yang sangat bergaul dengan orang suku batak karena saya besar di kampung Sumut, jd lebih faseh berbahasa batak daripada temen saya yang orang batak.
Yaa demikian sedikit pengetahuan saya tentang hubungan antara suku tionghoa dan suku batak. CMIIW - no sara - saya mencintai Indonesia, bahkan saya mengikuti salah satu organisasi semi militer Indonesia..Terimakasih
UserID: 530163 Join Date: Aug 2008 Location: lagi ada di jakarta Posts: 226 Join Date: Jun 2011 Location: I ♥ Kaskus Posts: 10,982
Setuju sama pendapat TS
QUOTE Join Date: Apr 2009 Posts: 2,168
Quote:
Originally Posted by xsessionx
ane si setuju2 aja gan.. tapi menurut
ane orang cina sendiri merasa
mereka lebih tinggi daripada
pribumi kaya ane gan, jadi sebelum
menyuruh orang laen menghormati
diri sendiri tanya dulu diri sendiri
apakah sudah menghormati orang
lain?
ane 183cm gan, ente berapa tingginya??? canda gan...
ane setuju beberapa tionghoa masih terlalu menutup diri dengan pribumi, tapi itu tidak mewakili anggapan bahwa tionghoa merasa lbh tinggi...itu hanya sebagian saja kok...
QUOTE
Page 1 of 3
1 2 3 >
12-03-2012, 12:10 PM #21
arceolog kaskuser
UserID: 2051653 Join Date: Sep 2010
Location: d'depan layar yang bisu
Posts: 448
ijin nyimak dl gan,,,
say no to
QUOTE
KaskusAd - Create an KasAD / Buat Iklan KasAD
12-03-2012, 12:21 PM #22
miabisucu newbie
UserID: 1252615 Join Date: Dec 2009 Posts: 74
QUOTE Join Date: Jun 2005 Location: Surabaya Posts: 39
Setuju gan ama TS
Saya juga tionghua tapi juga punya banyak teman jawa.
Damai tuh indah gan
nb: menurut saya penggunaan kata "pribumi" juga agak berkesan "membeda-bedakan"... menurut saya lhooo.. Join Date: Apr 2010 Posts: 974
Quote:
Originally Posted by papaniela Seperti Suku Jawa, Suku Sumatera, dsb
Ngeri tau, kalo pecah Mei 1998 lagi.Sekarang aja BBM mo naik mulai gerah suasana
Banyak bukti jasa Suku Tionghoa bagi Bangsa dan Negara Indonesia
contoh;Tjong Api di Medan, Kwik kian gie. Lim see king, Dokter Oen(surakarta), saya nggak tahu ada nggak konglemerat suku Tionghoa yang berjasa sekarang?
Oya , kenapa Suku Tionghoa di Medan tidak seperti di Jawa, yang bangga berbahasa dan berdialek Jawa, bahkan gw kagum mereka bertutur bisa lebih halus dari Orang Jawa Aseli-nya sendiri?
damai
Secara ane Juga suku tionghua Jdi ane tau
QUOTE Join Date: Feb 2012 Posts: 115
Ane sangat setuju dengan cerita TS, indahnya
Prulalisme di Indonesia...
QUOTE Join Date: Mar 2012 Posts: 13
Indonesia bangga dgn beragam suku gan.. Join Date: Jan 2010 Location:
Bandung,Indonesia Posts: 166
Gan.. ane orang tionghoa dari Medan.. n speak Chinese too..
Gan kadang miris ane naek angkot di Bandung.. masih banyak masyarakat yang nyebut "Dasar "si Cina" " wew.. rupanya masih ada yg "benci" ya..?
wkwk...
jawa dan china itu sehati.. liat aja di semarang,
UserID: 3646704 Join Date: Nov 2011 Posts: 55 Join Date: Sep 2010 Location: di atas kepala ente
Posts: 1,037
ane juga maunya damai..
tapi kenapa para pr*bumi itu sering nyebut ane WOY CINA
sapa tuh yang ngajak ribut dasar an**nk ane juga punya nama.. Join Date: Jan 2011 Posts: 55
setuju ma TS, Suku Tionghoa lebih Indonesia.
secara ane waktu skul punya tmn tionghoa n asik2 aja tuh bahkan dia n ortunya fasih bahasa lokal sini.
QUOTE
Originally Posted by bk1111er
UserID: 3688987 Join Date: Nov 2011 Location: bangku sekolah
Posts: 10
Simplenya begini, banyak (tidak semua) masyarakat suku batak yg juga masih sangat anti dengan suku Tionghoa, mereka bahkan membenci tanpa alasan, menghina walaupun cuma sekedar "Cino doi (bahasa batak)" bahkan yang ngomong anak sd dan smp yang saya simpulkan mereka dapat dari lingkungan atau keluarga.
Yaa karena demikian secara tidak langsung kalangan suku Tionghoa hanya "dekat" dengan orang suku Tionghoa saja. Saya bahkan salah satu yang sangat bergaul dengan orang suku batak karena saya besar di kampung Sumut, jd lebih faseh berbahasa batak daripada temen saya yang orang batak.
Yaa demikian sedikit pengetahuan saya tentang hubungan antara suku tionghoa dan suku batak.
CMIIW - no sara - saya mencintai Indonesia, bahkan saya mengikuti salah satu organisasi semi militer Indonesia..Terimakasih
ane tinggal dimedan asli batak....kesimpulan agan salah, gak pernah ada yg begitu dikeluarga atau lingkungan ane
QUOTE Join Date: Mar 2010 Posts: 41
ini jawabannya: cina medan tidak mau belajar
dari mei 98
mereka ga punya inisiatif buat melebur scr sosial, malahan hidup eksklusif berkelompok.
rumah di-kerangkeng bagai miara singa. padahal penduduk disini ga pernah ada mental nyolong. simbol2 lampion norak rata2 ditaruh di depan rumah, seolah2 ngasih pesan sama penduduk asli sekitar "kami cina!".
langit dijunjung", ane tau kawan2 tionghoa di jawa udah benar nerapinnya. hanya cina-cina hokkien medan tai yg totok kolot ini yg keras kepala. jadinya ya ngerusak image tionghoa bersahabat yg susah2 dibangun kawan2 tionghoa di jawa+bangka+padang.
gw pernah baca bantahan kaskuser cina "golongan pribumi yg anti kaum tionghoa umumnya berasal dr kelas menengah ke bawah yg minim pendidikan. justru yg toleran berasal dari kelas pendidikan tinggi". well, gw mo bilang, pernyataan itu ga benar, krn gw sendiri
mengenyam pendidikan tinggi formal. meniupkan stigma kadar toleransi yg didasarkan pd tingkat pendidikan adl bodoh, gada hubungannya. karena cina-cina medan tai ini udah keliru dr awal. inisiatif untuk membangun
kehidupan sosial berbangsa = nol besar, kamu2 semua memang dari awal ga berniat jadi bagian anak negeri NKRI.
inget, kamu2 itu pendatang dari timur jauh dgn perahu2 kayu semua, karna disana pun awalnya kamu miskin, makan aja ga sanggup. jadi.. kamu2 itulah yg pertama menumbuhkan prasangka dari kami kalo kamu tetap ga mau bersosialisasi, jangan salahkan kami melabeli kamu
"cina! bukan chayna"..
Last edited by beirut; 12-03-2012 at 06:33 PM..
QUOTE Join Date: May 2010 Posts: 112
bila ada anggapan orang pribumi merasa orang tionghoa manganggap diri mereka lebih tinggi itu cuma bekas bagian kelam dari masa penjajahan belanda dimana orang belanda dan eropa kelas 1,,, sedangkan orang cina ,arab ,timur asing kelas 2, dan orang pribumi adalah kelas 3 pada masa itu dan terbawa sampai kemerdekaan sampai sekarang masi ada.
masi banyak orang2 "pribumi" di daerah terbelakang yang masi membedakan orang tionghoa dan menganggap (suku
contohnya :
pribumi: mas orang indonesia apa orang cina? ane : ane orang INDONESIA....!
pribumi : kok mirip orang cina ? ane : *&^%^%#$
bingung ane ama mereka, di sekolah di ajarin apa bisa ampe mikir gitu.
sekarang udah ga ada kata PRIBUMI lagiii !!!! udah merdeka woi, pancasila sila ketiga di ajarin kan??? T.T
kita orang indonesia, beragam suku, ada suku jawa,sunda, tionghoa, batak, badui,madura,dll buanyakkkk...
QUOTE Join Date: Oct 2009 Posts: 98
Wes ojo tukaran >>>
lapo to podo tukaran pokok dana mengucur lak beres a ... ga usa ngurus suku2 an .. urusen iku duit gae urip mu dewe2 ... lapo ngurus negoro lek isek ra godak ngurus awak e dewe ... cok2 lek kon sugih wes g butuh duit baru melu o demo2, tawuran antar suku dsb ... lek mangan ae angel ojo kakean neko2 ... golek kerjo, golek duit urip seng genah ... mati masyo g mlebu surgo seng penting pas nang ndonya ora kakean gae duso ...
PESAN moral : kalo masi keberatan BBM naik jgn perang suku woi ... PERANG SUKU butuh bbm buat antar jemput pasukan ... yg untung sapa hayo kalo bbm laris ?
GO GREEN NAEK SPEDA AMA BECAK AE LEK AREP PERANG :P
QUOTE
kang_jati newbie
UserID: 944136 Join Date: Jun 2009 Posts: 1
:iloveindonesias
ane skrng sekolah diluar, temen2 sekampus ada beberapa g indonesia keturunan.
senang sekali ngobrol pake bahasa Indonesia bahkan bercanda pake bahasa Jawa (ternyata mereka banyak yg dari Jawa Tengah)
bener bener meskipun jauh di negeri orang
QUOTE
12-03-2012, 03:59 PM #36
tetsugakutekina kaskus addict
UserID: 351411 Join Date: Oct 2007 Posts: 1,821
hubungan antar ras memang masih harus dipupuk di ina jangan sama ina kayak malaysia yang hubungan antar ras nya bagai bom waktu, keliatannya aja rukun2 tapi
sewaktu waktu bisa meledak