PENGARUH RETAILING MIX TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN KONSUMEN DI TOKO MEUBEL KURNIA
JAYA, SEMARANG
Oleh:
Atalya Ivone Hartono
NIM : 212008074
KONSENTRASI : PEMASARAN
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Abstract
Retailing mix is a concept important for a business or a store because with
the convenience that a consumer has in buying products, it will make them buy at
another time. The purpose of this study is to analyze the effect of convenience in
buying, variability of product, quality of product, price, service quality, and store
attractiveness towards consumer’s buying decision in Kurnia Jaya Meubel Store,
Semarang.
The sampling procedure of this research is the accidental sampling method,
used for those buyers in Kurnia Jaya Furniture Store, Semarang. There are 30
respondents. The data analysis technique is the multi-regression analysis.
Based on the research result and the assessment result, it can be concluded
that there are positive and significant effect of variability of product, quality of
product, price, service quality, and store attractiveness towards consumer’s
buying intention. Meanwhile, convenience in buying do not effect consumer’s
Saripati
Retailing mix merupakan konsep yang penting untuk diperhatikan bagi
sebuah toko atau usaha karena dengan adanya kenyamanan dalam berbelanja
maka konsumen akan semakin tertarik untuk melakukan pembelian produk pada
toko tersebut, kemudian dengan berbagai macam barang yang ditawarkan kepada
konsumen maka akan meningkatkan intensi pembeliannya pada toko tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh retailing mix terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Toko Meubel Kurnia Jaya. Semarang.
Penelitian ini menggunakan prosedur penarikan sampel dengan
menggunakan metode accidental sampling, yang konsumen yang berbelanja pada
Toko Meubel Kurnia Jaya. Semarang sebanyak 30 orang. Teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil perhitungan, maka dapat
disimpulkan bahwa keanekaragaman barang, kualitas barang, harga, pelayanan
dan daya tarik toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di
Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang. Kenyamanan berbelanja tidak berpengaruh
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan anugerah yang begitu melimpah, serta penyertaan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat enyelesaikan kertas kerja ini dengan baik. Kertas kerja ini disusun dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.
Penulis dalam menyelesaikan kertas kerja tidak pernah terwujud tanpa adanya dukungan dan bantuan berbagai pihak yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan buah pikiran mereka, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam dengan hati yang setulus-tulusnya, kepada:
1. Ibu Dra. Ristiyanti Prasetijo, MBA., selaku pembimbing yang sabar memberikan bimbingan, arahan, nasehat, dan waktu kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini.
2. Bapak Hari Sunarto, SE., MBA., Ph.D selaku dekan Fakultas Ekonomi UKSW
3. Ibu Roos Kities, SE., MBA selaku Kaprogdi jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi UKSW dan wali studi yang telah mengarahkan dan memberikan dukungan sampai akhir masa studi penulis.
4. Seluruh dosen dan Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UKSW, yang telah membagikan pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.
5. My family, Bp.Hartono, Ibu Ratna Megawati dan Hana, yang setia mendoakan, memotivasi, dan memberikan semangat kepada penulis.
Our God is so good God, to this family with many miracles.
6. My lovely hubby, Markus, thanx atas support nya.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ...iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
PENDAHULUAN ... 1
Persoalan penelitian...4
Pertanyaan penelitian...4
Kerangka Teoritis dan Hipotesis Penelitian...4
Retailing mix...4
Konsep kenyamanan...4
Konsep keanekaragaman barang...5
Konsep kualitas barang...6
Konsep harga...7
Konsep pelayanan...7
Konsep daya tarik toko...8
Keputusan Pembelian...9
Metode Penelitian ...9
Populasi dan Sampel ...9
Metode Pengumpulan Data ...9
Pengukuran Konsep...10
Metode Analisis Data...10
Uji Validitas dan Reabilitas...11
Analisis Regresi Berganda...12
Uji Hipotesis (Uji T)...13
Analisis Data dan Hasil Penelitian...16
Gambaran Responden...16
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas...17
Pengujian Hipotesis...19
Pembahasan...19
Penutup...24
Kesimpulan...24
Implikasi Terapan...24
Pendahuluan
Bisnis ritel merupakan aktivitas bisnis yang melibatkan penjualan barang
dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir (Anneahira, 2011). Pada perkembangannya, kini bisnis ritel di Indonesia mulai bertransformasi dari bisnis
ritel tradisional menuju bisnis ritel modern. Ritel modern pada dasarnya merupakan pengembangan dari ritel tradisional. Format ritel ini muncul dan berkembang seiring perkembangan perekonomian, teknologi, dan gaya hidup masyarakat yang membuat masyarakat menuntut kenyamanan yang lebih dalam berbelanja (Anneahira, 2011).
Bisnis ritel pada pasar modern di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan dan persaingan sangat pesat. Sepanjang tiga tahun terakhir sejak 2008 hingga 2011, jumlah gerai ritel di Indonesia melonjak hingga 85%. Pada tahun 2008, jumlah gerai ritel baru sebanyak 7.000 gerai, (www.bataviase.co.id/node/615144). Berdasarkan data Nielsen, pada tahun 2009 jumlah outlet modern market mencapai 11.300 ( www.frontier.co.id/kunci-sukses-ritel-membangun-merek.html). Pada tahun 2010, jumlah gerai ritel tumbuh 9% mencapai 12.380, (http://bataviase.co.id/detailberita-10452299.html). Sekarang sudah berkembang menjadi 13.000 gerai (www.bataviase.co.id/node/615144).
Gambar 1. Perkembangan Jumlah Gerai Ritel di Indonesia Sumber: www.bataviase.co.id/ node/615144
Retailing trends dan keadaan pasar saat ini dapat berpotensi mempengaruhi pengembangan perdagangan eceran. Tren-tren yang menonjol saat ini adalah
E-7000
11300 12380
13000
2008 2009 2010 2011
Jumlah Gerai Ritel di Indonesia
commerce, kids in retail trade, know your customer, challenging the category killer, precision shopping, entertaining the customer, globalization of retail trade,
decline in retail sales growth (Barta dkk, 2008). Precision shopping merupakan trend yang muncul dengan adanya toko-toko khusus yang menjual barang khusus. Toko dengan barang dagangan khusus ini dikenal dengan sebutan specialty store.
Specialty store adalah toko atau sarana penjualan yang memperdagangkan satu kelompok produk saja (Ramadhani, 2009). Toko-toko ini berfokus pada penjualan merek tertentu, atau jenis barang tertentu (Ramadhani, 2009).
Semakin bertambahnya specialty store yang menawarkan barang yang sama menyebabkan konsumen memiliki lebih banyak alternatif pilihan toko dalam melakukan pembelian. Konsumen akan memilih specialty store yang menurut mereka dapat memberikan manfaat lebih dibandingkan dengan specialty store
yang lain. Oleh karena itu pemilik specialty store membutuhkan strategi-strategi yang terpadu dalam rangka menciptakan manfaat yang bisa mereka tawarkan kepada konsumen sehingga konsumen memilih membeli di toko mereka. Dalam penetapan strategi dalam bisnis ritel tersebut, pengusaha perlu memperhatikan
Retailing Mix.
Pendapat Hartley (2000: 82) tentang Retailing Mix adalah serangkaian kombinasi barang dagangan, pelayanan, harga, dan usaha-usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyediakan barang konsumsi bagi konsumen. Menurut Hartley (2000: 83) terdapat enam Retailing mix yang benar-benar harus diperhatikan yaitu : konsep kenyamanan dalam berbelanja, keanekaragaman barang, kualitas barang, harga, pelayanan, dan daya tarik toko.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Astuti dan Prayudhanto (2006)
menyimpulkan bahwa lokasi toko, produk, harga, dan pelayanan retail mempengaruhi loyalitas konsumen. Kurniawan (2009) mendapatkan hasil bahwa
urutan prioritas komponen retailing mix yaitu harga, kualitas barang, kenyamanan, pelayanan, keanekaragaman barang dan daya tarik toko.
Toko Meubel Kurnia Jaya dimana keputusan pembelian konsumen adalah hal yang penting, karena apabila konsumen tidak tertarik dengan Toko Meubel Kurnia Jaya maka tidak akan terjadi keputusan pembelian. Jadi konsumen harus memutuskan untuk membeli terlebih dahulu sebelum menjadi loyal. Maka keputusan pembelian adalah hal yang penting. Penelitian ini akan meneliti tentang pengaruh Retailing Mix terhadap keputusan pembelian konsumen pada Toko
Meubel Kurnia Jaya. Toko Meubel Kurnia Jaya yang menjadi obyek penelitian ini termasuk dalam jenis specialty store karena toko tersebut menjual hanya satu jenis barang yaitu meubel. Toko Meubel Kurnia Jaya juga disebut peritel karena menjual barangnya secara langsung tanpa melalui perantara.
Rumusan Masalah
Pengaruh Retailing Mix di Toko Meubel Kurnia Jaya, Semarang terhadap keputusan pembelian konsumen
Persoalan Penelitian
Apakah Retailing Mix di Toko Meubel Kurnia Jaya, Semarang berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen?
Kerangka Teoritis dan Hipotesis Penelitian
Retailing MixRetailing mix adalah serangkaian kombinasi barang dagangan, pelayanan, harga dan usaha-usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyediakan barang konsumsi bagi konsumen, (Hartley, 2000: 82). Menurut Hartley (2000: 83) ada 6 komponen dalam Retailing Mix yaitu konsep kenyamanan dalam berbelanja, keanekaragaman barang, kualitas barang, harga, pelayanan, dan daya tarik toko.
Konsep Kenyamanan
panjang, lokasi yang mudah dijangkau dan dilalui kendaraan umum, dan adanya fasilitas tempat parkir yang memadai (Hartley, 2000: 292).
Para retailer juga harus dapat menentukan faktor penting yang ikut menentukan sukses atau tidaknya suatu peritel yaitu faktor lokasi. Konsumen akan tertarik untuk datang ke lokasi yang strategis, mudah dijangkau oleh sarana transportasi yang ada, serta kapasitas parkir yang cukup memadai bagi konsumen.
(Hartley, 2000: 293).
Kristina, (2011:5) mengemukakan faktor-faktor kenyamanan berbelanja yaitu :
1. Kebersihan ruang : kebersihan dalam toko perlu diperhatikan oleh pengelola toko, sehingga dapat memberi nilai tambah di mata konsumen. Hal ini dikarenakan kebersihan toko dapat mempengaruhi kenyamanan seorang pembeli dalam berbelanja. 2. Kesejukan ruang : kesejukan juga dapat mempengaruhi kenyamanan
pembeli dalam berbelanja. Hal ini dapat diwujudkan dengan memberikan pendingin ruangan yang cukup.
3. Keluasan ruang : keluasan ruang sebuah toko dapat diartikan seorang pembeli dapat bergerak bebas dalam kegiatan belanjanya, tidak merasa sesak pada saat memilih barang sehingga merasa nyaman berada dalam toko.
4. Kelengkapan fasilitas toko : kelengkapan fasilitas toko diantaranya tersediannya toilet dan katalog barang. Dengan adanya fasilitas tersebut akan mempermudah proses belanja pelanggan.
Penelitian yang dilakukan oleh Bahri (2008) menyatakan bahwa
kenyamanan toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Apabila pada sebuah toko memiliki tingkat kenyamanan dalam berbelanja misalnya
ruangan yang bersih, sejuk, luas dan lengkap fasilitasnya, maka tentunya akan berpengaruh atau semakin meningkatkan keputusan pembelian konsumen, sehingga hipotesisnya adalah:
Konsep keanekaragaman barang
Keanekaragaman barang adalah banyaknya pilihan yang ditawarkan kepada konsumen melalui klasifikasi khusus dari barang, seperti harga, warna, model, ukuran bentuk (Hartley, 2000:525). Ragam produk pedagang eceran harus sesuai dengan harapan belanja pasar sasarannya, komponen ini merupakan kunci dalam persaingan di antara pedagang eceran sejenis. Pedagang eceran harus
memutuskan keluasan dan keanekaragaman ragam produk. Dalam hal Toko Meubel, keluasan dan keanekaragaman produknya antara lain adalah jenis, model, warna, tekstur.
Jika pelanggan menemukan peritel yang menurutnya lengkap maka tentu pelanggan tersebut akan memutuskan untuk membeli pada toko tersebut. Faktor kelengkapan produk sangatlah penting bagi peritel dan selain itu variasi produk yang ditawarkan juga harus mempunyai nilai tambah tersendiri dibanding pemain lain. Dalam hal ini, barang-barang mebel yang ditawarkan akan lebih menarik apabila berbeda dengan toko lainnya dari segi variasi barang maupun harga (Hartley, 2000:526).
Penelitian yang dilakukan oleh Bahri (2008) menyatakan bahwa keanekaragaman barang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Semakin beraneka ragam atau jenis variasi produk yang ditawarkan, maka konsumen akan semakin tertarik untuk membeli pada toko tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keanekaragaman barang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, maka hipotesisnya adalah:
: Keanekaragaman barang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
Konsep kualitas barang
konsumen, (Hartley, 2000: 126). Menurut Kotler (2000:289-90) kualitas produk dibagi menjadi tujuh yaitu
1. Performance quality yaitu level dimana karakteristik dasar produk tersebut beroperasi.
2. Conformance quality yaitu sejauh mana seluruh unit produk dapat menjadi identik dan memenuhi spesifikasi yang sama juga.
3. Durability yaitu ukuran perkiraan umur dari produk tersebut dalam penggunaan normal ataupun tidak.
4. Reliability yaitu kemungkinan produk tersebut tidak mengalami kegagalan pemakaian dalam waktu tertentu.
5. Repairability yaitu kemudahan untuk melakukan perbaikan terhadap barang tersebut.
6. Style yaitu menggambarkan hasil yang terlihat dan terasa kepada para pembeli.
7. Design yaitu totalitas fitur yang mempengaruhi bagaimana produk terlihat dan berfungsi yang termasuk dalam persyaratan pelanggan. Para peritel harus dapat menyediakan produk yang berorientasi pada kualitas dan bukan kuantitas, sehingga konsumen merasa puas dengan barang dibelinya yang nantinya konsumen akan memutuskan untuk membeli pada toko tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Puspasari (2008) menyatakan bahwa kualitas barang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Maka semakin baik kualitas barangnya akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen, sehingga hipotesisnya adalah:
: Kualitas barang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
Konsep Harga
profit yang layak, sambil memberikan kepada konsumen suatu nilai kepuasan tertentu, baik sebelum, selama, maupun setelah penjualan, (Foster, 2008:57).
Retailer dapat menggunakan harga promosi pada setiap awal penjualan maupun mempromosikan harga yang termurah dengan tujuan untuk menarik konsumen sehingga setelah konsumen melihat-melihat mereka mungkin juga akan tertarik untuk membeli barang yang harganya standar atau regular, (Hartley, 2000:
312).
Penelitian yang dilakukan oleh Bahri (2008) menyatakan bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Apabila harga terjangkau maka akan semakin meningkatkan keputusan pembelian konsumen, sehingga hipotesisnya adalah:
: Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
Konsep Pelayanan
Pelayanan adalah setiap kegiatan dan manfaat yang biasa ditawarkan kepada orang lain dan pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan terhadap sesuatu, (Fandy, 2008:1). Menurut Middleton (2006) dalam (Prasetijo, 2007:73) layanan adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar, dan bersifat tidak kasad mata, heterogen, mudah musnah, untuk diperhatikan, didapatkan, digunakan, atau dikonsumsi, tapi tidak menyebabkan kepemilikan dan bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dalam Amelia, (2009:18) faktor-faktor yang termasuk dalam pelayanan adalah :
1. Keramahan pramuniaga, kasir, dan semua pekerja : para pramuniaga, kasir dan pekerja seharusnya diajarkan untuk selalu ramah kepada para pengunjung
2. Pengetahuan pramuniaga : para pramuniaga juga harus dilatih untuk dapat memberi info tentang produk yang dijual. Jangan sampai jika eorang pembeli bertanya pada pramuniaga tidak dapat menjelaskan informasi tentang produk yang dijual disana.
proses pembayaran berlangsung lama, para pembeli yang hendak membayar jadi malas dan mungkin saja dapat membatalkan niat belanjanya.
4. Kerapian dan ketrampilan pramuniaga : untuk pengemasan produk yang telah dibeli juga harus menjadi perhatian dari para pramuniaga. Kerapian akan penataan produk yang dijual juga harus selalu
diperhatikan.
Dalam persaingan bisnis ritel yang semakin ketat, pelayanan merupakan salah satu hal yang patut diperhatikan oleh setiap pengecer. Penjualan langsung kepada konsumen merupakan hal yang mutlak bagi setiap pengecer sehingga akan tercipta kontak langsung antara penjual dan pembeli. Penelitian yang dilakukan oleh Bahri (2008) menyatakan bahwa pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Apabila pelayanan semakin baik maka akan semakin meningkatkan keputusan pembelian konsumen maka hipotesisnya adalah:
: Pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
Konsep daya tarik toko
Daya tarik toko adalah usaha-usaha atau ide-ide yang dilakukan oleh pengusaha untuk menjadikan tokonya menarik perhatian konsumennya, (Hartley, 1980:121). Variabel retailing mix yang paling berpengaruh pada persepsi konsumen adalah toko itu sendiri, (Dunne dan Lusch, 2005 : 448 ).
toko dan digolongkan sesuai dengan jenis masing-masing barang sangat berpotensial dalam menghasilkan penjualan yang baik (West ,1992:187).
Menurut Dunne dan Lusch (2005 : 476), terdapat visual communication
yang dapat menjadi daya tarik toko. Visual communication dapat dilakukan dengan cara memasang berbagai iklan, misalnya saja dalam bentuk photopanels yang ditempel pada dinding di dalam ruangan toko maupun di luar toko.
Penelitian yang dilakukan oleh Puspasari (2008) menyatakan bahwa daya tarik toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Apabila daya tarik toko semakin tinggi berarti konsumen akan semakin tertarik membeli pada toko tersebut sehingga akan semakin meningkatkan keputusan pembeliannya, sehingga hipotesisnya adalah:
: Daya tarik toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2000: 437), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat Pengertian lain tentang Keputusan
pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000: 437) adalah “the selection of an option from two or alternative choice”. Dapat diartikan, keputusan pembelian
adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.
Berdasarkan penalaran antar variabel yang telah dijelaskan di atas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan model penelitian seperti yang tampak pada gambar beriku ini.
Metode Penelitian
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Sumber: Berbagai penelitian terdahulu (dikembangkan untuk penelitian ini)
Metode Penelitian
Dalam bab ini akan dibahas mengenai populasi dan sampel, satuan pengamatan dan satuan analisis, metode pengumpulan data, aras pengukuran konsep dan tehnik analisis yang digunakan untuk menjawab persoalan penelitian.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari semua elemen untuk menginformasikan beberapa karakteristik yang mencakup semua hal yang memiliki tujuan masalah penelitian pemasaran, (Malhotra, 2002:345). Sedangkan, sampel adalah bagian dari unsur-unsur dari populasi yang dipilih untuk berpartisipasi dalam studi
tersebut, (Malhotra, 2002:346). Kenyamanan dalam berbelanja (X1)
Keanekaragaman barang (X2)
Kualitas barang (X3)
Harga (X4)
Pelayanan (X5)
Keputusan pembelian
Daya Tarik Toko (X6)
H1
H2
H3
H4
H5
Dalam penelitian ini yang menjadi anggota populasi adalah seluruh konsumen dari Toko Meubel Kurnia Jaya, Semarang yang telah melakukan pembelian. Sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 30 responden (Sugiyono, 2008: 72). Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa populasi yang ada sangat besar jumlahnya, sehingga tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh populasi yang ada. Metode pengambilan
sampel yang digunakan adalah metode accidental sampling. Accidental sampling
adalah pemilihan sampel yang terjadi secara kebetulan pada saat diadakan pengumpulan data (Sugiyono, 2008: 81).
Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari sumber data. Dalam penelitian ini mendapatkan data primer dengan cara penyebaran kuesioner yang dibagikan pada konsumen Toko Meubel Kurnia Jaya yang dipilih sebagai sampel. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner bersifat tertutup, artinya dalam kuesioner tersebut telah disediakan alternatif-alternatif jawaban yang bisa dipilih oleh responden.
Pengukuran Konsep
Pengukuran konsep diperlukan dalam suatu penelitian guna mempermudah dalam menganalisis dan menginterpretasikan data. Dalam penelitian ini konsep yang dipilih adalah tanggapan konsumen terhadap retailing
mix dan pengaruhnya terhadap minat beli, yang akan diukur pada aras ordinal dan skala Likert. Aras ordinal memberikan kemungkinan perbandingan antara nilai atau kategori-kategori yang dikandung melalui pernyataan-pernyataan yang
menunjukkan lebih atau kurang, (Ihalauw 2003:50).
Dalam skala Likert setiap individu diminta memberikan respon yang
untuk memberikan skor jawaban kemudian dicari rata-ratanya dan rata-rata jawaban konsumen dapat dilihat terletak di range yang mana.
Metode Analisis Data
Tehnik analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif yang menyajikan data dari hasil mengumpulkan, mengolah hasil observasi dan
penyajiannya dapat berupa persentase, tabel, grafik atau gambar. Adapun langkah-langkah analisisnya sebagai berikut:
1. Menentukan skor untuk masing-masing alternatif jawaban, misal kualitas barang yang dijual:
Sangat tidak setuju 1
Tidak setuju 2
Ragu-ragu 3
Setuju 4
Sangat setuju 5
2. Penentuan range dengan rumus sebagai berikut:
Range:
Analisis Regresi Berganda
Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk menguji model tersebut digunakan model persamaan seperti berikut :
̂
Keterangan :
̂= keputusan pembelian konsumen = konstanta dari persamaan regresi
= kenyamanan dalam berbelanja
= keanekaragaman barang
= kualitas barang = harga
= pelayanan
= daya tarik toko = variabel pengganggu
Uji Hipotesis (Uji T)
Uji t digunakan untuk menunjukkan apakah suatu variable independen secara individual mempengaruhi variable dependen, (Ghozali, 2006).
Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah :
: Kenyamanan toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
: Keanekaragaman barang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
: Kualitas barang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen : Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
: Pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen : Daya tarik toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
= Kenyamanan toko ( ), keanekaragaman barang ( ), kualitas barang ( ), harga ( ), pelayanan ( ), daya tarik toko ( ) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen = Kenyamanan toko ( ), keanekaragaman barang ( ), kualitas barang
( ), harga ( ), pelayanan ( ), daya tarik toko ( ) berpengaruh
secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
Kriteria pengujian dengan tingkat signifikasi (α) = 0,05 ditentukan sebagai berikut :
1. Apabila sig. t < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
2. Apabila sig. t > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak
Definisi operasional dan pengukuran variabel
Variabel
Definisi Indikator Empirik Quesioner
1. Variabel bebas:
Suatu kondisi dimana konsumen dapat secara nyaman, tidak merasa bosan, dapat dengan santai berbelanja karena jam buka toko yang panjang, lokasi yang mudah dijangkau dan dilalui kendaraan umum, dan adanya fasilitas tempat parkir yang memadai
( ) dikenakan pada konsumen atas suatu produk atau jasa
Setiap kegiatan dan manfaat yang biasa ditawarkan kepada orang lain dan pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan terhadap sesuatu
Usaha-usaha atau ide-ide yang dilakukan oleh pengusaha untuk menjadikan tokonya menarik perhatian konsumennya
3. Membeli
Gambaran responden meliputi jenis kelamin, umur, pekerjaan dan pendapatan per bulan. Adapun deskripsi dari gambaran responden tersebut ditampilkan pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1.Gambaran Responden
Kategori Sub Kategori Jumlah %
Total 30 100,0
Sumber: Data Primer, 2013
Berdasarkan jenis kelamin tampak bahwa kebanyakan responden yang ditemui saat penelitian adalah yang berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 18 orang (60,0%) sedangkan sisanya yaitu sebanyak 12 orang (40,0%) adalah yang berjenis kelamin pria. Hal ini menunjukkan bahwa minat membeli produk meubel ternyata juga dimiliki oleh kaum wanita. Dari segi usia, kebanyakan responden yang ditemui saat penelitian adalah yang berusia 30 – 40 tahun yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). Dengan demikian bisa dikatakan bahwa sebagian besar responden adalah orang dewasa yang memiliki minat membeli produk meubel untuk kebutuhan rumah tangganya.
Jenis pekerjaan responden terbanyak adalah pegawai swasta yaitu sebanyak 18 orang (60,0%). Perbedaan jenis pekerjaan responden dapat menentukan besar kecilnya pendapatan per bulan yang diperoleh responden. Hal ini terlihat dimana sebagian besar responden memiliki pendapatan per bulan antara Rp 2 juta – Rp 2,5 juta yaitu sebanyak 14 orang (46,7%). Dengan pendapatan yang layak akan lebih mendorong minat beli konsumen akan suatu produk termasuk dalam membeli produk meubel.
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Untuk menguji tingkat validitas masing-masing item kuesioner
diselesaikan dengan komputer program SPSS (Statical Packages For Sosial Sciences) for windows. Digunakan taraf signifikan di 5 %. Apabila r yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dari r tabel, maka kuesioner tersebut valid, dan sebaliknya jika r yang diperoleh lebih kecil daripada r tabel, maka kuesioner tersebut tidak valid.
nilai r hitung > r tabel (0.361) sehingga dengan demikian untuk variabel kenyamanan dalam berbelanja dikatakan valid.
Berdasarkan pada Lampiran tabel 3. diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel sehingga dengan demikian untuk variabel keanekaragaman barang dikatakan valid, kecuali item nomor 5 dan 6. Berdasarkan pada Lampiran tabel 4. diketahui
bahwa nilai r hitung > r tabel sehingga dengan demikian untuk variabel kualitas barang dikatakan valid, kecuali item nomor 4 dan 5. Item yang tidak valid tidak dimasukkan dalam perhitungan analisis regresi.
Berdasarkan pada Lampiran tabel 5. diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel sehingga dengan demikian untuk variabel harga dikatakan valid. Berdasarkan pada Lampiran tabel 6. diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel sehingga dengan demikian untuk variabel pelayanan dikatakan valid, kecuali item nomor 1 dan 2.
Berdasarkan pada Lampiran tabel 7. diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel sehingga dengan demikian untuk variabel daya tarik toko dikatakan valid, kecuali item nomor 1. Berdasarkan pada Lampiran tabel 8, diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel sehingga dengan demikian untuk variabel pelayanan dikatakan valid. Untuk keputusan pembelian dikatakan valid karena r hitung > r tabel, kecuali nomor 4.
Pengujian reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau yang dapat diandalkan (Singarimbun, 2002: 140). Untuk menghitung reliabilitas suatu data dapat menggunakan pendekatan
Cronbach’s Alpha. Jika nilai α lebih kecil dari 0,5 maka item x dinyatakan tidak reliabel. Sedangkan jika nilai α lebih besar dari 0,5, maka item x dinyatakan reliabel. Dari tabel lampiran uji reliabilitas diketahui bahwa semua variabel
dikatakan valid karena nilai Cronbach’s Alpha > 0.5.
Pengujian Hipotesis
tarik toko terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang, maka dilakukan uji parsial (Uji t) yang hasilnya ditunjukkan pada Lampiran Tabel 12.
Berdasarkan hasil analisis regresi selanjutnya dapat ditulis model persamaan regresi sebagai berikut
Y = -1,788 + 0,127X1+ 0,346X2 + 0,672X3 + 0,274X4 + 0,332X5 + 0,311X6 + e
Dimana :
Y = keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya X1 = kenyamanan berbelanja
X2 = keanekaragaman barang
X3 = kualitas barang
X4 = harga
X5 = pelayanan
X6 = daya tarik toko
Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,668 yang berarti bahwa 66,8% pengaruh minat beli keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh variabel retailing mix yang meliputi kenyamanan berbelanja, keanekaragaman barang, kualitas barang, harga, pelayanan dan daya tarik toko. Sedangkan sebanyak 33,2% lainnya dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pembahasan
Pengaruh Kenyamanan Berbelanja terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa kenyamanan berbelanja mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan keputusan pembelian, jadi walaupun konsumen mempunyai persepsi positif terhadap faktor kenyamanan berbelanja yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor sebesar 3,8 tetapi karena cenderung sama dengan pesaing serupa maka variabel kenyamanan berbelanja ini tidak signifikan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya.
Pengaruh Keanekaragaman Barang terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa keanekaragaman barang mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. t sebesar 0,048 < 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa keanekaragaman barang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang dapat diterima.
Dari hasil rata-rata skor dapat dilihat bahwa produk mebel yang ada di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang beragam baik dari segi model, bentuk maupun ukuran produknya. Dengan beragamnya produk mebel di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang tentunya akan membuat konsumen atau pengunjung memiliki banyak pilihan model, ukuran maupun bentuk produk mebel. Keragaman produk yang ditawarkan oleh Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang juga akan membuat konsumen atau pengunjung lebih efisien waktu dan tenaga karena mereka tidak harus berkunjung ke beberapa toko mebel untuk mencari produk yang mereka inginkan hanya karena kurang beragamnya produk di satu toko yang mereka kunjungi. Beberapa faktor keragaman produk tersebut di atas
yang selanjutnya mendorong keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang. Terkait dengan keanekaragaman barang ini, rata-rata skor
maka konsumen belum tentu melakukan keputusan pembelian karena tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Pengaruh Kualitas Barang terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa kualitas barang mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. t sebesar 0,011 <0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa kualitas barang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang dapat diterima.
Maka penjual dituntut semestinya menawarkan produk-produk yang berkualitas tinggi. Dari hasil penelitian, menurut rata-rata responden bahwa produk mebel yang ada di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang dapat diandalkan. Keterandalan produk tentunya akan membuat produk tersebut akan tahan lama digunakan serta tidak mudah rusak. Ini artinya bahwa produk-produk di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang memiliki kualitas yang baik. Rata-rata skor terendah adalah pada adanya garansi jika produk mengalami kerusakan (skor 2,4) dan skor tertinggi adalah mudah melakukan perbaikan (skor 4,5). Dengan berkualitasnya produk-produk tersebut akan mendorong keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang.
Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa harga mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. t sebesar
Keterjangkauan harga barang menjadi penting karena merupakan faktor yang sensitif tidak saja bagi penjual tetapi juga bagi konsumen selaku pembeli. Umumnya konsumen menghendaki harga yang terjangkau oleh mereka. Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata skor tertinggi adalah pada harga jual yang terjangkau (4,5). Rata-rata skor terendah adalah sebesar 3,6 yaitu pada harga diskon. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa harga jual pada pameran diberikan
diskon, tetapi hanya pada pelanggan yang loyal saja. Dengan pemberian harga discount yang menarik tentu akan membuat konsumen lebih hemat dalam mengeluarkan uang untuk membeli produk di toko tersebut. Keterjangkauan harga sebagaimana dijelaskan di atas selanjutnya mendorong keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang.
Pengaruh Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa pelayanan mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. t sebesar 0,035 < 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang diterima.
Pelayanan tidak bisa diabaikan, karena sekalipun produk yang ditawarkan berkualitas namun jika tidak didukung dengan pelayanan yang baik dari pihak penjual maka akan mengurangi minat beli konsumen. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata pelayanan yang diberikan oleh pihak Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang tergolong baik. Beberapa hal terkait dengan pelayanan
tersebut diantaranya adalah adanya pengetahuan yang baik dari pihak penjual tentang produk-produk yang dijual di tokonya. Rata-rata skor terendah adalah
pelayan toko memberikan informasi lengkap (4,7) jadi karyawan yang telah lama bekerja mengetahui seluruh dari detail spesifikasi produk. Jadi semakin baik pelayanan akan semakin meningkatkan keputusan pembelian konsumen.
Pengaruh Daya Tarik Toko terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa daya tarik
toko mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. t sebesar 0,049 < 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa daya tarik toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang dapat diterima.
Unsur daya tarik dari sebuah toko bisa bermacam-macam diantaranya adalah penataan barang serta tata cahaya dalam toko tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa konsumen menilai bahwa penataan barang di dalam Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang tertata dengan rapi. Hal ini selain akan menjadi lebih menarik dipandang, juga akan memudahkan konsumen dalam menemukan barang yang dicarinya. Secara keseluruhan, tampilan toko yang menarik dapat membuat konsumen atau pengunjung menjadi betah berlama-lama dalam toko. Rata-rata skor terendah adalah pada warna dinding toko bersih (3,5) hal ini disebabkan karena warna dinding toko sebagian masih lama dan belum dicat ulang. Skor tertinggi adalah pada warna dinding toko menark (3,9) hal ini disebabkan karena warna dinding toko dibuat menarik berwarna warni dan mencolok. Daya tarik toko yang baik sebagaimana dijelaskan dia atas selanjutnya mendorong keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya
Kesimpulan dan Implikasi Terapan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Keanekaragaman barang, kualitas barang, harga, pelayanan dan daya tarik toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang. Kenyamanan berbelanja tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang karena faktor kenyamanan berbelanja yang ada sama dengan yang ditawarkan toko lain sehingga tidak mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Implikasi Terapan
Implikasi terapan berkaitan dengan saran-saran yang diberikan kepada Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Adapun implikasi terapan yang dapat disumbangkan adalah:
1. Unsur-unsur dalam retailing mix yang meliputi kenyamanan berbelanja, keanekaragaman barang, kualitas barang, harga, pelayanan dan daya tarik toko perlu terus dikelola dengan baik sehingga keputusan pembelian konsumen di Toko Meubel Kurnia Jaya Semarang akan tetap tinggi. Dilihat dari rata-rata skor terendah, maka sebaiknya Toko Meubel Kurnia Jaya memberikan diskon secara berkala kepada semua konsumennya, menambah bentuk produk yang lebih beragam, kualitas produk lebih baik
dan ada garansi dalam jangka waktu panjang, melakukan training pada karyawan baru sehingga dapat melayani konsumen lebih baik dan mengecat warna dinding yang telah kusam.
hal yang perlu diperhatikan adalah perlu adanya tambahan ragam bentuk produk sehingga konsumen lebih memiliki banyak pilihan dalam berbelanja. Terkait dengan kualitas barang, sebaiknya totalitas kegunaan sesuai dengan keinginan konsumen. Terkait dengan harga, sebaiknya harga pameran lebih menarik konsumen, terkait dengan pelayanan, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: memberikan informasi yang
jelas kepada semua konsumen meskipun mereka hanya bertanya-tanya saja tentang produk yang ada di toko. Terkait dengan daya tarik toko, sebaiknya warna dinding toko lebih bersih sehingga menarik konsumen untuk berbelanja.
Keterbatasan Penelitian dan Penelitian Mendatang
Daftar Pustaka
Albari dan Anita Liriswati. 2004. “Analisis Minat Beli Konsumen Sabun Cair Lux, Biore dan Lifebuoy di Kotamadya Yogyakarta Ditinjau Dari
Pengaruh Setelah Melihat Iklan di Televisi dan Norma Subyektif”,
Jurnal Siasat Bisnis, Vol.2, No.9.
Anneahira. 2011. Bisnis Ritel di Indonesia. Google.com.
Barta dkk. 2005. http://pods.dasnr.okstate.edu/docushare/dsweb/Get/Document-2492/F-565web.pdf
Bahri. 2008. Analisis Pengaruh Harga, Pelayanan, Atmosfer Kenyamanan, Keragaman Produk dan Desain toko terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Universitas Ahmad Dahlan.
Dewi, Anggraini, Kristina. 2011. Pengaruh Retailing Mix terhadap Loyalitas Toko pada Ritel Hypermart Solo Square di Kota Solo. Skripsi program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (tidak dipublikasikan).
Dunne dan Lusch. 2005. Retailing. Ohio: South-western.
Eunike Grace Wijaya. 2011. Pengaruh Brand Trust terhadap Minat Beli Produk Indomie (varian mie keriting) di Salatiga. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana (tidak dipublikasikan).
Foster, Bob. 2008. Manajemen Ritel. Bandung: Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hartley, Robert F. 2000. Retailinging: Challenging and Opportunity. Boston: Houghton Mifflin Companu.
Ishak, Asmail. 2008. “Pengaruh Penggunaan Selebriti dalam Iklan terhadap
Minat Beli Konsumen”, Jurnal Siasat Bisnis, Vol.12, No.2.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Millennium, terjemahan, edisi kelima, jilid I dan II. Jakarta: PT. Prihalindo.
Kurniawan, Debby Herry. 2009. Pengaruh Retailing Mix terhadap Loyalitas Toko. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana (tidak dipublikasikan).
Lamb, Hair, Mc Daniel. 2001. Pemasaran Buku I. Jakarta: Salemba Empat.
Malhotra, Naresh K, 2002, Basic Marketing Research : Applications to Contemporary Issues. New Jersey : Prentice Hall International,Inc.
Prasetijo, Ristiyanti. 2007. Pemasaran Layanan. Salatiga: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Puspasari, Mita Febriana. 2008. Analisis Pengaruh Retail Mix Terhadap keputusan Pembelian Konsumen pada Pamela Swalayan Yogyakarta.
Ramadhani, Taufiq. 2009.
http://www.academia.edu/1069998/Potret_Bisnis_Ritel_Di_Indonesia_Pa sar_Modern
Santoso, Singgih. 2001. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Gramedia, Kelompok Gramedia.
Sri Rahayu Tri Astuti dan Agustinus Prayudhanto, 2006, “Analisis Pengaruh Retail Marketing Mix terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus
pada Konsumen Toko Grosir X Semarang)”, Jurnal Studi Manajemen
& Organisasi, Vol.3, No.2.
Supramono dan Haryanto. 2005. Desain Proposal Penelitian Studi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Supramono dan Sugiarto. 1993. Statistika. Yogyakarta: Andi Offset.
Supramono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Salatiga: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Tjiptono, Fandy. 2008. Service Management. Yogyakarta: Andi Offset.
Wibowo, Amelia Devina Benedicta. 2009. Tanggapan Konsumen terhadap Retailing Mix pada Factory Outlet “Omah Mode Kudus”. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana (tidak dipublikasikan).
www.wardoyo.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/11948/PROPOSAL+keputu san+membeli.pdf
www.bataviase.co.id/node/615144
LAMPIRAN:
Tabel 2. Hasil Pengujian Validitas Kenyamanan dalam berbelanja
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,800 0,361 Valid
2 0,610 0,361 Valid
3 0,471 0,361 Valid
4 0,747 0,361 Valid
5 0,732 0,361 Valid
6 0,426 0,361 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 3. Hasil Pengujian Validitas Keanekaragaman Barang
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,740 0,361 Valid
2 0,792 0,361 Valid
3 0,896 0,361 Valid
4 0,711 0,361 Valid
5 0,258 0,361 Tidak Valid
6 0,165 0,361 Tidak Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 4. Hasil Pengujian Validitas Kualitas Barang
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,398 0,361 Valid
2 0,425 0,361 Valid
3 0,498 0,361 Valid
4 0,056 0,361 Tidak Valid
5 0,028 0,361 Tidak Valid
6 0,411 0,361 Valid
7 0,491 0,361 Valid
Tabel 5. Hasil Pengujian Validitas Harga
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,397 0,361 Valid
2 0,716 0,361 Valid
3 0,892 0,361 Valid
4 0,645 0,361 Valid
Tabel 6. Hasil Pengujian Validitas Pelayanan
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 -0,216 0,361 Tidak Valid
2 -0,018 0,361 Tidak Valid
3 0,667 0,361 Valid
4 0,687 0,361 Valid
5 0,507 0,361 Valid
6 0,475 0,361 Valid
7 0,643 0,361 Valid
8 0,635 0,361 Valid
9 0,496 0,361 Valid
10 0,713 0,361 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 7. Hasil Pengujian Validitas Daya Tarik Toko
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,755 0,361 Valid
2 0,850 0,361 Valid
3 0,902 0,361 Valid
4 0,752 0,361 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 8. Hasil Pengujian Validitas Keputusan Pembelian Konsumen
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,461 0,361 Valid
2 0,456 0,361 Valid
3 0,372 0,361 Valid
4 -0,147 0,361 Tidak Valid
5 0,494 0,361 Valid
Tabel 9. Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Kenyamanan dalam
berbelanja
0,825 Reliabel
Keanekaragaman barang 0,825 Reliabel
Kualitas barang 0,633 Reliabel
Harga 0,779 Reliabel
Pelayanan 0,794 Reliabel
Daya tarik toko 0,916 Reliabel