• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN"

Copied!
269
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENDAPATAN 5.1.1.1

2 PENDAPATAN ASLI DAERAH 5.1.1.1.a

3 Pendapatan Pajak Daerah 125.304.997.546,00 120.827.802.564,50 96,43 115.906.214.213,15 4 Pendapatan Retribusi Daerah 32.395.873.742,00 34.591.082.032,00 106,78 31.299.048.537,00 5

16.166.252.031,00

15.066.252.031,00 93,20 15.571.579.456,62 6 Lain-Lain PAD yang Sah 179.393.865.373,26 197.387.529.266,60 110,03 184.215.489.200,05 7 353.260.988.692,26 367.872.665.894,10 104,14 346.992.331.406,82 8

9 PENDAPATAN TRANSFER 5.1.1.1.b

10

11 Dana Bagi Hasil Pajak 48.500.388.000,00 53.679.107.382,00 110,68 38.559.791.027,00 12 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 46.999.108.000,00 35.736.290.368,00 76,04 40.351.092.197,00 13 Dana Alokasi Umum 1.400.384.500.000,00 1.400.384.500.000,00 100,00 1.288.940.680.000,00 14 Dana Alokasi Khusus 663.155.797.900,00 357.337.495.217,00 53,88 126.464.240.000,00 15 2.159.039.793.900,00 1.847.137.392.967,00 85,55 1.494.315.803.224,00 16 17 18 0,00 0,00 0,00 0,00 19 Dana Penyesuaian 174.712.210.000,00 174.389.854.100,00 99,82 451.403.887.000,00 20 174.712.210.000,00 174.389.854.100,00 99,82 451.403.887.000,00 21

22 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI

23 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 150.532.440.663,00 169.192.796.505,00 112,40 157.872.562.469,00

24 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00

25 Transfer Pemerintah Provinsi - Lainnya 86.102.726.500,00 86.032.726.500,00 99,92 161.260.163.000,00 26 236.635.167.163,00 255.225.523.005,00 107,86 319.132.725.469,00 27 Total Pendapatan Transfer (15+20+26) 2.570.387.171.063,00 2.276.752.770.072,00 88,58 2.264.852.415.693,00 28

29 LAIN -LAIN PENDAPATAN YANG SAH 5.1.1.1.c

30 Pendapatan Hibah 131.226.010.989,00 160.993.637.740,90 122,68 167.303.683.047,00

31 Pendapatan Dana Darurat 0,00 0,00 0,00

32 Pendapatan Lainnya 0,00 0,00 0,00

33 131.226.010.989,00 160.993.637.740,90 122,68 167.303.683.047,00 34 JUMLAH PENDAPATAN (7+27+33) 3.054.874.170.744,26 2.805.619.073.707,00 91,84 2.779.148.430.146,82 35

36 BELANJA 5.1.1.2

37 BELANJA OPERASI 5.1.1.2.a

38 Belanja Pegawai 1.507.944.982.840,05 1.313.530.781.769,91 87,11 1.243.906.467.978,69 39 Belanja Barang 583.792.782.065,00 561.895.916.790,19 96,25 529.943.112.725,61 40 Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00 41 Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00 42 Hibah 78.286.643.710,00 60.034.851.251,00 76,69 122.750.256.472,00 43 Bantuan Sosial 10.155.232.236,00 8.063.209.736,00 79,40 6.131.490.319,00 44 Bantuan Keuangan 0,00 0,00 0,00 45 2.180.179.640.851,05 1.943.524.759.547,10 89,15 1.902.731.327.495,30 46 BELANJA MODAL 5.1.1.2.b 47 Belanja Tanah 24.388.838.043,00 12.052.017.582,00 49,42 28.452.523.440,00 48 Belanja Peralatan dan Mesin 178.139.103.902,00 154.422.035.211,94 86,69 113.688.606.257,90 49 Belanja Gedung dan Bangunan 178.601.810.157,52 158.280.885.656,00 88,62 159.871.888.101,61 50 Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan 618.064.802.728,00 584.965.880.195,49 94,64 394.468.005.969,21 51 Belanja Aset Tetap Lainnya 1.941.970.700,00 1.863.513.500,00 95,96 2.934.721.550,00

52 Belanja Aset Lainnya 0,00 0,00 0,00

53 1.001.136.525.530,52 911.584.332.145,43 91,05 699.415.745.318,72 54

55 BELANJA TAK TERDUGA 5.1.1.2.c

56 Belanja Tak Terduga 5.000.000.000,00 937.863.000,00 18,76 0,00

57 5.000.000.000,00 937.863.000,00 18,76 0,00

58 JUMLAH BELANJA (45+53+57) 3.186.316.166.381,57 2.856.046.954.692,53 89,63 2.602.147.072.814,02 Jumlah Belanja Tak Terduga (56)

Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan (11 s/d 14)

TRANSFER PEMERINTAH PUSAT -LAINNYA

Dana Otonomi Khusus

Jumlah PendapatanTransfer Pemerintah Pusat -Lainnya (18 s/d 19)

Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi (23 s/d 25)

No. Uraian Ref.

Jumlah Lain-Lain Pendapatan yang Sah (30 s/d 32)

Jumlah Belanja Operasi (38 s/d 44)

Jumlah Belanja Modal (47 s/d 52)

Realisasi 2015 Anggaran 2016 Realisasi 2016

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d 6)

TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

(Dalam Rupiah) %

(2)

61 Bagi Hasil Pajak 0,00 0,00 0,00

62 Bagi Hasil Retribusi 3.168.000.000,00 2.443.754.650,00 77,14 2.326.879.350,00

63 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 0,00 0,00 0,00

64 3.168.000.000,00 2.443.754.650,00 77,14 2.326.879.350,00 65 TRANSFER BANTUAN KEUANGAN

Bantuan Keuangan ke Pemda Lainnya /Pemerintah Desa

67 Bantuan Keuangan lainnya 1.250.000.000,00 909.794.130,00 72,78 786.402.015,00 68 237.235.937.905,00 236.800.876.330,00 99,82 137.298.604.515,00 69 240.403.937.905,00 239.244.630.980,00 99,52 139.625.483.865,00 70 JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER

(58+69) 3.426.720.104.286,57 3.095.291.585.672,53 90,33 2.741.772.556.679,02 71 72 SURPLUS/DEFISIT (34 - 70) 5.1.1.3 (371.845.933.542,31) (289.672.511.965,53) 77,90 37.375.873.467,80 73 74 PEMBIAYAAN 75 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 76 Penggunaan SiLPA 371.845.933.542,31 371.732.557.493,20 99,97 334.447.460.074,51

77 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00

78

0,00 0,00 0,00 0,00

79 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 0,00 0,00 0,00 0,00

80

0,00 0,00 0,00 0,00

81 0,00 0,00 0,00 0,00

82

0,00 0,00 0,00 0,00

83 Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi 0,00 0,00 0,00 0,00

84 Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00

85 0,00 0,00 0,00 0,00 86 0,00 0,00 0,00 0,00 87 0,00 0,00 0,00 0,00 88 0,00 46.310.000,00 0,00 42.600.000,00 89 371.845.933.542,31 371.778.867.493,20 99,97 334.490.060.074,51 90 91

92 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00

93 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00

94 0,00 0,00 0,00 0,00 95 0,00 0,00 0,00 0,00 96 0,00 0,00 0,00 0,00 97 0,00 0,00 0,00 98 0,00 0,00 0,00 0,00 99 0,00 0,00 0,00 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00 101 0,00 0,00 0,00 0,00 102 0,00 0,00 0,00 0,00

103 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 0,00 0,00 0,00 20.000.000,00

104 Jumlah Pengeluaran (92 s/d 103) 0,00 0,00 0,00 20.000.000,00

105 PEMBIAYAAN NETO (89-104) 5.1.1.4 371.845.933.542,31 371.778.867.493,20 99,97 334.470.060.074,51 106 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (72+105) 5.1.1.5 (0,00) 82.106.355.527,67 0,00 371.845.933.542,31

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya

Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Negara Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Pemberian Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya

Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan Bagian yang Tidak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Utama Ini Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah -

Lainnya

Jumlah Penerimaan (76 s/d 88) PENGELUARAN PEMBIAYAAN

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya

Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank

Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Negara

Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah

Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya

136.512.202.500,00

Jumlah Transfer Bantuan Keuangan (66 s/d 67)

JUMLAH TRANSFER (64+68)

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya

66 235.985.937.905,00 235.891.082.200,00 99,96

Jumlah Bagi Hasil (61 s/d 63)

(3)

(Dalam Rupiah)

No Ref. 2016 2015

1 Saldo Anggaran Lebih (SAL) Awal 5.1.2.1 371.845.933.542,31 334.447.460.074,51

2 5.1.2.2 371.732.557.493,20 334.447.460.074,51

3 SUB TOTAL (1-2) 113.376.049,11 0,00

4 5.1.2.3 82.106.355.527,67 371.845.933.542,31

5 SUB TOTAL (3+4) 82.219.731.576,78 371.845.933.542,31

6 Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya 5.1.2.4 (113.376.049,11) 0,00

7 Lain-Lain 0,00 0,00

8 Saldo Anggaran Lebih (SAL) Akhir (5+6+7) 5.1.2.5 82.106.355.527,67 371.845.933.542,31

Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan Bagian yang Tidak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Utama Ini Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA)

LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH

PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

Uraian

Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun berjalan

(4)

NO REF 31 DESEMBER 2016 31 DESEMBER 2015 1 ASET

2 5.1.3.1

3 ` Kas di Kas Daerah 46.561.737.784,97 320.331.660.515,86 4 Kas di Bendahara Pengeluaran 286.094.240,00 415.470.838,00

5 Kas di Bendahara Penerimaan 59.473.367,00 0,00

6 Kas di BLUD 15.623.328.871,62 36.445.448.831,16

7 Kas Lainnya 19.961.752.015,08 16.491.783.756,46

8 Investasi Jangka Pendek 0,00 0,00

9 Piutang Pajak 35.738.373.687,81 29.812.562.443,35

10 Piutang Retribusi 305.524.627,66 503.197.436,00

11 Piutang Dana Bagi Hasil 58.325.606.014,00 31.585.748.521,00 12 Piutang Lainnya 22.225.038.048,01 19.978.474.947,48 13 Penyisihan Piutang (13.922.608.269,11) (10.915.498.445,40) 14 Belanja Dibayar Dimuka 2.229.309.574,25 1.588.678.368,59 15 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 0,00 0,00 16 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 0,00 0,00

17 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 0,00 0,00

18 Persediaan 42.777.330.262,32 32.771.104.220,61

19 JUMLAH ASET LANCAR (3 s/d 18) 230.170.960.223,61 479.008.631.433,11

20 Investasi Jangka Panjang 5.1.3.2

21 Investasi Nonpermanen 5.1.3.2.1

22 Investasi Nonpermanen - Dana Bergulir 2.253.433.000,00 2.262.343.000,00 23 Dana Bergulir Diragukan Tertagih (1.809.663.500,00) (1.818.573.500,00)

24 Investasi Nonpermanen Lainnya 0,00 0,00

25 Jumlah Investasi Nonpermanen (22 s/d 24) 443.769.500,00 443.769.500,00

26 Investasi Permanen 5.1.3.2.2

27 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 132.296.883.137,04 125.805.383.102,75

28 Investasi Permanen Lainnya 0,00 0,00

29 Jumlah Investasi Permanen (27 s/d 28) 132.296.883.137,04 125.805.383.102,75 30 JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG (25+29) 132.740.652.637,04 126.249.152.602,75

31 ASET TETAP 5.1.3.3

32 Tanah 5.1.3.3.1 1.172.029.448.276,50 748.539.272.220,00 33 Peralatan dan Mesin 5.1.3.3.2 686.091.107.764,65 531.624.475.099,03 34 Gedung dan Bangunan 5.1.3.3.3 1.559.286.877.573,34 1.424.293.508.204,42 35 Jalan. Irigasi dan Jaringan 5.1.3.3.4 2.950.657.001.978,27 2.365.099.382.770,78 36 Aset Tetap Lainnya 5.1.3.3.5 45.327.311.739,77 36.816.607.620,53 37 Kostruksi Dalam Pengerjaan 5.1.3.3.6 125.753.418.745,79 93.674.638.105,29 38 Akumulasi Penyusutan 5.1.3.3.7 (3.142.455.524.742,53) (2.821.324.907.207,67) 39 JUMLAH ASET TETAP (32 s/d 38) 3.396.689.641.335,79 2.378.722.976.812,38 40 DANA CADANGAN

41 Dana Cadangan 0,00 0,00

42 JUMLAH DANA CADANGAN (41) 0,00 0,00

43 ASET LAINNYA 5.1.3.3.4

44 Tagihan Penjualan Angsuran 0,00 0,00

45 Tuntutan Ganti Rugi 0,00 0,00

46 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 20.466.023.597,00 20.466.023.597,00 47 Aset Tak Berwujud 5.653.197.674,00 4.723.210.174,00 48 Aset Lain-Lain 170.020.042.281,69 167.742.943.750,99 49 Akum Amortisasi Aset Tak Berwujud (3.215.498.530,40) (2.107.737.055,60) 50 JUMLAH ASET LAINNYA (44 s/d 49) 192.923.765.022,29 190.824.440.466,39 51 JUMLAH ASET (19+30+39+42+50) 3.952.525.019.218,73 3.174.805.201.314,63

ASET LANCAR

N E R A C A

PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

(Dalam Rupiah) URAIAN

(5)

54 Utang Perhitungan Pihak Ketiga 0,00 55.078.226,00

55 Utang Bunga 0,00 0,00

56 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 0,00 0,00

57 Pendapatan Diterima Dimuka 548.075.988,33 5.197.925.793,84

58 Utang Belanja 9.430.489.236,44 15.541.086.302,86

59 Utang Jangka Pendek Lainnya 15.518.095.717,00 0,00

60 Utang Pajak 286.094.240,00 407.898.282,00

61 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (54 s/d 60) 25.782.755.181,77 21.201.988.604,70 62 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

63 Utang kepada Pemerintah Pusat 0,00 0,00

64 Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan 0,00 0,00

65 Utang Dalam Negeri - Obligasi 0,00 0,00

66 Premium (Diskonto) Obligasi 0,00 0,00

67 Utang Jangka Panjang Lainnya 0,00 0,00

68 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG (63 s/d 67) 0,00 0,00

69 JUMLAH KEWAJIBAN (61+68) 25.782.755.181,77 21.201.988.604,70

70 EKUITAS 5.1.3.6

71 Ekuitas 3.926.742.264.036,96 3.153.603.212.709,93 72 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (69+71) 3.952.525.019.218,73 3.174.805.201.314,63

Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan Bagian yang Tidak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Utama Ini

(6)

No Uraian Ref 2016 2015 Kenaikan/

Penurunan %

1 KEGIATAN OPERASIONAL

2 PENDAPATAN 5.1.4.1

3 PENDAPATAN ASLI DAERAH 5.1.4.1a

4 Pendapatan Pajak Daerah 126.753.612.932,46 123.232.856.011,00 3.520.756.921,46 2,86 5 Pendapatan Retribusi Daerah 34.405.424.008,17 31.500.976.900,16 2.904.447.108,01 9,22 6 Pendapatan Hasil Pengelaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan 16.001.789.031,00 15.571.579.456,62 430.209.574,38 2,76 7 Pendapatan Asli Daerah Lainnya 200.325.584.601,13 185.156.079.041,03 15.169.505.560,10 8,19

8 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (4 s/d 7) 377.486.410.572,76 355.461.491.408,81 22.024.919.163,95 6,20

9

10 PENDAPATAN TRANSFER 5.1.4.1b

11 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA

PERIMBANGAN

12 Dana Bagi Hasil Pajak 67.262.000.072,00 38.559.791.027,00 28.702.209.045,00 74,44 13 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 37.352.757.142,00 40.351.092.197,00 (2.998.335.055,00) (7,43) 14 Dana Alokasi Umum 1.400.384.500.000,00 1.288.940.680.000,00 111.443.820.000,00 8,65 15 Dana Alokasi Khusus 357.337.495.217,00 126.464.240.000,00 230.873.255.217,00 182,56

16 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan

(12 s/d 15) 1.862.336.752.431,00 1.494.315.803.224,00 368.020.949.207,00 24,63

17

18 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA

19 Dana Otonomi Khusus 0,00 0,00 0,00

20 Dana Penyesuaian 40.244.994.000,00 451.403.887.000,00 (411.158.893.000,00) (91,08)

21 Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya (19 s/d 20) 40.244.994.000,00 451.403.887.000,00 (411.158.893.000,00) (91,08)

22

23 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI

24 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 180.733.294.534,00 167.667.104.773,00 13.066.189.761,00 7,79 25 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 86.032.726.500,00 161.260.163.000,00 (75.227.436.500,00) (46,65)

26 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi

(24 s/d 25) 266.766.021.034,00 328.927.267.773,00 (62.161.246.739,00) (18,90)

27 Jumlah Pendapatan Transfer (16+21+26) 2.169.347.767.465,00 2.274.646.957.997,00 (105.299.190.532,00) (4,63)

28

29 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 5.1.4.1c

30 Pendapatan Hibah 182.992.230.863,72 188.783.571.005,00 (5.791.340.141,28) (3,07)

31 Pendapatan Dana Darurat 0,00 0,00 0,00

32 Pendapatan Lainnya 456.099.585,00 3.379.432.500,00 (2.923.332.915,00) (86,50)

33 Jumlah Lain-lain pendapatan daerah yang sah (30

s/d 32) 183.448.330.448,72 192.163.003.505,00 (8.714.673.056,28) (4,54) 34 JUMLAH PENDAPATAN (8+27+33) 2.730.282.508.486,48 2.822.271.452.910,81 (91.988.944.424,33) (3,26) 35 36 BEBAN 5.1.4.2 37 Beban pegawai 1.313.253.682.736,04 1.244.551.147.046,69 68.702.535.689,35 5,52 38 Beban Persediaan 154.075.749.178,23 171.757.628.056,94 (17.681.878.878,71) (10,29) 39 Beban Jasa 154.315.529.887,83 133.771.296.108,41 20.544.233.779,42 15,36 40 Beban Sewa 14.429.859.746,00 17.280.329.547,00 (2.850.469.801,00) (16,50) 41 Beban Pemeliharaan 28.682.871.329,00 23.214.339.344,55 5.468.531.984,45 23,56 42 Beban Perjalanan Dinas 44.492.021.509,00 29.088.324.456,00 15.403.697.053,00 52,95 43 Beban Makanan dan Minuman 30.139.188.000,00 23.879.926.200,00 6.259.261.800,00 26,21 44 Beban Barang dan Jasa Lainnya 138.457.787.258,94 163.716.080.831,68 (25.258.293.572,74) (15,43)

45 Beban Bunga 0,00 0,00 0,00

46 Beban Subsidi 0,00 0,00 0,00

47 Beban Hibah 60.034.851.251,00 122.750.256.472,00 (62.715.405.221,00) (51,09) 48 Beban Bantuan Sosial 8.063.209.736,00 6.131.490.319,00 1.931.719.417,00 31,50 49 Beban Penyusutan 310.918.645.218,66 480.480.183.795,63 (169.561.538.576,97) (35,29) 50 Beban Penyisihan Piutang 3.028.539.773,61 3.675.457.694,25 (646.917.920,64) (17,60) 51 Beban Penyisihan Dana Bergulir Diragukan Tertagih 0,00 512.085.600,00 (512.085.600,00) (100,00) 52 Beban Transfer 105.275.755.348,00 139.625.483.865,00 (34.349.728.517,00) (24,60)

53 Beban Lain-lain 0,00 0,00 0,00

54 JUMLAH BEBAN (37 s/d 53) 2.365.167.690.972,31 2.560.434.029.337,15 (195.266.338.364,84) (7,63)

55 SURPLUS / DEFISIT KEGIATAN OPERASIONAL

(34-54) 5.1.4.3a 365.114.817.514,17 261.837.423.573,66 103.277.393.940,51 39,44

56

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 dan 2015

(Dalam Rupiah)

(7)

58 SURPLUS NON OPERASIONAL

59 Surplus Penjualan Aset Non Lancar 28.310.000,00 0,00 28.310.000,00

60 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang 0,00 0,00 0,00

61 Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 7.204.234.891,11 2.893.609.303,76 4.310.625.587,35 148,97

62 Jumlah Surplus Non Operasional (59 s/d 61) 7.232.544.891,11 2.893.609.303,76 4.338.935.587,35 149,95

63

64 BEBAN NON OPERASIONAL

65 Defisit Penjualan Aset non lancar 834.509.906,00 43.760.000,00 790.749.906,00 1.807,02

66 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang 0,00 0,00 0,00 0,00

67 Defisit dari Kegiatan Non operasional Lainnya 0,00 0,00 0,00

68 Jumlah Beban Non Operasional (65 s/d 67) 834.509.906,00 43.760.000,00 790.749.906,00 1.807,02

69

70 SURPLUS / DEFISIT KEGIATAN NON

OPERASIONAL (62 - 68) 5.1.4.3b 6.398.034.985,11 2.849.849.303,76 3.548.185.681,35 124,50

71

72 SURPLUS / DEFISIT SEBELUM POS LUAR

BIASA (55 + 70) 371.512.852.499,28 264.687.272.877,42 106.825.579.621,86 40,36

73

74 POS LUAR BIASA

75 Pendapatan Luar Biasa

76 Pendapatan Luar Biasa 0,00 0,00 0,00 0,00

77 Jumlah Pendapatan Luar Biasa (76) 0,00 0,00 0,00 0,00

78

79 BEBAN LUAR BIASA

80 Beban Luar Biasa 937.863.000,00 0,00 937.863.000,00 0,00

81 Jumlah Beban Luar Biasa (80) 937.863.000,00 0,00 937.863.000,00 0,00

82 POS LUAR BIASA (77 - 81) (937.863.000,00) 0,00 (937.863.000,00) 0,00

83

84 SURPLUS / DEFISIT (72 + 82) 5.1.4.3 370.574.989.499,28 264.687.272.877,42 105.887.716.621,86 40,00

Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan Bagian yang Tidak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Utama Ini

(8)

(Dalam Rupiah)

NO REF 31 DESEMBER 2016 31 DESEMBER 2015

1 Arus Kas Dari Aktivitas Operasi 5.1.5.1

2 Arus Masuk Kas

3 Penerimaan Pajak Daerah 120.827.802.564,50 115.906.214.213,15

4 Penerimaan Retribusi Daerah 34.591.082.032,00 31.299.048.537,00

5 Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 15.066.252.031,00 15.571.579.456,62 6 Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah 197.385.529.266,60 183.831.853.200,05

7 Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak 53.679.107.382,00 38.559.791.027,00

8 Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 35.736.290.368,00 40.351.092.197,00 9 Penerimaan Dana Alokasi Umum 1.400.384.500.000,00 1.288.940.680.000,00

10 Penerimaan Dana Alokasi Khusus 357.337.495.217,00 126.464.240.000,00

11 Penerimaan Dana Otonomi Khusus 0,00 0,00

12 Penerimaan Dana Penyesuaian 174.389.854.100,00 451.403.887.000,00

13 Penerimaan Pendapatan Bagi Hasil Pajak 169.192.796.505,00 157.872.562.469,00

14 Penerimaan Bagi Hasil Lainnya 0,00 0,00

15 Penerimaan Hibah 160.993.637.740,90 176.254.200.270,00

16 Penerimaan Dana Darurat 0,00 0,00

17 Penerimaan Lainnya 86.032.726.500,00 161.260.163.000,00

18 Penerimaan Dari Pendapatan Luar Biasa 0,00 0,00

19 Jumlah Arus Masuk Kas (3 s/d 18) 2.805.617.073.707,00 2.787.715.311.369,82

20 Arus Keluar Kas

21 Pembayaran Pegawai 1.313.530.781.769,91 1.243.906.467.978,69

22 Pembayaran Barang dan Jasa 562.097.973.073,37 530.704.493.216,61

23 Pembayaran Bunga 0,00 0,00

24 Pembayaran Subsidi 0,00 0,00

25 Pembayaran Hibah 60.034.851.251,00 122.750.256.472,00

26 Pembayaran Bantuan Sosial 8.063.209.736,00 6.131.490.319,00

27 Pembayaran Bantuan Keuangan 236.800.876.330,00 137.298.604.515,00

28 Pembayaran Tak Terduga 937.863.000,00 0,00

29 Pembayaran Bagi Hasil Pajak 0,00 0,00

30 Pembayaran Bagi Hasil Retribusi 2.443.754.650,00 2.326.879.350,00

31 Pembayaran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 0,00 0,00

32 Pembayaran Kejadian Luar Biasa 0,00 0,00

33 Jumlah Arus Keluar Kas (21 s/d 32) 2.183.909.309.810,28 2.043.118.191.851,30

34 Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi (19 - 33) 621.707.763.896,72 744.597.119.518,52

35 Arus Kas dari Aktivitas Investasi 5.1.5.2

36 Arus Masuk Kas

37 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00

38 Penjualan atas Tanah 0,00 0,00

39 Penjualan atas Peralatan dan Mesin 0,00 213.456.000,00

40 Penjualan atas hasil penebangan pohon 2.000.000,00 138.060.000,00

41 Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,00 0,00

42 Penjualan Aset Tetap Lainnya 0,00 1.750.000,00

43 Penjualan Aset Lainnya 0,00 30.370.000,00

44 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0,00 0,00

45 Penerimaan Penjualan Investasi Non Permanen 0,00 0,00

46 Jumlah Arus Masuk Kas (37 s/d 45) 2.000.000,00 383.636.000,00

47 Arus Keluar Kas

48 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00

49 Perolehan Tanah 12.052.017.582,00 28.452.523.440,00

50 Perolehan Peralatan dan Mesin 154.896.588.367,94 114.633.702.112,90

51 Perolehan Gedung dan Bangunan 158.927.569.199,13 165.559.762.743,94

52 Perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan 584.965.880.195,49 394.468.005.969,21

53 Perolehan Aset Tetap Lainnya 1.863.513.500,00 2.934.721.550,00

54 Perolehan Aset Lainnya 0,00 0,00

55 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 0,00 0,00

56 Pengeluaran Pembelian Investasi Non Permanen 0,00 0,00

57 Jumlah Arus Keluar Kas (48 s/d 56) 912.705.568.844,56 706.048.715.816,05

58 Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Investasi (46 - 57) (912.703.568.844,56) (705.665.079.816,05)

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

URAIAN

(9)

62 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 0,00

63 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 0,00 0,00

64 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,00 0,00

65 Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi 0,00 0,00

66 Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya 0,00 0,00

67 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara 0,00 0,00

68 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 46.310.000,00 0,00 69 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Lainnya 0,00 0,00

70 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Masyarakat 0,00 42.600.000,00

71 Jumlah Arus Masuk Kas (61 s/d 70) 46.310.000,00 42.600.000,00

72 Arus Keluar Kas

73 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 0,00 0,00

74 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 0,00 75 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 0,00 0,00 76 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,00 0,00

77 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi 0,00 0,00

78 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya 0,00 0,00

79 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara 0,00 0,00

80 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 0,00 0,00

81 Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 0,00

82 Pengembalian dana BKK ke Pemprov Jatim 0,00 20.000.000,00

83 Jumlah Arus Keluar Kas (73 s/d 82) 0,00 20.000.000,00

84 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan (71 - 83) 46.310.000,00 22.600.000,00

85 Arus Kas dari Aktivitas Transitoris 5.1.5.4

86 Arus Masuk Kas

87 Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 239.142.022.343,00 222.093.144.552,00 88 Penerimaan Uang Persediaan Bendahara Pengeluaran 14.691.888.950,00 17.896.303.000,00 89 Penerimaan Setoran Kas Bendahara Penerimaan Tahun lalu 0,00 1.868.800,00

90 Penerimaan Kas lainnya Tahun lalu 520.198.155,00

91 Penerimaan Uang Titipan 99.768.000,00 0,00

92 Jumlah Arus Masuk Kas (87 s/d 91) 253.933.679.293,00 240.511.514.507,00

93 Arus Keluar Kas

94 Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 239.491.292.484,36 221.908.495.991,00 95 Pengeluaran Uang Persediaan kepada Bendahara Pengeluaran 14.691.888.950,00 17.896.303.000,00

96 Pengeluaran ke Kas UPTD Kesehatan 0,00 663.620,50

97 Pengeluaran ke Pihak Ketiga 0,00 184.268.500,00

98 Jumlah Arus Keluar Kas (94 s/d 97) 254.183.181.434,36 239.989.731.111,50

99 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Transitoris (92 - 98) (249.502.141,36) 521.783.395,50

100 Kenaikan/Penurunan Kas (34+58+84+99) 5.1.5.5 (291.198.997.089,20) 39.476.423.097,97

101 Saldo Awal Kas di BUD & Kas di Bendahara 5.1.5.6 373.691.383.367,87 334.207.940.843,51

102 Saldo Akhir Kas di BUD & Kas di Bendahara 5.1.5.7 82.492.386.278,67 373.684.363.941,48

105

Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan Bagian yang Tidak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Utama Ini

(10)

(Dalam Rupiah)

No 2016 (Rp) 2015 (Rp)

1 Ekuitas Awal 5.1.6 3.153.603.212.709,93 3.111.555.763.429,54

2 Surplus/Defisit LO 370.574.989.499,28 264.687.272.877,42

3

4 Koreksi Nilai Kas Tahun Sebelumnya 7.019.426,39 (663.620,50)

5 Koreksi Nilai Piutang Tahun Sebelumnya (40.168.251,60) (3.424.377.274,95)

6 Koreksi Nilai Persediaan Tahun Sebelumnya 0,00 (274.803.809,74)

7 Koreksi Nilai Investasi Permanen Tahun Sebelumnya 2.589.615.932,00 0,00

8 Koreksi Nilai Aset Tetap Tahun Sebelumnya 411.822.239.688,44 (63.769.300.460,48)

9 Koreksi Nilai Akumulasi Penyusutan Aset Tetap tahun

sebelumnya 0,00 (214.692.138.922,90)

10 Koreksi Nilai Akum. Amortisasi Aset Tak Berwujud

tahun sebelumnya 0,00 (786.422.547,60)

11 Koreksi Nilai Aset Lainnya Tahun Sebelumnya (767.655.158,00) 65.081.346.142,46

11 Koreksi Nilai Kewajiban Jangka Pendek Tahun

Sebelumnya (11.046.989.809,48) (134.928.582,32)

14 Koreksi Nilai Pendapatan Diterima Dimuka 0,00 (4.638.534.521,00)

15 Ekuitas Akhir 1 s/d 15 3.926.742.264.036,96 3.153.603.212.709,93

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Uraian

Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/ Kesalahan Mendasar :

Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan Bagian yang Tidak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Utama Ini

(11)

Catatan Atas Laporan Keuangan | 1 BAB I

PENDAHULUAN

Di era yang semakin terbuka seperti saat ini, upaya peningkatan kualitas layanan pengelolaan keuangan merupakan keharusan bagi setiap entitas pemerintahan di tanah air. Selain tata kelola keuangan yang telah diatur secara rigit dalam berbagai peraturan perundang-undangan, pemerintah diharapkan dapat melakukan terobosan yang inovatif guna mempercepat pelaksanaan anggaran untuk kepentingan masyarakat. Termasuk pada penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan terus menjadi perhatian dari berbagai pemangku kepentingan agar dapat memberikan gambaran secara konkrit tentang seluruh aktifitas pemerintah baik yang terkait langsung dengan penyediaan pelayanan kebutuhan dasar, pemberdayaan masyarakat maupun kegiatan tata kelola pemerintahan. Menyadari hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah berkomitmen untuk terus dan selalu meningkatkan kualitas akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah. Salah satu bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Banyuwangi khususnya dalam bidang pelaporan keuangan daerah yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip penyajian pelaporan secara paripurna dengan juga memperhatikan kaidah-kaidah pelaporan dan pertanggung jawaban keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan yang telah berbasis akrual. Penerapan akuntansi berbasis akrual ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan yang ditujukan agar pengukuran terhadap kinerja entitas dapat terukur dengan lebih baik. Akuntabilitas pengelolaan keuangan diperlukan dalam rangka membangun trust publik terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang menunjang kelancaran pelaksanaan pembangunan Semua upaya tersebutdiharapkan mampu mendorong efisiensi dan mendorong terwujudnya good governance and clean government untuk mencapai tujuan pembangunan yaitu kemakmuran bagi masyarakat.

Tahun 2016 merupakan tahun persiapan implementasi Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Adanya perubahan Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Perangkat Daerah baru yang mulai diberlakukan mulai awal tahun 2017serta penataan kembali bidang urusan dan kewenangan antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota menjadi agenda yang harus segera diselesaikan baik secara fisik maupun administratif. Berdasarkan kondisi tersebut, maka akan berdampak pada proses pertanggungjawaban tahun 2017, baik terkait dengan perubahan SOTK baru, maupun proses pemindahan berbagai sumber daya ke entitas pemerintahan yang baru. Dengan begitu peran LKPD tahun 2016 ini sangat penting untuk dijadikan sebagai dasar perubahan posisi keuangan pada awal 2017.

Dalam penyusunannya, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus melakukan perbaikan dan berusaha menyajikan laporan keuangan yang lebih informatif. Serangkaian upaya telah dilakukan sebagai bagian dari proses untuk peningkatan kualitas penyajian laporan keuangan pemerintah daerah. Pengungkapan secara paripurna atas capaian kinerja keuangan, posisi keuangan maupun berbagai hal yang sedang menjadi perhatian, disajikan secara obyektif sehingga para pengguna laporan dapat memperoleh gambaran yang utuh tentang pengelolaan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

(12)

Catatan Atas Laporan Keuangan | 2 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dimaksudkan untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan Keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, serta membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penyediaan informasi dalam laporan keuangan pemerintah secara umum diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna terhadap akuntabilitas maupun pengelolaan keuangan yang dibutuhkan oleh semua pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kondisi pengelolaan keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tahun 2016 disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan guna memenuhi kebutuhan informasi stakehorder, seperti pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Pusat, masyarakat, wakil rakyat, aparat pengawasan, maupun calon investor yang akan menanamkan modalnya di Kabupaten Banyuwangi.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2014, Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi semakin memahami arti penting LKPD bagi keberlangsungan seluruh aktivitas pemerintahan. Selain pemenuhan amanat perundang-undangan, penyampaian LKPD yang tepat waktu dapat menumbuhkan kepercayaan para stakeholders dan publik kepada pemerintah daerahsehingga pemerintah daerah dapat menjalankan perannya sebagai pelaksana pembangunan dan penyedia layanan publik dengan baik.

Sedangkan tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 yang disusun dengan menggunakan basis akuntansi akrual adalah dalam rangka menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran,arus kas, serta kinerja keuangan yang bermanfaat bagi para pengguna (user) dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan, baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan cara:

1. Menyediakan informasi mengenai gambaran yang utuh atas posisi keuangan Pemerintah;

2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;

3. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan;

(13)

Catatan Atas Laporan Keuangan | 3

4. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan Pemerintah Daerah beserta hasil-hasil yang telah dicapai;

5. Menyediakan informasi mengenai Pemerintah Daerah mendanai seluruh kegiatannya dan memenuhi kebutuhan kasnya;

6. Menyediakan informasi posisi keuangan dan kondisi Pemerintah Daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; 7. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Pemerintah

Daerah apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan;

8. Menyediakan informasi untuk bahan evaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya; dan

9. Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan kewajiban Pemerintah.

Hal-hal dimaksud di atas dapat dilihat dari output laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Pelaksanaan Anggaran (budgetary reports), Laporan Finansial, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Laporan Pelaksanaan Anggaran terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih. Laporan Finansial terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas. CaLK merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial.

1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Dasar hukum penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

(14)

Catatan Atas Laporan Keuangan | 4

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yang merupakan pengganti dari Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 ;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah tiga kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 5 Tahun 2014;

17. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 12 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2015, sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 7 Tahun 2015;

18. Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 33 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah;

19. Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah, sebagaimana diubah dengan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 54 Tahun 2015.

1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Memuat informasi tentang maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan, landasan hukum penyusunan laporan keuangan dan sistematika penulisan Catatan atas Laporan Keuangan.

BAB II Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD

Memuat informasi tentang Ekonomi Makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD.

BAB III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Memuat informasi tentang ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan serta hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan

BAB IV Kebijakan Akuntansi

Memuat informasi tentang entitas akuntansi dan entitas pelaporan keuangan daerah, basis akuntansi yang mendasari penyusunan

(15)

Catatan Atas Laporan Keuangan | 5

laporan keuangan, basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan dan penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Daerah.

BAB V Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan

Memuat informasi tentang rincian dari penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan pemerintah daerah diantaranya: rincian dan penjelasan pos-pos laporan realisasi anggaran, rincian dan penjelasan pos-pos laporan perubahan saldo anggaran lebih, rincian dan penjelasan pos neraca, rincian dan penjelasan pos-pos laporan operasional, rincian dan penjelasan pos-pos-pos-pos laporan arus kas, rincian dan penjelasan pos-pos laporan perubahan ekuitas, serta pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya.

BAB VI Penjelasan Atas Informasi Non Keuangan

Memuat informasi tentang penjelasan tambahan atas informasi non keuangan serta hal-hal yang belum diinformasikan dalam bagian manapun dari Laporan Keuangan.

BAB VII Penutup

(16)

Catatan Atas Laporan Keuangan | 6 BAB II

EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN, DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

2.1 Ekonomi Makro

APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 mempunyai peran strategis untuk melaksanakan tiga fungsi ekonomi Pemerintah Daerah, yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi. Fungsi alokasi terutama dalam melayani kebutuhan masyarakat dan mendukung penciptaan akselerasi pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas. Fungsi distribusi berkaitan dengan pemerataan dan pengurangan kesenjangan antar wilayah kecamatan, sedangkan fungsi stabilisasi berkaitan dengan upaya untuk menjaga stabilitas dan akselerasi kinerja ekonomi sehingga perekonomian tetap pada kondisi yang produktif, efisien, dan stabil.

Penyusunan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu (1) indikator-indikator ekonomi yang ditetapkan sebagai asumsi dasar ekonomi makro yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan parameter ekonomi penting lainnya seperti target penurunan tingkat kemiskinan, dan tingkat pengangguran; (2) langkah-langkah kebijakan (policy measure) dan administratif (administrative measure) yang ditempuh baik dari sisi pendapatan, belanja, maupun pembiayaan anggaran daerah; (3) berbagai peraturan dan regulasi serta keputusan hukum yang berlaku dan berbagai langkah yang menjadi arahan Pemerintah maupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur baik di bidang ekonomi maupun nonekonomi.

Penjelasan mengenai beberapa asumsi dasar ekonomi makro yang secara umum dapat digambarkan sebagai berikut.

2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pada tahun 2015, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Jawa Timur mengalami penurunan. Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang pertumbuhan ekonominya meningkat. Berdasarkan rilis data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur kondisi perekonomian Kabupaten Banyuwangi hingga akhir tahun 2015 mencapai 6,01 persen meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 5,7 persen. Kondisi ini berada diatas pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang hanya mencapai 5,44 persen dan kondisi ekonomi nasional yang berada pada posisi 4,8 persen pada tahun 2015.

PDRB Kabupaten Banyuwangi yang dihitung berdasarkan Atas Dasar Harga yang Berlaku (ADHB) menurut lapangan usaha Kabupaten Banyuwangi terus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada data PDRB tahun 2010 sebesar Rp32.463.822,6 juta, tahun 2011 sebesar Rp36.950.870,6 juta, tahun 2012 sebesar Rp42.108.273,8 juta, tahun 2013 sebesar Rp47.364.724,7 juta, tahun 2014 sebesar Rp53.406.300,7 juta, dan tahun 2015 sebesar Rp60.218.451,8 juta. Kenaikan PDRB Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada tabel berikut.

(17)

Catatan Atas Laporan Keuangan | 7

Gambar 2.1

PDRB Kabupaten Banyuwangi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2015 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi, 2016

Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi, 2016

Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010 pada tahun 2010 sebesar Rp32.467.836,6 juta, tahun 2011 sebesar Rp34.824.443,5 juta, tahun 2012 sebesar Rp37.239.750,2 juta, tahun 2013 sebesar Rp39.737.633,7 juta, tahun 2014 sebesar Rp41.997.554,7 juta, dan tahun 2015 sebesar Rp44.523.509,8 juta. Hal ini menunjukkan bahwa PDRB atas dasar harga konstan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun yang dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Gambar 2.2

PDRB Kabupaten Banyuwangi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2015 Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi, 2016

2.1.2 Inflasi

Inflasi diartikan meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus. Inflasi merupakan indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Tingkat inflasi diukur dari persentase

(18)

Catatan Atas Laporan Keuangan | 8

perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK). Inflasi yang terjadi pada Kabupaten Banyuwangi selama tahun 2016 dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 2.3

Perbandingan Inflasi Bulanan (month to month) Selama Tahun 2016 Kabupaten Banyuwangi (dalam Persen)

S u m b S

Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi, 2016

Inflasi Kabupaten Banyuwangi pada bulan Desember 2016 sebesar 0,47 persen. Artinya IHK mengalami kenaikan dari 121,93 pada bulan Nopember 2016 menjadi 122,50 pada bulan Desember 2016. Kenaikan tersebut dipicu oleh komoditas yang dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 2.4

Andil Inflasi Bulanan (month to month) Kelompok Pengeluaran Bulan Desember 2016

Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi, 2016

Inflasi Kabupaten Banyuwangi pada bulan Desember 2016 dipicu oleh kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang memberikan andil paling tinggi sebesar 0,349 persen, disusul kelompok bahan makanan sebesar 0,281 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi yaitu

(19)

Catatan Atas Laporan Keuangan | 9

kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar sebesar 0,166 persen serta kelompok sandang sebesar 0,005 persen.

2.1.3 Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu wilayah. Pendapatan Per kapita bisa menjadi patokan untuk melihat tingkat kemakmuran dan kesejahteraan dari sebuah wilayah. Demikian juga dengan Kabupaten Banyuwangi, peningkatan pendapatan per kapita menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Banyuwangi. Meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi dapat dipicu dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan laju inflasi yang terkendali. Pendapatan per kapita Kabupaten Banyuwangi tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 2.5 Pendapatan per Kapita Kabupaten Banyuwangi 2010-2015

Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi, 2016

Pendapatan per kapita Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 20,8 juta, tahun 2011 sebesar Rp 23,6 juta, tahun 2012 sebesar Rp 26,7 juta, tahun 2013 sebesar Rp 29,8 juta, tahun 2014 sebesar Rp 33,6 juta, dan tahun 2015 sebesar Rp 37,8 juta. Dari data tersebut menunjukkan bahwa pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga tahun 2015, hal ini dapat diartikan bahwa kesejahteraan masyarakat Banyuwangi terus meningkat. 2.2 Kebijakan Keuangan

Penyusunan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 dilaksanakan berdasar pada beberapa kebijakan antara lain (1) Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tetap konsisten menjaga alokasi anggaran pendidikan sekurang-kurangnya sebesar 20 persen dari APBN, sebagaimana yang diamanatkan dalam amandemen keempat UUD 1945 Pasal 31 ayat (4), yang akan digunakan untuk

(20)

Catatan Atas Laporan Keuangan | 10

meningkatkan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien; (2) peningkatan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan dasar dan rujukan; (3) peningkatan infrastruktur dalam rangka menunjang peningkatan produktivitas pertanian, pariwisata dan UMKM; (4) perbaikan perencanaan dan pelaksanaan anggaran untuk mengoptimalkan penyerapan belanja dan meningkatkan kualitas pembangunan.

Penurunan harga minyak serta pendapatan negara khususnya penerimaan perpajakan dari sektor migas dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sumber Daya Alam (SDA) migas telah menyebabkan penurunan penerimaan alokasi dana bagi hasil dari Pemerintah Pusat. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus melakukan konsolidasi fiskal baik dalam pendapatan, belanja, maupun pembiayaan anggaran. Perubahan kebijakan fiskal terutama ditempuh melalui: (1) perubahan kebijakan pada bidang pendapatan daerah terutama dilakukan dengan optimalisasi penerimaan pajak dan retribusi daerah; (2) penghematan belanja yang kurang produktif; (3) rasionalisasi anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk mendukung program pembangunan infrastruktur dan program kesejahteraan rakyat. 2.2.1 Kebijakan Pendapatan Daerah

Penyiapan anggaran untuk pelaksanaan pembangunan dilaksanakan dengan perencanaan penerimaan pendapatan yang tepat, perkiraan terukur, rasional serta sesuai dengan ketentuan regulasi yang berlaku. Kebijakan pendapatan daerah dilakukan melalui optimalisasi pendapatan daerah dengan tetap memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaannya serta mendapat dukungan dari masyarakat yang dilakukan secara terencana, dengan memperhatikan kondisi perkembangan perekonomian dan segala aspek kendala, potensi dan cakupan pelayanan yang ada sehingga tidak membebani masyarakat dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Hal ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan kemandirian daerah dalam penyediaan anggaran. Dengan demikian setiap tahun diharapkan penyediaan anggaran daerah atau pembiayaan mandiri (Self Financing) akan semakin meningkat sehingga tingkat ketergantungan terhadap dana perimbangan akan semakin berkurang.

Upaya pengelolaan dan peningkatan pendapatan daerah dilakukan melalui berbagai macam cara antara lain adalah penegakkan peraturan wajib pajak dan retribusi daerah, serta pemberian insentif dan kemudahan berusaha bagi pelaku ekonomi. Penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah, rasionalisasi pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan daerah yang telah ditetapkan serta meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan PAD.

Adapun kebijakan perencanaan pendapatan daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2016 yang juga dipergunakan dalam penyusunan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2016 antara lain sebagai berikut:

1. Meningkatkan kinerja Perangkat Daerah bidang pendapatan (Dinas Pendapatan dan perangkat daerah terkait);

(21)

Catatan Atas Laporan Keuangan | 11

2. Perbaikan kualitas pelayanan pajak dan retribusi daerah antara lain peningkatan implementasi Sistem Informasi Online;

3. Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi penggalian sumber-sumber pendapatan daerah, terutama melalui usaha daerah dan pendayagunaan aset daerah, termasuk pendapatan dari pihak ketiga;

4. Memantapkan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan Pendapatan Daerah;

5. Meningkatkan pengelolaan aset dan keuangan daerah;

6. Meningkatkan pendataan terkait sumber daya alam sebagai salah satu komponen perhitungan dana perimbangan daerah;

7. Meningkatkan kualitas pelayanan dengan memberi kemudahan pada wajib pajak dan wajib retribusi melalui penyederhanaan prosedur dan kedekatan pelayanan;

8. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pembayaran pajak dan retribusi daerah;

9. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam upaya peningkatan penerimaan dari Dana Perimbangan.

Sedangkan arah pengelolaan pendapatan Kabupaten Banyuwangi antara lain meliputi :

a. Kewenangan yang lebih luas dalam mengoptimalkan perolehan pendapatan daerah;

b. Intensifikasi dan ekstensifikasi penggalian sumber-sumber pendapatan daerah, terutama melalui usaha daerah dan pendayagunaan aset daerah;

c. Peningkatan kemampuan dan optimalisasi organisasi di bidang pendapatan atau organisasi penghasil;

d. Perubahan manajemen keuangan dengan memberi peran lebih pada kas umum daerah;

e. Mendayagunakan dana melalui pola deposito.

Optimalisasi pendapatan dan perbaikan manajemen keuangan menjadi arah pengelolaan pendapatan daerah.

2.2.2 Kebijakan Belanja Daerah

Belanja daerah diarahkan pada peningkatan proporsi belanja yang memihak kepentingan publik terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar, disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan. Dalam penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan efisiensi, efektivitas dan ekonomis sesuai dengan prioritas, yang diharapkan dapat memberikan dukungan program-program strategis. Namun lebih dari itu, belanja daerah diharapkan akan memprioritaskan terhadap belanja publik sebagai subyek dan obyek pembangunan daerah di Kabupaten Banyuwangi.

Meskipun dinamika ekonomi global dan domestik yang terjadi hingga pertengahan 2016 masih memberikan tekanan terhadap perekonomian dan kondisi fiskal Kabupaten Banyuwangi, Pemerintah tetap berkomitmen untuk terus berupaya melanjutkan pembangunan infrastruktur serta perbaikan iklim investasi sehingga memberi kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016. Peningkatan kualitas belanja daerah diharapkan tidak

(22)

Catatan Atas Laporan Keuangan | 12

hanya penyesuaian terhadap harga satuan karena inflasi sehingga nilai harga satuan barang meningkat namun diharapkan adanya inovasi terhadap peningkatan jenis kegiatan dan volume kegiatan.

Adapun kebijakan belanja daerah Kabupaten Banyuwangi pada Tahun Anggaran 2016, antara lain adalah :

1. Mengalokasikan anggaran dana transfer ke daerah dan dana desa sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016.

2. Mengupayakan alokasi anggaran untuk urusan kesehatan sebesar 10 persen sebagaimana amanat dari Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan sebagai salah satu wujud penyediaan kebutuhan dasar masyarakat dengan penyediaan alokasi anggaran untuk peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan yang dilaksanakan melalui pelayan dasar di Puskesmas dan rujukan di RSUD Blambangan dan RSUD Genteng serta rujukan lanjutan pada RSUD milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

3. Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur yang meliputi infrastruktur di lingkup urusan pekerjaan umum, urusan perhubungan dan urusan lingkungan yang berfungsi sebagai daya dukung dalam pengembangan daerah, dan peningkatan perekonomian daerah.

4. Peningkatan program revitalisasi pertanian yang dilaksanakan dengan meningkatkan produktivitas per satuan hektar dengan diiringi peningkatan kesejahteraan petani. Revitalisasi pertanian dalam skala yang luas (komponen pendukung bidang pertanian) ini meliputi upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian dengan optimalisasi panca usaha pertanian dan pengolahan pasca panen.

5. Peningkatan aktifitas perekonomian melalui pemberdayaan koperasi dan UMKM sehingga memiliki daya saing, yang sekaligus seiring dengan upaya penyediaan lapangan pekerjaan dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

6. Pengembangan Pariwisata dan pelestarian budaya dengan tetap memegang teguh kearifan lokal dan berkelanjutan sehingga dapat tampil (exis) dan berkontribusi dalam pengembangan pariwisata dan pelestarian budaya di kancah nasional dan internasional yang tentunya akan berkontribusi dalam peningkatan perekonomian daerah.

7. Pengendalian Lingkungan Hidup dan Tata Ruang, dilaksanakan dalam kerangka pelaksanaan program Pro environtment, yang diarahkan pada pengelolaan sumber daya alam yang mengikuti prisip pengelolaan yang lestari terhadap lingkungan. Penyediaan Fasilitas Umum juga mendapatkan perhatian berupa Ruang Terbuka Hijau sebagaimana diamanatkan perundang-undangan yang berfungsi antara lain untuk estetika dan kelestarian lingkungan hidup serta edukasi.

Pengalokasian anggaran untuk dana desa, kesehatan, infrastruktur, pertanian, pemberdayaan koprasi dan UMKM, pariwisata dan kebudayaan, serta lingkungan hidup dan tata ruang menjadi arah kebijakan belanja daerah

(23)

Catatan Atas Laporan Keuangan | 13 2.2.3 Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah

Kebijakan umum Pembiayaan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi adalah meningkatkan manajemen pembiayaan daerah dalam rangka akurasi, efisiensi, efektifitas dan profitabilitas sumber-sumber pembiayaan. Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus, apabila APBD dalam keadaan surplus, maka kebijakan yang diambil adalah melakukan transfer ke persediaan dana Kas Daerah dalam bentuk Giro, Deposito, Penyertaan Modal atau pembentukan dana cadangan untuk tujuan tertentu atau pemberian pinjaman daerah. Apabila APBD dalam keadaan defisit maka kebijakan yang dilaksanakan adalah memanfaatkan penerimaan pembiayaan secara optimal seperti Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, dan penerimaan piutang daerah.

2.2.3.1 Kebijakan Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Kebijakan penerimaan pembiayaan yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan anggaran daerah sebagai balancing pendapatan daerah dan belanja daerah antara lain :

1. Penganggaran Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2016 dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada Tahun Anggaran 2016 yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan. Selanjutnya SiLPA dimaksud harus diuraikan pada obyek dan rincian obyek sumber SiLPA Tahun Anggaran 2016.

2. Dalam menetapkan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari pencairan dana cadangan, waktu pencairan dan besarannya sesuai peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan.

3. Penerimaan kembali dana bergulir dianggarkan dalam APBD pada akun pembiayaan, kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis penerimaan kembali investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima.

4. Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang pinjaman daerah.

Penghitungan cermat dan rasional dalam penganggaran SiLPA, penetapan anggaran pembiayaan serta pinjaman daerah berdasarkan peraturan daerah menjadi kebijakan penerimaan pembiayaan daerah.

(24)

Catatan Atas Laporan Keuangan | 14 2.2.3.2 Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaraan yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran berkenaan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Kebijakan pengeluaran pembiayaan dilaksanakan dengan tujuan untuk penyediaan anggaran untuk kegiatan yang dilaksanakan pada tahun anggaran berikutnya dan untuk peningkatan pendapatan daerah melalui penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah serta untuk memenuhi pembayaran pokok utang yang telah sesuai dengan waktu dan besaran yang telah ditetapkan sehingga terdapat keseimbangan antara pendapatan dan belanja daerah.

Pengeluaran pembiayaan dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:

1. Menganggarkan investasi jangka panjang non permanen dalam bentuk dana bergulir sesuai Pasal 118 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Penganggaran dana bergulir dalam APBD pada akun pembiayaan, kelompok pengeluaran pembiayaan daerah, jenis penyertaan modal/investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir kepada kelompok masyarakat penerima.

2. Penyertaan modal dalam rangka pemenuhan kewajiban yang telah tercantum dalam peraturan daerah penyertaan modal pada tahun sebelumnya, tidak perlu diterbitkan peraturan daerah tersendiri sepanjang jumlah anggaran penyertaan modal tersebut belum melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan pada peraturan daerah tentang penyertaan modal.

3. Pemerintah daerah dapat menambah modal yang disetor dan/atau melakukan penambahan penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk memperkuat struktur permodalan, sehingga BUMD dimaksud dapat lebih berkompetisi, tumbuh dan berkembang.

4. Dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan bagi Usaha Masyarakat Kecil dan Menengah (UMKM), pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal kepada bank perkreditan rakyat milik pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5. Bagian laba bersih PDAM harus diinvestasikan kembali untuk penambahan, peningkatan, perluasan prasarana dan sarana sistem penyediaan air minum, baik fisik maupun non fisik serta peningkatan kualitas dan pengembangan cakupan pelayanan. 6. Untuk menganggarkan dana cadangan, pemerintah daerah harus

menetapkan terlebih dahulu peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan yang mengatur tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan.

(25)

Catatan Atas Laporan Keuangan | 15

7. Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran sebagaimana diamanatkan Pasal 28 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan Pasal 61 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.

2.3 Pencapaian Target Kinerja APBD

Sasaran dan prioritas Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bidang pembangunan tertuang dalam nota kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banyuwangi tentang Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 dan selanjutnya dijabarkan dalam Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan APBD yang tersebar pada seluruh satuan kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, sebagai tindak lanjut dari visi dan misi yang telah ditetapkan pada setiap satuan kerja pada tahun anggaran 2016.

Evaluasi menyeluruh capaian kinerja menunjukkan bahwa pelaksanaan RPJMD Kabupaten Banyuwangi sampai dengan saat ini telah memberikan hasil yang baik. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang diiringi penurunan angka kemiskinan, menjadi sebagian bukti bahwa kesejahteraan masyarakat Banyuwangi secara kuantitas maupun kualitas semakin meningkat. Indikator meningkatnya kesejahteraan masyarakat lainnya antara lain adalah meningkatnya indeks pembangunan manusia, meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan, infrastruktur, dan berbagai sektor lainnya.

Prioritas pembangunan daerah Kabupaten Banyuwangi tahun 2016 sebagimana tertuang dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah, mengacu pada 9 fokus prioritas yang dijabarkan pada 20 konsepsi dasar pembangunan daerah yaitu (1) Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Yang Bermoral dan Berakhlak; (2) Peningkatan Akses dan Kualitas Kesehatan; (3) Revitalisasi Sektor Pertanian; (4) Pengembangan Industri Olahan dan Kreatif Berbasis Pertanian; (5) Pengembangan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal; (6) Pelestarian dan Pengembangan Budaya Lokal; (7) Meningkatkan Daya Saing Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Berbasis Kelompok dan Kluster; (8) Penguatan Regulasi Ekonomi Kerakyatan Daerah; (9) Pengembangan Infrastruktur dan Tata Ruang; (10) Peningkatan Akses Transportasi dan Informasi; (11) Peningkatan Investasi; (12) Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran; (13) Pemberdayaan Kelompok Masyarakat; (14) Pengarusutamaan Jender dan Perlindungan Anak; (15) Pengembangan Program Perlindungan dan Jaminan Sosial;(16) Peningkatan Kesadaran Hukum; (17) Pengendalian Lingkungan, Rehabilitasi Lahan dan Hutan; (18) Pengembangan Jejaring kekuatan ekonomi; (19) Peningkatan Kapasitas Birokrasi dan Kualitas Pelayanan Publik; (20) Membangun Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan efektif.

(26)

Catatan Atas Laporan Keuangan | 16 2.3.1 Pendapatan

Pendapatan daerah tahun 2016 dianggarkan sebesar Rp3.054.874.170.744,26 dan terealisasi Rp2.805.619.073.707,00 atau 91,84%. Dibandingkan dengan realisasi pada tahun anggaran 2015 sebesar Rp2.779.148.430.146,82, realisasi pendapatan tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar Rp26.470.643.560,18 atau 0,95% dari realisasi pendapatan tahun lalu. Hal tersebut menunjukkan bahwa target kinerja pendapatan daerah Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2016 tergolong efektif.

2.3.2 Belanja

Belanja tahun anggaran 2016 dianggarkan sebesar Rp3.426.720.104.286,57 terealisasi sebesar Rp3.095.291.585.672,53 atau 90,33%. Dibandingkan dengan realisasi belanja pada tahun 2015 sebesar Rp2.741.772.556.679,02 terdapat kenaikan sebesar Rp353.519.028.993,51 atau 12,89% dari realisasi belanja tahun sebelumnya. Belanja daerah tahun anggaran 2016 meliputi:

2.3.2.1 Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung tahun 2016 dianggarkan sebesar Rp1.722.715.651.991,00 dan terealisasi sebesar Rp1.518.188.241.890,11 atau 88,13%. Dibandingkan dengan realisasi belanja pada tahun 2015 sebesar Rp1.436.342.307.256,69 terdapat kenaikan sebesar Rp81.845.934.633,41 atau 5,70% dari realisasi belanja tahun sebelumnya. Belanja tidak langsung dipergunakan untuk mencukupi belanja:

1. Belanja pegawai dari anggaran sebesar Rp1.388.869.838.140,00 terealisasi sebesar Rp1.209.907.686.923,10 atau sebesar 87,11% digunakan untuk membayar gaji pegawai Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. 2. Belanja hibah dari yang dialokasikan sebesar

Rp78.286.643.710,00 telah direalisasi sebesar Rp60.034.851.251,00 atau 76,69%, dipergunakan untuk belanja hibah kepada Pemerintah Pusat dan belanja hibah kepada Badan/Lembaga/Organisasi Swasta.

3. Belanja bantuan sosial dari anggaran sebesar Rp10.155.232.236,00 terealisasi sebesar Rp8.063.209.736,00 atau sebesar 79,40% dipergunakan untuk belanja bantuan sosial kepada kelompok masyarakat dan belanja bantuan sosial kepada anggota masyarakat.

4. Belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa dari anggaran sebesar Rp3.168.000.000,00 terealisasi sebesar Rp2.443.754.650,00 atau sebesar 77,14% dipergunakan untuk belanja bagi hasil retribusi daerah kepada Pemerintah Desa dan belanja bagi hasil retribusi kepada Provinsi/Instansi Vertikal.

5. Belanja bantuan keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan dari anggaran sebesar Rp237.235.937.905,00 terealisasi sebesar

Gambar

Tabel 2.4 Belanja Urusan Wajib Bidang Perumahan Tahun 2016  No.  Program  Anggaran (Rp)  Realisasi (Rp)
Tabel 2.7 Belanja Urusan Wajib Bidang Perhubungan Tahun 2016  No.  Program  Anggaran (Rp)  Realisasi (Rp)
Tabel 2.12 Belanja  Urusan  Wajib  Bidang  Keluarga Berencana dan  Keluarga Sejahtera Tahun 2016
Tabel 2.14 Belanja Urusan Wajib Bidang Tenaga Kerja Tahun 2016  No.  Program  Anggaran (Rp)  Realisasi (Rp)
+7

Referensi

Dokumen terkait

dapat dijelaskan bahwa persentase jenis kerusakan yang terbesar adalah retak kulit buaya yaitu sebesar 3.78% dari luas total jalan yang ditinjau.. Sedangkan,

Pasien lansia dengan FA memiliki ciri-ciri berbeda dari pasien muda, yaitu rapuh, memiliki banyak komorbiditas termasuk kardiovaskular maupun penyakit non-jantung,

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-48/BC/2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN IMPOR BARANG DARI NORTHERN TERRITORY AUSTRALIA KE DAERAH PABEAN

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Gugus VII Kecamatan Gianyar.Jurnal Mimbar

tindakan anak muda yang menyimpang dari hukum atau norma yang berlaku, seperti mabuk-. mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak muda

Berdasarkan data yang diolah Berdasarkan data yang diolah Berdasarkan penggunaannya Berdasarkan penggunaannya Berdasarkan ukurannya Berdasarkan ukurannya Berdasarkan

Hasil sintesis HAp menggunakan sumber kalsium dari cangkang telur ayam ras menggunakan metode hidrotermal menghasilkan fase HAp yang dominan dari variasi suhu

Acacia mangium Willd dan Acacia crassicarpa untuk pengembangan Hutan Tanaman Industri di Lahan Gambut [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,